Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen adalah serangkaian aktivitas termasuk perencanaan dan pengambilan

keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diserahkan pada

sumber-sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik, dan informasi) dengan maksud

untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Proses manajemen dapat

diterapkan dalam banyak organisasi termasuk organisasi pencari laba (besar, kecil, dan

usaha yang baru mulai, maupun usaha internasional) dan organisasi nirlaba (organisasi

pemerintah, organisasi pendidikan, organisasi nontradisional) (Kristiaji, 2002) serta fasilitas

perawatan kesehatan salah satunya dapat diterapkan oleh bidan. Dimana bidan mempunyai

berbagai peran di komunitas salah satunya adalah pemberi pelayanan kesehatan (provider)

dengan member pelayanan kebidanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien

(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) dengan menggunakan asuhan kebidanan,

serta berperan sebagai pengelola yaitu mengelola (merencanakan, mengorganisasi,

menggerakkan dan mengevaluasi) pelayanan kebidanan, baik secara langsung maupun

tidak langsung dan menggunakan peran aktif masyarakat dalam kegiatan komunitas

(Syarifudin, 2009).

Bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kebidanan (kesehatan

reproduksi) kepada remajaputri, calon pengentin, ibu hamil, bersalin, nifas, masa interval,

klimakterium, menopause, bayibarulahir, anak balita dan prasekolah. Selain itu bidan juga

berwenang untuk memberikan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan masyarakat.

Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat terhadap peran aktif bidan dalam memberikan

pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi bidan di tengah

masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan penghargaan. Peran bidan

praktek mandiri sangat penting dalam pelaksanaan fungsi bidan tersebut diatas.

(Sursilah,2010)
Praktek bidan mandiri merupakan praktik yang diberikan oleh profesi bidan yang

berdiri sendiri sesuai dengan kewenangannya. Dalam melaksanakan praktik bidan mandiri

seorang bidan harus memegang prinsip kepatuhan terhadap aturan dan hukum, etika

profesi, profesionalisme dan keahlian, orientasi pelayanan dan tanggung jawab sosial,

memperhatikan kesinambungan usaha, sinergi dan kerjasama, pengembangan betahap,

memisahkan usaha dengan pribadi (Sursilah,2010).

Bidan harus memiliki karakteristik sebagai pemimpin yang mampu memimpin diri

sendiri maupun mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu melalui penerapan manajemen

praktik kebidanan mandiri diharapkan bidan dapat memberikan pelayanan lebih baik.

Dengan mengetahui manajeman, makan peluang keberhasilan seorang bidan dalam

mengembangkan praktiknya di masyarakat dapat meningkat, kemampuan bidan dalam

penerapan praktik kebidanan dapat meningkat dan bidan dapat mengetahui langkah-

langkah dalam memberikan praktik kebidanan secara mandiri (Sursilah,2010)

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1. Untuk mendapatkan data dasar terkait proses manajemen sebagai tugas kuliah

blok manajemen dan kewirausahaan kebidanan semester 8 PS S1 Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

2. Sebagai bahan belajar membuat rencana strategis pengelolaan ruangan atau

klinik

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Melaksanakan pengkajian BPM Ngesti Sri Lestari, Amd. Keb.

2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.

3. Menyusun rencana strategi operasional BPM berdasarkan hasil pengkajian

1.3 Manfaat
1. Mengetahui data dasar terkait proses manajemen sebagai tugas kuliah blok

manajemen dan kewirausahaan kebidanan semester 8 PS S1 Kebidanan.

2. Dapat membuat rencana strategis pengelolaan ruangan atau klinik

1.4 Waktu dan Tempat

25 Januari 2018 BPM Ngesti sri Lestari, Amd.Keb


BAB 2

HASIL PENGKAJIAN

2.1 Lingkup Man

1. Jumlah SDM

Jumlah SDM di BPM Ngesti Sri Lestari, AMd. Keb. sebanyak 3 orang, dengan

rincian sebagai berikut:

Bidan : 3 orang

2. Status SDM

Status SDM di BPM Ngesti Sri Lestari, Amd. Keb. yaitu:

Bidan : 1 orang (sudah memiliki SIPB)

Asisten bidan : 2 orang (belum memiliki STR)

3. Struktur Organisasi dan Alur Koordinasi

Pegawai tetap : 1 orang (pemilik BPM)

