Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAYI MENINGGAL MENDADAK

DOSEN PENGAMPU ASKEB NEONATUS

Sulistiyowati,S.ST.,M.Kes

OLEH :

VINA RACHMAWATI AGUSTIN

(2102021812)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Bayi meninggal mendadak” Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat memenuhi tugas mata kuliah Kebidanan,Askeb Neonatus.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Lamongan,23 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Sindrom kematian bayi mendadak ................................................................. 6
2.2 Etiologi Kematian Bayi mendadak .................................................................................. 7
2.3 Faktor Resiko Kematian Bayi mendadak ......................................................................... 8
2.4 Diagnosa SIDS ................................................................................................................. 8
2.5 Tanda Dan Gejala SIDS ................................................................................................... 9
2.6 Pencegahan Kematian bayi mendadak ........................................................................... 10
2.7 Penatalaksaan Kematian bayi mendadak ....................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sindrom Kematian Bayi Mendadak merupakan penyebab utama kematian bayi pasca
neonatus di Negara maju, umumnya mencapai 40-50% dari kematian bayi umur antara 1
bulan dan 1 tahun. Di Amerika Serikat, angka SKBM adalah 1,3/1.000 kelahiran hidup;
paling tidak 6.000 kematian terjadi setiap tahun. SKBM jarang sebelum umur 1 bulan,
insidensi puncak adalah 2-4 bulan, dan 95% dari semua kasus SKBM terjadi pada umur 6
bulan. (Behrman, dkk. 2021).
SIDS adalah penyebab kematian paling umum sebelum berusia 1 tahun, terjadi pada 2
dari setiap 1000 kelahiran hidup di masyarakat umum. Distribusi etnik 2,5 sampai 6,0 setiap
1000 kelahiran hidup orang Amerika Asli dan Afro Amerika dan 1,0 sampai 2,5 dari setiap
1000 kelahiran hidup orang Asia, orang kulit putih, dan Amerika Latin. (Berhman,dkk.
2021).
Di Indonesia, sekitar 65,6 juta wanita dan 43 juta anak-anak terpapar asap rokok atau
menjadi perokok pasif. Soewarno Kosen mengungkapkan bahwa banyak warga Indonesia
terpapar asap rokok karena 91,8% perokok merokok di rumah. Asap rokok yang terhirup
oleh ibu hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus, solusio plasenta, plasenta
previa, insufisiensi plasenta, kelahiran prematur, kecacatan pada janin, dan BBLR. Hal ini
dapat meningkatkan kematian neonatus dan sindrom kematian bayi mendadak
(Prawirohardjo, 2019).
Dengan adanya kasus-kasus tersebut penulis tertarik untuk membahas materi mengenai
Sindrom Kematian Bayi sehingga bisa menambah wawasan yang berakibat pula pada
Asuhan yang diberikan kepada bayi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Sindroma Kematian Bayi Mendadak?
2. Apa saja etilogi Kematian Bayi Mendadak?
3. Faktor resiko Kematian Bayi mendadak?
4. Apa diagnose SIDS?
5. Apa saja Tanda dan Gejala Sindroma Kematian Bayi Mendadak?
6. Bagaimana pencegahan Kematian Bayi Mendadak?

4
7. Bagaimana cara penanganan pada orang tua yang kehilangan anaknya karena
Sindrom Kematian Bayi Mendadak Dan Asuhan Kematian Bayi Mendadak?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian Sindroma Kematian Bayi Mendadak.
2. Mengetahui etilogi kematian bayi mendadak.
3. Mengetahui faktor resiko kematian bayi meninggal.
4. Mengetahui Diagnosa SIDS
5. Mengetahui Tanda dan Gejala Sindroma Kematian Bayi Mendadak.
6. Mengetahui pencegahan Kematian Bayi Mendadak
7. Mengetahui cara penanganan pada orang tua yang kehilangan anaknya karena
Sindroma Kematian Bayi Mendadak Dan Asuhan Kematian Bayi Mendadak.

1.4 Manfaat Penulisan


Sebagai bahan pembelajaran dan pemenuhan tugas untuk mata kuliah askeb neonatus
semester III

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sindrom kematian bayi mendadak


Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SKBM) didefinisikan sebagai kematian mendadak
pada bayi atau anak kecil yang tidak terkirakan pada anamnesis dan tidak terjelaskan
dengan pemeriksaan postmortem menyeluruh, yang meliputi autopsy, penyidikan
terjadinya kematian, dan tinjauan riwayat medis keseluruhan. Diperlukan autopsy pada
semua kematian bayi mendadak dan tidak diharapkan karena riwayat dan penyidikan
terjadinya kematian tidak cukup untuk mengesampingkan penyebab lain dari sekian banyak
penyebab kongenital dan akuisita. (Behrman,dkk. 2021)
SIDS didefinisikan sebagai kematian bayi mendadak di bawah usia 1 tahun yang tetap
tidak dapat dijelaskan setelah pemeriksaan postmortem lengkap, termasuk penyelidikan
terhadap peristiwa kematian dan tinjauan ulang mengenai riwayat kasus (Sudarti, 2020).
Risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak: Suatu keadaan ketika bayi kurang dari 1
tahun berisiko mengalami kematian mendadak, tidak dapat diduga berdasarkan riwayat dan
tidak dapat dijelaskan dengan pemeriksaan postmortem. (Fauziah, 2022).

SKBM telah dikenal sejak zaman injil. Namun, meskipun upaya yang luas telah
dilakukan, penyebab SKBM tetap belum dketahui. Tidak ada cara yang tepat untuk
identifikasi prospektif, dan tidak ada strategi yang terbukti untuk intervensi. Kelainan
perkembangan batang otak atau keterlambatan maturasi yang dikaitkan dengan
neuroregulasi pengendalian kardiorespirasi, regulasi tidur-bangun, dan keteraturan
sirkadian tampaknya merupakan hipotesis yang paling menarik dan komprehensif.
(Behrman,dkk. 2021)
Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) adalah
suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat. SIDS
merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan pada bayi yang berusia 2
minggu-1 tahun. 3 dari 2000 bayi mengalami SIDS dan hampir ketika mereka sedang tidur.
6
Kebanyakan SIDS terjadi pada usia 2-4 bulan dan terjadi di seluruh dunia (Prawirohardjo,
2019).

2.2 Etiologi Kematian Bayi mendadak


Penyebab ketidaknormalan itu masih belum diketahui jelas. Namun, bukti statistik
menunjukkan ada kaitan bayi yang terpapar tembakau selama kehamilan dengan sindrom
mati mendadak pada bayi. Tim dokter yang dipimpin Dr Anne Chang, seorang profesor di
bidang pernapasan di Royal Children's Hospital Foundation di Brisbane, Australia,
berupaya mencari kaitan antara kedua hal itu dengan mengamati 20 bayi sehat berusia
sekitar tiga sampai lima bulan. Usia itu merupakan usia yang berisiko mati mendadak
(Behrman,dkk. 2021).

Para ahli mengamati sepuluh ibu bayi yang tidak merokok pada masa kehamilan,
sedangkan yang lain merokok selama kehamilan. Untuk penelitian, bayi diletakkan di
punggung, posisi yang direkomendasikan untuk mencegah kematian mendadak Kemudian,
bayi-bayi itu diganggu oleh suara nyanyian yang kekuatannya mencapai 80 desibel dari
pengeras suara di dekat mereka setelah tidur. Tes dilakukan selama para bayi tidur nyenyak
dan dalam keadaan terang sepanjang tahap tidur antara sepuluh sampai dua belas jam.
Irama jantung dan pernapasan serta respons tingkah laku bayi seperti gerakan badan dan
membuka mata diamati. Para peneliti menemukan tidak ada perbedaan cara tidur bayi atau
bangun ketika suara terdengar selama tidur nyenyak. Periode ditentukan oleh kecepatan
gerak mata di samping pupil. Tetapi, perbedaan besar meningkat pada respons mereka
selama membuka mata atau bergerak selama periode itu, bahkan ketika rangsangan
terhadap telinga diperbesar. Para peneliti percaya penemuan itu menambah kecurigaan
bahwa nikotin dapat berakibat pada perkembangan kunci fungsi motoris bayi, yakni
memerintahkan otak untuk tidur dan membangunkan serta fungsi jantung serta paru-paru
(Prawirohardjo, 2019).

7
Penyebabnya tidak diketahui. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa SIDS lebih sering
terjadi pada bayi yang tidurnya tengkurap dibandingkan dengan bayi yang tidurnya
terlentang atau miring. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan dalam posisi terlentang atau
miring. Resiko terjadinya SIDS juga ditemukan pada bayi yang pada saat tidur wajahnya
menghadap ke kasur atau selimut yang lembut/empuk. Karena itu sebaiknya bayi
ditidurkan diatas kasur yang keras (Prawirohardjo, 2019).

2.3 Faktor Resiko Kematian Bayi mendadak


1. Tidur tengkurap (pada bayi kurang dari 4 bulan)
2. Kasur yang lembut (pada bayi kuran dari 1 tahun)
3. Bayi premature
4. Riwayat SIDS pada saudara kandung
5. Banyak anak
6. Musim dingin
7. Ibunya perokok
8. Ibunya pecandu obat terlarang
9. Ibunya berusia muda
10. Jarak yang pendek diantara 2 kehamilan
11. Perawatan selama kehamilan yang kurang
12. Golongan sosial-ekonomi rendah. SIDS lebih banyak ditemukan pada bayilaki-laki
laki-laki.

2.4 Diagnosa SIDS


SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba tiba meninggal.dan hasil
otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas.semakin banyak bukti
bahwa bayi dengan resiko SIDS mempunyai cacat fisiologik sebelum lahir. Pada neonatus
dapat di temukan nilai apgar yang rendah dan abnormalitas control respirasi, denyut jantung
dan suhu tubuh, serta dapat pula mengalami retardasi pertumbuhan pasca natal. SIDS
didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-tiba meninggal dan hasil otopsi
tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas (Fauziah, 2022).

8
2.5 Tanda Dan Gejala SIDS
a) Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur. Telah
diobservasi pada dua bayi yang kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan
adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda pernafasan serta bradikardia
yang lama pada bayi-bayi dengan SIDS abortif. Walaupun demikian masih belum
pasti apakah apnea sentral atau apnea obstruktif yang lebih penting dalam terjadinya
SIDS
b) Cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan bahwa
bayi-bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas pada susunan saraf pusat.
c) Fungsi saluran nafas atas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan
anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran
pernafasan bagian atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS masih belum di
ketahui.
d) Reflek saluran nafas yang hiperreaktif karena masuknya sejumlah cairan ke dalam
laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimblkan apnea, maka
di berikan perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek gasoesofagus dan
aspirasi sebagai mekanisme primer terjadinya SIDS pada beberapa bayi.
e) Abnormalita jantung, beberapa ahli mengajukan adanya ketidakstabilan pada
jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saat ini untuk
menunjukan bahwa aritma jantung memainkan peranan pada SIDS.

9
2.6 Pencegahan Kematian bayi mendadak
a. Selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang ketika ia sedang tidur, walaupun
saat tidur siang. Posisi ini adalah posisi yang paling aman bagi bayi yang sehat
untuk menengurangi risiko SIDS.
b. Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja ketika bayi tersebut belum
waktunya untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.
c. Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk. Penelitian
menyimpulkan bahwa risiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi diletakkan
di atas kasur yang terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air, bulu domba atau
permukaan lembut lainnya.
d. Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas serta mainan
yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi Anda. Hal ini untuk
mencegah bayi Anda terselimuti atau tertindih benda-benda tersebut.
e. Pastikan bahwa setiap orang yang suka mengurus bayi Anda atau tempat penitipan
bayi untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap hitungan waktu tidur
mengandung risiko SIDS.
f. Pastikan wajah dan kepala bayi Anda tidak tertutup oleh apapun selama dia tidur.
Jauhkan selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut bayi Anda.
g. Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi Anda sehingga tidak perlu lagi untuk
menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan selimut sebaiknya Anda
perhatikan hal-hal berikut ini: Pastikan kaki bayi Anda berada di ujung ranjangnya,
Selimutnya tidak lebih tinggi dari dada si bayi, Ujung bawah selimut yang ke arah
kaki bayi, Anda selipkan di bawah kasur atau matras sehingga terhimpit.
h. Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi Anda khususnya Anda sendiri.
Hentikan kebiasaan merokok pada masa kehamilan maupun kelahiran bayi Anda
dan pastikan orang di sekitar si bayi tidak ada yang merokok.
i. Jangan biarkan bayi Anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur. Buat dia tetap
hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi sebaiknya berada pada
suhu yang nyaman bagi orang dewasa. Selimut yang terlalu tebal dan berlapis-lapis
bisa membuat bayi Anda terlalu kepanasan.
j. Temani bayi Anda saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk waktu
yang cukup lama.

10
2.7 Penatalaksaan Kematian bayi mendadak
Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan dukungan emosional.
Penyebab kematian anaknya tidak diketahui, sehingga mereka seringkali merasa bersalah.
Mungkin ada baiknya jika orang tua merencanakan untuk memiliki anak lagi (Sudarti,
2022).
a. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling
b. Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, biarkan orang tua
mengungkapkan rasa dukanya
c. Berikan penjelasan mengenai SIDS,berikan kesempatan pada orang tua untuk
mengungkapkan pertanyaan mereka
d. Beri pengertian kepada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah hal
yang wajar.
e. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap
kematian bayi tersebut,bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan
kematian bayi mereka
f. Jika kemudian ibu melahiorkan bayi lagi,beri dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal
sebelumnya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah di teliti SIDS merupakan suatu penyebab kematian pada bayi berusia 2 bulan
samapai 1 tahun, yang tidak jelas penyebabnya namun salah satu faktor pencegahan yaitu
jangan biarkan bayi tidur tengkurap disengaja dan membiarkan bayi tertidur sendiri tanpa
pengawasan (Berhman,dkk. 2021).

3.2 Saran
Dalam penanganan kasus ini diharapkan para orang tua khususnya bagi ibu untuk lebih
memberikan perlindungan dan pengawasan dikala bayinya tidur dan jauhkan bayi dari
tempat yang terlalu nyaman seperti kasur yang terlalu empuk, dengan selimut penuh bulu
serta terlalu banyak boneka yang akhirnya akan menyulitkan bayi bergerak dan bernapas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono.(2019).Buku acuan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal.Jakarta : Bina Pustaka
Behrman,dkk.(2021).Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC
Fauziah, S. d. (2022). Askeb Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudarti, M. (2020). Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai