Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Infeksi puerperal didefinisikan sebagai infeksi traktus genetalia selama
masa nifas yang diikuti dengan adanya peningkatan suhu lebih tinggi dari
38C yang terjadi pada sedikitnya 2 sampai 10 hari postpartum. Persalinan
lama dapat menyebabkan seringnya pemeriksaan vaginal examination
sehingga dapat memperbesar terjadinya infeksi puerperal. (Beck, 1997)
2.1.1. Uterus
2.1.2. Servik
2.1.3. Vagina
2.1.4. Luka Perineum
2.1.5. Thrombophlebitis
2.2. Etiologi

Faktor antepartum:

a. Malnutrisi dan anemia


b. Pre-eklampsi
c. PROM/ Ketuban Pecah Dini
d. Chronic debilitating illness
e. Koitus selama kehamilan (Jacob,2012).

Faktor Intrapartum

a. Dehidrasi dan ketoasidosis selama persalinan (persalinan lama)


b. Traumatic operative delivery
c. Perdarahan antepartum dan postpartum
d. Sisa jaringan atau membrane plasenta
e. Plasenta previa (Jacob,2012).

Organisme
a. Aerobic: staphylococcus pyogenes, E. coli, Klebsiella, Pseudomonas,
Staphylococcus aureus, nonhemolytic Streptococcus
b. Anaerobic: Anaerobic Streptococcus, Clostridium welchii, Clostridium
tetani, Bacteroides (Jacob,2012).
Mode infeksi
Sepsis puerperalis pada dasarnya adalah sebuah infeksi luka.
Permukaan plasenta, laserasi traktus genetalia atau luka seksio caesaria dapat
terinfeksi dari beberapa jalan.
a. Endogen: organisme masuk kedalam traktus genetalia sebelum persalinan
menjadi pathogenic
b. Autogen: organism berasal dari dalam tubuh penderita kemudian
bermigrasi ke organ genetalia masuk kedalam pembuluh darah.
c. Eksogen: infeksi terjadi akibat dari luar tubuh penderita. Organism
biasanya masuk lewat pernafasan oleh petugas kesehatan dan mungkin
terjadi selama vaginal examination yang terkontaminasi (Jacob,2012).
2.2.1. Uterus
2.2.2. Servik
2.2.3. Vagina
2.2.4. Luka Perineum
2.2.5. Thromboplebitis
2.3. Patofisiologi
2.3.1. Uterus
Uterus merupakan tempat paling sering terjadinya infeksi.
Desidua plasenta adalah tempat yang paling umum terinfeksi
pertamakali. Infeksi biasanya terlihat antara hari ketiga dan keenam
setelah persalinan. Infeksi uterus disebut endometritis. Putrid
endometritis, jaringan desidua menjadi terinfeksi dan terjadi nekrosis
serta terkelupas. Terdapat barier leukosit untuk mencegah Infeksi
miometrium yang lebih dalam (Jacob,2012).
Penyebaran infeksi ke daerah lain dapat menyebabkan:
1. Pelvic cellulites (parametritis): adalah infeksi pada peritoneum dan
otot levator ani.
2. Salpingitis: infeksi pada tuba falopi dan ovarium dengan
pembentukan masa.
3. Peritonitis: adalah abses pelfik lokal
4. Thrombophlebitis: biasanya terjadi pada vena ovari.
5. Septicemia dan pyemia: dapat mengakibatkan endokarditis,
perikarditis, abses pada renal, absel pada paru-paru, meningitis atau
arthritis (Jacob,2012).
2.3.2. Servik
Laserasi serviks menjadi tempat infeksi (Jacob,2012).
2.3.3. Vagina
Laserasi vagina terinfeksi secara langsung oleh perpanjangan
dari Infeksi perineal. Mukosa vagina melunak dan hyperemic, akibat
dari nekrosis dan pengelupasan (Jacob,2012).
2.3.4. Luka Perineum
Laserasi perineum sering terjadi infeksi. Tepi luka akan menjadi
merah dan lunak. Terdapat nanah pada daerah luka (Jacob,2012).
2.3.5. Thromboplebitis
2.4. Manifestasi Klinis

Infeksi lokal:
1. Kenaikan suhu sedikit.
2. Malaise atau sakit kepala.
3. Kemerahan dan bengkak pada luka.
4. Adanya pus dan kerusakan pada luka (Jacob,2012).

Infeksi parah
1. Demam disertai dengan menggigil dan kekakuan
2. Nadi cepat
3. Lokia sedikit dan tidak berbau
4. Uterus involusi (Jacob,2012).
2.4.1. Uterus
Infeksi uterus
1. pireksia dan takikardi
2. Lokia merah, berlebihan dan berbau
3. Uterus subinvolusi dan lunak (Jacob,2012).

Parametritis
1. Kenaikan suhu yang berkelanjutan (hari ke 7-10)
2. Sakit pada pelvis
3. Hipogastrium lunak
4. Terasa masa pada pemeriksaan vagina
5. Leukositosis (Jacob,2012)

Pelvic peritonitis
1. Pireksia dangan kenaikan nadi
2. Sakit pada abdomen bawah
3. Pada pemeriksaan vagina, fornix lunak
4. Pus terkumpul pada kavum douglas (Jacob,2012).

Peritonitis
1. Demam tinggi dengan nadi cepat
2. Muntah
3. Sakit pada abdomen
4. Abdomen lunak dan menggembung (Jacob,2012).
2.4.2. Servik
2.4.3. Vagina
2.4.4. Luka Perineum
2.4.5. Thromboplebitis
Gejala Thromboflebitis
1. Perubahan suhu dengan menggigil dan kekakuan
2. Diikuti dengan pyemia tergantung pada organ yang terinfeksi
(Jacob,2012).
2.5. Penatalaksanaan
Pemeriksaan
- Bakteriologi
1. Semear
2. kultur dan sensitifitas antibiotic
3. swab pada serviks dan vagina atas
4. cairan peritoneal
5. kultur darah (Jacob,2012).
- Urin
1. Pemeriksaan mikroskopik secara rutin
2. Kultur jika curiga terdapat infeksi (Jacob,2012).
- Perhitungan darah komplit.
- Ultrasonografi (USG): untuk diagnosis masa pada pelvis, abses, peritonitis
pelvis, sisa plasenta atau membran.
- Pemeriksaan spesifik lainnya sesuai dengan kondisi klinis seperti x-ray
pada dada (Jacob,2012).

Penatalaksanaa bedah
1. jahitan pada luka perineal mungkin harus dihilangkan untuk memudahkan
pembuangan pus dan mengurangi rasa sakit. Setelah infeksi terkendali,
jahitan kedua dapat diberikan setelahnya.
2. Jaringan yang terinfeksi harus dihilangkan sesegera mungkin.
3. Abses pada pelvis dapat dikeluarkan dengan colpotoni.
4. Abses pada ligamen poupart dapat diinsisi sehingga pus dapat dikeluarkan
(Jacob,2012).
2.5.1. Uterus
2.5.2. Servik
2.5.3. Vagina
2.5.4. Luka Perineum
2.5.5. Thromboplebitis
2.6. Pencegahan
Antenatal
1. Perbaikan kondisi umum

Intrapartum:

Postpartum:

2.7. Komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
Beck, William w. 1997. Obstetri and Gynecology, Ed-4. USA: Port City
Press
Jacob. 2012. A Comprehensive Textbook Midwifery & Gynecological
Nursing. India: Jaypee

Anda mungkin juga menyukai