Pegawai tidak tetap : 2 orang (asisten bidan)

a. Struktur Organisasi dan Alur Koordinasi

Manajer
(Bidan)

Asisten Bidan

Pasien
b. Jumlah Tenaga Bidan Pada Setiap Shift

- Shift pagi pukul 07.00-16.00 dengan jumlah 1 bidan dan 1 asisten bidan

- Shift sore pukul 16.00-07.00 dengan jumlah 1 bidan dan 1 asisten bidan

- Apabila ada partus maka semua asisten bekerja

4. Rerata Jumlah Pasien

Rata-rata jumlah pasien minimal care dalam 1 hari sekitar 20 orang dan ada 11

pasien inpartu (partial care) dalam bulan januari 2018.

Analisis kebutuhan tenaga kerja tiap hari

Minimal care : pagi : 10 x 0,17 = 1,7

Sore : 10 x 0,14 = 1,4

Partial care : pagi : 1 x 0,27 = 0,27

Sore : 1 x 0,15 = 0,15

Total keseluruhan = 3,52 (3-4 bidan tiap hari)

Analisis kebutuhan tenaga kerja tiap shift

Pagi = 1,7 + 0,27 = 2,97 (2-3 orang tiap shift pagi)

Sore = 1,4 + 0,15 = 1,55 (1-2 orang tiap shift sore)

5. Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) SDM di ruangan

a. Bidan
Tugas Pokok :
- Menjadi Manager
- Pelaksana
Uraian Tugas
- Merekrut pegawai
- Mengawasi kinerja asisten
- Controlling
- Melakuakn pelayanan kebidanan
- Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi
- Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah disusun
- Mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan
- Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan
- Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan
b. Asisten Bidan
Tugas pokok :
- Pelaksana administrasi
- Pembantu bidan
Uraian Tugas :
- Melaksanakan administrasi
- Membantu pelayanan bidan
- Menghubungi bidan jika terdapat kasus yang mengarah ke patologis
- Melaksanakan pencatatan administrasi
6. Klasifikasi Pendidikan Formal dan Non Formal SDM

Klasifikasi pendidikan dibagi menjadi formal dan non formal, dengan jumlah

sebagai berikut:

Pendidikan Formal : 3 orang lulusan D3 Kebidanan

Pendidikan Non Formal : -

Pengalaman kerja : Asisten 1 memiliki pengalaman kerja selama 5 bulan,

sedangkan asisten ke 2 selama 1 bulan.

7. Jumlah Tenaga Bidan yang Bekerja

Shift pagi dengan jumlah petugas sebanyak 2 orang, yaitu 1 bidan dan 1 asisten

bidan

Shift malam dengan jumlah petugas sebanyak 2 orang, yaitu 1 bidan dan 1

asisten bidan

8. Jumlah Pasien

Jumlah pasien dengan minimal care rata-rata di BPM Ngesti Sri Lestari yaitu

kurang lebih 20 pasien/hari dan ada 11 pasien inpartu (data bulan Januari 2018).

Analisa SDM.

Pada BPM ini terdapat 2 asisten bidan yang memiliki pengalaman kerja <1 tahun dan belum

memiliki STR, tetapi sudah diberikan delegasi hampir penuh ketika bidan Ngesti tidak

berada di BPM karena bidan tersebut juga bekerja di puskesmas. Apabila ada partus maka

semua asisten ikut membantu oleh karena itu ada kemungkinan jam kerja asisten menjadi
lebih panjang sehingga menyebabkan kelelahan. Tidak ada pembagian tugas secara khusus

antara Bidan dan kedua asisten.

2.2 Lingkup Material

1. Inventaris Sarana dan Prasarana Ruangan

No Nama Alat Jumlah Kondisi


1 Meja tulis 2 Terawat
2 Almari arsip 1 Terawat
3 Kompor gas 1 Terawat
4 Kursi 10 Terawat
5 Jam dinding 5 Terawat
6 Korden 2 Terawat
7 Tempat sampah 8 Terawat
8 Timbangan badan 5 Terawat
9 Timbangan bayi 1 Terawat
10 Korentang 1 Terawat
11 Bak instrument 4 Terawat
12 Bak kapas alcohol 4 Terawat
13 Tensimeter 3 Terawat
14 Stetoskop 3 Terawat
15 Doppler 3 Terawat
16 Funandoskop 2 Terawat
17 Inkubator 2 Terawat
18 Sterilisator 1 Terawat
19 Bed ginekologi 1 Terawat
20 Bed pasien 4 Terawat
21 Almari alat 2 Terawat
22 Meja alat 3 Terawat
23 Lampu tindakan 2 Terawat
24 Partus set 3 Terawat
25 Resusitasi set 1 Terawat
26 Hecting set 2 Terawat
27 Meja kecil 1 Terawat
28 Meja periksa bayi 1 Terawat
29 USG 1 Terawat
30 Meja timbang bayi 1 Terawat
31 Tempat arsip 1 Terawat
32 Tiang infus 3 Terawat
33 Kamar mandi umum 1 Terawat
No Obat emergency Sediaan Ketersediaan

1 Oksitosin Inj Ampul Ada

2 Methylergometrin Inj Ampul Ada

3 MgSO4 40% Inj Ampul Ada

4 Kalsium Glukonat Ampul Ada

5 Tablet Tambah Darah Tablet Ada

Pengecekan alat dilakukan setiap satu minggu sekali.

2. Denah Ruangan

8
1

3 4 5
6
2

Keterangan

1: Ruang Tunggu
2: Ruang Register
3: Ruang Periksa
4: Ruang Nifas 1
5: Ruang Nifas 2
6: Kamar Bersalin
7: Kamar Mandi
8: Dapur
Analisa material
Berdasarkan hasil visite yang kami dapatkan alat dan bangunan BPM sudah

sesuai standar karena menurut Permenkes 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang

Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan pasal 17 ayat 2 bahwa bangunan BPM
tidak bergabung dengan rumah tinggal perorangan, apartemen, rumah toko,

rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis..

2.3 Lingkup Money

Dana pendirian BPM Ngesti Sri Lestari berasal dari dana pribadi. Dana pemasukan

berasal dari kunjungan pasien dan dana BPJS. Dana pengeluaran digunakan untuk

membeli obat, gaji asisten, biaya listrik, air dan pengeluaran sewaktu-waktu.

BOR:

Jumlah hari perawatan rumah sakit / jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam 1

periode (bulan)

= 1 / (4x31) x 100%

= 1 / 124 x 100%

= 0,8%

Analisa money:

Kami tidak dapat melakukan analisis pada lingkup ini dikarenakan tidak adanya data

yang kami dapatkan, tetapi menurut bidan, terpikirkan ingin melakukan

perkembangan BPM dengan menerima rawat inap. Laporan keuangan tidak

dibukukan. Hasil BOR kecil karena di BPM ini tidak menerima rawat inap tetapi

hanya minimal dan partial care..

2.4 Lingkup Machinery

No. Nama Alat Jumlah


1. Inkubator 2
2. Doppler 3
3. USG 1
4. AC 1

Analisa Machinary

Penggunaan USG termasuk ancaman karena tidak ada diperaturan dan bidan belum

memiliki sertifikat pelatihan USG tetapi USG saat ini sudah jarang digunakan serta
tidak adanya telpon umum untuk keperluan pasien. Jika listrik padam, maka ruangan

yang memiliki AC (ruang nifas dan ruang pemeriksaan) akan menjadi pengap karena

tidak ada ventilasi udara dan jendela.

2.5 Lingkup Market

1. Cara Pemasaran

Cara pemasaran praktik BPM Ngesti Sri Lestari yaitu dari mulut ke mulut dan

adanya plang di depan BPM agar masyarakat mengetahui adanya praktik bidan,

serta adanya penerimaan pasien BPJS akan menambah jumlah kunjungan

pasien ke Bidan Praktik Mandiri tersebut

2. Target Pemasaran

Target pemasaran BPM Nesti Sri Lestari yaitu masyarakat di sekitar wilayah

Kelurahan Karangbesuki Kecamatan Sukun.

3. Evaluasi Keefektifan Pemasaran

Tidak ada evaluasi secara khusus mengenai keefektifan pemasaran BPM Ngesti Sri

Lestari

Analisis market:

Strategi pemasaran yang dilakukan melalui mulut ke mulut. Strategi yang

ditempuh untuk dapat menarik perhatian klien adalah dengan menjadi bidan yang

professional, efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan, ramah, cepat tanggap

terhadap keadaan klien dan tidak membeda-bedakan pasien. Biaya pelayanan yang

terjangkau juga merupakan salah satu strategi pemasaran.

