Anda di halaman 1dari 11

Nama : Sri Fitria

NIM : PO.62.24.2.17.388
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan
Kelas/Angkatan : Reguler/IV Semester VI

RESUME MODUL 1, 2, DAN 3

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Novel Coronavirus (COVID-19)


Modul 1: Kesiapan, kesiagaan dan PPI

Prinsip-Prinsip Manajemen Kegawatdaruratan


1. Pencegahan dan mitigasi
2. Kesiapan dan kesigapan
3. Tanggapan
4. Pemulihan
5. Kesiapan dalam pelayanan kesehatan

• Pengetahuan, kemampuan dan system organisasional yang dikembangkan oleh


pemerintah, organisasi penanggap dan pemulihan, masyarakat dan anggota masyarakat
untuk efektif mengantisipasi, menanggapi, dan pulih dari dampak kedaruratan yang
mungkin, akan, mulai, atau sedang terjadi.
• Tindakan-tindakan sebelum terjadi kedaruratan yang meningkatkan kemampuan suatu
fasilitas dalam memberikan tanggapan ketika terjadi kedaruratan.
• Semua tingkatan: Nasional, daerah dan fasilitas
Kapasitas dan sistem yang harus ada agar tanggapan yang cepat dan efektif dapat
dilakukan jika terjadi bencana kedaruratan kesehatan (dalam situasi saat ini:
pengimporan kasus COVID-19) dan agar sigap membatasi perluasan kejadian (wabah)
secara “agresif”.

Delapan pilar tanggapan kesehatan masyarakat:


1. Koordinasi, perencanaan dan pemantauan tingkat nasional
2. Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
3. Surveilans, penyelidikan epidemiologis, tanggapan cepat dan penyelidikan kasus
4. Titik masuk
5. Laboratorium nasional
6. Pencegahan dan pengendalian infeksi
7. Manajemen kasus
8. Dukungan dan logistic operasi, termasuk rencana kontinjensi dan mekanisme pendanaan

Pilar 1: Koordinasi, perencanaan dan pemantauan tingkat nasional


Langkah 1 (Tindakan yang diambil)
✓ Aktifkan mekanisme koordinasi multi-sektor, multi-mitra untuk mendukung kesiapan dan
tanggapan
✓Gandeng instansi-instansi nasional dan mitra-mitra utama untuk menyusun rencana
operasional sesuai konteks negara yang juga memperkirakan kebutuhan sumber daya
untuk kesiapan dan tanggapan COVID-19, atau bahkan, jika mungkin, mengadaptasi,
Rencana Kesiapan Pandemi Influenza yang sudah ada
✓ Lakukan penilaian kapasitas dan analisis risiko, termasuk pemetaan masyarakat yang
rentan
✓ Tentukan ukuran dan sistem monitoring dan evaluasi untuk menilai efektivitas dan
dampak tindakan yang direncanakan

Langkah 2 (Tindakan yang diambil)


✓ Bentuk tim manajemen insiden, dan segera terjunkan staf yang ditunjuk dari organisasi
nasional dan mitra, dalam pusat operasi kedaruratan kesehatan masyarakat (PHEOC) atau
sejenisnya, jika ada
✓ Identifikasi, latih, dan tunjuk juru-juru bicara
✓ Gandeng donatur lokal dan program yang ada untuk memobilisasi/ mengalokasikan
sumber daya dan kapasitas untuk melaksanakan rencana operasional
✓ Meninjau persyaratan regulatif dan dasar hukum dari semua tindakan kesehatan
masyarakat yang mungkin dilakukan
✓ Pantau implementasi SCOP berdasarkan indikator kinerja utama SPRP dan buat laporan
situasi berkala
Langkah 3 (Tindakan Yang diambil)
✓ Lakukan ulasan operasional berkala untuk menilai keberhasilan implementasi dan situasi
epidemiologis, dan sesuaikan rencana operasional jika perlu
✓ Lakukan ulasan setelah tindakan dilakukan sesuai IHR (2005) jika perlu
✓Gunakan wabah COVID-19 untuk menguji/mempelajari rencana, sistem dan latihan
pembelajaran yang sudah ada untuk menjadi bahan pertimbangan dalam kegiatan
kesiapan dan tanggapan berikutnya.

PPI : Tuntutan mendasar untuk kesiapan wabah dan unsur kritis dalam kesigapan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Harus menjadi kegiatan yang terus
dijalankan yang dilaksanakan/ didukung oleh program nasional dan oleh pelaksana
utama/ tim/komite PPI, pejabat manajemen senior fasilitas layanan kesehatan dan
semua staf di tingkat fasilitas.

Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah :


• pendekatan ilmiah yang
• disertai solusi praktis untuk mencegah bahaya dari infeksi atas pasien dan tenaga
kesehatan
• didasarkan pada prinsip-prinsip penyakit menular, epidemiologi, ilmu social dan
penguatan system kesehatan, dan
• berakar dalam kualitas layanan keselamatan dan kesehatan pasien

 Yang beresiko infeksi : Semua Orang


 Manfaat PPI : Pelindung diri anda,Lindungi pasien anda, lindungi keluarga dan
komunitas anda
 Tujuan-tujuan PPI dalam kesiapan wabah
1. Mengurangi penularan infeksi terkait layanan kesehatan
2. Meningkatkan keselamatan staf, pasien dan pengunjung
3. Meningkatkan kemampuan organisasi/ fasilitas kesehatan untuk menanggapi suatu
wabah
4. Mengurangi risiko makin parahnya wabah karena rumah sakit (fasilitas layanan
kesehatan) itu sendiri
Komponen-komponen inti untuk program PPI yang efektif dalam semua konteks
• Program PPI yang efektif harus didasarkan pada implementasi semua Komponen Inti
• Jika suatu negara/fasilitas tidak memiliki pengetahuan, sistem, organisasi, dan sumber
daya PPI, tanggapan yang efektif terhadap suatu wabah sulit diberikan

Syarat-syarat Minimum PPI


TINGKAT NASIONAL
TINGKAT FASILITAS
CC1 – Ada Program PPI berjalan dengan setidaknya satu pelaksana utama PPI terlatih
purnawaktu dan anggaran khusus PPI.
• Layanan primer: petugas penghubung PPI (IPC link person) terlatih
• Layanan sekunder: 1 pelaksana utama PPI per 250 tempat tidur dengan waktu dan
anggaran khusus
• Layanan tersier: 1 pelaksana utama PPI terlatih purnawaktu per 250 tempat tidur dengan
waktu dan anggaran khusus + komite PPI multidisipliner + akses laboratorium
mikrobiologi

CC2 – Panduan PPI nasional berbasis bukti yang disesuaikan dengan konteks local
• Layanan primer: Minimal SOP tentang pencegahan standar dan dasar-dasar pencegahan
berbasis penularan
• Layanan sekunder dan tersier: SOP tambahan tentang operasi, pencegahan infeksi terkait
layanan kesehatan (HAI), dan kesehatan kerja

CC3 – Pendidikan & Pelatihan: Kebijakan nasional yang mengharuskan semua tenaga
kesehatan mendapatkan pelatihan PPI + kurikulum PPI nasional + pemantauan efektivitas
pelatihan PPI
• Semua tingkat layanan: Pelatihan PPI untuk semua staf dan petugas kebersihan (cleaner)
klinis garis depan di awal masa kerja (ditambah pelatihan fasilitas layanan tersier setiap
tahun) + pelatihan PPI spesifik untuk pelaksana utama PPI

CC4 – Grup teknis nasional yang mengembangkan rencana surveilans infeksi terkait
layanan kesehatan (HAI) dan pemantauan PPI
• Layanan primer-sekunder: Surveilans HAI bukan syarat minimum tetapi harus mengikuti
rencana nasional.
• Layanan tersier: Surveilans aktif HAI dan AMR dan umpan balik harus menjadi kegiatan
inti program PPI.

CC5 – Strategi Penyempurnaan Multimodal (MMIS) harus diterapkan dalam intervensi PPI
• Layanan primer: MMIS harus menerapkan langkah-langkah prioritas PPI (kebersihan
tangan, keamanan pemberian suntikan, dekontaminasi peralatan medis, kebersihan
lingkungan)
• Layanan sekunder: MMIS untuk implementasi semua pencegahan standar dan berbasis
penularan dan untuk triase
• Layanan tersier: sama seperti layanan sekunder + MMIS untuk jenis HAI tertentu (mis.,
CLABSI) sesuai risiko dan epidemiologi setempat

CC6 – Grup teknis nasional untuk pemantauan PPI, mengembangkan rencana +


rekomendasi tentang indikator + sistem + pelatihan PPI
• Layanan primer: memonitor indikator-indikator PPI berdasarkan prioritas-prioritas PPI
(lihat CC5)
• Layanan sekunder dan tersier: petugas yang khusus bertanggung jawab atas pemantauan
PPI dan umpan balik yang tepat waktu + kebersihan tangan sebagai indikator prioritas
Penanggung jawab PPI
• Pengetahuan: memiliki pemahaman tentang strategi PPI dalam situasi wabah/epidemi, dll
Fasyankes
• Infrastruktur
• Kebijakan dan penyusunan SOP
• Kajian, kesiapan dan kesiagaan Komite PPI
• Berpartisipasi dalam respon dan pemulihan
• Berpartisipasi dalam surveilans & monitoring
• Tatalaksana pasien
• Edukasi
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel Coronavirus (COVID-19)
Modul 2: Novel coronavirus (COVID-19) Epidemiologi, faktor risiko, definisi dan
simptomologi

• Coronavirus (CoV) adalah famili virus yang menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari
batuk pilek hingga penyakit yang lebih parah. Seringkali CoV bersifat zoonotik
(ditularkan dari hewan ke manusia).
• seperti Middle East Respiratory Syndrome [MERS] dan Severe Acute Respiratory
Syndrome [SARS]
• Beberapa coronavirus diketahui beredar di antara hewan dan belum menular kepada
manusia.
Mode penularan: tetesan kecil cairan (droplet) yang disebarkan orang yang terkena, kontak
dengan sekresi pernapasan pasien, permukaan dan peralatan yang terkontaminasi.
• Penularan dari hewan dan dari orang ke orang.
• Belum ada obat atau vaksin, baru ada langkah-langkah pendukung saja.

Gejala-gejala COVID-19
Tahap Awal:
Demam (>38C)
Gejala-gejala pernapasan:
• Batuk
• Sesak napas
• Pilak
• Badan lemah
• Tidak enak badan
• Mual/muntah
• Diare
• Sakit kepala
Tahap Lanjut: Semua gejala tersebut ditambah
• Radang paru-paru
• Bronkitis

Definisi kasus – yang akan diinvestigasi dan diuji


Infeksi pernapasan akut berat (SARI):
A. Riwayat demam, batuk, dan memerlukan perawatan RS, (penyebab lain tidak
menjelaskan keseluruhan gejala dan tandanya) DAN riwayat perjalanan atau tinggal
di/ke daerah/negara atau teritori yang melaporkan tranmisi lokal dalam waktu 14 hari
sebelum munculnya gejala.
B. Pasien dengan penyakit pernapasan akut DAN satu atau lebih dari yang berikut selama
14 hari sebelum munculnya gejala: Kontak dengan kasus terkonfirmasi atau terduga
infeksi COVID-19 ATAU bekerja di atau datang ke fasilitas layanan kesehatan di mana
pasien terkonfirmasi atau kemungkinan penyakit pernapasan akut COVID-19 dirawat.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel Coronavirus (COVID-19)
Modul 3: PPI dalam konteks COVID-19 Kewaspadaan standar, kewaspadaan
berdasar transmisi & rekomendasi khusus COVID-19

Nasihat umum WHO untuk COVID-19


Hindari kontak jarak dekat dengan orang yang menderita infeksi pernapasan akut
• Seringlah membersihkan tangan, terutama setelah kontak langsung dengan orang sakit
atau lingkungannya
• Orang yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut harus mengikuti etika
batuk/bersin, mengenakan masker medis dan mencari perawatan medis jika mengalami
kesulitan bernapas
Nasihat perjalanan WHO
WHO tidak menganjurkan langkah-langkah kesehatan tertentu untuk orang yang melakukan
perjalanan.
• Jika seseorang menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan penyakit pernapasan
akut selama atau setelah melakukan perjalanan, orang tersebut disarankan mencari
pertolongan medis dan menginformasikan riwayat perjalanannya dengan tenaga
kesehatan yang menanganinya.

WHO menganjurkan strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi


penyebaran COVID-19
Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat layanan
kesehatan termasuk:
1. menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua pasien;
2. memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan pengendalian sumber
3. menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas kasuskasus suspek
infeksi COVID-19;
4. menerapkan pengendalian administratif; dan
5. menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.

Unsur-unsur Langkah Pencegahan Standar


1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah

Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan untuk kasus-kasus COVID-19


Langkah pencegahan tambahan didasarkan pada cara transmisi :
1. Cara langsung
Kontak langsung Kontak langsung terjadi melalui sentuhan; seseorang dapat
mentransmisikan mikroorganisme kepada orang lain melalui sentuhan kulit atau dengan
permukaan, tanah atau tumbuhan Penyebaran percikan (droplet) Penyebaran percikan berarti
penyemburan aerosol relatif besar dalam jarak dekat yang dihasilkan oleh bersin, batuk, atau
bahkan
2. Cara tidak langsung
Kontak tidak langsung Transmisi tidak langsung berarti perpindahan agen infeksi dari
reservoir ke pejamu Transmisi udara terjadi ketika agen infeksi terbawa nukleus debu atau
percikan yang melayang di udara Kendaraan (vehicle) dapat secara tidak langsung
mentransmisikan agen infeksi Vektor dapat membawa agen infeksi atau menyokong
pertumbuhan atau perubahan agen
Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19 (1)
• Langkah-langkah pencegahan kontak dan percikan untuk semua pasien suspek atau
terkonfirmasi COVID-19
• Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan hanya untuk prosedur yang
menghasilkan aerosol (seperti pengisapan lendir (suctioning) terbuka saluran pernapasan,
intubasi, bronkoskopi, RJP)
• Semua pasien penyakit pernapasan harus ditempatkan di ruangan tunggal, atau berjarak
minimal 1m dari pasien lain waktu menunggu ruangan
• Suatu tim tenaga kesehatan harus dikhususkan untuk merawat hanya pasien suspek
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD: masker medis, pelindung mata atau wajah,
jubah, dan sarung tangan
• Kebersihan tangan harus dijalankan setiap kali “5 Momen” WHO berlaku, dan sebelum
APD dan setelah melepas APD
Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19
• Jika mungkin peralatan hanya digunakan sekali, khusus untuk satu pasien dan
didisinfeksi sebelum digunakan kembali
• Hindari memindahkan kasus suspek atau terkonfirmasi – jika perlu, pastikan pasien
mengenakan masker. Tenaga kesehatan harus mengenakan APD yang sesuai.
• Pembersihan rutin lingkungan sangat penting
• Batasi jumlah tenaga kesehatan, pengunjung dan anggota keluarga yang berkontak
dengan pasien. Jika perlu, semua orang harus mengenakan APD.
• Semua orang yang masuk kamar pasien (termasuk pengunjung) harus dicatat (untuk
tujuan penelusuran kontak).
• Langkah-langkah pencegahan harus tetap dijalankan hingga gejala hilang

Langkah-langkah pencegahan kontak


• Kamar tunggal
• Pasien tetap di kamar
• Kebersihan tangan sesuai “5 Moment”, terutama sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan sesudah melepas APD
• Jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan bersarung atau tidak
bersarung yang terkontaminasi.
• Staf harus mengenakan APD yang sesuai: jubah + sarung tangan
• Pembersihan peralatan, disinfeksi, dan sterilisasi yang sesuai
• Pembersihan lingkungan disempurnakan
• Jangan mengkontaminasi permukaan yang tidak termasuk dalam perawatan pasien
langsung (seperti gagang pintu, tombol lampu, ponsel)

Langkah-langkah pencegahan percikan


• Kamar tunggal
• jika ruangan tunggal tidak tersedia, pisahkan pasien dari pasien lain setidaknya dengan
jarak 1 m
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD sesuai :
• Masker medis
• Perlindungan mata (kacamata atau pelindung wajah)
• Jubah
• Pasien harus tetap tinggal di kamar (gerakan terbatas)
• Jika harus dipindahkan/bergerak, pasien wajib mengenakan masker medis dan
menggunakan rute perpindahan yang sudah ditentukan sebelumnya untuk
meminimalisasi paparan untuk staf, pasien lain dan pengunjung.

Perawatan di Rumah (Home Care) – untuk Tenaga Kesehatan


Pasien dengan penyakit pernapasan ringan kemungkinan memerlukan perawatan di rumah.
WHO menganjurkan agar pasien terus berkomunikasi dengan pemberi layanan kesehatan
atau pihak kesehatan masyarakat selama periode perawatan di rumah – hingga gejala-gejala
sembuh.

Tenaga kesehatan harus :


• Mengenakan masker dan menjalankan kebersihan tangan dengan baik, saat merawat
• Jelaskan kepada pasien cara membatasi paparan kepada keluarganya. Ajarkan juga etika
pernapasan dan kebersihan tangan (tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin).
• Jelaskan kepada pemberi perawatan tentang cara merawat dengan benar anggota keluarga
yang sakit seaman mungkin; dan berikan dukungan, penjelasan dan pemantauan terus-
menerus kepada pasien dan keluarga Perawatan di Rumah (Home Care)
Perawatan di Rumah – oleh pemberi perawatan Pemberi perawatan dan anggota
keluarga harus (jika memungkinkan) :
• Diberi tahu jenis perawatan yang harus diberikan dan penggunaan perlindungan yang
tersedia untuk menutupi hidung dan mulut
• Jika tidak memberikan perawatan, pastikan pemisahan fisik (pisahkan di ruang lain atau
setidaknya 1 meter) dari orang lain di rumah
• Ingatkan kepada pasien untuk mengenakan masker ketika ada anggota keluarga lain (jika
memungkinkan)

Anda mungkin juga menyukai