N G1P0A0
DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL
DI RSUD LEUWILIANG
Disusun Oleh :
KHOLIS BUDIHASTARI
NIM : P 17324214036
Disusun Oleh :
KHOLIS BUDIHASTARI
NIM : P 17324214036
Data Pribadi
Agama : Islam
Golongan Darah :B
Suku : Jawa
Riwayat Pendidikan
1. TK Islam Asy-Syifaa (2001-2002)
2. Sekolah Dasar Negeri Nyalindung (2002-2008)
3. Madrasah Tsanawiyah Qurrotul Aini (2008-2011)
4. MAN Jonggol (sekarang MAN 3 Kabupaten Bogor) (2011-2014)
5. Poltekkes Kemenkes Bandung Prodi Kebidanan Bogor (2014-2017)
iv
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Kholis Budihastari NIM P 17324214036
Asuhan Kebidanan Pada Ny.N GIP0A0 dengan Hipertensi Gestasional di
RSUD Leuwiliang
vi,VI Bab, 88 halaman, 10 lampiran, 4 tabel
ABSTRAK
Hipertensi Gestasional adalah peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
pada kehamilan >20 minggu tanpa proteinuria. Hipertensi merupakan salah satu
penyebab kematian ibu, berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Daerah Leuwiliang pada bulan Januari sampai bulan Desember 2016, angka
kejadian hipertensi gestasional sebanyak 134 kasus dari 1412 persalinan.
Hipertensi Gestasional memerlukan penanganan lebih lanjut karena dapat
meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin.
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah melakukan asuhan kebidanan
pada ibu bersalin dengan hipertensi gestasional di Ruang Bersalin RSUD
Leuwiliang
Metode yang digunakan pada laporan kasus ini dalam bentuk
pendokumentasian SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, dan Penatalaksanaan).
Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur. Hasil
pengkajian data subjektif ibu mules sejak 7 jam yang lalu, hamil anak pertama,
dirujuk oleh Bidan karena tensi tinggi saat akan melahirkan, tidak memiliki
riwayat dan tidak memiliki darah tinggi saat hamil. Hasil pengkajian data objektif,
tekanan darah 140/90 mmHg, pemeriksaan abdomen TFU 30 cm, fundus teraba
bokong, di sisi kanan teraba punggung janin, bagian terendah teraba kepala, sudah
masuk PAP 3/5. Kandung kemih penuh. DJJ : 146 kali/menit reguler. His 3 kali
10 menit lamanya 40 detik. Pemeriksaan dalam pembukaan 7 cm, ketuban utuh.
Hasil pemeriksaan laboratorium tidak terdapat proteinuria.
Dari data subjektif dan objektif, maka didapatkan diagnosa yaitu Ny.N
G1P0A0 hamil 38 minggu Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Hipertensi
Gestasional. Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu melakukan observasi keadaan
ibu dan kemajuan persalinan dan memantau tekanan darah. Dilakukan kolaborasi
dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan dalam pemberian induksi
persalinan dengan oksitosin drip.
Kesimpulan yang didapat dari kasus bahwa Ny.N telah dilakukan induksi
persalinan dengan oksitosin dilanjutkan dengan pemantauan, dan tidak ada
pemberian obat-obatan untuk hipertensi gestasional. Diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan dan untuk klien
dharapkan lebih memperhatikan kembali kesehatannya setelah persalinan.
Kepustakaan : 25 (2007-2017)
Kata Kunci : Hipertensi Gestasional.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehendak Allah SWT yang
Maha Kuasa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Tugas Akhir
ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada suritauladan kita, Nabi Muhammad SAW.
Adapun Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.N
G1P0A0 dengan Hipertensi Gestasional di RSUD Leuwiliang” ini merupakan
salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung selama menyelesaikan tugas Laporan
Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Seluruh isi
Laporan Tugas Akhir ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
1. Pengertian ................................................................................... 31
2. Indikasi dan Kontraindikasi ....................................................... 31
3. Diagnosis .................................................................................... 32
4. Induksi menggunakan Oksitosin Drip ........................................ 33
F. Aplikasi Asuhan Kebidanan dengan Hipertensi Gestasional .......... 34
BAB III METODOLOGI
A. Metode ............................................................................................ 36
B. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 37
1. Wawancara ................................................................................. 37
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang ........................ 38
3. Observasi .................................................................................... 38
4. Studi Dokumentasi ..................................................................... 38
5. Studi Literatur ............................................................................ 39
BAB IV HASIL KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN
A. Data Subjektif ............................................................................... 40
B. Data Objektif ................................................................................ 41
C. Analisa ........................................................................................... 43
D. Penatalaksanaan ............................................................................ 43
BAB V PEMBAHASAN
A. Data Subjektif ............................................................................... 74
B. Data Objektif ................................................................................ 74
C. Analisa .......................................................................................... 76
D. Penatalaksanaan ............................................................................ 80
E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat .................................. 80
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 87
B. Saran ............................................................................................. 88
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Tabel 2.2 Perbedaan Hipertensi Kronis, Hipertensi Gestasional dan Preeklamsia
Tabel 2.3 Interpretasi Temuan Laboratorium Pada Preeklampsia
Tabel 2.4 Obat antihipertensi
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mengetahui, memahami dan melakukan asuhan
kebidanan pada Ny.N G1P0A0 dengan Hipertensi Gestasional di
RSUD Leuwiliang
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya data subjektif dari Ny.N G1P0A0 dengan
Hipertensi Gestasional di RSUD Leuwiliang.
b. Diketahuinya data objektif dari Ny G1P0A0 dengan Hipertensi
Gestasional di RSUD Leuwiliang.
c. Diketahuinya analisa dari Ny.N G1P0A0 dengan Hipertensi
Gestasional di RSUD Leuwiliang.
d. Diketahuinya penatalaksanaan dari Ny.N G1P0A0 dengan
Hipertensi Gestasional di RSUD Leuwiliang.
e. Diketahuinya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
memberikan asuhan pada Ny.N G1P0A0 dengan Hipertensi
Gestasional di RSUD Leuwiliang.
5
TINJAUAN TEORI
6
7
3. Tahapan Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 kala :
a. Kala I
Kala I dinamakan kala pembukaan, serviks membuka sampai
terjadi pembukaan 10 cm, secara klinis, dinyatakan persalinan
dimulai bila timbul his dan keluar lendir bercampur darah. Kala
pembukaan untuk primigravida berlangsung selama 12 jam
sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam, berdasarkan kurva
Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan
pembukaan multigravida 2cm/jam. Kala I persalinan dibagi ke dalam
2 urutan fase, yaitu fase laten dan fase aktif 10
1) Fase Laten
Fase laten adalah periode waktu dari awal persalinan hingga ke
titik ketika pembukaan mulai berjalan progresif. Fase laten dalam
Kala I persalinan :
a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap
b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm
c) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8
jam
2) Fase Aktif
Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif
pembukaan (4cm) hingga pembukaan menjadi komplit (10 cm
atau lengkap). Fase aktif dalam Kala I persalinan :
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3
kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama
40 detik atau lebih)
b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per
8
B. Masa Nifas
1. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Periode masa nifas
(puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan.5
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Perubahan Uterus
Sesudah persalinan uterus yang beratnya 1000 gram akan
mengecil sampai menjadi 40-60 gram dalam 6 minggu. Proses ini
dinamakan involusi uterus, yang didahului oleh kontraksi uterus
yang kuat, yang menyebabkan berkurangnya peredaran darah
dalam organ tersebut. Mengakibatkan ibu postpartum merasakan
nyeri setelah bersalin, yang disebabkan oleh kontraksi dan
11
Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa
involusi12
2) Lokea
Berdasarkan waktu dan warnanya pengeluaran lochea dibagi
menjadi 4 jenis:
a) Lochea Rubra, Lochea ini muncul pada hari pertama sampai
hari ketiga masa postpartum, warnanya merah karena berisi
darah segar dari jaringan sisa-sisa plasenta
b) Lochea Sanguilenta, berwarna merah kecoklatan dan muncul
di hari keempat sampai hari ketujuh
c) Lochea Serosa, lochea ini muncul pada hari ketujuh sampai
hari ke empatbelas dan berwarna kuning kecoklatan
d) Lochea alba, berwarna putih dan berlangsung 2 sampai 6
minggu postpartum.12
3) Payudara (Mamae)
Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta
tidak ada lagi untuk menghambatnya, kelenjar pituitari akan
mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik). Sampai hari ketiga
setelah melahirkan efek prolaktin pada payudara mulai bisa
dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi
12
darah sehingga timbul rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel-
sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika
bayi mengisap puting, refleks saraf merangsang lobus posterior
pituitari untuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin
merangsang refleks let down (mengalirkan), sehingga
menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus aktiferus payudara ke
duktus yang terdapat pada puting.12
Tes
Temuan Interpretasi Tanggapan
Laboratorium
Perpindahan cairan dari
Hemoglobin dan intavaskular ke
Meningkat Hemokonsentrasi
Hematokrit ekstraselular, menyebabkan
edema
Obat (Rekomendasi
Dosis Keterangan
FDA)
Obat lini pertama
21
a. Maternal
1) Eklampsia
Eklampsia adalah kejang grand mal akibat spasme
serebrovaskular. Kematian disebabkan oleh hipoksia dan
komplikasi dari penyakit berat yang menyertai.