Berdasarkan Permenkes no 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan menyatakan bahwa praktik mandiri bidan harus

memasang papan nama pada bagian atau ruang yang mudah terbaca dengan jelas

oleh masyarakatumum dengan ukuran 60 x 90 cm, dasar papan nama berwarna

putih dan tulisan berwarna hitam, paling sedikit memuat nama bidan, nomor STRB,

nomor SIPB dan waktu pelayanan agar masyarakat tahu jika terdapat praktik bidan
di lokasi tersebut. Tetapi di plang BPM ini tidak mencantumkan SIPB. Adanya

penerimaan pasien BPJS akan menambah jumlah kunjungan pasien ke Bidan

Praktik Mandiri tersebut.

2.6 Lingkup Method

a. Alur penerimaan pasien

8
1

3 4 5
6
2

Keterangan

1: Ruang Tunggu
2: Ruang Register
3: Ruang Periksa
4: Ruang Nifas 1
5: Ruang Nifas 2
6: Kamar Bersalin
7: Kamar Mandi
8: Dapur

Apabila pasien datang maka pasien akan ke meja register (2) kemudian disana

diberi kartu pasien untuk pasien baru dan menunjukkan kartu pasien untuk

pasien lama serta apabila pasien BPJS melampirkan fotocopy KTP dan kartu

BPJS. Kemudian asisten bidan mencarikan kartu kunjungan ulang. Pasien

menunggu di ruang tunggu (1) untuk di panggil asisten. Kemudian setelah di

panggil asisten, pasien masuk ke ruang periksa (3) untuk diperiksa sesuai

dengan keluhan dan kebutuhan pasien. Setelah diberi pelayanan kesehatan

pasien membayar dan kemudian pulang.


Pasien Pasien daftar ke meja
datang registrasi

Pasien ke Bidan

Pasien Pulang

b. Alur timbang terima


Tidak ada alur timbang terima secara tertulis dan lisan. Karena pelayanan bersifat

minimal care. Jika terdapat persalinan maka semua asisten bekerja.

c. Alur refleksi diskusi kasus.

Pada BPM ini tidak terdapat refleksi diskusi kasus.

d. Alur sentralisasi obat

Di BPM ini alur sentralisasi obat langsung dibeli dari sales obat dan gudang obat.

Dan disimpan di lemari obat yang terdapat di BPM.

e. Alur monitoring dan Evaluasi

Di BPM ini monitoring dan evaluasi internal dilakukan oleh bidan sendiri dan jika

terjadi kesalahan yang dilakukan oleh asisten bidan, maka langsung ditegur oleh

bidan. Tidak ada jadwal evaluasi eksternal secara khusus. Evaluasi dilakukan ketika

terdapat kematian ibu dan bayi. Kemudian pencatatan dan pelaporan dilaporkan di

puskesmas.

f. Alur Perencanaan Pasien Pulang

Di BPM ini, pasien boleh pulang apabila sudah diperiksa dan mendapatkan

pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada pasien selesai partus, jika

kondisinya sudah stabil maka diperbolehkan pulang dalam 1x24 jam post partum.

Namun, jika keadaannya pasien belum stabil, maka tunggu keadaan pasien stabil

dulu baru diperbolehkan pulang.

g. Sistem atau Format Dokumentasi


Di BPM ini, Dokumentasi yang digunakan dengan metode SOAP

h. Model pendelegasian wewenang

Di BPM ini, alur pendelegasian wewenang dilakukan dengan cara asisten bidan

memberitahukan ke bidan jika terdapat kasus yang mengarah ke patologis agar

dapat langsung ditangani oleh bidan dan langsung dirujuk. Jika kasus tersebut bisa

tertangani oleh bidan, maka tidak perlu rujukan. Namun, jika terdapat kasus yang

normal maka dapat ditangani oleh asisten bidan sendiri.

Analisis Method.

Alur pasien datang dan pasien pulang sudah jelas dan sistematis, tetapi apabila ada partus

maka semua asisten ikut membantu oleh karena itu ada kemungkinan jam kerja asisten

menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan kelelahan. Belum ada jadwal evaluasi

internal maupun eksternal secara khusus.

2.5 Hasil Analisa SWOT

MAN

No STRENGH BOBOT RATING TOTAL


1 Jumlah pegawai 3 (1 Bidan dan 2 1 3 3
Asisten bidan)
Total 1 3
No WEAKNESS BOBOT RATING TOTAL
1 Pegawai belum memiliki STR 0,7 4 2,8
2 Pegawai BPM masih baru (<6 bulan) 0,3 4 1,2
Total 1 4
S-W = 3 – 4 = - 1
No OPPORTUNITY BOBOT RATING TOTAL
1 Adanya pengurusan STR secara online 0,7 4 2,8
2 Adanya program pelatihan atau seminar 0,3 3 0,9
Total 1 3,7
No TREAT BOBOT RATING TOTAL
1 Adanya BPM lain yang memiliki pegawai 0,5 4 2
yang sudah teregistrasi
2 Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat 0,5 4 2
untuk pelayanan yang lebih profesional
Total 1 4

O – T = 3,7 – 4 = - 0,3
MATERIAL

No STRENGH BOBOT RATING TOTAL


1 Sarana dan prasarana mencukupi 1 3 3
Total 1 3
No WEAKNESS BOBOT RATING TOTAL
1 Penataan barang di ruangan kurang rapi 0,3 3 0,9
2 Ventilasi kurang baik 0,5 4 2
3 Tidak ada komputer sehingga dalam 0,2 2 0,4
pendataan atau laporan masih
menggunakan cara manual.
Total 1 3,3
S – W = 3 – 3,3 = - 0,3
No OPPORTUNITY BOBOT RATING TOTAL
1 - Adanya kesempatan untuk
memperluas lahan serta menata 1 2 2
barang agar lebih rapi
Total 1 2
No TREAT BOBOT RATING TOTAL
1 - Banyaknya BPM yang memiliki lahan 1 3 3
yang luas dan penataan yang lebih
baik
Total 1 3
O – T = 2 – 3 = -1
MONEY

No STRENGH BOBOT RATING TOTAL


1 Berasal dari kunjungan pasien yang 1 3 3
banyak (umum dan BPJS)
Total 1 3
No WEAKNESS BOBOT RATING TOTAL
1 Pencairan dana BPJS sering terlambat 0,3 4 1,2
2 Laporan keuangan tidak dibuku kan 0,7 4 2,8
Total 1 4
S–W=3–4=-1
No OPPORTUNITY BOBOT RATING TOTAL
1 Adanya penawaran kerja sama dengan
produk kesehatan sehingga dapat 1 2 2
menambah pendapatan BPM.
Total 1 2
No TREAT BOBOT RATING TOTAL
1 Jika terjadi penurunan jumlah pasien
maka pendapatan juga turun 0,5 3 1,5

2 Klaim BPJS rumit 0,5 3 1,5


Total 1 3
O–T=2–3=-1
MACHINERY

No STRENGH BOBOT RATING TOTAL


1 Sudah memiliki alat pemeriksaan 0,4 2 0,8
penunjang berupa USG
2 Sudah dilakukan pengecekan alat 0,6 4 2,4
secara rutin satu minggu sekali
Total 1 3,2
No WEAKNESS BOBOT RATING TOTAL
1 Bidan belum memiliki sertifikat pelatihan 0,5 3 1,5
USG
2 Tidak dilakukan kalibrasi alat secara 0,5 3 1,5
rutin
Total 1 3
S – W = 3,2 – 3 = 0,2
No OPPORTUNITY BOBOT RATING TOTAL
1 Adanya kesempatan untuk mengikuti 0,3 2 0,6
pelatihan USG
2 Adanya kesempatan membeli alat yang 0,7 3 2,1
baru karena harga alat lebih murah dari
kalibrasi.
Total 1 2,7
No TREAT BOBOT RATING TOTAL
1 Harga alat kesehatan yang murah
sehingga cenderung tidak di kalibrasi 1 3 3
karena biaya kalibrasi lebih mahal dari
harga alat

