Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

DI

Disusun Oleh :

Nama : Dwi Oktapiyani

Nim : 1218011

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AR-RUM SALATIGA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Praktik komunitas ini telah diterima dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Koordinator Praktik Komunitas

Mengetahui,
KETUA PRODI DIII KEBIDANAN

ATIK MARIA, S.Si.T,M.Tr.Keb


NIK. 22.080387.10
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan “LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS DI
POSYANDU”
Laporan Kegiatan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan Komunitas.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah terkait dalam penyusunan
asuhan kebidanan ini, yakni:
1. Retnaning Muji Lestari, S.ST. ,M.H. selaku pembembing akademik
2. Liliana Nur Kholifah, S.ST.,M.Tr. Keb. Selaku koordinasi praktik
3. Seluruh pihak yang telah banyak member dukungan penuh dalam seluruh pembelajaran
hingga terselesainya tugas ini.Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan Laporan
Kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sebagai perbaikan pembuatan asuhan kebidanan
berikutnya.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu menganalisa laporan pengelolaan manajemen bidan di komunitas dan
mampu memberikan penyuluhan kebidanan yang efektif dalam lingkup pelayanan
kesehatan kebidanan.
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu melakukan analisa data PWS KIA.
2. Mahasiswa mampu melakukan analisa pelaksanaan 5 meja posyandu.
3. Mahasiswa mampu menyusun satuan acara penyuluhan.
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PWS KIA
PWS KIA adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di
suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat
dan tepat terhadap desa yang cakupan layanan KIA nya masih rendah. Program KIA yang
dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi,
dan balita. Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan
pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut,
Menurut WHO, surveilens adalah suatu kegiatan sistematis berkesinambungan,
mulai dari kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data yang
untuk selanjutnya dijadikan landasan yang esensial dalam membuat rencana,
implementasi dan evaluasi suatu kebijakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
pelaksanaan surveilens dalam kesehatan ibu dan anak adalah dengan melaksanakan PWS
KIA.
Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi, informasi dan
komunikasi kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan dalam
pendataan dan penggerakan sasaran maupun membantu dalam memecahkan masalah non
teknis misalnya: bumil KEK, rujukan kasus dengan risiko. Pelaksanaan PWS KIA baru
berarti bila dilengkapi dengan tindak lanjut berupa perbaikan dalam pelaksanaan
pelayanan KIA. PWS KIA dikembangkan untuk intensifikasi manajemen program.
Walaupun demikian, hasil rekapitulasinya di tingkat puskesmas dan kabupaten dapat
dipakai untuk menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang rawan. Demikian pula
rekapitulasi PWS KIA di tingkat propinsi dapat dipakai untuk menentukan kabupaten
yang rawan.
Tujuan PWS KIA adalah :
1. Memantau pelayanan KIA secara Individu melalui Kohort
2. Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara teratur
(bulanan) dan terus menerus.
3. Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA.
4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target yang
ditetapkan.
5. Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan ditangani secara
intensif berdasarkan besarnya kesenjangan.
6. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan
yang potensial untuk digunakan.
7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi
sumber daya.
8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
KIA.
Data PWS KIA yang Dianalisa :
REKAP DATA PWS KIA
PUSKESMAS KOTASARI
Bulan : Akhir Juni
Target : K4 =90%
No Desa CBR Jml Sasaran MTBS Tertangani
Jml Absolut Presentase
Pendudu
Bumil Kumulatif
k
Bulan Bulan Bulan Bulan
Lalu Ini Lalu Ini
1 Wonoboyo 0,027 1300 38 26 29
2 Pateken 0,027 1000 29 10 14
3 Pitrosari 0,027 1044 31 8 9
4 Purwosari 0,027 810 24 9 10
B. POSYANDU
1. Pengertian Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu
salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan
bersama masyarakat untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan balita. Kegiatan
Posyandu terdiri dari kegiatan utama mencakup lima program prioritas yaitu : KB,
Gizi, KIA, Imunisasi dan Penanggulangan diare.
Posyandu merupakan kegiatan dasar yang diselenggaraka dari, oleh, dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.
2. Tujuan Posyandu
Tujuan posyandu antara lain :
a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI), melhairkan,
dan nifas.
b. Membudayakan NKBS.
c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera.
d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
kesehatan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
3. Manfaat Posyandu
Posyandu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat, di antaranya:
a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
1) Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
2) Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna biru (100.000 SI).
3) Anak balita 12-59 bulan memperoleh kapsul Vitamin A warna merah
(200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus).
4) Bayi umur 0-11 bulan memperoleh immunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1
kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan Campak 1 kali.
5) Bayi diberi Asi saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif).
6) Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI.
7) Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.
8) Bayi/anak yang diare segera diberikan:
a) ASI lebih sering dari biasa
b) Makanan seperti biasa
c) Larutan oralit dan minum air lebih banyak
9) Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari.
10) Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau melahirkan
ditolong oleh tenaga kesehatan.
11) Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapat immunisasi Tetanus
