Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA NN. A


DI UPT PUSKESMAS MANCAK TAHUN 2023

OLEH :
WULAN INDHAWATI
NIM : 230707433

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA NN. A DI UPT PUSKESMAS MANCAK
TAHUN 2023

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing I

( Rahayu Khairiah, SKM, SST, Bd, M.Keb)


NIDN : 0321078201

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul Asuhan
Kebidanan Pranikah Pada Nn. A di UPT Puskesmas Mancak Tahun 2023.
Asuhan kebidanan ini merupakan salah satu tugas dalam memenuhi tugas Praktik
Profesi Bidan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan selesai
tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Maryati Sutarno Spd, SST, Bd, MARS, MH, Ketua Yayasan Abadi
Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, Bd, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Rahayu Khairiah, SKM, SST, Bd, M.Keb, Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan
perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.
4. dr. Bambang Widianto selaku Kepala UPT Puskesmas Mancak yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk pengambilan data.
5. Bapak/Ibu penguji yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan dan bantuan
kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan.
6. Kedua orang tua, suami dan anak-anak yang selalu mendoakan, memotivasi dan
membantu dengan tulus serta memberi semangat kepada penulis.
Dalam penulisan laporan, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan
kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga
Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Jakarta, Oktober 2023


Penulis

( Wulan Indhawati )

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERETUJUAN ........................................................................................ ii


KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Tujuan .............................................................................................................. 2
1.3. Manfaat ............................................................................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN TEORI


2.1. Konsep Dasar Pra Nikah .................................................................................. 3
2.2. Kewenangan Bidan dalam Pelayanan Pranikah ............................................... 8

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1. Pengkajian Data Subjektif ................................................................................ 10
3.2. Pemeriksaan Objektif ....................................................................................... 11
3.3. Assasment ........................................................................................................ 12
3.4. Penatalaksanaan ............................................................................................... 12

BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................................... 15

BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 16
5.2. Saran ................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah
menemukan belahan jiwa, setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi
cerita dan berusaha menyatukan ide. Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi. Tentulah
persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat yang paling indah adalah layak
untuk dilakukan. Selain dari itu dibutuhkan pengetahuan tentang persiapan kesehatan
reproduksi untuk menghindari Angka Kematian Ibu (AKI) maupun bayi.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Serang masih sangat tinggi, 241per
100.000 Kelahiran Hidup. Data tahun 2021, dari 31.973 kelahiran hidup, 77 orang tercatat
meninggal. Pada masa kehamilan 25 orang, masa bersalin 15 orang dan masa nifas 37
orang. Jumlah kematian ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi, tingkat pengetahuan ibu dan keluarga, kesadaran perilaku
hidup bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan, kondisi kesehatan lingkungan serta
tingkat pelayanan kesehatan. (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, 2022).
Untuk menurunkan angka kematian tersebut maka perlu kesiapan menikah yang
terdiri dalam menentukan kesiapan menikah seorang individu ada delapan faktor utama
yang dinilai penting, yaitu faktor ketrampilan, faktor ekonomi, faktor sosial, faktor emosi,
faktor hubungan interpersonal, faktor kesiapan mental, faktor kesiapan fisik, faktor usia
(Sari dkk, 2016 dalam jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 2021).
Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah dengan kesehatan
reproduksinya berada pada kondisi yang baik (Kemenkes, 2015). Dengan kesehatran
reproduksi yang telah disiapkan semenjak pranikah dapat menurunkan kehamilan tidak di
inginkan dan juga mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil, bersalin,
maupun nifas. Oleh karena itu, program persiapan pranikah menjadi penting dalam
perencanaan kehamilan. Dengan demikian, bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan
anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tentang perencanaan kehamilan
pada calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah.
Pendidikan kesehatan merupakan proses yang menghubungkan informasi kesehatan
dengan praktek kesehatan Menurut Green & Keruter (2005). Idealnya tes kesehatan pra
nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan tetapi tes kesehatan pra nikah

1
dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Upaya kesehatan
terhadap pasangan pranikah yaitu upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pemeriksaan kesehatan bagi pasangan pranikah sangat penting untuk mengetahui
tingkat kesehatan dari pasangan, jika ditemukan masalah kesehatan maka dapat langsung
dilakukan intervensi untuk pengobatan.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan


pranikah pada calon pengantin dengan perencanaan kehamilan

1.2.2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu dengan benar:

a. Menjelaskan mengenai konsep dasar asuhan kebidanan pranikah pada calon


pengantin dengan perencanaan kehamilan.

b. Melakukan identifikasi diagnosa pada calon pengantin dengan perencanaan


kehamilan.

c. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin.

d. Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada calon pengantin
dengan perencanaan kehamilan.

1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Lahan praktek
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan Kebidanan pranikah pada Nn. A secara
tepat dan benar berdasarkan teori dan kenyataan
1.3.2. Bagi Pendidikan
Diharapkan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan mahasiswi profesi kebidanan
Stikes Abdi Nusantara dalam melaksanakan asuhan pranikah pada Nn. A

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Pranikah


2.1.1. Definisi Pranikah
Pranikah adalah masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki dan perempuan,
tujuannya untuk bersuami istri dengan resmi berdasarkan undang-undang perkawinan
agama maupun pemerintah. Dari pengertian ini, maka yang dimaksud dengan konseling
pranikah ialah proses pemberian bantuan terhadap individu, sebelum melangsungkan
kehidupan berumah tangga dan memberikan petunjuk untuk dapat mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 2019 tentang
perubahan atas undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dengan rahmat
Tuhan yang maha Esa perubahan norma dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974
tentang perkawinan ini menjangkau batas usia untuk melakukan perkawinan, perbaikan
norma menjangkau dengan menaikkan batas minimal umur perkawinan bagi wanita.
Dalam hal ini batas minimal umur perkawinan bagi wanita dipersamakan dengan batas
minimal umur perkawinan bagi pria, yaitu 19 (sembilan belas) tahun. Batas usia
dimaksud dinilai telah matang jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan agar
dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan
mendapat keturunan yang sehat dan berkualitas. Diharapkan juga kenaikan batas umur
yang lebih tinggi dari 16 (enam belas) tahun bagi wanita untuk kawin akan
mengakibatkan laju kelahiran yang lebih rendah dan menurunkan resiko kematian ibu dan
anak. Selain itu juga dapat terpenuhinya hak-hak anak sehingga mengoptimalkan tumbuh
kembang anak termasuk pendampingan orang tua serta memberikan akses anak terhadap
pendidikan setinggi mungkin.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 2019 Pasal 7 disebutkan
sebagai berikut:
(1). Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19
(sembilan belas) tahun.
(2). Dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), orang tua pihak pria dan/atau orang tua pihak wanita

3
dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan dengan alasan sangat mendesak
disertai bukti-bukti pendukung yang cukup.
(3). Pemberian dispensasi oleh Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
wajib mendengarkan pendapat kedua belah calon mempelai yang akan
melangsungkan perkawinan.
(4). Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan seorang atau kedua orang tua calon
mempelai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) berlaku
juga ketentuan mengenai permintaan dispensasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (6).

2.1.2. Persiapan pranikah


Kemenkes RI (2014), persiapan pernikahan meliputi kesiapan fisik, gizi, status
imunisasi dan kebersihan organ reproduksi
1. Kesiapan fisik secara umum, seorang individu dikatakan siap secara fisik
apabila telah selesai fase pertumbuhan tubuh yaitu sekitar usia 20 tahun.
Persiapan fisik pranikah meliputi pemeriksaan status kesehatan, status gizi,
dan laboratorium (darah rutin dan yang dianjurkan).
2. Kesiapan gizi yaitu peningkatan status gizi calon pengantin terutama
perempuan melalui penanggulangan KEK dan anemia gizi besi serta defisiensi
asam folat
3. Status imunisasi TT yaitu pencegahan dan perlindungan diri yang aman
terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT
untuk mencapai kekebalan penuh
4. Menjaga kebersihan organ reproduksi

Pada umumnya pasaangan yang akan menikah selalu sibuk dengan hal-hal yang
berhubungan dengan prosesi pernikahan. Padahal, masih ada hal-hal yang pokok dan jauh
lebih penting sebelum seseorang memasuki kehidupan pernikahan, yaitu sebagai berikut
(Kemenkes, 2021) :
1. Persiapan mental
Merupakan kematangan secara psikologis untuk memasuki hidup pernikahan,
seperti dapat menerima pasangan apa adanya dan dapat menerima perbedaan
satu sama lain.

4
2. Persiapan Keilmuan
Individu tidak dapat selalu mengandalkan dengan cara learning by doing.
Carilah informasi sebanyak mungkin tentaang kehidupan rumaah tangga.
3. Persiapan fisik
Hal ini berkaitan dengan kesiapan fisik untuk memiliki anak sebagai penerus
keturunan, agar anak yang dihasilkan dari pernikahan dapaat lahir sehat dan
baik.
4. Persiapaan finaansial
Pasangan yang akan menikah lupa bahwaa perhitungan aspek finansial pasca
pernikahan jauh lebih penting dari acara pernikahan.

2.1.3. Konseling pranikah


Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang
mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan
keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut. KIE bertujuan untuk mendorong
terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan dan
sikap agar memiliki perilaku yang sehat dan bertanggung jawab. KIE penting dilakukan
untuk persiapan menjadi orang tua karena menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah,
tetapi tidak juga sesulit yang dibayangkan dan salah satu kunci sukses menjadi orang tua
yang baik adalah mempersiapkan diri dari kedua belah pihak.
Konseling pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin untuk
menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam rumah
tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk memecahkan masalah.
Konseling pranikah (premarital counseling) juga merupakan upaya untuk membantu
calon suami dan calon isteri oleh seorang konselor professional, sehingga mereka dapat
berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang
menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian, sehingga tercapai
motivasi keluarga, perkembangan, kemandirian dan kesejahteraan seluruh anggota
keluarga. Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan seseorang dengan
pasangan, tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan seseorang untuk mengatasi
ketidakcocokan. Ketidak jelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan yang aktual (apa
adanya) memang tidak pernah berujung. Statistik memperlihatkan perlunya menemukan

5
kiat menempuh pernikahan yang sukses. Mengajukan pertanyaan yang tepat kepada
pasangan (sebelum menikah) bisa menjadi alternatif solusi melanggengkan perkawinan
yang sehat, serasi dan bahagia.

2.1.4. Tujuan Konseling Pranikah


Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang
pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat, serta
mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan.
Menurut Kemenkes (2014), penyelenggaraan pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil (prakonsepsi) atau pranikah bertujuan untuk:
a. Menjamin kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas.
b. Menguranggi angka kesakitan dan angka kematiam ibu dan bayi baru lahi
c. Menjamin tercapainya kualitas hidup dan pemenuhan hak-hak reproduksi.
d. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir yang bermutu, aman, dan bermanfaat sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.1.5. Pelayanan Kesehatan Pranikah


Pelayanan kesehatan sebelum hamil di Indonesia telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan (PMK No. 97 tahun 2014), dan telah ditulis dalam buku saku
kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin maupun bagi penyuluhnya yang
dikeluarkan oleh Kemenkes RI. Pranikah adalah dengan pemeriksaan kesehatan calon
pengantin meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium, serta penyuluhan kesehatan
reproduksi calon pengantin.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil sebagaimana
dimaksut dilakukan pada remaja, calon pengantin, dan pasangan usia subur (PMK No. 97
tahun 2014). Menurut Kemenkes (2015) dan PMK No. 97 tahun 2014, yaitu:

