Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Kebidanan
sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dalam menentukan tindakannya didasari pada
ilmu pengetahuan memiliki suatu ketrampilan yang jelas dalam keahlianya. Sebagai profesi,
kebidanan mempunyai otonomi kewenangan dan tanggung jawab dalam tindakan serta adanya
kode etik dalam bekerjanya yang berorientasi pada pemberian asuhan kebidanan kepada
individu, kelompok, atau masyarakat.
Pembenahan dalam sistem asuhan kebidanan haruslah diiringi dengan manajemen kebidanan
yang baik dan sesuai. Manajemen kebidanan dilakukan dengan maksud untuk mempermudah
asuhan kebidanan. Asuhan kebidanan profesional yang dapat dikembangkan saat ini salah
satunya adalah Model Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional (MPAKP)
merupakan suatu metode penugasan dimana satu orang bidan bertanggung jawab penuh terhadap
asuhan kebidanan pada pasien mulai dari pasien masuk sampai dengan keluar dari tempat praktik
mandiri bidan. Keuntungan dari MPAKP antara lain asuhan kebidanan yang diberikan bermutu
tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi dan advokasi. Selain itu pembagian tugas yang jelas dan dilakukan sesuai peran akan
meringankan beban kerja bidan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan bagi pasien, bidan dan
tenaga kesehatan lainnya sehingga tercapai suatu pelayanan yang berkualitas.
Berdasarkan hasil analisis situasi yang dilakukan di PMB Ani Rohliani, SST didapatkan
bahwa Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional (MPAKP) yang dilaksanakan
adalah metode tim dengan kepala PMB seorang Sarjana Sains Terapan Kebidanan. Pelayanan
kebidanan yang profesional dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi bidan,
terutama peran dan fungsi mandiri bidan.
Keberhasilan suatu asuhan terhadap klien sangat ditentukan oleh pemilihan model
manajemen pelayanan kebidanan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kebidanan yang profesional dan adanya tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka pemberian pelayanan kebidanan harus efektif dan efisien. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui model Manajemen Pelayanan Kebidanan tim. Metode ini
menggunakan tim yang terdiri dari kepala PMB dan asisten bidan. Dengan menggunakan Model
Manajemen Pelayanan Kebidanan tim diharapkan seorang bidan dapat meningkatkan
kemampuan kepemimpinan, meningkatkan kemampuan komunikasi antar bidan sehingga konflik
mudah diatasi dan memberi kepuasan terhadap anggota tim, menjalin suatu hubungan kerjasama
dan tanggung jawab antar bidan dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan terhadap klien
dengan berkesinambungan.
Berdasarkan fenomena di atas, maka kami mencoba menerapkan Manajemen Pelayanan
Asuhan Kebidanan Profesional di PMB Ani Rohliani, SST. Model manajemen pelayanan
kebidanan diterapkan dengan melaksanakan penerimaan pasien baru, timbang terima,
dokumentasi kebidanan, refleksi diskusi Kasus (RDK), sentralisasi obat, perencanaan pasien
pulang, monitoring evaluasi dengan melibatkan asisten bidan.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional
(MPAKP), mahasiswa memahami prinsip manajemen kebidanan
b. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan
Profesional (MPAKP), mahasiswa mampu:
1. Menganalisis lingkungan ruang PMB, menghitung kebutuhan tenaga bidan di suatu
praktik mandiri bidan.
2. Melaksanakan peran sesuai dengan model asuhan pelayanan kebidanan.
3. Melaksanakan penerimaan pasien baru.
4. Melaksanakan timbang terima.
5. Melaksanakan penerapan sentralisasi obat.
6. Melaksanakan peren#anaan pasien pulang.
7. Melaksanakan refleksi diskusi kasus.
8. Melaksanakan monitoring evaluasi.
9. Mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan menggunakan model SOAP.
10. Menganalisis tingkat kepuasan pasien pre dan post pelaksanaan asuhan kebidanan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan seluruh ruangan PMB Ani Rohliani, SST
sehingga dapat memodifikasi metode pelayanan yang akan dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MPAKP di PMB Ani
Rohliani, SST.
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MPAKP di PMB Ani
Rohliani, SST.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SOAP dan menyusun rencana
strategi.
e. Mahasiswa dapat menerapkan MPAKP di PMB Ani Rohliani, SST.
1.3.2 Bagi
a. Diketahui masalah-masalah di PMB Ani Rohliani, SST yang berkaitan dengan
pelaksanaan MPAKP.
b. Dapat melaksanakan MPAKP dengan optimal.
c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
d. Terbinanya hubungan baik antara bidan dengan bidan, dan bidan dengan pasien serta
keluarga.
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri bidan.
1.3.3 Bagi Klien
a. Klien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal dan memuaskan.
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan
Memperoleh bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan MPAKP.
1.4 Waktu, Tempat dan Peserta
Waktu : 15 Desember 2020 s.d 9 Januari 2021
Tempat : Praktik Mandiri Bidan Ani Rohliani, SST
Peserta : Mahasiswa Program Studi Profesi Kebidanan STIKES MITRA RIA
HUSADA

Anda mungkin juga menyukai