Toxoid (TT) setelah melalui penapisan TT.
12) Setelah melahirkan Ibu segera melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
13) Ibu nifas minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI):
a) 1 (satu) kapsul segera setelah persalinan.
b) 1 (satu) kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.
14) Ibu hamil, nifas dan menyusui makan hidangan bergizi lebih banyak dari saat
sebelum hamil.
15) Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak.
16) Keluarga mengkonsumsi pangan/makanan beragam, bergizi dan seimbang.
17) Keluarga memanfaatkan pekarangan sebagai warung hidup/meningkatkan
gizi keluarga.
b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga:
1) Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban.
2) Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari
3) Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang merokok
4) Keluarga mencuci tangan pakai sabun
5) Rumah bebas jentik nyamuk
6) Persalinan Ibu ditolong oleh tenaga kesehatan
7) Keluarga makan buah dan sayur setiap hari
8) ASI Eksklusif
9) Menimbang Balita tiap bulan
10) Keluarga Berencana
c. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang
dapat dicegah dengan immunisasi, sehingga keluarga:
1) Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria
2) Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus dan
Campak
d. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga Pasangan Usia Subur
(PUS):
1) Menjadi peserta KB
2) Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang yang
cocok dan tepat penggunaan.
e. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman
pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa
wisma berperan aktif, sehingga:
1) Keluarga mengusahakan budidaya tanaman, sayuran, buah, ikan dan ternak
(unggas, sapi, kambing)
2) Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai ketersediaan
pangan lokal dengan pemanfaatan pekarangan rumah
3) Keluarga mampu mengembangkan perekonomian dengan memanfaatkan
potensi yang tersedia di lingkungannya
4) Posyandu menjadi pusat informasi dan konseling dalam perlindungan anak
dan perempuan, terutama dalam hal pencegahan penyalahgunaan Narkotika
dan Obat-obatan terlarang, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
perdagangan manusia (traficking), penyebaran HIV/AIDS, dll.
4. Kegiatan Pokok Posyandu
Kegiatan utama di Posyandu meliputi:
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA):
1) Ibu hamil Pelayanan meliputi :
a) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh
kader kesehatan.
b) Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang periksa dan pemberian
imunisasi Tetanus Toxoid. Bila ditemukan kelainan maka segera dirujuk
ke Puskesmas.
c) Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada hari buka
Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan tentang tanda bahaya
kehamilan, persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi ibu hamil,
perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru
lahir dan senam ibu hamil. Modul Pelatihan Sistem Informasi Posyandu
2) Ibu nifas dan menyusui Pelayanannya meliputi :
a) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan lahir.
b) Pemberian vitamin A dan tablet besi
c) Perawatan payudara
d) Senam ibu nifas
e) Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat dilakukan
pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan pmeriksaan lochea.
3) Bayi dan anak balita Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :
a) Penimbangan
b) Penentuan status gizi
c) Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
d) Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila ditemukan adanya
kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
b. KB
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah pemberian pil
dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan
konseling KB.
c. Immunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas kesehatan
Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai program, baik
untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu : BCG, DPT, hepatitis B,
campak, polio, dan tetanus toxoid.
d. Gizi
1) Pemantauan Pertumbuhan melalui Penimbangan Bulanan
2) Pemberian Vitamin A dosis tinggi (pada bulan Vitamin A, yaitu Februari dan
Agustus)
3) Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
e. Penanggulangan Diare: Pemberian Oralit dan Pengobatan
Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara lain dengan cara
penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula garam.
5. Lima Meja Posyandu
Sistem Lima Meja Kegiatan masing-masing meja sebagai berikut :
a. Meja I : Pendfataran
Pendafataran Balita : Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita dengan
menyertakan KMS atau Buku KIA.
b. Meja II : Penimbangan
Penimbangan Anak dan Balita : Hasil penimbangan berat badan dicatat pada
kertas terselip di KMS.
c. Meja III :Pengisian KMS
Buka KMS balita yang bersangkutan, pindahkan hasil penimbangan anak dari
kertas ke KMSnya.
d. Meja IV : Penyuluhan Perorangan Berdasarkan KMS
Pemberian PMT dan Penyuluhan/Konseling Penyuluhan untuk semua orang tua
balita, serta pemberian PMT posyandu.
e. Meja V : Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Kegiaan di meja lima adalah kegiatan pelayanan kesehatan
dan pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit.
6. Strata Posyandu
a. Posyandu Pratama (Warna Merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini
dinilai “gawat” sehingga diperlukan pelatihan kader ulang. Artinya kader yang
ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
b. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan
tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah
yaitu kurang dari 50%. Ini berarti kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih
rendah cakupannya.
c. Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih
dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan
5 program utamanya lebih dari 50%. Di posyandu ini sudah ada program
tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.
d. Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,
cakupan 5 program utamanya sudah bagus, ada program tabahan dan Dana Sehat
telah menjangkau lebih dari 50% KK.

Anda mungkin juga menyukai