2) Perdarahan serebrovaskular
Perdarahan serebrovaskular terjadi karena kegagalan
autoregulasi aliran darah otak pada MAP (Mean Arterial
Pressure) diatas 140 mmHg.
3) Masalah liver dan koagulasi
HELLP Syndrome (hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low
Platelets Count). Preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya
hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar dan
trombositopenia.
4) Gagal ginjal
Diperlukan hemodialisis pada kasus yang berat.
5) Edema Paru
6) Kematian maternal
Munculnya satu atau lebih dari komplikasi tersebut dan
muncul secara bersamaan, merupakan indikasi untuk
terminasi kehamilan berapapun umur gestasi.
b. Fetal
Kematian perinatal dan morbiditas fetus meningkat. Pada usia
kehamilan 36 minggu, masalah utama adalah IUGR. IUGR terjadi
karena plasenta iskemi yang terdiri dari area infark. Kelahiran
prematur juga sering terjadi Aterm, preeklampsia mempengaruhi
berat lahir bayi dengan peningkatan risiko kematian dan
23
a. Primigravida
Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan
pertama. Jika ditinjau dari kejadian hipertensi dalam kehamilan,
graviditas paling aman adalah kehamilan kedua sampai ketiga.
b. Paritas
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara
paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil. Pada primipara
sering mengalami stress dalam menghadapi persalinan. Stress
emosi yang terjadi pada primipara menyebabkan peningkatan
pelepasan corticotropic-releasing hormone (CRH) oleh
hipothalamus, yang kemudian menyebabkan peningkatan kortisol.
Efek kortisol adalah mempersiapkan tubuh untuk berespons
terhadap semua stresor dengan meningkatkan respons simpatis,
termasuk respons yang ditujukan untuk meningkatkan curah
jantung dan mempertahankan tekanan darah. Pada wanita dengan
hipertensi, preeklamsia / eklamsia, tidak terjadi penurunan
sensitivitas terhadap vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga
peningkatan besar volume darah langsung meningkatkan curah
jantung dan tekanan darah.17
c. Hiperplasentosis, seperti molahidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, bayi besar.
d. Usia (<20 tahun atau >35 tahun)
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-
30 tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan
pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada
kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Dampak dari
usia yang kurang, dapat menimbulkan komplikasi selama
kehamilan. Setiap remaja primigravida mempunyai risiko yang
27
3. Diagnosis
Pastikan kondisi umum ibu, fungsi organ (kardiovaskular,
pernafasan), hemostasis, kapasitas dan akomodasi jalan lahir
dalam keadaan baik. Selain dilihat dari sisi ibu, sisi janin harus
di perhatikan pula, seperti viabel, presentasi janin, posisi janin,
dan volume air ketuban dalam keadaan baik. Pantau
kesejahteraan ibu dan janin, cantumkan dalam partograf.23
4. Induksi dan Akselerasi Persalinan menggunakan Oksitosin Drip
Sebelum dilakukan induksi persalinan, akan dinilai terlebih
dahulu status serviksnya, jika skor >6 biasanya induksi cukup
dilakukan dengan oksitosin, jika skor <5 matangkan serviks
terlebih dahulu dengan foley kateter atau prostaglandin. Metode
induksi atau akselerasi persalinan yang digunakan adalah
dengan oksitosin.
Oksitosin adalah obat yang memiliki fungsi serupa dengan
hormon oksitosin alami yang diproduksi tubuh. Obat ini
berfungsi memicu atau memperkuat kontraksi pada otot rahim.
Sama seperti obat-obat lain, semua obat pasti berpotensi
memiliki efek samping, namun reaksi orang terhadap sebuah
obat berbeda-beda. Beberapa efek samping yang mungkin
terjadi antara lain : mual, muntah, sakit kepala, dan kontraksi
rahim yang berlebihan.
Oksitosin digunakan dengan hati-hati karena gawat janin
akan terjadi akibat dari hiperstimulasi. Senantiasa lakukan
observasi ketat pada pasien yang mendapat oksitosin. Dosis
efektif oksitosin bervariasi, dimulai dengan infus oksitosin 5
unit dalam 500 cc dekstrose atau garam fisiologik mulai dengan
10 tetes permenit. Tetesan dinaikkan secara gradual sampai his
adekuat dan pertahankan tetesan sampai persalinan.24
34
METODOLOGI
A. Metode
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, metode yang digunakan
adalah metode studi kasus. Metode yang dilakukan sebagai upaya
pendekatan manajemen kebidanan yaitu salah satu proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
terfokus dari klien. Studi kasus adalah metode dengan memusatkan diri
secara intensif terhadap suatu objek tertentu, dengan mempelajari sebagai
suatu kasus.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode yang bersifat
mengumpulkan suatu peristiwa atau gejala yang saat ini dialami pasien
tertuju pada proses pemecahan masalah melalui manajemen kebidanan
yang meliputi tahap pengkajian, interpretasi data, antisipasi masalah,
tindakan segera atau kolaborasi, rencana manajemen, pelaksanaan dan
evaluasi.
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalam
bentuk SOAP. Metode ini membantu mengungkapkan suatu kasus atau
kejadian berdasarkan teori yang ditetapkan pada keadaan yang sebenarnya.
Pendokumentasian SOAP terdiri dari :
1. S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil
diperoleh dari hasil anamnesa (wawancara)
36
37
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes
diagnostik yang menjadi data fokus untuk mendukung pemberian
asuhan.
3. A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif
dan data objektif yang didapat.
4. P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan
kepada klien sesuai dengan analisa.
A. Data Subjektif
1. Identitas Klien
Nama Istri : Ny. N Nama Suami : Tn. H
Umur : 20 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Suku : Sunda Suku : Sunda
Gol.Darah :B Gol.Darah :-
Alamat : Desa Sukaraksa Kec. Cigudeg
2. Keluhan Utama
Saat ini mengeluh mulesnya semakin sering, belum keluar air-air,
mules sejak pukul 01.00 WIB dan sudah keluar lendir darah dari
kemaluannya. Ibu tidak merasa pusing atau sakit kepala berat, nyeri
ulu hati, dan pandangan kabur.
3. Alasan Datang
Datang dirujuk dan diantar oleh Bidan L karena tensi tinggi saat
akan melahirkan.
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
40
41
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Status emosional : Stabil
42
2. Antropometri
a) Berat Badan : 68 kg (sebelum hamil 58 kg)
b) Tinggi Badan : 150 cm
c) IMT : 25,7
3. Tanda Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 140/90 mmHg
b. Nadi : 85x/menit
c. Suhu : 360C
d. Respirasi : 22x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah :Tidak ada oedema, tidak ada cloasma.
b. Mata :Konjungtiva merah muda, sklera putih
c. Payudara :Bersih, simetris, tidak ada retraksi, tidak
ada massa,tidak ada nyeri tekan, kolostrum
(+)
d. Abdomen :Terdapat linea nigra, sedikit striae
gravidarum, Tidak ada bekas luka operasi,
TFU 30 cm, TBJ : (30-11)x155 = 2.945
gram.
Palpasi di fundus teraba bagian bulat, lunak,
tidak melenting, di sisi kanan ibu teraba
bagian keras memanjang seperti papan,
bagian terendah teraba keras, bulat
melenting, sudah masuk PAP. Perlimaan
3/5. Kandung kemih penuh.
DJJ : 146 kali/menit reguler. His 3x 10’40’’.
e. Ekstremitas Atas :Kuku tidak pucat, tidak terdapat oedema.
Ekstremitas Bawah :Kuku tidak pucat, terdapat oedema pada
tungkai dan punggung kaki, tidak ada
varises.
43
C. Analisa
G1P0A0 hamil 38 minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif dengan Hipertensi
Gestasional, janin tunggal hidup presentasi kepala.
D. Penatalaksanaan
CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan Perkembangan 1
Kamis, 6 April 2017
Pukul 11.30 WIB
Ruang VK RSUD Leuwiliang
A. Data Subjektif
Mengeluh mulesnya semakin sering dan semakin kuat. Merasa
khawatir takut persalinannya tidak mengalami kelancaran. Sudah
makan beberapa potong roti dan minum air putih satu botol, terakhir
BAK pukul 11.00 WIB.
45
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 160/100 mmHg
b. Nadi : 87 kali/menit
c. Respirasi : 21 kali/menit
d. Suhu : 36o C
4. Abdomen : DJJ 147 kali/menit reguler, His 4x10’45’’
Kandung kemih kosong
5. Genitalia : Vulva vagina tak ada kelainan, tampak
pengeluaran lendir darah. VT : portio tipis
lunak, pembukaan 9 cm, selaput ketuban (+),
penurunan kepala hodge II+, UUK kanan
depan, Molase 0.
6. Ekstermitas Atas :Terpasang infus Ringer Laktat 500 cc + drip
Oksitosin 5 IU 20 tpm. Sisa 400 cc.
C. Analisa
Inpartu Kala 1 Fase Aktif dengan Hipertensi Gestasional, janin tunggal
hidup presentasi kepala.
D. Penatalaksanaan
4. Memantau tekanan darah ibu setiap satu jam sekali. Hasil terlampir pada
lembar observasi.
5. Memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan kesejahteraan
janin. Hasil terlampir pada Partograf.
Catatan Perkembangan 2
Kamis, 6 April 2017
Pukul 12.30 WIB
Ruang VK RSUD Leuwiliang
A. Data Subjektif
Merasa ingin sekali mengedan, rasanya seperti ingin BAB.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 160/100 mmHg
b. Nadi : 87 kali/menit
c. Respirasi : 21 kali/menit
d. Suhu : 36o C
4. Abdomen : DJJ 147 kali/menit reguler, His 4x10’45’’
kandung kemih kosong.
5. Genitalia : Vulva vagina tak ada kelainan, tampak
pengeluaran lendir darah. Tekanan pada
anus (-), vulva membuka (-), perineum
menonjol (-). VT : portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, selaput ketuban (+),
penurunan kepala hodge II+, UUK kanan
depan, Molase 0.
6. Ekstermitas Atas : Terpasang infus Ringer Laktat 500 cc +
drip Oksitosin 5 IU 20 tpm. Sisa 350 cc.
47
C. Analisa
Inpartu Kala II
D. Penatalaksanaan
Catatan Perkembangan 3
Kamis, 6 April 2017
Pukul 14.30 WIB
Ruang VK RSUD Leuwiliang
A. Data Subjektif
Merasa sudah tidak kuat dan ingin sekali mengedan, rasanya seperti
ingin BAB.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
48
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 150/90 mmHg
b. Nadi : 88 kali/menit
c. Respirasi : 23 kali/menit
d. Suhu : 36o C
4. Abdomen : DJJ 150 kali/menit reguler, His 4x10’45’’
kandung kemih kosong.
5. Genitalia : Vulva vagina tak ada kelainan, tampak
pengeluaran lendir darah. Tekanan pada
anus (+), vulva membuka (+), perineum
menonjol (+). VT : portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, selaput ketuban (-),
penurunan kepala hodge III, UUK kanan
depan, Molase 0.
6. Ekstermitas Atas : Terpasang infus Ringer Laktat 500 cc +
drip Oksitosin 5 IU 20 tpm. Sisa 300 cc.
C. Analisa
Inpartu Kala II
D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan kepada Ibu bahwa akan dipimpin persalinan.
2. Mengajarkan Ibu teknik mengejan yang benar yaitu dengan
merangkul lutut sampai ke siku, tarik ke arah dada, buka paha
lebar-lebar, kepala di tundukkan mata melihat ke arah perut, jika
ada mules ibu mengejan seperti BAB, jika tidak mules ibu istirahat.
3. Pukul 14.40 WIB Menganjurkan Ibu untuk mengejan. Kepala
bayi maju, belum crowning.
4. Memantau DJJ saat tidak mules. DJJ : 145x/menit reguler.
49
Catatan Perkembangan 4
Kamis, 6 April 2017
Pukul 16.00 WIB
Ruang VK RSUD Leuwiliang
A. Data Subjektif
Merasa sangat lega bayinya sudah lahir.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda Vital : Tekanan Darah :150/90 mmHg
50
C. Analisa
Inpartu Kala III
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu akan disuntikkan oksitosin.
2. Menyuntikkan oksitosin 10 IU ke 1/3 paha kanan atas secara
Intramuscular.
3. Menjepit dan memotong tali pusat.
4. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
5. Melakukan kateterisasi sementara.
6. Melakukan PTT dan mengamati tanda-tanda pelepasan plasenta.
Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta seperti uterus teraba
globuler dan keras, terdapat semburan darah tiba-tiba, tali pusat
menjulur memanjang didepan vulva.
7. Melahirkan plasenta. Pukul 16.08 WIB plasenta lahir spontan.
8. Melakukan masase uterus selama 15 detik. Uterus teraba keras
9. Memeriksa kelengkapan plasenta. Kesan plasenta lengkap
10. Mengecek laserasi pada jalan lahir. Terdapat laserasi
51
Catatan Perkembangan 5
Kamis, 6 April 2017
Pukul 16.10 WIB
Ruang VK RSUD Leuwiliang
A. Data Subjektif
Masih merasa mules dan lelah. Merasa senang bayinya sudah lahir.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda- tanda vital
a. Tekanan Darah : 150/90 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,1oC
d. Respirasi : 20 x/menit
4. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong.
5. Ekstermitas Atas : Terpasang infus Ringer Laktat 500 cc +
drip Oksitosin 5 IU 20 tpm. Sisa 350 cc.
6. Genitalia :Tampak pengeluaran darah ± 200 cc,
tampak robekan pada mukosa vagina, kulit
perineum, otot perineum, dan otot sfingter
ani.
C. Analisa
Inpartu Kala IV dengan laserasi perineum derajat 3
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami robekan pada jalan lahir
sehingga memerlukan tindakan penjahitan dengan menggunakan
52
bius lokal.
2. Menyuntikkan lidokain 4 cc dibagi ke 4 area.
3. Melakukan penjahitan dengan teknik jelujur untuk menjahit bagian
otot dan teknik satu-satu untuk menjahit bagian kulit perineum.
4. Mengecek kembali kontraksi, kandung kemih dan perdarahan
pervaginam. Kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong
perdarahan pervaginam tidak aktif ± 10 cc.
5. Menilai keberhasilan IMD dan kondisi bayi. Bayi sudah mencari
puting susu Ibu, kondisi bayi stabil.
6. Membersihkan ibu dan merapikan tempat bersalin.
7. Mendekontaminasi alat yang telah digunakan pada larutan klorin
selama 10 menit.
8. Mengajari ibu teknik masase uterus dengan cara memutar searah
jarum jam hingga rahim teraba bulat dan keras.
9. Konseling tanda bahaya nifas seperti perdarahan banyak dari jalan
lahir, pusing atau sakit kepala, dan menganjurkan ibu melapor
kepada Bidan jika merasakan salah satu atau lebih tanda bahaya
nifas.
10. Observasi Kala IV selama 2 jam, jam pertama setiap 15 menit
dan jam kedua setiap 30 menit.
11. Melengkapi pendokumentasian dan partograf.
53
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 140/90 mmHg
54
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Respirasi : 21 kali/menit
d. Suhu : 36.2oC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah :Tidak ada oedema
b. Mata :Konjungtiva merah muda, sklera
putih
c. Abdomen :TFU 2 jari dibawah pusat, uterus
teraba keras dan bulat, kandung
kemih kosong.
d. Ekstermitas Atas :Terpasang infus Ringer Lactat 500
cc + drip Oksitosin 5 IU 20 tpm. Sisa
100 cc.
e. Ekstremitas Bawah :Kuku tidak pucat, terdapat oedema
pada tungkai dan punggung kaki.
f. Genitalia :Terdapat pengeluaran lochea rubra
sekitar 50cc. Terdapat jahitan pada
perineum yang masih basah, tidak
kemerahan, tidak bengkak.
C. Analisa
P1A0 post partum 2 jam.
D. Penatalaksanaan
perineum.
5. Konseling tentang pemberian ASI, posisi menyusui yang benar,
cara menyendawakan bayi, pentingnya dan manfaat ASI
Eksklusif untuk ibu dan bayi.
6. Memotivasi Ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya tanpa
dijadwal.
7. Memindahkan Ibu dan bayinya ke Ruang Anyelir.
8. Memberikan Therapy Oral Amoxicillin 1 x 500 mg, Asam
Mefenamat 1x 500 mg, dan Sulfat Ferrosus 1 x 60 mg.
Catatan Perkembangan 2
Kamis, 6 April 2017
Pukul 22.00 WIB
Ruang Anyelir RSUD Leuwiliang
A. Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Masih nyeri daerah jahitannya.
2. Aktifitas 6 Jam Postpartum
a. Nutrisi dan Hidrasi
Sudah makan dengan seporsi bubur ayam sekitar pukul
21.00 WIB dan minum air putih.
b. Eliminasi
Sudah BAK 3 kali setelah 2 jam persalinan, ibu belum
BAB.
c. Personal Hygiene
Sudah mengganti pakaian, pakaian dalam dan
pembalutnya. Tidak mandi karena sudah malam, hanya
mencuci muka, membasuh kemaluannya dan menyikat gigi.
56
d. Laktasi
Sudah mulai nyaman menyusui bayinya. ASI keluar
banyak dan bayi menyusu dengan kuat. Ibu menyendawakan
bayinya setelah disusui.
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 150/90 mmHg
b. Nadi : 82 kali/menit
c. ReSspirasi : 20 kali/menit
d. Suhu : 36.5oC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah :Tidak ada oedema
b. Mata :Konjungtiva merah muda, sklera
putih
c. Abdomen :TFU 3 jari dibawah pusat, uterus
teraba keras dan bulat, kandung
kemih kosong.
d. Ekstermitas Atas :Terpasang infus Ringer Lactat 500
cc + drip Oksitosin 5 IU 20 tpm. Sisa
0 cc
e. Ekstremitas Bawah :Kuku tidak pucat, terdapat oedema.
f. Genetalia :Terdapat pengeluaran lochea rubra
sekitar 20cc pada pembalut, luka
jahitan masih basah, tidak bengkak
dan tidak kemerahan.
57
C. Analisa
P1A0 Post Partum 6 jam.
D. Penatalaksanaan
Catatan Perkembangan 3
Jum’at, 7 April 2017
Pukul 09.00 WIB
Ruang Anyelir RSUD Leuwiliang
A. Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Mengeluh masih sedikit nyeri di daerah jahitannya.
2. Riwayat Bio-Psiko-Sosial
a. Biologi
Sudah makan tadi pagi pukul 07.00 WIB dengan seporsi
nasi, daging semur, sayur capcay dan buah semangka. Minum
air putih segelas. Sudah mandi, mengganti pakaian,
mengganti pembalut, BAK dan BAB tadi pagi. BAK dan
BAB tidak ada keluhan.
b. Psikologi
Merasa senang mengurus bayinya, tetapi ibu masih
khawatir dengan kondisi jahitannya.
c. Sosial
Suami dan keluarga ibu tampak bahagia dengan kelahiran
bayi. Suami dan keluarga ikut membantu ibu dalam
mengurus bayi.
58
3. Riwayat Laktasi
Selama ibu menyusui bayi tidak mengalami keluhan, ASI
keluar banyak, bayi menyusu dengan kuat.
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 140/80 mmHg
b. Nadi : 82 kali/menit
c. Respirasi : 21 kali/menit
d. Suhu : 36,5oC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Tidak oedema,
b. Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih
b. Payudara : Bersih, putting menonjol, ASI keluar
banyak.
c. Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
kandung kemih kosong.
d. Ekstermitas :Tampak sedikit oedema pada kaki, warna
kuku merah muda.
e. Genitalia :Vulva bersih, terdapat pengeluaran lochea
rubra ±2 cc, jahitan perineum masih basah,
tidak bengkak dan tidak kemerahan.
f. Anus :Tidak ada haemoroid.
C. Analisa
P1A0 postpartum 15 jam keadaan ibu baik.
59
D. Penatalaksanaan
Catatan Perkembangan 4
Kunjungan Nifas hari ke-8
Jum’at, 14 April 2017
Pukul 15.00 WIB
Rumah Ny.N
A. Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Saat ini merasa kelelahan akibat kurang tidur.
2. Pola Keseharian
a. Nutrisi dan Hidrasi
Makan 4 kali sehari dengan nasi, lauk daging, sayur, dan
kadang makan buah-buahan. Minum 10 gelas sehari. Tidak ada
pantangan dalam makan atau minum.
b. Eliminasi
BAK 6 kali sehari dan BAB sehari sekali. BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
60
c. Istirahat
Tidur malam 3-4 jam, tidak pernah tidur siang karena
merupakan pantangan.
d. Personal Hygiene
Mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian dan pakaian dalam
setiap setelah mandi, mengganti pembalut jika terasa sudah
lembab.
e. Aktifitas
Setelah bersalin beraktifitas seperti saat sebelum hamil,
seperti menyapu, mengepel, dan merapihkan rumah. Untuk
mencuci baju dan menyetrika dikerjakan oleh orangtuanya.
Tidak melakukan kontrol ke RSUD pada tanggal 12 April
karena jarak yang jauh, tetapi sudah melakukan kunjungan
nifas ke Bidan kemarin.
f. Laktasi
Mengaku sering menyusui bayinya, ASI yang keluar
banyak, bayi menyusu dengan kuat. Tidak ada keluhan saat
menyusui. Tidak pernah memberikan susu formula kepada
bayinya.
3. Riwayat Psikososial
Merasa senang mengurus anak pertamanya dibantu oleh suami
dan orangtua. Kehadiran buah hatinya diterima dengan baik oleh
semua anggota keluarga. Ibu tinggal bersama suami dan kedua
orangtuanya.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 160/100 mmHg
61
b. Nadi : 83 kali/menit
c. Respirasi : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,7oC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah :Tidak oedema
b. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
c. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
dan tiroid, tidak ada peninggian vena
jugularis.
d. Payudara : Bersih, tampak penuh, putting menonjol,
tidak ada retraksi, tidak ada nyeri tekan,
tidak teraba massa, ASI keluar.
e. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, TFU sudah
tidak teraba, diastasis rekti 2/5, kandung
kemih kosong.
f. Ekstermitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tanda
homan (-), warna kuku merah muda.
g. Genitalia : Vulva vagina bersih, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholin dan kelejar skene, terdapat
lokhea serosa berwarna kecoklatan ±3 cc
pada pembalut, luka jahitan mulai
mengering.
h. Anus :Tidak ada haemoroid.
C. Analisa
P1A0 postpartum 8 hari dengan kebutuhan istirahat.
D. Penatalaksanaan
Catatan Perkembangan 5
Kunjungan Nifas hari ke -15
Jum’at, 21 April 2017
Pukul 16.00 WIB
Rumah Ny.N
A. Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Tidak merasakan keluhan apapun.
2. Pola Keseharian
a. Nutrisi dan Hidrasi
Makan 4 kali sehari dengan nasi, lauk daging, sayur, dan
kadang makan buah-buahan. Ibu minum 10 gelas sehari.
Tidak ada pantangan dalam makan atau minum.
b. Eliminasi
BAK 6 kali sehari dan BAB sehari sekali. BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
63
c. Istirahat
Tidur malam 3-4 jam, ibu tidur siang ±1-2 jam saat
bayinya tidur.
d. Personal Hygiene
Mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian setiap setelah
mandi dan pakaian dalam saat terasa lembab, sudah tidak
menggunakan pembalut.
e. Aktifitas
Beraktifitas seperti saat sebelum hamil, seperti menyapu,
mengepel, dan merapihkan rumah dan mengurus bayinya.
Lupa melakukan kunjungan nifas 2 minggu dan belum
konsultasi atau memeriksakan diri ke dokter karena jarak
rumah yang jauh dari klinik dokter.
f. Laktasi
Mengaku sering menyusui bayinya, ASI yang keluar
banyak, bayi menyusu dengan kuat. Tidak ada keluhan saat
menyusui. Tidak pernah memberikan susu formula kepada
bayinya.
3. Riwayat Psikososial
Merasa senang dan tidak ada kesulitan mengurus anak
pertamanya dibantu oleh suami dan orangtua. Tapi terkadang
merasa tidak nyaman dengan mitos-mitos di sekitar yang
berkaitan dengan bayi dan ibu nifas.
4. Rencana KB
Masih bingung ingin menggunakan KB apa setelah masa nifas
berakhir. Ibu ingin menggunakan KB yang aman untuk menyusui.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
64
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 140/90 mmHg
b. Nadi : 83 kali/menit
c. Respirasi : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,8oC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah :Tidak oedema
b. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
c. Payudara : Bersih, tampak penuh, putting menonjol,
,tidak ada nyeri tekan, ASI keluar.
d. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, TFU sudah
tidak teraba, diastasis rekti 2/5, kandung
kemih kosong.
e. Ekstermitas : Tidak ada oedema, tanda homan
(-), warna kuku merah muda.
f. Genitalia : Vulva vagina bersih, terdapat sedikit
lokhea serosa berwarna kekuningan pada
pembalut, luka jahitan mulai mengering.
g. Anus :Tidak ada haemoroid.
C. Analisa
P1A0 postpartum 15 hari.
D. Penatalaksanaan
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda – Tanda Vital
a. Laju Napas : 45 x/menit
b. Laju Jantung : 140 x/menit regular
c. Suhu : 37.3oC
3. Antopometri
a. Berat Badan : 3300 gram
66
b. Panjang Badan : 47 cm
c. Lingkar Kepala : 34 cm
d. Lingkar Dada : 23 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih, fontanel datar dan
lunak, tidak ada molase, tidak terdapat
caput succadaneum dan tidak ada cephal
hematoma.
b. Mata : Simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi,
sklera putih.
c. Hidung : Terdapat 2 lubang hidung, septum
ditengah, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada pengeluaran cairan.
d. Mulut :Bibir merah muda, tidak ada labioskizis
dan labiopalatoskizis, lidah bersih, gusi
kemerahan.
e. Telinga : Simetris, letak telinga sejajar dengan mata,
terdapat lubang telinga, tidak ada secret,
daun telinga lunak dan cepat kembali saat
dilipat.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe
g. Dada : Simetris, areola jelas, putting menonjol,
tidak ada retraksi dinding dada, bunyi nafas
teratur dan bersih, bunyi jantung teratur.
h. Abdomen : Sedikit membuncit, tidak ada penonjolan
disekitar tali pusat, tali pusat kering tidak
terbungkus apapun, , segar, bersih, tidak
ada perdarahan.
i. Ekstermitas : Tidak ada kelainan, simetris, pergerakan
67
C. Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 1 jam keadaan bayi
baik.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik dan bayi akan
diberikan salep mata serta suntik vit K1.
2. Menjaga kehangatan bayi.
3. Memberikan salep mata gentamicin di kedua mata bayi.
68
Catatan Perkembangan 1
Kamis, 6 April 2017
Pukul 22.15 WIB
Ruang Anyelir RSUD Leuwiliang
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya mau menyusu, bayi menghisap dengan kuat.
Bayi sudah diganti popok dan pakaiannya, bayi juga sudah BAB dan
BAK.
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
a. Laju Jantung : 142 kali/menit
b. Laju Napas : 43 kali/menit
c. Suhu : 36.6oC
C. Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 6 jam keadaan bayi
baik
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi
69
Catatan Perkembangan 2
Jum’at, 7 April 2017
Pukul 09.15 WIB
Ruang Anyelir RSUD Leuwiliang
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sudah mandi, dan sudah menyusu. Terakhir
menyusu 20 menit yang lalu. Semalam bayi cukup tenang sehingga ibu
bisa tidur.
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
a. Laju Jantung : 142 kali/menit
b. Laju Napas : 43 kali/menit
c. Suhu : 36.9oC
3. Kulit : Tidak ikterik.
4. Mata : Sklera tidak ikterik
C. Analisa
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 15 jam keadaan bayi
baik
D. Penatalaksanaan
dijadwal.
3. Konseling sebelum pulang kepada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya
pada bayi, perawatan bayi sehari-hari, perawatan tali pusat, dan personal
hygiene bayi. Jika ibu lupa, Ibu bisa membaca Buku KIA tentang
perawatan bayi.
Catatan Perkembangan 3
Kunjungan Neonatus hari ke-8
Jum’at, 14 April 2017
Pukul 15.45 WIB
Rumah Ny. N
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya rewel setiap malam, ibu merasa bayinya tidak
segemuk saat lahir. Bayi menyusu 9 kali. Bayi BAK 5-6 kali sehari, BAB
2 kali sehari, tidak ada keluhan. Bayi dijemur setelah mandi pagi pukul
07.00 selama ± 10 menit. Bayi tidur 15 jam sehari dan sering terbangun
dimalam hari. Tali pusat sudah puput kemarin.
Ibu dan bayi sudah kunjungan nifas ke Bidan pada 6 hari masa nifas.
BB bayi 3300 gram.
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
a. Laju Jantung : 142 kali/menit
b. Laju Napas : 45 kali/menit
c. Suhu : 36,9oC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah dan Mata : Wajah tidak tampak ikterik, sklera putih,
tidak ada tanda infeksi pada mata.
b. Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung.
71
C. Analisa
Neonatus usia 8 hari keadaan bayi baik.
D. Penatalaksanaan
Catatan Perkembangan 4
Jum’at, 21 April 2017
Pukul 16.25 WIB
Rumah Ny.N
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat tidak ada keluhan. Bayi menyusu sekitar
12 kali sehari. Bayi BAK 5-6 kali sehari, BAB 2 kali sehari, tidak ada
keluhan. Bayi tidur 15 jam sehari dan sering terbangun pada malam hari.
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
a. Laju Jantung : 137 kali/menit
b. Laju Napas : 42 kali/menit
c. Suhu : 36,8oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah dan Mata : Tidak ikterik, sklera putih, tidak ada tanda-
tanda infeksi pada mata.
b. Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung.
c. Mulut : Bibir kemerahan, lidah bersih tidak
berbintik-bintik putih.
d. Dada : Tidak ada retraksi, bunyi napas bersih, laju
jantung teratur.
e. Abdomen : Tali pusat sudah puput, pusat bersih dan
kering tidak ada perdarahan.
f. Kulit : Warna kulit kemerahan. Tidak ada
kelainan pada kulit.
g. Genitalia : Bersih, kering, tidak ada pengeluaran
cairan.
73
C. Analisa
Neonatus usia 15 hari keadaan bayi baik.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik dan sehat.
2. Konseling tentang tanda bahaya pada bayi.
3. Memotivasi Ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dan selalu
memperhatikan kebersihan bayi, pakaian bayi, dan lingkungan sekitar bayi.
4. Konseling kepada ibu tentang Imunisasi Dasar dan Memberitahu ibu untuk
datang ke posyandu atau Bidan terdekat dengan membawa bayinya untuk di
imunisasi BCG dan Polio 1 saat bayi berusia 1 bulan.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Data Subjektif
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian yang
dilakukan saat pertama kali ibu datang, tanggal 6 April 2017. Diketahui
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) 8 Juli 2016. Untuk menentukan
usia kehamilan ibu, maka digunakan rumus penghitungan 4 1/3 yaitu
dengan mengurangi Tanggal Kunjungan dengan HPHT dan hasilnya
dikalikan 4 1/3 (Tanggal Kunjungan-HPHT x 4 1/3). Diketahui tanggal
kunjungan 6 April 2017 dan HPHT 8 Juli 2017, masukkan kedalam
rumus 4 1/3 ((6-4-2017 – 8-7-2016) x 4 1/3) = 38 minggu 2 hari. Jadi
usia kehamilan ibu saat ini 38 minggu. Setelah diketahui usia
kehamilan, selanjutnya dilakukan penghitungan taksiran persalinan, jika
hari pertama haid terakhir diketahui, maka penghitungan Taksiran
persalinan dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus Naegele
dengan perkiraan usia gestasi 40 minggu, HPHT ditambah 1 minggu,
dikurangi 3 bulan, dan ditambah 1 tahun. 7 Diketahui HPHT ibu 8(+7)
7(-3) 2016(+1), maka Taksiran Persalinan ibu tanggal 15 April 2017.
Dari hasil pengkajian, ibu mengeluh mulesnya semakin sering,
belum keluar air-air, merasa mules sejak 7 jam yang lalu, sudah keluar
lendir bercampur darah dari kemaluannya. Beberapa tanda persalinan
yaitu terjadinya his yang sifatnya teratur dan kekuatan yang makin
besar, lalu terdapat pengeluaran lendir dan darah dari jalan lahir karena
terdapat pendataran dan pembukaan serviks yang menyebabkan selaput
lendir pada kanalis servikalis terlepas, terjadi perdarahan karena kapiler
pembuluh darah pecah.9
74
75
B. Data Objektif
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik didapat
bahwa berat badan ibu saat ini 68 kg dengan tinggi 150 cm, dari buku
KIA didapat berat badan sebelum hamil 58 kg, nilai indeks massa tubuh
(IMT) ibu adalah 25,7 yang menurut Prawirohardjo masuk dalam
kategori berat badan normal dengan rentang IMT 19,8-26.6 Bukti
penelitian menunjukan bahwa berat badan berlebih dan obesitas
termasuk kedalam faktor resiko terjadinya hipertensi.18 Jika nilai IMT
25,7 maka rekomendasi kenaikan berat badan ideal selama hamil adalah
11,5-16 kg.6 Kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah 10 kg,
dapat disimpulkan bahwa kenaikan berat badan ibu kurang batas normal
dan ibu tidak memiliki resiko hipertensi gestasional ditinjau dari IMT.
Setelah dilakukan pemeriksaan Antropometri, maka dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital. Dimulai dari pemeriksaan tekanan
darah, dari hasil pemeriksaan tekanan darah, didapat tekanan darah ibu
140/90 mmHg. Salah satu cara mendiagnosa apakah seorang ibu hamil
atau bersalin mengalami hipertensi adalah dengan mengukur tekanan
darah. Jika ditemukan tekanan darah >140/90 mmHg pada ibu hamil
atau ibu bersalin maka diagnosa hipertensi dapat ditegakkan.19
Pemeriksaan tanda vital berlanjut pada pemeriksaan Nadi dengan hasil
85 kali permenit, pemeriksaan Suhu dengan hasil 36oC,dan respirasi
dengan hasil 22 kali permenit. Dapat disimpulkan hasil pemeriksaan
nadi, suhu, dan respirasi dalam batasan normal.
Selain pemeriksaan fisik, dilakukan juga pemeriksaan abdomen
untuk memberikan data informatif yang berguna, baik untuk
77
178.000, dan pemeriksaan protein urin dengan hasil negatif. Dari hasil
laboratorium secara umum dapat disimpulkan bahwa ibu tidak
mengalami preeklampsia dan perburukan pada organ tubuh, karena
semua temuan dalam batas normal. Hasil proteinurin yang negatif dapat
dijadikan salah satu penegakkan diagnosa Hipetensi Gestasional.19
C. Analisa
Berdasarkan data subjektif yang telah didapat yaitu ibu mengeluh
mulesnya semakin sering, hamil anak pertama tidak pernah keguguran,
tensi tinggi saat akan melahirkan, tidak memiliki riwayat darah tinggi
sebelum hamil atau pada keluarga, dan data objektif dengan hasil
pemeriksaan tekanan darah 140/90 mmHg, pemeriksaan dalam
pembukaan 7 cm dengan selaput ketuban utuh, dan pemeriksaan
laboratorium tidak terdapat proteinurin, maka dapat ditegakkan analisa
bahwa Ny.N G1P0A0 hamil 38 minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif
dengan hipertensi gestasional. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa diagnosa Hipertensi Gestasional adalah tekanan
darah >140/90 mmHg, tidak memiliki riwayat hipertensi sebelum
hamil, tidak ditemukan proteinuria.19
D. Penatalaksanaan
Berdasarkan analisa yang telah ditegakkan, maka dilakukan
penatalaksanaan mulai pada saat ibu datang melalui IGD. Ibu datang
dirujuk oleh Bidan dengan diagnosa PEB. Bidan IGD melakukan
kolaborasi dengan dr. SpOG terkait penatalaksanaan pada kasus.