6
1. Pemeriksaan kesehatan secara umum yaitu:
1) Pemeriksaan fisik / klinis lengkap (periksa TD dan tanda obesitas)
2) Pemeriksaan darah rutin (periksa Kolesterol, Hb, hematokrit, trombosit,
leukosit, dan gula darah).
3) Golongan darah dan rhesus
4) Urinalisis lengkap (mendeteksi penyakit ISK dan adanya darah, protein,
dll yg menunjukkan adanya penyakit tertentu)
2. Pemeriksaan penyakit hereditas
1) Talasemia
2) Hemofilia
3) Sickle Cell Disease (SCD)
3. Pemeriksaan penyakit menular
1) HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C
2) TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus)
3) Venereal Disease Screen (Syphilis)
4. Pemeriksaan yang berhubungan dengan organ reproduksi dan kesuburan
1) Untuk perempuan -> USG (kondisi rahim, saluran telur, dan indung
telur). HSG (kondisi tuba fallopi, sumbatan akibat kista, polip
endometrium, tumbor fibroid, dll)
2) Untuk laki-laki -> pemeriksaan fisik (penis, skrotum, prostat).
Pemeriksaan hormon FSH. Analisis semen dan sperma
5. Pemeriksaan tambahan: Alergi
6. Pemeriksaan Imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan
terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup
untuk melindunggi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan status T5 sebagaimana dimaksud
ditunjukkan agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh. Dalam hal
status imunisasi belum mencapai status T5 saat pemberian imunisasi dasar dan
lanjutan, maka pemberian imunisasi tetanus toxoit dapat dilakukan saat yang
bersangkutan menjadi calon pengantin.

7
2.2. Kewenangan Bidan dalam Pelayanan Pranikah.
2.2.1. Peraturan Perundang-undangan
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa hamil, Persalinan,
Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
c. Undang-undang nomor 4 tahun 2019 tentang Kebidanan
d. PMK nomor 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik bidan
e. Kepmenkes nomor 320 taahun 2020 tentang Standar Profesi Bidan
f. Undang- undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan

2.2.2. Kewenangan
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 97 tahun 2014
tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan
masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta
pelayanan kesehatan seksual. Pada BAB II pasal 5 bahwa :
(1) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil dilakukan untuk
mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.
(2) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan pada remaja, calon pengantin; dan/atau pasangan usia
subur.
(3) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. Kegiatan pemeriksaan fisik;
b. pemeriksaan penunjang;
c. pemberian imunisasi;
d. suplementasi gizi;
e. konsultasi kesehatan; dan
f. pelayanan kesehatan lainnya.

8
b. Kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada calon
pengantin atau pranikah atau masa sebelum hamil diatur pada Permenkes
Nomor 28 Tahun 2017, yaitu
Kewenangan bidan menurut Permenkes Nomor 28 tahun 2017 :
1. Pasal 18
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan
untuk memberikan :
a. Pelayanan kesehatan ibu;
b. Pelayanan kesehataan anak; dan
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluargaa berencana
2. Pasal 19
(1) Pelayanankesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a
diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan,
masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan :
a. konseling pada masa sebelum hamil;
b. antenatal pada kehamilan normal;
c. persalinan normal;
d. ibu nifas normal;
e. ibu menyusui; dan
f. konseling pada masa antara dua hamil

9
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PRA NIKAH PADA NN. A

3.1. Pengkajian Data Subjektif

Tanggal : 30 September 2023

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Puskesmas Mancak

Biodata

Nama : Nn. A Nama calon Suami : Tn. J

Umur : 23 Th Umur : 27 Th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTA/Sederajat Pendidikan : SLTA/Sederajat

Pekerjaan : Mahasiswi Pekerjaan : Karyawan swasta

Alamat : Kp. Saung wadas RT.


012/005, Desa Talaga
Kec Mancak

3.1.1. Keluhan Saat Ini


Pasien mengatakan akan menikah pada 28 Oktober 2023, ingin memeriksakan
kesehatannya dan segera merencanakan kehamilan.
3.1.2. Riwayat Identitas
 Calon pengantin belum pernah menikah
 Calon pengantin belum melakukan hubungan seksual
3.1.3. Riwayat Kesehatan Reproduksi
Menarch : 15 Tahun Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hr Nyeri haid : Ada, pada hari pertama

1
3.1.4. Riwayat Penyakit Keturunan

No Jenis Ada Tidak


ada
1. Jantung 
2 Hipertensi 
3 DM 
4 Asma 
5 Hepatitis 
6 IMS/HIV 
7 TBC 
8 Ginjal kronis 
9 Malaria 
10 Epilepsy 
11 Kejiwaan 
12 Kelainan konginital 
13 Alergi obat/makanan 
14 Kecelakaan 
15 Transfuse 

3.1.5. Riwayat Psikososial Ekonomi

Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan dan calon pengantin
mengatakan sudah siap secara fisik dan mental untuk menikah. Calon suami sudah
bekerja dan bisa mencukupi kebutuhan financialnya.

3.2. Pemeriksaan Objektif


1. BB : 50 kg, TB : 153 cm, IMT : 21,36 LILA : 24,5 Cm
2. Pemeriksaan TTV:
TD : 110/80 mmhg Suhu : 36,5 C
Nadi : 82x/mnt Pernafasan : 22x/mnt
3. Head to toe
a. Wajah : tidak pucat
b. Kepala : kepala bersih, rambut hitam dan tidak berbau
c. Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih (tidak ikterik)
d. Hidung : Tidak ada polip, tidak ada secret berlebihan
e. Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
f. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran serumen

1
g. Leher : kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
h. Payudara : Tidak ada benjolan
i. Abdomen : Tidak dilakukan
j. Ekstremitas : Atas : tidak ada kelainan
Bawah : tidak ada kelainan
k. Anogenital : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. HB : 12,5 gr/dl
b. GDS : 120 mg/dl
c. Gol Darah :A
d. Urine : tidak dilakukan
e. PMS : tidak dilakukan
f. HIV/AIDS : -/non reaktif
g. Hepatitis : -/non reaktif
h. Sifilis : -/non reaktif

3.3. Assasment
Nn A usia 23 tahun calon pengantin berdasarkanhasil pemeriksaan fisik dan
laboratoriun dalam kondisi sehat.

3.4. Penatalaksanaan
Tanggal : 30 September 2022 Pukul : 10.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada calon pengantin bahwa secara umum
keadaannya baik, dan tidak ada kelainan, tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Menjelaskan kepada catin mengenai kesehatan reproduksi pranikah.
3. Memberikan konseling tentang kehamilan yang sehat.
4. Menganjurkan kepada klien/catin untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan
yang kaya zat besi dan mengandung asam folat seperti daging sapi, sayuran
berwarna hijau tua, ikan daging ayam serta susu.
5. Memberikan konseling tentang Personal Hygiene.
6. Menjelaskan pada catin tentang imunisasi TT dan memberikan imunisasi TT3.

1
DOKUMENTASI ASUHANKEBIDANAN
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Hari dan Tanggal : Selasa/30 September 2023
Tempat Praktik : Puskesmas Mancak
Nama : Wulan Indhawati
Program Studi : Profesi Bidan
Pathway Kasus Kebidanan

Diagnosa : Nn A Usia 23 tahun calon pengantin


Nama : Nn A
Usia : 23
Tahun

Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / keluhan yang dialami pasien) Melakukan pemeriksaa
Tanda / Gejala / keluhan
Persiapan pranikah yang dialami pasienperempuan dalam me
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
Menurut Kemenkes RI (2014), persiapan pranikah meliputi: Data Subjektif:
Pasien datang ke
Persiapan fisik Puskesmas Mancak ingin
Persiapan gizi konsultasi persiapan
Persiapan imunisasi TT pada catin pranikah dan
Menjaga kebersihan organ reproduksi merencanakan kehamilan.

Data Objektif:
BB: 50 kg, TB: 153 cm, IMT
: 21,36 LILA: 24,5 Cm, TD:
120/80 mmhg, Suhu: 36,5 C,
Nadi: 82 x/mnt, Rr: 22 x/mnt.
Asuhan yang diberikan: pemeriksaan head to toe dalam
batasada
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada calon pengantin bahwa secara umum keadaannya baik, dan tidak normal.
kelainan, tanda-tanda vital dalam
Menjelaskan kepada catin mengenai kesehatan reproduksi pranikah (catin memahami) Pemeriksaan Laboratorium
Memberikan konseling tentang kehamilan yang sehat (catin mengerti) HB: 12,5 gr/dl, GDS : 120
Menganjurkan kepada klien/catin untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang kaya zat besimg/dl,
dan mengandung
GOL Darah:asam A folat seperti dag
Memberikan konseling tentang tentang imunisasi Personal Hygiene (catin mengerti) Urine: tidak dilakukan
Menjelaskan pada catin TT, efek samping nya dan memberikan imunisasi TT3 (catin mengerti dan bersedia)
PMS: tidak dilakukan
HIV/AIDS: -/non

1
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan:
1. Catin mengetahui hasil pemeriksaan sehingga catin koperatif dalam pemberian asuhan
kebidanan (Notoadmojo, 2014).
2. Dengan kesehatan reproduksi yang telah disiapkan semenjak pranikah dapat menurunkan
kehamilan tidak diinginkan dan juga mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat
hamil, bersalin, maupun nifas (Kemenkes, 2015).
3. Kehamilan yang sehat bertujuan untuk menempatkan wanita sebagai pusat perhatian
utama dalam pelayanan kesehatan, memberikan pengalaman kehamilan yang
memuaskan, dan memastikan janin yang dikandung mendapatkan titik awal kehidupan
yang terbaik (WHO tahun 2016).
4. Dengan makan-makanan yang sehat dapat mendukung proses persiapan kehamilan agar
ibu dan janin sehat (Sackey, 2015).
5. Dengan dilakukannya Personal hygiene dapat terawatnya diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis (Aziz, 2006).
6. Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap
penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindunggi ibu
dan bayi terhadap penyakit tetanus (Menurut Kemenkes, 2015).
7. Pemeriksaan laboratorium lainnya berfungsi dalam membantu untuk menegakkan
diagnosis, memantau perjalanan penyakit serta serta menentukan prognosis (Immanuel
Silaban, 2022)

Evaluasi asuhan yang diberikan:

Klien/catin sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan, mengenai mental dan sosial, merencanakan kehamilan, kehamilan y

1
BAB 4
PEMBAHASAN

Klien datang bersama calon suami pada hari senin pukul 16.00 WIB, sedang
melakukan persiapan pernikahan, melakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi TT dan
merencanakan kehamilan. Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan,
dan merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas.
Pada kasus ini secara keseluruhan tidak ada kelainan. Persipan fisik, mental dan
finansial dalam keadaan normal namun yang diperlukan hanya konseling pranikah dan
prakonsepsi. Kasus pranikah ini yaitu pada Nn. A 23 tahun dan calon suami Tn. J 27 tahun
dimana usianya telah cukup bila akan menikah dan merencanakan untuk kehamilan. Pada
kasus ini Nn. A dapat konseling tentang kehamilan yang sehat. Adapun upaya kesehatan bagi
pranikah yaitu upaya preventif penyuluhan tentang gizi, sex education, kesehatan reproduksi,
personal hygine, dan imunisasi catin. Pasangan pranikah banyak mengefek sampingkan
nutrisinya, mengkonsumsi vitamin asam folat. Hal ini sering tejadi pada wanita yang sibuk
dengan program dietnya yang nanti akan berdampak pada psikologisnya untuk itu
penyuluhan tentang gizi seimbang sangat diperlukan pada pengkajian yang telah dilakukan
pada Nn. A. Catin di berikan konseling pranikah mengenai makanan yang mengandung zat
besi dan yang mengandung asam folat. Personal Hygiene merupakan salah satu yang menjadi
prioritas utama bagi pasangan pranikah, biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih
sering melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut, kuku,
genitalia dll. Diberikan konseling mengenai personal hygine yang baik dan untuk tidak sering
memakai pakaian dalam dan celana jeans yang ketat karena berakibat daerah kewanitaan
lembab dan memicu timbulnya bakteri, diberikan juga konseling untuk memilih bahan celana
dalam yang dapat menyerap keringat. Catin mendapatkan Imunisasi TT 3 dan di jadwalkan
untuk kunjungan ulang satu tahun setelah menikah untuk mendapatkan imunisasi TT 3.

1
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pranikah adalah masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki dan perempuan,
tujuannya untuk bersuami istri dengan resmi berdasarkan undang-undang perkawinan
agama maupun pemerintah. Dari pengertian ini, maka yang dimaksud dengan konseling
pranikah ialah proses pemberian bantuan terhadap individu, sebelum melangsungkan
kehidupan berumah tangga dan memberikan petunjuk untuk dapat mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
Secara umum, konseling pranikah bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam
mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah serta mengurangi angka
perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga. Secara khusus konseling
pranikah bertujuan untuk mencapai kemandirian dalam mencapai pemahaman diri,
penerimaan diri, penegerahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap
penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu
dan bayi terhadap penyakit tetanus jika dilakukan imunisasi secara lengkap yaitu sampai
TT 5. Status T5 sebagaimana dimaksud ditunjukkan agar wanita usia subur memiliki
kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi belum mencapai status T5 saat pemberian
imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya
pencegahan dan perlindungan, pemberian imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat
yang bersangkutan menjadi calon pengantin.

5.2. Saran
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam
melaksanakan asukan kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat
digunakan sebagai berkas penulisan didalam melaksanakan tugas sebagai bidan.

1
2. Bagi Calon Pasangan Pengantin
Diupayakan untuk terus melaksanakan anjuran yang diberikan tenaga kesehatan
agar tujuan mendapatkan keturunan sehat dapat dicapai.
3. Bagi Institusi
Pemberian asuhan kebidanan pada masa pra nikah harus terus ditingkatkan, dapat
dilakukan dengan cara konseling pranikah karena melahirkan generasi yang cerdas
dimulai dari dalam kandungan, dan segera merujuk jika ditemukan kelainan.

1
DAFTAR PUSTAKA

------------,2014. Modul pelajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat. BKKBN dan


UMM.

-----------. 2017. BKKBN: Usia Pernikahan Ideal 21 – 25 Tahun

BKKBN, 2009. Pedoman pelayanan KB Dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


BKKBN

Dinkes Prov. Banten. 2022. Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Serang

http://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25- tahun

http://dp2m.umm.ac.Id/files/file/informasi

Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan dan Kementerian
Agama.

Notoatmojo S (2018) Metodologi penelitian Kesehatan Jakarta : Rineka Cipta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014. Tentang


Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan

Rita Yulifah (2009). Komunikasi dan konseling dalam kebidanan.


www.opac.perpusnas.go.id

Sari, Yunita, Andhita Nurul Khasanah, & Sarah Sartika. 2016. “Studi Mengenai Kesiapan
Menikah Pada Muslim Dewasa Muda.” Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan
PKM Kesehatan 6(1):2010–14

Tyastuti,dkk,2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan ,Yogyakarta:


Fitramaya

1
LAMPIRAN

1
2
2

Anda mungkin juga menyukai