Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PROPOSAL SCLR

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REBUSAN JAHE DENGAN


CAMPURAN JERUK NIPIS DAN MADU TERHADAP
MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS PAGELARAN
TAHUN 2023

Disusun Oleh:

YAYU TRIANI
19220300082

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


FAKULTAS VOKASI
PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
JAKARTA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Proposal Study Case Literature Review (SCLR):

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REBUSAN JAHE DENGAN


CAMPURAN JERUK NIPIS DAN MADU TERHADAP
MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS PAGELARAN
TAHUN 2023

Oleh:

YAYU TRIANI
19220300082

Study Case Literature Review (SCLR) telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan
dalam Sidang Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju

Jakarta, Mei 2023

Menyetujui,

Pembimbing SCLR

(Milka Anggraeni K., S.ST., M.Kes)

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Menrangkan Laporan Study Case Literature Review (SCLR) dengan judul:

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REBUSAN JAHE DENGAN


CAMPURAN JERUK NIPIS DAN MADU TERHADAP
MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS PAGELARAN
TAHUN 2023

Oleh:

YAYU TRIANI
19220300082

Telah diajukan Di hadapan tim penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Departemen Kebidanan UIMA dan dinyatakan lulus ujian SCLR.

Jakarta, Mei 2023

Menyetujui,

Pembimbing Penguji

(Milka Anggraeni K., S.ST., M.Kes) (Rizkiana Putri, S.Tr.Keb., M.Keb)


NIDN : 0303048905 NIDN : ...................

Mengetahui,

Koordinator Program Studi Pendidikan


Profesi Bidan Program Profesi

Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb


NIDN. 0331078101

iii
Ringkasan

Latar Belakang : Mual muntah yang terjadi pada kehamilan bisa menurunnya
cairan elektrolit didalam tubuh ibu, sehingga terjadi hemokonsentrasi yang dapat
memperlambat peredaran darah, nafsu makan menurun yang mempengaruhi
tumbuh kembang janin, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, dan penurunan
berat badan. Untuk itu perlu adanya terapi yang dapat membantu untuk
menurunkan mual muntah pada ibu hamil
Tujuan: untuk mengetahui efektivitas pemberian rebusan jahe dengan campuran
jeruk nipis dan madu terhadap mual muntah pada ibu hamil di Puskesmas
Pagelaran Tahun 2023
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Kegiatan ini dilaksanakan pada ibu hamil trimester I yang mengalami
emesis gravidarum. Pada penelitian ini sampel sebanyak 2 orang dimana 1 sampel
menggunakan intervensi pemberian air jahe dan 1 sampel dengan Jeruk Nipis dan
Madu. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pagelaran dan dilakukan pada bulan
Juli Tahun 2023. Penelitian menggunakan analisis univariat untuk
mendeskripsikan asuhan kebidanan dan untuk mengetahui efektivitas pemberian
rebusan jahe dengan jeruk nipis dan madu terhadap mual muntah pada ibu hamil
di Puskesmas Pagelaran Tahun 2023

Kata Kunci : Mual, Muntah, Kehamilan, Jahe, Jeruk, madu

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat,

hidayah dan nikmatnya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan study case

literature review berjudul “EFEKTIVITAS PEMBERIAN REBUSAN JAHE

DENGAN CAMPURAN JERUK NIPIS DAN MADU TERHADAP MUAL

MUNTAH PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAGELARAN TAHUN

2023”.

Penyusunan study case literature review ini tidak lepas dari dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Jacub selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju


2. Prof. Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurrahman, MPH, Selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM, Selaku Rektor Universitas Indonesia
Maju
4. Susaldi, S. ST., M. Biomed selaku Wail Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju
5. Dr. Rindu, SKM., M. Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Universitas Indonesia Maju
6. Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju selaku dosen penguji SCLR
7. Heddy Hardiana, S. Kep., M. Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju
8. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Profesi

v
9. Milka Anggraeni K., S.ST., M.Kes Selaku dosen pembimbing SCLR yang
selalu memberikan arahan maupun bimbingannya dalam penyusunan
SCLR ini.
10. Rizkiana Putri, S.Tr.Keb., M.Keb Selaku dosen penguji SCLR yang selalu
memberikan arahan maupun bimbingannya dalam penyusunan SCLR ini.
11. Seluruh Dosen dan Staff pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing
penulis selama mengikuti proses Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa laporan SCLR ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat diharapkan
guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini memberikan
manfaat bagi pembacanya.

Jakarta, Juni 2023


Penulis

vi
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
RINGKASAN........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR............................................................................. x
DAFTAR ISI............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Urgensi Penelitian.............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 State of the Art.................................................................... 7
2.2 Road Ma
2.3 p Penelitian......................................................................... 18
2.4 Kerangka Teori.................................................................. 23
2.5 Kerangka Konsep............................................................... 23
2.6 Definisi Operasional.......................................................... 24

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI


OPERASIONAL
3.1 Jenis Penelitian................................................................... 25
3.2 Prosedur Penelitian dan Tahap Penelitian.......................... 25

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada semua
wanita. Kehamilan adalah proses penyatuan spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan implantasi. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, di
mana Trimester I berlangsung dalam 12 minggu, Trimester II 15 minggu, dan
Trimester III 13 minggu. Banyak perubahan fisik, psikis dan hormonal pada
tubuh ibu. Hal tersebut menimbulkan banyak keluhan, salah satunya adalah
mual muntah yang biasa terjadi pada awal kehamilan (Prawirohardjo, 2014).
Mual muntah merupakan salah satu ketidaknyamanan yang dialami oleh
ibu hamil pada trimester pertama yang terjadi hampir 50% ibu hamil.
Biasanya ibu hamil akan mengalami mual muntah pada pagi hari. Itu dapat
terjadi karena saat pagi hari lambung dalam keadaan kosong. Selain itu mual
muntah terjadi karena perubahan pada hormon, faktor emosional, adaptasi
psikologis, kelebihan asam lambung, faktor neurologis dan faktor peristaltik
melambat (Prawirohardjo, 2014).
Mual muntah yang terjadi pada kehamilan yang disebabkan karena
terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi
oleh Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dalam dari
plasenta. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
pada multigravida. Perubahan hormon pada setiap perempuan hamiL
responnya akan berbeda, sehingga tidak semua mengalami mual muntah pada
kehamilan. Secara psikologis, mual dan muntah selama kehamilan
mempengaruhi lebih dari 80% wanita hamil serta menimbulkan efek yang
signifikan terhadap quality of life diantaranya menurunnya cairan elektrolit
didalam tubuh ibu, sehingga terjadi hemokonsentrasi yang dapat
memperlambat peredaran darah, nafsu makan menurun yang mempengaruhi
tumbuh kembang janin, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, dan

1
2

penurunan berat badan. Sebagian ibu hamil merasakan mual dan muntah
merupakan hal yang biasa terjadi selama kehamilan. Sebagian lagi merasakan
sebagai sesuatu yang tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari
(Prawirohardjo, 2014).
Mual dan muntah pada ibu trimester pertama di masyarakat masih
terjadi dan cara penanggulangannya sebagian masih menggunakan terapi
farmakologis atau di diamkan saja. Emesis gravidarum ini menyebabkan
penurunan nafsu makan sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit
dengan kalium, kalsium dan natrium yang menyebabkan perubahan
metabolisme tubuh. Rasa mual pada awal kehamilan dapat di kurangi dengan
menggunakan terapi komplementer antara lain dengan tanaman herbal atau
tradisional yang bisa dilakukan dan mudah di dapatkan seperti daun
peppermint, lemon, jahe, salak dan lain-lain (Puspito, 2012).
Jahe merupakan bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam
perut, hal ini akan meredakan perut kembung. Jahe juga merupakan stimulan
aromatik yang kuat, disamping dapat mengendalikan muntah dengan
meningkatkan gerakan peristaltik usus. Sekitar enam senyawa di dalam jahe
telah terbukti memiliki aktivitas antiemetik (anti muntah) yang manjur. Kerja
senyawasenyawa tersebut lebih mengarah pada dinding lambung dari pada
sistem saraf pusat (Felina & Ariani, 2021).
Jika Ibu hamil cenderung malas untuk meminum seduhan jahe dengan
alasan malas membuatnya dan kurang menyukai rasanya yang sedikit pedas,
maka ibu dapat menggunakan Jus buah jeruk bali sebagai penggantinya. Rasa
buah jeruk yang lebih segar dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi mual
yang biasa terjadi pada ibu hamil trimester I. Buah jeruk juga memiliki
kandungan zat lain yang bermanfaat untuk tubuh seperti pectin, likopen,
flavonoid, niacin. Kandungan flavonoid inilah yang meningkatkan produksi
empedu, flavonoid akan menetralkan cairan pencernaan asam yang dapat
mengurangi rasa mual. Akan lebih baik jika masyarakat khususnya ibu hamil
mampu mengatasi masalah mual pada awal kehamilan dengan menggunakan
terapi pelengkap non farmakologis terlebih dahulu (Felina & Ariani, 2021).
3

Buah yang terdapat kandungan asam didalamnya seperti jeruk nipis bisa
merangsang produksi saliva atau air liur yang tentunya berguna untuk
memecah zat makanan dalam sistem pencernaan. Flavonoid yang terkandung
dalam jeruk nipis juga dapat memicu gerakan peristaltik dalam lambung
sehingga lambung dapat dengan mudah mencerna makanan. Jeruk nipis
memiliki Flavonoid yang meningkatkan produksi empedu, asam, dan cairan
pencernaan. Di mana kandungan flavonoid akan menetralkan cairan
pencernaan asam, pengeluaran racun dalam tubuh. Terapi komplementer
lainnya yang dapat mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I
adalah menggunakan madu. Madu mengandung beberapa mineral yang
penting bagi tubuh. Madu memiliki kandungan piridoksin sebagai antagonis
reseptor. Madu dapat membantu menjaga stamina dan kesehatan selama
mengandung bayi dan membantu asupan gizi yang tinggi bagi pertumbuhan
janin dalam kandungan (Melly Damayanti, 2022).
Jeruk nipis dan madu memiliki manfaat untuk mengurangi mual muntah
pada kehamilan. Jeruk nipis memiliki flavonoid dan madu juga mengandung
piridoksin, kedua zat tersebut sebagai antagonis reseptor serotonin untuk
mengurangi mual muntah pada kehamilan. Secara umum selama penelitian
tidak ibu hamil yang melaporkan efek samping dari mengkonsumsi rebusan
jahe merah dan daun mint dengan jeruk nipis dan madu (Melly Damayanti,
2022).
Berdasarkan studi pandahuluan di Puskesmas Pagelaran diketahui
bahwa dari hasil wawancara kepada 10 orang ibu hamil diantaranya 8 dari 10
orang mengalami mual muntah pada trimenster 1. Dari 8 orang yang
mengalami mual muntah diketahui bahwa 5 orang mengalami mual muntah
yang parah karena terlalu sering dalam sehari mual muntanya hingga tidak
nafsu untuk makan. 3 diantaranya mual muntah jarang kira kira 1-2 kali
sehari.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “efektivitas pemberian rebusan jahe dengan
4

campuran jeruk nipis dan madu terhadap mual muntah pada ibu hamil di
Puskesmas Pagelaran Tahun 2023”.

1.2 Urgensi Penelitian


Pengaruh emesis gravidum pada ibu dan janin sangat besar. Emesis
dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap
kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan
dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya gangguan pada kehamilan. Wanita-wanita hamil dengan gejala
emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi,
kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi
robekan kecil pada selaput lender esofagus dan lambung atau sindroma
Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal. Bayi-bayi dari wanita yang
menderita hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan lebih cenderung
memiliki kelainan dan pertumbuhan yang terganggu, seperti bayi lahir cacat,
autis dan mengalami keterbelakangan mental lainnya.
Berdasarkan studi pandahuluan di Puskesmas Pagelaran diketahui bahwa
dari hasil wawancara kepada 10 orang ibu hamil diantaranya 8 dari 10 orang
mengalami mual muntah pada trimenster 1. Dari 8 orang yang mengalami
mual muntah diketahui bahwa 5 orang mengalami mual muntah yang parah
karena terlalu sering dalam sehari mual muntanya hingga tidak nafsu untuk
makan. 3 diantaranya mual muntah jarang kira kira 1-2 kali sehari.
Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
“efektivitas pemberian rebusan jahe dengan campuran jeruk nipis dan madu
terhadap mual muntah pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Tahun 2023.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan dan untuk mengetahui efektivitas
pemberian rebusan jahe dengan campuran jeruk nipis dan madu terhadap
mual muntah pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Tahun 2023
5

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran mual dan muntah sebelum dan sesudai
diberikan rebusan jahe pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran
Tahun 2023
b. Mengetahui gambaran mual dan muntah sebelum dan sesudai
diberikan campuran jeruk nipis dan madu pada ibu hamil di
Puskesmas Pagelaran Tahun 2023
c. Mengetahui efektivitas pemberian rebusan jahe dengan campuran
jeruk nipis dan madu terhadap mual muntah pada ibu hamil di
Puskesmas Pagelaran Tahun 2023

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengkonfirmasi data dan teori yang
ada. Menunjukan, hubungan antara variable serta memberikan deskripsi
statistik, tetapi dalam penelitian ini tidak dimaksud untuk membuat
teori baru.
2. Manfaat Metodologi
Secara metodologis penelitian ini akan membuktikan variabel-variabel
yang diuji dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini tidak
menggunakan metodelogi penelitian yang baru, namun menjelaskan
yang sudah ada.
3. Manfaat Praktisi
a. Klien Ibu Hamil
Penelitian ini bisa bermanfaat bagi ibu hamil untuk dapat menunkan
frekuensi mual muntah selama kehamilan trimester 1
b. Bagi tempat penelitian
Penelitian ini bisa bermanfaat untuk dapat diterapkan pemberian air
jahe atau jeruk nipis dan madu untuk menunkan frekuensi mual
muntah selama kehamilan trimester 1
6

c. Instansi Pendidikan
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya bagi
mahasiswa kebidanan untuk mempersiapkan pemberian air jahe atau
jeruk nipis dan madu untuk menunkan frekuensi mual muntah
selama kehamilan trimester 1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 State of the Art

1. Emesis Gravidarum
a. Definisi Emesis Gravidarum
Emesis gravidarum atau morning sickness merupakan suatu
keadaan mual yang terkadang disertai muntah (frekuensi kurang dari 5
kali). Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut kembung,
dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut
dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester I.
Emesis gravidarum merupakan salah satu gejala paling awal, dan
paling menyebabkan stress pada ibu hamil, meskipun emesis
gravidarum bersifat fisiologis, emesis gravidarum bukanlah suatu
gangguan ringan, dapat terjadi pada 85% ibu hamil, dapat berlangsung
sepanjang hari, serta dapat menetap selama kehamilan (Prawirohardjo,
2014)
Emesis gravidarum atau nama lainnya nausea gravidarum
(NVP), atau lebih dikenal dengan istilah morning sickness adalah
gejala mual biasanya disertai muntahyang umumnya terjadi pada awal
kehamilan, biasanya pada trisemester pertama. Kondisi ini umumnya
dialami oleh lebih dari separuh wanita hamil yang disebabkan karena
meningkatnya kadar hormon estrogen. Dalam beberapa kasus, gejala
yang sama pula dialami oleh para wanita yang menggunakan
kontrasepsi hormonal, atau menjalani bentuk-bentuk terapi hormonal
tertentu. Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan frekuensi yang
akan menurun setiap harinya seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan. Mual (nausea) dan muntah morning sickness) adalah
gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap

7
8

saat dan malam hari. Gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu.
Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut kembung
dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut
dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1
(Kesehatan RI, 2013)

b. Penyebab Emesis Gravidarum


Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi
faktoral. Teori yang berkaitan adalah faktor hormonal, sistem
vestibular, pencernaan, psikologis, hiperolfacation, genetik dan faktor
evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif pada 9000 wanita hamil
yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko mual muntah
meningkat pada primigravida, wanita yang berpendidikan kurang,
merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual
muntah pada kehamilan sebelumnya. Emesis gravidarum (morning
sickness) berhubungan dengan level hCG. hCG menstimulasi produksi
esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui meningkatkan mual dan
muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing peningkatan
keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis)
yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh
karena dianggap benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu
terjadinya reaksi mual-mual. Perubahan metabolik glikogen hati
akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual dan muntah.
Ada beberapa peneliti yang menyebutkan penyebab mual muntah
disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kehamilan yang tidak
direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban pekerjaan
akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik. Perasaan bersalah,
9

marah, ketakutan, dan cemas dapat menambah tingkat keparahan


mual dan muntah (Irianti, 2014).

c. Tingkatan Mual Muntah


Batasan yan jelas antara mual yang masih fisiologik dalam
kehamilan dengan hiperemesis tidak ada tetapi bila keadaan umum
penderita terpengaruh sebaiknya diangap sebagai hiperemesisi
gravidarum (Prawirohardjo, 2014). Menurut berat dan ringannya
gejadala, dibagi menjadi tiga gejala.
1) Stadium pertama
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak
di belakang tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan
muntah. Terdapat berbagai aktivitas saluran cerna yang
berkaitan dengan mual seperti meningkatnya saliva,
menurunnya tonus lambung dan peristaltik.
2) Stadium kedua
Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah,
sering kali menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri
atas gerakan pernafasan spasmodikmelawan glotis dan gerakan
inspirasi dinding dada dan diafragma.
3) Stadium ketiga
Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan
ekspirasi isi lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah
menerima masukan dari korteks serebal, organ vestibular,
daerah pemicu kemoreseptor (Prawirohardjo, 2012)..

d. Penatalaksanaan
Cara mengatasi mual muntah pada kehamilan antara lain yaitu:
1) Farmakologis
a) Piridoksin (Vitamin B6)
b) Antihistamin
10

c) Fenotiazin dan Metoklopramid


d) Ondansentron
e) Kortikosteroid
2) Non Farmakologis
a) Makan sering dalam porsi kecil, misalnya setiap dua jam
sekali (bahkan malam hari).
b) Menghindari makanan berbau tajam, terlalu asin atau
makanan
berbumbu. Beberapa ibu hamil bahkan tidak bisa
mengkonsumsi
daging, telur atau susu
c) Mencoba ngemil crackers setelah bangun pagi
d) Makan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi (madu,
pisang, kentang, nasi, sereal dan tahu)
e) Minum jus manis atau flat soda di pagi hari
f) Tidak merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol, ba
g) tasi asupan kopi selama tribulan pertama
h) Mendapat dukungan dari pasangan dan menggurangi stress
3) Komplementer
a) Mencoba akupuntur untuk meringankan derita mual
b) Minum peppermint tea
c) Jika masih mual, mencoba mengulum permen mint,
spearment
d) Aromaterapi jahe, spearment, pappermint, lemon.
e) Mencoba ginger tea (rebus jahe di air, saring dan campurkan
dengan madu atau dapat juga dengan menggunakan
aromaterapi jahe, lemon dan pappermint)

Rasa mual pada awal kehamilan dapat di kurangi dengan


menggunakan terapi komplementer antara lain dengan tanaman herbal
11

atau tradisional yang bisa dilakukan dan mudah di dapatkan seperti


daun peppermint, lemon, jahe dll (Puspito, 2012).

e. Pengukuran Mual Muntah


Dalam menilai derajat mual dan muntah, ada beberapa sistem
penilaian yang dapat digunakan salah satunya yaitu dengan
menggunakan PUQE Score (Pregnancy Unique Quantification of
Emesis and or Nausea Scoring System). PUQE adalah penilaian
kuantitas dari mual dan muntah untuk menghindari subjektivitas dari
keluhan mual dan muntah. Indeks PUQE merupakan revisi dari indeks
Rhodes yang digunakan untuk penilaian mual dan muntah.
Tabel 1
Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and or Nausea

Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan kedalam:

1) Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE < 6


2) Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7-12
3) Mual muntah berat bila nilai indeks PUQE > 13 (Iriantni, dkk,
2014)
12

2. Jahe
a. Susunan kimiawi jahe

Gambar 2.1 Jahe

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik,


yang tersebar di berbagai wilayah dari India sampai Cina. Sejak
zaman Kong Hu (551-479 SM), jahe sudah dibudidayakan di India,
dan diekspor ke Cina. Di kawasan Asia, tanaman jahe tersebar hampir
di seluruh daerah tropika basah. Saat ini, tanaman jahe dibudidayakan
di berbagai daerah di Indonesia, antara lain adalah Sumatera Utara,
Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Secara rata-rata, jahe kering mengandung kelembaban (6,9%),


protein (8,6%), lemak (6.4%), serat (6.9%), karbonhidrat (6.6%), abu
(5,7%), kalsium (0,1%), fosfor (0,15%), zat besi (0,01), natrium
(0,03%), kalium (1,4%), vitamin A (175 iu), vitamin B (0,05mg),
vitamin B2 (0.13mg), niacin (1,9mg), vitamin C (12mg), nilai 28
kalori sekitar 380 kalori. Jahe mengandung 1-2% minyak asiri dan 5-
8% bahan resin, pati, dan getah.

Jahe mengandung monoterpen (beta- felandren positif, kamfen


sineon, sitral, dan borneol), seskuiterfen, hidrokarbon (zingeberen,
beta bisabolin, (e,e)-alfa-fervesen, beta- seskuifelandren dan
kurkumin) dan siskuiterfen alokohol zingiberol. Zaingerol adalah
cairan berminyak yang mengadung renol homolo, yang memberi rasa
tajam pada jahe. Salah satu fenol utama, yaitu {6}- singerol (dimana
13

n=4), fenilalmin malonat danheksonat, dibutuhkan untuk


pembentukan zingerol. Sejumlah kecil zingerol dengan rangtai lainnya
mungkin ada. Ada 4 analog(6 zingerdiol yang dapat dikelompokkan
sebagai kompenen minor rimpang. Sejumlah diaril heptonoid-
zingerenon A, B, C, dan 0-zingerenon-beta. Baru baru ini telah di
periksa oleh endo dan koleganya. Metil zingedeol, gingerdiasetat,
metilgoingerdiasetat, dan karbondiaksida aldehida adalah komponen-
komponen minor lainnya (Budhawaar, 2006).

b. Varietas jahe
Berdasarkan varietas jahe ada 3 yaitu:
1) Jahe putih/ kuning besar/ jahe gajah/ jahe badak (Zingiber
officinale var. officinale).
2) Jahe putih/ kuning kecil/ jahe sunti/ jahe emprit (zingiber
officinale var. Rubrum)
3) Jahe merah atau jahe sunti ( Zingiber officinale var. amarum)
c. Farmakologi Jahe
Fungsi farmakologis jahe salah satunya adalah antiemetik (anti
muntah). Jahe merupakan bahan yang mampu mengeluarkan gas dari
dalam perut, hal ini akan meredakan perut kembung. Jahe juga
merupakan stimulan aromatic yang kuat, disamping dapat
mengendalikan muntah dengan meningkatkan gerakan peristaltic usus.
Sekitar 6 senyawa di dalam jahe telah terbukti memiliki aktivitas
antiemetic (anti muntah) yang manjur. Kerja senyawa tersebut lebih
mengarah pada dinding lambung dari pada sistem saraf pusat (Rahmi,
2013). (Rofi’ah, 2017) Jahe merupakan salah satu rempah-rempah
yang banyak digunakan untuk konsumsi dan juga untuk kesehatan
salah satunya adalah untuk mengatasi mual muntah. Jahe merupakan
bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam perut. Jahe juga
merupakan stimulan aromatik yang kuat, disamping dapat
meningkatkan gerakan peristaltik usus. Efek farmakologis jahe adalah
menambah nafsu makan, memperkuat lambung, peluruh kentut,
14

peluruh keringat, pelancar sirkulasi darah, penurun kolesterol, anti


muntah, anti radang, anti batuk, dan memperbaiki pencernaan.

d. Prosedur Pemberian Jahe


Jahe yang digunakan adalah jahe emprit dalam bentuk pipihan
atau digeprek. Jahe dicampurkan dengan air panas , lalu minuman
yang diberikan dapat diberi sedikit gula merah sebagai pemanis dan
diminum pada pagi hari dan dapat diberikan selama 3 kali dalam
seminggu yaitu pada hari Senin, hari Rabu, dan pada hari Sabtu. Lalu
pada hari berikutnya akan dilakukan wawancara untuk mengetahui
informasi frekuensi mual muntah (Ayu Dwi, 2017)

3. Jeruk Nipis dan Madu


a. Jeruk Nipis

Gambar 2.2 Jeruk Nipis


Jeruk nipis merupakan tanaman yang berasal dari Indonesia,
Menurut sejarah, sentra utama asal jeruk nipis adalah Asia Tenggara.
Akan tetapi, beberapa sumber menyatakan bahwa tanaman jeruk nipis
berasal dari Birma Utara, Cina Selatan, dan India setelah utara,
tepatnya Himalaya dan Malaysia. Tanaman jeruk nipis masuk ke
Indonesia karena dibawa oleh orang Belanda (Aldi, 2016).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah tanaman yang berasal
dari Asia dan tumbuh subur pada daerah yang beriklim tropis. Jeruk
nipis merupakan salah satu tanaman yang berasal dari famili Rutaceae
dengan genus Citrus. Jeruk nipis memiliki tinggi sekitar 150-350 cm
dan buah berkulit tipis serta bunga berwarna putih. Tanaman ini
15

memiliki kandungan garam 10% dan dapat tumbuh subur pada tanah
yang kemiringannya sekitar 30o (Prastiwi dan Ferdiansyah 2013)
Jeruk nipis banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu
masakan dan obat – obatan (Razak, 2013). Dalam bidang kesehatan,
jeruk nipis dimanfaatkan sebagai penambah nafsu makan, obat diare,
antipireutik, anti inflamasi, antibakteri dan diet(Mursito dan Haryanto,
2006). Pada daerah tertentu jeruk nipis dikenal dengan istilah yang
berbeda-beda di pulau Sumatera (Kelangsa), pulau Jawa (jeruk pecel
dan jeruk nipis), di Kalimantan (lemau epi), pulau Sulawesi (lemo
ape), Makasar (napa punhat em nepi) dan Bugis (lemo kapasa) (Anna,
2012).

Banyak unsur kimia yang bermanfaat dalam jeruk nipis, seperti


linalin asetat, limonene, geranil asetat, sitral dan felladren. Jeruk nipis
mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri
(sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat,
linalil asetat, aktilaldehid, nnildehid) damar, glikosida, asam sitrun,
lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Didalam 100
gram buah jeruk nipis mengandung: vitamin C 27 mg kalsium 40 mg,
fosfor 22 mg, hidrat arang 12,4 g, vitamin B1 0,04 mg, zat besi 0,6
mg, lemak 0,1 g, kalori 37 kkal, protein 0,8 g dan air 86 g.

Buah jeruk nipis selain kaya vitamin dan mineral juga


mengandung zat bioflavonoid yang berguna untuk mencegah
terjadinya pendarahan pada pembuluh nadi, kemunduran mental dan
fisik, serta mengurangi luka memar. Disamping itu sari buah jeruk
nipis mengandung asam sitrat 7% dan minyak atsiri “limonen”.
Manfaat lain jeruk nipis adalah sebagai obat tradisional seperti obat
batuk, penghilang rasa lelah, panas dalam, anti mabuk dan lain
sebagainya. Jeruk nipis juga berguna untuk minuman seperti jus,
sirup, perawatan kecantikan dan penyedap bumbu masakan.
16

b. Madu

Gambar 2.3 Madu


Madu adalah bahan alami yang memiliki rasa manis yang
dihasilkan oleh lebah dari nektar atau sari bunga atau cairan yang
berasal dari bagian-bagian tanaman hidup yang dikumpulkan, diubah
dan diikat dengan senyawa tertentu oleh lebah kemudian disimpan
pada sarang yang berbentuk heksagonal (Al Fady, 2015). Madu
merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki rasa manis dan
kental yang berwarna emas sampai coklat gelap dengan kandungan
gula yang tinggi serta lemak rendah (Wulansari, 2018).
Madu adalah cairan yang teksturnya seperti sirup hanya saja
madu lebih kental dan manis. Lebah adalah hewan yang memproduksi
madu, apabila lebah madu telah sampai disarang, nektar bunga
dikeluarkan dari kantung madu yang terdapat di perut lebah kemudian
dikunyah hingga halus bersamaa lebah lainnya. Nektar yang halus
kemudian ditempatkan pada sel hingga penuh, ketika sel telah penuh,
lalu ditutup dan terjadilah fermentasi. Rahmadi, (2019 dalam Azzahra,
2020).
Dibidang kedokteran, madu mendapatkan perhatian untuk
digunakan sebagai agen antibakteri dalam perawatan ulserasi, luka,
dan infeksi lain akibat luka bakar maupun luka lainnya. Efektivitas
dalam mengatasi infeksi dan mempercepat proses penyembuhan
disebabkan oleh adanya aktivitas antibakteri yang terdapat pada madu.
Aktivitas antibakteri madu terjadi karena adanya hidrogen peroksida,
flavonoid, dan konsentrasi gula hipertonik. Hidrogen peroksida
dibentuk di dalam madu oleh aktivitas enzim glucose oxide yang
17

memperoduksi asam glukonat dan hidrogen peroksida dari glukosa.


Enzim ini akan aktif apabila madu diencerkan. Hidrogen peroksida
yang terbentuk akan terakumulasi dalam medium biakan yang akan
menginhibisi pertumbuhan bakteri .
Di dunia kesehatan madu sangat tekenal karena kandungan
dan khasiatnya yang banyak. Dari zaman dahulu sudah banyak
orang yang mempercayai dan menggunakan madu sebagai
obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, bahkan
sebelum dunia kedokteran berkembang pesat. Setelah dunia
medis berkembang, peneliti yang meneliti madu menjelaskan
bahwa madu memang memiliki banyak keunggulan dan sangat
mujarab. Berikut bukti-bukti tentang keunggulan madu:

1) Pengganti Gula
2) Mudah Dicerna
3) Sumber Vitamin dan Mineral
4) Sumber Antioksidan
5) Memenuhi Kebutuhan Protein
6) Mengandung Zat Antibiotik

c. Manfaat Jeruk Nipis dan Madu dalam mencegah Mual dan


Muntah pada ibu hamil
Buah yang terdapat kandungan asam didalamnya seperti jeruk
nipis bisa merangsang produksi saliva atau air liur yang tentunya
berguna untuk memecah zat makanan dalam sistem pencernaan.
Flavonoid yang terkandung dalam jeruk nipis juga dapat memicu
gerakan peristaltik dalam lambung sehingga lambung dapat dengan
mudah mencerna makanan. Jeruk nipis memiliki Flavonoid yang
meningkatkan produksi empedu, asam, dan cairan pencernaan. Di
mana kandungan flavonoid akan menetralkan cairan pencernaan asam,
pengeluaran racun dalam tubuh. erapi komplementer lainnya yang
18

dapat mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I adalah


menggunakan madu. Madu mengandung beberapa mineral yang
penting bagi tubuh. Madu memiliki kandungan piridoksin sebagai
antagonis reseptor. Madu dapat membantu menjaga stamina dan
kesehatan selama mengandung bayi dan membantu asupan gizi yang
tinggi bagi pertumbuhan janin dalam kandungan (Melly Damayanti,
2022).
Jeruk nipis dan madu memiliki manfaat untuk mengurangi mual
muntah pada kehamilan. Jeruk nipis memiliki flavonoid dan madu
juga mengandung piridoksin, kedua zat tersebut sebagai antagonis
reseptor serotonin untuk mengurangi mual muntah pada kehamilan.
Secara umum selama penelitian tidak ibu hamil yang melaporkan efek
samping dari mengkonsumsi rebusan jahe merah dan daun mint
dengan jeruk nipis dan madu (Melly Damayanti, 2022).

1.

2.

2.2 Road Map Penelitian

No Penulis Judul Desain Hasil Perbedaan Luaran


(tahun) Penelitian Penelitian Penelitian
1 Eko Pengaruh Penelitian ini adalah Hasil penelitian Pada Luaran
Riyanti Pemberian Air penelitian kuantitatif menunjukkan penelitian penelitian
(2022) Rebusan Jahe dengan jenis terdapat ini ini adalah
Terhadap penelitian pre- perbedaan menerapkan publikasi
Penurunan Mual experimental design bermakna Study Cases jurnal
dan Muntah Pada yang didesain pemberian air Literature ilmiah
Ibu Hamil dengan cara one- rebusan jahe dari Review terakreditasi
Trimester I group pretest- hari pertama (SCLR)
posttest design. sampai hari
ketiga, sebelum
dan sesudah
diberikan air
rebusan jahe
dengan nilai p-
value 0,000 <
0,05.
19

Kesimpulan
dalam penelitian
ini adalah ada
pengaruh
pemberian air
rebusan jahe
terhadap
penurunan mual
dan muntah
pada ibu hamil
trimester I.
(Harahap et al.,
2020)
2 Mutia Efektifitas Jenis penelitian ini Adanya Pada Luaran
Felina Pemberian yaitu penelitian efektifitas penelitian penelitian ini
(2021) Seduhan Jahe eksperimen atau pemberian jus ini adalah
dengan Jus Jeruk percobaan buah jeruk menerapkan publikasi
terhadap Mual (eksperimen terhadap mual Study Cases jurnal ilmiah
Muntah pada Ibu research muntah pada Literature terakreditasi
Hamil Trimester I ibu hamil Review
trimester. (SCLR)
Pemberian
seduhan jahe
lebih efektif
dibandingkan
jus buah jeruk
dalam
mengatasi
mual muntah
pada ibu hamil
trimester I.
Konsumsi
seduhan jahe
lebih efektif
dalam
mengatasi
mual muntah
pada ibu hamil
trimester I.
Agar dapat
melakukan
penelitian
lebih lanjut
dengan
metode
penelitian
20

yang
berbeda
dengan jumlah
sampel lebih
banyak.(Felina
& Ariani,
2021)
3 Rosi Efektivitas Rancangan Hasil uji Pada Luaran
Rizqi Pemberian penelitian yang univariat penelitian penelitian ini
Nugrahani Seduhan Jahe digunakan adalah didapatkan mean ini adalah
(2019 Dengan Jus Buah quasy eksperiment frekuensi mual menerapkan publikasi
Jeruk Bali dengan pendekatan muntah sebelum Study Cases jurnal ilmiah
Terhadap non diberikan Literature terakreditasi
Frekuensi Mual equivalent control seduhan jahe Review
Muntah Ibu Hamil group design sebesar (SCLR)
Trimester I 3,1875
sedangkan
frekuensi mual
muntah sebelum
diberikan jus
buah jeruk bali
memiliki mean
2,8750. Hasil uji
univariat
didapatkan mean
frekuensi mual
muntah setelah
diberikan
seduhan
jahe sebesar
1,6250
sedangkan
frekuensi mual
muntah setelah
diberikan jus
buah jeruk bali
memiliki mean
2,0625. Hasil uji
bivariate
didapatkan hasil
p value < dari α
yang artinya HO
ditolak, H1
diterima.
Pemberian
seduhan jahe
21

lebih efektif
dibandingkan
dengan jus buah
jeruk
bali untuk
mengatasi mual
muntah pada ibu
hamil trimester I.
(Rosi, 2015)
4 Melly Penyuluhan dan Kegiatan pengabdian Keluhan emesis Pada Luaran
Damayan Pemanfaatan kepada masyarakat dinilai sebelum penelitian penelitian ini
(2022) Jeruk Nipis Madu dengan metode dan setelah ini adalah
(JEMU) untuk penyuluhan, pe engkonsumsi menerapkan publikasi
Mengatasi mberian jeruk nipis JEMU selama 3 Study Cases jurnal ilmiah
Hiperemesis madu (JEMU) hari. Literature terakreditasi
Gravidarum (Mual untuk dikonsumsi Setelah kegiatan Review
Muntah yang selama 3 hari, pengabdian (SCLR)
Berlebihan pendampingan dan masyarakat,
dalam Kehamilan) evaluasi keluhan terdapat
emesis. Pengetahuan peningkatan rata
ibu dinilai dengan - rata
pemberian kuesioner pengetahuan ibu
sebelum dan setelah tentang emesis
penyuluhan, gravidarum
sedangkan keluhan yang diukur
mual muntah dinilai menggunakan
dengan skor PUQE. kuesioner
sebesar 5,3 dan
juga terjadi
penurunan
keluhan mual
muntah dengan
menggunakan
skor PUQE
sebesar 3.(Melly
Damayanti,
2022)

5 Ursula Perbandingan Metode yang Pemberian Pada Luaran


Orcena Efektivitas digunakan dalam rebusan jahe penelitian penelitian ini
Mau Soa Pemberian penelitian ini yaitu merah dan ini adalah
(2018) Rebusan Jahe Quasi Experiment daun mint pada menerapkan publikasi
Merah Dan dengan pendekatan ibu hamil Study Cases jurnal ilmiah
Daun Mint pretest-posttest trimester I Literature terakreditasi
Dengan Jeruk with design two nilai mean Review
Nipis Dan Madu eksperiment. sebelum dan (SCLR)
22

Terhadap Mual sesudah


Muntah Pada Ibu masing-masing
Hamil Trimester I 3.35 dan 3.09,
Di Puskesmas sedangkan nilai
Waepana, Ngada, mean pada jeruk
Ntt. nipis dan madu
masing-masing
3.36 dan 2.09.
Berdasarkan
hasil uji Mann
Whitney
menunjukkan
perbedaan yang
signifikan setelah
pemberian
rebusan jahe
merah dan daun
mint dengan p-
value 0,004 <
0,05 yang berarti
bahwa adanya
perbedaan yang
signifikan antara
kelompok
perlakuan
sehingga
disimpulkan
terdapat
perbedaan yang
signifikan setelah
pemberian
rebusan
jahe merah dan
daun mint
dengan jeruk
nipis dan madu.
(Soa et al., 2018)
23

2.3 Kerangka Teori

Emesis Gravidarum
(Mual Muntah

Terapi Terapi
Terapi Non
Farmakologi Komplementer
Famakologi

Konsumsi Air Campuran Jeruk


Rebusan jahe Nipis dan Madu

Menurunkan Frekuensi
Mual muntah

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian


Sumber : Ira Puspito. 2012. Pengobatan Mandiri Di Rumah Anda A-Z Gangguan Kesehatan
Umum,Cara Mencegah Dan Cara Mengatsainya. Yogyakarta: Bangkit

2.4 Kerangka Berfikir


Berdasarkan tujuan penelitian dan berpedoman pada kerangka teori,
maka kerangka konsep dalam penelitian ini secara skematis dapat
digambarkan sebagai berikut :
24

Subjek Prestest Perlakuan Postest

S1 Prestest Air Rebusan Jahe Postest

S2 Prestest Campuran Jeruk


Postest
Nipis dan Madu

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

2.5 Definisi Istilah


Tabel 2.1 Definisi Istilah

NO Variabel Definisi Alat Ukur


1 Emesis Gravidarum Gejala mual biasanya Lembar
disertai muntah yang observasi
umumnya terjadi pada PUQE Score
awal kehamilan (Pregnancy
Unique
Quantification
of Emesis and
or Nausea
Scoring
System)
2. Air Rebusan Jahe Tanaman herbal berupa SOP
jahe yang digunakan untuk
menurunkan frekuensi
mual muntah

3 Campuran Jeruk Nipis Buah jeruk jenis jeruk SOP


dan Madu nipis dan ditambahkan
madu yang berfungsi untuk
menurunkan frekuensi
mual muntah
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berbentuk
deskriptif atau menggambarkan fenomena atau fakta penelitian secara
apa adanya. Sedangkan studi kasus secara sederhana diartikan sebagai
proses penyelidikan atau pemeriksaan secara mendalam, terperinci dan
detai pada suatu peristiwa tertentu yang terjadi. Studi kasus di batasi oleh
tempat dan waktu serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas
atau individu (Riyanto, 2017).

3.1.2 Populasi dan Sampel Penelitian


Kegiatan ini dilaksanakan pada ibu hamil trimester I yang mengalami
emesis gravidarum. Pada penelitian ini sampel sebanyak 2 orang dimana
1 sampel menggunakan intervensi pemberian air jahe dan 1 sampel
dengan campuran Jeruk Nipis dan Madu.

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Puskesmas Pagelaran dan dilakukan pada
bulan Juli Tahun 2023

3.2 Prosedur Penelitian dan Tahap Penelitian


3.2.1 Prosedur Pengumpulan Data
Teknik cara pengumpulan data berdasarkan Prosedur pengumpulan
data akan dilakukan berdasarkan:

25
26

1) Permohonan surat izin kepada bagian Akademik Univeritas Ilmu


Kesehatan Indonesia maju melalui portal mahasiswa.
2) Permohonan izin kepada Puskesmas Pagelaran untuk dilakukan
penelitian
3) Setelah mendapat ijin penelitian maka peneliti membawa surat
tersebut kemudian peneliti turun ke lapangan untuk penelitian
kepada responden
4) Peneliti menetapkan responden yang sesuai dengan kriteria sampel
penelitian yaitu ibu hamil trimester 1
5) Peneliti menjelaskan maksud serta tujuan dilakukan penelitian ini
kepada tempat penelitian
6) Peneliti memperkenalkan diri kepada calon responden serta
mengajukan surat izin penelitian
7) Peneliti berhubungan baik pada responden
8) Peneliti meminta persetujuan pada responden untuk tanda tangan
di lembar persetujuan
9) Peneliti melakukan observasi mual dan muntah dengan emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester 1 sebelum dilakukan
pemberian air jahe dan jus jeruk (Pretest)
10) Peneliti melakukan intervensi kepada ibu hamil trimester 1 dengan
pemberian air jahe dan pemberian campuran Jeruk Nipis dan
Madu
11) Peneliti melakukan observasi mual dan muntah dengan emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester 1 sesudah dilakukan
pemberian air jahe dan campuran Jeruk Nipis dan Madu (postest)
12) Setelah dilakukan penelitian peneliti untuk melakukan analisis
data
27

3.2.2 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian digunakan untuk mengambil data yaitu dengan
menggunakan lembar Lembar observasi PUQE Score (Pregnancy Unique
Quantification of Emesis and or Nausea Scoring System)

3.3.3 Analisis Data


Penelitian menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan
asuhan kebidanan dan untuk mengetahui efektivitas pemberian rebusan
jahe dengan jeruk nipis dan madu terhadap mual muntah pada ibu hamil di
Puskesmas Pagelaran Tahun 2023

3.3.4 Penyajian Data


Penyajian data dalam bentuk teks dilakukan untuk mendeskripsikan
atau memberikan penjelasan dari data yang telah disajikan dalam bentuk
tabel. Penyajian data secara tabulasi yaitu memberikan keterangan
berbentuk angka. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
master tabel dan tabel distribusi frekuensi, dimana data disusun dalam
baris dan kolom dengan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
gambaran.
28

DAFTAR PUSTAKA

Felina, M., & Ariani, leli. (2021). Efektifitas Pemberian Seduhan Jahe dengan Jus Jeruk
terhadap Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I. Prosiding Seminar Kesehatan
Perintis E, 4(2), 2622–2256.

Harahap, R. F., Alamanda, L. D. R., & Harefa, I. L. (2020). Pengaruh Pemberian Air
Rebusan Jahe terhadap Penurunan Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester I.
Jurnal Ilmu Keperawatan, 8, 84–95.

Irianti. (2014). Asuhan Kebidanan Berbasis Bukti. CV Seto Agung.

Melly Damayanti. (2022). Penyuluhan dan Pemanfaatan Jeruk Nipis Madu (JEMU)
untuk Mengatasi Emesis Gravidarum. Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI, 6(2),
57–64. https://doi.org/10.37859/jpumri.v6i2.3336

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu kebidanan edisi keempat. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta.

Puspito, I. (2012). Pengobatan Mandiri Di Rumah Anda A-Z Gangguan Kesehatan


Umum,Cara Mencegah Dan Cara Mengatsainya. Bangki.

Riyanto, A. (2017). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika.

Rosi, R. N. (2015). Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe dengan Jus Buah Jeruk Bali
Terhadap Frekuensi Mual MUntah Ibu Hamil Trimester I. Prosiding Seminar
Nasional Kesehatan, hlm 27-37.
http://prosiding.akbiduk.ac.id/assets/doc/170602084413-3.pdf#:~:text=ABSTRAK
%3A Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe dengan Jus Buah,mual dan muntah pada
ibu hamil trimester I.

Soa, U. O. M., Amelia, R., & Octaviani, D. A. (2018). Perbandingan Efektivitas


Pemberian Rebusan Jahe Merah Dan Daun Mint Dengan Jeruk Nipis Dan Madu
Terhadap Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas Waepana,
Ngada, Ntt. Jurnal Kebidanan, 8(2), 157. https://doi.org/10.31983/jkb.v8i2.3745
29

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


REBUSAN JAHE

Pemberian Air Rebusan Jahe

Pengertian Mual dan muntah merupakan gejala awal yang umum terjadi pada
ibu hamil, yang disebabkan karena perubahan hormon
saat hamil, faktor usia, paritas, faktor psikolagi, dan lain-lain

Tujuan Mengurangi mual muntah pada ibu hamil

Ruang lingkup Ibu hamil dengan mual muntah

Petugas Penulis

Manfaat Menjelaskan manfaat jahe selain dapat mengurangi mual muntah


juga mengurangi kejang otot, mengatasi masalah gangguan
pencernaan dan gas dalam usus, mengontrol atau mencegah
infeksi bakteri, melancarkan peredaran darah melancarkan
keluarnya keringat juga meredakan batuk.

Intervensi Menjelaskan cara mengkonsumsi Rebusan jahe dua kali sehari


selama 4 hari

Peralatan dan Jahe segar 2,5 gram


bahan Air bersih 250 ml
Gula 1 sendok teh (10 mg)
Panci
Gelas
Sendok
Prosedur 1. Meminta persetujuan keluarga
Pentalaksanaan 2. Cuci tangan dengan air dan sabun
3. Siapkan 2,5 gram jahe merah cuci bersih
4. Iris-iris jahe
5. Rebus jahe dengan 250 ml air
6. Setelah matang, tuang Rebusan jahe kedalam
Gelas, lalu beri satu sendok madu
7. Minum rebusan jahe Selagi hangat dua kali sehari selama 4
hari berturut turut.
30

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Jeruk Nipis Dan Madu

Pemberian Jeruk Nipis Dan Madu

Pengertian Mual dan muntah merupakan gejala awal yang umum terjadi pada
ibu hamil, yang disebabkan karena perubahan hormon
saat hamil, faktor usia, paritas, faktor psikolagi, dan lain-lain

Tujuan Mengurangi mual muntah pada ibu hamil

Ruang lingkup Ibu hamil dengan mual muntah

Petugas Penulis

Manfaat Menjelaskan manfaat jahe selain dapat mengurangi mual muntah


juga mengurangi kejang otot, mengatasi masalah gangguan
pencernaan dan gas dalam usus, mengontrol atau mencegah
infeksi bakteri, melancarkan peredaran darah melancarkan
keluarnya keringat juga meredakan batuk.

Intervensi Menjelaskan cara mengkonsumsi Pemberian Jeruk Nipis Dan


Madu dua kali sehari selama 4 hari

Peralatan dan Jeruk Nipis 1 buah


bahan Air hangat 100 ml
Madu 2 sendok makan
Gelas
Sendok
Prosedur 1. Meminta persetujuan keluarga
Pentalaksanaan 2. Cuci tangan dengan air dan sabun
3. Siapkan Jeruk Nipis 1 buah dan cuci bersih
4. Peras jeruk kedalam gelas
5. Masukan air hangat 100 ml air
6. Tambahkan madu 2 sendok makan
7. Aduk hingga rata
8. Minum Selagi hangat dua kali sehari selama 4 hari berturut
turut.
31

LEMBAR OBSERVASI

Nama Responden 1 :
Umur :
Alamat :
Tgl Mulai Observasi :

No Jenis Pemberian Intervensi Tanggal Pemberian Hasil Folow Per


harian
1 Pemberian Air jahe
32

LEMBAR OBSERVASI

Nama Responden 2 :
Umur :
Alamat :
Tgl Mulai Observasi :

No Jenis Pemberian Intervensi Tanggal Pemberian Hasil Folow Per


harian
1 Tanpa Pemberian Jeruk
Nipis dan madu
33

LEMBAR OBSERVASI

Anda mungkin juga menyukai