Disusun oleh
Dwi Wahyuni
PB201002
Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase Asuhan Kebidanan Pranikah dan
Prakonsepsi
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Disusun oleh:
ii
LAPORAN
Disusun oleh :
Pembimbng Institusi
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla yang telah memberikan
kemudahan, rahmat, serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Panjang
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pranikah Pada Nn. W Usia 19 Tahun Di PKM Ongka”.
Laporan ini disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase Asuhan Kebidanan
Pranikah dan Prakonsepsi Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi.
Penulis Laporan ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan dari banyak
pihak yang sangat berarti dalam penyusunan Laporan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah berjasa, memberikan dukungan serta bantuan baik moril maupun
materil kepada :
1. Niluh Sutarmi, Amd.Keb., selaku pembimbing lahan yang dapat memberikan
masukan, serta pengajaran praktik sehingga Laporan ini dapat diselesaikan.
2. Wijayanti, SST., M.Kes., M.Keb., selaku dosen pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu memberikan arahan serta masukan sehingga Laporan ini dapat
diselesaikan.
3. Teman – teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi angkatan tahun 2021 yang memberikan semangat sehingga Laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan Laporan untuk dapat dilanjutkan hingga akhir. Penulis
mengucapkan mohon maaf jika terdapat kesalahan dan harapan penulis semoga Laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ongka, 15 Februari 2021
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2
A. Latar belakang.................................................................................................................2
B. Tujuan.............................................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................3
A. Konsep Dasar Pranikah...................................................................................................3
B. Evidence Based Midwifery (Practice)..........................................................................11
BAB III STUDY KASUS........................................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................16
BAB V PENUTUP...................................................................................................................18
A. Kesimpulan...................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah
menemukan belahan jiwa, setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi
cerita dan berusaha menyatukan ide-ide. Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi.
Tentulah persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling
indah adalah layak untuk dilakukan.
Calon pengantin merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang akan segera
hidup bersama dalam mahligai rumah tangga dan membentuk keluarga dalam ikatan
pernikahan (Willis, 2009). Masalah pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi,
karena setelah menikah akan segera menjalani proses konsepsi. Kualitas seorang
generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil dan selama
kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk diperhatikan termasuk
status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan
erat dengan outcome kehamilan (Paratmanitya & Hadi, 2012).
Kehamilan merupakan impian bagi pasangan suami istri dengan memiliki seorang
anak, salah satu tujuan dari pernikahan telah terpenuhi. Kehamilan pertama merupakan
pengalaman pembentukan kehidupan yang membawa perubahan sosial dan psikologis
yang besar bagi seorang perempuan. Menurut Newman (2006), beberapa perempuan
merasa sangat senang menghadapi kehamilan, sedangkan yang lain mengalami
kecemasan. Kemampuan seorang perempuan untuk beradaptasi saat kehamilan pertama
tergantung pada kesiapan yang dimilikinya. Apabila seorang perempuan belum siap
menghadapi kehamilan, dapat menyebabkan kecemasan lebih lanjut sehingga
meningkatkan hormon adrenalin yang kemungkinan berdampak buruk pada outcome
persalinan.
Berbagai penelitian sudah sejak lama membuktikan mengenai manfaat persiapan
pranikah dalam membantu pasangan membangun hubungan jangka panjang yang sehat
dan meningkatkan kesejahteraan anak (Hawkins, et al, 2015). Kesiapan menikah terdiri
atas kesiapan emosi, sosial, spiritual, peran, usia, seksual, dan finansial (Sari, dkk, 2013).
Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah dengan kesehatan
reproduksinya berada pada kondisi yang baik (Kemenkes, 2015). Dengan kesehatan
reproduksi yang telah disiapkan semenjak pranikah dapat menurunkan kehamilan tidak
diinginkan dan juga mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil, bersalin,
maupun nifas. Oleh karena itu, program persiapan pranikah menjadi penting dalam
perencanaan kehamilan. Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu
dan anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tetang perencanaan
kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah. Berdasarkan uraian
di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang Asuhan Kebidanan
Pranikah Pada Nn. W Usia 19 Tahun Di PKM Ongka.
B. Tujuan
Tujuan Umum
2
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan pranikah
pada calon pengantin dengan perencanaan kehamilan menggunakan pola pikir
manajemen kebidanan.
Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan teori dan konsep dasar asuhan pranikah pada calon pengantin
dengan suntik TT.
2. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pranikah pada calon pengantin
dengan perencanaan kehamilan.
3. Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk merumuskan diagnosa dan
masalah aktual pada calon pengantin dengan perencaan kehamilan.
4. Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada calon pengantin dengan
perrencanaan kehamilan.
5. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera dan rujukan pada calon pengantin dengan
perencaan kehamilan.
6. Menyusun rencana asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin dengan
perencanaan kehamilan.
7. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin dengan
perencanaan kehamilan yang telah disusun.
8. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada calon pengantin
dengan perencanaan kehamilan.
9. Menganalisis asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin dengan perencanaan
kehamilan yang telah dilaksanakan dengan teori yang ada.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
a. Dapat digunakan sebagai bahan pustaka untuk bacaan, pelengkap dan
penambahan pengetahuan bagi mahasiswa-mahasiswi jurusan Kebidanan di
Universitas Kusuma Husada Surakarta, dalam melakukan asuhan kebidanan
pranikah
b. Dapat digunakan sebagai aplikasi dalam pembelajaran di kelas terkait dengan
masalah asuhan kebidanan pranikah.
2. Bagi Puskesmas
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian asuhan kebidanan
pranikah.
b. Dapat digunakan sebagai standar operasional prosedur dalam melakukan asuhan
kebidanan pranikah.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan serta mengaplikasikan
asuhan kebidanan pranikah di kalangan masyarakat dan di fasilitas kesehatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Persiapan Pranikah
Dalam Pelatihan Peer Konselor Kota Depok (2011) dan Kemenkes (2015),
persiapan pernikahan meliputi kesiapan fisik, kesiapan mental/psikologis dan
kesiapan sosial ekonomi.
a. Kesiapan Fisik
Secara umum, seorang individu dikatakan siap secara fisik apabila telah selesai
fase pertumbuhan tubuh yaitu sekitar usia 20 tahun. Persiapan fisik pranikah
meliputi pemeriksaan status kesehatan, status gizi, dan laboratorium (darah rutin
dan yang dianjurkan).
3
b. Kesiapan Mental/Psikologis
Dalam sebuah pernikahan, individu diharapkan suda merasa siap untuk
mempunyai anak dan siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik
anak.
c. Kesiapan Sosial Ekonomi
Dalam menjalankan sebuah keluarga, anak yang dilahirkan tidak hanya
membutuhkan kasih sayang orang tua namun juga sarana yang baik untuk
membuatnya tumbuh dan berkembang dengan baik. Status sosial ekonomi juga
dapat mempengaruhi status gizi calon ibu, seperti status sosial ekonomi yang
kurang dapat meningkatkan risiko terjadi KEK dan anemia.
4. Pelayanan Kesehatan Pranikah
Pelayanan kesehatan sebelum hamil di Indonesia telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK No. 97 tahun 2014) dan telah tertulis dalam
buku saku kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin maupun bagi
penyuluhnya yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI. Pemerintah baik daerah provinsi
maupun kabupaten/kota telah menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan,
sarana, prasarana, dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebelum hamil sesuai
standar yang telah ditentukan. Di Surabaya telah diatur dalam Surat Edaran Walikota
Surabaya perihal Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), beberapa kegiatan
program pendampingan 1000 HPK yang berkaitan dengan pranikah adalah dengan
pemeriksaan kesehatan calon pengantin meliputi pemeriksaan fisik dan
laboratorium, serta penyuluhan kesehatan reproduksi calon pengantin.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan masa sebelum hami sebagaimana
yang dimaksud dilakukan pada remaja, calon pengantin, dan pasangan usia subur
(PMK No. 97 tahun 2014). Menurut Kemernkes (2015) dan PMK No. 97 tahun
2014, kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil atau persiapan pranikah
sebagaimana yang dimaksud meliputi:
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan minimal meliputi pemeriksaan tanda vital
(tekanan darah, suhu, nadi, dan laju nafas) dan pemeriksaan status gizi
(menanggulangi masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status
anemia). Penilaian status gizi seseorang dapat ditentukan dengan menghitung
Indeks Masa Tubuh (IMT) berdasarkan PMK RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang
Pedoman Gizi Seimbang.
b. Pemeriksaan penunjang
Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas
pemeriksaan darah rutin, darah yang dianjurkan, dan pemeriksaan urin yang
diuraikan sebagai berikut (Kemenkes, 2015):
1) Pemeriksaan darah rutin
Meliputi pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah. Pemeriksaan
hemoglobin untuk mengetahaui status anemia seseorang. Anemia
didefinisikan sebagai berkurangnya satu atau lebih parameter sel darah
4
merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah.
Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g%
pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Berdasarkan kriteria WHO
yang direvisi/ kriteria National Cancer Institute, anemia adalah kadar
hemoglobin di bawah 14 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita.
Kriteria ini digunakan untuk evaluasi anemia pada penderita dengan
keganasan. Anemia merupakan tanda adanya penyakit. Anemia selalu
merupakan keadaan tidak normal dan harus dicari penyebabnya (Oehadian,
2012). Anemia defisiensi zat besi dan asam folat merupakan salah satu
masalah masalah kesehatan gizi utama di Asia Tenggara, termasuk di
Indonesia (Ringoringo, 2009). Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia
(Fatimah, 2011).
2) Pemeriksaan darah yang dianjurkan
Meliputi gula darah sewaktu, skrining thalassemia, malaria (daerah
endemis), hepatitis B, hepatitis C, TORCH (Toxoplasma, rubella,
ciromegalovirus, dan herpes simpleks), IMS (sifilis), dan HIV, serta
pemeriksaan lainnya sesuai dengan indikasi.
a) Pemeriksaan gula darah
Kadar gula darah yang tinggi atau penyakit diabetes dapat
mempengaruhi fungsi seksual, mesnstruasi tidak teratur (diabetes tipe
1), meningkatkan risiko mengalami Polycystic ovarian syndrome
(PCOS) pada diabetes tipe 2, inkontensia urine, neuropati, gangguan
vaskuler, dan keluhan psikologis yang berpengaruh dalam patogenesis
terjadinya penurunan libido, sulit terangsang, penurunan lubrikasi
vagina, disfungsi orgasme, dan dyspareunia. Selain itu diabetes juga
berkaitan erat dengan komplikasi selama kehamilan seperti
meningkatnya kebutuhan seksio sesarea, meningkatnya risiko
ketonemia, preeklampsia, dan infeksi traktus urinaria, serta
meningkatnya gangguan perinatal (makrosomia, hipoglikemia,
neonatus, dan ikterus neonatorum) (Kurniawan, 2016).
b) Pemeriksaan hepatitis
Penyakit yang menyerang organ hati dan disebabkan oleh virus
hepatitis B, ditandai dengan peradangan hati akut atau menahin yang
dapat berkembang menjadi sirosis hepatis (pengerasan hati) atau
kanker hati. Gejala hepatitis B adalah terlihat kuning pada bagian putih
mata dan pada kulit, mual, muntah, kehilangan nafsu makan,
penurunan berat badan, dan demam. Dampak hepatitis B pada
kehamilan dapat menyebabkan terjadinya abortus, premature, dan
IUFD. Dapat dicegah dengan melaksukan vaksinasi dan menghindari
hal-hal yang menularkan hepatitis B (Kemenkes, 2017). Cara penularan
hepatitis B melalui darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, hubungan
seksual dengan penderita hepatitis B, penggunaan jarum sutik bersama,
5
dan proses penularan dapat ditularkan dari ibu hamil penderita hepatitis
B ke janinnya.
c) Pemeriksaan TORCH
Suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi toxoplasma gondii,
rubella, cytomegalovirus (CMV), dan herpes simplex virus II (HSV II).
Dapat ditularkan melalui:
(1) Konsumsi makanan dan sayuran yang tidak terlalu bersih dan tidak
dimasak dengan sempurna atau setengah matang
(2) Penularan dari ibu ke janin
(3) Kotoran yang terinfeksi virus TORCH (kucing, anjing, kelelawar,
burung
Dampak TORCH bagi kesehatan dapat menimbulkan masalah
kesuburan baik wanita maupun laki-laki sehingga menyebabkan sulit
terjadinya kehamilan, kecacatan janin, dan risiko keguguran, kecacatan
pada janin seperti kelainan pada syaraf, mata, otak, paru, telinga, dan
terganggunya fungsi motoric.
d) Pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual)
Penyakit infeksi yang dapt ditularkan melalui hubungan seksual.
Penyakit yang tergolong dalam IMS seperti sifilis,gonorea, klamidia,
kondiloma akuminata, herpes genitalis, HIV, dan hepatitis B, dan lain-
lain. Gejala umum infeksi menular seksual (IMS) pada perempuan:
(1) Keputihan dengan jumlah yang banyak, berbau, berwarna, dan
gatal
(2) Gatal di sekitar vagina dan anus
(3) Adanya benjolan, bintil, kulit, atau jerawat di sekitar vagina atau
anus
(4) Nyeri di bagian bawah perut yang kambuhan, tetapi tidak
berhubungan dengan menstruasi
(5) Keluar darah setelah berhubungan seksual
(6) Demam
Gejala umum infeksi menular seksual pada laki-laki:
(1) Kencing bernanah, sakit, perih atau panas ppada saat kencing
(2) Adanya bintil atau kulit luka atau koreng sekitar penis dan
selangkangan paha
(3) Pembengkakan dan sakit di buah zakar
(4) Gatal di sekitar alat kelamin
(5) Demam
Dampak infeksi menular seksual yaitu kondisi kesehatan menutun,
mudah tertular HIV/AIDS. Mandul, keguguran, hamil di luar
kandungan, cacar bawaan janin, kelainan penglihatan, kelainan syaraf,
kanker serviks, dan kanker organ seksual lainnya.
e) Pemeriksaan HIV
6
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang
dan melemahkan sistem pertahanan tubuh untuk melawan infeksi
sehingga tubuh mudah tertular berbagai penyakit. AIDS (Acquire
Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan tanda
penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
HIV. Seseorang yang menderita HIV, tiak langsung menjadi AIDS
dalam kurun waktu 5 – 10 tahun. Penularan HIV di dapatkan di dalam
darah dan cairan tubuh lainnya (cairan sperma, cairan vagina, dan air
susu ibu). Cara penularan HIV melalui:
(1) Hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
(2) Penggunaaan jarum suntik bersama-sama dengan orang yang
sudah terinfeksi HIV (alat suntik, alat tindik, dan alat tato).
(3) Ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dikandungnya. Penularan
dapat terjadi selama kehamilan, saat melahirkan, dan saat
menyusui.
(4) Transfusi darah atau produk darah lainnya yang terkontaminasi
HIV.
Semua orang bisa berisiko tertular HIV, tetapi risiko tinggi terdapat
pada pekerja seksual, pelanggan seksual, homoseksual (sesame jenis
kelamin), dan penggunaan narkoba suntik. Cara pencegahan penularan
HIV – AIDS dapat dilakukan dengan ABCDE yaitu:
(1) Abstinence (tidak berhubungan seksual)
(2) Be faithful (saling setia, tidak berganti pasangan)
(3) Use Condom (menggunakan kondom jika memiliki perilaku
seksual berisiko)
(4) No Drugs (tidak menggunakan obat-obat terlarang, seperti
narkotika, zat adiktif, tidak berbagi jarum (suntik, tindik, tato)
dengan siapapun.
(5) Education (membekali informasi yang benar tentang HIV/AIDS)
3) Pemeriksaan urin rutin
Urinalissis atau tes urin rutin digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal dan
mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau saluran kemih.
5. Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap
penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi
ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi dasar dan lanjutan.
Status T5 sebagaimana dimaksud ditujukkan agar wanita usia subur memiliki
kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi belum mencapai status T5 saat
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian imunisasi tetanus toxoid
dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon pengantin.
11
c. Evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan
bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan.
d. Evidence based report adalah merupakan brntuk penulisan laporan kasus yang
baru berkembang , memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan
pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.
Menurut Sackett et al. Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu pendekatan
medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan
kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EBM memadukan antara
kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling
dapat dipercaya. Pengertian lain dari evidence based medicine (EBM) adalah proses
yang digunakan secara sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan
memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.
Jadi secara lebih rincinya lagi, EBM merupakan keterpaduan antara:
a. bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research
evidence
b. keahlian klinis (clinical expertise)
c. nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).
Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah hasil
pemikiran yang telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa petimbangan baik dari
acountable aspek metodologi maupun accountable aspek ilmiah yang berupa jurnal,
artikel, e-book atau buku yang diakui.
12
pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental
remaja dalam memasuki masa perakwinan dan kehamilan.
5. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui secara dini kondisi kesehatan para remaja. Jika ditemukan
penyakit atau kelainan didalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera
dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi, maka diupayakan
masalah tersebut tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya
remaja penderita penyakit jantung yang sedang hamil harus memeriksakan
kesehatannya secara teratur. Remaja yang menderita AIDS harus mengaja
pasangannya agar tidak terkena virus HIV dengan menggunakan kondom saat
bersenggama bila sudah menikah.
Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita, tidak hanya ditujukan
hanya pada masalah gangguan kesehatan (penyakit system reproduksi). Fakta
perkembangan psikologis dan social perlu diperhatikan juga dalam membina
kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti dengan
perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui di
dalam membina kesehatan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa
remaja.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Perkawinan yang sehat
Remaja dibimbing tentang bagaimana mempersiapkan diri menghadapi
perkawinan ditinjau dari sudut kesehatan. Perkawinan bukan hanya sekedar
hubungan antara suami dan istri. Perkawinan menghasilkan keturunan. Bayi
yang dilahirkan atau keturunan ini diharapkan adalah bayi yang sehat dan
direncanakan.
b. Keluarga yang sehat
Remaja diajarkan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta
membinanya. Keluarga yang diidamkan (sejahtera) adalah keluarga yang
memiliki norma keluarga kecil (jumlah keluarga yang ideal terdiri atas suami,
istri, dan dua anak),bahagia, sejahtera, aman, tenteram, disertai rasa ketakwaan
kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera juga memiliki kemampuan social
ekonomi yang mendukung kehidupan anggota keluarganya serta mampu
menabung untuk masa depan. Selain itu, keluarga sejahtera juga dapat
membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
13
diberikan. Penyakit system reproduksi yang dimaksud adalah penyakit-penyakit
hubungan seksual, HIV/AIDS, dan tumor.
d. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit-penyakit
yang memberatkan kehamilan dan membahayakan masa kehamilan atau
persalinan. Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan
bimbingan, antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM,
anemia, dan tumor.
e. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan.
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan
persalinan. Perubahan sikap dan perilaku dapat mengganggu kesehatan,
misalnya pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi seperti benci
dengan seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan
dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau
pascapersalinan gangguan jiwa juga mungkin terjadi.
16
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kita dapat
mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang
berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan),
dan Anda juga dapat mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera
ditanggulangi dapat membahayakan Anda dan pasangan termasuk calon keturunan.
Prosedur Periksa Kesehatan Pra Nikah :
Prosedur yang harus dilakukan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan
pemeriksaan kesehatan lain biasanya. Anda dan pasangan membuat janji terlebih
dahulu dengan dokter spesialis atau dokter umum kemudian setelah melakukan
wawancara singkat tentang sejarah kesehatan, Anda dan pasangan wajib melakukan
pemeriksaan fisik dan rangkaian tes radiologi dan laboratorium untuk mendeteksi
kelainan-kelainan apa saja yang mungkin diderita. Idealnya, pemeriksaan kesehatan
pra nikah dilakukan enam bulan menjelang pernikahan. Namun ukuran itu
sebenarnya bersifat fleksibel dalam arti kapanpun dapat dilakukan asal pernikahan
belum dilangsungkan, agar penyakit- penyakit yang mungkin terdeteksi dapat
ditanggulangi terlebih dahulu.
17
BAB III
STUDY KASUS
10
ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/AIDS.
b. Catin Pria : Keluarga Tn. R tidak sedang ataupun pernah
menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, DM,
ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/AIDS.
8. Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak ada
b. Catin Pria : Tn. R memiliki kebiasaan merokok didalam maupun di luar
rumah. Biasanya menghabiskan 8 batang/perhari
9. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam,
telur, daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Minum air putih 8-9 gelas
sehari. Tidak ada pantangan/alergi makanan.
b. Eliminasi : BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan. BAK 4-6 kali sehari tidak
nyeri saat berkemih
c. Istirahat : Tidur siang 1 jam dan tidur malam 7-6 jam
d. Aktivitas : Bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
e. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari.
10. Riwayat Pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 20 Februari 2021 dan ini merupakan pasangan
pertama.
11. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon pengantin
mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan tidak menunda kehamilan
setelah menikah, bahkan ingin segera memiliki anak. Tidak ada budaya tertentu yang
berhubungan dengan pernikahan.Riwayat Psikologi, Spiritual dan Ekonomis.
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita : Catin Pria :
a. Keadaan umum : Baik Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Komposmentis Kesadaran : Komposmentis
c. Antropometri
BB : 47 Kg BB : 60 Kg
TB : 152 cm TB : 169 cm
2
IMT : 20,34 kg/m IMT : 21,01 kg/m2
LILA : 24,5 cm
d. TTV
TD : 110/70 mmHg TD : 120/80 mmHg
R : 20x/menit R : 20x/menit
N : 80x/menit N : 82x/menit
0
S : 36 C S : 36,70 C
11
2. Pemeriksaan Fisik
1) Catin Wanita
a) Bentuk tubuh : Normal
b) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan genetic
c) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f) Dada : tidak dilakukan
g) Abdomen : tidak dilakukan
h) Anogenital : tidak dilakukan
2) Catin Pria
a) Bentuk tubuh : Normal
b) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan genetic
c) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
d) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e) Leher : tidak terkaji
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Test Pack : Negatif
C. Identifikasi Masalah/ Diagnosa Aktual
Nn. W umur 19 tahun dengan suntik TT.
1. Data Subjektif
Nn. W mengatakan ingin suntik TT.
2. Data Objektif
Keadaan umum baik
Kesadaran komposmentis
Tes Pack negatif
3. Masalah : Nn. W umur 19 tahun dengan suntik TT.
Kebutuhan : Suntik TT
D. Langkah III. Identifikasi Masalah Potensial
Antisipasi terjadinya tetanus pada wanita hamil dan bayi yang belum lahir.
E. Langkah IV. Tindakan Segera atau Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera dan atau kolaborasi.
F. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Tanggal 10 Februari 2021 Pukul : 18.30 WITA
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin.
Rasional : Agar kedua calon pengantin dapat mengetahui keadaannya.
2. Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan.
Rasional : Bahaya dari kandungan zat adiktif dan karsinogenik dari rokok yang dapat
mengurangi kualitas sperma, membahayakan kehamilan bila saat hamil terpapar asap
rokok.
3. Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah, yaitu :
a. Konsep pernikahan
b. Hak reproduksi dan seksual
c. Persiapan pranikah
d. Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan
12
e. Solusi mengatasi tindakan kekerasan
f. Bentuk ketidaksetaraan gender dalam rumah tangga
g. Organ reproduksi perempuan dan organ reproduksi laki-laki
h. Kehamilan ideal, Metode kontrasepsi, Proses kehamilan
i. Informasi tentang kehamilan, termasuk tanda-tanda kehamilan, memeriksakan
kehamilan, menjaga kehamilan, menu makanan selama kehamilan, tanda bahaya
kehamilan, kondisi emosional ibu hamil, tips relaksasi ibu hamil.
j. Masa subur seorang perempuan, yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid (14
hari sebelum haid berikutnya atau antara kedua waktu dari siklus terpanjang
dikurang 11 dan siklus terpendek dikurangi 18, jadi perkiraan masa subur Nn. I
pada siklus hari ke- 9 s.d. 22) atau terdapat tanda-tanda kesuburan, diantaranya:
- Peningkatan suhu tubuh ±0,5 0C.
- Pembesaran pada payudara, dapat disertai rasa nyeri/tidak nyaman.
- Perubahan cairan serviks menjadi lebih banyak, bening dan teksturnya licin.
k. Tanda-tanda persalinan, persalinan di tolong tenaga kesehatan, perawatan pasca
persalinan, IMD dan ASI eksklusif, manfaat ASI
l. IMS (Infeksi Menular Seksual), Penularan HIV/AIDS, Kanker pada perempuan,
kehidupan seksual suami istri.
Rasional : pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pranikah diharapkan kedua
calon pengantin paham akan kesehatan reproduksi.
4. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin wanita.
Rasional : imunisasi TT sekarang yaitu TT5 (TT lengkap) yang masa
perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah seumur hidup.
5. Menganjurkan kepada catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan
mengandung asam folat seperti pada sayuran bewarna hijau tua atau minum susu
yang terdapat kandungan asam folat, dapat juga meminum suplemen asam folat 0,4
mg setiap hari minimal 1 bulan sebelum menikah untuk persiapan kehamilan.
Rasional : Asam folat membantu mengurangi risiko cacat lahir pada bayi.
6. Lakukan pendokumentasian
Rasional : Sebagai bukti tertulis.
G. Langkah VI. Implementasi Tindakan
Tanggal : 15 Februari 2021 Pukul : 10.10 WITA
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada kedua calon pengantin bahwa keadaanya
baik.
2. Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan.
3. Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah.
4. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin wanita.
5. Menganjurkan kepada catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan
mengandung asam folat.
6. Melakukan pendokumentasian.
H. Langkah VII. Evaluasi
Tanggal : 11 Februari 2021 Pukul : 18.40 WITA
1. Kedua calon pengantin sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Tn. ‘R’ sudah paham dengan penjelasan yang diberikan.
13
3. Kedua calon pengantin sudah paham dengan penjelasan yang diberikan dan dapat
mengulang kembali apa yang sudah dijelaskan.
4. Nn. W sudah diberikan imunisasi TT.
5. Nn. W sudah paham dengan penjelasan yang diberikan dan dapat mengulangi
kembali apa yang sudah dijelaskan.
6. Sudah di dokumentasikan.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini Nn. W dan Tn. R sedang melakukan persiapan pernikahan.
Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Nn. W berusia 19 tahun dan Tn.
R berusia 19 tahun. Menurut BKKBN (2017), umur ideal yang matang secara biologis
dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria. Nn.
W dan Tn. R tidak termasuk pasangan dengan usia ideal untuk menikah. Nn. W yang
masih berusia 19 tahun jika hamil akan memiliki resiko tinggi dikarenakan menurut
Prawirohardjo mengatakan usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun secara fisik dan
mental ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar mengalami anemia,
pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia ≥35 tahun
kondisi fisik mulai melemah yang memicu terjadinya berbagai komplikasi pada
kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Amiruddin (2019) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan kehamilan di usia muda
dengan perkembangan emosi anak usia 3-5 tahun yang lahir dari ibu yang hamil diusia
muda dan mempunyai peluang 80% mengalami gangguan perkembangan emosi
dibanding ibu usia dewasa.
Pada pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi terdapat Tn. R memiliki
kebiasaan merokok didalam maupun diluar rumah dan biasanya menghabisnkan 8 batang
rokok perhari. Rokok mengandung beberapa komponen partikel dalam asap rokok
diantaranya nikotin, tar dan kadmium. Asap yang ditimbulkan oleh rokok berpotensi
menimbulkan radikal bebas yang masuk kedalam tubuh, diantaranya karbon monoksida,
karbon dioksida, oksida, nitrogen dn senyawa hidrokarbon. Kelebihan produksi radikal
bebas atau oksigen yang reaktif (ROS, reactive oxygen species) dapat merusak sperma,
dan ROS merupakan salah satu faktor penyebab infertilitas. Pada perokok terdapat
peningkatan level 8-hydroxydeoxyguanosine, penanda biokimia dan kerusakan oksidatif
DNA sperma, yang menyebabkan terjadinya kerusakan DNA pada sperma. Spermatozoa
tersebut mengalami kelainan struktur kromatin berupa single/doublestrand DNA breaks
(Budiman, 2011). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusman (2019)
yang mengatakan pada hasil analisa sperma terdapat hubungan aktivitas merokok dengan
kuantitas sperma, yaitu semkin lama masa merokok maka semakin berkurang volume
sperma dari penderita infertilitas primer pria.
Pemberian imunisasi TT pada Nn. W hal tersebut dilakukan dalam upaya
pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki
kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 sebagaimana dimaksud ditujukkan
agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi belum
mencapai status T5 saat pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian
imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon
pengantin (Kemenkes, 2017). Hal ini sesuai dengan Evidence Based Pranikah yaitu
sebelum melakukan pernikahan perlu dilakukan suntikan TT (Tetanus Toxoid) untuk
16
mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada vagina mempelai wanita
yang diakibatkan hubungan seksual pertama.
Persiapan kehamilan lainnya yakni dengan mengkonsumsi makanan tinggi asam
folat atau suplemen asam folat 0,4 gram minimal 1 bulan sebelum kehamilan. Berperan
dalam perkembangan system saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi
risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan
memiliki kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama
kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang
bayi (BKKBN, 2014). Dalam penelitian Darwanty (2012) mengatakan ada hubungan
yang bermakna antara kadar asam folat dengan ukuran lingkar kepala janin. Untuk itu
sangat dianjurkan untuk calon pengantin untuk mengkonsumsi asam folat sebelum
kehamilan.
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah dilakukan pengolahan data secara subjektif pada kedua calon pengantin Nn.
W dan Tn. R dengan suntik TT. Nn. W usia 19 tahun dan Tn. R 19 tahun tidak termasuk
pasangan dengan usia ideal untuk menikah jika Nn. W hamil akan memiliki resiko tinggi
dikarenakan menurut Prawirohardjo mengatakan usia reproduksi sehat dan aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun
secara fisik dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar
mengalami anemia, pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan premature.
Hasil analisis dari kasus ini berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan
objektif pada Nn. W dan Tn. R sebagai calon pasangan pengantin. Sehingga, tata laksana
yang diberikan, selain persiapan pernikahan sesuai panduan calon pengantin yang telah
ditetapkan oleh Kemenkes, juga diberikan tambahan konseling dan anjuran terkait
dengan perencanaan kehamilan, seperti KIE persiapan kehamilan, masa subur, dan
anjuran konsumsi asam folat 0,4 mg minimal satu bulan sebelum kehamilan. Sehingga,
dengan tata laksana yang sesuai diharapkan dapat membantu pasangan calon pengantin
mencapai tujuan secara optimal yakni segera memperoleh keturunan yang sehat atau
generasi platinum dalam ikatan pernikahan yang sah.
B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan untuk terus melaksanakan anjuran yang diberikan tenaga kesehatan agar
tujuan mendapatkan keturunan sehat dapat dicapai.
2. Bagi bidan
Pemberian asuhan kebidanan pada masa pra konsepsi harus terus ditingkatkan,dapat
dilakukan dengan cara konseling pranikah karena melahirkan generasi yang cerdas
dimulai dari dalam kandungan, dan pemberian vaksin sebelum pranikah seperti HPV,
Hepatitis B.
18
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin, S.H. (2013). Hubungan Kehamilan Ibu Di Usia Muda Dengan Perkembangan
Emosi Anak Usia 3-5 tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota
Bandung. Jurnal Sehat Masada. 15 (1): 1979-2344.
BKKBN. (2017). BKKBN: Usia Pernikahan Ideal 21 – 25 Tahun. Diunduh di
https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25-tahun.
Diakses pada 03 Maret 2021.
Darwanty, J., & Antini, A. (2012). Kontribusi Asam Folat Dan Kadar Haemoglobin Pada
Ibu Hamil Terhadap Pertumbuhan Otak Janin Di Kabupaten Karawang Tahun
2011. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 3 (2) : 82-90
Fatimah, S. (2011). Pola Konsumsi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Kejadian Anemia
Defisiensi Besi. Jurnal Sains dan Teknologi. 7 (3) : 137 – 152.
Hawkins, A. J., dkk. (2015). Is Couple and Relationship Education Effective for Love Income
Participants A Meta-Analytic Study. Journal of Family Psychology. 29 (1): 59 – 68.
Kertamuda, E. F. (2009). Konseling Pernikahan untuk Keluarga di Indonesia. Jakarta:
Salemba Humanika.
Kemenkes. (2014). Info datin Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
Kemenkes. (2015). Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs).
Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes. (2017). Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan
Kementerian Agama.
Kurniawan, L. B. (2016). Patofisiologi, Skrining, dan Diagnosis Laboratorium Diabetes
Melitus Gestasional. CDK-246. 43 (11): 811 – 813.
Oehadian, A. (2012). Pendekatan Klinis dan Diagnosis Anemia. CDK-194. 3 (6): 408 – 412.
Paratmanitya, Y., Hadi, H., & Susetyowati. (2012). Citra Tubuh, Asupan Makan dan Status
Gizi Wanita Usia Subur Pranikah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 8(3), 126–134.
Pemerintah Kota Depok. (2011). Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan Persiapan
Pranikah..Pelatihan Peer Konselor Kota Depok.
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Ringoringo, H. P. 2009. Insidens Defisiensi Besi dan Anemia Defisiensi Besi pada Bayi
Berusia 0 – 12 Bulan di Banjarbaru Kalimantan Selatan: Studi Kohort Prospektif.
Sari Pediatri. 11 (1): 8 – 14.
Rusman, K. (2019). Pengaruh Aktivitas Merokok Terhadap Hasil Analisa Sperma Pada
Kasus Infertilitas Pria di Makassar. Jurnal Kedokteran. 4(2) : 2548-4079
Sari, F., dkk. (2013). Kesiapan Menikah pada Dewasa Muda dan Pengaruhnya terhadap
Usia Menikah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 6 (3): 143 – 153.
Setiawan, E. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online versi 2.0. Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa. Kemdikbud. /. Diakses pada 1 April 2018 di
https://www.kbbi.web.id.
Triningtyas, D. A., dkk. 2017. Konseling Pranikah: Sebuah Upaya Meredukasi Budaya
Pernikahan Dini di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Jurnal Konseling
Indonesia. 3 (1): 28 – 32.
Willis, S.S. (2009). Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung: Alfabeta
Zulaekha. (2013). Bimbingan Konseling Pra Nikah bafi “Calon Pengantin” di BP4 KUA
Kec. Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling Perkawinan. Skripsi.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Semarang: Insitut Agama Islam Negeri
Walisongo.
I. RESUME ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DENGAN KEK DI
PUSKESMAS ONGKA
Tempat Praktek : KIA No.Reg : 130310 Tanggal, Jam : 17-02-21, 10.00 WITA
A. Data Subjektif
1. Identitas Wanita Laki-Laki
Nama : Ny. R Tn. M
Umur : 21 Tahun 23 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Kaili/Indonesia Kaili/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Petani
Alamat : Lambanau
2. Keluhan Utama
Ingin melakukan suntik TT untuk persiapan pernikahan. Ny. R mengatakan ini
pertama kalinya mengunjungi Puskesmas.
3. Status Perkawinan
Ny. R dan Tn. M akan menikah tanggal 24 Februari 2021, usia saat akan menikah
Ny. R 21 tahun dan Tn. M 23 tahun,
4. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklus : 22 – 33 hari/bulan, teratur
3) Lama : 3-5 hari
4) Sifat darah : Encer
5) Jumlah : Ganti pembalut 3-4 kali/hari
6) Bau : Khas menstruasi
7) Warna darah :Merah Kecoklatan
8) Flour Albus : Bening, tidak gatal dan tidak berbau
9) Dismenorhea : Tidak Ada
10) Amenorrhea : Tidak Ada
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Belum pernah hamil
c. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan
Belum pernah menggunakan KB apapun
5. Data Kesehatan
a. Penyakit Sistemik Yang Pernah/Sedang Diderita
1) Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau Difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
2) Catin Laki-laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau Difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
b. Riwayat Penyakit Ginekologi
Tidak pernah menderita penyakit ginekologi
6. Data Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi : makan 3 kali sehari terdiri nasi, ayam, telur, daging, jarang
mengkonsumsi buah dan sayur dengan porsi sedang. Tidak ada keluhan. Minum
air putih 8-9 gelas perhari. Tidak ada keluhan
b. Eliminasi : BAB 1-2 hari sekali, kadang-kadang keras,berwarna kuning khas,
tidak ada keluhan sakit saat BAB. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat
berkemih.
Pola Tidur/Istirahat
c. Aktivitas
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
d. Pola Seksual
Belum pernah melakukan hubungan seksual
e. Personal Hygiene
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2-3 kali/perhari
atau setiap kali basah.
7. Data Psikososial
a. Dukungan suami/keluarga
Keluarga dari kedua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon pengantin
mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compesmentis
c. Berat Badan : 40 kg Tinggi Badan : 153 cm
d. Vital Sign : S : 36,60C, TD : 120/70 mmHg, N : 80x/menit, R: 24x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Mesochepal, bersih, tidak ada benjolan
b. Rambut : hitam, lurus, bersih tidak ada ketombe, tidak rontok
c. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
d. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Ekstremitas atas dan bawah : simetris, tidak ada oedema, LILA = 23 cm
3. Pemeriksaan Ginekologis
Tidak dilakukan
C. Analisis Data
Ny. R Usia 19 Tahun dengan pranikah pada remaja KEK
D. Penatalaksanaan
1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Rasional : Agar Catin tahun tentang keadaanya sehingga pasien tidak khawatir
dengan keadaannya.
2. Memberikan konseling tentang persiapan pranikah.
Rasional : dilakukan untuk memberikan pengetahuan dasar untuk persiapan pra
nikah.
3. Memberikan konseling tentang KEK
Rasional : dilakukan untuk memberikan pengetauan tentang KEK dan akibatnya pada
kesuburan calon pengantin
4. Memberikan konseling tentang gizi seimbang
Rasional : dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada catin tentang manfaat gizi
seimbang
5. Memberikan suntik TT 0,5 cc
Rasional : imunisasi TT sekarang yaitu TT5 (TT lengkap) yang masa
perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah seumur hidup.
6. Jelaskan kapan harus kembali.
Rasional : follow up dari pasien atas intervensi yang sudah diberikan.
II. PEMBAHASAN
Tanggal 17 Februari 2021 dilakukan pengkajian awal dan didapatkan bahwa Ny. R
datang ke Puskemas dengan tujuan melakukan suntik TT untuk persiapan pernikahan
dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil LILA Ny. R dibawah
standar yaitu 23 cm yang menandakan bahwa Ny. R mengalami Kekurangan Energi
Kronik (KEK) sehingga penulis mendiagnosa Ny. R dengan KEK. Pada kasus yang
dialami Ny. R dapat diberikan asuhan kebidanan yaitu memberikan konseling tentang
KEK dengan rasional dilakukan untuk memberikan pengetauan tentang KEK dan
akibatnya pada kesuburan calon pengantin. Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah
keadaan dimana ibu mengalami malnutrisi yang disebabkan kekurangan satu atau
lebih zat gizi makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut (Sipahutar,
Aritonang dan Siregar, 2013). Menurut WHO Collaborative Study menunjukkan
bahwa nilai cut off Mid Upper Arm Circumference (MUAC) atau Lingkar Lengan
Atas (LILA) < 21 cm -< 23 cm memiliki risiko signifikan untuk Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 95%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Lestari (2021) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status gizi
dengan kejadian BBLR. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruh proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Asuhan yang diberikan
sudah sesuai dengan toeri yang ada sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktik. Untuk KEK yang dialami Ny. R dikarenakan kurangnya
pengetahuan ibu tentang gizi seimbang sehingga penulis memberikan asuhan gizi
seimbang dengan rasional dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada catin
tentang manfaat gizi seimbang. Hal ini sudah sejalan dengan teori dikarenakan pada
penelitian Mismawati (2012) yang mengatakan terdapat hubungan asupan makan
dengan KEK hal ini dikarenakan jumlah makanan yang dimakan tidak cukup atau
tidak adekuat. Pada tahap evaluasi yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan
asuhan yang telah diberikan kepada klien dapat diperoleh Ny. R mengerti dengan
penjelasan yang telah diberikan serta ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang
telah diberikan dan Ny. R sudah diberikan imunisasi TT.
ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR
PADA Nn. S USIA 20 TAHUN DENGAN KEHAMILAN TIDAK
DIINGINKAN
DI PKM ONGKA
A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. S
Umur : 20 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tabolo-bolo
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas dengan merasa cemas dan tidak menginginkan
kehamilannya. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya. HPHT 23-11-2020.
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 40 kg TB : 155 cm
0
S : 36,6 C TD : 110/70 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Mesochepal, bersih, tidak ada benjolan
b. Rambut : hitam, lurus, bersih tidak ada ketombe, tidak rontok
c. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
d. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
f. Muka : tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Perut : pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak tampak linea
alba dan striae gravidarum, TFU 13 cm
i. Ekstremitas atas dan bawah : simetris, tidak ada oedema
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Positif
C. Assessment
Nn. S usia 19 tahun G1P0A0 UK 12 minggu dengan kehamilan tidak diinginkan
D. Planning
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Berikan KIE kepada ibu tentang perubahan fisiologis ibu hamil, P4K, nutrisi,
personal hygiene, dan istirahat
3. Melakukan terapi pemberian obat dan vitamin kepada ibu Fe 60 mg, Vitamin B
Compleks, Kalk.
4. Jelaskan kepada ibu melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau apabila ada
keluhan lain
5. Melakukan pendokumentasian.
A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. J
Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Karya Mandiri
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk konseling persiapan pernikahan
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 46 kg TB : 150 cm
0
S : 36 C TD : 100/70 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif
C. Assessment
Ny. J usia 25 tahun dengan persiapan pernikahan
D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang persiapan untuk kehamilan yang sehat
3. Menjelaskan tentang pemeriksaan kesehatan
4. Menjelaskan tentang menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
5. Menjelaskan tentang meningkatkan asupan makanan bergizi
6. Menjelaskan tentang persiapan secara psikologi dan mental
7. Menjelaskan tentang perencanaan financial/keuangan
8. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah disampaikan.
A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. E
Umur : 19 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tinombala Barat
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk mendapatkan suntik TT catin
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 46 kg TB : 150 cm
0
S : 36 C TD : 100/70 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif
C. Assessment
Nn. E usia 19 tahun dengan suntik TT
D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang Vaksin TT dan manfaatnya bagi paisen dan calon anak yang
akan dilahirkan
3. Memberikan suntikan imunisasi TT 0,5 cc
4. Anjuran kompres ditempat penyuntikan
5. Menganjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang
6. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah di sampaikan.
A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. N
Umur : 23 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Despot
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk mendapatkan suntik TT catin
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 54 kg TB : 150 cm
0
S : 36,4 C TD : 110/60 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif
C. Assessment
Nn. N usia 23 tahun dengan suntik TT
D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang Vaksin TT dan manfaatnya bagi paisen dan calon anak yang
akan dilahirkan
3. Memberikan suntikan imunisasi TT 0,5 cc
4. Anjuran kompres ditempat penyuntikan
5. Menganjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang
6. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah di sampaikan.
A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. M
Umur : 18 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kayu Jati
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas dengan merasa cemas dan tidak menginginkan
kehamilannya. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya. HPHT 16-12-2020.
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 57 kg TB : 155 cm
0
S : 36,6 C TD : 120/80 mmHg
R : 24x/menit N : 85x/menit
LILA : 24,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Mesochepal, bersih, tidak ada benjolan
b. Rambut : hitam, lurus, bersih tidak ada ketombe, tidak rontok
c. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
d. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
f. Muka : tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Perut : pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak tampak linea
alba dan striae gravidarum.
i. Ekstremitas atas dan bawah : simetris, tidak ada oedema
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Positif
C. Assessment
Nn. M usia 18 tahun G1P0A0 UK 9 minggu dengan kehamilan tidak diinginkan
D. Planning
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Berikan KIE kepada ibu tentang perubahan fisiologis ibu hamil, P4K, nutrisi,
personal hygiene, dan istirahat
3. Melakukan terapi pemberian obat dan vitamin kepada ibu Fe 60 mg, Vitamin B
Compleks, Kalk.
4. Jelaskan kepada ibu melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau apabila ada
keluhan lain
5. Melakukan pendokumentasian.
A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. K
Umur : 23 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tinombala
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk konseling persiapan pernikahan
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 50 kg TB : 152 cm
0
S : 36,4 C TD : 110/60 mmHg
R : 22x/menit N : 82x/menit
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif
C. Assessment
Ny. K usia 23 tahun dengan persiapan pernikahan
D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang persiapan untuk kehamilan yang sehat
3. Menjelaskan tentang pemeriksaan kesehatan
4. Menjelaskan tentang menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
5. Menjelaskan tentang meningkatkan asupan makanan bergizi
6. Menjelaskan tentang persiapan secara psikologi dan mental
7. Menjelaskan tentang perencanaan financial/keuangan
8. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah disampaikan.
A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. T
Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Persatuan Sejati
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk mendapatkan suntik TT catin
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 50 kg TB : 150 cm
0
S : 36,5 C TD : 120/80 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
e. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
f. Hidung : bersih, tidak ada polip
g. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
h. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif
C. Assessment
Nn. T usia 25 tahun dengan suntik TT
D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang Vaksin TT dan manfaatnya bagi paisen dan calon anak yang
akan dilahirkan
3. Memberikan suntikan imunisasi TT 0,5 cc
4. Anjuran kompres ditempat penyuntikan
5. Menganjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang
6. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah di sampaikan.
A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. W
Umur : 20 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tinombala Jaya
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk mendapatkan suntik TT catin
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 50 kg TB : 157 cm
0
S : 36 C TD : 100/60 mmHg
R : 24x/menit N : 80x/menit
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif
C. Assessment
Nn. W usia 20 tahun dengan suntik TT
D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang Vaksin TT dan manfaatnya bagi paisen dan calon anak yang
akan dilahirkan
3. Memberikan suntikan imunisasi TT 0,5 cc
4. Anjuran kompres ditempat penyuntikan
5. Menganjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang
6. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah di sampaikan.
III. Materi
1. Pengertian kehamilan tidak diinginkan
2. Penyebab kehamilan tidak diinginkan
3. Dampak kehamilan tidak diinginkan
4. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi (tanya jawab)
3. Evaluasi
V. Media
1. Lembar balik
VI. KEGIATAN
Komponen Estimasi
Uraian Kegiatan Metode Media
Langkah Waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam pembuka dan Ceramah 5 Menit Lembar
memperkenalkan diri. balik
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan
disampaikan.
4. Melakukan apersepsi berkaitan dengan materi yang
akan disampaikan.
5. Menjelaskan materi secara berurutan:
a. Pengertian kehamilan tidak diinginkan
Lembar
Penyajian b. Penyebab kehamilan tidak diinginkan Ceramah 10 Menit
balik
c. Dampak kehamilan tidak diinginkan
d. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan
6. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
7. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
Tanya Lembar
Penutup dengan memberikan pertanyaan. 5 Menit
Jawab balik
8. Mengucapkan terima kasih.
9. Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam
VII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya.
Bentuk evaluasi adalah pertanyaan lisan.
Butir soal :
1. Jelaskan pengertian dari kehamilan tidak diinginkan !
2. Sebutkan penyebab kehamilan tidak diinginkan !
3. Sebutkan dampak kehamilan tidak diinginkan !
4. Bagaimana pencegahan dari kehamilan tidak diinginkan ?
Jawaban :
1. Pengertian kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang tidak diinginkan
mengandung arti sebagai kehamilan yang terjadi saat salah satu atau kedua belah
pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama sekali.
2. Penyebab kehamilan tidak diinginkan
a. Melakukan hubungan seksual pra nikah
b. Tindakan pemerkosaan/kekerasan seksual
c. Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi
d. Kurangnya ekonomi
3. Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan
a. Terganggunya psikologis pada usia remaja
b. Meningkatkan Resiko lahir mati
c. Kelahiran prematur
d. Pengeluaran dari sekolah (terputusnya sekolah)
e. Aborsi
f. Pencegahan Kehamilan tidak diinginkan
g. Peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi/pendidikan seks di lingkup
keluarga, sekolah, dan masyarakat
h. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum
nikah.
i. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti OR,
seni dan keagamaan.
j. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menumbulkan dorongan seksual,
seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.
k. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.
l. Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat kontrasepsi dan cara
penggunaanya.
m. Untuk pasangan remaja yang sudah menikah sebaiknya memakai cara KB
yang kegagalannya rendah seperti sterilisasi, susuk KB, IUD, Suntikan.
VI. KEGIATAN
Komponen Estimasi
Uraian Kegiatan Metode Media
Langkah Waktu
1. Menyampaikan salam pembuka.
2. Memperkenalkan diri. Lembar
Pendahuluan Ceramah 5 Menit
3. Memberikan penjelasan mengenai topik balik
penyuluhan
Penyajian 5. Menjelaskan materi secara berurutan: Ceramah 10 Menit Lembar
a. Pengertian perencanaan kehamilan balik
b. Hal-hal yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan kehamilan
c. Pola nutrisi yang mendukung perencanaan
kehamilan
d. Dampak kehamilan yang tidak
direncanakan
5. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
10. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
Tanya Lembar
Penutup dengan memberikan pertanyaan. 5 Menit
Jawab balik
11. Mengucapkan terima kasih.
12. Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam
VII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya.
Bentuk evaluasi adalah pertanyaan lisan.
Butir soal :
1. Apa manfaat dari perencanaan kehamilan ?
2. Apa pengaruh terhadap janin jika kehamilan tidak direncanakan ?