Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH METODE KB KALENDER

Disusun oleh :

Salmia

Juni Safriyani Santoso

Tengku Yuliani Rachmayanti

DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI

PEKANBARU

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya Penulis dapat menyusun Makalah
ini dengan judul “Metode KB Kalender” yang disusun untuk memenuhi
tugas mata Keluarga Berencara.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Akhir


kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 17 Maret 2018


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keluarga berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan merencanakan


kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah pernikahan.
Hal ini sangat dianjurkan dan memang banyak manfaat yang dirasakan.
Kuantitas sedikit tapi lebih bermutu itu lebih baik dari pada kuantitas
banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan KB dapat memplaning masa
depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin karena sudah
ada perencanaannya.
Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal pada tahun 1953
pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat
mulai membantu masyarakat, untuk menggunakan alat kontrasepsi. Namun
demikian di Indonesia pemilihan cara kontrasepsi tentu saja yang
mempunyai efektivitas tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi sampai saat ini
belum ada kontrasepsi yang sempurna dan sangat ideal bagi semua pihak,
memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih baik daripada
tidak memakai kontrasepsi sama sekali.
Dalam program BKKBN, KB alamiah digunakan untuk menunda
kehamilan, menjarangkan kehamilan atau kesuburan, salah satu alta
kontrasepsi yang efektif bisa menunda atau menjarangkan kehamilan adalah
dengan menggunakan KB Alamiah Metode Kalender. Namun angka
kegagalan akseptor KB alamiah khusus metode kalender masih tinggi.
Penyebabnya ada berbagai faktor, diantaranya faktor pendidikan, sosial
ekonomi, pekerjaan, pemahaman masa subur, keuntungan dan kerugian
metode kalender, serta cara pelaksanaan dari metode kalender

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang KB kalender
2. Untuk mengetahui penggunaan KB Kalender
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan KB Kalender

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi KB Kalender

Sejak dahulu orang sudah dipercaya akan adanya hari-hari subur dan tidak
subur bagi wanita, karena itu cara metode kalender mempunyai sejarah yang
sudah tua pemakaiannya sebagai kontrasepsi zaman dulu. Metode kalender
hanya dapat memprediksi kapan masa subur dalam siklus menstruasinya
sehingga kemungkinan besar bisa hamil.
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender
adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi
dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi
wanita. Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak
selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12
atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini
menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak
melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.
KB sistem kalender adalah usaha untuk mengatur kehamilan dengan
menghindari hubungan badan selama masa subur seorang wanita. Sebab
pembuahan memang hanya terjadi pada saat masa subur, atau lebih tepatnya
12-24 jam setelah puncak masa subur (sel telur dilepas). 12-24 jam ini dari
masa hidup sel telur rata-rata.
Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan
penggunaan sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat
merencanakan setiap kehamilannya. Berbeda dengan sistem kontrasepsi
lainnya, sistem kalender menjanjikan aneka kelebihan dan karena itu banyak
yang lebih menyukainya.

B. Cara menghitung masa subur dengan sistem kalender


Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa
wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali
sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14
dari haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam,
sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan
terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum
memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas
tentang cara ini.
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga
tahapan:

1. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).


2. Fertility phase (masa subur).

3. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).


Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya
normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus
menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut.
Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah
dicatat.
Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan pantang berkala
atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu cara atau
metode kontrasepsi alami (Kb alami) dan sederhana yang dapat dikerjakan
sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara tidak melakukan sanggama
pada masa subur.
Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidak sama.
Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini
cara mengetahui dan menghitung masa subur:

1. Bila siklus haid teratur (28 hari) :


a. Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1.
b. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus
haid
Contoh:
Seorang isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9
Januari ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada
tanggal 20 januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Januari. Jadi
masa subur yaitu sejak tanggal 20 Januari hingga tanggal 24
Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut suami isteri tidak boleh
bersanggama. Jika ingin bersanggama harus memakai kondom atau
sanggama terputus (senggama dimana tidak mengeluarkan sperma
didalam).
2. Bila siklus haid tidak teratur :
a. Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus).
Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari
pertama haid berikutnya, catat panjang pendeknya.
b. Masukan dalam rumus; jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus
haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.
c. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan
ini menentukan hari terakhir masa subur.

Contoh :
Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : siklus terpendek 26 hari dan
siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya)
Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32–11 = 21. jadi masa suburnya adalah
mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama haid. Pada masa ini suami
isteri tidak boleh bersanggama. Jila ingin bersanggama harus memakai
kondom atau sanggama terputus.

Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari risiko


kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. Bagi keluarga yang
kesulitan untuk mendapatkan alat kontrasepsi sangat cocok untuk
menggunakan metode kontrasepsi ini selain tidak memerlukan biaya juga
tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi. Menggunakan sistem
kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena metode ini
perlu kemauan dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. Masa
berpantang yang cukup lama akan mengakibatkan pasangan tidak bisa
menanti sehingga melakukan hubungan pada waktu masih berpantang. Tapi
bukan masalah bila saja pasangan membiasakan menggunakan kondom
pada saat subur.
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:

1) Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel


sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
2) Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan
masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3) Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi
sendiri.
4) Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5) Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya
perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur
menjadi tidak tepat.

C.Keuntungan
a) Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan secara alami dan
tanpa biaya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli alat
kontrasepsi.
b) Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena bisa
dihindari adanya efek sampingan yang merugikan seperti halnya memakai
alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa obat).
c) Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender ini tidak mengurangi
kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom misalnya.
Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol diri dari pasangan untuk ketat
berpantang selama masa subur.
2. Kerugian
Kemungkinan kegagalan yang jauh lebih tinggi. Ini terutama bila tidak
dilakukan pengamatan yang mendalam untuk mengetahui dengan pasti masa
subur, karena tidak ada yang bisa menjamin ketepatan perhitungan sebab
masa suburpun terjadi secara alami, selain itu kedua pasangan tidak bisa
menikmati hubungan suami istri secara bebas karena ada aturan yang
ditetapkan dalam sistem ini. Masa berpantang yang cukup lama dapat
membuat pasangan tidak bisa menanti dan melakukan hubungan pada waktu
berpantang.
Kerugian lain dari KB kalender adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi
sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari
pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan haid
yang tidak teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat
diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada wanita dengan
haid teratur oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak
datang pada saat semestinya.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
1. KB sistem kalender adalah usaha untuk mengatur kehamilan dengan
menghindari hubungan badan selama masa subur seorang wanita.
2. Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa
wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali
sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14
dari haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam,
sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan
terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi.
3. Keuntungan dari metode ini yaitu tidak memerlukan biaya, tidak
menimbulkan efek samping, dan tidak mengurangi kenikmatan saat
berhubungan karena pengaruh kondom.kelemahan metode ini yaitu sering
terjadi ketidakakuratan dalam perhitungan masa subur dan juga membatasi
suami istri untuk berhubungan karena aturan yang ada.

B.Saran
Menggunakan sistem kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri
karena metode ini perlu kemauan dan disiplin pasangan dalam
menjalankannya. Masa berpantang yang cukup lama akan mengakibatkan
pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan hubungan pada waktu
masih berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan membiasakan
menggunakan kondom pada saat subur.
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Notodiharjo, Riono. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga


Berencana : Metode KB tanpa bantuan obat-obatan dan peralatan.

Varney, Helen. 2006. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Wikhjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wikhjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai