Disusun oleh
Dwi Wahyuni
PB201002
Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Disusun oleh:
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA NY.F DENGAN BAYI CUKUP
BULAN BCB/SMK/SPT
DI PUSKESMAS ONGKA
Disusun oleh :
Pembimbng Institusi
Tanggal :
Di :
(, SST., M.Kes., M.keb.)
NIK :
Tanggal :
Di :
Niluh Sutarmi, Amd.Keb
NIP. 19751207200801004
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla yang telah memberikan
kemudahan, rahmat, serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Panjang
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal Pada Ny. H Umur 27 G1p0a0 Uk 5
Minggu 3 Hari Di Puskesmas Ongka”. Laporan ini disusun guna memenuhi persyaratan
ketuntasan Praktik Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi.
Penulis Laporan ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan dari
banyak pihak yang sangat berarti dalam penyusunan laporan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah berjasa, memberikan dukungan serta bantuan baik
moril maupun materil kepada :
1. Niluh Sutarmi, Amd.Keb., selaku pembimbing lahan yang dapat memberikan masukan,
serta pengajaran praktik sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
2. Erinda Nur Pratiwi, SST., M.Keb., selaku dosen pembimbing yangsenantiasa
meluangkan waktu memberikan arahan serta masukan sehingga Laporan ini dapat
diselesaikan.
3. Teman – teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi angkatan tahun 2021 yang memberikan semangat sehingga Laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan Laporan untuk dapat dilanjutkan hingga akhir. Penulis
mengucapkan mohon maaf jika terdapat kesalahan dan harapan penulis semoga Laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
A. Latar belakang...........................................................................................................................2
B. Tujuan.......................................................................................................................................3
C. Manfaat......................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................5
a. Pengertian..................................................................................................................................5
b. Klasifikasi Bayi Baru Lahir.......................................................................................................5
c. Fisiologi Neonatus.....................................................................................................................6
d. Ciri-Ciri Neonatus...................................................................................................................11
e. Kebutuhan Dasar Neonatus.....................................................................................................11
f. Standar Pelayanan Kebidanan Neonatus....................................................................................13
g. Tanda Bahaya Neonatus Dengan Resiko Tinggi......................................................................13
h. Evidence Base Praktik Kebidanan...........................................................................................16
BAB III STUDY KASUS....................................................................................................................39
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................................49
BAB V PENUTUP..............................................................................................................................51
Daftar Pustaka
v
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi baru lahir normal atau biasa juga disebut neonatus adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu dengan berat badan lahir 2500-
4000 gram. Adaptasi fisik dan psikologis dimulai saat tubuh bayi baru lahir, dimana
tubuh bayi baru lahir akan mengalami perubahan drastis, disaat inilah bayi
memerlukan pemantauan ketat untuk menilai bayi baru lahir dalam melakukan
Transisi yang terjadi pada bayi baru lahir meliputi 3 periode yaitu periode
pertama reaktivitas, fase tidur dan periode kedua reaktivitas. Dari masing-masing
transisi yang terjadi akan memperlihatkan kemajuan bayi baru lahir. Beberapa jam
sejak awal kehidupan ekstrauterin bayi baru lahir merupakan keadaan yang paling
dinamis, dimana bayi berubah dari keadaan ketergantungan sepenuhnya kepada ibu
menjadi tidak tergantung secara fisiologis kepada ibu. Perubahan yang terjadi pada
bayi baru lahir ini merupakan suatu proses kompleks yang dikenal sebagai masa
transisi. Pada saat bayi mengalami proses transisi perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap kemampuan bayi dalam proses menerima rangsangan. Apabila pada masa
transisi tidak berlangsung dengan baik maka kelangsungan hidup bayi baru lahir
akan terancam. Resiko kematian bayi pada jam-jam pertama lebih besar dari pada
