Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DENGAN EMESIS GRAVIDARUM
DI UPT PUSKESMAS KOKOP

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama : SURYANI
NIM : 2215901075
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2023
STASE 703
ASUHAN KEBIDANAN
KEHAMILAN
Nama Mahasiswa : SURYANI
NIM : 2215901075
Ruang : UPT Puskesmas KOKOP
Tanggal Praktik : 6 FEBRUARI 2023 s/d 4 MARET 2023
Pembimbing : Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes.

Berkas Yang : 1 Askeb Panjang, Jurnal Refleksi,


Refleksi Kasus, Kontrak belajar,
Dikumpulkan
Laporan Harian, Daftar prefensi
mahasiswa

Hari, Tanggal : 4 Maret 2023


Penyerahan
Penerima : Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes
KONTRAK BELAJAR PRAKTEK/PRAKTIKUM KLINIK
Tempat Praktek : UPT PUSKESMAS KOKOP
Periode Praktek : 6 FEBRUARI 2023 s/d 4 MARET 2023

Nama Mahasiswa : SURYANI


NIM : 2215901075
Topik : Asuhan Kebidanan Kehamilan
Tujuan Strategi Sumber Belajar Hasil yang Diharapkan Waktu

Tujuan Umum : Untuk mencapai Varney,Helen,2007.Buk Selama Pembelajaran Klinik saya akan Waktu yang
Setelah menjalankan Praktikum tujuan pembelajaran u Ajar Asuhan menunjukkan kemampuan saya dalam saya tetapkan
Di Puskesmas KOKOP selama 4 klinik, maka saya Kebidanan edisi mengelola klien dengan bukti : untuk mencapai
minggu,saya mampu akan: 4.Jakarta:EGC,vol 1 1. Tersusunnya laporan pendahuluan tujuan adalah
melaksanakan asuhan kebidanan 1. Mencari buku Manuaba, Ida bagus 2. Tersusunnya kontrak belajar sebagai berikut:
Kehamilan dengan menerapkan sumber yang Gde. 1998. Ilmu 3. Tersusunnya jurnal kegiatan harian 1. Minggu ke-1
Manajemen Kebidanan : relevan Kebidanan, Penyakit 4. Tercapainya beberapa target dan 2
1. Asuhan kebidanan pada 2. Konsultasi dan Kandungan, dan keterampilan dan asuhan (Tanggal 6
Kehamilan =1 diskusi dengan Keluarga Berencana kebidanan,dengan indikator : S.d.18
2. Asuhan kebidanan pada dosen Untuk Pendidikan Februari
a. Dokumentasi Pencapaian asuhan
Kehamilan dengan EBP pembimbing dan Bidan. Ed. 1. Jakarta: 2023):
pada jurnal kegiatan harian dan
budaya lokal = 1 pembimbing EGC melakukan
buku logbook
lapangan laporan
Tujuan Khusus : b. Tersususnnya dokumentasi
3. Berpartisipasi Ikatan Bidan Indonesia pendahuluan,
Melakukan asuhan Kebidanan asuhan kebidanan
langsung dalam (IBI). 2016. Buku Acuan laporan
pada Kehamilan dengan Target : c. Mendapat TTD pembimbing pada
mengasuh klien Midwifery Update. Ed. askeb dan
1. Melakukan pengkajian dokuntasi pencapaian
1. Jakarta: Pengurus laporan
data subyektif dan keterampilan dan asuhan
Pusat Ikatan Bidan kegiatan
obyektif asuhan kebidanan,disertai cap lahan
Indonesia. harian
Kehamilan= 1 d. Merekapitulasi pencapaian target
2. Menginterpretasi data pada buku rekapitulasi
asuhan Kehamilan= 1 2. Minggu ke 3
3. Mengidentifikasi
diagnosis/masalah dan 4
potensial dan antisipasi ( tanggal 20
asuhan Kehamilan = 1 Februari
4. Mengidentifikasi tindakan 2023 s.d 4
segera asuhan MARET
2023)
Kehamilan= 1
mengikuti
5. Merumuskan perencanaan ujian stase
asuhan Kehamilan=1 dan seminar
6. Melakukan implementasi kasus
asuhan Kehamilan= 1
7. Melakukan Evaluasi
asuhan Kehamilan = 1
8. Melakukan
pendokumentasian asuhan
kebidanan Prakonsepsi
model dokumentasi SOAP
notes = 1

Bangkalan, 6 Februari 2023


Mahasiswa,

SURYANI
NIM. 2215901075
Keterangan

Kontrak belajar ini kemudian di break down menjadi kontrak belajar / hari, misalnya hari pertama mahasiswa mau melakukan asuhan
pada prakonsepsi maka,
1. Tujuannya adalah: mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan kehamilan
2. Strategi Pembelajaran : pre conferent, ronde, dan post conferen
3. Sumber pembelajaran: Pasien kehamilan
4. Hasil yang diharapkan: mahasiwa mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan dengan menerapkan manajemen kebidanan
5. Waktu: disesuaikan
DAFTAR PRESENSI MAHASISWA

NAMA : SURYANI
NIM : 2215901075
RUANGAN : KIA
PKM/ RS : UPT PUSKESMAS KOKOP
NO RUANGA HARI/TGL DATANG PULANG PARAF PARAF
N MHS CI
1. KIA 6-2-2023 √ √

2. KIA 7-2-2023 √ √

3. KIA 8-2-2023 √ √

4. KIA 9-2-2023 √ √

5. KIA 10-2-2023 √ √

6. KIA 11-2-2023 √ √
13-2-2023
7. KIA √ √
14-2-2023
8. KIA √ √

9. KIA 15-2-2023 √ √
16-2-2023
10. KIA √ √
17-2-2023
11. KIA √ √

12. KIA 18-2-2023 √ √


20-2-2023
13. KIA √ √
21-2-2023
14. KIA √ √
22-2-2023
15. KIA √ √
23-2-2023
16. KIA √ √
24-2-2023
17. KIA √ √
25-2-2023
18. KIA √ √

19. KIA 27-2-2023 √ √

20. KIA 28-2-2023 √ √

21. KIA 1-3-2023 √ √

22. KIA 2-3-2023 √ √

23. KIA 3-3-2023 √ √

24. KIA 4-3-2023 √ √


DUKUMENTASI PENCAPAIAN STASE ASUHAN
KEBIDANAN KEHAMILAN
(LOGBOOK)

Program Studi : Profesi Bidan


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan
Kode Mata Kuliah : Bd. 703
Beban SKS : 4 SKS
Semester : I

Tempat Praktek : UPT PUSKESMAS KOKOP


Waktu/ Periode : 6 FEBRUARI 2023 s/d 4 MARET 2023

Nama Peserta Didik : SURYANI


NIM : 2215901075
Kelas :B
Dosen Pembimbing Lahan : Hj. Lilik Sulistiawati, S.ST.,Bd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2022/2023
Proses
Pencapaian Tanda Tangan
Hari/ Keterampilan
N Komentar
Kompetensi Tanggal Pembimbi Pembimbi
o Bimbi Pembimbi
Pelaksana Mandiri ng ng Lahan /
ngan ng
an (M) Lapangan Institusi
(B)
(CI)
Melakukan Rabu, 15 M
pengkajian Februari
1
masalah 2023
kehamilan
Menjelaskan Kamis, 16 M
2 tentang hasil Februari
pemeriksaan 2023
Memberikan Jumat 17 M
informasi Februari
tentang
Emesis
3 Gravidarum
dan resikonya
bagi
kehamilan dan
janin
Memmberikan Senin, 20 M
konseling Februari
4
tentang gizi 2023
seimbang
Melakukan Selasa, 21 M
5 pencatatan dan Februari
pelaporan 2023
LAPORAN KEGIATAN HARIAN

NAMA : SURYANI
NIM : 2215901075
RUANGAN : KIA
PKM/ RS : UPT PUSKESMAS KOKOP
HARI/TGL : 6 FEBRUARI 2023 s/d 4 MARET 2023
N PUKUL KEGIATAN TTD
O PEMBIMBING
Melakukan anamnesa pada ibu hamil
1 09.23
dengan Emesis Gravidarum
2 09.45 Memeriksa tanda-tanda vital pasien

Menganjurkan ibu hamil untuk cek


3 10.00 laboratorium

Memberikan informasi tentang


4 10.15 Emesis Gravidarum dan resikonya
pada kehamilan dan janin

Memberikan konseling tentang diet


5 10.20 gizi seimbang untuk mengatasi
Emesis pada kehamilan

Memberikan KIE tentang tanda


6 10.25 bahaya kehamilan dan aktivitas saat
hamil

7 10.30 Memberikan ibu suntik TT3

8 10.40 Memberikan KIE tentang wedang jahe


untuk mengurangi emesis
9 10.45 Memberikan terapi Fe dan kalk

10 11.00 Menjadwalkan control ulang 1 bulan


lagi atau bila ada keluhan
11 11.00 Pencatatan dan pelaporan
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DENGAN EMESIS GRAVIDARUM
DI UPT PUSKESMAS KOKOP

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama : SURYANI
NIM : 2215901075
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN EMESIS GRAVIDARUM
DI UPT PUSKESMAS KOKOP

Disusun oleh:
Nama : SURYANI
NIM : 2215901075
Kelas :B

Tanggal Pemberian Asuhan 16 Februari 2023

Disetujui:

Bidan Koordinator
Tanggal: 16 Februari 2023
Di: UPT Puskesmas KOKOP

Hj. Lilik Sulistiawati, S.ST.,Bd.


NIP. 19730303 1993 02 2004

Pembimbing Institusi
Tanggal: 4 Maret 2023
Di: UPT Puskesmas KOKOP

Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes.


NIDN. 0711018701

Pembimbing Kasus
Tanggal: 4 Maret 2023
Di: UPT Puskesmas KOKOP

Hj. Lilik Sulistiawati, S.ST.,Bd.


NIP. 19730303 1993 02 2004
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat

kesehatan masyarakat. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi

masalah kesehatan di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan

yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya

mencapai 450 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia,

2011).

Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan

menurunnya AKI. Di Indonesia angka kematian ibu menurun dari 307

per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2012 naik

menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2012).

Kematian maternal terjadi pada waktu hamil sebesar 24,74%,

persalinan sebesar 17,33%, dan nifas sebanyak 57,93%, (Profil Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah, 2012). Di Kabupaten Bangkalan AKI tahun 2018

sebanyak 10 orang, sebagian besar disebabkan oleh perdarahan,

eklamsia, sepsis, dan penyakit lain, sehingga harus ditingkatkan

pendeteksian awal kepada para ibu hamil (Dinkes Kesehatan

Kabupaten Bangkalan, 2018).

Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab

pokok yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan


penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan,

persalinan, serta nifas, kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan

reproduksi, kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua

ibu hamil (Prawirohardjo, 2010). Bentuk penyebab langsung kematian ibu

disebut dengan trias klasik berupa perdarahan, infeksi, dan gestosis atau

keracunan kehamilan. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu

seperti kehamilan dengan anemia, tindakan yang tidak aman dan tidak

bersih pada abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil (Manuaba, 2009).

Salah satu perubahan fisiologi pada kehamilan adalah emesis

gravidarum, setengah dari wanita hamil mengalami mual dan muntah,

walaupun kejadiannya hanya sekitar 0,5 % sampai 2% . Emesis

Gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan

trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi ada yang

timbul setiap saat dan malam hari. Gejala ini biasanya terjadi 6 minggu

setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10

minggu (Wiknjosastro 2007). Mual dan muntah terjadi pada 60-80%

primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan,

gejala-gejala ini menjadi lebih berat.

Perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon

estrogen dan HCG dalam serum meningkat, pengaruh fisiologis ini belum

jelas, mungkin karena sistem syaraf pusat dan pengosongan lambung

yang berkurang. Keluhan ini merupakan hal yang fisiologis akan tetapi

apabila tidak segera diatasi akan menjadi hal yang patologis yaitu terjadi

Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2007).


Faktor psikologis dapat mempengaruhi juga terjadinya emesis

gravidarum. Terdiri dari stres, dukungan suami dan keluarga serta faktor

lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Apabila ibu hamil yang

mengalami hal-hal tersebut tidak melakukan penanganan dengan baik

dapat menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan

selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan

semakin memperparah emesis gravidarum (Yuni, 2009). Untuk

mengurangi terjadinya mual dan muntah yaitu dengan menghindari bau

atau faktor-faktor penyebabnya, makan sedikit-sedikit tapi sering, dan

istirahat yang cukup (Yuni, 2009).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang

ada maka dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana Asuhan Kebidanan ibu

hamil Trimester I pada Ny.”J” G2P1A1 umur 27 tahun umur kehamilan

11 minggu dengan Emesis Gravidarum di Puskesmas KOKOP.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan Emesis Gravidarum di Ruang KIA

Puskesmas KOKOP sesuai dengan standart pelayanan kebidanan serta

mendokumentasikan hasil asuhan dalam bentuk SOAP

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mampu menjelaskan teori dan konsep dasar Asuhan

Kebidanan pada ibu hamil dengan Emesis Gravidarum


1.3.2.2. Mengintegrasikan teori dan manajemen Asuhan Kebidanan

serta mengimplementasikan pada kasus yang dihadapi

1.4. MANFAAT

1.4.1 Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang

penatalaksanaan asuhan kebidanan serta dapat menerapkan teori

dan praktek kebidanan pada kasus ibu hamil trimester I

dengan emesis gravidarum.

