Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KEBIDANAN HOLISTIK PRA NIKAH

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Remaja dan Pra Nikah
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Nama : Sri Fitria
NIM : PO.62.24.2.22.530

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Pada Pra Nikah


Telah disahkan tanggal :

Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,

Wahidah Sukriani, SST., M.Keb

NIP. 19881230201012 2 004

Mengetahui,

Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Koordinator MK. Praktik Kebidanan


Dan Pendidikan Profesi Bidan Fisiologi Holistik

Erina Eka Hatini, SST., MPH Erina Eka Hatini, SST., MPH
NIP. 19800608 200112 2 001 NIP. 19800608 200112 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
penyusun dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “Fisiologis
Holistik Pada Pra Nikah”. Laporan pendahuluan ini disusun untuk memenuhi
sebagian persyaratan tugas pada program studi pendidikan profesi bidan di Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya.
Penyusun menyadari terwujudnya laporan pendahuluan ini tidak akan
terlaksana tanpa bantuan dan pengarahan dari semua pihak yang telah
membimbing.oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang terlibat.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi mengevaluasi peningkatan laporan pendahuluan ini,
agar selanjutnya menjadi lebih baik. Harapan penyusun semoga laporan pendahuluan
ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Palangka Raya, Agustus 2022


Penyusun,

SRI FITRIA

iii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan.................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan t..........................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................2
BAB II Teori Konsep Dasar Persiapan, Pemeriksaan dan Asuhan kebidanan
pada Pra Nikah.........................................................................................................4
A. Persiapan Pra Nikah.......................................................................................
B. Persiapan fisik................................................................................................
C. Persiapan Gizi Pra Nikah...............................................................................
D. Imunisasi TT..................................................................................................
E. Informasi tentang kehamilan, perencanaan persalinana dan kontrasepsi.......
F. Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah.................................................................
BAB III Evidence Based Midwifery Asuhan Kebidanan Holistik Pada
Pra Nikah..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iv
v
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akad janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa yang
merupakan awal dari kesefakatan bagi calon pengantin untuk saling memberi
ketenangan (sakinah) dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling cinta
dan kasih. Penyebutan nama Tuhan Yang Maha Esa dalam akad/janji pernikahan
berarti bahwa disamping saling bertanggungjawab isteri juga satu dengan yang
lain, suami antara bertanggungjawab pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
yang dilakukan dalam peran dan fungsi mereka sebagai suami isteri.
Didalam sebuah pernikahan tidak hanya didasari oleh adanya rasa cinta,
tetapi juga melibatkan kesiapan fisik dan mental dari masing-masing
pasangan.Kesiapan dalam sebuah pernikahan diperlukan baik dari segi kehidupan
sosial, ekonomi, fisiologi, maupun psikologi.
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari setiap
ibu.Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa kehamilan.
Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka akan berdampak positif
pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan psikologis dari ibu menjadi lebih baik
(Jurnal kebidanan, 2017).
Menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah sebelum kehamilan
disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat
reproduksi seperti lancarnya proses pematangan sel telur dengan kualitas baik
dan proses pembuahan yang sempurna (Susilowati dkk. 2016).
Program imunisasi TT merupakan salah satu program penting di sector
kesehatan tujuannya untuk menurunkannya angka kesakitan, kecacatan, ekmatian
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.Imunisasi adalah
suatu program penting yang dianjurkan pemerintah karena imunisasi TT (tetanus
Toksoid) membangun kekebalan tubuh untuk mencegah infeksi tetanus.

1
2

Imunisasi juga diberikan pada ibu hamil dan calon pengantin.Tujuannya


untuk melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus karena antibodi dihasilkan
dan diturunkan pada bayyi melalui plasenta dan mengurangi resiko tetanus pada
neonatal (Samiastuti, 2016).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Pra Nikah ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan fisiologis holistic pada pra nikah
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui persiapan pra nikah
b) Untuk mengetahui persiapan fisik
c) Untuk mengetahui gizi pra nikah
d) Untuk mengetahui mengenai imunisasi TT
e) Untuk mengetahui informasi tentang kehamilan, perencanaan persalinan
dan kotrasepsi
f) Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan pra nikah
D. Manfaat
1. Klien
Manfaat yang didapatkan oleh pasangan pra nikah pada pembahasan tentang
pra nikah adalah pasangan pra nikah menambah pengetahuan tentang pra
nikah yaitu apa saja yang dipersiapkan pra nikah, pemeriksaan fisik pra nikah,
bagaimana persiapan gizi, imunisasi TT, dan informasi-informasi tentang
kehamilan, persiapan persalinan dan kontrasepsi, serta pemeriksaan kesehatan
pra nikah.
2. Mahasiswa
Diharapkan sebagai pengalaman yang berharga bagi mahasiswa serta
menambah pengetahuan terbaru tentang pra nikah dan juga asuhan kebidanan
yang akan diberikan.
3

3. Lahan Praktik
Materi tentang pra nikah dan juga asuhan kebidanan untuk pasangan pra nikah
ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pihak lahan praktik untuk
meningkatkan pelayanan pada pasangan pra nikah.
4

BAB II
TEORI KONSEP DASAR PESIAPAN PEMERIKSAAN DAN ASUHAN
KEBIDANAN PADA PRA NIKAH

A. PERSIAPAN FISIK
Dalam rangka mempersiapkan kesehatannya sebelum menikah, catin perlu
menjalani beberapa prosedur pemeriksaan, antara lain (Kemenkes, 2018) :
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital : suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah
2. Pemeriksaan status gizi
Berat Badan
a. Tinggi Badan
b. Lingkat Lengan Atas (Lila)
c. Tanda-Tanda Anemia
3. Pemeriksaan darah rutin : Hb, Golongan Darah dan rhesus
4. Pemeriksaan urin rutin
5. Pemeriksaan lain atas indikasi seperti : gula darah, IMS, HIV, Malaria,
Thalassemia, hepatitis B, TORCH (toksoplasmosis, rubella,
citomegalovirus, herpes simpleks) dsb.
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari
setiap ibu. Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa
kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka akan
berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan psikologis dari
ibu menjadi lebih baik (jurnal kebidanan, 2017).

B. PERSIAPAN GIZI PRA NIKAH


Status gizi catin perempuan perlu diketahui dalam rangka persiapan
kehamilan (Kemenkes, 2018).
1. Status gizi dapat ditentukan dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh
(IMT). Untuk catin perempuan ditambah dengan pengukuran Lingkar
Lengan Atas (Lila).

3
5

2. IMT merupakan proposal standar berat badan (BB) terhadap tinggi badan
(TB). Jika seseorang termasuk kategori :

2. Tahap - tahap Perkembangan dan Batasan Remaja


Berdasarkan proses penyesuaian menuju kedewasaan, ada 3 tahap
perkembangan remaja yaitu: Soetjiningsih (2010)
a. Remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun
Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan-perubahan yang terjadi
pada tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai perubahanperubahan itu,
mereka pengembangkan pikiran-pikiran baru sehingga, cepat tertarik pada
lawan jenis, mudah terangsang secara erotis, dengan dipegang bahunya saja
oleh lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotik.
b. Remaja madya (middle adolescent) berumur 15-18 tahun
Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja senang jika banyak
teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri sendiri,
dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu ia berada
dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau
tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimistis, idealitas atau
materialis, dan sebagainya.
c. Remaja akhir (late adolescent) berumur 18-21 tahun
Tahap ini merupakan dimana masa konsulidasi menuju periode dewasa dan
ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu:
1. Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek.
2. Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan
dalam pengalaman-penglaman baru
3. Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi.
4. Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan dan kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (privateself)
6

6. masyarakat umum (Sarwono, 2010).

A. Pubertas, Perubahan Fisik dan Psikis Pada Remaja Putri


1. Pubertas
Pubertas ialah suatu periode dimana kematangankerangka dan seksual terjadi
dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksualmerupakan
suatu rangkaian dari perubahanperubahan yang terjadi pada masa remaja, yang
ditandai dengan perubahan pada seks primer (Primary Sex Characteristics) dan
perubahan pada seks sekunder (Secondary Sex Characteristics).
Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, namun
urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat
perbedaan individual dalam umur dari perubahanperubahan. Pubertas biasanya
berlangsung pada umur 13-20 tahun dan fase yang lebih matang dimana dari
implus yang tenang menjadi menonjolsehingga dinamis. Tahap-Tahap Pubertas,
yaitu :
a. Tahap Prapubertas
Tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau dua terakhir
masa kanakkanak. Pada masa ini anak dianggap sebagai ”prapuber”, sehingga
ia tidak disebut seorang anak dan tidak pula seorang remaja. Pada tahap ini,
ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, namun organ-organreproduksinya belum
berkembang secara sempurna.
b. Tahap Puber
Tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis antara masa
kanak - kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria kematangan seksual
mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid pertama dan pada anak laki-
laki terjadi mimpi basah pertama kali. Dan mulai berkembang ciri - ciri seks
sekunder dan sel-sel diproduksi dalam organ - organ seks.
c. Tahap Pascapuber
7

Pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua masa remaja. Pada
tahap ini ciri - ciri seks sekunder sudah berkembang dengan baik dan organ-
organ seks juga berfungsi secara matang.

2. Perubahan Fisik dan Psikis Pada Remaja Putri

Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya


seorang anak akan memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima perubahan
khusus yang terjadi pada pubertas, yaitu, pertambahan tinggi badan yang cepat
(pacu tumbuh), perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ
reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan
sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh.
Tinggi badan pada anak perempuan kurang lebih 9 cm per tahun. Secara
keseluruhan pertambahan tinggi badan sekitar 25 cm pada anak perempuan.
Pertambahan tinggi badan terjadi dua tahun lebih awal pada anak perempuan
dibanding anak laki-laki. Puncak pertumbuhan tinggi badan (peak height
velocity) pada anak perempuan terjadi sekitar usia 12 tahun, sedangkan pada
anak laki-laki pada usia 14 tahun. Pada anak perempuan, pertumbuhan akan
berakhir pada usia 16 tahun. Setelah usia tersebut, pada umumnya pertambahan
tinggi badan hampir selesai. Hormon steroid seks juga berpengaruh terhadap
maturasi tulang pada lempeng epifisis. Pada akhir pubertas lempeng epifisis akan
menutup dan pertumbuhan tinggi badan akan berhenti.
Pertambahan berat badan terutama terjadi karena perubahan komposisi
tubuh, pada anak perempuan terjadi karena meningkatnya massa lemak.
Perubahan komposisi tubuh terjadi karena pengaruh hormon steroid seks.
Perubahan komposisi lemak tubuh (metode Tenner). Perkembangan seks
sekunder diakibatkan oleh perubahan sistem hormonal tubuh yang terjadi selama
proses pubertas. Perubahan hormonal akan menyebabkan terjadinya
pertumbuhan rambut pubis dan menarke pada anak perempuan; pertumbuhan
penis, perubahan suara, pertumbuhan rambut di lengan dan muka pada anak laki-
8

laki, serta terjadinya peningkatan produksi minyak tubuh, meningkatnya aktivitas


kelenjar keringat, dan timbulnya jerawat.
Pada anak perempuan awal pubertas ditandai oleh timbulnya breast
budding atau tunas payudara pada usia kira-kira 10 tahun, kemudian secara
bertahap payudara berkembang menjadi payudara dewasa pada usia 13-14 tahun.
Rambut pubis mulai tumbuh pada usia 11-12 tahun dan mencapai pertumbuhan
lengkap pada usia 14 tahun. Menarke terjadi dua tahun setelah awitan pubertas,
menarke terjadi pada fase akhir perkembangan pubertas yaitu sekitar 12,5 tahun.
Setelah menstruasi, tinggi badan anak hanya akan bertambah sedikit kemudian
pertambahan tinggi badan akan berhenti. Massa lemak pada perempuan
meningkat pada tahap akhir pubertas, mencapai hampir dua kali lipat massa
lemak sebelum pubertas.
Perubahan psikis pada juga terjadi pada remaja perempuan maupun
remaja laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan
pergaulan dan tanggungjawab, yaitu :
a. Remaja lebih senang berkumpul di luar rumah dengan kelompoknya.
b. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
c. Remaja ingin menonjolkan atau bahkan menutup diri.
d. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada
kelompoknya.

B. Kesehatan Reproduksi Remaja


Berdasarkan konferensi Internasional kependudukan dan pembangunan di
Kairo tahun 1994, kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat yang menyeluruh,
meliputi aspek fisik, mental dan sosial, dan bukan sekedar tidak adanya penyakit
atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya
maupun proses reproduksi itu sendiri. Dengan demikian kesehatan reproduksi
menyiratkan bahwa setiap orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman
dan menyenangkan, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi, serta
9

memiliki kebebasan untuk menetapkan kapan dan seberapa sering mereka ingin
bereproduksi.
Dalam pendidikan seksualitas materi yang diberikan adalah mengenai
kesehatan reproduksi remaja dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah
tersebut. Secara lebih rinci ada beberapa hal yang harus diketahui remaja adalah
pengenalan alat-alat reproduksi perempuan dan laki-laki, seks dan kehamilan,
perilaku seksual berisiko dan akibatnya. Materi tersebut secara lebih rinci
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengenalan alat-alat reproduksi perempuan
Dalam memberikan pendidikan seksualitas sangat perlu disampaikan tentang
anatomi, fungsi dan proses alat-alat reproduksi. Berikut adalah uraian mengenai
organ reproduksi pada perempuan.
Vulva, yaitu organ seksual perempuan yang paling luar atau sering juga
disebut sebagai bukit kemaluan (mons veneris), tempat tumbuhnyarambut
kemaluan. Bibir Vagina terdiri dari labia mayora dan labia minora. Labia
mayora adalah bagian terluar dari mulut vagina yang ditumbuhi oleh bulu. Labia
minora terletak di belakang labia mayora yang banyak mengandung pembuluh
darah dan syaraf. Bagian atas labia minora bersatu membentuk klitoris dan
bagian bawah membentuk vestibulum (di mana terdapat lubang kencing). Bibir
atau mulut vagina merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar
tubuh. Lubang vagina ini ditutupi oleh selaput dara atau hymen.
Klitoris (kelentit), yaitu sebuah benjolan daging kecil yang paling peka dari
seluruh alat kelamin perempuan. Klitoris banyak mengandung pembuluh darah
dan syaraf. Selaput dara (hymen) yaitu selaput tipis yang terdapat di muka liang
vagina. Selaput dara tidak mengandung pembuluh darah. Robeknya selaput dara
bisa terjadi karena hubungan seks yang pertama (masuknya alat kelamin laki-
laki ke dalam vagina), kecelakaan atau kegiatan olahraga yang berat misalnya
pada saat kecelakaan berkuda atau jatuh dari sepeda.
Mulut uretra adalah akhir dari saluran kencing/uretra. Mulut vagina yaitu
awal dari vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar
10

tubuh. Lubang vagina ini ditutupi oleh selaput dara. Vagina (lubang senggama)
yaitu sebuah saluran 2 berbentuk silinderdengan diameter dinding depan  6,5
cm dan dinding belakang  9 cm yang bersifat elastis dengan berlipat-lipat.
Fungsinya sebagai tempat penis berada waktu bersenggama, tempat keluarnya
menstruasi dan bayi. Uterus (rahim) yaitu tempat calon bayi dibesarkan,
bentuknya serupa buah alpukat gepeng dengan beratnormalnya 30 sampai 50
gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam
kampung. Ovarium (indung telur) yaitu organ dua kiri dan kanan rahim di ujung
saluran fimbrae (umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul. Sebulan sekali
indung telur kiri dan kanan secara bergiliran mengeluarkan sel telur (ovum).
Bila tidak dibuahi akan ikut keluar pada saat menstruasi. Ovarium ini
mengandung 400.000 sel telur namun hanya akan mengeluarkan 400 sel telur
sepanjang kehidupannya.
Sangat kompleksnya organ reproduksiperempuan maka perlu diberikan
informasi secara jelas kepada para remaja tentang apa yang mereka miliki yang
pada akhirnya diharapkan mereka dapat mengetahui, menjaga organ yang begitu
kompleks tersebut dengan baik.
b. Haid
Dalam masa pubertas ada peristiwayang dapat dikatakan sebagai sebuah
tanda awal dari bekerjanya organ reproduksi. Hal tersebut adalah menarche atau
menstruasi yang terjadi pertama kali pada perempuan dan mimpi basah pada
laki-laki.
Menstruasi merupakan peristiwa luruhnya lapisan dinding rahim yang
banyak mengandung pembuluh darah yang disebut dengan endometrium.
Lapisan ini terbentuk sebagai persiapan apabila sel telur berhasil dibuahi oleh sel
sperma. Apabila sel telur tidak dibuahi oleh sperma maka lapisan ini akan
meluruh.
Pada wanita, sepasang indung teluryang terletak dikanan dan kiri rahim akan
melepaskan sel telur yang matang. Bersama dengan itu akan terjadi penebalan
dinding rahim yang berguna sebagai tempat sel telur bersarang setelah dibuahi
11

sperma. Apabila tidak dibuahi maka lapisan dinding rahim yang menebal
tersebut akan luruh dan dikeluarkan dalam bentukdarah haid.
Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti sesaat waktu hamil atau menyusui
dan akan berhenti saat menopause ketika seorang perempuan berumur sekitar 50
tahun. Menstruasi umumnya mulai terjadi pada usia 8-13 tahun. Individu yang
belum mengalami menstruasi diatas 17 tahun dikatakan adanya keterlambatan
menarche. Jarak satu haid ke haid berikutnya atau yang disebut dengan siklus
haid berbeda-beda pada setiap perempuan. Siklus haid biasanya terjadi 21-35
hari. Menstruasi dapat dipengaruhi oleh kondisi tertentu seperti stres,
pengobatan dan latihan olah raga. Pada awal haid biasanya belum teratur namun
dalam kurun waktu tertentu siklus akan menjadi teratur. Rata-rata pengeluaran
darahselama haid antara 50-150 milimeter. Darah haid tidak selalu cair tetapi
kadang berbentuk gumpalan kecil dari darah. Darah haid tidak berbau dan bebas
hama. Baru apabila darah haid terkena udara dapat menimbulkan bau yang tidak
enak.
Haid pertama kali disebut menarche terjadi pada usia 11-13 tahun. Namun
tidak tertutup kemungkinan ada pula remaja dibawah 11 tahun yang sudah
mengalami haid. Menurut penelitian dari Viyantimala tahun 2001 usia rata-rata
menarche berbeda antara perkotaan dan perdesaan. Dimana di perkotaan rata-
rata usia menarche adalah berumur 11,93 tahun sedangkandi pedesaan pasa usia
13,08. Usia menarche ini dipengaruhi oleh kemajuan dari keadaan lingkungan,
keadaan gizi yang semakin baik yangmempercepat pertumbuhan organ –organ
seksual manusia dan hubungan antar jenis yang permisif sehingga mempercepat
kematangan organ seksual.
Menjelang menstruasi remaja perempuan kadang mengalami rasa nyeri atau
disebut dengan dismenorrhea. Sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai
dari yang ringan sampai dengan berat. Gejala-gejala yang dapat menyertai
sebelum dan saat menstruasi adalah:
a. Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas serta merasa mudah lelah;
b. nafsu makan meningkat;
12

c. emosi menjadi labil, biasanya menjadi uring- uringan, sensitif dan perasaan
negatif lainnya;
d. mengalami nyeri perut;
e. mual dan sakit kepala;
f. pingsan;
g. berat badan bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi nyeri saat menstruasi:
a. kompres dengan botol air panas tepat pada tempat yang terasa sakit (perut
atau pinggang);
b. mandi air hangat;
c. minum air hangat yang mengandung tinggi kalsium;
d. coba untuk berjalan;
e. menggosok perut atau pinggang yang sakit;
f. ambil posisi menungging agar posisi rahim menggantung sehingga lebih
relaks;
g. obat-obatan yang digunakan harus dengan pengawasan dokter atau petugas
kesehatan lainnya.
Keputihan dapat terjadi baik menjelang menstruasi, sesudah menstruasi
atau ditengah- tengah siklus. Keputihan yang tidak normal atau patologis
apabila jumlahnya sangat banyak, berwarna kuning, hijau atau merah coklat,
putih seperti susu, berbau amis atau busuk dan ada keluhan lain seperti gatal,
bengkak pada alat kemaluan, panas atau pedih ketika buang air kecil dan nyeri
perut bagian bawah. Gejala keputihan berlebihan juga terkait dengan cara kita
merawat organ reproduksi misalnya mencuci vagina dengan air kotor,
pemakaian pembilas vagina berlebihan, penggunaan celana yang tidak 4
menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, dan menggunaan
pembalut pada saat menstruasi yang terlalu lama tidak diganti paling tidak 2-3
kali sehari.
13

Seringkali remaja ketika menghadapi menarche justru merasa takut dan


menyembunyikan hal tersebut dari orang tua dan keluarganya. Namun dengan
memberikan informasi tersebut maka remaja tidak akan bingung terhadap hal
yang dialaminya tersebutyang merupakan pintu gerbang berfungsinya organ
reproduksi.
Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada remaja perempuan yang
terjadi akan menimbulkan konsekuensi permasalahan–permasalahan tertentu
seperti:
1. Bau badan, bau yang tidak enak dari tubuh yang diakibatkan oleh
produksi kelenjar keringat yang berlebihan. Cara penanggulangannya:
mandi teratur, menggunakan deodorant atau bedak khusus untuk bau
badan dan menjaga kebersihan pakaian.
2. Jerawat: Sumbatan kelenjar minyak dan kotoran Cara mengatasinya
membersihkan muka dengan sabun khusus (ph balanced) secara teratur,
menggunakan kosmetika ph balanced dan tidak menggunakan obat anti
jerawat, kurangi makan yang berlemak (seperti gorengan, kacang dan es
krim) tidak memencet atau memegang jerawat karena akan menambah
infeksi dan kalau sudah berlebihan akan terjadi infeksi dan harus
memeriksakan diri ke dokter.
3. Menstuasi belum teratur Kadang-kadang hal ini dapat menjadimasalah
besar karena remaja khawatir adanya kelainan dengan dirinya atau adanya
kehamilan. Namun seperti telahdiungkapkan diatas siklus pada
awalnyamemang belum teratur, tetapi dalam kurun waktu tertentu akan
menjadi teratur. Cara mengatasinya adalah dengan mencatat setiapsiklus
haid sehingga akan diketahui siklushaid yang teratur.
4. Perkembangan fisik yang lebih cepat ataulebih lambat dari teman-teman
lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor genetis/keturunan dan faktor
lingkungan (misalnya gizi).
5. Perbedaan ciri–ciri seks primer dan sekunderpada remaja lainnya,
misalnya ukuran payudara yang terlalu besar atau kecil remaja laki-laki
14

yang tidak mempunyai kumis dan lain-lain. Cara mengatasinya adalah


pemberian pada remaja bahwa setiap orang adalah unik dan perbedaan-
perbedaan tersebut selama tidak menyangkut kelainan fisik adalah
normal.

C. Gizi Seimbang Pada Remaja


Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari- hari yang mengandung zat-
zat gizi dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip/ pilar gizi seimbang. Kebutuhan gizi pada masa remaja
sangat erat kaitannya dengan besarnya tubuh hingga kebutuhan yang tinggi
terdapat pada periode pertumbuhan yang cepat (grow spurt). Pada remaja putri
grow spurt dimulai pada umur 10-12 tahun. Pada remaja putra grow spurt terjadi
pada usia 12-14 tahun. Kebutuhan gizi remaja relatif besar,karena mereka masih
mengalami pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik
lebih tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak
(Adriani dan Wirjatmadi,2014). Zat-zat gizi yang dibutuhkan remaja diantaranya
adalah :
a. Energi
Energi merupakan satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja
adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di
sekolah maupun di luar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan
banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar
dibandingkan yang kurang aktif. Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang
dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Pada masa remaja terdapat perbedaan kebutuhan energi untuk laki-laki dan
perempuan karena perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan.
Permenkes RI nomor 75 tahun 2013 tentang AKG menyebutkan angka
kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja 13- 15 tahun adalah 2125 kkal untuk
perempuan, dan 2475 kkal untuk lakilaki setiap hari. AKG energi ini dianjurkan
15

sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat


adalah beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spaghetti, makaroni), umbi-
umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain
b. Protein
Protein terdiri dari asam-asam amino. Selain menyediakan asam amino
esensial, protein juga menyuplai energi jika energi yang dihasilkan karbohidrat
dan lemak terbatas. Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena
proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja,
kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki karena
memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu. Pada akhir masa remaja,
kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi 6 dibandingkan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 13-15 tahun adalah
72 gram untuk laki-laki dan 69 gram untuk perempuan setiap hari. Makanan
sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber
protein nabati karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik, dari segi
kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber protein adalah daging merah(sapi,
kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu dan hasil olahannya
(keju,mentega, yakult), kedele dan hasil olahannya (tempe, tahu), kacang-
kacangan dan lain-lain.
c. Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi
muskular skeletal (kerangka) dan perkembangan endokrin lebih besar
dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20 persen pertumbuhan tinggi
badan dan sekitar 50 persen massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja.
AKG kalsium untuk remaja 13-15 tahun adalah 1000 mg baik untuk laki-laki
maupun perempuan. Sumber kalsium diantaranya adalah ikan, kacang-kacangan,
sayuran hijau, dan lain-lain.
d. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena
16

ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah


dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan
besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini
mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-
laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan
kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya
defisiensi besi mungkin merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan pada
masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akanzat besi.
Kebutuhan besi bagi remaja usia 13-15 tahun adalah 19 mg untuk laki-laki dan
26 mg untuk perempuan.
e. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng remaja 13-15 tahun adalah 17,4 mg
per hari untuk laki-laki dan 15,4 untuk perempuan.
f. Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan
dan perkembangan cepat terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka
kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin.
Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin
B12, sedangkan untukpertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup.
Vitamin A, C dan E diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel.
D. Anemia Pada Remaja Putri
a. Pengertian
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga
dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red
blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
b. Penyebab Umum dari Anemia:
17

1. Kehilangan darah atau Perdarahan hebat seperti :


Perdarahan  Akut (mendadak),  Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecah
pembuluh darah,perdarahan Kronik (menahun), Perdarahan menstruasi yang
sangat banyak, serta hemofilia.
2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah  seperti:                        
Defesiensi zat besi,defesiensi vitamin B12, defesiensi asam folat,dan Penyakit
kronik
3. Gangguan produksi sel darah merah seperti:
Ketidak sanggupan sumsum tulang belakang membentuk sel- sel darah.
c. Klasifikasi Anemia
1. Berdasarkan Morfologinya
a. Anemia Defisiensi Zat besi
Adalah Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya persediaan besi untk eritropoiesis, karena cadangan besi
kosong (depleted iron store) sehngga pembentukan hemoglobin
berkurang.
b. Anemia Penyakit Kronik
Adalah anemia pada penyakit ini merupakan jenis anemia terbanyak kedua
setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada orang dewasa di
Amerika Serikat.
2. Anemia Makrositik
a. Defisiensi vitamin B12
Adalah Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12
dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
b. Defisiensi Asam folat
Adalah  bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam folat
dalam tubuh berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari 50mg. Asam
folat dapat diperoleh dari hati, ginjal, sayur hijau, ragi. Asam folat sendiri
diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas, terikat pada protein
18

plasma secara lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa adanya asupan
folat, persediaan folat biasanya akan habis kira-kira dalam waktu 4 bulan.
d. Tanda dan Akibat Anemia
1. Tanda – tanda dari penyakit anemia yakni:
a. Lesu lemah letih lelah dan lalai (5L).
2. Akibat dari penyakit anemia pada remaja
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
e. Dampak Anemia
Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada rematri dalam masa
usia subur diantaranya :
1. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah terkena
penyakit infeksi
2. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya oksigen
ke sel otot dan sel otak.
3. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja.
f. Kriteria Anemia
Batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO pada tahun 1968.
Dinyatakan sebagai anemia bila tedapat nilai dengan kriteria sebagai berikut:

No Jenis kelamin/ usia Kadar hemoglobin


1 Laki-laki Hb <13gr/dl
2 Perempuan dewasa tidak Hb <12gr/dl
hamil
3 Perempuan Hb <11gr/dl
4 Anak usia  6-14 tahun Hb <12gr/dl
5 Anak usia 6 bulan-6 tahun Hb <11gr/dl

g. Penanggulangan Anemia
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
19

1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang
cukup secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan,
unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C
(asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau
mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung
karbonat dan minum susu pada saat makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah
dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1
mg/KgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi
bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat,
multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan
pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi.

h. Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:
1. Anemia kekurangan zat besi.
Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi, yang mungkin Anda
harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab kekurangan zat
besi kehilangan darah - selain dari haid - sumber perdarahan harus diketahui
dan dihentikan. Hal ini mungkin melibatkan operasi.
2. Anemia kekurangan vitamin.
Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan - yang seringkali suntikan seumur
hidup - vitamin B-12. Anemia karena kekurangan asam folat diobati dengan
suplemen asam folat.
3. Anemia penyakit kronis.
Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini. Suplemen zat besi dan
vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia ini . Namun, jika gejala
20

menjadi parah, transfusi darah atau suntikan eritropoietin sintetis, hormon


yang biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi
sel darah merah dan mengurangi kelelahan.
4. Aplastic anemia.
Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi darah untuk
meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin memerlukan
transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang Anda berpenyakit dan tidak
dapat membuat sel-sel darah sehat. Anda mungkin perlu obat penekan
kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan tubuh Anda dan
memberikan kesempatan sumsum tulang ditransplantasikan berespon untuk
mulai berfungsi lagi.
5. Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang.
Pengobatan berbagai penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga
kemoterapi untuk transplantasi sumsum tulang.
6. Anemias hemolitik.
Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-obatan tertentu,
mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang menekan sistem
kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-sel darah merah. Pengobatan
singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma globulin dapat
membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.
7. Sickle cell anemia.
Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian oksigen, obat
menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk mengurangi rasa
sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya menggunakan transfusi
darah, suplemen asam folat dan antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut
hidroksiurea (Droxia, Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel
sabit pada orang dewasa.
E. HIV / AIDS dan Infeksi Menular Seksual
1. HIV / AIDS
HIV merupakan retrovirusyang menjangkiti sel- sel sistem kekebalan
21

tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Terjangkiti


virus HIV (biasanya disebut sebagai positif HIV) tidaklah sama dengan
mengidap AIDS. Banyak orang yang positif HIV tidak menderita sakit selama
bertahuntahun. Infeksi virus inilah yang kemudian berakibat pada menurunnya
sistem kekebalan. Seiring dengan berkembangnya HIV dalam tubuh, virus
tersebut secara perlahan menggerogoti sistem kekebalan tubuh.
Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain.
Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit
karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih
lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan
menurunkan jumlah virus dalam tubuh yang terinfeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome.
AIDS menggambarkan sebuah sindrom dengan berbagai gejala dan infeksi yang
terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS sendiri disebabkan
oleh virus yang sebut HIV, Human Immunodeficiency Virus. Tingkat HIV
dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa
infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Sebelum lebih jauh mengupas
penularan HIV, perlu dipahami dulu pengertian HIV sehingga dapat lebih
memahami serta membedakan dari AIDS.
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap infeksi HIV yang paling lanjut.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan akan
menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun.
2. Gejala-gejala HIV

Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak
ada gejala yang tampak setelah terjadi infeksi. Beberapa orang mengalami
gangguan kelenjar dengan efek seperti demam (disertai panas tinggi, gatal-gatal,
nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi antara enam
minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi. Kendati infeksi HIV tidak
disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan
virus tersebut kepada orang lain. Satusatunya cara untuk menentukan apakah
22

HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.


3. Tahap-tahapan AIDS
AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang
dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization)
sebagai berikut:
a. Tahap I : penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak
dikategorikan sebagai AIDS.
b. Tahap II : meliputi infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak
kunjung sembuh.
c. Tahap III : meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang
berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC
paru-paru
d. Tahap IV : meliputi penyakit parasit pada otak (toksoplasmosis), infeksi
jamur kandida pada saluran tenggorokan (kandidiasis), saluran pernafasan
(trachea), batang saluran paru- paru (bronchi) atau paru-paru.
4. Penularan HIV AIDS
HIV dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti darah, cairan semen,
cairan vagina dan air susu ibu. HIV dapat ditularkan melalui beberapa cara,
yaitu:
a. Penularan secara seksual: HIV dapat ditularkan melalui seks penetratif yang
tidak terlindungi.
b. Penularan melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian
c. Penularan dari ibu ke anak: HIV dapat ditularkan ke anak selama masa
kehamilan, pada proses persalinan, dan saat menyusui. Pada umumnya,
terdapat 15-30% risiko penularan dari ibu ke anak sebelum dan sesudah
kelahiran.
d. Penularan melalui transfusi darah: kemungkinan risiko terjangkit HIV
melalui transfusi darah dan produkproduk darah yang terkontaminasi
ternyata lebih tinggi (lebih dari 90%). Kendati demikian, penerapan standar
keamanan darah menjamin penyediaan darah dan produkproduk darah yang
23

aman, memadai dan berkualitas baik bagi semua pasien yang memerlukan
transfusi.

5. Pencegahan
Penularan HIV dapat dicegah dengan:
a. Berpantang seks, menghindari perilaku seks bebas dan tetap setia pada
pasangan/tidak berganti-ganti pasangan, atau melakukan seks secara
“aman”.
b. Apabila kita akan menjalani transfusi darah, pastikan bahwa darah dan alat-
alatnya steril dan telah melalui tes HIV dan standar keamanan darah.

F. Narkotika, Psikotroika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)

a. NAPZA
Narkoba atau NAPZA adalah zat / bahan yang berbahaya yang mempengaruh
kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang, baik itu pikiran, prilaku ataupun
perasaan seseorang dimana efek samping dari penggunaan obat ini adalah
kecanduan atau menyebabkan ketergantungan terhadap zat atau bahan ini. Ada
beberapa yang termasuk narkoba atau NAPZA yaitu : Narkotika, Psikotropika,
dan Zat adiktif.
1. Narkotika
Narkotika  adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan dari
tanaman baik itu sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan
penurunan dan perubahan kesadaran,  mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari tiga
golongan, yaitu :
Golongan I             : Narkotika yang hanya digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan      tidak dipergunakan untuk terapi, serta memiliki potensi
ketergantungan sangat tinggi, contohnya: Cocain, Ganja, dan Heroin
24

Golongan II           : Narkotika  yang dipergunakan sebagai obat, penggunaan


sebagai terapi, atau     dengan tujuan pengebangan ilmu pengetahuan, serta
memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi, contohnya : Morfin, Petidin
Golongan III          : Narkotika yang digunakan sebagai obat  dan penggunaannya
banyak    dipergunakan untuk terapi, serta dipergunakan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dan memiliki potensi ketergantungan ringan, contoh: Codein.

2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah ataupun sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan prilaku dan perubahan khas pada
aktifitas mental dan di bagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
a. Golongan I        : yaitu psikotropika yang di pergunakan untuk pengembangn
ilmu pengetahuan   dan tidak dipergunakan untuk terapi dan memiliki
sindrom ketergantungan kuat, contoh: Extasi
b. Golongan II      : yaitu psikotropika yang dipergunakakn untuk pengobatan
dan dapat digunakan     sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan memiliki sindrom ketergantungan kuat, contoh :
Amphetamine
c. Golongan III     : yaitu psikotropika yang digunakan sebagai obat dan banyak
digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan memiliki sindrom ketrgantungan sedang, contoh :
Phenobarbital
d. Golongan IV     : yaitu psikotropika yang dipergunakan sebagai pengobatan
dan   dan banyak dipergunakan untuk terapi serta digunakan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan memilikisindroma ketergantungan
ringan, contoh : Diazepem, Nitrazepam
3. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
narkotika dan psikotropika, meliputi :
25

a. Minuman beralkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berfungsi


menekan susunan saraf pusat dan jika digunakan secara bersamaan dengan
psikotropika dan narkotika maka akan memperkuat pengaruh di dalam tubuh.
Ada tiga golongon minuman beralkohol yaitu :
Golongan A : Kadar etanol  1-5 %
Golongan B : Kadar etanol 5-20 %
Golongan C : Kadar etanol  20-45 %
b. Inhalasi : adalah gas hirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik yang terdapat di berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor dan sebagainya.
c. Tembakau : tembakau adalah zat adiktif yang mengandung nikotin dan
banyak yang digunakan di masyarakat.

b. EFEK NAPZA
Berdarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari penggunaan
NAPZA dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
1. Golongan depresan (Downer) : merupakan jenis NAPZA yang menyebabkan
mengurangi aktifitas fungsional tubuh, sehingga membuat penggunanya
menjadi tenang dan membuat tertidur bahkan bias tak sadarkan diri. Contoh:
Opioda (Morfin , Heroin, dan Codein), Sedative (penenang), Hipnotik (obat
tidur), dan Tanquilizer (anti cemas)
2. Golonagan stimulant (Upper) : merupakan golongan NAPZA yang merangsang
fungsi tubuh dan meningkatkan gairah kerja, pada golongan ini membuat
pengguna menjadi aktif, segar, dan beremangat. Contoh : Ampahetamine
(Shabu, Extasi) dan Cokain
3. Golongan halusinogen : adalah golongan NAPZA yang membuat penggunanya
berhalusinasi yang bersifat merubah perasaan, dan pikiran sehingga perasaan
dapat terganggu. Contoh : kanabis (Ganja)

c. BAHAYA NARKOBA
26

Pengguanaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang dapat


menyebabkan gangguan mental dan perilaku, sehingga menyebabkan
terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf pusat di otak. Gangguan
pada sistem neuro transmitter akan menyebabkan terganggunya fungsi kognitif
(alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood dan emosi), psikomotor (perilaku)
dan aspek sosial.
Seseorang pecandu narkoba semakin lama penggunaan narkoba akan
membutuhkan dosis yang lebih tinggi demi dapat merasakan efek yang sama.
Inilah yang membuat pecandu narkoba ingin lagi dan ingin lagi karena zat tertentu
dala narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif karena secara
tidak sengaja narkoba memutus saraf-saraf dalam otak. Jika terlalu lama dan sudah
ketergantungan maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah
melebihi takaran maka pengguna akan overdosis dan akhirnya kematian.

d. MEMULIHKAN KONDISI DENGAN REHABILITASI NARKOBA


Orang yang langsung mengonkumsi narkoba atau menjadi pecandu narkoba dapat
dilakukan pemulihan dengan dilakukan rehabilitasi, adapun beberapa tahap-tahap
rehabilitasi yang umumnya dilakukan, yaitu :
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan oleh dokter untuk melihat seberapa besar seseorang
sudah kecanduan narkoba, efek samping yang sudah dialami, dan pemeriksaan
depresi yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba. Sehingga dokter akan
memberikan penanganan terhadap hasil pemeriksaan terebut untuk
menghilangkan efek yang ditimbulkan.
2. Detoksifikasi
Detoksifikasi merupakan upaya pembersihan racun akibat penggunaan
narkoba dimana dilakukan dengan cara pemberhentian penggunaan narkoba.
Ketika berhenti menggunakan narkoba maka kemungkinan pecandu akan
mengalami gejala-gejala yang ditimbulkan akibat pemberhentian penggunaan
narkoba / akibat pemberhentian asupan obat yang biasanya menenangkan.
27

Dan pecandu harus bertahan dalam keadaan tidak ada asupan obat terlarang
ini dan dokter akan membantu memberikan obat untuk mengurangi masalah /
mengatasi rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh efek pemberhentian
penggunaan narkoba dan pencandun memerlukan cairan dan makanan yang
cukup untuk membantu memulihkan kondisi tubuh.

3. Stabilisasi
Merupakan cara ketiga yang dilakukan setelah 2 tahap sudah dilewati. Dokter
akan memberikan resep obat untuk pengobatan jangka panjang untuk.
Pemulihan ini juga mencakup rencana-rencana kehidupan anda pada jangka
panjang, serta kesetabilan mental pecandu.
4. Dukungan orang sekitar
Berkomunikasi dengan orang dekat tentang masa pemulihan dari penggunaan
narkoba dapat membantu ada dalam mengalihkan keinginan untuk kembali
terjerumus dalam penggunaan narkoba. Pilihlah seseorang yang dapat
dipercaya, seperti : keluarga dan teman dekat yang mungkin dapat membantu
anda dalam pemulihan.

e. UPAYA PENCEGAHAN
Narkoba sangat merugikan masyarakat dan penggunaannya yang luas
dimasyarakat menimbulkan kerugian bagi semua kalangan baik itu pelajar dan
anak-anak. Sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan bagi semua kalangan.
Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu : berikut adalah upaya
pencegahan atau tips yang dapat dilakukan untuk mencegah penggunaan narkoba /
NAPZA yang dilansir dari website resmi Badan Narkotika Nasional, yaitu :
1. Jangan pernah unruk menggunakan narkoba.
2. Mengetahui berbagai dampak negatif dan bahaya penggunaan narkoba.
3. Memilih pergaulan yang baik dan menghindari pergaulan yang dapat
menjerumuskan kita pada penyalahgunaan narkoba / NAPZA.
28

4. Mengikuti kegiatan yang bersifat positif seperti berolahraga ataupun


mengikuti kegiatan organisasi yang memberikan pengaruh positif kepada kita
5. Selalu mengingatkan bahwa pengguna narkoba dan pengedar narkoba
memiliki aturan hukum yang dapat menjerat pengguna maupun pengedar
narkoba.
6. Menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan pasangan maupun dengan
anak-anak akan memungkinkan kita melihat gejala awal penyalahgunaan
narkoba pada anak-anak, dan hubungan dan komunikasi dengan baik dengan
anak-anak kita akan membuat mereka merasa nyaman dan aman.
7. Mengenal bahwa penyalahgunaan narkoba disebabkan karena dampak kurang
pedulinya keluarga kepada anak-anak kita. Maka dari itu keluarga diharapkan
memberikan contoh perilaku yang baik dan memberikan perhatian yang cukup
pada anak-anak kita.
8. Bila mempunyai masalah maka cari jalan keluar yang baik dan tepat dan
jangan jadikaan narkoba sebagai jalan pelarian.
Diperlukan pengawasan yang kertat dari pemerintah dalam pengawasan
peredaaran obat dan makanan yang mengandung atau tergolong narkoba.
29

BAB III

EVIDENCE BASED MIDWIFERY


ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA
A. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Puteri di
Kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang Selatan (Gita Ayuningtyas, dkk 2020)
Masa remaja adalah masa dimana remaja puteri membutuhkan zat besi yang
cukup untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan zat gizi di akibatkan oleh
growth spurt (lonjakan/puncak pertumbuhan pada remaja). Zat besi berpengaruh
pada kadar Hb remaja puteri yang sedang dalam pertumbuhan, karena
peningkatan kebutuhan zat besi pada remaja puteri diakibatkan oleh menstruasi.
Kejadian anemia antara lain bisa dipengaruhi oleh kebiasan pola makan dan
status gizi. Hasil penjaringan kesehatan yang dilakukan oleh UPT Puskesmas
Benda Baru di tahun 2017 menunjukan bahwa 57,89% remaja puteri di Sekolah
SMAN 3 Kota Tangerang Selatan menderita anemia. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja
puteri di kelas XI SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional
study. Sampel pada penelitian ini adalah 120 orang, dengan menggunakan tehnik
Total Sampling. Analisa statistic menggunakan uji chi square. Dan instrumen
dalam penelitian ini adalah uji laboratorium kadar Hb, pengukuran antropometri
(IMT), kuesioner yang dibuat dengan mengacu kepada konsep dan definisi
operasional, yang berisi pertanyaan tentang variabel penelitian. Hasil penelitian
analisa uji statistik dengan uji chi-square antara variabel kejadian anemia dengan
status gizi diperoleh p=0,003 (p<0,05) yang artinya dapat disimpulkan ada
hubungan secara signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia pada
remaja puteri kelas XI di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.

28
30

B. Pengaruh Rebusan Daun Sirih Terhadap Keputihan Patologis pada Remaja


Putri di Pesantren Izzatuna Palembang ( Tiara Fatrin , 2019)
Keputihan tidak normal adalah keluarnya cairan dalam jumlah yang banyak dari
vagina selain darah haid yang disebabkan oleh infeksi dan tindakan perawatan
daerah kewanitaan yang tidak benar, berwarna kuning atau kehijauan, berbau
amis atau busuk, dan disertai rasa gatal. Keputihan adalah salah satu penyebab
yang dipakai sebagai indikator atau gejala dari kelainan pada organ kewanitaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rebusan daun sirih
terhadap keputihan patologis pada remaja putri di pesantren izzatuna palembang
tahun 2019. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-
eksperimental yang merupakan suatu penelitian dengan melakukan kegiatan
percobaan dengan pendekatan One Group Pretest Posttest ,dimana ada satu
kelompok yang diberi perlakuan dan akan dilihat sebelum dan sesudah diberi
perlakuan, dengan jumlah sampel 10 responden kemudian dilakukan uji Paired
sample t-Test dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil uji statistik Paired
sample t-Test diperoleh nilai p value = 0,000 , hal ini berarti nilai p value < 0,05
maka ada pengaruh yang signifikan rebusan daun sirih dengan keputihan
patologis pada remaja putri di pesantren izzatuna palembang.

C. Pengaruh Kompres Panas Terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid Pada


Siswi Sma Dan Smk Yadika Kopandakan II
Nyeri haid atau Dismenore selain merupakan masalah terbanyak  juga menjadi
alasan terjadinya penurunan aktivitas wanita saat menstruasi, misalnya tidak
masuk sekolah. Penanganan masalah ini dengan cara nonfarmakologis perlu di
kembangkan misalnya dengan kompres panas.
Tujuan penelitian untuk mengetahui  pengaruh  kompres  panas  terhadap
penurunan  derajat  nyeri  haid  pada siswi  SMA dan SMK  Yadika Kopandakan
II. Jenis  penelitian  yang  digunakan  yaitu  eksperimental dengan  desain  One
group pre  &  post  test. Sampel  didapatkan  berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi yang berjumlah 30 orang. Data diperoleh melalui lembar observasi
31

berupa skala nyeri Bourbonais.Data dianalisis menggunakan SPSS (Statistical


Program Product and Service Solution) dan Uji Wilcoxon. Nilai p menunjukkan 
bahwa ada hubungan yang bermakna antara kompres panas dengan penurunan
derajat nyeri haid (p=0,00). Berdasarkan  hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa kompres panas berpengaruh terhadap penurunan derajat nyeri haid pada
siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II

D. Pengaruh Pemberian Jus Wortel Terhadap Penurunan Tingkat Dismenore


Primer Pada Mahasiswi Div Bidan Pendidik Semester Iv Di Universitas
Aisyiyah Yogyakarta

Dismenore adalah nyeri haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.


Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% wanita
mengalami dismenore disetiap negaranya. di Indonesia Angka kejadian
dismenore primer tahun 2009 adalah 72,89%. Dismenore cukup mempengaruhi
aktivitas remaja putri khususnya pelajar sebanyak 56%. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian jus wortel terhadap penurunan tingkat
dismenore primer pada mahasiswi DIV bidan pendidik semester IV di
Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode quasi
eksperiment dengan rancangan pretest-posttest with control group. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sejumlah 34 responden
yang terdiri dari 2 kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Kelompok
eksperimen diberikan intervensi pemberian jus wortel 2 kali sehari dengan selang
waktu 4 jam setelah pemberian yang pertama dengan takaran wortel 250 gram
dicampur dengan air mineral 200 cc. Kelompok kontrol tidak diberikan
intervensi apapun. Tingkat dismenore primer diukur menggunakan Numeric
Rating Scale (NRS) dan uji statistik dengan Mann Whitney U Test. Hasil dari
penelitian ini adalah terdapat penurunan tingkat dismenore primer pada
kelompok eksperimen (P=0.000<0.05, α=0,05) maupun kelompok kontrol
(P=0.031<0.05, α=0,05) dengan hasil kelompok eksperimen terjadi penurunan
32

lebih signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Oleh karena itu pemberian jus
wortel terbukti menurunkan tingkat dismenore primer. Untuk peneliti selanjutnya
diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan waktu yang lebih lama
dan jumlah sampel yang lebih banyak.

E. Identifikasi Nyeri Haid (Dismenorea Primer) Pada Siswi Kelas 7 Dan 8


Yang Melakukan POSE YOGA (COBRA, CAT dan FISH) di SMP
MUHAMMADIYAH 01 MALANG
Dismenorea merupakan nyeri yang dirasakan sewaktu haid dengan gejala yang
kompleks berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau
kaki. Dismenorea disebabkan karena ketidakseimbangan hormon progesteron
dalam darah, sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul. Pengobatan non
farmakologi untuk mengurangi nyeri haid (dismenorea primer) berupa yoga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nyeri haid (dismenorea primer)
pada siswi kelas 7 dan 8 yang melakukan pose yoga (cobra, cat dan fish).
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Deskripstif
(Descriptive Research) atau penelitian observasional. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Februari-Oktober 2016. Sampel pada 10 siswi kelas 7 dan 8 di SMP
Muhammadiyah 01 Malang yang diambil dengan Purposive Sampling. Instumen
penelitian pada nyeri haid (dismenorea primer) menggunakan lembar observasi
Skala Nyeri Bourbonnais. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil
pada 10 responden, 70% responden mengalami skala nyeri 0 dan 30% responden
mengalami skala nyeri 1-3. Dapat disimpulkan bahwa nyeri haid (dismenorea
primer) pada siswi yang melakukan pose yoga (cobra, cat dan fish) mayoritas
responden tidak mengalami nyeri. Diskusi: Dampak dari dismenore primer
menyebabkan siswi tidak mampu menjalani kegiatan sehari-hari dan kegiatan
sekolah terganggu, bahkan tidak hadir sekolah. Oleh karena itu, disarankan
responden mengetahui cara pencegahan dismenorea primer dengan pengobatan
non farmakologi, khususnya dengan pose yoga (cobra, cat dan fish) dan dapat
mengaplikasikan dikehidupan sehari-hari.
33

F. Upaya Integrasi Penanganan Nyeri Haid dengan Abdominal Stretching


pada Remaja Puteri di Pesantren Baitul Ulum El-Musawwa, Serang,
Banten
Nyeri haid atau dismenore merupakan masalah yang sering dihadapi remaja saat
haid. Dismenore terjadi akibat ketidakseimbangan hormon progesteron yang
menyebabkan kontraksi rahim dan merangsang respon nyeri masing-masing
individu. Berdasarkan patofisiologi yang mendasari, terdapat dua jenis
dismenorea yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder, dismenorea
primer terjadi pada wanita usia subur berupa nyeri pada perut bagian bawah
sehingga dapat mengganggu kualitas hidup. Dismenore sering mengganggu
produktivitas remaja dan mempengaruhi kemampuan koping. Tujuannya adalah
untuk mengevaluasi intensitas nyeri haid (dismenore) pada remaja tentang
peregangan perut (abdominal stretching). Pelayanan masyarakat ini merupakan
penilaian skala nyeri melalui pretest posttest dengan menggunakan Visual
Analogue Scale (VAS), demonstrasi-redemontrasi abdominal stretching, serta
evaluasi skala nyeri dismenore. Dari 26 participants didapatkan hasil pre-test
tingkat nyeri haid sedang 69.23%, ringan 30.77%, tidak ada kadar nyeri berat.
Setelah abdominal stretching atau post test didapatkan; nyeri berkurang menjadi
100% pada nyeri ringan dan tidak ada nyeri tingkat sedang dan berat. Latihan
peregangan perut disarankan menjadi alternatif lain untuk mengurangi dismenore
pada remaja puteri, karena mudah dilakukan, murah, aman dan tanpa efek
samping.
34

DAFTAR PUSTAKA

Akib A, Sri S. 2017. Food Consumption Habits Of Female Adolescents Related To


Anemia: A Positive Deviance Approach. Amerta Nutr (2017) 105-116 105
DOI : 10.2473/Amnt.V1i2.2017.105-116
Anwar, M. (2011). Ilmu kandungan edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiraharjo.
Brown L, Macintyre K, Trujillo L. Interventions to reduce HIV/AIDS stigma: what
have we learned?. AIDS education and prevention. 2003 Feb 1;15(1):49-69.
Darmawansyah D. Penyuluhan Pencegahan dan Penularan HIV-AIDS pada Remaja
di Kabupaten Sidrap. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. 2017
Apr 28;1(1):28-32.
Kapeta. 2013. Ilmu Pengetahuan Adiksi Part 2, (http://kapeta.org/causes/ilmu-
pengetahuan-adiksi- part-2/)
Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia N0.
1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Anak.
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanganan Penyakit Menular
Seksual. 2011. Jakarta
Ningrum dkk, 2014, Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lain
(Napza) sebagai Faktor Risiko Gangguan Kognitif pada Remaja Jalanan, Yogyakarta:
FK UGM.
Romauli, Suryati. 2012. Kesehatan Reproduksi.Nuhamedika. Yogyakarta
Situmeang B, Syarif S, Mahkota R. Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan
Stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS di Kalangan Remaja 15-19 Tahun
di Indonesia (Analisis Data SDKI Tahun 2012). Jurnal Epidemiologi
Kesehatan Indonesia. 2017 Oct 10;1(2).
Suiraoka. 2015. Pencegahan Dan Pengendalian Obesitas Pada Anak Sekolah. Jurnal
Ilmu Gizi Volume 6 Nomor 1 Februari 2015: 33 – 42
Wahyudi,R, Modul Kesehatan Reproduksi Remaja.MCR-PKBI

Anda mungkin juga menyukai