Total 1 3
O – T = 2,7 – 3 = - 0,3

MARKET

No STRENGH BOBOT RATING TOTAL


1 Pemasaran BPM dari mulut ke mulut 0,4 3 1,2
2 Penerimaan pasien BPJS 0,3 3 0,9
3 Adanya plang 0,3 3 0,9
Total 1 3
No WEAKNESS BOBOT RATING TOTAL
1 Tidak ada pemasaran melalui media 0,5 1 0,5
khusus
2 Tidak tercantum nomor SIPB pada plang 0,5 1 0,5
Total 1 1
S–W=3–1=2
No OPPORTUNITY BOBOT RATING TOTAL
1 Adanya kesempatan pemasaran melalui 0,3 2 0,6
media online
2 Adanya tuntutan untuk menyantumkan 0,7 3 2,1
nomor SIPB pada plang sesuai
Permenkes no. 1464 tahun 2010
Total 1 2,7
No TREAT BOBOT RATING TOTAL
1 Adanya persaingan pemasaran BPM 0,5 2 1
yang sudah berbasis online
Adanya BPM lain yang sudah 0,5 2 1
menyantumkan no. SIPB pada plang
sehingga lebih meyakinkan
Total 1 2
O – T = 2,7 – 2 = 0,7

METHOD

No STRENGH BOBOT RATING TOTAL


1 Alur penerimaan pasien sudah jelas dan 0,2 3 0,6
sistematis sehingga pelayanan yang
diberikan kepada klien bisa berjalan
dengan efektif dan efisien.
2 Alur sentralisasi obat berasal dari sales 0,1 2 0,2
obat dan gudang obat
3 Perencanaan pasien pulang 0,2 3 0,6
terkoordinasi dengan baik
4 Sistem pendokumentasian mengguna- 0,2 3 0,6
kan SOAP dan menggunakan kartu
pasien
5 Model pendelegasien wewenang atau 0,1 2 0,2
alur kordinasi sudah baik. Ada
pendelegasian tugas jika bidan tidak
ditempat.
6 Pengecekan alat rutin seminggu sekali 0,2 3 0,6

Total 1 2,8
No WEAKNESS BOBOT RATING TOTAL
1 Untuk pasien yang tidak bisa membaca 0,2 2 0,4
maka tenaga kesehatan tetap harus
menjelaskan bagaimana alur
penerimaan pasien umum, maupun
BPJS.
2 Kartu status pasien bisa hilang. 0,3 4 1,2
3 Monitoring dan evaluasi tidak terjadwal 0,5 4 2
secara khusus

Total 1 3,6
S – W = 2,8 – 3,6 = - 0,8
No OPPORTUNITY BOBOT RATING TOTAL
1 Alur penerimaan pasien bisa 0,3 2 0,6
menggunakan web.
2 Membangun kerja sama dengan fasilitas 0,4 2 0,8
pelayanan kesehatan lainnya sehingga
alur rujukan dilaksanakan dengan tepat
3 Kartu status pasien disimpan bersama 0,3 3 0,9
dengan rekam medik pasien agar muda
dicari dan tidak hilang.

Total 1 2,3
No TREAT BOBOT RATING TOTAL
1 Apabila terdapat khasus patologis 0,5 2 1
namun bidan utama memiliki kesibukan
lain
2 Rekam Medik pasien tidak tertata dan 0,5 2 1
tersimpan dengan baik
Total 1 2
O – T = 2,3 – 2 = 0,3
2.6 Diagram Layang

5Y

0
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

-1

-2

-3

-4

-5

Ket:
Man =
Material =
Money =
Machinery =
Market =
Method =
Analisa diagram layang SWOT
1. Market terdapat pada kudran I. Hal ini merupakan situasi yang menguntungkan. BPM
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif.
2. Machinery terdapat pada kuadaran II. Hal ini berarti meskipun BPM menghadapai
berbagai ancaman, tetapi BPM masih memiliki kekuatan dari segi internal. Startegis
yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
3. Methode terdapat pada kuadran III. Hal ini berarti BPM menghadapi peluang pasar
yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal. Focus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal BPM sehingga dapat
merebut pasar yang lebih baik (turn around).
4. Man, material dan money terdapat pada kuadran IV. Hal ini berarti merupakan situasi
yang sangat tidak menguntungkan. BPM tersebut menghadapi berbagai macam
ancaman dan kelemahan internal. Focus strategi yaitu melakukan tindakan
penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar.

2.7 Identifikasi Masalah

Man : Asisten bidan belum memiliki STR

Material : Lahan kurang luas, ventilasi, kemudian penataan barang di dalam ruangan

kurang rapi.

Money : Tidak ada pembukuan laporan keuangan

Machinery : tidak ada

Market : Tidak tercantum nomor SIPB pada plang

Method : Monitoring dan evaluasi tidak terjadwal secara khusus

2.8 Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah dapat menggunakan metode USG (Urgency,

Seriousnes, Growth). Penjelasan dari masing-masing prioritas masalah dapat dilihat

pada table berikut ini:

No Masalah U S G Total Prioritas

Masalah

1 Asisten bidan belum memiliki STR 5 5 5 15 1

2 Lahan kurang luas, ventilasi, kemudian penataan 3 3 3 9 5

barang di dalam ruangan kurang rapi.

3 Tidak tercantum nomor SIPB pada plang 4 5 4 13 2


4 Monitoring dan evaluasi tidak terjadwal secara khusus 4 5 2 11 4

5 Tidak ada pembukuan laporan keuangan 4 4 4 12 3

Keterangan :

(5 = sangat besar; 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1= sangat kecil)


BAB 3

RENCANA STRATEGIS

Perencanaan Kegiatan
No Masalah Tujuan Kegiatan Indikator Waktu PJ
Keberhasilan
1 Asisten bidanAgar terdaftar Mengurus Asisten 2018 Asisten
belum di organisasi pendaftaran memiliki STR bidan
memiliki STR profesi STR
2 Tidak Agar Mencantumkan Nomor SIPB 2018 Bidan
tercantum memenuhi nomor SIPB di sudah
nomor SIPB standar papan nama tercantum di
pada plang pemasangan papan nama
papan nama
berdasarkan
PERMENKES
No. 1464
Tahun 2010
3 Tidak ada Agar Membuat Pembukuan Tiap Bidan
mengetahui pembukuan laporan bulan
pembukuan pengeluaran laporan keuangan
dan keuangan dibuat
laporan pemasukan berkala sebulan
BPM sekali
keuangan

4. Monitoring Agar Membuat Jadwal sudah 2018 Bidan


dan evaluasi pengawasan jadwal untuk terbuat
tidak kinerja monitoring dan
terjadwal terkontrol evaluasi
secara
khusus

5. Lahan kurang Untuk lebih Mengatur tata Terdapat 2018 BPM


luas, ventilasi memberikan letak ruangan ventilasi di
kurang baik, kenyamanan dan barang masing-
masing
penataan pada klien sehingga lebih
ruangan.
barang di rapi Barang yang
dalam ada di dalam
ruangan ruangan
kurang rapi tertata rapi
dan berkas-
berkas
terjaga
keamanannya
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara umum, berdasarkan hasil pengkajian terhadap manajemen pelayanan

kebidanan di BPM Ngesti Sri Lestari, Amd.Keb sudah memenuhi standar akan tetapi masih

terdapat masalah yang harus ditangani. Masalah tersebut antara lain: Lahan kurang luas

ventilasi kurang baik, penataan barang di dalam ruangan kurang rapi, tidak tercantum nomor

SIPB pada plang, asisten tidak memiliki STR, tidak ada jadwal monitoring dan evaluasi

secara khusus serta tidak ada pembukuan laporan keuangan.

4.2 Saran

4.2.1 BPM Ngesti Sri Lestrari Amd.Keb

Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi sarana dan prasarana sehingga

meningkatkan kepuasan masyarakat dan meningkatkan jumlah kunjungan.

4.2.2 Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan komunikasi dalam mengkaji, sehingga data yang

diperoleh bias lebih spesifik dan terperinci.

4.2.3 Institusi Pendidikan

Bentuk identifikasi pengkajian lebih diperjelas dan disesuaikan antara waktu dan

tugas.
Daftar Pustaka

Kristiaji W.C., 2002. Manajemen, Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta. Hal 27.

Syafrudin. 2009. Kebidanan Komuniatas. Jakarta: EGC. Hal.8

Sursilah, Ilah.2010.Manajemen Bidan Praktek Mandiri.Yogyakarta: Dee Publish

Sursilah, Ilah.2010.Standarisasi Lahan Praktek Bidan Swasta.Yogyakarta: Dee Publish


LAMPIRAN
1. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai