Anda di halaman 1dari 6

BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

A. Kasus
Ny. W datang dengan membawa bayinya ke RS mengeluh bayi menangis terus menerus
saat bahu dipegang atau digendong ketika menyusui dan tampak bengkak kemerahan
pada bahu kiri. Ny. W mengatakan bahwa bayi lahir tanggal 27 Maret 2019 jam 13.50
WIB di Praktek Mandiri Bidan. Usia kehamilan 39 minggu dengan berat badan lahir
4050 gram, PB 51 cm, lahir secara spontan pervaginam dan saat persalinan sempat
kesulitan untuk melahirkan bahu bayi.

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGIS


PADA BY. NY. “W” DENGAN FRAKTUR KLAVIKULA DI RSUD XXX

Tanggal Pengkajian : 28 Maret 2019


Pukul : 15.25 WIB
Tempat : Ruang Perinatologi

A. Subjektif
I. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ny. W
Umur Bayi : 1 hari
Tanggal, jam lahir : 27 Maret 2019 jam 13.50 WIB
Jenis Kelamin : Laki-Laki

b. Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny. W Nama Ayah : Tn. Z
Umur : 30 th Umur : 33 th
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Glawan, Pabelan Alamat : Glawan, Pabelan
II. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahu kiri bayi tampak bengkak kemerahan dan bayi menangis
saat bahu dipegang.
III. Riwayat Intranatal dan Postnatal
 G: 1 P: 0 A: 0
 Umur Kehamilan : 39 minggu
 Jenis persalinan : spontan pervaginam
 Penolong persalinan : bidan di PMB
 Letak bayi : letak kepala
 APGAR Score : 7 (1 menit) 8 (5 menit) 9 (10 menit)
 Lama persalinan :
Kala I : 8 jam 30 menit
Kala II : 1 jam 30 menit
 Penyulit dalam persalinan : ada / tidak ada, sebutkan distosia bahu
 BB/PB bayi lahir : 4050 gram / 51 cm
 Kelainan Kongenital :-

B. Objektif
I. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum/kesadaran : sedang / composmentis
b. Tanda-tanda vital : Nadi 130 x/menit, suhu 37 oC
Respirasi 44 x/menit, SpO2 97 %
c. Pengukuran anthopometri :
 Berat Badan : 4050 gram
 Panjang Badan : 51 cm
 Lingkar Kepala : 34 cm
 Lingkar Dada : 34 cm
 Lingkar Lengan : 11 cm
d. Pemeriksaana Fisik :
- Kepala : normal
- Leher : normal
- Bahu : fraktur pada klavikula kiri, adanya krepitasi
- Dada : normal
- Abdomen : normal
- Punggung : normal
- Anggota gerak atas : Gerakan tangan kiri terbatas
- Anggota gerak bawah : normal
- Genetalia : laki-laki, normal
- Kulit : normal, kemerahan
- Refleks :
 Rooting
 Sucking
 Swallowing
 Morro, tidak simetris antara 2 tangan

C. Assesment
I. Diagnosa kebidanan :
 Bayi Ny. W, usia 1 hari, BCB, BMK dengan fraktur klavikula
sinistra
Data dasar :
DS :
1. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 27 Maret 2019 jam 13.50 WIB
2. Ibu mengatakan bayi menangis terus-menerus jika bahu dipegang.
DO :
1. Bayi lahir spontan pervaginam jam 13.50 WIB
2. Berat badan lahir bayi 4050 gram
3. Lingkar kepala 34 cm dan lingkar dada 34 cm
4. Pada klavikula sinistra tampak kemerahan dan adanya krepitasi
II. Masalah :
 Kurangnya pengetahuan orangtua tentang keadaan anaknya
DS : ibu merasa tidak mengert tentang keadaan bayinya.
DO : Ibu tampak cemas dengan keadaan bayinya.

D. Planning
Tanggal : 28 Maret 2019 Pukul : 16.25 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi
- Nadi : 130 x/menit - Pernapasan : 44 x /menit
- Suhu : 37 oC - Saturasi : 97 %
2. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan bayinya.
3. Melakukan fiksasi pada daerah klavikula.
4. Membatasi pergerakan bayi.
5. Memberikan posisi nyaman pada bayi.
6. Memenuhi nutrisi bayi dengan pemberian ASI.
7. Mengajarkan ibu untuk cara pemberian asi yaitu dengan menyusui posisi tidur,
dengan sendok atau pipet.
8. Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan tentang fraktur klavikula.
9. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat-obatan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Nama responden dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir patologis ini adalah bayi
Ny. W yang merupakan salah satu pasien di RSUD XXX. Pengkajian data dilakukan
pada tanggal 28 Maret 2019 jam 15.25 WIB melalui pengkajian langsung kepada ibu bayi
dan pemeriksaan bayi.
Pada data subjektif ditemukan bahwa riwayat persalinan bayi yaitu spontan
pervaginam dengan letak kepala, bayi besar dan distosia bahu. Pada persalinan bayi besar
dapat terjadi distosia bahu dimana saat kepala sudah dilahirkan namun tidak dapat
melakukan putar paksi luar dan tertahan akibat adanya tarikan yang terjadi antara bahu
posterior dengan kepala (Anik, 2013). Menurut Saifuddin (2010) bayi yang berukuran
besar (makrosomia) mempertinggi terjadinya trauma lahir pada bayi. Trauma lahir
biasanya terjadi akibat distosia bahu, sehingga dapat menyebabkan fraktur klavikula,
humerus, bahkan kematian janin.
Pada data objektif ditemukan pada pemeriksaan fisik adanya gerakan tangan kiri
bayi yang terbatas, adanya krepitasi serta refleks moro tidak simetris. Menurut Meida
(2009) tanda dan gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara
lain: bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi
dan ketidakteraturan tulang, kdang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur,
tidak adanya reflek moro pada sisi terkena, adanya spasme otot sterno kledomastoidesis
yang disertai dengan hilangnnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.
A. Evidace Based Dalam Penatalaksaan Fraktur Klavikula
Prinsip penatalaksanaan fraktur meliputi :
a. Reduksi
Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Reduksi tertutup, mengembalikan fragmen
tulang ke posisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan) dengan manipulasi dan
traksi manual. Alat-alat yang digunakan biasanya traksi, bidai dan alat yang
lainnya. Reduksi terbuka, dengan pendekatan bedah. Alat fiksasi interna dalam
bentuk pen, kawat, sekrup, plat dan paku.
b. Mobilisasi
Mobilisasi fraktur bertujuan untuk mencegah pergeseran fragmen dan
mencegah pergerakan yang dapat mengancam penyatuan. Pemasangan plat atau
traksi dimaksudkan untuk mempertahankan reduksi ekstremitas yang mengalami
fraktur.
B. Evidence based
Dengan memberikan penerapan Evidence Based terapi kompres dingin bekerja
dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengontrol nyeri Terapi dingin yang
diberikan akan mempengaruhi impuls yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta untuk lebih
mendominasi sehingga “gerbang” akan menutup dan impuls nyeri akan terhalangi. Nyeri
yang dirasakan akan berkurang atau hilang untuk sementara waktu.
Kompres dingin akan menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat
kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
Mekanisme lain yang mungkin bekerja bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan
mengurangi persepsi nyeri.
Tujuan diberikan kompres dingin adalah menghilangkan rasa nyeri akibat trauma
atau odema,mencegah kongesti kepala, memperlambat denyut jantung, mempersempit
pembuluh darah dan mengurangi arusdarah lokal.Selama pemberian kompres,kulit klien
diperiksa minimal setelah 5menit dan maksimal 20 menit pemberian.
C. Efek kompres dingin terhadap nyeri
Kompres dingin dapat menurunkan nyeri dan merelaksasi otot serta menurunkan
kontraktilitas otot dengan cara menurunkan prostaglandin, yang memperkuat sensitivitas
reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses
inflamasi.Efek fisiologis terapi dingin dapat menurunkan suhu pada kulit dan jaringan
yang berada dibawahnya serta dapat menyebabkan vasokontriksi. Vasokontriksi
menurunkan aliran darah ke area yang terkena kemudian dapat mengurangi suplai
oksigen serta metabolik, menurunkan kecepatan pembuangan zat sisa, dan menyebabkan
pucat dan dingin pada kulit. Terapi dingin sering kali digunakan pada klien yang
mengalami cidera olahraga (sprain, strain, fraktur) untuk menghambat pembengkakan
dan perdarahan yang terjadi setelah cedera. Untuk memberikan efek terapeutik yang
diharapkan (mengurangi nyeri), sebaiknya suhu tidak terlalu dingin (berkisar antara
15°C-18°C), karena suhu yang terlalu dingin dapat memberikan rasa yang tidak nyaman,
frostbite atau membeku dan menyebabkan terjadinya fenomena pantulan yang seharusnya
vasokontriksi menjadi vasodilatasi.

Sumber :
1
Ilmiah, K. T., Saba, D., Studi, P., Iii, D. & Kendal, S. M. STUDI KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA
PASIEN POST OREF ( OPEN REDUCTION EXTERNAL FIXATION ) HARI KE-22. (2021).
Suriya, M. & Zuriati. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Gangguan pada Sistem
Muskuloskeletal Aplikasi NANDA, NIC, & NOC. (2019).
Parahita, P. S., Kurniyanta, P., Sakit, R., Pusat, U. & Denpasar, S. Management of Extrimity
Fracture in Emergency Department. e-Jurnal Med. Udayana 2, 1597–1615 (2013).

Anda mungkin juga menyukai