Berdasarkan advice dokter lakukan induksi persalinan dengan 5 IU
Oksitosin dalam 500 cc larutan Ringer Laktat 20 tetes permenit. Dalam
kasus ini, penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa indikasi dilakukannya induksi persalinan salah
81
2. Faktor Penghambat
Dalam memberikan asuhan kepada Ny.N didapatkan beberapa
hambatan, seperti jarak rumah ibu dan fasilitas kesehatan yang
cukup jauh sehingga ibu terhambat untuk memeriksakan kondisi
tekanan darahnya saat masa nifas. Dalam pembuatan Laporan
Tugas Akhir didapatkan hambatan seperti teori dan penatalaksanaan
tentang Hipertensi Gestasional yang masih terbatas dan proses
permintaan Prosedur Tetap rumah sakit yang cukup sulit.
BAB VI
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada kasus Ny.N usia 20 tahun
G1P0A0 hamil 38 minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif dengan Hipertensi
Gestasional di RSUD Leuwiliang yaitu :
1. Data Subjektif
Berdasarkan hasil pengumpulan data subjektif didapatkan bahwa
Ny.N 20 tahun hamil anak pertama, usia kehamilan 9 bulan, dirujuk
oleh bidan karena tekanan darah tinggi saat akan melahirkan. Saat
hamil tidak ada tekanan darah tinggi. Mengeluh mules sejak 7 jam
yang lalu, belum keluar air-air sudah keluar lendir darah. Ibu tidak
merasakan pusing, nyeri ulu hati dan pandangan kabur.
2. Data Objektif
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang dengan hasil
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 140/90
mmHg, Nadi 85 kali permenit, suhu 36oC, pernapasan 22 kali
permenit, ekstermitas bawah tampak udema. Hasil periksa dalam
pembukaan 7 cm, selaput ketuban utuh. Dari hasil pemeriksaan
penunjang dengan hasil hematologi dalam batas normal, proteinuria
negatif (-).
3. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan data objektif dapat ditegakkan
analisa yaitu Asuhan Kebidanan pada Ny.N G1P0A0 dengan
Hipertensi Gestasional.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan atau asuhan yang sesuai dengan teori adalah
melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, advice dokter Induksi
87
88
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran-saran guna
perbaikan asuhan kebidanan pada hipertensi gestasional adalah sebagai
berikut :
1. Untuk Rumah Sakit
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan kesehatan
dengan cara memberikan asuhan kebidanan khususnya pada klien
dengan hipertensi gestasional dan diharapkan rumah sakit dapat
memberikan penanganan sesuai dengan prosedur tetap untuk setiap
penatalaksanaan kasus yang ada di Rumah Sakit.
2. Untuk Klien dan Keluarga
Klien disarankan untuk melakukan kontrol terhadap hipertensinya,
mampu mengenali tanda bahaya pada masa nifas dan diharapkan lebih
peduli terhadap kesehatan dirinya.
3. Untuk profesi
Dapat mengaplikasikan teori yang didapat pada masa pendidikan
kedalam praktek lapangan dalam berbagai asuhan sesuai dengan
wewenang yang telah ditetapkan sehingga asuhan yang diberikan
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan bermanfaat untuk
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Nama Pasien : Ny N
Usia : 20 Tahun
I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan,diharapkan kepada ibu nifas dapat memahami tanda
bahaya pada masa nifas.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Tanda Bahaya masa nifas” diharapkan
ibu nifas mampu:
1. Menjelaskan pengertian tanda bahaya pada masa nifas
2. Mengetahui macam macam tanda bahaya pada masa nifas
II. Materi
Terlampir
III. Metode
Ceramah Tanya Jawab
IV. Media
Buku KIA
V. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan
(1 menit) a. Menyampaikan salam a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Kontrak waktu c. Memberi respon
2. Penyampaian Isi a. Menjelaskan pengertian
(8 menit) Tanda bahaya nifas Mendengarkan,
b. Menjelaskan Tanda- memperhatikan,
tanda bahaya nifas mendiskusikan materi
3. Penutup a. Tanya jawab a. Menanyakan materi
(1 menit) b. Test akhir yang belum jelas
c. Menyimpulkan hasil b. Menjawab test
penyuluhan c. Aktif bersama
d. Memberi salam menyimpulkan
Penutup d. Menjawab salam
VI. Evaluasi
A. Apa yang dimaksud tanda bahaya pada masa nifas?
B. Ada berapa tanda bahaya pada masa nifas yang harus ibu ketahui dan waspadai?
VII. Daftar Pustaka
Saifuddin, Abdul Bari dkk.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2009
I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami gizi atau nutrisi pada masa
nifas. Sehingga kesehatan tubuh dan kebutuhan energi tetap terjaga.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu nifas mampu :
1. Menjelaskan pengertian gizi atau nutrisi dan kebutuhan gizi ibu nifas.
2. Menjelaskan danmenyebutkan kandungan pada menu-menu seimbang, serta
contoh-contoh bahan makananya
II. Materi
Terlampir
III. Metode
Ceramah Tanya jawab
IV. Media
Buku KIA
V. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan
(1 menit) a. Menyampaikan salam a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Kontrak waktu c. Memberi respon
2. Penyampaian Isi a. Menjelaskan
(8 menit) pengertian Nutrisi ibu Mendengarkan,
nifas memperhatikan,
b. Menjelaskan jenis mendiskusikan materi
menu makanan bergizi
seimbang
3. Penutup a. Tanya jawab a. Menanyakan materi
(1 menit) b. Test akhir yang belum jelas
c. Menyimpulkan hasil b. Menjawab test
penyuluhan c. Aktif bersama
d. Memberi salam menyimpulkan
Penutup d. Menjawab salam
VI. Evaluasi
Tanya jawab
A. Jelaskan makanan bergizi seimbang!
B. Apa saja menu makanan bergizi seimbang?
VII. Daftar Pustaka
Suherni, dkk.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta:Fitramaya;2009
VI. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud perawatan diri pada masa nifas?
2. Apa tujuan dari perawatan diri pada masa nifas?
3. Bagaimana langkah perawatan diri pada masa nifas?
VII. Daftar Pustaka
Saleha, Sitti.Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Jakarta:Salemba Medika;2009
Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat dan Musrifatul Uliyah.Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta:EGC;2007
PERSONAL HYGIENE
(PERAWATAN DIRI) PADA IBU NIFAS
Topik : ASI
Sub Topik : ASI Eksklusif
Sasaran : Ny. N
Hari/ tanggal : Kamis, 6 April 2017
Waktu : 10 menit
Penyuluh : Kholis Budihastari
Tempat : Ruang Bersalin RSUD Leuwiliang
I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan diharapkan ibu mampu memahami tentang
ASI Ekslusif
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian ASI Eksklusif
2. Menyebutkan manfaat pemberian ASI Eksklusif
II. Materi
Terlampir
III. Metode
Diskusi dan Tanya jawab.
IV. Media dan alat peraga
Buku KIA
V. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan a. Menyampaikan salam a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan(a m b. Mendengarkan
c. Kontrak waktu e c. Memberi respon
n
i
t
)
2. Penyampaian Isi a. Menjelaskan pengertian
ASI Eksklusif Mendengarkan,
(8 m
b. Menjelaskan manfaat memperhatikan,
e
pemberian ASI mendiskusikan
n materi
Eksklusif i
t
)
3. Penutup a. Tanya jawab a. Menanyakan materi
(1 menit) b. Test akhir yang belum jelas
c. Menyimpulkan hasil b. Menjawab test
penyuluhan c. Aktif bersama
d. Memberi salam Penutup menyimpulkan
d. Menjawab salam
VI. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud ASI Eksklusif?
2. Apa saja manfaat pemberian ASI Eksklusif?
VII. Daftar Pustaka
Bobak, dkk.. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC ;2007
Saleha, sitti.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika;2009
MATERI
ASI Eksklusif
1. Pengertian
ASI ekslusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. ASI eksklusif adalah istilah untuk
menyebutkan bayi yang hanya diberi ASI, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat, misalnya
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,bubur nasi,tim, atau makanan lain selain ASI.
I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan diharapkan ibu mampu memahami
tentang Keluarga Berencana
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian keluarga berencana
2. Menyebutkan keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan
3. Menjelaskan kontraindikasi dan efek samping KB suntik 3 bulan
II. Materi
Terlampir
III. Metode
Diskusi dan Tanya jawab.
IV. Media dan alat peraga
Buku KIA
V. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan a. Menyampaikan salam
b. Menjelaskan tujuan
(1 m a. Menjawab salam
c. Kontrak waktu e b. Mendengarkan
n c. Memberi respon
i
t
)
2. Penyampaian Isi a. Menjelaskan pengertian
(8 menit) keluarga berencana Mendengarkan,
b. Menyebutkan keuntungan memperhatikan,
dan kerugian KB suntik 3 mendiskusikan materi
bulan
c. Menjelaskan
kontraindikasi dan efek
samping KB suntik 3
bulan
3. Penutup a. Tanya jawab a. Menanyakan materi
(1 menit) b. Test akhir yang belum jelas
c. Menyimpulkan hasil b. Menjawab test
penyuluhan c. Aktif bersama
d. Memberi salam Penutup menyimpulkan
d. Menjawab salam
VI. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud keluarga berencana?
2. Apa saja keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan?
3. Apa saja kontraindikasi dan efek samping KB suntik 3 bulan?
VII. Daftar Pustaka
Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.; 2007
Saifuddin, Abdul Bari.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo;2010
KB SUNTIK 3 BULAN
I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan,diharapkan ibu dapat memahami tanda bahaya
pada bayi dan perawatan tali pusat.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Tanda Bahaya pada Bayi dan
Perawatan Tali Pusat” diharapkan ibu mampu:
a. Menjelaskan pengertian tanda bahaya pada bayi
b. Mengetahui macam macam tanda bahaya pada bayi
c. Mengetahui cara merawat tali pusat bayi dengan benar
II. Materi
Terlampir
III. Metode
Ceramah dan Demonstrasi
IV. Media
Buku KIA
V. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan
(1 menit) b. Menyampaikan salam a. Menjawab salam
c. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
d. Kontrak waktu c. Memberi respon
2. Penyampaian Isi a. Menjelaskan
(8 menit) pengertian tanda Mendengarkan,
bahaya Memperhatikan
b. Menjelaskan jenis mendiskusikan materi
tanda bahaya pada
bayi.
3. Penutup a. Tanya jawab a. Menanyakan materi yang
(1 menit) b. Test akhir belum jelas
c. Menyimpulkan hasil b. Menjawab tes
penyuluhan c. Aktif bersama menyimpulkan
d. Memberi salam d. Menjawab salam
Penutup
VI. Evaluasi
A. Apa yang dimaksud tanda bahaya pada bayi?
B. Ada berapa tanda bahaya pada bayi yang harus kita ketahui ?
VII. Daftar Pustaka
Prawirohardjo.Buku Acuan Nasinal Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta.:Yayasan Bina Pustaka sarwono prawirohardjo.2010
I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu memahami pentingnya
imunisasi dan jenis-jenis imunisasi pokok untuk bayinya.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu :
1. Mengetahui tujuan dari diadakannya imunisasi
2. Mengetahui jenis-jenis imunisasi dasar yang dibutuhkan oleh bayinya.
3. Mengetahui efek yang terjadi setelah pemberian imunisasi.
II. Materi
Terlampir
III. Metode
Ceramah Tanya Jawab
IV. Media
Buku KIA
V. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan
(1 menit) a. Menyampaikan salam a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Kontrak waktu c. Memberi respon
2. Penyampaian Isi a. Menjelaskan pengertian
(8 menit) imunisasi Mendengarkan,
b. Menjelaskan jenis imunisasi memperhatikan,
dasar untuk bayi mendiskusikan materi
VI. Evaluasi
1. Apa saja imunisasi pokok yang dibutuhkan bayi dan balita?
2. Berikan minimal satu contoh imunisasi dan manfaatnya!
VII. Daftar Pustaka
Vivian, Nanny Lia Dewi. Asuhan Neonatus dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika;2009
IMUNISASI
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit
seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, polio dan campak dapat dicegah.
B. Macam-macam Imunisasi
1. BCG
Imunisasi BCG mengurangi risiko tuberkulosis berat. Tuberkulosis paling se
ring menyerang paru-paru, dapat pula menyerang selaput otak, tulang dan lain-l
ain. Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Namun unt
uk mencapai cakupan yang lebih luas, Kemenkes menganjurkan pemberian BC
G pada umur antara 0-12 bulan. Apabila BCG diberikan setelah umur 3 bulan, p
erlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.
Efek penyuntikan BCG berupa gelembung kecil yang akan mengering den
gan sendirinya dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat.
2. HEPATITIS B
Imunisasi hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin dalam waktu 12 jam setela
h lahir, mengingat paling tidak 3,9% ibu hamil mengidap hepatitis B aktif denga
n resiko penularan kepada bayinya sebesar 45%. Imunisasi HepB-2 diberikan se
telah 1 bulan dari imunisasi HepB-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk me
ndapat respons imun optimal, interval imunisasi HepB-2 dengan HepB-3 minim
al 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi HepB-3 diberikan pada umur 3-6 bu
lan.
Kemenkes mulai tahun 2005 memberikan vaksin HepB-0 monovalen (dalam
kemasan uniject) saat lahir, dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DTwP/HepB
pada umur 2-3-4 bulan.
Efek samping dari imunisasi hepatitis ini umumnya ringan, hanya berupa n
yeri, bengkak, panas dan mual.
3. DPT
Difteri adalah suatu penyakit akut disebabkan oleh kuman yang memproduks
i toksin. Pertusis disebut juga batuk rejan atau batuk seratus hari, penyakit ini m
erupakan penyakit tersering yang menyerang anak-anak dan merupakan penyeb
ab kematian. Virus tetanus masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka yang ak
an menyebabkan kejang-kejang.
Imunisasi dasar DPT (primary immunization) diberikan 3 kali sejak umur 2
bulan (DTP tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4 -8
miggu. Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DTP-1 diberikan pada umur 2
bulan, DTP-2 pada umur 4 bulan dan DTP-3 pada umur 6 bulan.
Efek dari imunisasi DPT ini diantaranya adalah kemerahan, bengkak dan nye
ri, kadang juga ditemukan demam ringan.
4. POLIO
Polio disebabkan oleh virus poliomielitis yang menimbulkan kelumpuhan.Po
lio 0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI atau pada kunjungan pertama
. Untuk imunisasi dasar (polio-2, 3, 4) diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan. In
terval antara 2 imunisasi tidak kurang dari 4 minggu
Setelah vaksinasi, sebagian resipien dapat mengalami gejala-gejala pusing,
diare ringan dan nyeri otot.
5. CAMPAK
Virus campak akan menimbulkan gejala pilek, batuk, peradangan selaput ko
njungtiva yang tampak merah, suhu tubuh yang meningkat, dan munculnya rua
m kulit. Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml pada
umur 9 bln. Selanjutnya imunisasi campak dosis kedua diberikan pada program
school based catch-up campaign, yaitu secara rutin pada anak sekolah SD kelas
1 dalam program BIAS. Apabila telah mendapatkan imunisasi MMR pada usia
15-18 bulan dan ulangan umur 6 tahun, ulangan campak SD kelas 1 tidak diperl
ukan. Efek dari imunisasi campak yaitu dapat berupa ruam dan sedikit demam.