1.4.2 Bagi Profesi

Dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk

lebih memperhatikan dan meningkatkan mutu pelayanan profesi

sesuai standar asuhan kebidanan khususnya pada kasus ibu hamil

trimester I dengan emesis gravidarum.

1.4.3 Bagi Institusi

a. Puskesmas

Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum.

b. Pendidikan

Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan

diperpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan

khususnya tentang ibu hamil trimester I dengan emesis

gravidarum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan

2.1.1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam

rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang

terfokus pada klien.

2.1.2. Langkah- langkah asuhan kebidanan

1) Pengumpulan data dasar

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan

akurat dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

secara keseluruhan. Untuk memperoleh data dilakukan dengan

cara:

a. Data subjektif /anamnesa

Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain.

Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas.

Suku/bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat sehingga

mempermudah dalam melaksanakan

tindakan kebidanan.

Agama : Untuk memperoleh informasi tentang agama yang

dianut
Pendidikan : Untuk memudahkan bidan memperoleh

keterangan atau dalam memberikan informasi

mengenai suatu hal dengan menggunakan cara

yang sesuai dengan pendidikan.

Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah ibu hamil terlalu lelah

dalam pekerjaan yang berhubungan dengan

pemenuhan gizi hamil.

Keluhan utama : untuk mengetahui keluhan ibu saat ini yang

sesuai dengan teori yaitu mual muntah.

Riwayat Kesehatan dahulu, sekarang dan Keluarga: untuk

mengetahui apakah ada penyakit penyerta yang

menjadi penghalang dalam penyerapan gizi

makanan.

Riwayat kehamilan sekarang yang meliputi HPHT, tanda

bahaya kehamilan, status TT, ANC, penggunaan

obat/ jamu

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: untuk

mengetahui rekam medis lalu guna

mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi pada

kehamilan sekarang

Riwayat perkawinan

Riwayat kontrasepsi
Keadaan psiko, social dan spiritual: untuk mengetahui kondisi

psikososial dan spiritual ibu yang dapat

mempengaruhi kondisi kehamilan sekarang

Aktivitas sehari-hari seperti nutrisi, eliminasi, istirahat,

personal hygiene, seksualitas, kebiasaan

merokok, minum obat dan jamu yang dapat

berpotensi terhadap terjadinya EMESIS

GRAVIDARUM pada ibu hamil.

b. Data objektif

1) Keadaan Umum : Bagaimana keadaan pasien dengan

Emesis Gravidarum.

2) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien

Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien.

Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien.

Suhu : Untuk mengetahui suhu pasien .

Berat badan, tinggi badan, IMT, LILA dimana pada ibu

hamil dengan Emesis Gravidarum menunjukkan hasil

dibawah normal.

c. Pemeriksaan fisik

Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah.

Mata : untuk melihat sklera dan konjungtiva.

Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar

tiroid, limfe dan vena jugularis.


Payudara: untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan putting.

Abdomen: - untuk mengetahui apa ada bekas luka operasi,

bentuk, tanda-tanda kehamilan.

- Leopold 1-4 guna mengetahui usia kehamilan

dan posisi janin.

- TFU dalam cm untuk mengetahui usia

kehamilan dan kondisi janin

- Taksiran berat janin untuk mengetahui kondisi

janin.

- Auskultasi untuk mendengar DJJ guna

mengetahui kondisi janin.

Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya

varices.

d. Pemeriksaan penunjang laboratorium

Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat

kelainan saat pemeriksaan.

e. Hasil skrining/ Deteksi Dini Resiko Kehamilan yang meliputi

KSPR, skrinning preeclampsia (ROT, MAP).

2) Analisis Data

Analisis data meliputi diagnose kebidanan, masalah

dan kebutuhan yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa

kebidanan. Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa

pernyataan pasien keluhannya dan hasil data objektif meliputi


pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta hasil pemeriksaan

penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap

berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang.

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan

pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai

diagnosis.Masalah dapat muncul tapi dapat pula tidak. Hal ini

muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan keadaan yang

dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak.

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien

dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang

didapatkan dengan melakukan analisis data. Kebutuhan yang

muncul setelah dilakukan pengkajian. Ditemukan hal- hal yang

membutuhkan asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari.

3) Penatalaksanaan

Penatalalaksanaan meliputi Intervensi dan pelaksanaan serta

evaluasi. Intervensi merupakan pengembangan rencana asuhan yang

menyeluruh dan ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah

ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa

yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana harus mencakup

setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan disetujui

oleh kedua belah pihak (bidan dan klien).

Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan

secara efisien dan aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Selama melakukan tindakan

intervensi, bidan menganalisa dan memonitor keadaan

kesehatanpasiennya.

Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut

efektif sedangkan sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini

dilaksanakan untuk menilai mengapa proses penatalaksanaan efektif /

tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan

tersebut.

Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)

1) Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesis sebagai langkah pertama.

2) Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam

data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah kedua.

3) Analisa

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi

data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:

a) Diagnosis atau masalah

b) Antisipasi diagnosis / masalahpotensial


c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi /

kolaborasi dan / atau rujukan sebagai langkah II, III,danIV

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari rujukan.

2.2. Konsep Dasar

Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu (Saifuddin,

2002).

Kehamilan dibagi atas 3 trimester ( Mochtar, 1998), yaitu:

1) Trimester 1, 0-12 minggu

2) Trimester 2, 12-28 minggu

3) Trimester 3, 28-40 minggu

Tanda dan gejala kehamilan ( Mochtar, 1998)

1) Tanda-tanda presumptive

a. Amenorhea

Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir

(HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran


tanggal persalinan (TTP), yang dihitung menggunakan rumus

Naegle. (Hari +7, bulan-3, tahun+1)

b. Mual dan muntah

c. Mengidam

d. Tidak tahan bau-bauan

e. Pingsan, jika berada di tempat yang sesak

f. Tidak selera makan (anoreksia)

g. Lelah

h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri akibat pengaruh

hormone esterogen dan progesterone yang merangsang duktus

daan alveoli payudara.

i. Sering miksi karena kandung kemih tertekan oleh Rahim yang

membesar.

j. Konstipasi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh

hormone steroid.

k. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta,

dapat dijumpai pada muka, areola payudara, leher dan dinding

perut.

l. Epulis/ hipertrofi gusi

m. Varices

2) Tanda kemungkinan hamil

a. Perut membesar

b. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan

konsistensi dari rahim.


c. Tanda Hegar

d. Tanda chadwick

e. Tanda piscaseck

f. Braxton Hicks

g. Teraba ballottement

h. Reaksi kehamilan positif

3) Tanda pasti

a. Gerakan janin yang dapat dirasa atau diraba atau dilihat, juga

bagian-bagian janin.

b. Denyut jantung janin

c. Terlihat tulang janin melalui USG

2. Tujuan Asuhan Antenal ( Mochtar, 1998)

1) Tujuan umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama

dalam kehamilan, persalinan daan nifas sehingga didapatkan ibu dan

bayi yang sehat.

2) Tujuan Khusus

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

3. Mengenali dan menangani secara dini adanya penyulit-penyulit yang

mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

4. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak


5. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

6. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

asi eksklusif.

7. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3. Pelayanan Antenatal Terintegrasi

Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan

pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru

lahir. Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi

kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu

nifas untuk mewujudkan generasi yang berkualitas ( IBI, 2016).

Dalam pelayanan antenatal terintegrasi, tenaga kesehatan harus

dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu

mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan

intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani

persalinan normal ( IBI, 2016).

Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko

mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan antenatal

harus dilakukan minimal 4 kali sesuai standart dan terintegrasi untuk

pelayanan antenatal yang berkualitas ( IBI, 2016).

1) Jadwal Pemeriksaan Kehamilan ( Saifuddin, 2002)

Tabel 2.1. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan dan Informasi yang


diberikan
Kunjungan Waktu Informasi Penting
Timester Sebelum Membangun hubungan saling percaya antara
Pertama minggu ke petugas kesehatan dan ibu hamil
12 Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonaturum, anemia Emesis
Gravidarumurangan zat besi, penggunaan
praktek tradisional yang merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
Mendorong perilaku sehat (gizi, latihan dan
kebersihan, istirahat dan sebagainya)

Trimester Sebelum Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan


Kedua minggu ke khusus mengenai preeklampsi dan eklampsi
28 ( Tanya ibu tentang gejala preeklampsi,
pantau tekanan darah, evaluasi oedema,
proteinuria bila perlu)

Trimester Antara Sama seperti diatas ditambah palpasi


Ketiga minggu 28- abdominal untuk mengetahui apakah ada
36 kehamilan kembar

Trimester Setelah 36 Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak


Ketiga minggu bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit.

2) Pemeriksaan Kehamilan

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tahun 2016, dalam melakukan

pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan

yang berkualitas sesuai standart (10T) terdiri dari:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan

janin.Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama


kehamilan atau kurang dari 1kg setiap bulannya menunjukkan adanya

gangguan pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan

dilakukan untuk menepis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi

badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko terjadinya

CPD ( Cephalo Pelvic Disproportion)

2. Ukur Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90

mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai oedema

wajah dan atau tungkai bawah, dan atau proteinuria)

3. Nilai status gizi ( ukur LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh

tenaga kesehatan di trimester 1 untuk skrinning ibu hamil beresiko

Emesis Gravidarum. Emesis Gravidarum disini maksudnya ibu hamil

yamg mengalami Emesis Gravidarumurangan gizi dan telah

berlangsung lama dimana LILA ≤ 23,5 cm. Ibu hamil dengan Emesis

Gravidarum akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

4. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau

tidak dengan usia kehamilan atau kemungkinan bayi kembar. Jika

tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan, kemungkinan

ada gangguan pertumbuhan janin atau kehamilan kembar. Standart


pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24

minggu.

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhit trimester II

dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester III

bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk

PAP (pintu atas panggul) berarti ada kelainan letak, panggul sempit

atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhit trimester I

dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.DJJ ≤ 120 x/mnt atau

DJJ ≥ 160 x/mnt menunjukkan adanya gawat janin.

6. Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid jika diperlukan

Untuk mencegah tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat

imunisasi TT.Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrinning status

imunisasi T-nya.Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil disesuaikan

dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki

status imunisasi TT2 agar mendapat perlindungan terhadap infeksi

tetanus. Ibu hamil dengan imunisasi T5 (TT long life) tidak perlu

diberikan imunisasi TT lagi.

7. Tablet Tambah Darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal

90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.


8. Periksa laboratorium ( rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah

pemeriksaan laboratorium rutin ( golongan darah, hemoglobin darah,

proteinuria, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/ epidemic

seperti malaria, IMS, HIV, HbsAg) dan khusus (pemeriksaan

laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada saat antenatal antara

lain:

a. Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk

mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk

mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu

diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

b. Pemeriksaan Hemoglobin darah (Hb)

Dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali pada

trimester III untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut

menderita anemia selama kehamilannya, karena kondisi anemia

dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam

kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil pada

trimester II dilakukan atas indikasi.

c. Proteinuri

Dilakukan pada trimester II dan III atas indikasi.Pemeriksaan ini

ditujukan untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu yang


merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsi pada ibu

hamil.

d. Kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus harus

dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal

sekali pada trimester I, sekali pada trimester II, dan sekali pada

trimester III.

e. Pemeriksaan darah malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan

pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrinning pada kontak

pertama.Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan

pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.

f. Tes sifilis

Dilakukan di daerah dengan resiko tinggi dan ibu hamil yang

diduga menderita sifilis.Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan

sedini mungkin pada kehamilan.

g. Pemeriksaan HIV

Dilakukan agar ibu hamil dapat diketahui secara dini adanya

infeksi HIV sehingga dapat dilakukan pengobatan yang dapat

mencegah penularan HIV ke janin.

h. Pemeriksaan Hepatitis (HbsAg)

Dilakukan untuk mengetahui secara dini apakah ibu hamil

menderita hepatitis B. Hepatitis B adalah virus yang menyerang

hati (infeksi kronis, sikrosis hati, kanker), dapat menular pada


bayi melalui kontak dengan darah dan cairan tubuh yang

terinfeksi, termasuk penyebaran darah dan cairan vagina saat

melahirkan.Jika hasilnya positif, dapat disiapkan vaksin hepatitis

B yang nantinya akan diberikan pada bayi beberapa jam setelah

bayi lahir untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu kepada

bayi.

i. Pemeriksaan BTA

Dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita TBC sebagai

pencegahan agar infeksi TBC tidak mempengaruhi kesehatan

janin.

9. Tatalaksana/ penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

hamil harus ditangani sesuai standart dan kewenangan bidan.Kasus-

kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem

rujukan.

10. Temu wicara/ konseling

Temu wicara/ konseling dilakukan pada setiap kunjungan antenatal

yang meliputi:

a. Kesehatan ibu

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya

secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil

agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10

jam/ hari) dan tidak bekerja berat.


b. Perilaku hidup bersih dan sehat

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan

selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan,

mandi minimal 2 kali/ hari dengan menggunakan sabun,

menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta

melakukan olah raga ringan.

c. Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga

terutama suami dalam kehamilannya.Suami, keluarga atau

masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi,

transportasi rujukan dan calon donor darah.Hal ini penting

apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas agar

segera dibawa ke fasilitas kesehatan rujukan.

d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi

Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda-tanda bahaya

baik selama kehamilan, persalinan dan nifas misalnya

perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan

berbau pada jalan lahir saat nifas dan sebagainya.Mengenal

tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari

pertolongan ke tenaga kesehatan.

e. Asupan gizi seimbang


Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan

makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena

hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat

kesehatan ibu. Misal ibu hamil disarankan minum tablet tambah

darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya.

f. Gejala penyakit menular dan tidak menular

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit

menular dan penyakit tidak menular karena dapat

mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.

g. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daerah

epidemic meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS

dan TB di daerah epidemic rendah.

Setiap ibu hamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV dan segera

diberikan informasi mengenai resiko penularan HIV dari ibu ke

janinnya.Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dilakukan

konseling pencegahan penularan HIV dan ibu ke anak

(PPIA).Bagi ibu hamil yang negatif diberikan penjelasan untuk

tetap HIV negatif selama hamil, menyusui dan seterusnya.

h. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Ekslusif

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada

bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat

Emesis Gravidarumebalan tubuh yang penting untuk kesehatan

bayi.Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.

i. KB pasca persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB

setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu

punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga.

j. Imunisasi

Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang

masih memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi

mengalami tetanus neonatorum, minimal status imunisasi T2

agar terlindungi terhadap infeksi tetanus.

k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan ( brain

booster)

Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan

dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi

auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster )

secara bersamaan pada kehamilan.


2.3. Emesis Gravidarum

2.3.1. Pengertian Emesis Gravidarum

a. Emesis gravidarum adalah keluhan yang sering terjadi pada pagi

hari sehingga dikenal dengan (morning sickness) kasus ini dapat

terjadi 50% dan terbanyak terjadi pada umur kehamilan 6-14

minggu. (Wiknjosastro, 2007)

b. Mual (nausea) dan muntah (morning sickness) adalah gejala yang

wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester pertama. Mual

biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat

dan malam hari. Gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu

setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang

lebih 10 minggu. (Maulana, 2008)

c. Emesis gravidarum adalah mual-muntah selama kehamilan yang

terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus beranjut hingga

14- 16 minggu kehamilan dan gejala biasanya akan membaik.

(Hidayati, 2009)

d. Emesis gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada

kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbukan perubahan

hormonal pada wanita karena peningkatan hormon estrogen


progesteron dan dikeluarkannya hormon human chorionic

gonadrothropine plasenta. Hormon-hormon inilah yang menyebabkan

emesis gravidarum. (Wiknjosastro, 2007)

e. Morning sickness biasanya dialami pada ibu hamil yang ditandai

dengan rasa mual di pagi hari dan semakin bertambah bila mencium

bau makanan. Rasa mual biasanya dialami wanita hamil di pagi hari

selama tiga bulan pertama dan terjadi pada sekitar 80% kehamilan.

Jarang sekali mual-mual ini berlangsung lebih dari tiga bulan

pertama, dan rasa mual ini akan berhenti secara perlahan. (Maulana,

2008)

2.3.2. Penyebab Emesis Gravidarum

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak

dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual

disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG

(Human Chorionic Gonadotrophin) dalam serum. (Setiawan, 2012)

Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain

karena adanya perubahan hormon dalam tubuh, psikologis, sampai gaya

hidup. Pola makan yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu

awal kehamilan, kurang tidur atau kurang istirahat dan stres dapat

memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan

untuk mengurangi rasa mual meskipun tidak dapat dihilangkan sama

sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup

bergerak dan cukup istirahat. Oleh karena itu calon ibu diharapkan

memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu dapat


menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan

sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat mengganggu

kehamilan selanjutnya.

Rasa mual dan muntah saat kehamilan diduga berkembang untuk

memastikan wanita hamil tidak memakan terlalu banyak makanan tidak

sehat, begitulah menurut sebuah penelitian. Para ilmuwan menemukan

sejumlah bukti yang mendukung rasa mual dan muntah dalam kehamilan

terkait dengan tingkat gula, alkohol, lemak dan daging yang dimakan si

ibu. Sebaiknya, makanan berserat seperti sereal tidak memicu rasa mual.

Penyebab lain mual-muntah :

a. Peningkatan hormone kehamilan (hCG, progesterone, dan estradiol)

yang diperberat oleh stress yang biasanya dialami oleh ibu hamil.

Progesteron dapat menghambat pergerakan usus sehingga terjadi

mual dan muntah.

b. Perubahan hormonal wanita yaitu peningkatan hormon esterogen,

progesteron, dan pengeluaran human chronic gonadothropin

plasenta. Perubahan ini mengakibatkan perubahan pada pola

kontraksi dan relaksasi otot polos lambung dan usus sehingga

menyebabkan keluhan mual dan muntah.

c. Sebagai cara alami tubuh untuk mecegah penyerapan bahan yang

berbahaya untuk janin pada saat periode awal kehamilan.

d. Meningkatnya sensitivitas indera penciuman saat kehamilan dapat

memicu mual dan muntah.


2.3.3. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum

a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

b. Mual biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.

c. Frekuensi muntah biasanya terjadi 1-3 kali sehari

d. Kepala pusing terutama dipagi hari

e. Nafsu makan berkurang

f. Mudah Lelah
g. Emosi yang cenderung tidak stabil

h. Produksi air liur meningkat, sensitivitas terhadap bau-bau an tertentu

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah

menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus

dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu

yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena

dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.

2.3.4. Mekanisme Emesis Gravidarum


Mekanisme mual dan muntah merupakan mata rantai panjang

yang dikendalikan oleh keseimbangan antara dpmain,serotin, histamin,

dan asetilkolin. Dalam mekanisme yang lebih sederhana tentang

bagaimana pengendalian mual dan muntah ada pada gambar. (Lamadhah.

2012)

Ternyata, menurunnya serotonin dalam darah akan meningkatkan

terjadinya mual dan muntah. Oleh karena itu, upaya pencegahan dapat

dilakukan dengan menambahkan vitamin B6 atau protein khususnya

triptofan. Makanan dan susu tambahan ibu hamil akan membentuk

konsentrasi serotonim yang cukup dan niasin dalam darah. Fungsi

serotonin dan niasin adalah mencegah berlangsungnya mual dan muntah

secara berlebihan yang dapat mengganggu keseimbangan elektrolit,


dehidrasi, dengan manifestasi klinisnya sebagai emesis gravidarum

dan dapat berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum.

2.3.5. Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin

Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak

menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja

apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi

hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya

gangguan pada kehamilan. (Manuaba, 2012)

Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang

berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, Emesis

Gravidarumurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat

pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung

atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal. Mual

dan muntah yang berlebihan (hiperemesis gravidarum) mengakibatkan

terjadinya Emesis Gravidarumurangan zat gizi. Wanita hamil tersebut

harus dirawat inap di rumah sakit dan diberikan cairan infuse serta

obat-obatan untuk mengobati mual. (Manuaba, 2012)

Tanda-tanda dehidrasi akibat hiperemesis gravidarum :

a. Berat badan menurun

b. Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik)

c. Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)

d. Mata cekung

e. Elastisitas kulit menghilang


Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia

harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan

lainnya.

Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda

mengandung anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita

hamil yang mengalami mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit,

kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh dari 69

wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-

laki dan 352 sisanya melahirkan perempuan. (Iskarima. 2008)

Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu

dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan

persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan

bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologis


pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,

menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam

jumlah kecil tetapi lebih. (Isbir & Mete. 2013)

2.3.6. Penatalaksaan Emesis Gravidarum

Menurut Arsinah dkk. (2010) asuhan yang berikan kepada ibu hamil

yang mengalami emesis gravidarum adalah :

a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda

yang selalu dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur

berkurang sampai umur kehamilan bulan.

b. Nasehat diet, anjurkan makan sesering mungkin, dalam porsi

kecil.

c. Siang hari untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil. Makanan

yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.

d. Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan

yang dapat menimbulkan rasa mual.

e. Simpan beberapa makanan kecil seperti biskuit/roti untuk dimakan

sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.

f. Anjurkan agar bangun tidur secara perlahan-lahan, luangkan waktu

untuk bangkit dari tempat tidur secara perlahan-lahan/tidak terlalu

cepat bangun dari tempat tidur sehingga tercapai adaptasi aliran

darah menuju susunan saraf pusat.

g. Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga

ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu

mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.


h. Anjurkan ibu untuk meminum minuman jahe hangat untuk

mencegah dan mengatasi mual muntah.

i. Menyarankan minum suplemen Vitamin B kompleks, vitamin B6

sebagai vitamin dan mencegah serta mengurangi rasa mual, tetapi

tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter.

2.3.7. Hal-hal Yang Harus Dihindari

a. Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng

karena akan lebih sulit untuk dicerna.

b. Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.

c. Hindarkan gerakan tiba-tiba diwaktu mual-mual

d. Hindari menyikat gigi begitu selesai makan. Bagi beberapa ibu hamil

menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya dengan

memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah,

sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.

e. Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat. Bau

menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat

menimbulkan rasa mual dan muntah.

f. Hindari mengenakan pakaian yang ketat. Pakaian yang terlalu ketat

dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat

memperburuk rasa mual. (Juniardi, Angga. 2016)


BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DENGAN EMESIS GRAVIDARUM
DI RUANG KIA PUSKESMAS KOKOP

PENGKAJIAN
Tanggal : 16 Februari 2023
Jam : 09.00 WIB
Identitas Pasien
Penanggung Jawab
Identitas Pasien
Status : Suami/Keluarga
1. Nama : Ny. J 1. Nama : Tn AZ

2. Umur : 27 Tahun 2. Umur : 26 Tahun

3. Agama : islam 3. Agama : islam

4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMP

5. Pekerjaan : swasta 5. Pekerjaan :swasta

6. Suku bangsa: madura 6. Suku bangsa: madura

7. Alamat : bandang laok 7. Alamat : bandang laok

I. DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan Utama :

Mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu pada pagi hari, 3-4 kali/ hari

berupa cairan

2. Riwayat Kesehatan

a. Sekarang

Tidak menderita penyakit menurun seperti jantung, DM,

Hipertensi, asma
Tidak menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis.

TBC

b. Dahulu

tidak menderita penyakit menurun seperti jantung, DM, Hipertensi,

asma

tidak menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis,

TBC

c. Keluarga

Di keluarga ada yang menderita penyakit menurun yaitu hipertensi

adalah ibunya

Tidak menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis,

TBC

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. HPHT : 29-12-2022

HPL : 5- 10 - 2023

b. gerakan janin : belum merasakan adanya gerakan janin

c. tanda bahaya : tidak ada

d. keluhan : merasa mual dan muntah

e. ANC : 1 kali dilakukan pada usia kehamilan 1 bulan

f. status TT : T3

g. obat-obatan yang dikonsumsi : hanya mengkonsumsi obat dari

bidan seperti anti muntah dan vitamin


4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Ham Persalinan Nifas


il Tgl UK Jenis Penol Komplik JK BB Lahir Perda Lakta Komp
ke- Lahir Persal ong asi rahan si likasi
inan Ib Ba
u yi
112015 40 mg spon dokt - - p 3500 gr - -
11 tan er +
1 Hamil
ini

5. Riwayat Perkawinan

Suami 1 lama 3 tahun

Suami 2 lama 6 bulan

6. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan

No. Jenis Mulai Memakai Berhenti / Ganti Cara


Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
1 Suntik 3
bulanan

7. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (Kesiapan menghadapi proses

persalinan)

Ibu senang tapi juga khawatir karena anak pertama dulu lahir di rumah

sakit karena tekanan darahnya tinggi

Ibu mendapat dukungan dari suami, orang tua dan anaknya

Dalam beribadah tidak ada masalah

8. Activity Daily Living (Menyesuaikan kasus dan kebutuhan, dikaji

sebelum dan selama hamil)

a. Nutrisi
Sebelum hamil : makan 3x sehari porsi sedang dengan

nasi,sayur,lauk- pauk, minum air putih 8

gelas/hari

selama hamil : sejak 3 hari yang lalu nafsu makan

berkurang dan malas untuk makan dan

minum, makan 2x sehari porsi sedikit dengan

nasi,sama telur saja tidak mau sayur, minum

5- 6 gelas sehari

b. Eliminasi

Sebelum hamil dan selam hamil tidak ada perubahan. BAB 1

kali/hari konsistensi lunak

BAK 4_5 kali sehari warna kuning jernih

c. Istirahat (tidur)

Sebelum hamil : tidak tidur siang karena bekerja dan tidur

malam 8 jam

Selama hamil : tidur tidur siang karena bekerja, tidur

malam 6 jam karena kadang terbangun

karena mual dan muntah

d. Personal hygiene

Sebelum hamil dan selam hamil tidak ada perubahan. Mandi 2

kali sehari, ganti baju 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan

keramas 3 kali seminggu

e. Seksualitas
Sebelum hamil : melakukan hubungan seksual 3-4 kali

seminggu dan tidak ada keluhan

Selama hamil : melakukan hubungan seksual 2-3 kali

seminggu dan tidak ada keluhan

f. Kebiasaan merokok, minum obat dan jamu

Ibu tidak merokok dan minum jamu. Ibu hanya minum obat

yang diberikan oleh bu bidan

II. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Tanda – Tanda Vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg RR : 24 x/ menit

Suhu : 36,8ºC Nadi : 80x/menit

d. Berat Badan:

Sebelum hamil : 59 kg

Kunjungan lalu : 59 kg

Kunjungan ini : 60 kg.

e. Tingg badan : 161

f. IMT : 23,1

g. LILA : 28 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala :
1. Rambut : hitam, bersih, tidak rontok, tidak berketombe

2. Muka : tidak pucat tidak ada oedema, berjerawat

3. Mata : conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak

oedema

4. Hidung : bersih, tidak ada benjolan

5. Telinga : normal, simetris, bersih

6. Mulut, gigi, gusi : bersih, tidak ada stomatitis, gusi tidak mudah

berdarah

b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tirod, kelenjr limfe, tidak

ada benjolan tumor

c. Dada (payudara): simetris, tidak ada benjolan abnormal, areola

mengalami Hiperpigmentasi, tidak ada pengeluaran colostrum

d. Abdomen

1) Inspeksi

Tidak ada bekas operasi, ada strie albicans,ada linea nigra,

tidak ada kelainan, pembesaran perut sesuai usia kehamilan

2) Palpasi

a) Leopold 1: tidak dilakukan

b) Leopold 2: tidak dilakukan

c) Leopold 3: tidak dilakukan

d) Leopold 4: tidak dilakukan

e) TFU Mc.Donald : tidak dilakukan

f) Taksiran Berat Janin : tidak dilakukan

3) Auskultasi: tidak dilakukan


DJJ : tidak dilakukan

e. Genetalia Eksterna dan Anus

Vagina dan Anus

f. Ekstremitas

3. Pemeriksaan Dalam

a. Indikasi : tidak dilakukan

b. Tujuan :-

c. Hasil :-

4. Pemeriksaan laboratorium (atas indikasi)

Hb : 11 gr%

Golda :O

HBSag : Negatif

HIV : NR

IMS :NR

5. Hasil Skrining/Deteksi Dini Kehamilan

g. Skor KSPR : 6

h. Risiko Pre-eklampsia : ROT = 10 MAP = 83.3

i. Skor SRQ-29 : tidak dilakukan

III. ANALISIS DATA

G2P1001A000 usia kehamilan 7 minggu dengan emesis gravidarum

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik,

ibu mengerti
2. Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dialami saat ini adalah

gejala emesis gravidarum yang terjadi pada ibu hamil. Biasanya terjadi

pada usia kehamilan muda dan akan menghilang setelah usia kehamilan

20 minggu, dan ini adalah keadaan yang normal. Ibu sudah paham dan

mengerti

3. Menganjurkan ibu untuk diet makan dengan porsi sedikit tapi sering

dan menghindari makanan yang merangsang mual. Ibu bersedia.

4. Memberikan nasehat pada ibu untuk tidak segera bangun dari tempat

tidur pada pagi hari, sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju

susunan syaraf. Ibu bersedia.

5. Menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng,

mentega, santan. Ibu bersedia

6. Menganjurkan ibu untuk minum wedang jahe terutama pagi hari untuk

mengurangi mual. Ibu bersedia

7. Memberikan terapi pada ibu

B6 10 mg 1x1 sehari berjumlah 10 tablet

V. EVALUASI

Tanggal 16 februari 2023 jam 09.30

S : pasien memahami konseling yang diberikan petugas

O : B6 sudah diberikan

A : G2P1001A000 usia kehamilan 7 minggu hari dengan emesis

Gravidarum

P : anjurkan kontrol ulang 1 bulan lagi


BAB IV
PEMBAHASAN

Kehamilan adalah proses tumbuh dan berkembangnya janin di dalam rahim

hingga 40 minggu setelah pembuahan. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak

dapat dipisahkan dengan pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan

kesehatan bayi baru lahir. Kualitas pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi

kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas

untuk mewujudkan generasi yang berkualitas. Oleh karena itu, setiap ibu hamil

harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang terintegrasi (10T) agar tercipta

kondisi kehamilan yang sehat, persalinan berjalan aman dan sehat, bayi yang

dilahirkan pun sehat serta masa nifas berlangsung sehat.

Pada kasus asuhan kebidanan kehamilan dapat diuraikan pembahasan

sebagai berikut: Pengkajian data diatas terhadap Ny. J G2P1001A0 umur

kehamilan 7 minggu dengan emesis gravidarum diperoleh data subyektif ibu

hamil anak kedua pada perkawinan yang kedua, usia 27 tahun. HPHT 29

Desember 2022 mengeluh mual dan muntah setiap pagi 4-5 kali/hari yang berupa

cairan. pada waktu anak 1. Status imunisasi TT3 tahun 2015, pernah

menggunakan KB suntik 3 bulanan. Tidak pernah memiliki riwayat penyakit

hipertensi. Saat ini makan tidak teratur dan sedikit, tidak mau sayur, minum hanya

5 gelas /hari. Istirahat sekitar 6jam karena sering terbangun pagi hari karena mual.

Mandi 2x/hari,ganti baju 2x/hari, gosok gigi 2x/hari. BAB setiap hari, BAK 4-5

x/hariDari data obyektif yang dilakukan TTV pasien normal, IMT termasuk

Normal
Diagnosa Sesuai data diatas didapatkan , diagnosa kebidanan adalah Ny. J

G2P1001A0 umur 27 minggu, usia kehamilan 7 minggu dengan emesis

gravidarum.

Implementasi Memberitahukan hasil pemeriksaan dan menjelaskan tentang

keadaan yang sekarang, memberikan nasehat pada ibu untuk tidak segera bangun

dari tempat tidur saat pagi hari. Menganjurkan ibu untuk diet makan porsi sedikit

tapi sering. Menganjurkan ibu mengkonsumsi wedang jahe terutama pada pagi

hari untuk mengurangi mual. Memberikan ibu terapi vitamin B6 diminum 3x

sehari

Pada kasus Ny S G2P1001A0 usia 27 tahun hamil 7 minggu dengan emesis

gravidarum tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus di lahan praktek.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan kebidanan dengan kasus Ny S G2P1001A0

usia kehamilan 7 minggu dengan emesis gravidarum di puskesmas KOKOP,

maka kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Pengkajian pada tanggal 16 Februari 2023 langkah pertama

dikumpulkan semua informasi ( data ) yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkasitan dengan kondisi klien, pada kasus

didapatkan data nama klien Ny. J umur 27 tahun dengan emesis

gravidarum

2. Pelaksanaan tanggal 16 Februari 2023 pada kasus ini dilaksanakan

sesuai SOP

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan

saran bagi :

1. Bagi Institusi

a. Puskesmas KOKOP

Dapat digunakan sebagai acuan dan masuk dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum.


b. Pendidikan

Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan

diperpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan

khususnya tentang ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum.

2. Bagi Bidan

Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep

asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu

memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.

3. Bagi klien

Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara

teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang

mungkin terjadi pada emesis gravidarum dan menganjurkan klien

untuk mencari informasi ke tenaga kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Arsinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graha Ilmu

Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Ed. 1.
Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Isbir, G,G & Mete, S. (2013). Experiences with Nausea and vomiting During
Pregnancy in Turkish Women Based on Roy Adaptation Model: A
Content Analysis. Asian Nursing Research. 7 (2013) 175-181.

Kemenkes, RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nmor 41


Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta Fitramaya Syafrudin

Manuaba, I. B. G., 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Ed. 1. Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida Chandranita. 2009. ”Patologi Obstetri”. Jakarta : EGC

Maulana, Mirza. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta : Kata hati

Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Ed. 2. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Saifuddin, A. B., Wiknjosastro, G. H., Affandi, B., Waspodo, B., 2002. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Ed.1.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A. B., Wiknjosastro, G. H., Affandi, B., Waspodo, B., Adriaansz, G.


2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Ed.1. Jakarta: JNPKKR-POGI.

setyawan, Dodiet Aditya. (2012). Konsep Dasar Keluarga Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas Program Studi Diploma IV Kebidanan
Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta

Wiknjosastro, dkk. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo
JURNAL REFLEKSI KRITIS
PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN KEHAMILAN

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama : SURYANI
NIM : 2215901075
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2022-2023
JURNAL REFLEKSI KRITIS
PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN KEHAMILAN

Nama Mahasiswa : SURYANI (2215901075)

Tempat Praktek : PUSKESMAS KOKOP

Periode : 2022-2023

Pembimbing Prodi : Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes.

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik

Kenapa saya mempelajari materi ini ?

Untuk menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan yang bisa di alami


oleh ibu hamil, memperbanyak ilmu dan bisa memberikan konseling terkait
penanganan ibu hamil dengan Emesis Gravidarum
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?

Memahami materi tentang kehamilan, kehamilan dengan Emesis Gravidarum


serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan konseling
tentang kehamilan dengan Emesis Gravidarum
Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?

Lebih paham tentang gangguan kesehatan pada kehamilan


Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana
perencanaannya ?

Mengamati atau mengkaji lebih dalam dan lengkap tentang permasalahan yang
dialami sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan yang baik
dan benar
B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari

Sebutkan Learning outcome yang tertera pada panduan:

Lebih paham tentang gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil, mampu
memberikan konseling terkait masalahnya dan solusinya
Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam learning outcome tersebut adalah:

 Paham tentang materi yang dijelaskan serta mengimplementasikannya baik


untuk diri sendiri maupun orang lain.
Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini
adalah:

Informasi menarik yang saya dapatkan dari mempelajari materi ini adalah
konseling untuk klien dengan Emesis Gravidarum
Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :

Memperbanyak ilmu baru untuk menambah pengetahuan terkait kehamilan dan


masalah yang mungkin terjadi pada masa tersebut serta konseling terkait
kehamilan beserta masalah kesehatannya dan solusinya
Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :

 membuat skrining pada calon pengantin, pasangan usia subur dan ibu hamil
dalam masa kehamilan
Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses
pembelajaran saya adalah:

Tidak ada
Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik
ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui

Masih kurangnya pengetahuan ibu dan masyarakat terkait pemenuhan gizi


seimbang terutama pada ibu hamil
C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan

Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi

1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien pada penelitian Tidak


dirandomisasi?

Apakah cara melakukan randomisasi -


dirahasiakan?

Apakah follow-up kepada pasien cukup Iya


panjang dan lengkap?

Apakah pasien dianalisis di dalam grup di


mana mereka dirandomisasi?

Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind


terhadap terapi?

Apakah grup pasien diperlakukan sama, Ya


selain dari terapi yang diberikan?

Apakah karakteristik grup pasien sama Ya


pada awal penelitian, selain dari terapi
yang diberikan?

D. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian ini? Cukup penting

Seberapa tepat estimasi dari efek terapi? Cukup tepat


Ada efek Tidak ada efek

Terekspos A B

Tidak terekspos C D

Control event rate (CER) = c/ c+d =


Experimental event rate (EER) = a/ a+b =

Perlakuan ρ-val

Sebelum
Sesudah
Uji Wilcoxon α = 0,05

Relative Risk Absolute Risk Number Needed to


Reduction (RRR) Reduction (ARR) Treat (NNT)

CER EER CER-EER/ CER CER-EER 1/ARR

E. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat

diterapkan) dalam praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?

Apakah karakteristik pasien kita sangat


berbeda dibandingkan pasien pada
penelitian sehingga hasilnya tidak dapat
diterapkan?

Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di


tempat kerja kita?

Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?


Benefit :
Harm :

Metode I: f
f = 1 jika karakter pasien sama dengan
penelitian
f<1 jika karakter pasien lebih berat dari
penelitian
f>1 jika karakter pasien lebih ringan dari

Metode II: 1/ (PEERxRRR)

Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?

Apakah kita dan pasien kita mempunyai


penilaian yang jelas dan tepat akan
value dan preferensi pasien kita?

Apakah value dan preferensi pasien kita


dipenuhi dengan terapi yang akan kita
berikan?

F. Evaluasi Pembelajaran

Topik: Kehamilan Tanggal : 16 Februari 2023


Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :

Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu, pernafasan, dan


nadi, melakukan inform consent tentang keadaan pasien, memberikan HE kepada
pasien
Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya :

Melatih saya untuk berkomunikasi lebih sering kepada pasien


Bagaimana hal ini bisa berguna ?

 Dengan banyaknya ilmu yang di dapat pada masa praktik semakin menambah
pengetahuan dan komunikasi yang lebih baik lagi terhadap pasien
Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:

Pentingnya menjaga kesehatan tubuh terutama terkait berat badan normal


Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:

 Mencari materi sebanyak mungkin tentang topik yang diangkat


Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi?

Bagaimana cara penanganannya


Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah:

Memberikan HE mengenai masalahnya


LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : SURYANI

NIM : 2215901075

RUANGAN : KIA

PKM/ RS : UPT PUSKESMAS KOKOP

NO HARI/TANGGAL NAMA MASUKAN TTD


PEMBIMBING PEMBIMBING

1
Selvia Nurul
Bimbingan Stase
Qomari,S.ST.M.Kes.
703

Selvia Nurul
2
Qomari,S.ST.M.Kes.

3.
Selvia Nurul
Qomari,S.ST.M.Kes.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai