Disusun oleh :
ARROYANI LU’LUIL ULA AL SALSABILA
P27824119005
Laporan Komprehensif “Asuhan Kebidanan Fisiologis pada Nifas” yang disusun oleh
Mahasiswa Semester IV Program Studi D3 Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya Tahun Akademik 2020 / 2021.
Tempat Praktik : PMB Sri Wahyuni, S.ST.
Kharisma Kusumaningtyas, M.Keb. Evi Yunita Nugrahini, M.Keb. Sri Wahyuni, S.ST
NIP. 198103232008012014 NIP. 198006212002122001 NIP. 198111302005012008
Mengetahui,
Kaprodi D3 Kebidanan Sutomo
Dosen Tabulasi
………………………………
NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas pada tanggal
31 Mei 2021 – 26 Juni 2021.
Dalam penyusunan laporan ini saya mendapat bimbingan dan pengarahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Astuti Setiyani, SST. M. Keb, selaku Kepala Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.
2. Dwi Wahyu Wulan S,SST. M. Keb, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Sutomo Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.
3. Kharisma Kusumaningtyas, M.Keb, selaku pembimbing pendidikan Prodi
DIII Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
4. Evi Yunita Nugrahini, M.Keb, selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII
Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
5. Sri Wahyuni, SST, selaku pembimbing praktik di PMB
6. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
yang saya miliki. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan praktik klinik ini
dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu,
sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hamper 50% dari kematian
pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan, diantaranya
disebabkan oleh adanya komplikasi pada masa nifas (Walyani & Purwoastuti, 2015).
Tidak sedikit pula para ibu nifas yang kerap kali mengalami dampak dari
masa nifas yaitu seperti anemia yang disebabkan oleh perdarahan hebat, depresi
masa nifas dimana perubahan hormone mempengaruhi perilaku sang ibu, dan infeksi
pada masa nifas (Sukarni, 2013).
1. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu post partum
2. Menginterpretasi data serta menentukan diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan ibu post partum
3. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu post partum
4. Merencanakan tindakan yang dibutuhkan ibu post partum
5. Melaksanakan tindakan yang dibutuhkan ibu post partum
6. Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan kebutuhan ibu post partum
7. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
8. Melakukan pendokum
1.3 Manfaat
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah
diperoleh melakukan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat
melaksanakan tugas sebagai bidan dan memberikan masukan terhadap tenaga
kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan
selalu menjaga mutu pelayanan.
1.4 Pelaksanaan
Tanggal : 31 Mei 2021 – 26 Juni 2021
Tempat : PMB Sri Wahyuni, S.ST
BAB II
LANDASAN TEORI
Masa nifas atau puerperium adalah masa yang dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan
pasca persalinan harus terselenggara pada masa ini untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan,deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunsasi, dan nutrisi
bagi ibu (Prawirohardjo, 2016)
Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulih kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Syafrudin dan
Hamidah, 2012)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil (Bahiyatun, 2009)
Jadi masa nifas atau puerperium adalah masa yang dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai pulihnya kembali alat kandungan seperti
sebelum hamil yaitu sampai 6 minggu (42 hari) setelah persalinan
2.1.2 Patofisiologi
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran
hasil konsepsi oleh ibu. di dalam proses persalinan normal atau partus spontan
terkadang harus melalui proses induksi atau pacuan agar bayi dapat keluar. Ada
beberapa hal yang menyebabkan persalinan tersebut harus dilakukan pacuan atau
induksi, indikasi pada ibu yaitu penyakit yang diderita, komplikasi kehamilan, kondisi
fisik ibu, rupture sponan terlebih, perdarahan Antepartum, kanker, kala I lama,
kemudian ada beberapa indikasi pada janin yang menyebabkan persalinan harus
menggunakan induksi atau pacuan yaitu kehamilan lewat waktu, plasenta previa
parsialis, solusio plasenta ringan, kematian intrauterine, Kematian berulang dalam
rahim, ketuban pecah dini, diabetes kehamilan.
Pada pasien nifas akan mengalami perubahan fisiologis dan psikologis.
perubahan yang terjadi pada pasien nifas spontan akan menyebabkan pengeluaran
ASI yang tidak lancar yang oleh penurunan hormon estrogen dan progesteron
sehingga menstrimulasi hipofisis anterior dan posterior lalu sekresi prolaktin dan
oksitosin terjadi membuat diagnosa kerewatan ketidakefektifan pemberian ASI
muncul. Pada ibu nifas juga akan mengalami involusi uteri yang menyebabkan
pelepasan desidua lalu mengalami kontraksi si uterus dan munculnya lochea.
1) Puerperium Dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium Intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3) Remote Puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung
selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan (Mochtar R, 2015:
h.115)
2.1.6 Jadwal Kunjungan Post Partum
Cara mengatasi :
a. Segera diberikan ASI setelah bayi dilahirkan (inisiasi menyusu dini).
b. Susui Si Kecil setiap 2–3 jam selama beberapa minggu pertama, karena hal
ini dapat merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI.
c. Pastikan mulut Si Kecil melekat dengan benar ke payudara.
d. Pastikan agar Si Kecil tidak hanya menyusu dari salah satu payudara saja.
e. Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
f. Hindari memberikan empeng pada Si Kecil setidaknya 3–4 minggu setelah
ia dilahirkan.
g. Cukupi waktu istirahat dan kurangi stres.
h. Minum air yang banyak agar tidak dehidrasi dan mencegah produksi ASI
menurun.
i. Konsumsi makanan yang bergizi.
j. Pijatlah payudara secara lembut dengan gerakan maju dari dari dada ke
arah puting, karena cara ini dapat meningkatkan jumlah ASI.
2. Putting Lecet
Puting susu lecet merupakan salah satu masalah dalam menyusui yang
disebabkan trauma pada puting susu saat menyusui, selain itu dapat pula terjadi
retak dan pembentukan celah-celah. Penyebab puting susu lecet yaitu teknik
menyusui yang tidak benar, puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol
ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan puting susu, moniliasis pada mulut
bayi yang menular pada puting susu,bayi dengan tali lidah pendek, cara
menghentikan menyusui yang kurang tepat (Susanto, 2018).
Cara mengatasi :
a. Gunakan ASI
Menurut studi dalam ACS Publications, ASI yang diproduksi oleh tubuh ibu
sebenarnya mengandung anti-bakteri, sehingga bisa digunakan untuk
mengobati puting lecet dan mengurangi rasa sakitnya. Caranya, oleskan
beberapa tetes ASI pada area puting yang lecet sebelum dan sesudah
menyusui, kemudian angin-anginkan hingga kering.
b. Kompres dengan air hangat
Untuk mengurangi rasa sakit di puting yang lecet, ibu bisa menggunakan
handuk yang sudah direndam di air hangat, kemudian kompres payudara
sebelum menyusui. Ibu bisa mandi dengan air hangat agar efeknya terasa
hingga ke sekujur tubuh.
c. Oleskan salep
Salep khusus untuk menangani puting lecet kini mudah ditemukan dan
banyak di jual bebas. Nah, penggunaan salep ini dapat mencegah puting
melepuh, menjaga area puting tetap lembap dan mengurangi rasa gatal dan
nyeri. Pilihlah salep yang mengandung chamomile atau calendula untuk
menenangkan puting yang lecet.
d. Oleskan pelembab alami
Bahan-bahan alami seperti minyak zaitun, minyak kelapa atau minyak
almond berkhasiat melembapkan area puting yang lecet. Selain itu, ibu
dapat menggunakan tea tree oil yang mengandung antiseptik, sehingga
mampu mengobati puting lecet lebih cepat. Kandungan tersebut dapat
mencegah masalah lain yang dapat menghambat pemulihan puting yang
sakit.
3. Nyeri Luka
Ada kalanya, selama masa penyembuhan area perineum terasa tidak
nyaman sampai nyeri. Jahitan perineum biasanya sudah mulai sembuh dalam
kurun waktu 3-4 minggu pasca melahirkan normal.Setelah dua bulan, rasa sakit
atau nyeri pada vagina dan perineum akibat jahitan setelah melahirkan normal
umumnya sudah hilang. Namun, ada kemungkinan dibutuhkan waktu sekitar
enam bulan sampai area perineum benar-benar sembuh total.
Cara mengatasi :
a. Jaga kebersihan area vagina
b. Hindari menggunakan tampon dalam masa perawatan luka perineum
c. Minum banyak air putih
d. Makan makanan yang bergizi
e. Senam nifas
2.1.10Bounding Attachment
1. Definisi
Secara harfiah kata bounding dapat diartikan sebagai ikatan dan
attachment adalah sentuhan (Ambarwati, 2010). Keluarga merupakan
lingkungan pertama bagi bayi. Pada proses kelahiran selesai, proses yang baru
dimulai sama pentingnya untuk masa depan keluarga. (Dewi, 2010). Ada
berbagai cara untuk melakukan bounding attachment diantaranya Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) danpemberian ASI Eksklusif. Inisiasi menyusui dini dapat
mencegah perdarahan setelah persalinan karena gerakan bayi dalam mencari
putting susu ibu dapat menimbulkan kontraksi uterus yang menimbulkan reflex
oksitosin yang dapat membantu proses fisiologis involusio rahim. Selain itu
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi dapat menurunkan AKB karena
hipotermi. Pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat memberikan kekebalan
tubuh bagi bayi dan mengurangi AKB (Ambarwati, 2010).
2. Tujuan
Tujuan dari bounding attachment adalah peningkatan proses interaksi,
membantu pertumbuhan dan meningkatkan perkembangan 30 psikososial,
intelektual bayi dan psikoseksual serta membangun kepercayaan bayi terhadap
orang tua, komunikasi, dan kualitas hubungan emosional antara ibu nifas, ayah
dan bayinya sebagai satu keluarga (Nugroho, 2014).
3. Manfaat
1.) Menjalin ikatan antara ibu nifas dan bayi.
2.) Memberikan ibu nifas dan bayinya kesempatan untuk melakukan kontak
kulit dan mata.
3.) Perasaan ibu nifas akan menjadi lega karena tahu bahwa persalinannya
tidak sulit dan bayinya normal.
4.) Mengurangi kekhawatiran ibu nifas terhadap bayinya jika harus dilakukan
perawatan intensif dicovies
5.) Bayi akan mendapat kolostrum ibu nifas segera setelah lahir.
6.) Meningkatkan hubungan ikatan batin seumur hidup antara ibu nifas dan
bayi.
1. Nutrisi
Nutrisi yang di konsumsi oleh ibu nifas harus bermutu tinggi, bergizi
dan cukup kalori. Kalori baik untuk proses metabolisme tubuh, kerja
organ tubuh, proses pembentukan ASI. Untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung gizi yang seimbang, seperti karbohidrat, lemak,
protein, vitamin dan mineral.
2. Eliminasi
Pasien dianjurkan untuk BAK dalam 3 jam setelah persalinan.
3. Aktivitas
Untuk mengetahui pola aktivitas pasien sehari-hari apakah ibu
mengalami stress, ketegangan psikososial terkait pekerjaan yang
merupakan faktor preeklamsia (Billington, 2010, hal;123).
4. Istirahat
Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa lama
kebiasaan tidur siang dan tidur malam (Ambarwati &Wulandari,
2008)
5. Seksualitas
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka
episiotomi telah sembuh dan lokea telah berhenti. Hendaknya pula
hubungan seksual dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari
setelah persalinan, karena pada waktu itu diharapkan organ-organ
tubuh telah pulih kembali. Ibu mengalami ovulasi dan mungkin
mengalami kehamilan sebelum haid yang pertama timbul setelah
persalinan.
6. Personal Hygiene
Untuk mengetahui pola hygiene pasien, misalnya berapa kali ganti
pakaian dalam, mandi, gosok gigi dalam sehari, dan keramas dalam
satu minggu. Data ini perlu dikaji karena bagaimanapun juga ini
akan mempengaruhi kesehatan pasien (Sulistyawati, 2010,
hal;171).
7. Psikososial budaya
Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani
kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang diharapkan.
Adakah pantangan makanan, kebiasaan atau adat istiadat dalam
keluarga (Saifuddin, 2010)
2.2.8 Evaluasi
Untuk menilai apakah pelayanan kesehatan telah tercapai seluruhnya,
sebagian atau tidak sama sekali dengan membandingkan hasil dengan tujuan
yang akan dicapai.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
Tempat Pengkajian : PMB Sri Wahyuni
Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2021
Pukul : 15.00 WIB
Oleh : Arroyani Lu’luil Ula Al Salsabila
9. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang satu minggu lagi yaitu pada tanggal
25 Juni 2021 atau sewaktu-waktu apabila ibu ada keluhan atau tanda bahaya
E/ ibu mengerti dan bersedia
10. Mendokumentasikan asuhan yang sudah diberikan
E/ telah didokumentasikan
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
1. Asuhan kebidanan pada Ny.K nifas fisiologis dengan keluhan nyeri jahitan. Bahwa
dengan ibu nifas dengan luka jahitan merupakan hal yang wajar. Selama masa
penyembuhan area perineum terasa tidak nyaman sampai nyeri. Jahitan perineum
biasanya sudah mulai sembuh dalam kurun waktu 3-4 minggu pasca melahirkan normal.
Setelah dua bulan, rasa sakit atau nyeri pada vagina dan perineum akibat jahitan
setelah melahirkan normal umumnya sudah hilang. Namun, ada kemungkinan
dibutuhkan waktu sekitar enam bulan sampai area perineum benar-benar sembuh total.
Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan luka jahitan dirumah dengan cara seperti
menjaga kebersihan area vagina (sering cebok dengan air bersih), Hindari
menggunakan tampon dalam masa perawatan luka perineum, minum banyak air putih,
makan makanan yang bergizi seperti makan telur rebuh 2x sehari, dan mengikuti senam
nifas.
2. Diagnosisnya ditetapkan menjadi P1001 nifas 6 jam dengan fisiologis
3. Dilakukan asuhan kebidanan sesuai dengan standart kebutuhan ibu nifas 6 jam
fisiologis disertai dengan KIE tentang kebutuhan nutrisi, tentang menganjurkan ibu untuk
menyusui bayi nya setiap 2 jam sekali, tentang personal hygiene, istirahat yang cukup
minimal 8 jam/hari, aktivitas fisik yang ringan, serta perawatan payudara rutin seperti
membersihkan putting, dan tentang tanda bahaya ibu nifas.
4. Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2021
4.2. SARAN
1. Bagi Bidan
Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan
sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu memberikan penanganan dengan kasus
atau kondisi pasien.
2. Ibu Nifas
Ibu nifas dan keluarga diharapkan lebih kooperatif dalam menerima asuhan yang
diberikan dan bersedia melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar untuk menyusun laporan
selanjutnya agar lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Mangkuji, Betty, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP, Jakarta : ECG
Nursiah, Ai, dkk. 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan, Bandung : PT. Refika
Aditama
Walyani & Purwoastuti. 2015. Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas . Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan. Dasar Manusia. Surabaya:
Health Books Publishing
Manuaba, Ida Bagus Gde.2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC