Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PRAKTIK STASE

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH & PRAKONSEPSI

Disusun oleh

Dwi Wahyuni
PB201002

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA Nn. W USIA 19 TAHUN


DI PKM ONGKA

Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase Asuhan Kebidanan Pranikah dan
Prakonsepsi
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi

Disusun oleh:

Nama : Dwi Wahyuni


NIM : PB201002

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

ii
LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA Nn. W USIA 19 TAHUN DENGAN


SUNTIK TT
DI PKM ONGKA

Disusun oleh :

Nama : Dwi Wahyuni


NIM : PB201002

Disetujui untuk diseminarkan pada tanggal:

Pembimbng Institusi

Tanggal : 6 April 2021


Di : Surakarta
(Wijayanti, SST., M.Kes., M.Keb)
NIK: 201284105

Pembimbing Klinik (CI)

Tanggal : 20 Februari 2021


Di : Ongka Malino

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla yang telah memberikan
kemudahan, rahmat, serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Panjang
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pranikah Pada Nn. W Usia 19 Tahun Di PKM Ongka”.
Laporan ini disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan Praktik Stase Asuhan Kebidanan
Pranikah dan Prakonsepsi Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi.
Penulis Laporan ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan dari banyak
pihak yang sangat berarti dalam penyusunan Laporan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah berjasa, memberikan dukungan serta bantuan baik moril maupun
materil kepada :
1. Niluh Sutarmi, Amd.Keb., selaku pembimbing lahan yang dapat memberikan
masukan, serta pengajaran praktik sehingga Laporan ini dapat diselesaikan.
2. Wijayanti, SST., M.Kes., M.Keb., selaku dosen pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu memberikan arahan serta masukan sehingga Laporan ini dapat
diselesaikan.
3. Teman – teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi angkatan tahun 2021 yang memberikan semangat sehingga Laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mohon kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan Laporan untuk dapat dilanjutkan hingga akhir. Penulis
mengucapkan mohon maaf jika terdapat kesalahan dan harapan penulis semoga Laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ongka, 15 Februari 2021

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2
A. Latar belakang.................................................................................................................2
B. Tujuan.............................................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................3
A. Konsep Dasar Pranikah...................................................................................................3
B. Evidence Based Midwifery (Practice)..........................................................................11
BAB III STUDY KASUS........................................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................16
BAB V PENUTUP...................................................................................................................18
A. Kesimpulan...................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah
menemukan belahan jiwa, setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi
cerita dan berusaha menyatukan ide-ide. Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi. 
Tentulah persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling
indah adalah layak untuk dilakukan.
Calon pengantin merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang akan segera
hidup bersama dalam mahligai rumah tangga dan membentuk keluarga dalam ikatan
pernikahan (Willis, 2009). Masalah pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi,
karena setelah menikah akan segera menjalani proses konsepsi. Kualitas seorang
generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil dan selama
kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk diperhatikan termasuk
status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan
erat dengan outcome kehamilan (Paratmanitya & Hadi, 2012).
Kehamilan merupakan impian bagi pasangan suami istri dengan memiliki seorang
anak, salah satu tujuan dari pernikahan telah terpenuhi. Kehamilan pertama merupakan
pengalaman pembentukan kehidupan yang membawa perubahan sosial dan psikologis
yang besar bagi seorang perempuan. Menurut Newman (2006), beberapa perempuan
merasa sangat senang menghadapi kehamilan, sedangkan yang lain mengalami
kecemasan. Kemampuan seorang perempuan untuk beradaptasi saat kehamilan pertama
tergantung pada kesiapan yang dimilikinya. Apabila seorang perempuan belum siap
menghadapi kehamilan, dapat menyebabkan kecemasan lebih lanjut sehingga
meningkatkan hormon adrenalin yang kemungkinan berdampak buruk pada outcome
persalinan.
Berbagai penelitian sudah sejak lama membuktikan mengenai manfaat persiapan
pranikah dalam membantu pasangan membangun hubungan jangka panjang yang sehat
dan meningkatkan kesejahteraan anak (Hawkins, et al, 2015). Kesiapan menikah terdiri
atas kesiapan emosi, sosial, spiritual, peran, usia, seksual, dan finansial (Sari, dkk, 2013).
Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah dengan kesehatan
reproduksinya berada pada kondisi yang baik (Kemenkes, 2015). Dengan kesehatan
reproduksi yang telah disiapkan semenjak pranikah dapat menurunkan kehamilan tidak
diinginkan dan juga mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil, bersalin,
maupun nifas. Oleh karena itu, program persiapan pranikah menjadi penting dalam
perencanaan kehamilan. Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu
dan anak memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tetang perencanaan
kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah. Berdasarkan uraian
di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang Asuhan Kebidanan
Pranikah Pada Nn. W Usia 19 Tahun Di PKM Ongka.

B. Tujuan
Tujuan Umum
2
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan pranikah
pada calon pengantin dengan perencanaan kehamilan menggunakan pola pikir
manajemen kebidanan.
Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan teori dan konsep dasar asuhan pranikah pada calon pengantin
dengan suntik TT.
2. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pranikah pada calon pengantin
dengan perencanaan kehamilan.
3. Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk merumuskan diagnosa dan
masalah aktual pada calon pengantin dengan perencaan kehamilan.
4. Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada calon pengantin dengan
perrencanaan kehamilan.
5. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera dan rujukan pada calon pengantin dengan
perencaan kehamilan.
6. Menyusun rencana asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin dengan
perencanaan kehamilan.
7. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin dengan
perencanaan kehamilan yang telah disusun.
8. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada calon pengantin
dengan perencanaan kehamilan.
9. Menganalisis asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin dengan perencanaan
kehamilan yang telah dilaksanakan dengan teori yang ada.

C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
a. Dapat digunakan sebagai bahan pustaka untuk bacaan, pelengkap dan
penambahan pengetahuan bagi mahasiswa-mahasiswi jurusan Kebidanan di
Universitas Kusuma Husada Surakarta, dalam melakukan asuhan kebidanan
pranikah
b. Dapat digunakan sebagai aplikasi dalam pembelajaran di kelas terkait dengan
masalah asuhan kebidanan pranikah.
2. Bagi Puskesmas
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian asuhan kebidanan
pranikah.
b. Dapat digunakan sebagai standar operasional prosedur dalam melakukan asuhan
kebidanan pranikah.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan serta mengaplikasikan
asuhan kebidanan pranikah di kalangan masyarakat dan di fasilitas kesehatan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pranikah


1. Definisi Pranikah
Kata dasar dari pranikah ialah “nikah” yang merupakan ikatan (akad)
perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.
Imbuhan kata pra yang memiliki makna sebelum, sehingga arti dari pranikah adalah
sebelum menikah atau sebelum adanyanya ikatan perkawinan (lahir batin) antara
seorang pria dan wanita sebagai suami istri (Setiawan, 2017).
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas usia 19 tahun untuk
laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. Akan tetapi, berdasarkan UU No. 35 tahun
2014 tentang perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, usia
kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak. Oleh karena itu, BKKBN
memberikan batasan usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun untuk
pria. Selain itu, umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 –
25 tahun bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria (BKKBN, 2017). Sedangkan,
pasangan yang akan melangsungkan pernikahan/akad perkawinan disebut calon
pengantin (Setiawan, 2017).
2. Tujuan Asuhan Pranikah
Menurut Kemenkes (2014), penyelenggaraan pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil (prakonsepsi) atau pranikah bertujuan untuk:
a. Menjamin kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas;
b. Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir;
c. Menjamin tercapainya kualitas hidup dan pemenuhan hak-hak reproduksi; dan
d. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir yang bermutu, aman, dan bermanfaat sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Persiapan Pranikah
Dalam Pelatihan Peer Konselor Kota Depok (2011) dan Kemenkes (2015),
persiapan pernikahan meliputi kesiapan fisik, kesiapan mental/psikologis dan
kesiapan sosial ekonomi.
a. Kesiapan Fisik
Secara umum, seorang individu dikatakan siap secara fisik apabila telah selesai
fase pertumbuhan tubuh yaitu sekitar usia 20 tahun. Persiapan fisik pranikah
meliputi pemeriksaan status kesehatan, status gizi, dan laboratorium (darah rutin
dan yang dianjurkan).

3
b. Kesiapan Mental/Psikologis
Dalam sebuah pernikahan, individu diharapkan suda merasa siap untuk
mempunyai anak dan siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik
anak.
c. Kesiapan Sosial Ekonomi
Dalam menjalankan sebuah keluarga, anak yang dilahirkan tidak hanya
membutuhkan kasih sayang orang tua namun juga sarana yang baik untuk
membuatnya tumbuh dan berkembang dengan baik. Status sosial ekonomi juga
dapat mempengaruhi status gizi calon ibu, seperti status sosial ekonomi yang
kurang dapat meningkatkan risiko terjadi KEK dan anemia.
4. Pelayanan Kesehatan Pranikah
Pelayanan kesehatan sebelum hamil di Indonesia telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK No. 97 tahun 2014) dan telah tertulis dalam
buku saku kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin maupun bagi
penyuluhnya yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI. Pemerintah baik daerah provinsi
maupun kabupaten/kota telah menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan,
sarana, prasarana, dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebelum hamil sesuai
standar yang telah ditentukan. Di Surabaya telah diatur dalam Surat Edaran Walikota
Surabaya perihal Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), beberapa kegiatan
program pendampingan 1000 HPK yang berkaitan dengan pranikah adalah dengan
pemeriksaan kesehatan calon pengantin meliputi pemeriksaan fisik dan
laboratorium, serta penyuluhan kesehatan reproduksi calon pengantin.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan masa sebelum hami sebagaimana
yang dimaksud dilakukan pada remaja, calon pengantin, dan pasangan usia subur
(PMK No. 97 tahun 2014). Menurut Kemernkes (2015) dan PMK No. 97 tahun
2014, kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil atau persiapan pranikah
sebagaimana yang dimaksud meliputi:
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan minimal meliputi pemeriksaan tanda vital
(tekanan darah, suhu, nadi, dan laju nafas) dan pemeriksaan status gizi
(menanggulangi masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status
anemia). Penilaian status gizi seseorang dapat ditentukan dengan menghitung
Indeks Masa Tubuh (IMT) berdasarkan PMK RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang
Pedoman Gizi Seimbang.
b. Pemeriksaan penunjang
Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas
pemeriksaan darah rutin, darah yang dianjurkan, dan pemeriksaan urin yang
diuraikan sebagai berikut (Kemenkes, 2015):
1) Pemeriksaan darah rutin
Meliputi pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah. Pemeriksaan
hemoglobin untuk mengetahaui status anemia seseorang. Anemia
didefinisikan sebagai berkurangnya satu atau lebih parameter sel darah
4
merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah.
Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g%
pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Berdasarkan kriteria WHO
yang direvisi/ kriteria National Cancer Institute, anemia adalah kadar
hemoglobin di bawah 14 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita.
Kriteria ini digunakan untuk evaluasi anemia pada penderita dengan
keganasan. Anemia merupakan tanda adanya penyakit. Anemia selalu
merupakan keadaan tidak normal dan harus dicari penyebabnya (Oehadian,
2012). Anemia defisiensi zat besi dan asam folat merupakan salah satu
masalah masalah kesehatan gizi utama di Asia Tenggara, termasuk di
Indonesia (Ringoringo, 2009). Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia
(Fatimah, 2011).
2) Pemeriksaan darah yang dianjurkan
Meliputi gula darah sewaktu, skrining thalassemia, malaria (daerah
endemis), hepatitis B, hepatitis C, TORCH (Toxoplasma, rubella,
ciromegalovirus, dan herpes simpleks), IMS (sifilis), dan HIV, serta
pemeriksaan lainnya sesuai dengan indikasi.
a) Pemeriksaan gula darah
Kadar gula darah yang tinggi atau penyakit diabetes dapat
mempengaruhi fungsi seksual, mesnstruasi tidak teratur (diabetes tipe
1), meningkatkan risiko mengalami Polycystic ovarian syndrome
(PCOS) pada diabetes tipe 2, inkontensia urine, neuropati, gangguan
vaskuler, dan keluhan psikologis yang berpengaruh dalam patogenesis
terjadinya penurunan libido, sulit terangsang, penurunan lubrikasi
vagina, disfungsi orgasme, dan dyspareunia. Selain itu diabetes juga
berkaitan erat dengan komplikasi selama kehamilan seperti
meningkatnya kebutuhan seksio sesarea, meningkatnya risiko
ketonemia, preeklampsia, dan infeksi traktus urinaria, serta
meningkatnya gangguan perinatal (makrosomia, hipoglikemia,
neonatus, dan ikterus neonatorum) (Kurniawan, 2016).
b) Pemeriksaan hepatitis
Penyakit yang menyerang organ hati dan disebabkan oleh virus
hepatitis B, ditandai dengan peradangan hati akut atau menahin yang
dapat berkembang menjadi sirosis hepatis (pengerasan hati) atau
kanker hati. Gejala hepatitis B adalah terlihat kuning pada bagian putih
mata dan pada kulit, mual, muntah, kehilangan nafsu makan,
penurunan berat badan, dan demam. Dampak hepatitis B pada
kehamilan dapat menyebabkan terjadinya abortus, premature, dan
IUFD. Dapat dicegah dengan melaksukan vaksinasi dan menghindari
hal-hal yang menularkan hepatitis B (Kemenkes, 2017). Cara penularan
hepatitis B melalui darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, hubungan
seksual dengan penderita hepatitis B, penggunaan jarum sutik bersama,

5
dan proses penularan dapat ditularkan dari ibu hamil penderita hepatitis
B ke janinnya.

c) Pemeriksaan TORCH
Suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi toxoplasma gondii,
rubella, cytomegalovirus (CMV), dan herpes simplex virus II (HSV II).
Dapat ditularkan melalui:
(1) Konsumsi makanan dan sayuran yang tidak terlalu bersih dan tidak
dimasak dengan sempurna atau setengah matang
(2) Penularan dari ibu ke janin
(3) Kotoran yang terinfeksi virus TORCH (kucing, anjing, kelelawar,
burung
Dampak TORCH bagi kesehatan dapat menimbulkan masalah
kesuburan baik wanita maupun laki-laki sehingga menyebabkan sulit
terjadinya kehamilan, kecacatan janin, dan risiko keguguran, kecacatan
pada janin seperti kelainan pada syaraf, mata, otak, paru, telinga, dan
terganggunya fungsi motoric.
d) Pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual)
Penyakit infeksi yang dapt ditularkan melalui hubungan seksual.
Penyakit yang tergolong dalam IMS seperti sifilis,gonorea, klamidia,
kondiloma akuminata, herpes genitalis, HIV, dan hepatitis B, dan lain-
lain. Gejala umum infeksi menular seksual (IMS) pada perempuan:
(1) Keputihan dengan jumlah yang banyak, berbau, berwarna, dan
gatal
(2) Gatal di sekitar vagina dan anus
(3) Adanya benjolan, bintil, kulit, atau jerawat di sekitar vagina atau
anus
(4) Nyeri di bagian bawah perut yang kambuhan, tetapi tidak
berhubungan dengan menstruasi
(5) Keluar darah setelah berhubungan seksual
(6) Demam
Gejala umum infeksi menular seksual pada laki-laki:
(1) Kencing bernanah, sakit, perih atau panas ppada saat kencing
(2) Adanya bintil atau kulit luka atau koreng sekitar penis dan
selangkangan paha
(3) Pembengkakan dan sakit di buah zakar
(4) Gatal di sekitar alat kelamin
(5) Demam
Dampak infeksi menular seksual yaitu kondisi kesehatan menutun,
mudah tertular HIV/AIDS. Mandul, keguguran, hamil di luar
kandungan, cacar bawaan janin, kelainan penglihatan, kelainan syaraf,
kanker serviks, dan kanker organ seksual lainnya.
e) Pemeriksaan HIV

6
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang
dan melemahkan sistem pertahanan tubuh untuk melawan infeksi
sehingga tubuh mudah tertular berbagai penyakit. AIDS (Acquire
Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan tanda
penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
HIV. Seseorang yang menderita HIV, tiak langsung menjadi AIDS
dalam kurun waktu 5 – 10 tahun. Penularan HIV di dapatkan di dalam
darah dan cairan tubuh lainnya (cairan sperma, cairan vagina, dan air
susu ibu). Cara penularan HIV melalui:
(1) Hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
(2) Penggunaaan jarum suntik bersama-sama dengan orang yang
sudah terinfeksi HIV (alat suntik, alat tindik, dan alat tato).
(3) Ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dikandungnya. Penularan
dapat terjadi selama kehamilan, saat melahirkan, dan saat
menyusui.
(4) Transfusi darah atau produk darah lainnya yang terkontaminasi
HIV.
Semua orang bisa berisiko tertular HIV, tetapi risiko tinggi terdapat
pada pekerja seksual, pelanggan seksual, homoseksual (sesame jenis
kelamin), dan penggunaan narkoba suntik. Cara pencegahan penularan
HIV – AIDS dapat dilakukan dengan ABCDE yaitu:
(1) Abstinence (tidak berhubungan seksual)
(2) Be faithful (saling setia, tidak berganti pasangan)
(3) Use Condom (menggunakan kondom jika memiliki perilaku
seksual berisiko)
(4) No Drugs (tidak menggunakan obat-obat terlarang, seperti
narkotika, zat adiktif, tidak berbagi jarum (suntik, tindik, tato)
dengan siapapun.
(5) Education (membekali informasi yang benar tentang HIV/AIDS)
3) Pemeriksaan urin rutin
Urinalissis atau tes urin rutin digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal dan
mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau saluran kemih.
5. Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap
penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi
ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi dasar dan lanjutan.
Status T5 sebagaimana dimaksud ditujukkan agar wanita usia subur memiliki
kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi belum mencapai status T5 saat
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian imunisasi tetanus toxoid
dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon pengantin.

Tabel 2.2 Perlindungan Status Imunisasi TT


Status TT Interval Pemberian Lama Perlindungan
7
TT 1 Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT II 4 minggu setelah TT 1 3 tahun
TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun
TT IV 1 tahun setelah TT III 10 tahun
TT V 1 tahun setelah TT IV > 25 tahun *)

6. Konseling/Konsultasi kesehatan pranikah


Konseling pranikah dikenal dengan sebutan pendidikan pranikah, konseling
edukatif pranikah, terapi pranikah, maupun program persiapan pernikahan.
Konseling pranikah merupakan suatu proses konseling yang diberikan kepada calon
pasangan untuk mengenal, memahami dan menerima agar mereka siap secara lahir
dan batin sebelum memutuskan untuk menempuh suatu perkawinan (Triningtyas,
dkk, 2017).
Bimbingan konseling pra nikah merupakan kegiatan yang diselenggarakan
kepada pihak-pihak yang belum menikah, sehubungan dengan rencana
pernikahannya. Pihak-pihak tersebut datang ke konselor untuk membuat
keputusannya agar lebih mantap dan dapat melakukan penyesuaian di kemudian hari
secara baik (Latipun, 2010). Konseling pernikahan atau yang biasa disebut marriage
counseling) merupakan upaya membantu pasangan calon pengantin. Konselig
pernikahan ini dilakukan oleh konselor yang professional. Tujuannya agar mereka
dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui
cara-cara yang saling menghargai, toleransi, dan komunikasi, agar dapat tercapai
motivasi berkeluarga, perkembangan, kemandirian, dan kesejahteraan seluruh
anggota keluarganya (Willis, 2009).
Konseling pernikahan juga disebut dengan terapi untuk pasangan yang akan
menikah. Terapi tersebut digunakan untuk membantu pasangan agar saling
memahami, dapat memecahkan masalah dan konflik secara sehat, saling menghargai
perbedaan, dan dapat meningkatkan komunikasi yang baik (Kertamuda,
2009).Bimbingan konseling pra nikah mempunyai objek yaitu calon pasangan suami
istri dan anggota keluarga calon suami istri. Calon suami istri atau lebih tepatnya
pasangan laki-laki dan perempuan yang dalam perkembangan hidupnya baik secara
fisik maupun psikis sudah siap dan sepakat untuk menjalin hubungan ke jenjang
yang lebih serius (pernikahan). Anggota keluarga calon suami istri yaitu individu-
individu yang mempunyai hubungan keluarga dekat, baik dari pihak suami maupun
istri (Zulaekha, 2013).
Menurut Kemenkes (2015), informasi pranikah yang dibutuhkan sebelum
memasuki jenjang pernikahan meliputi:
a) Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Catin perlu
mengetahui mengetahui informasi kesehatan reproduksi untuk menjalankan
proses fungsi perilaku reproduksi yang sehat dan aman.
8
Catin perempuan akan menjadi calon ibu yang harus mempersiapkan
kehamilannya agar dapat melahirkan anak yang sehat dan berkualitas. Catin
laki-laki akan menjadi calon ayah yang harus memiliki kesehatan yang baik
dan berpartisipasi dalam perencanaan keluarga, seperti menggunakan alat
kontrasepsi serta mendukung kehamilan dan persalinan yang aman. Laki-laki
dan perempuan mempunyai risiko masalah kesehatan reproduksi terhadap
penularan penyakit. Perempuan lebih rentan terhadap masalah kesehatan
reproduksi yang terjadi pada saat berhubungan seksual,hamil, melahirkan,
nifas, keguguran, dan pemakaian alat kontrasepsi, karena struktur alat
reproduksinya lebih rentan secara sosial maupun fisik terhadap penularan
infeksi menular seksual. Laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan
kewajiban yang sama untuk menjaga kesehatan reproduksi.
b) Hak dan kesehatan reproduksi seksual
Hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap laki-laki dan perempuan yang
berkaitan dengan kehidupan reproduksinya. Hak inii menjamin setiap
pasangan dan individu untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung
jawab mengenai jumlah, jarak, dan waktu memiliki anak serta untuk
memperoleh informasi kesehatan reproduksi. Informasi yang perlu diketahui
antara lain:
Kesehatan reproduksi, permasalahan, dan cara mengatasinya.
(1) Penyakit menular seksual, agar perempuan dan laki-laki terlindung dari
infeksi meular seksual (IMS), HIV – AIDS, dan infeksi saluran
reproduksi (ISR), serta memahamicara penularannya, upaya pencegahan,
dan pengobatan.
(2) Pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang aman, efektif, terjangkau,
dapat diterima, sesuai dengan pilihan, dan tanpa paksaan serta
mengetahui dan memahami efek samping dan komplikasi dari masing-
masinng alat dan obat kontrasepsi.
(3) Catin laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
reproduksi yang dibutuhkan. Catin perempuan berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan agar sehat dan selamat
dalam menjalani kehamilan, persalinan, nifas, serta memperoleh bayi
yang sehat.
(4) Hubungan suami istri harus didasari rasa cinta dan kasih sayang, saling
menghargai dan menghormati pasangangan, serta dilakukan dalam
kondisi dan waktu yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan,
ancaman, dan kekerasan.
Perilaku yang harus dihindari dalam aktivitas seksual antara lain:
(1) Melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi dan masa nifas
(2) Melakukan hubungan seksual melalui dubur dan mulut karena berisiko
dalam penularan penyakit dan merusakorgan reproduksi.
7. Kesetaraan gender dalam kesehatan reproduksi
Gender adalah pembagian dalam peran kedudukan dan tugas antara laki-laki dan
perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat laki-laki dan
9
perempuan yang dianggap pantas sesuai norma, adat istiadat, kepercayaan atau
kebiasaan masyarakat. Kesetaraan gender adalah suatu dan kondisi (kualitas hidup)
adalah sama, laki-laki dan perempuan bebas mengembangkan kemampuan personil
mereka dan membuat pilihan-pilihan tanpa dibatasi oleh stereotip, peran gender
yang kaku. Penerapan kesetaraan gender dalam pernikahan:
a. Pernikahan yang ideal dapat terjadi ketika perempuan dan laki-laki dapat saling
menghormati dan menghargai satu sama lain, misalnya:
Dalam mengambil keputusan dalam rumah tangga dilakukan secara bersama
dan tidak memaksakan ego masing-masing
1) Suami-istri saling membantu dalam pekerjaan rumah tangga, pengasuhan,
dan pendidikan anak.
2) Kehamilan merupakan tanggung jawab bersama laki-laki dan perempuan.
3) Laki-laki mendukung terlaksananya pemberian ASI eksklusif
b. Pernikahan yang bahagia harus terbebas dari hal-hal di bawah ini:
1) Kekerasan secara fisik (memukul, menampar, menjambak rambut,
menyudut dengan rokok, melukai, dan lain-lain)
2) Kekerasan secara psikis (selingkuh, menghina, komentar-komentar yang
merendahkan, membentak, mengancam, dan lain-lain)
3) Kekerasan seksual
4) Penelantaran rumah tangga.
8. Cara merawat organ reproduksi
Untuk menjaga kesehatn dan fungsi organ reproduksi perlu dilakukan perawatan
baik pada laki-laki dan perempuan, antara lain:
a. Pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
b. Menggunakan pakaian dalam yang menyerap keringat dan cairan.
c. Bersihkan organ kelamin sampai bersih dan kering.
d. Menggunakan celana yang tidak ketat
e. Membersihkan organ kelamin setelah BAK dan BAB.
Cara merawat organ reproduksi perempuan antara lain:
a. Bersihkan organ kelamin dari depan ke belakang dengan menggunakan air
bersih dan dikeringkan.
b. Sebaiknya tidak menggunakan cairan pembilas vagina karena dapat membunuh
bakteri baik dalam vagina dan memicu tumbuhnya jamur.
c. Pilihlah pembalut berkualitas yang lembut dan mempunyai daya serap tinggi.
Jangan memakai pembalut dalam waktu lama. Saat menstruasi, ganti pembalut
sesering mungkin.
d. Jika sering keputihan, berbau, berwarna, dan terasa gatal, serta keluhan organ
reproduksi lainnya segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
Cara merawat organ reproduksi laki-laki antara lain:
a. Menjaga kebersihan organ kelamin
b. Dianjurkan sunat untuk menjaga kebersihan kulup kulit luar yang menutup
penis.
c. Jika ada keluhan pada organ kelamin dan daerah sekitar kelamin segera
memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
10
B. Evidence Based Midwifery (Practice)
1. Pengertian
Pengertian Evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka
evidence Base dapat diartikan sebagai berikut Evidence  adalah Bukti atau fakta dan
Based  adalah Dasar.  Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan bukti.
Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan oleh RCM dalam rangka
untuk membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk
pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan
sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan
di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang
'untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan
dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003).
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada praktek dan
profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian
kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan
sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat
menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Jadi
pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan
berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang
sistematis.

2. Manfaat Evidence Base


Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti
ilmiah
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan
asuhan yang bermutu
d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Kategori Evidence Based menurut WHO


Menurut WHO, Evidence based terbagi sebagai berikut :
a. Evidenve-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan  berdasarkan
bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Temuan obat baru yang
dapat saja segera ditarik dan perederan hanya dalam waktu beberapa bulan
setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek
samping yang berat pada sebagian penggunanya.
b. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dan kedokteran (Clinical  Governance): suatu tantangan
profesikesehatan dan kedokteran di masa mendatang

11
c. Evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan
bukti  dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan.
d. Evidence based report  adalah merupakan brntuk penulisan laporan kasus yang
baru berkembang , memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan
pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.
Menurut Sackett et al. Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu pendekatan
medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan
kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EBM memadukan antara
kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling
dapat dipercaya. Pengertian lain dari evidence based medicine (EBM) adalah proses
yang digunakan secara sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan
memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik. 
Jadi secara lebih rincinya lagi, EBM merupakan keterpaduan antara:
a. bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research
evidence
b. keahlian klinis (clinical expertise)
c. nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values). 
Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah hasil
pemikiran yang telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa petimbangan baik dari
acountable aspek metodologi maupun accountable aspek ilmiah yang berupa jurnal,
artikel, e-book atau buku yang diakui. 

4. Evidence Based Pranikah


Kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang
ditunjukan pada masyarakat reproduktif pranikah. Pelayanan kebidanan diawali
dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki
jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja diberi
pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam
menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan,
serta pemeliharaan kesehatan dalam dan pasca kehamilan.
Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan pada kelompok
remaja wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat tentang
kesehatan pada masa pra nikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual pada calon
ibu. Nasehat atau informasi yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti karena bersifat pribadi dan sensitive.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah akibat gangguan system
reproduksinya harus segera ditangani. Gangguan system reproduksi tidak berdiri
sendiri. Gangguang tersebut dapat berpengaruh pada kondisi pisikologi dan
lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat
kompleks, sebaiknya dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk keyunit
pelayanan kesehatan yang fasilitasnya yang lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut
mempengaruhi kondisi kesehatan para remaja yang akan memasuki pintu gerbang

12
pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental
remaja dalam memasuki masa perakwinan dan kehamilan.

5. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui secara dini kondisi kesehatan para remaja. Jika ditemukan
penyakit atau kelainan didalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera
dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi, maka diupayakan
masalah tersebut tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya
remaja penderita penyakit jantung yang sedang hamil harus memeriksakan
kesehatannya secara teratur. Remaja yang menderita AIDS harus mengaja
pasangannya agar tidak terkena virus HIV dengan menggunakan kondom saat
bersenggama bila sudah menikah.
Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita, tidak hanya ditujukan
hanya pada masalah gangguan kesehatan (penyakit system reproduksi). Fakta
perkembangan psikologis dan social perlu diperhatikan juga dalam membina
kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti dengan
perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui di
dalam membina kesehatan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa
remaja.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Perkawinan yang sehat
Remaja dibimbing tentang bagaimana mempersiapkan diri menghadapi
perkawinan ditinjau dari sudut kesehatan. Perkawinan bukan hanya sekedar
hubungan antara suami dan istri. Perkawinan menghasilkan keturunan. Bayi
yang dilahirkan atau keturunan ini diharapkan adalah bayi yang sehat dan
direncanakan.
b. Keluarga yang sehat
Remaja diajarkan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta
membinanya. Keluarga yang diidamkan (sejahtera) adalah keluarga yang
memiliki norma keluarga kecil (jumlah keluarga yang ideal terdiri atas suami,
istri, dan dua anak),bahagia, sejahtera, aman, tenteram, disertai rasa ketakwaan
kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera juga memiliki kemampuan social
ekonomi yang mendukung kehidupan anggota keluarganya serta mampu
menabung untuk masa depan. Selain itu, keluarga sejahtera juga dapat
membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.

c. Sistem reproduksi dan masalahnya


Tidak semua remaja memahami system reproduksi manusia.
Membicarakan system reproduksi dianggap tabu bagi beberapa kalangan
remaja. Penjelasan mengenai perubahan yang terjadi pada system reproduksi
pada masa kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan perlu diberikan.
Penjelasan mengenai perawatan bayi serta gangguan system reproduksi, seperti
gangguan menstruasi, kelainan system reproduksi dan penyakit, juga hendaknya

13
diberikan. Penyakit system reproduksi yang dimaksud adalah penyakit-penyakit
hubungan seksual, HIV/AIDS, dan tumor.
d. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit-penyakit
yang memberatkan kehamilan dan membahayakan masa kehamilan atau
persalinan. Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan
bimbingan, antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM,
anemia, dan tumor.
e. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan.
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan
persalinan. Perubahan sikap dan perilaku dapat mengganggu kesehatan,
misalnya pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi seperti benci
dengan seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan
dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau
pascapersalinan gangguan jiwa juga mungkin terjadi.

6. Pentingnya Periksa Kesehatan Pra Nikah


Menjelang hari pernikahan semua calon mempelai pasti sibuk
mempersiapkan diri memastikan bahwa semua rencana telah tersusun dengan baik.
Sayangnya masih banyak dari masyarakat kita yang saking terlalu sibuk
mempersiapkan hari H, sampai lupa dengan hal kecil yang mungkin terlihat sepele
padahal penting dan besar sekali manfaatnya. Periksa kesehatan pra nikah memang
belum umum dilakukan di Indonesia, tetapi tahukah bahwa pemeriksaan ini
merupakan salah satu prosedur menjelang pernikahan yang sangat dianjurkan oleh
pakar kesehatan.
Bila ditinjau secara psikologis, sebenarnya pemeriksaan itu akan dapat
membantu menyiapkan mental pasangan. Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu
sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
di kemudian hari sehingga dapat menjadi langkah antisipasi dan tindakan preventif
yang dilakukan jauh- jauh hari untuk menghindarkan penyesalan dan penderitaan
rumah tangga.
Para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan ginekologi (ilmu keturunan)
menyatakan bahwa sebaiknya calon pengantin memeriksakan dirinya tiga bulan
sebelum melakukan janji pernikahan. Rentang waktu itu diperlukan untuk
melakukan pengobatan jika ternyata salah seorang atau keduanya menderita
gangguan tertentu. Jenis pemeriksaan kesehatan pranikah dapat disesuaikan dengan
gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara jujur, berani dan objektif.
Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih spesifik jika dalam keluarga didapati
riwayat kesehatan yang kurang baik. Namun, jika semuanya lancar- lancar saja,
maka hanya dilakukan pemeriksaan standar, yaitu cek darah dan urine.
Untuk cek darah, biasanya diperlukan khususnya untuk memastikan si calon
ibu tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam
pengalaman medis, kadang kala ditemukan gejala anti phospholipid syndrome
(APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa mengakibatkan sulitnya menjaga
14
kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada kasus seperti itu,
biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu sebagai langkah , sehingga
pada saat pengantin perempuan hamil dia dapat mempertahankan bayinya.
Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak
terjadi pada calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus
toksoplasma. Virus yang bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini biasanya
disebabkan seringnya kaum perempuan mengkonsumsi daging yang kurang matang
atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh karena itu, untuk
mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan pemeriksaan
toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang sering disingkat
dengan istilah pemeriksaan terhadap TORCH.
Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk
dilakukan pemeriksaan sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain itu
banyak juga dari pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma untuk
memastikan kesuburan untuk calon mempelai pria. Dalam kapasitas ini,
pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu jumlah sperma, gerakan
sperma dan bentuk sperma.
Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta
setiap cc-nya dengan gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari
30% . Bila dalam pemeriksaan ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga
bulan setelah pemeriksaan dianggap sudah cukup untuk melakukan penyembuhan.
Demikian halnya bagi calon mempelai wanita, jangka waktu tiga bulan juga
dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi calon pengantin wanita
yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti terapi khusus
dan intens secara kontinyu.
Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk
mengetahui jenis resus. Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki
resus darah positif. Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus
negatif. Karena itu, pemeriksaan resus untuk pasangan campuran yang berasal dari
dua bangsa berbeda sangatlah penting. Resus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu
sebagai penentu. Setelah mengetahui golongan dara seseorang seperti A, B, O
biasanya resusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi. Hal itu karena
perbedaan resus pada pasangan bisa berdampak fatal saat kehamilan.
Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka
biasanya disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini
karena tidak mungkin janin akan bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu.
Meskipun pasangan ingin tetap mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga.
Pengalaman ini biasanya di kalangan medis disebut sebagai kasus incompabilitas
resus.
Calon pengantin juga sering diminta untuk melakukan pemeriksaan darah
anticardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa
mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan
makanan kepada janin yang berada di dalam rahimnya. Selain itu, jika salah satu
calon pengantin memiliki catatan down syndrome karena kromosom dalam
15
keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi. Sebab, riwayat
itu bisa mengakibatkan bayi lahir idiot.
Adapun suntikan Tetanus Toxoid yang lebih dikenal dengan suntikan TT
sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat
terjadi pada vagina mempelai wanita yang diakibatkan hubungan seksual pertama.
Suntikan TT biasanya juga diperlukan dan dianjurkan oleh para medis bagi para ibu
hamil di usia kehamilan 5-6 bulan untuk mencegah terjadinya tetanus pada luka ibu
ataupun bayi saat proses kelahiran. Sedangkan kekhawatiran adanya manipulasi
serum TT pada suntikan yang diganti dengan serum kontrasepsi oleh para medis
sebaiknya dihilangkan dan jika terbukti adanya pengalaman sebelumnya atau
indikasi kuat mal praktik yang disengaja tersebut, maka dapat dilaporkan para pihak
terkait dan yang berwenang, dan hal itu di samping melanggar kode etik kedokteran,
juga merupakan suatu tindak pidana.

7. Jenis pemeriksaan kesehatan pra nikah yang perlu dilakukan


a. Pemeriksaan hematologi rutin dan analisa hemoglobin, untuk mengetahui
adanya kelainan atau penyakit darah.
b. Pemeriksaan urinalisis lengkap, untuk memantau fungsi ginjal dan penyakit
lain yang berhubungan dengan ginjal atau saluran kemih, pemeriksaan
golongan darah dan rhesus yang akan berguna bagi calon janin.
Mengetahui Rhesus kedua calon mempelai seringkali merupakan hal yang
diabaikan, padahal hal tersebut adalah hal yang penting. Kebanyakan bangsa
Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan bangsa Eropa rata-rata negatif.
Terkadang, pasangan suami- isteri tidak tahu Rhesus darah pasangan masing-
masing. Padahal, jika Rhesusnya bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas
keturunan. Jika seorang perempuan (Rhesus negatif) menikah dengan laki-
laki (Rhesus positif), bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-
Rhesus negatif atau positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif, tidak ada
masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul pada
kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin
yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus
dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah
jika si perempuan ber-Rhesus positif dan si pria negatif. Karena itu sangat
penting untuk mengetahui Rhesus kedua calon mempelai.
1) Pemeriksaan gula darah untuk memantau kemungkinan diabetes melitus.
2) Pemeriksaan HbsAG untuk mengetahui kemungkinan peradangan hati.
3) Pemeriksaan VDLR/ RPR untuk mengetahui adanya kemungkinan
penyakit sifilis
Pemeriksaan TORC untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan parasit
Toxoplasma, virus Rubella dan virus Cytomegalo yang bila menyerang pada
perempuan di masa kehamilan nanti.

8. Manfaat Periksa Kesehatan Pra Nikah

16
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kita dapat
mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang
berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan),
dan Anda juga dapat mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera
ditanggulangi dapat membahayakan Anda dan pasangan termasuk calon keturunan.
Prosedur Periksa Kesehatan Pra Nikah :
Prosedur yang harus dilakukan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan
pemeriksaan kesehatan lain biasanya. Anda dan pasangan membuat janji terlebih
dahulu dengan dokter spesialis atau dokter umum kemudian setelah melakukan
wawancara singkat tentang sejarah kesehatan, Anda dan pasangan wajib melakukan
pemeriksaan fisik dan rangkaian tes radiologi dan laboratorium untuk mendeteksi
kelainan-kelainan apa saja yang mungkin diderita. Idealnya, pemeriksaan kesehatan
pra nikah dilakukan enam bulan menjelang pernikahan. Namun ukuran itu
sebenarnya bersifat fleksibel dalam arti kapanpun dapat dilakukan asal pernikahan
belum dilangsungkan, agar penyakit- penyakit yang mungkin terdeteksi dapat
ditanggulangi terlebih dahulu.

17
BAB III
STUDY KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH CALON PENGANTIN PADA NN. W USIA 19


TAHUN DENGAN SUNTIK TT DI PKM ONGKA

Tanggal Masuk : 15 Februari 2021 Pukul 10.00 WITA


Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2021 Pukul 10.00 WITA
A. Subjektif
1. Identitas Pasien
Wanita Pria
Nama : Nn. W Tn. R
Umur : 19 tahun 19 tahun
Suku : Kaili Kaili
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Tinombala
2. Alasan datang
Ingin imunisasi TT
3. Keluhan utama
Tidak ada
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Umur 13 tahun
b. Siklus Haid : Teratur, 28-30 hari
c. Lamanya : 3-5 hari
d. Banyaknya : Ganti pembalut 4 kali/hari
e. Dismenorhea : Tidak ada
f. Flour Albus : Normal, tidak berbau dan tidak gatal
5. Penyuluhan yang Pernah Didapat
Klien mengatakan sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi di sekolah.
6. Riwayat Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama
(TBC atau difteri), belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
b. Catin Pria : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama
(TBC atau difteri), belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Catin Wanita : Keluarga Nn. W tidak sedang ataupun pernah
menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, DM,

10
ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/AIDS.
b. Catin Pria : Keluarga Tn. R tidak sedang ataupun pernah
menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, DM,
ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan
HIV/AIDS.
8. Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak ada
b. Catin Pria : Tn. R memiliki kebiasaan merokok didalam maupun di luar
rumah. Biasanya menghabiskan 8 batang/perhari
9. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam,
telur, daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Minum air putih 8-9 gelas
sehari. Tidak ada pantangan/alergi makanan.
b. Eliminasi : BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan. BAK 4-6 kali sehari tidak
nyeri saat berkemih
c. Istirahat : Tidur siang 1 jam dan tidur malam 7-6 jam
d. Aktivitas : Bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
e. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari.
10. Riwayat Pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 20 Februari 2021 dan ini merupakan pasangan
pertama.
11. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon pengantin
mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan tidak menunda kehamilan
setelah menikah, bahkan ingin segera memiliki anak. Tidak ada budaya tertentu yang
berhubungan dengan pernikahan.Riwayat Psikologi, Spiritual dan Ekonomis.
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita : Catin Pria :
a. Keadaan umum : Baik Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Komposmentis Kesadaran : Komposmentis
c. Antropometri
BB : 47 Kg BB : 60 Kg
TB : 152 cm TB : 169 cm
2
IMT : 20,34 kg/m IMT : 21,01 kg/m2
LILA : 24,5 cm
d. TTV
TD : 110/70 mmHg TD : 120/80 mmHg
R : 20x/menit R : 20x/menit
N : 80x/menit N : 82x/menit
0
S : 36 C S : 36,70 C
11
2. Pemeriksaan Fisik
1) Catin Wanita
a) Bentuk tubuh : Normal
b) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan genetic
c) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f) Dada : tidak dilakukan
g) Abdomen : tidak dilakukan
h) Anogenital : tidak dilakukan
2) Catin Pria
a) Bentuk tubuh : Normal
b) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan genetic
c) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
d) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e) Leher : tidak terkaji
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Test Pack : Negatif
C. Identifikasi Masalah/ Diagnosa Aktual
Nn. W umur 19 tahun dengan suntik TT.
1. Data Subjektif
Nn. W mengatakan ingin suntik TT.
2. Data Objektif
Keadaan umum baik
Kesadaran komposmentis
Tes Pack negatif
3. Masalah : Nn. W umur 19 tahun dengan suntik TT.
Kebutuhan : Suntik TT
D. Langkah III. Identifikasi Masalah Potensial
Antisipasi terjadinya tetanus pada wanita hamil dan bayi yang belum lahir.
E. Langkah IV. Tindakan Segera atau Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera dan atau kolaborasi.
F. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Tanggal 10 Februari 2021 Pukul : 18.30 WITA
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin.
Rasional : Agar kedua calon pengantin dapat mengetahui keadaannya.
2. Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan.
Rasional : Bahaya dari kandungan zat adiktif dan karsinogenik dari rokok yang dapat
mengurangi kualitas sperma, membahayakan kehamilan bila saat hamil terpapar asap
rokok.
3. Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah, yaitu :
a. Konsep pernikahan
b. Hak reproduksi dan seksual
c. Persiapan pranikah
d. Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan

12
e. Solusi mengatasi tindakan kekerasan
f. Bentuk ketidaksetaraan gender dalam rumah tangga
g. Organ reproduksi perempuan dan organ reproduksi laki-laki
h. Kehamilan ideal, Metode kontrasepsi, Proses kehamilan
i. Informasi tentang kehamilan, termasuk tanda-tanda kehamilan, memeriksakan
kehamilan, menjaga kehamilan, menu makanan selama kehamilan, tanda bahaya
kehamilan, kondisi emosional ibu hamil, tips relaksasi ibu hamil.
j. Masa subur seorang perempuan, yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid (14
hari sebelum haid berikutnya atau antara kedua waktu dari siklus terpanjang
dikurang 11 dan siklus terpendek dikurangi 18, jadi perkiraan masa subur Nn. I
pada siklus hari ke- 9 s.d. 22) atau terdapat tanda-tanda kesuburan, diantaranya:
- Peningkatan suhu tubuh ±0,5 0C.
- Pembesaran pada payudara, dapat disertai rasa nyeri/tidak nyaman.
- Perubahan cairan serviks menjadi lebih banyak, bening dan teksturnya licin.
k. Tanda-tanda persalinan, persalinan di tolong tenaga kesehatan, perawatan pasca
persalinan, IMD dan ASI eksklusif, manfaat ASI
l. IMS (Infeksi Menular Seksual), Penularan HIV/AIDS, Kanker pada perempuan,
kehidupan seksual suami istri.
Rasional : pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pranikah diharapkan kedua
calon pengantin paham akan kesehatan reproduksi.
4. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin wanita.
Rasional : imunisasi TT sekarang yaitu TT5 (TT lengkap) yang masa
perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah seumur hidup.
5. Menganjurkan kepada catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan
mengandung asam folat seperti pada sayuran bewarna hijau tua atau minum susu
yang terdapat kandungan asam folat, dapat juga meminum suplemen asam folat 0,4
mg setiap hari minimal 1 bulan sebelum menikah untuk persiapan kehamilan.
Rasional : Asam folat membantu mengurangi risiko cacat lahir pada bayi.
6. Lakukan pendokumentasian
Rasional : Sebagai bukti tertulis.
G. Langkah VI. Implementasi Tindakan
Tanggal : 15 Februari 2021 Pukul : 10.10 WITA
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada kedua calon pengantin bahwa keadaanya
baik.
2. Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan.
3. Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah.
4. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin wanita.
5. Menganjurkan kepada catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan
mengandung asam folat.
6. Melakukan pendokumentasian.
H. Langkah VII. Evaluasi
Tanggal : 11 Februari 2021 Pukul : 18.40 WITA
1. Kedua calon pengantin sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Tn. ‘R’ sudah paham dengan penjelasan yang diberikan.
13
3. Kedua calon pengantin sudah paham dengan penjelasan yang diberikan dan dapat
mengulang kembali apa yang sudah dijelaskan.
4. Nn. W sudah diberikan imunisasi TT.
5. Nn. W sudah paham dengan penjelasan yang diberikan dan dapat mengulangi
kembali apa yang sudah dijelaskan.
6. Sudah di dokumentasikan.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus ini Nn. W dan Tn. R sedang melakukan persiapan pernikahan.
Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Nn. W berusia 19 tahun dan Tn.
R berusia 19 tahun. Menurut BKKBN (2017), umur ideal yang matang secara biologis
dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria. Nn.
W dan Tn. R tidak termasuk pasangan dengan usia ideal untuk menikah. Nn. W yang
masih berusia 19 tahun jika hamil akan memiliki resiko tinggi dikarenakan menurut
Prawirohardjo mengatakan usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun secara fisik dan
mental ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar mengalami anemia,
pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia ≥35 tahun
kondisi fisik mulai melemah yang memicu terjadinya berbagai komplikasi pada
kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Amiruddin (2019) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan kehamilan di usia muda
dengan perkembangan emosi anak usia 3-5 tahun yang lahir dari ibu yang hamil diusia
muda dan mempunyai peluang 80% mengalami gangguan perkembangan emosi
dibanding ibu usia dewasa.
Pada pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi terdapat Tn. R memiliki
kebiasaan merokok didalam maupun diluar rumah dan biasanya menghabisnkan 8 batang
rokok perhari. Rokok mengandung beberapa komponen partikel dalam asap rokok
diantaranya nikotin, tar dan kadmium. Asap yang ditimbulkan oleh rokok berpotensi
menimbulkan radikal bebas yang masuk kedalam tubuh, diantaranya karbon monoksida,
karbon dioksida, oksida, nitrogen dn senyawa hidrokarbon. Kelebihan produksi radikal
bebas atau oksigen yang reaktif (ROS, reactive oxygen species) dapat merusak sperma,
dan ROS merupakan salah satu faktor penyebab infertilitas. Pada perokok terdapat
peningkatan level 8-hydroxydeoxyguanosine, penanda biokimia dan kerusakan oksidatif
DNA sperma, yang menyebabkan terjadinya kerusakan DNA pada sperma. Spermatozoa
tersebut mengalami kelainan struktur kromatin berupa single/doublestrand DNA breaks
(Budiman, 2011). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusman (2019)
yang mengatakan pada hasil analisa sperma terdapat hubungan aktivitas merokok dengan
kuantitas sperma, yaitu semkin lama masa merokok maka semakin berkurang volume
sperma dari penderita infertilitas primer pria.
Pemberian imunisasi TT pada Nn. W hal tersebut dilakukan dalam upaya
pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki
kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 sebagaimana dimaksud ditujukkan
agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi belum
mencapai status T5 saat pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian
imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon
pengantin (Kemenkes, 2017). Hal ini sesuai dengan Evidence Based Pranikah yaitu
sebelum melakukan pernikahan perlu dilakukan suntikan TT (Tetanus Toxoid) untuk
16
mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada vagina mempelai wanita
yang diakibatkan hubungan seksual pertama.
Persiapan kehamilan lainnya yakni dengan mengkonsumsi makanan tinggi asam
folat atau suplemen asam folat 0,4 gram minimal 1 bulan sebelum kehamilan. Berperan
dalam perkembangan system saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi
risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan
memiliki kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama
kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang
bayi (BKKBN, 2014). Dalam penelitian Darwanty (2012) mengatakan ada hubungan
yang bermakna antara kadar asam folat dengan ukuran lingkar kepala janin. Untuk itu
sangat dianjurkan untuk calon pengantin untuk mengkonsumsi asam folat sebelum
kehamilan.

17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Telah dilakukan pengolahan data secara subjektif pada kedua calon pengantin Nn.
W dan Tn. R dengan suntik TT. Nn. W usia 19 tahun dan Tn. R 19 tahun tidak termasuk
pasangan dengan usia ideal untuk menikah jika Nn. W hamil akan memiliki resiko tinggi
dikarenakan menurut Prawirohardjo mengatakan usia reproduksi sehat dan aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun
secara fisik dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar
mengalami anemia, pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan premature.
Hasil analisis dari kasus ini berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan
objektif pada Nn. W dan Tn. R sebagai calon pasangan pengantin. Sehingga, tata laksana
yang diberikan, selain persiapan pernikahan sesuai panduan calon pengantin yang telah
ditetapkan oleh Kemenkes, juga diberikan tambahan konseling dan anjuran terkait
dengan perencanaan kehamilan, seperti KIE persiapan kehamilan, masa subur, dan
anjuran konsumsi asam folat 0,4 mg minimal satu bulan sebelum kehamilan. Sehingga,
dengan tata laksana yang sesuai diharapkan dapat membantu pasangan calon pengantin
mencapai tujuan secara optimal yakni segera memperoleh keturunan yang sehat atau
generasi platinum dalam ikatan pernikahan yang sah.

B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan untuk terus melaksanakan anjuran yang diberikan tenaga kesehatan agar
tujuan mendapatkan keturunan sehat dapat dicapai.
2. Bagi bidan
Pemberian asuhan kebidanan pada masa pra konsepsi harus terus ditingkatkan,dapat
dilakukan dengan cara konseling pranikah karena melahirkan generasi yang cerdas
dimulai dari dalam kandungan, dan pemberian vaksin sebelum pranikah seperti HPV,
Hepatitis B.

18
DAFTAR PUSTAKA

Amirudin, S.H. (2013). Hubungan Kehamilan Ibu Di Usia Muda Dengan Perkembangan
Emosi Anak Usia 3-5 tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota
Bandung. Jurnal Sehat Masada. 15 (1): 1979-2344.
BKKBN. (2017). BKKBN: Usia Pernikahan Ideal 21 – 25 Tahun. Diunduh di
https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25-tahun.
Diakses pada 03 Maret 2021.
Darwanty, J., & Antini, A. (2012). Kontribusi Asam Folat Dan Kadar Haemoglobin Pada
Ibu Hamil Terhadap Pertumbuhan Otak Janin Di Kabupaten Karawang Tahun
2011. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 3 (2) : 82-90
Fatimah, S. (2011). Pola Konsumsi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Kejadian Anemia
Defisiensi Besi. Jurnal Sains dan Teknologi. 7 (3) : 137 – 152.
Hawkins, A. J., dkk. (2015). Is Couple and Relationship Education Effective for Love Income
Participants A Meta-Analytic Study. Journal of Family Psychology. 29 (1): 59 – 68.
Kertamuda, E. F. (2009). Konseling Pernikahan untuk Keluarga di Indonesia. Jakarta:
Salemba Humanika.
Kemenkes. (2014). Info datin Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
Kemenkes. (2015). Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs).
Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes. (2017). Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan
Kementerian Agama.
Kurniawan, L. B. (2016). Patofisiologi, Skrining, dan Diagnosis Laboratorium Diabetes
Melitus Gestasional. CDK-246. 43 (11): 811 – 813.
Oehadian, A. (2012). Pendekatan Klinis dan Diagnosis Anemia. CDK-194. 3 (6): 408 – 412.
Paratmanitya, Y., Hadi, H., & Susetyowati. (2012). Citra Tubuh, Asupan Makan dan Status
Gizi Wanita Usia Subur Pranikah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 8(3), 126–134.
Pemerintah Kota Depok. (2011). Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan Persiapan
Pranikah..Pelatihan Peer Konselor Kota Depok.
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Ringoringo, H. P. 2009. Insidens Defisiensi Besi dan Anemia Defisiensi Besi pada Bayi
Berusia 0 – 12 Bulan di Banjarbaru Kalimantan Selatan: Studi Kohort Prospektif.
Sari Pediatri. 11 (1): 8 – 14.
Rusman, K. (2019). Pengaruh Aktivitas Merokok Terhadap Hasil Analisa Sperma Pada
Kasus Infertilitas Pria di Makassar. Jurnal Kedokteran. 4(2) : 2548-4079
Sari, F., dkk. (2013). Kesiapan Menikah pada Dewasa Muda dan Pengaruhnya terhadap
Usia Menikah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 6 (3): 143 – 153.
Setiawan, E. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online versi 2.0. Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa. Kemdikbud. /. Diakses pada 1 April 2018 di
https://www.kbbi.web.id.
Triningtyas, D. A., dkk. 2017. Konseling Pranikah: Sebuah Upaya Meredukasi Budaya
Pernikahan Dini di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Jurnal Konseling
Indonesia. 3 (1): 28 – 32.
Willis, S.S. (2009). Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung: Alfabeta
Zulaekha. (2013). Bimbingan Konseling Pra Nikah bafi “Calon Pengantin” di BP4 KUA
Kec. Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling Perkawinan. Skripsi.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Semarang: Insitut Agama Islam Negeri
Walisongo.
I. RESUME ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DENGAN KEK DI
PUSKESMAS ONGKA

Tempat Praktek : KIA No.Reg : 130310 Tanggal, Jam : 17-02-21, 10.00 WITA

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA NY. R USIA 21 TAHUN


DENGAN KEK
DI PUSKEMAS ONGKA

A. Data Subjektif
1. Identitas Wanita Laki-Laki
Nama : Ny. R Tn. M
Umur : 21 Tahun 23 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Kaili/Indonesia Kaili/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Petani
Alamat : Lambanau
2. Keluhan Utama
Ingin melakukan suntik TT untuk persiapan pernikahan. Ny. R mengatakan ini
pertama kalinya mengunjungi Puskesmas.
3. Status Perkawinan
Ny. R dan Tn. M akan menikah tanggal 24 Februari 2021, usia saat akan menikah
Ny. R 21 tahun dan Tn. M 23 tahun,
4. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklus : 22 – 33 hari/bulan, teratur
3) Lama : 3-5 hari
4) Sifat darah : Encer
5) Jumlah : Ganti pembalut 3-4 kali/hari
6) Bau : Khas menstruasi
7) Warna darah :Merah Kecoklatan
8) Flour Albus : Bening, tidak gatal dan tidak berbau
9) Dismenorhea : Tidak Ada
10) Amenorrhea : Tidak Ada
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Belum pernah hamil
c. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan
Belum pernah menggunakan KB apapun
5. Data Kesehatan
a. Penyakit Sistemik Yang Pernah/Sedang Diderita
1) Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau Difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
2) Catin Laki-laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau Difteri), belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
b. Riwayat Penyakit Ginekologi
Tidak pernah menderita penyakit ginekologi
6. Data Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi : makan 3 kali sehari terdiri nasi, ayam, telur, daging, jarang
mengkonsumsi buah dan sayur dengan porsi sedang. Tidak ada keluhan. Minum
air putih 8-9 gelas perhari. Tidak ada keluhan
b. Eliminasi : BAB 1-2 hari sekali, kadang-kadang keras,berwarna kuning khas,
tidak ada keluhan sakit saat BAB. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat
berkemih.
Pola Tidur/Istirahat
c. Aktivitas
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
d. Pola Seksual
Belum pernah melakukan hubungan seksual
e. Personal Hygiene
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2-3 kali/perhari
atau setiap kali basah.
7. Data Psikososial
a. Dukungan suami/keluarga
Keluarga dari kedua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon pengantin
mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compesmentis
c. Berat Badan : 40 kg Tinggi Badan : 153 cm
d. Vital Sign : S : 36,60C, TD : 120/70 mmHg, N : 80x/menit, R: 24x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Mesochepal, bersih, tidak ada benjolan
b. Rambut : hitam, lurus, bersih tidak ada ketombe, tidak rontok
c. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
d. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Ekstremitas atas dan bawah : simetris, tidak ada oedema, LILA = 23 cm
3. Pemeriksaan Ginekologis
Tidak dilakukan
C. Analisis Data
Ny. R Usia 19 Tahun dengan pranikah pada remaja KEK

D. Penatalaksanaan
1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Rasional : Agar Catin tahun tentang keadaanya sehingga pasien tidak khawatir
dengan keadaannya.
2. Memberikan konseling tentang persiapan pranikah.
Rasional : dilakukan untuk memberikan pengetahuan dasar untuk persiapan pra
nikah.
3. Memberikan konseling tentang KEK
Rasional : dilakukan untuk memberikan pengetauan tentang KEK dan akibatnya pada
kesuburan calon pengantin
4. Memberikan konseling tentang gizi seimbang
Rasional : dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada catin tentang manfaat gizi
seimbang
5. Memberikan suntik TT 0,5 cc
Rasional : imunisasi TT sekarang yaitu TT5 (TT lengkap) yang masa
perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah seumur hidup.
6. Jelaskan kapan harus kembali.
Rasional : follow up dari pasien atas intervensi yang sudah diberikan.

II. PEMBAHASAN
Tanggal 17 Februari 2021 dilakukan pengkajian awal dan didapatkan bahwa Ny. R
datang ke Puskemas dengan tujuan melakukan suntik TT untuk persiapan pernikahan
dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil LILA Ny. R dibawah
standar yaitu 23 cm yang menandakan bahwa Ny. R mengalami Kekurangan Energi
Kronik (KEK) sehingga penulis mendiagnosa Ny. R dengan KEK. Pada kasus yang
dialami Ny. R dapat diberikan asuhan kebidanan yaitu memberikan konseling tentang
KEK dengan rasional dilakukan untuk memberikan pengetauan tentang KEK dan
akibatnya pada kesuburan calon pengantin. Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah
keadaan dimana ibu mengalami malnutrisi yang disebabkan kekurangan satu atau
lebih zat gizi makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut (Sipahutar,
Aritonang dan Siregar, 2013). Menurut WHO Collaborative Study menunjukkan
bahwa nilai cut off Mid Upper Arm Circumference (MUAC) atau Lingkar Lengan
Atas (LILA) < 21 cm -< 23 cm memiliki risiko signifikan untuk Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 95%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Lestari (2021) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status gizi
dengan kejadian BBLR. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruh proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Asuhan yang diberikan
sudah sesuai dengan toeri yang ada sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktik. Untuk KEK yang dialami Ny. R dikarenakan kurangnya
pengetahuan ibu tentang gizi seimbang sehingga penulis memberikan asuhan gizi
seimbang dengan rasional dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada catin
tentang manfaat gizi seimbang. Hal ini sudah sejalan dengan teori dikarenakan pada
penelitian Mismawati (2012) yang mengatakan terdapat hubungan asupan makan
dengan KEK hal ini dikarenakan jumlah makanan yang dimakan tidak cukup atau
tidak adekuat. Pada tahap evaluasi yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan
asuhan yang telah diberikan kepada klien dapat diperoleh Ny. R mengerti dengan
penjelasan yang telah diberikan serta ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang
telah diberikan dan Ny. R sudah diberikan imunisasi TT.
ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR
PADA Nn. S USIA 20 TAHUN DENGAN KEHAMILAN TIDAK
DIINGINKAN
DI PKM ONGKA

No. Register : 140301


Tanggal/Jam : 15 Februari 2021
Tempat : KIA Puskesmas Ongka

A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. S
Umur : 20 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tabolo-bolo
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas dengan merasa cemas dan tidak menginginkan
kehamilannya. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya. HPHT 23-11-2020.
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 40 kg TB : 155 cm
0
S : 36,6 C TD : 110/70 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Mesochepal, bersih, tidak ada benjolan
b. Rambut : hitam, lurus, bersih tidak ada ketombe, tidak rontok
c. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
d. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
f. Muka : tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Perut : pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak tampak linea
alba dan striae gravidarum, TFU 13 cm
i. Ekstremitas atas dan bawah : simetris, tidak ada oedema
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Positif

C. Assessment
Nn. S usia 19 tahun G1P0A0 UK 12 minggu dengan kehamilan tidak diinginkan

D. Planning
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Berikan KIE kepada ibu tentang perubahan fisiologis ibu hamil, P4K, nutrisi,
personal hygiene, dan istirahat
3. Melakukan terapi pemberian obat dan vitamin kepada ibu Fe 60 mg, Vitamin B
Compleks, Kalk.
4. Jelaskan kepada ibu melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau apabila ada
keluhan lain
5. Melakukan pendokumentasian.

Ongka, 15 Februari 2021


ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR
PADA NY. J USIA 25 TAHUN DENGAN KONSELING
PERSIAPAN PERNIKAHAN
DI PKM ONGKA

No. Register : 140183


Tanggal/Jam : 15 Februari 2021
Tempat : KIA Puskesmas Ongka

A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. J
Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Karya Mandiri
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk konseling persiapan pernikahan
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 46 kg TB : 150 cm
0
S : 36 C TD : 100/70 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif

C. Assessment
Ny. J usia 25 tahun dengan persiapan pernikahan

D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang persiapan untuk kehamilan yang sehat
3. Menjelaskan tentang pemeriksaan kesehatan
4. Menjelaskan tentang menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
5. Menjelaskan tentang meningkatkan asupan makanan bergizi
6. Menjelaskan tentang persiapan secara psikologi dan mental
7. Menjelaskan tentang perencanaan financial/keuangan
8. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah disampaikan.

Ongka, 15 Februari 2021


ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR
PADA Nn. E USIA 19 TAHUN DENGAN SUNTIK TT
DI PKM ONGKA

No. Register : 090212


Tanggal/Jam : 16 Februari 2021
Tempat : KIA Puskesmas Ongka

A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. E
Umur : 19 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tinombala Barat
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk mendapatkan suntik TT catin
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 46 kg TB : 150 cm
0
S : 36 C TD : 100/70 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif

C. Assessment
Nn. E usia 19 tahun dengan suntik TT

D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang Vaksin TT dan manfaatnya bagi paisen dan calon anak yang
akan dilahirkan
3. Memberikan suntikan imunisasi TT 0,5 cc
4. Anjuran kompres ditempat penyuntikan
5. Menganjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang
6. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah di sampaikan.

Ongka, 16 Februari 2021


ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR
PADA Nn. N USIA 23 TAHUN DENGAN SUNTIK TT
DI PKM ONGKA

No. Register : 040163


Tanggal/Jam : 16 Februari 2021
Tempat : KIA Puskesmas Ongka

A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. N
Umur : 23 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Despot
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk mendapatkan suntik TT catin
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 54 kg TB : 150 cm
0
S : 36,4 C TD : 110/60 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif

C. Assessment
Nn. N usia 23 tahun dengan suntik TT

D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang Vaksin TT dan manfaatnya bagi paisen dan calon anak yang
akan dilahirkan
3. Memberikan suntikan imunisasi TT 0,5 cc
4. Anjuran kompres ditempat penyuntikan
5. Menganjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang
6. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah di sampaikan.

Ongka, 16 Februari 2021


ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR
PADA Nn. M USIA 18 TAHUN DENGAN KEHAMILAN TIDAK
DIINGINKAN
DI PKM ONGKA

No. Register : 120079


Tanggal/Jam : 17 Februari 2021
Tempat : KIA Puskesmas Ongka

A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. M
Umur : 18 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kayu Jati
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas dengan merasa cemas dan tidak menginginkan
kehamilannya. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya. HPHT 16-12-2020.
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 57 kg TB : 155 cm
0
S : 36,6 C TD : 120/80 mmHg
R : 24x/menit N : 85x/menit
LILA : 24,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Mesochepal, bersih, tidak ada benjolan
b. Rambut : hitam, lurus, bersih tidak ada ketombe, tidak rontok
c. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
d. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
f. Muka : tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Perut : pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak tampak linea
alba dan striae gravidarum.
i. Ekstremitas atas dan bawah : simetris, tidak ada oedema
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Positif

C. Assessment
Nn. M usia 18 tahun G1P0A0 UK 9 minggu dengan kehamilan tidak diinginkan

D. Planning
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Berikan KIE kepada ibu tentang perubahan fisiologis ibu hamil, P4K, nutrisi,
personal hygiene, dan istirahat
3. Melakukan terapi pemberian obat dan vitamin kepada ibu Fe 60 mg, Vitamin B
Compleks, Kalk.
4. Jelaskan kepada ibu melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau apabila ada
keluhan lain
5. Melakukan pendokumentasian.

Ongka, 17 Februari 2021


ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR
PADA NY. K USIA 23 TAHUN DENGAN KONSELING
PERSIAPAN PERNIKAHAN
DI PKM ONGKA

No. Register : 100014


Tanggal/Jam : 18 Februari 2021
Tempat : KIA Puskesmas Ongka

A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. K
Umur : 23 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tinombala
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk konseling persiapan pernikahan
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 50 kg TB : 152 cm
0
S : 36,4 C TD : 110/60 mmHg
R : 22x/menit N : 82x/menit
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif

C. Assessment
Ny. K usia 23 tahun dengan persiapan pernikahan

D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang persiapan untuk kehamilan yang sehat
3. Menjelaskan tentang pemeriksaan kesehatan
4. Menjelaskan tentang menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
5. Menjelaskan tentang meningkatkan asupan makanan bergizi
6. Menjelaskan tentang persiapan secara psikologi dan mental
7. Menjelaskan tentang perencanaan financial/keuangan
8. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah disampaikan.

Ongka, 18 Februari 2021


ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR
PADA Nn. T USIA 25 TAHUN DENGAN SUNTIK TT
DI PKM ONGKA

No. Register : 060024


Tanggal/Jam : 19 Februari 2021
Tempat : KIA Puskesmas Ongka

A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. T
Umur : 25 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Persatuan Sejati
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk mendapatkan suntik TT catin
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 50 kg TB : 150 cm
0
S : 36,5 C TD : 120/80 mmHg
R : 20x/menit N : 80x/menit
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
e. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
f. Hidung : bersih, tidak ada polip
g. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
h. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif

C. Assessment
Nn. T usia 25 tahun dengan suntik TT

D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang Vaksin TT dan manfaatnya bagi paisen dan calon anak yang
akan dilahirkan
3. Memberikan suntikan imunisasi TT 0,5 cc
4. Anjuran kompres ditempat penyuntikan
5. Menganjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang
6. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah di sampaikan.

Ongka, 19 Februari 2021


ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR
PADA Nn. W USIA 20 TAHUN DENGAN SUNTIK TT
DI PKM ONGKA

No. Register : 030669


Tanggal/Jam : 19 Februari 2021
Tempat : KIA Puskesmas Ongka

A. Subyektif
1. Biodata
Nama : Nn. W
Umur : 20 Tahun
Suku/Bangsa : Kaili/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tinombala Jaya
2. Keluhan utama dan alasan datang
Pasien datang ke puskesmas untuk mendapatkan suntik TT catin
B. Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
Keadaan umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
BB : 50 kg TB : 157 cm
0
S : 36 C TD : 100/60 mmHg
R : 24x/menit N : 80x/menit
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera putih, simetris kiri dan kanan.
b. Hidung : bersih, tidak ada polip
c. Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
d. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pack Negatif

C. Assessment
Nn. W usia 20 tahun dengan suntik TT

D. Planning
1. Memberikan konseling kepada pasien
2. Menjelaskan tentang Vaksin TT dan manfaatnya bagi paisen dan calon anak yang
akan dilahirkan
3. Memberikan suntikan imunisasi TT 0,5 cc
4. Anjuran kompres ditempat penyuntikan
5. Menganjurkan untuk melakukan vaksinasi ulang
6. Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah di sampaikan.

Ongka, 19 Februari 2021


LAMPIRAN
JURNAL BIMBINGAN

NAMA : Dwi Wahyuni


NIM : PB201002
RUANGAN : KIA
TEMPAT PRAKTIK : PKM Ongka

No Hari/ Masukan Nama/Ttd Pembimbing


Tanggal
1. Sabtu, 13 Perbaikan Pada Study Kasus
Maret 2021

2. Rabu, 24 - Cek Format Penulisan


Maret 2021 - Pembahasan ditambahkan EMB
- Buat Tarkom
- Buat Leaflet
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN
(KTD)

1. Pokok Bahasan : Kehamilan Tidak Diinginkan


2. Sub Pokok Bahasan : Pencegahan kehamilan tidak diinginkan
3. Sasaran : Remaja dan WUS
4. Waktu : 20 Menit
5. Hari/tanggal : 15 & 17 Februari 2021
6. Tempat : Puskesmas Ongka

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran mampu memahami tentang
Kehamilan yang tidak di inginkan dan solusinya.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian kehamilan yang tidak diinginkan dengan benar
tanpa bantuan.
2. Menyebutkan 3 (tiga) penyebab kehamilan tidak diinginkan.
3. Menyebutkan 4 (empat) Dampak yang timbul pada kehamilan tidak diinginkan.
4. Menyebutkan pencegahan kehamilan tidak diinginkan

III. Materi
1.      Pengertian kehamilan tidak diinginkan
2.      Penyebab kehamilan tidak diinginkan
3.      Dampak kehamilan tidak diinginkan
4.      Pencegahan kehamilan tidak diinginkan

IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi (tanya jawab)
3. Evaluasi

V. Media
1. Lembar balik

VI. KEGIATAN
Komponen Estimasi
Uraian Kegiatan Metode Media
Langkah Waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam pembuka dan Ceramah 5 Menit Lembar
memperkenalkan diri. balik
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan
disampaikan.
4. Melakukan apersepsi berkaitan dengan materi yang
akan disampaikan.
5. Menjelaskan materi secara berurutan:
a. Pengertian kehamilan tidak diinginkan
Lembar
Penyajian b. Penyebab kehamilan tidak diinginkan Ceramah 10 Menit
balik
c. Dampak kehamilan tidak diinginkan
d. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan
6. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
7. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
Tanya Lembar
Penutup dengan memberikan pertanyaan. 5 Menit
Jawab balik
8. Mengucapkan terima kasih.
9. Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam

VII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya.
Bentuk evaluasi adalah pertanyaan lisan.
Butir soal :
1.      Jelaskan pengertian dari kehamilan tidak diinginkan !
2.      Sebutkan penyebab kehamilan tidak diinginkan !
3.      Sebutkan dampak kehamilan tidak diinginkan !
4.      Bagaimana pencegahan dari kehamilan tidak diinginkan ?
Jawaban :
1. Pengertian kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang tidak diinginkan
mengandung arti sebagai kehamilan yang terjadi saat salah satu atau kedua belah
pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama sekali.
2. Penyebab kehamilan tidak diinginkan
a. Melakukan hubungan seksual pra nikah
b. Tindakan pemerkosaan/kekerasan seksual
c. Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi
d. Kurangnya ekonomi
3. Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan
a. Terganggunya psikologis pada usia remaja
b. Meningkatkan Resiko lahir mati
c. Kelahiran prematur
d. Pengeluaran dari sekolah (terputusnya sekolah)
e. Aborsi
f. Pencegahan Kehamilan tidak diinginkan
g. Peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi/pendidikan seks di lingkup
keluarga, sekolah, dan masyarakat
h. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum
nikah.
i. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti OR,
seni dan keagamaan.
j. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menumbulkan dorongan seksual,
seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.
k. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.
l. Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat kontrasepsi dan cara
penggunaanya.
m. Untuk pasangan remaja yang sudah menikah sebaiknya memakai cara KB
yang kegagalannya rendah seperti sterilisasi, susuk KB, IUD, Suntikan.

VIII. SUMBER BELAJAR


1. Hani Ummi, Kusbandiyah Jiarti, Dkk. 2010. Buku Asuhan Kebidanan Pada
kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika
2. Maulana Mirza. 2009. Buku cara cerdas menghadapi kehamilan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media
RINGKASAN MATERI

A. Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan


Kehamilan yang tidak diinginkan mengandung arti sebagai kehamilan yang terjadi
saat salah satu atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama
sekali. Kehamilan tidak diinginkam juga bukan hanya terjadi pada remaja. Tapi pada
pasangan yang telah menikah pun kehamilan tidak diinginkan masih mungkin terjadi.
B. Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan
1. Melakukan hubungan seksual pra nikah
2. Tindaka pemerkosaan/kekerasan seksual
3. Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi
4. Kurangnya ekonomi
C. Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan
1. Terganggunya psikologis pada usia remaja
2. Meningkatkan Resiko lahir mati
3. Kelahiran premature
4. Pengeluaran dari sekolahAborsi
Beberapa resiko medis akibat dari kehamilan pada usia dini, diantaranya:
a. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 th, karena baru
pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya yang maksimal.
b. Sistem hormonal belum stabil maka terjadi ketidakteraturnya menstruasi hal
yang sama terjadi bila remaja tersebut tersebut mengalami kehamilan
ketidakteraturan tersebut membuat kehamilan menjadi tidak stabil, mudah
terjadi perdarahan, terjadilah abortus atau kematian janin.
c. Terlalu dininya usia kehamilan dan persalinan memperpanjang kehamilan
rentang reproduksi aktif. Hal ini akan meningkatkan resiko timbulnya kanker
leher rahim dikemudian hari.
d. Kebanyakan Kehamilan remaja, pada usia 16 tahun jarang menghasilkan bayi
yang sehat.
D. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan
1. Peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi/pendidikan seks di lingkup keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
2. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah.
3. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga, seni
dan keagamaan.
4. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti
meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.
5. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.
6. Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat kontrasepsi dan cara penggunaanya.
7. Untuk pasangan remaja yang sudah menikah sebaiknya memakai cara KB yang
kegagalannya rendah seperti sterilisasi, susuk KB, IUD, Suntikan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT

1. Pokok Bahasan : Perencanaan Kehamilan Sehat


2. Sub Pokok Bahasan : Perencanaan Kehamilan pada Wanita Usia Subur dan Telah
Menikah
3. Sasaran : Wanita Usia Subur dan Telah Menikah
4. Waktu : 20 Menit
5. Hari/tanggal : 15 & 18 Februari 2021
6. Tempat : Puskesmas Ongka

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penjelasan tentang perencanaan kehamilan selama 15 menit,
diharapkan calon ibu dapat mengerti dan memahami tentang berbagai cara untuk
mendapat kehamilan yang diharapkan.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menjelaskan pengertian perencanaan kehamilan
2. Menyebutkan hal-hal yang diperlukan untuk mempersiapkan kehamilan
3. Menyebutkan Pola nutrisi yang mendukung perencanaan kehamilan
4. Menyebutkan dampak kehamilan yang tidak direncanakan
III. Materi
1. Pengertian perencanaan kehamilan
2. Hal-hal yang dibutuhkan untuk mempersiapkan kehamilan
3. Pola nutrisi yang mendukung perencanaan kehamilan
4. Dampak kehamilan yang tidak direncanakan
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet

VI. KEGIATAN
Komponen Estimasi
Uraian Kegiatan Metode Media
Langkah Waktu
1. Menyampaikan salam pembuka.
2. Memperkenalkan diri. Lembar
Pendahuluan Ceramah 5 Menit
3. Memberikan penjelasan mengenai topik balik
penyuluhan
Penyajian 5. Menjelaskan materi secara berurutan: Ceramah 10 Menit Lembar
a. Pengertian perencanaan kehamilan balik
b. Hal-hal yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan kehamilan
c. Pola nutrisi yang mendukung perencanaan
kehamilan
d. Dampak kehamilan yang tidak
direncanakan
5. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
10. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
Tanya Lembar
Penutup dengan memberikan pertanyaan. 5 Menit
Jawab balik
11. Mengucapkan terima kasih.
12. Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam

VII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan selama proses berlangsung dan setelahnya.
Bentuk evaluasi adalah pertanyaan lisan.
Butir soal :
1. Apa manfaat dari perencanaan kehamilan ?
2. Apa pengaruh terhadap janin jika kehamilan tidak direncanakan ?

VIII. SUMBER BELAJAR


3. Hani Ummi, Kusbandiyah Jiarti, Dkk. 2010. Buku Asuhan Kebidanan Pada
kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika
4. Maulana Mirza. 2009. Buku cara cerdas menghadapi kehamilan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media
RINGKASAN MATERI

A. Pengertian Perencanaan Kehamilan


Merencanakan kehamilan dengan baik adalah merupakan keputusan yang bijaksana
demi anda dan anak anda. Yang penting adalah kehamilan benar-benar diinginkan dan
sebaiknya direncanakan untuk memastikan kehamilan yang sehat dan lancar. Banyak
kaum wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil sampai beberapa minggu
setelah terjadinya kehamilan. Harus disadari bahwa minggu-minggu awal kehamilan
sebenarnya adalah merupakan kunci awal bagaimana bayi anda akan tumbuh dan
berkembang didalam tubuh anda. Pada minggu-minggu awal kehamilan, status kesehatan
dan nutrisi anda akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi anda.
Kesehatan dan perawatan kesehatan yang prima sebelum kehamilan (lazim disebut
sebagai perawatan prakonsepsi) akan membantu anda untuk melewati masa-masa
kehamilan dengan baik.

B. Hal – hal Yang Dibutuhkan Untuk Mempersiapkan Kehamilan


Berikut ini adalah beberapa hal yang disarankan untuk Anda perhatikan jika Anda
ingin mempersiapkan kehamilan :
a. Pertama-tama yang mungkin dilakukan adalah melakukan pemeriksaan ginekologi
dari dokter untuk memastikan tidak ada permasalahan yang akan mengganggu proses
kehamilan. Selanjutnya, seorang wanita harus memahami riwayat kesehatan
keluarganya, termasuk kelainan genetik atau masalah ginekologi. Untuk beberapa
orang yang berisiko tinggi, skrining genetik mungkin dianjurkan sebelum mencoba
untuk hamil. (Skrining genetik(penapisan genetik) adalah setiap uji laboratorium
yang digunakan untuk langsung mendeteksi kelainan, cacat, atau kekurangan dalam
gen atau kromosom manusia)
b. Selain itu, imunisasi juga harus diperbarui, terutama untuk MMR
(Measles(campak), Mumps (gondongan), dan Rubella (campak Jerman)). Metode
pengendalian kelahiran (misalnya KB) harus dihentikan karena beberapa metode
memerlukan masa tunggu sebelum hamil. Jika Anda menggunakan pil kontrasepsi,
dokter biasanya akan merekomendasikan jenis kontrasepsi lain selama beberapa
siklus menstruasi agar sistem reprosuksi mengembalikan kondisi hormon ke tingkat
normal.
c. Jika Anda tidak mendapatkan menstruasi lagi, segeralah cek kehamilan dan ingatlah
kapan terakhir kali Anda mestruasi. Hal ini penting agar dokter Anda dapat
mengetahui umur janin dan memperkirakan tanggal persalinan Anda.
d. Mempersiapkan masa pra-konsepsi berarti memperkecil kemungkinan risiko
gangguan yang mungkin akan dialami janin. Anda mungkin membutuhkan beberapa
jenis vaksin, dan kemusian perlu menunggu beberapa bulan sebelum pembuahan
disarankan. Jika Anda merencanakan kehamilan pertama setelah berusia 35 tahun,
maka dokter biasanya akan mengantisipasi kemungkinan gangguan seperti
keguguran, dan risiko kerusakan kromosom.
e. Beberapa langkah umum untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
merupakan ide yang baik untuk mempersiapkan kehamilan. Jalankan gaya hidup
sehat yang tepat untuk masa mempersiapkan kehamilan ini, untuk meningkatkan
kemampuan hamil. Mulailah gaya hidup sehat seperti berolahraga secara teratur,
berhenti merokok, makan makanan yang sehat, dan menghindari stres.
f. Usahakan untuk mendapatkan tidur berkualitas. Wanita yang sulit hamil biasanya
memiliki hormon leptin yang rendah. Level hormon ini memengaruhi pengaturan
rasa lapar Anda dan berat tubuh. Anda dapat meningkatkan hormon ini dengan
istirahat yang berkualitas. Aturlah waktu tidur Anda. Upayakan untuk tidur 7-8 jam
setiap harinya.
Salah satu untuk memaksimalkan kemungkinan kehamilan adalah dengan menjaga
pola makan dan memantau cakupan gizi yang Anda konsumsi sehari-hari. Gizi dan nutrisi
yang optimal akan sangat dibutuhkan untuk mendukung pembuahan dan perkembangan
calon janin. Untuk itu, Anda sebaiknya memilih makanan yang Anda makan dengan lebih
cermat.

C. Pola Nutrisi Yang Mendukung Perencanaan Kehamilan


Salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan kemungkinan kehamilan adalah
dengan menjaga pola makan dan memantau cakupan gizi yang terkandung dalam asupan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Gizi dan nutrisi optimal sangat dibutuhkan untuk
mendukung pembuahan dan perkembangan calon janin. Namun yang perlu diperhatikan
adalah tidak semua nutrisi yang ada pada setiap jenis makanan dibutuhkan oleh bakal
janin. Hal ini perlu kita ketahui dengan baik, agar pasangan yang menginginkan
kehamilan dapat memilah dan menyeleksi jenis makanan yang akan dikonsumsi.
Jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pembuahan antara lain:
1. VITAMIN B
Merupakan salah satu nutrisi penting yang valid dan tidak dapat ditawar lagi.
Mengingat nutrisi ini merupakan pendukung dan pengatur hormon reproduksi/
kesuburan.
2. ASAM FOLAT
Nutrisi ini sangat dibutuhkan untuk mencegah kelainan dan perkembangan tabung
otak bakal janin. Asam folat terkandung dalam sayuran berdaun hijau, biji-bijian,
kacang-kacangan, brokoli, asparagus, kacang polong, kacang kapri, jus jeruk), atau
tersedia dalam tablet siap pakai (dapat diperoleh di apotik terdekat). Asam folat
dianjurkan untuk dikonsumsi tiap hari pada saat mempersiapkan kehamilan dan
beberapa bulan pertama setelah terjadinya kehamilan.
3. VITAMIN C
Termasuk unsur penting untuk peningkat kesuburan, terutama bagi para calon ayah.
Selain itu, vitamin C juga berperan meningkatkan kekebalan tubuh, faktor
pendukung yang dibutuhkan bila kehamilan terjadi.
4. ZAT BESI (Fe)
Calon ibu yang mengalami anemia termasuk dalam kasus sulit hamil. Karena itu zat
besi sebagai unsur peningkat jumlah sel darah merah termasuk unsur yang penting
dibutuhkan.Terdapat pada hati, daging merah (sapi, kambing, domba), ayam,
kacang-kacangan dan sayuran hijau (bayam).
5. ZAT SENG (Zinc)
Zat ini berfungsi meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma. Umumnya terdapat
pada kerang, kuning telur, daging merah, biji-bijian, kacang-kacangan.
6. AIR
Terapi air termasuk salah satu yang kini sedang digalakkan untuk meningkatkan
kesuburan, berpotensi meningkatkan produksi hormon-hormon kesuburan,
testosterone dan estrogen. Dianjurkan minum 8-10 gelas air per harinya.
Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh calon ibu, di
antaranya:
1. Makanan mengandung merkuri. Berpotensi menyebabkan bayi cacat dan autis.
Perlu diperhatikan karena dapat terdapat pada beberapa jenis ikan, terutama
yang berukuran besar seperti hiu, makarel, ikan marlin. (karena cemaran limbah
di perairan).
2. Makanan olahan dan junk food.
3. Jenis makanan berpengawet.
4. Makanan kaleng, sarden.
5. Minuman berkafein (kopi, dll)
6. Rokok dan alkohol
Alasan utama masa pra-konsepsi penting, karena pada dasarnya, pada masa ini,
tubuh perlu dikondisikan menjadi sangat sempurna.  Tujuannya agar kehamilan
berlangsung sehat, dan janin yang bertumbuh di dalam rahim akan terjaga
kesehatannya..

D. Dampak Kehamilan Yang Tidak Direncanakan


1. Faktor penyebabnya:
a. Karena kurangnya pengetahuan yg lengkap & benar tentang proses terjadinya
kehamilan & metode2 pencegahannya.
b. Kegagalan alat kontrasepsi.
c. Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tidak diinginkan
oleh salah satu atau kedua orangtua bayi tersebut. beresiko fisik, psikis dan
sosial.
2. Risiko Fisik
a. Karena faktor psikis ibu hamil dapat mengalami kesulitan dalam persalinan
seperti pendarahan, komplikasi lain (PEB, persalinan prematur, IUGR, CPD)
hingga kematian.
3. Risiko Psikis/Psikologis
a. Dibebani oleh  berbagai perasaan yg tdk nyaman (dihantui rasa rendah diri,
bersalah/ berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dll)  hingga gangguan kejiwaan
yg parah.
4. Risiko sosial
5. Risiko Ekonomi
PERENCANAAN C. PENGERTIAN
KEHAMILAN SEHAT
PERENCANAAN
KEH DWI
WAHYUN
Merencanakan kehamilan dengan baik I Apa itu
KEHAMILAN adalah merupakan keputusan yang AMI Keham
PB201002
SEHAT bijaksana demi anda dan anak
anda. Yang penting adalah kehamilan LAN ilan
Tidak
benar-benar diinginkan dan sebaiknya
TIDA PENDID Diingin
direncanakan untuk memastikan IKAN
kehamilan yang sehat dan lancer. PROFES kan
K I BIDAN (KTD)
PROGR
??
DIIN AM
PROFES
I
GIN K
FAKUL ehamilan
KAN TAS
ILMU yang
KESEH tidak
D. HAL-HAL YAN PERLU DISIAPKAN ATAN diinginka
DISUSUN OLEH : 1. Melakukan pemeriksaan UNIVER
SITAS n
ginekologi
KUSUM mengan
DWI WAHYUNI 2. Imunisasi A dung arti
3. Segera cek kehamilan bila tidak HUSAD
PB201002 sebagai
mendapatkan menstruasi A
4. Mempersiapkan masa pra- SURAK kehamila
konsepsi ARTA n yang
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI TAHUN
5. Olahraga , makan makanan yang terjadi
FAKULTAS ILMU KESEHATAN sehat AKADE
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA DISUSUN MIK saat
TAHUN AKADEMIK 2020/2021 6. Tidur yang berkualitas
OLEH : 2020/202 salah
1
C. POLA NUTRISI
satu atau
1. Vitamin B
2. Asam Folat
3. Vitamin C
4. Zat Besi (Fe)
5. Zat Seng (Zinc)
kedua n 4. Kek g e i o t o
belah Seks uran u m r r a d
pihak ual gan n a s n u
dari Pra Eko y j m i k
pasanga Nika nom a a a P s
n tidak h i 2. M t e i
2. Tind p e i m 2. T
mengingi
akan s n 3. K a i
nkan
Pem i i e h d
anak
erko k n l a a
sama
saan o g a m k
sekali. /Kek l k h a
Penceg
eras o a i n m
an Dampa g t r ahan e
Penyeb Seks k i k a Keham K l
ab ual Keham s a n ilan e a
3. Keg n Tidak s k
Keham ilan
agal p p e u
ilan Tidak Diingin
an a r r h k
Tidak Diingin d e
kan a
Dala e a
Diingin 1. P
m kan a s m t n
a e a
kan Pem 1. T i
u t n n h
akai e k
1. Mel s u i u
an r o
akuk i r n R b
Alat g
an a l e g e u
Kont a
Hub a 4. A k p n
rase n
unga r h b a r g
psi g
a n m m a l
n f e p n a
a l e f t
s a a r a
e t k o a k
k k u l t o
s a k e n
u n a h d t
a n a r
l w i n a
a k n s
s k e f p e
e t g o e p
b u i r n s
e a m g i
l l t a g .
u u a s u
m a n i n
n a
n g p t a
i o e n
k d s n
a e i t a
h n t a l
3. M g i n a
e a f g t
m n 4. M -
a e m a
Dampak Kehamilan Tidak
Diinginkan
1. Terganggunya Psikologis Pada
Usia Remaja
TARGET KOMPETENSI
N Tarkom Tercapai
O
1. KIE Calon Pengantin dan Persiapan Menjadi Orang Tua 20
2. KIE Perencanaan Kehamilan Sehat 20
3. Imunisasi TT pada Capeng 20
4. Skrining Masalah dan Gangguan Kesehatan Sebelum Hamil -
5. Menyiapkan Klien untuk Pemeriksaan Penunjang Fertilitas -
6. Edukasi Tahapan Tata Laksana Infertilitas -
7. Persiapan USG Transvaginal -
8. Persiapan Hidrotubasi dan Histerosalpingografi -
9. KIE Masa Sebelum Hamil Pada Penderita Hepatitis B dan C 2
10. KIE tentang HIV /AIDS -
11. KIE tentang Sifilis -
12 KIE tentang Kehamilan Tidak Di harapkan 5

Anda mungkin juga menyukai