stagnan di angka 30 per 1.000 KH (Kelahiran Hidup), pada tahun 2018 terdapat
kematian bayi sebanyak 36,65 per 1.000 KH (Kelahiran Hidup), pada tahun 2019
mencapai angka 28,31 per 1.000 KH (Kelahiran Hidup), pada tahun 2020 Angka
Kematian Bayi (AKB) sejumlah 27,23 per 1.000 KH (Kelahiran Hidup), tahun 2018
3
Angka Kematian Bayi (AKB) sejumlah 26,66 per 1.000 KH (Kelahiran Hidup),
sedangkan pada tahun 2019 terdapat 25,30 per 1.000 KH (Kelahiran Hidup). Target
Development Goals (SDGs) pada tahun 2030 yaitu sebesar 12 per 1000 Kelahiran
Hidup (KH) maka untuk memenuhi target tersebut, dapat dilakukan dengan
Melihat data yang telah dipaparkan bahwa resiko kematian neonatus yang
tergolong masih tinggi, maka peran bidan yaitu memberikan Asuhan Kebidanan
terutama pada kesehatan ibu dan anak sehingga mampu meningkatkan derajat
yang dirasakan oleh Ny “F” yang melakukan persalinan secara normal pada
asuhan kebidanan pada neonatus khususnya pada Bayi Ny “F” di PKM Ongka.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk melaksanakan asuhan kehamilan dalam kebidanan pada ibu hamil dengan
manajemen 7 langkah varney.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif melalui anamesa pada bayi
Ny. D di Puskesmas Ongka Tahun 2021.
2. Mahasiswa mampu mengumpulkan data objektif melalui pemeriksaan fisik dan
penunjang pada bayi Ny. D dengan melakukan pendokumentasian varney di
Puskesmas Ongka Tahun 2021.
4
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
a. Dapat digunakan sebagai bahan pustaka untuk bacaan, pelengkap dan
penambahan pengetahuan bagi mahasiswa-mahasiswi jurusan Kebidanan di
Universitas Kusuma Husada Surakarta, dalam melakukan asuhan kebidanan
bayi baru lahir normal.
b. Dapat digunakan sebagai aplikasi dalam pembelajaran di kelas terkait
dengan masalah asuhan kebidanan bayi baru lahir normal.
2. Bagi Puskesmas
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian asuhan kebidanan
bayi baru lahir fisiologi.
b. Dapat digunakan sebagai standar operasional prosedur dalam melakukan
asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologi.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan serta mengaplikasikan
asuhan kebidanan bayi baru lahir normal.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Fisiologi Neonatus
Ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonates, yaitu suatu organisme
sedang tumbuh yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. (Armini dkk, 2017).
1) Sistem pernafasan
Perkembangan system pulmoner : Umur kehamilan : perkembang
24 hari : Bakal paru-paru terbentuk
26 – 28 hari : Kedua bronchi membesar
12 minggu : Di bentuk segmen bronchus
12 minggu : Diferensi lobus
24 minggu : Di bentuk alveolus
28 minggu : Di bentuk surfaktan
34-36 minggu : Struktur matang
Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mngembangkan system alveoli.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
Rangsangan gerakan pernapasan pertama:
7
pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse
plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik
lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg. (Armini dkk, 2017).
3) Suhu tubuh
Ada 4 mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi lahir
ke lingkungannya.
a) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang
kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi
ke objek lain melalui kontak langsung). (Armini dkk,2017) Contoh :
(1) Menimbang bayi tanpa alas timbangan
(2) Tangan penolong yang dingin memegang BBL
(3) Menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL
b) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu udara)
Contoh :
(1) Membiarkan atau menempatkan BBLL dekat jendela
(2) Membiarkan BBL di ruang yang terpasang kipas angina
c) Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL, keluar ke lingkungan yang lebih dingin
(pemindahan panas atara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda).
Contoh :
(1) BBL dibiarkan dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas
(radiant warmer)
(2) BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang.
(3) BBL ditidurkan berdekatan dengan ruang yang dingin, misalnya
dekat tembok.
d) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan
dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara mengubah
cairan menjadi uap). Evaporasi dipengaruhi oleh:
(1) Jumlah panas yang dipakai
(2) Tingkat kelembapan udara
9
Pada neonates tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan
lamina propia ilium dan apendiks. Plasenta merupakan sawar, sehingga
fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada BBL hanya terdapat
gama globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat melalui plasenta
karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat
melalui plasenta (Lues, toksoplasma, herpes simpleks, dll) reaksi
imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibody
gama A, G dan M(Armini, Kompiang, Marhaeni,2017).
7) Traktus digestivus
Traktus digestivus relative lebih berat dan lebih panjang dibandingkan
dengan orang dewasa. Pada neonates traktus digestivus mengandung zat
yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan
disebut meconium. Pengeluaran meconium biasanya dalam 10 jam pertama
dan 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk serta berwarna normal, enzim
dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonates, kecuali
amylase pancreas. Bayi sudah ada reflex hisap dan menelan, sehingga pada
saat bayi lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari
hubungan esophagus bawah dengan lambung belum sempuna, dan
kapasitas dari lambung juga terbatas, yaitu ± 30 cc (Armini, Kompiang,
Marhaeni, 2017).
8) Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis
yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glukogen.
Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak
lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya
detoksifikasi hati pada neonates juga belum sempurna, contohnya
pemberian obat kloramfenkol dengan dosis lebih dari 50 mg/KgBB/hari
dapat menimbulkan grey baby syndrome (Armini, Kompiang, Marhaeni,
2017).
9) Kesimbangan Asam Basa
PH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobic. Dalam 24
jam neonates telah mengompensasi asidosis ini. (Armini, Kompiang,
Marhaeni, 2017).
11
d. Ciri-Ciri Neonatus
Menurut Marie (2016),ciri-ciri neonates diantaranya sebagai berikut:
1) Denyu
2) Berat badan 2500-4000 gra
3) Panjang badan 48-52 cm
4) Lingkar dada 30-38 cm
5) Lingkar kepala 33-35 cm
6) Frekuensi jantung 120-160 kali per menit
7) Pernafasan 40-60 kali per menit
8) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
9) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
10) Kuku agak panjang dan lemas
11) Genetalia
Perempuan : labia mayora sudah menutupi labio minora
Laki-laki : testis sudah turun, skrotum sudah ada
12) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
13) Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
14) Refleks graps atau menggenggam sudah baik
15) Eliminasi, meconium akan keluar24 jam pertama, meconium berwarna hitam
kecoklatan.
(b) Asih merupakan ikatan yang serasi dan selaras dalam kandungan untuk
menjamin mantapnya tumbuh kembang fisik, mental dan psikososial
anak. (Astuti, 2017).
(c) Asih merupakan bagaimana mempercayakan dan mengasihi untuk
memberikan rasa aman kepada anak. Lebih kepada ikatan emosional
yang terjadi antara anak dan orangtua. Kadang selalu bertindak selaku
teman dan kadang juga orang tua yang protektif.
3) Kebutuhan asah
(a) Asah atau stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar
anak, yang berupa latihan atau bermain. (Astuti dkk, 2017).
(b) Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan
stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan
anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi ini sudah
dapat dilakukan sejak masa kehamilan, dan juga setelah lahir dengan
cara menyususi anak sedini mungkin. (Astuti dkk, 2017).
(c) Asah merupakan proses pembelajaran bagi anak, agar anak tumbuh
dan berkembang menjadi anak yang cerdas ceria dan berakhlak mulia,
maka periode yang menentukan sebagai masa keemasan (golden
periode), jendela kesempatan (window of opportunity) dan masa krisis
(critical period) yang mungkin tidak terulang. Anak terutama bayi
merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan dan
tndak kekerasan yang meliputi perlakuan salah (abuse), eksploitasi,
penculikan dan perdagangan bayi. Upaya pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan selama ini lebih menekankan pada upaya pelayanan
kesehatan semata, belum terorientasi pada upaya perlindungan yang
menyeluruh. (Astuti dkk, 2017).
(d) Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial
anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan. Anak perlu
distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin
kemaampuan sensorik, motoric, emosi-sosial, bicara, kognitif,
kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
(Astuti dkk, 2017).
13
6) Kejang
Penyebab :
a) Gangguan metobolisme
b) Infeksi
c) Perdarahan intracranial
d) Kelainan susunan syaraf pusat
7) Hipotermia
Tanda gejala :
a) Bayi tidak mau menyusu
b) Bayi tampak mengantuk saja (legartis)
c) Tubuh bayi teraba dingin
d) Denyut jantung menurun
Penyebab :
a) Sering terjadi pada BBLR karena pengaturan suhu tubuh belum
sempurna
b) Berada pada lingkungan yang dingin
8) Hipogiklemi
Tanda gejala :
a) Tremor
b) Bayi lemah, apatis, letargi, dan berkeringat dingin
c) Sianosis
d) Kejang
e) Apnea, napas lambat, tidak teratur
f) Tangisan melengking atau lemah merintih
g) Hipotonia
h) Masalah minum
i) Nistagnus, gerakan infolunter pada mata
Penyebab :
a) Konsentrasi glukosa darah bayi lebih rendah dibandingkan
dengan glukosa darah rata-rata (<30 mg% pada bayi cukup bulan
dan <20 mg% pada bayi kurang bulan).
b) Lebih sering pada BBLR karena cadangan glukosa rendah.
9) Tetanus neonatorum
Tanda gejala :
16
2. Asuhan Neonatus
a. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang
akurat, relevan dan lengkap dai semua yang berkaitan dengan kondisi klien,
yaitu meliputi data subyektif dan data obyektif. (Kemenkes RI, 2017).
1) Data subyektif
a) Identitas Bayi
(1) Nama : untuk mengenal bayi
(2) Jenis kelamin : untuk memberikan informasi pada ibu dan
keluarga serta memfokuskan saat pemeriksaan genetalia
(3) Anak ke : untuk mengkaji adanya kemungkinan sibling
rivalry. (Kemenkes RI, 2017).
b) Identitas orangtua
(1) Nama : untuk mengenal ibu dan suami
(2) Umur : usia orangtua mempengaruhi
kemampuannya dalam mengasih dan merawat bayinya
(3) Suku/bangsa : asal dserah atau bangsa seorang wanita
berpengaruh terhadap pola piker mengenai tenaga
kesehatan, pola nutrisi dan adat istiadat yang dianut
(4) Agama : untuk mengetahui keyakinan orangtua
sehingga dapat menuntun anaknya sesuai dengan
keyakinannya sejak lahir.
(5) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat intelektual
orantua yang dapat mempengaruhi kemampuan dan
kebiasaan orangtua dalam mengasuh, merawat dan
memenuhi kebutuhan bayinya.
(6) Pekerjaan : status ekonomi seseorang dapat
mempengaruhi pencapaian status gizi (Hidayat dan Uliyah,
2008). Hal ini dapat dikaitkan dengan pemenuhan nutrisi
bagi bayinya. Orangtua dengan tingkat social ekonomi yang
tinggi cenderung akan memberikan susu formula pada
bayinya (Kemenkes RI, 2017).
19
i) Data Kesehatan
(1) Riwayat kehamilan : untuk mengetahui beberapa kejadian atau
komplikasi yang terjadi saat mengandung bayi yang baru saja
dilahirkan. Sehingga dapat dilakukan skrining test dengan tepat
dan segera. (Kemenkes RI, 2017).
(2) Riwayat persalinan : untuk menentukan tindakan segera yang
dilakukan pada bayi baru lahir. (Kemenkes RI, 2017).
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan umum
(1) Keadaan umum : baik
(2) Kesadaran: Bertujuan untuk menilai status kesadaran bayi.
Composmentis adalah status kesadaran dimana bayi mengalami
kesadaran penuh dengan memberikan respons yang cukup
terhadap stimulus yang diberikan
(3) Tanda tanda vital : Pernapasan normal adalah antara 40-60 kali
per menit, dihitung ketika bayi dalam posisi tenang dan tidak ada
tanda-tanda distress pernapasan. Bayi baru lahir memiliki
frekuensi denyut jantung 120-160 denyut per menit. Angka
normal pada pengukuran suhu bayi secara aksila adalah 36,5-37,5°
C (Kemenkes RI, 2017).
(4) Antropometri : Bayi biasanya mengalami penurunan berat badan
dalam beberapa hari pertama yang harus kembali normal, yaitu
sama dengan atau di atas berat badan lahir pada hari ke-10.
Sebaiknya bayi dilakukan penimbangan pada hari ke-3 atau ke-4
dan hari ke-10 untuk memastikan berat badan lahir telah kembali.
Berat badan bayi mengalami peningkatan lebih dari 1530 gram per
hari setelah ASI matur keluar. (Kemenkes RI, 2017).
b) Pemeriksaan Khusus
(1) Kulit : Seluruh tubuh bayi harus tampak merah muda,
mengindikasikan perfusi perifer yang baik (Johnson dan
Taylor,2005). Menurut WHO (2013), wajah, bibir dan selaput
lendir harus berwarna merah muda tanpa adanya kemerahan
atau bisul. (Kemenkes RI, 2017).
21
antara ibu dan bayi, tutupi kepala bayi dengan topi yang hangat, berikan
pendidikan kesehatan pada ibu dan atau keluarga terkait
denganpermasalahan bayi yang dialami serta lakukan rujukan sesuai
pedoman MTBS jika ada kelainan.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan rencana
asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien
dan aman berdasarkan evidence based kepada bayi, meliputi rencana asuhan
kebidanan yang dilakukan pada neonatus adalah memastikan bayi tetap
hangat dan mendapat ASI eksklusif, menjaga kontak kulit antara ibu dan bayi,
menutupi kepala bayi dengan topi yang hangat, memberikan pendidikan
kesehatan pada ibu dan atau keluarga terkait dengan permasalahan bayi yang
dialami serta melakukan rujukan sesuai pedoman MTBS jika ada kelainan
(WHO, 2013).
e. Evaluasi
Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai dengan kondisi bayi kemudian dicatat, dikomunikasikan dengan ibu dan
atau keluarga serta ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi bayi. Berikut adalah
hasil evaluasinya bayi telah dibedong dengan kain bersih dan kering dan
memakai topi bayi, bayi mendapatkan ASI.
39
BAB III
STUDY KASUS
b. Riwayat kehamilan
Trimester I : ANC 1 Kali
Keluhan : Mual muntah
Anjuran : Makan dengan porsi sedikit tapi sering
Therapy : Pemberian Vit B6 dan Tablet Fe
Trimester II : ANC II kali
Keluhan : Tidak ada
Therapy : Mengurangi aktivitas berat dan makan bergizi seimbang
Trimester III : ANC II kali
Keluhan : Nyeri pada bagian pinggang dan sering BAK dimalam hari
Therapy : Pemberian tablet Fe
c. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
Peno K Infek Lakta
GPA UK komp jenis JK komp komp
Long U si si
H A M I L I N I
e. Riwayat kehamilan
Ibu mengatajan ini adalah kehamilannya yang pertama dan ibu belum pernah
kegugran
Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 15 Maret 2021
Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin
Ibu mengatakan masih merasakan mual
Ibu mengatakan sudah pernah mendapatkan imunisasi TT 1x pada saat akan
menikah
5. Data kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi baru lahir normal, aterm, spontan pervaginam, langsung menangis kuat
dan keras, jenis kelamin laki-laki, hidup, keadaan umum baik, warna kulit
kemerahan, tali pusat sudah dipotong.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
41
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berat dan berbahaya
seperti penyakit jantung, hipertensi, asma, TBC, DM dan lain-lain. Ibu juga
mengatakan tidak pernah mondok atau dirawat di rumah sakit dan tidak
pernah dioperasi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit berat
dan menahun seperti penyakit jantung, hipertensi, DM, tidak ada penyakit
menular dan tidak ada keturunan kembar.
6. Data pola fungsional
a. Nutrisi
Bayi belum mendapatkan nutrisi.
b. Istirahat
Bayi belum tidur.
c. Eliminasi
Keluar mekonium dari anus
d. Kebersihan
Bayi segera setelah lahir dikeringkan dengan handuk kering, tali pusat telah
dipotong dan dibalut dengan kassa steril, bayi belum dimandikan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
Apgar Score
No Nilai 0 1 2 1’ 5’ 10’
1. Denyut jantung Tidak ada < 100 menit > 100 menit 2 2 2
2. Usaha nafas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis kuat 2 2 2
3. Tonus otot Tidak ada Ekstremitas fleksi Gerakan aktif 1 2 2
4. Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat 1 2 2
5. Warna kulit Putih, pucat Tubuh merah, Seluruh tubuh 1 1 2
ekstremitas biru merah
Jumlah 7 9 10
PB : 48 cm LK : 34 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Agak bulat lonjong, rambut hitam dan lebat, tidak ada caput
succedaneum, tidak ada chepal hematom.
b. Muka : Simetris, tidak ada lanugo.
c. Mata : Bentuk simetris, konjungtiva merah segar, sklera tidak ikterik,
kelopak mata terbuka.
d. Mulut : Bentuk simetris, tidak ada sumbing, warna kemerahan, tidak
sianosis.
e. Hidung : Bentuk simetris, bersih, tidak ada cairan, tidak ada lendir
hidung, tidak ada kelainan.
f. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen, ada sedikit lanugo, tidak
ada kelainan.
g. Leher : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
parotis.
h. Abdomen : Bentuk simetris, tali pusat sudah terpotong dan terbungkus
kassa alkohol, tidak ada perdarahan tali pusat.
i. Dada : Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama
jantung teratur.
j. Paru-paru : Suara nafas antara paru-paru kanan dan kiri sama, tidak ada
ronchi.
k. Punggung : Tidak ada kelainan, bentuk simetris, tidak berlubang.
l. Ekstremitas :
Atas : Gerak aktif, tangan dan jari normal, fleksi kanan dan kiri baik.
Bawah : gerak aktif, tidak ada kelainan atau cacat bawaan, fleksi kanan
dan kiri baik.
m. Genetalia : Jenis kelamin perempuan, labia mayora menutupi labia
minora.
n. Anus : Berlubang.
o. Kulit : Kulit tipis, warna kemerahan, tidak pucat, terdapat verniks
caseosa.
Uji reflek bayi :
a. Morro : Dengan cara mengagetkan bayi dengan menepuk kaki atau
tangan bayi. Hasilnya baik, bayi memeluk jika dikagetkan.
43
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 05 Juli 2021
Jam : 08.40 WITA
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
R : agar ibu mengetahui kondisi bayinya sekarang
2. Cegah terjadinya infeksi mata.
R : BBL sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau
terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah
lahir
3. Pemberian ASI
44
R : Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir
selama paling sedikit satu jam.
4. Pemberian Vitamin Hb0
R : mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi
5. Mengajarkan ibu tentang perawatan tali pusat
R : perawatan tali pusat yang benar dapat mencegah infeksi yang terjadi
6. Berikan konseling tanda-tanda bahaya BBL
R : membantu ibu mengenal tanda-tanda bahaya BBL
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 05 Juli 2021
Jam : 08.45 WITA
1. Memberitahu ibu bahwa kondisinya bayinya baik
2. Memberikan salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu.
3. Mengajarkan ibu untuk memberikan ASI pertama kepada bayinya
4. Memberikan suntik Hb0 injeksi 1 mg intramuscular
5. Perawatan Tali Pusat terbuka tanpa alcohol ataupun betadin lebih mudah puput dan
mencegah infeksi daripada perawatan dengan antiseptic.
6. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda bahaya BBL
a) Tidak dapat menyusu
b) Kejang
c) Mengantuk atau tidak sadar
d) Napas cepat (> 60 kali per menit)
e) Merintih
f) Retraksi dinding dada bawah
g) Sianosis sentral
VII. EVALUASI
Tanggal : 05 Juli 2021
Jam : 09.50 WITA
1. Ibu merasa senang dan lega karena hasil pemeriksaannya menunjukkan bayinya sehat
2. Bayi Ny. D telah diberikan salep mata
3. Bayi Ny. D mau menyusu
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Studi kasus ini dilaksanakan di PKM Ongka pada tanggal 05 Juli 2021. Berikut
penulis akan membahas dan menguraikan kasus dari bayi Ny. D khususnya untuk
melihat kesenjangan-kesejangan antara teori dan dilapangan pada asuhan kebidanan ibu
hamil.
Pada tahap pertama dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan data subjektif
dan objektif. Dari data subjektif didapatkan bayi Ny. D lahir 05 Juli 2021 pukul 06.00
WITA dengan apgar score 7 9 10, BB 3000 gram, LD 32 cm,PB 48 cm , LK 34 cm.
Assasment atau diagnose kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan
(Tustiyani, 2015). Diagnosa kebidanan sendiri didapat dari data dasar yang terdiri dari data
subjektif dan data objektif. Diagnose yang ditegakkan adalah Bayi Ny. D Bayi Ny. D lahir
normal usia 2 jam pertama.
Pentalaksanaan pada kasus bayi Ny. D yaitu dengan memberitahukan hasil
pemeriksaan bahwa kondisi bayi Ny. D baik. Memberikan salep mata untuk pencegahan
infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu.
Pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotika harus tepat diberikan pada waktu
satu jam setelah kelahiran. Kandungan obat salep mata Chloramphenicol adalah 10 mg.
Untuk dosis, umumnya digunakan sebagai pendukung pemulihan infeksi mata dengan
kadar dosisi 1 % tiga hingga empat kali sehari selama 10-15 hari pasca kelahiran. BBL
perlu mendapatkan perhatian khusus karena permasalahan yang sangat serius salah
satunya adalah masalah infeksi. Perawatan BBL merupakan asuhan yang diberikan untuk
menjaga kesehatan bayi meliputi memandikan bayi dengan tepat dan perawatan tali pusat
yang dapat mencegah timbulnya infeksi dan mempercepat pelepasan tali pusat. Perawatan
BBL yang lain yaitu inisiasi menyusui dini (IMD), memandikan bayi, perawatan
pencegahan kehilangan panas pada bayi, melakukan kontak kulit antar ibu dengan bayi
dan memberi kehangatan pada bayi, mengenakan pakaian bayi,pencegahan infeksi pada
mata dengan cara pemberian salep mata, perawatan kuku dan pemberian imunisasi
Hepatitis-B (Yulianti,2020). Mengajarkan ibu untuk memberikan ASI pertama kepada
bayinya. Kebutuhan bayi baru lahir terhadap cairan menyesuaikan dengan pertumbuhan
dan perkembangan bayi selanjutnya. Bayi baru lahir masih mempunyai cadangan energi
dari protein,karbohidarat dan lemak yang didapat selama dalam kandungan dan akan
memberikan nutrisi sampai usia 3 hari pertama dan kolostrum mampu melapisi usus bayi
50
dan melindungi dari bakteri seiring dengan mulai terbentuknya ASI matur setelah hari ke-
3 dan seterusnya (Prasetyono,2012). Dalam penelitian yang dilakukan Savitri (2021) yang
mengatakan faktor pengalaman orang tua dalam memberikan kolostrum, pengetahuan
keluarga, dukungan tenaga kesehatan dan perencanaan kehamilan berpengaruh dalam
menentukan perilaku ibu nifas untuk memberikan kolostrum pada bayi baru lahir 0-3 hari.
Memberikan suntik Hb0 injeksi 1 mg intramuscular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu –bayi.
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1, pada saat bayi baru
berumur 2 jam. Mengajarkan ibu Perawatan Tali Pusat yang benar yaitu terbuka tanpa
alcohol ataupun betadin lebih mudah puput dan mencegah infeksi daripada perawatan
dengan antiseptic. Penelitian yang dilakukan Asiyah 2017 mengatakan mayoritas lama
pelepasan tali pusat yang dirawat dengan perawatan tertutup menggunakan kassa steril
adalah 5-7 hari sebanyak 13 bayi (65%) sedangkan mayoritas lama pelepasan tali pusat
yang dirawat terbuka, tanpa menggunakan kassa steril adalah 5-7 hari sebanyak 15 bayi
(75%). Pengetahuan ibu dan keluarga terhadap perawatan tali pusat berpengaruh terhadap
lamanya pelepasan tali pusat hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hindratni
(2018) yang mengatakan pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat
berpengetahuan baik yaitu berjumlah 54 orang (63,5%) dan minoritas berpengetahuan
kurang 31 orang (36,5%), waktu lepasnya tali pusat yang lebih dari 8 hari berjumlah 49
orang (57,6%) dan yang kurang dari 8 hari yaitu sebanyak 36 orang (42,4%). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Haryanti 2020 yang mengatakan lamanya
pelepasan tali pusat secara cepat yang berpengetahuan tinggi sebesar (85,4%) sedangkan
lamanya pelepasan tali pusat yang berpengetahuan rendah sebesar (40%). Memberikan
KIE pada ibu tentang tanda bahaya BBL yaitu tidak dapat menyusu, kejang, mengantuk
atau tidak sadar, napas cepat (> 60 kali per menit), merintih, retraksi dinding dada bawah
dan sianosis sentral. Penelitian yang dilakukan Annisa (2020) yang mengatakan
berdasarkan sikap, sebagian besar ibu primigravida bersikap positif terhadap tanda-tanda
bahaya bayi baru lahir yaitu sebanyak 81 orang (96,4%).
Studi kasus asuhan kebidanan pada Ny. H di PKM Ongka telah dilakukan
sesuaikan dengan teori yang dipelajari dan melihat dari asuhan yang telah diberikan
penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Telah dilakukan pengolahan data secara subjektif pada bayi Ny. D usia 2 jam
normal.
2. Diagnose pada bayi Ny. D ditegakkan berdasarkan kontrol PNC 2 jam.
3. Tidak ada masalah yang mungkin terjadi pada bayi Ny. D.
4. Tidak ada data penunjang untuk dilakukan tindakan segera atau kolaborasi.
5. Rencana tindakan yang disusun bertujuan untuk mengurangi mual muntah.
6. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk melihat hasil akhir dari asuhan yang
telah dilaksanakan.
B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan agara meningkatkan pengetahuan bahwa pemeriksaan dan pemantauan
kesehatan sangat penting khususnya pada bayi baru lahir sehingga ibu dan keluarga
memahami terhadap kesehatannya.
2. Bagi bidan
Sebagai bidan diharapkan senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih professional
berdasarkan manajemen kebidanan sebagai pertanggung jawaban apabila ada
gugatan.
51
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, N. H., Idyawati, S., & Ulya, Yadul. Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida
Terhadap Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir. Indonesian Journal of
Midwifery. Vol. 3 No 1 2020 2615-5095
Asiyah, N., Islami., Mustagfiroh, L. Perawatan Tali Pusat Terbuka Sebagai Upaya
Mempercepat Pelepasan Tali Pusat. Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. 1 No.
12017 29-36
Depkes RI. 2012. Buku saku pelayanan kesehatan ibu fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan Kebidanan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Dewi,V., & Nanny, L. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :Salemba
Medika.
Diana, S. 2017. Model Asuhan Kebidanan Continuity Of Care. Mojolabang: CV. Kekata
Group
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah. 2019. Profil Kesehatan Tahun 2019. Palu: Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
Haryanti, I. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Cara Perawatan Tali Pusat Dengan Lamanya
Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Di Kota Baturaja Kabupaten Oku
Tahun 2019. Jurnal Masker Medika. Vol 8 No 1 2020 2654-8658
Hindratni, F. Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Dengan
Waktu Lepasanya Tali Pusat. Menara Ilm. Vol XII No 79 2018 1693-2617
Johariyah., & Ningrum, E.W. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat.
. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemeterian Kesehatan
dan JICA
Manjoer, A. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aeskulapius
Manuaba, I,B,G., dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manuaba, I.B.G, dkk.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EG
Mochtar, R. 2010. Konsep dasar Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC
Saifuddin, A. B. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Varney, Kriebs dan Gegor. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta
Walyani, E.S. 2015. Asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui. Yogyakarta: PN
Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo