Anda di halaman 1dari 33

PRESENTASI JURNAL

JUDUL KASUS PRESENTASI JURNAL

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 2


Praktik Asuhan Kebidanan pada Remaja, Pranikah, dan Prakonsepsi

Oleh:

NAMA :
NPM :

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

JUDUL KASUS PRESENTASI JURNAL

Oleh:
NAMA :
NPM :

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal, .................... 2021

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN
LEMBAR PENGESAHAN
Presentasi Jurnal dengan judul:

JUDUL KASUS PRESENTASI JURNAL

Oleh:
NAMA :
NPM :

Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan … tahun … di hadapan tim penguji


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen Kebidanan
Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Indonesia Maju.

Tanggal, ............................2021

Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. JURNAL

1. Jurnal 1

Judul :

Penulis :

Tahun :

Link Jurnal :

Abstrak

2. Jurnal 2

Judul :

Penulis :

Tahun :

Link Jurnal :

Abstrak

3. Jurnal 3

Judul :

Penulis :

Tahun :

Link Jurnal :

Abstrak
Jurnal yang dipilih sesuai dengan ketentuan:

- Jurnal terbitan 5 tahun terakhir (minimal tahun 2016)

- ISSN/terakreditasi/terindex (Sinta, DOAJ, SCOPUS)

II. TINJAUAN KASUS

Tinjauan kasus diambil dari dokumentasi SOAP kasus yang sudah dipilih

III. PEMBAHASAN

Pembahasan berisi tentang kaitan antara kasus dengan 3 jurnal yang sudah
dipilih

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

2. Saran

V. DAFTAR PUSTAKA

Vancouver style

VI. LAMPIRAN

Lampiran berisi foto-foto kegiatan dan link video


KETENTUAN PENULISAN PRESENTASI JURNAL

I. Page Layout

1. Ukuran kertas A4

2. Margin 4433

- Atas 4 cm

- Kiri 4 cm

- Bawah 3 cm

- Kanan 3 cm

II. Penulisan

1. Font Times New Roman

2. Ukuran font

- Judul 14 pt

- Isi atau konten 12 pt

3. Spasi 1.5

4. Penomoran halaman

- Lembar persetujuan, lembar pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi


menggunakan romawi (i,ii,iii) posisi bawah tengah

- Isi menggunakan angka arab (1,2,3) posisi bawah tengah


(CONTOH PENULISAN LAPORAN PRESENTASI JURNAL)

PRESENTASI JURNAL

PENATALAKSANAAN KASUS DISMENORE PADA REMAJA

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 2


Praktik Asuhan Kebidanan pada Remaja, Pranikah, dan Prakonsepsi

Oleh:

NAMA :
NPM :

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

PENATALAKSANAAN KASUS DISMENORE PADA REMAJA

Oleh:
NAMA :
NPM :

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan


di hadapan tim penguji.

Tanggal, .................... 2021

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Jurnal dengan judul:


PENATALAKSANAAN KASUS DISMENORE PADA REMAJA

Oleh:
NAMA :
NPM :

Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan … tahun … di hadapan tim


penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen
Kebidanan Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Indonesia Maju.

Tanggal, ............................2021

Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN
Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang berjudul
“PENATALAKSANAAN KASUS DISMENORE PADA REMAJA ”

Dalam penyelesaian Laporan Presentasi Jurnal ini penulis mendapatkan bimbingan,

arahan dan masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Indonesia Maju

2. Dr.H.M.Hafizurracman, Mph, selaku Pembina Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia.

3. Dr.Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Kepala Departemen Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM)

4. Susaldi, S.ST.,M. Biomed selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik & Inovasi Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).

5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya & Keuangan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).

6. Nur Rizky Ramdhani, SKM., M.Epid selaku wakil ketua III Bid. Kemahasiswaan

& Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).

7. Hidayani,Am Keb,SKM,MKM selaku Kepala Departmen Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM)

8. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program

iv
Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

yang telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis

selama mengikuti proses pendidikan.

Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat

diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini memberikan

manfaat bagi pembacanya.

Kota, Juni 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
BAGIAN 1: JURNAL
Jurnal 1 ...................................................................................................... 1
Jurnal 2 ..................................................................................................... 2
Jurnal 3 ...................................................................................................... 3
BAGIAN II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 5
BAGIAN III: PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................. 12
BAGIAN IV: PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................. 19
Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
I. JURNAL

1. Jurnal 1

Judul : Efektivitas Terapi Kompres Hangat Terhadap


Penurunan Nyeri Dismenore Pada Remaja Di Bandung
Penulis : Maidartati, Sri Hayati, Afifah Permata Hasanah
Tahun : September 2018
Link Jurnal : http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

ABSTRAK
Menstruasi merupakan salah satu tanda remaja putri mengalami
pubertas. Menstruasi seringkali menimbulkan nyeri pada remaja putri,
terutama dibagian perut yang menjalar hingga ke paha, rasa nyeri ini disebut
dismenore. Hal tersebut dapat membuat konsentrasi belajar remaja putri
berkurang sehingga dismenore perlu diatasi. Cara mengatasi dismenore ada
2 yaitu secara farmakologis (menggunakan obat-obatan) dan secara non
farmakologis, salah satunya kompres hangat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas kompres hangat terhadap dismenore pada remaja
putri. Desain penelitian ini berupa Pra-Eksperimen dengan menggunakan
pendekatan One-Group Pra test- Post test Design. Sampel remaja putri
kelas VII dan VIII yang mengalami dismenore sebanyak 47 siswi pada
bulan Juli - Agustus tahun 2017. Teknik sampling penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan thermometer
air, lembar observasi skala nyeri dismenore Numerik Rating Scale (NRS)
dan lembar informed consent. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
diketahui bahwa sebelum dilakukannya intervensi (pemberian kompres
hangat) tingkat dismenore (nyeri haid) sebagian dikategorikan nyeri sedang
yaitu 23 orang (48.9%), sebagian kecil dikategorikan nyeri ringan 14 orang
(29,8%), dan nyeri berat 10 orang (21,3%), serta tidak satupun yang

1
dikategorikan tidak nyeri & nyeri sangat berat. Setelah dilakukan terapi
kompres hangat, sebagian besar yang mengalami nyeri ringan yaitu 33
orang (70.2%), sebagian kecil dikategorikan nyeri sedang 13 orang
(27.7%), dan sangat sedikit dikategorikan tidak nyeri 1 orang (2,1%).
Setelah di Uji Wilcoxon Signed Ranks. Hasil penelitian ini menunjukkan P-
value = 0,000 dimana P-value < 0,05, sehingga Ho ditolak, artinya terdapat
efektivitas pemberian kompres hangat penurunan nyeri haid (dismenore)
pada remaja usia 13-15 Kota Bandung.
Kata Kunci: Dismenore, Efektivitas kompres hangat, Remaja putri

2. Jurnal 2

Judul : Minuman Kedelai (Glycine max) dan Kombinasi Asam


Jawa (Tamarindus indica) dengan Kunyit (Curcuma
domestica) dalam Mengurangi Nyeri Haid
Penulis : Claudia Anggie Anugrahhayyu, Ninik Darsini, Ashon Sa’adi
Tahun : Juli 2018

Link Jurnal : https://e-journal.unair.ac.id/JFIKI/article/view/8673


ABSTRAK

Pendahuluan: Beberapa wanita ketika mentruasi dengan nyeri


perut baik sebelum menstruasi atau selama menstruasi itu disebut
dismenorea. Gejala dismenorea seperti rasa sakit yang memancar ke
belakang dengan durasi rasa sakit kurang lebih selama 8 hingga 72 jam.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari seberapa besar
pengaruh kedelai (Glycine max) dan kombinasi asam jawa (Tamarindus
indica) dengan kunyit (Curcuma domestica) dalam mengurangi skala nyeri
dismenorea siswi di SMK Farmasi Sekesal Surabaya. Metode: Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental dengan Quasy experimental pretest
and posttest design. Total sampel 27 siswi termasuk usia 15 - 18 tahun

2
sesuai dengan kriteria inklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Variabel bebasnya adalah asam jawa (Tamarindus
indica), kunyit (Curcuma domestica), dan kedelai (Glycine max),
sedangkan variabel dependennya adalah nyeri dismenorea. Mengetahui
tingkat signifikan, data yang terkumpul dari total 27 responden masing-
masing 9 responden pada tiap kelompok dan hasilnya akan diuji dengan uji
statistik uji Wilcoxon Sign Rank Test, Kruskal Wallis Test dan Mann
Whitney U Test pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada pemberian kedelai
(Glycine max) dan kombinasi asam jawa (Tamarindus indica) dengan
kunyit (Curcuma domestica) terhadap skala nyeri dismenorea siswi di SMK
Sekesal Surabaya. Kesimpulan: Minuman kombinasi asam jawa
(Tamarindus indica) dengan kunyit (Curcuma domestica) semakin
menurunkan skala nyeri dismenorea dibandingkan dengan minuman
kedelai (Glycine max) pada siswa remaja di SMK Farmasi Sekesal
Surabaya.

Kata kunci: dismenorea, kunyit, asam jawa, kedelai

3. Jurnal 3

Judul : Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Dismenore Menggunakan


Terapi Murottal
Penulis : Desi Sandra Fatmawati, Sri Rejeki
Tahun : 2021

Link Jurnal: https://doi.org/10.26714/nm.v2i1.6241

ABSTRAK

Dismenore sering dianggap menjadi nyeri yang biasa di alami ketika


menstruasi, namun dismenore yang tidak ditangani dengan benar, akan

3
berdampak pada terganggunya aktivitas sehari – hari karena akan
menimbulkan keluhan lemah, hingga gelisah karena kram hebat yang
menyertai keluarnya sejumlah darah dari rahim. Salah satu cara mengatasi
dismenore adalah dengan teknik distraksi dengan terapi murottal. Studi
kasus ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas terapi murottal terhadap
perubahan skala nyeri pada pasien dismenore. Studi kasus ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan pendekatan pre test dan post test.
Sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dengan responden 2
orang dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Terapi murottal dilakukan selama
3 hari dengan 3 pertemuan, dimana setiap pertemuan dilakukan penerapan
selama 60 menit. Alat pengumpulan data menggunakan numeric rating
scale (NRS) untuk mengukur skala nyeri. Hasil studi menunjukkan adanya
penurunan tingkat dismenore setelah dilakukan terapi murottal dengan
penurunan skala nyeri sedang menjadi ringan. Terapi murrottal mampu
menurunkan skala nyeri pada pasien dismenore, dengan cara memengaruhi
mekanisme otak, dimana dengan adanya stimulus dari luar berupa lantunan
ayat Al – Qur`an, maka akan merangsang otak untuk menghasilkan
neuropeptide yang merupak zat kimia dalam tubuh, kemudian molekul –
molekul tersebut akan mengangkut reseptor dalam tubuh sehingga tubuh
akan memberi umpan balik berupa rasa nyaman. Diharapkan terapi
murrottal dapat diterapkan oleh petugas kesehatan dalam membantu
menangani mengurangi nyeri pada pasien dismenore.

4
II. TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA MASA REMAJA

Tanggal MRS :-

Tanggal Pengkajian : 19/03/2021

No. Registrasi :-

Waktu Pengkajian : 13.00 WIB

Tempat Pengkajian :

Pengkaji :

PENGKAJIAN

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Anak : Nn. D

Usia : 20 th

Agama : Islam

Suku : Melayu

Pekerjaan : Mahasiswi

Pendidikan : SMA

5
Identitas Orang tua

Nama ibu : Ny. M Nama Ayah : Tn.D

Usia Ibu : 40 Th Usia Ayah : 49 th

Suku ibu : Melayu Suku ayah : Jawa

Pekerjaan ibu : IRT Pekerjaan Ayah: wiraswasta

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Alamat : Pamulang, griya jakrta, Tangerang selatan

2. Alasan datang
Remaja mengatakan ingin memeriksakan kondisinya

3. Keluhan utama
Remaja mengatakan perut bagian bawah nyeri dan kram

4. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 7 Hari

Sebelum sakit : 6-7 hari

Sesudah sakit : 6-7 hari

Banyak : 2x sehari ganti pembalut

Sebelum sakit : 1-2 x sehari

Selama sakit : 1-2 x sehari

6
Sifat darah : Merah encer tidak bergumpal

Sebelum sakit : Merah encer tidak bergumpal

Sesudah sakit : Merah encer tidak bergumpal

Nyeri haid : ada

Flour albus :-

HPHT : 18/03/2021

5. Riwayat Kesehatan
- Riwayat keturunan : Alergi (-), Riwayat penyakit keturunan : Asma (-
), darah tinggi (-), DM (-)
- Riwayat kesehatan sekarang : menstruasi hari ke 2 dan merasakan
kram perut, tetapi tidak mengganggu aktifitas
- Riwayat kesehatan yang lalu : Remaja mengatakan baru kali ini
merasakan keram perut saat mentruasi
6. Riwayat Psikososial
Remaja mengatakan bahwa dirinya cemas dan khawatir dengan kondisinya.

7. Pola kebiasaan sehari hari


a) Pola Istirahat
Tidur siang : 1 ½ jam

Tidur malam : 8 jam

b) Pola aktifitas
Remaja mengatakan kegiatan sehari hari melakukan kegiatan rumah,
seperti mencuci baju, mengepel dan menyapu, dan kuliah secara daring
dirumah.

c) Pola Eliminasi

7
BAK : 6 x sehari

BAB : 1x sehari

d) Pola Nutrisi
Makan 3x sehari, porsi sedang, dengan lauk pauk, dengan sayur mayur.

Minum sehari 8 - 10 gelas / Hari

e) Pola Kebiasaan
Tidak ada

f) Pola personal Hygiene


Ganti pakaian dalam : 3x sehari

Mandi : 2x sehari

Keramas : 3x seminggu

Ganti baju : 3x sehari

Cara membersihkan alat genital: Setelah BAB/BAK : langsung


mengeringkan setelah BAB/BAK

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah : 110/80 mmhg

Denyut Nadi : 84 x/menit

Frekuensi Nafas : 25 x/ menit

8
Suhu tubuh : 36,4 ℃

3. Pemeriksaan status Gizi


Berat Badan : 56 kg

Tinggi Badan : 158 cm

IMT : 22,4 (Normal)

LILA : 27 cm

Lingkar perut : 79 cm

4. Pemeriksaan Fisik :
Wajah : Tidak pucat

Mata : Sklera : putih, konjungtiva : kemerahan

Telinga : Bentuk : Simetris, Kebersihan : bersih, Polip :


Tidak ada,
Hidung : tidaada riwayat sinus, simetris, tidak ada
benjolan

Mulut : tidak ada karies, tidak ada stomatitis

Leher : kelenjar tiroid (-), kelenjar limfe (-), Vena


Jugularis (-)

Dada : Tidak dilakukan

Ambomen : Bentuk : simetris, bekas luka (-), Turgor kulit (-


), terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah

Ekstremitas atas : Baik

9
Ekstremitas bawah : oedema : (-), Varices (-), Reflek patella kanan
(+),Kiri (+)

Anogenitalia : - (Tidak dilakukan pemeriksaan)

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium

Nama Nilai Nama Nilai


Hasil Hasil
Pemeriksa Normal Pemeriksa Normal
an an
Darah Lengkap Faal Hati
Golongan Albumin
darah SGOT
Trombosit SGPT
Eritrosit Gula Darah
Leukosit GDS
Hemoglobin Plano Test

b. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya


C. Analisis Data
Nn. D Remaja umur 20 Tahun dengan gangguan reproduksi dismenore
Primer

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada Nn. D
3. Memberitahu pasien bahwa pasien dalam keadaan baik dan mengalami
dismenore.

10
4. Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan yaitu pasien
mengalami nyeri haid/ kram haid menstruasi disebut dismenore. Akan
tetapi hal ini normal karena nyeri haid timbul sejak awal menstruasi dan
akan pulih seiring berjalannya waktu. Penyebabnya tidak jelas tetapi
yang pasti berhubungan dengan ketidak seimbangan hormone.
5. Menjelaskan hal hal yang dapat menimbulkan nyeri menstruasi atau
dismenore yaitu factor psikis seperti stress, kelelahan, kecemasan,
anemia dan kekurangan gizi.
6. Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri haid
yaitu menghindari stress yang menimbulkan kecemasan, memiliki pola
makan yang teratur, olahraga teratur, istirahat cukup.
7. Menjelaskan penanganan pada nyeri menstruasi selain dengan terapi
obat yaitu pola hidup sehat, pengompresan dengan menggunakan botol
hangat dan letakan pada bagian perut bawah, melakukan posisi
knecheest, mandi dengan air hangat.
8. Memberikan remaja tablet FE 1 x 1 selama menstruasi berlangsung.
9. Mendiskusikan kunjungan ulang 2 hari lagi atau jika ada keluhan dan
nyeri semakin hebat.
10. Melakukan pendokumentasian

Pengkaji,

( )

11
III. PEMBAHASAN

Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Jurnal 1 “Efektivitas Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri


Dismenore Pada Remaja Di Bandung”

Hasil penelitian pada jurnal 1 menunjukkan setelah dilakukannya


intervensi (pemberian kompres hangat selama 10 menit dengan suhu air 40-
45°C) tingkat dysmenorrhea (nyeri haid) sebagian besar dikategorikan
nyeri ringan yaitu 33 orang (70.2%), sebagian kecil dikategorikan nyeri
sedang 13 orang (27.7%), dan sangat sedikit dikategorikan tidak nyeri 1
orang (2,1%)1.

Berdasarkan hasil penelitian jumlah remaja putri terbanyak yang


mengalami dysmenorhe adalah 21 orang (44,7%) yang berusia 14 tahun,
sedangkan yang berusia 13 tahun 17 orang (36,2%) hal ini menunjukkan
bahwa dysmenorrhea dikaitkan dengan produksi hormon progesteron yang
meningkat sehingga bertambahnya usia, pembentukan hormon semakin
sempurna bersamaan dengan berkembangnya alat reproduksi. Sedangkan
yang berusia 15 tahun sebanyak 9 orang (19,1%) lebih sedikit dibandingkan
yang berusia 14 tahun dikarenakan rasa nyeri yang dirasakan tergantung
pada banyak faktor psikososial, derajat kualitas nyeri yang dirasa
ditentukan oleh pengalaman sebelumnya dan seberapa baik pengalaman
tersebut diingat. Persepsi nyeri juga tergantung pada pemahaman tentang
penyebab rasa nyeri dan kemampuan untuk memikul konsekuensinya
sehingga rasa nyeri yang pernah dirasakan sebelumya akan terasa menjadi
lebih ringan, hal ini dapat mempengaruhi dalam hal penentuan skala nyeri
pada responden1.

12
Analisis perbedaan sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat
pada remaja putri usia 13-15 tahun yang sedang mengalami nyeri haid di
SMPN 31 Kota Bandung dengan tujuan untuk melihat efektivitas dalam
menurunkan tingkat nyeri haid dengan melakukan prosedur kompres hangat
menggunakan botol yang di letakkan bagian nyeri saat haid selama 10 menit
dengan suhu air yang digunakan 40-45 menit1.

Dari hasil penelitian didapatkan data sebelum dilakukan kompres


hangat tingkat nyeri dysmenorhea sebagian dikategorikan nyeri sedang
yaitu 23 orang (48.9%), sebagian kecil dikategorikan nyeri ringan 14 orang
(29,8%), dan nyeri berat 10 orang (21,3%) dan setelah dilakukan kompres
hangat tingkat dysmenorrhea sebagian besar dikategorikan nyeri ringan
yaitu 33 orang (70.2%), sebagian kecil dikategorikan nyeri sedang 13 orang
(27.7%), dan sangat sedikit dikategorikan tidak nyeri 1 orang (2,1%), hal
ini dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan kompres air hangat selama
10 menit dengan suhu 40 -45°C mampu mengurangi satu tingkat skala nyeri
pada haid1.

Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon signed ranks bahwa terapi


kompres hangat sangat efektif terhadap nyeri haid pada remaja siswi. Dari
hasil penelitian penurunan skala nyeri rata-rata hanya berkurang 1 tahap,
seperti dari nyeri sedang ke nyeri ringan, atau nyeri berat ke nyeri sedang.
Berkurangnya nyeri haid setelah diberikan tindakan kompres hangat
dikarenakan adanya pelebaran pembuluh darah saat pemberian kompres
hangat dalam waktu 20-30 menit sehingga menimbulkan rangsangan
impuls yang memblokade persepsi nyeri agar tidak sampai ke hipotalamus.
Dalam teori gate-control dikatakan bahwa stimulus kutaneus mengaktifkan
serabut saraf sensori A-beta lebih besar dan lebih cepat sehingga
menurunkan tranmisi nyeri ke serabut saraf C1.

13
Hasil uji statistik menunjukkan nilai Uji Wilcoxon signed ranks pada df
47 dan taraf signifikan 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa kompres
hangat selama 10 menit dengan suhu air 40-45°C efektif untuk menurunkan
tingkat nyeri haid pada remaja usia1.

Pengkaji memberikan konseling penatalaksanaan berupa melakukan


kompres hangat untuk mengurangi nyeri haid atau dismenore kepada
pasien/klien, konseling yang diberikan oleh pengkaji sesuai dengan hasil
penelitian jurnal 1 bahwa kompres hangat dapat menurunkan nyeri
dismenore.

2. Jurnal 2 “Efektivitas Asam Mefenamat terhadap Penurunan Nyeri


Dismenore Berdasarkan Numeric Rating Scale”

Skala nyeri dismenorea pada siswi di SMK Farmasi Sekesal Surabaya


sebelum diberikan terapi kedelai (Glycine max) sebagian besar siswi
mengalami nyeri sedang (skala 2 pada Numeric Rating Scale), saat sesudah
diberikan terapi kedelai (Glycine max) sebagian besar siswi mengalami
nyeri ringan (skala 1 pada Numeric Rating Scale). Berdasarkan uji statistik
Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan hasil p = 0,023 dimana p < 0,05
artinya ada beda signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian kedelai
terhadap skala nyeri pada dismenorea siswi di SMK Farmasi Sekesal
Surabaya2.
Pada kelompok terapi kombinasi asam jawa (T. indica) dan kunyit (C.
domestica) sebelum diberikan terapi sebagian besar siswi mengalami nyeri
sedang (skala 2 pada Numeric Rating Scale), saat sesudah diberikan terapi
nyeri sebagian besar siswi menjadi tanpa nyeri (skala 0 pada Numeric
Rating Scale). Berdasarkan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test
didapatkan hasil p = 0,006 dimana p < 0,05 artinya ada beda signifikan
antara sebelum dan sesudah pemberian kombinasi asam jawa (T. indica)

14
dengan kunyit (C. domestica) terhadap skala nyeri pada dismenorea siswi
di SMK Farmasi Sekesal Surabaya2.
Pada kelompok asam mefenamat sebelum diberikan terapi sebagian
besar siswi mengalami nyeri sedang (skala 2 pada Numeric Rating Scale),
saat sesudah diberikan terapi nyeri sebagian besar siswi menjadi tanpa nyeri
(skala 0 pada Numeric Rating Scale). Berdasarkan uji statistik Wilcoxon
Signed Ranks Test didapatkan hasil p = 0,006 dimana p < 0,05 artinya ada
beda signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian asam mefenamat
terhadap penurunan skala nyeri pada dismenorea siswi di SMK Farmasi
Sekesal Surabaya2.
Penanganan nyeri secara farmakologi dapat diberikan SPO
(Standard Procedure Operasional), yaitu diberikan anti nyeri seperti obat-
obatan analgesik, obat hormonal dan obat NSAID (Non-Steroidal Anti-
Inflammatory Drug). Penanganan nyeri dismenorea secara herbal dapat kita
berikan jamu-jamuan berbahan dasar kunyit, asam jawa, jahe dan susu
kedelai (Noorafshan, 2012). Saat ini pada zaman yang semakin maju
penderita nyeri dismenorea mulai memilih obat-obatan herbal khususnya
dalam menangani nyeri karena dismenorea. Beberapa bahan untuk obat
herbal yang memiliki manfaat dalam menangani nyeri perut akibat nyeri
dismenorea antara lain seperti kedelai (Glycine max), asam jawa
(Tamarindus indica) dan kunyit (Curcuma domestica)2.
Kedelai (Glycine max) dipercaya mampu meringankan nyeri
dismenorea. Kalsium yang terkandung didalamnya membantu
menghilangkan kecemasan, mengendalikan konduksi impuls saraf ke otak
dan dari otak kekurangan kalsium dapat menyebabkan kekejangan otot.
Kandungan estrogen yang terdapat pada kedelai (Glycine max) juga dapat
membantu penyerapan kalsium. Konsumsi diet 60 gram protein kedelai
(Glycine max) setiap hari dapat meningkatkan fase folikuller dan efek ini

15
dihubungkan juga dengan penindasan lonjakan midcycle FSH (Follicle
Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)2.
Asam jawa (Tamarindus indica) memiliki zat berkhasiat antosianin
yang paling bermanfaat sebagai anti inflamasi dan antipiretik dalam
menangani nyeri dismenorea. Karena antosianin pada buah asam jawa ini
dapat bekerja dengan cara menghambat kerja cyclooxygenase/COX untuk
menghambat pelepasan prostaglandin sebagai penyebab dismenorea. Asam
jawa (Tamarindus indica) diduga dapat menurunkan kontraksi otot polos
dengan memblok kanal kalsium serta menghambat pengeluaran kalsium
intrasel dari retikulum sarkoplasma. Mekanisme ini dilakukan oleh
flavonoid, tannin, dan magnesium yang terkandung di dalamnya2.
Kunyit (Curcuma domestica) memiliki efek dalam membantu
melancarkan darah menstruasi, menghilangkan sumbatan dalam peredaran
darah, meluruhkan darah menstruasi, sebagai anti inflamasi, karminativa,
kolagoga, anti bakteri dan sebagai astringensia. Zat berkhasiat kunyit
(Curcuma domestica) yang dapat berperan sebagai anti inflamasi adalah
kurkumin. Kurkumin bekerja dengan menghambat enzim cyclooxigenase-
2/COX-2 memproduksi prostaglandin secara berlebih2.
Pengkaji menyarankan pasien untuk mengkonsumsi susu kedelai dan
jika memungkinkan menambah asupan rempah kunyit dan asam jawa untuk
mengurangi nyeri dismenore.

3. Jurnal 3 “Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Dismenore Menggunakan


Terapi Murottal”

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada kedua responden,


didapatkan hasil bahwa responden pertama Nn. R, umur 17 tahun, haid hari
ke-1. Awalnya klien mengeluh setiap kali menstruasi selalu merasakan

16
nyeri pada perut hingga menjalar pada punggung, nyeri biasanya dirasakan
pada 1 hari sebelum mestruasi dan hari pertama menstruasi3.

Pasien diberikan terapi murottal dengan mendengarkan lantunan ayat al


– Qur`an melalui handpone berserta earphone, proses penerapan terapi
murottal dilakukan dalam 5 tahapan yaitu: dilakukan pengukuran tingkat
dismenore terlebih dahulu sebelum dilakukan intervensi, kemudian
menanyakan surah yang disukai oleh responden, apabila tidak ada surah
yang disukai maka akan diperdengarkan bacaan surah al – Qur’an secara
acak, kemudian anjurkan klien untuk rileks selama 5 menit, kemudian
biarkan klien untuk mendengarkan murottal selama 60 menit menggunakan
earphone, setelah itu, dilakukan pengukuran kembali tingakat dismenore
menggunakan lembar observasi3.

Hasil penerapan menunjukan bahwa setelah pemberian terapi murottal


pada kedua responden terjadi perubahan skala nyeri. Responden 1 setelah
dilakukan terapi murottal selama 3 kali pertemuan dalam 3 hari
menunjukkan hasil terjadi penurunan nyeri dari skala nyeri 6 (nyeri sedang)
menjadi skala 2 (nyeri ringan). Responden 2 setelah dilakukan terapi
murottal mengalami penurunan skala nyeri dari skala 5 (nyeri sedang)
menjadi 2 (nyeri ringan)3.

Dengan mendengarkan lantunan murottal dalam rentang waktu antara


60-70 menit secara konstan, teratur dan tidak ada perubahan mendadak akan
menimbulkan efek relaksasi pada tubuh sehingga akan mengalihkan
perhatian seseorang dari rasa nyeri dan menurunkan tingkat nyeri
haid/dismenore. Efek relaksasi terlihat pada responden ketika sedang
mendengarkan lantunan murrotal dengan menunjukkan respon positif
berupa ekspresi tenang dan rileks sembari menutup mata menikmati lantuan
ayat – ayat Al – Qur`an. Faktor yang mendukung pada studi kasus ini yaitu

17
responden yang kooperatif dan mudah menerima terapi murottal selama
proses penerapan3.

Secara fisik terapi murottal terdiri dari unsur suara manusia yang
merangsang tubuh untuk menghasilkan hormon endorphin secara alami,
sehingga menurunkan hormone – hormone stres, meningkatkan perasaan
rileks, mengalihkan perhatian dari rasa takut dan cemas serta memperbaiki
metabolisme tubuh, sehingga dapat menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernapasan, denyut nadi, dan aktifitas gelombang otak.
Terapi murottal bekerja dengan cara memengaruhi mekanisme otak, dimana
dengan adanya stimulus dari luar berupa lantunan ayat Al – Qur`an, maka
akan merangsang otak untuk menghasilkan neuropeptide yang merupak zat
kimia dalam tubuh, kemudian molekul – molekul tersebut akan mengangkut
reseptor dalam tubuh sehingga tubuh akan memberi umpan balik berupa
rasa nyaman3.

Pengkaji belum menyarankan pasien untuk melakukan terapi murotal,


hasil penelitian jurnal 3 dapat dijadikan masukan dan rujukan untuk
penanganan dismenore pada remaja.

18
IV. PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Maidartati, Sri Hayati, Afifah Permata Hasanah. Efektivitas Terapi


Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Pada Remaja Di
Bandung. Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No. 2. 2018
2. Anugrahhayyu, Darsini, Sa’adi. Minuman Kedelai (Glycine max) dan
Kombinasi Asam Jawa (Tamarindus indica) dengan Kunyit (Curcuma
domestica) dalam Mengurangi Nyeri Haid. Jurnal Farmasi Dan Ilmu
Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 1. 2018
3. Fatmawati, Rejeki. Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Dismenore
Menggunakan Terapi Murottal. Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021

VI. LAMPIRAN

Foto-foto kegiatan dan link video

19

Anda mungkin juga menyukai