Anda di halaman 1dari 38

KORUPSI

Moneca Diah L. S.ST.,M.Kes


Korupsi Secara Etimologi
• Istilah korupsi berasal dari bahasa
latin “corrumpere”, “corruptio” atau
“corruptus”
• Dari bahasa latin tersebut kemudian
diadopsi oleh beberapa bangsa di
dunia ( Inggris : Corruption, corrupt),
( Perancis: corruption), ( Belanda :
Corruptie ).
• Di Indonesia di sadur mjd KORUPSI
.
Beberapa pengertian lain, disebutkan bahwa (Muhammad Ali : 1998) :

1.Korup  busuk, suka menerima uang


suap/sogok, memakai kekuasaan untuk
kepentingan sendiri dan sebagainya;
2.Korupsi  perbuatan busuk seperti
penggelapan uang, penerimaan uang
sogok, dan sebagainya; dan
3.Koruptor orang yang melakukan
korupsi.
Definisi Korupsi
Korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat
dan merusak, berdasarkan kenyataan
tersebut perbuatan korupsi menyangkut:
sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan
keadaan yang busuk, menyangkut jabatan
instansi atau aparatur pemerintah,
penyelewengan kekuasaan dalam jabatan
karena pemberian, menyangkut faktor
ekonomi dan politik dan penempatan
keluarga atau golongan ke dalam
kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.
Lanjutan …
• Korupsi kebalikan dari kondisi yg adil, benar, dan jujur.
• Kamus besar bahasa indonesia  korupsi merupakan
penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
( perusahaan dan sebagainya ) untuk keuntungan pribadi
atau orang lain.
• Orang yg melakukan korupsi disebut koruptor
Istilah Terkait Jenis – Jenis Korupsi

• KORUPSI
KK
• KOLUSI
• NEPOTISME N
Lanjutan…
• Kolusi  sikap dan perbuatan tidak jujur dengan
membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam
melakukan pemberian uang atau fasilitas tertentu
sebagai pelicin agar urusan menjadi lancar
• Nepotisme setiap perbuatan melanggar hukum
dengan menguntungkan kepentingan keluarga,
sanak saudara, atau teman – teman yg dikenal
• Penjelasan ttg KKN di atur dalam Undang – Undang
No.28 Tahun 1999 pasal 1 ayat (3), (4), dan (5)
tentang Penyelenggaraan Negara bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
3 tingkatan KORUPSI
Material benefit
(Mendapatkan keuntungan material yang
bukan haknya melalui kekuasaan)

Abuse of power
(Penyalahgunaan kekuasaan)

Betrayal of trust
(Pengkhianatan kepercayaan)
Pengkhianatan terhadap kepercayaan
(betrayal of trust)
• Penghianatan merupakan bentuk
korupsi paling sederhana
• Semua orang yang berkhianat atau
mengkhianati kepercayaan atau
amanat yang diterimanya adalah
koruptor.
• Amanat dapat berupa apapun, baik
materi maupun non materi (ex:
pesan, aspirasi rakyat)
• Anggota DPR yang tidak
menyampaikan aspirasi
rakyat/menggunakan aspirasi untuk
kepentingan pribadi merupakan
bentuk korupsi
Diskusi
Apakah jika seseorang melakukan
perselingkuhan, dia juga sudah melakukan
korupsi, dan pantas disebut koruptor?
Penyalahgunaan kekuasaan
(abuse of power)
• Abuse of power merupakan korupsi
tingkat menengah
• Merupakan Segala bentuk
penyimpangan yang dilakukan melalui
struktur kekuasaan, baik pada tingkat
negara maupun lembaga-lembaga
struktural lainnya, termasuk lembaga
pendidikan, tanpa mendapatkan
keuntungan materi.
Penyalahgunaan kekuasan untuk mendapatkan
keuntungan material (material benefit)
• Penyimpangan kekuasaan untuk
mendapatkan keuntungan material baik
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
• Korupsi pada level ini merupakan tingkat
paling membahayakan karena melibatkan
kekuasaan dan keuntungan material.
• Ini merupakan bentuk korupsi yang paling
banyak terjadi di indonesia
Unsur-unsur yang dapat
menentukan sesuatu dapat
dianggap sebagai korupsi

1. Secara melawan hukum


2. Memperkaya diri
sendiri/orang lain
3. Merugikan keuangan/
perekonomian negara
BENTUK – BENTUK KORUPSI
1. Kerugian Keuangan Negara
- Secara Melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain / korporasi
- Tujuan: menguntungkan diri sendiri atau orang lain/
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yg ada.
Contoh :
• Seorang pegawai tenaga Rumah Sakit Negeri melakukan
pencatatan kunjungan pasien . Namun ia tidak menulis
semua keseluruhan pasien yang berkunjung shg uang yg
disetorkan tidak sesuai dgn jml pasien sebenarnya .
2. Suap Menyuap
• Suap adl uang sogok/ uang yg diberikan kpd pihak lain u/
memperlancar tujuan tertentu ( uang pelicin ).
• Suap biasanya diberikan kpd pejabat dilingkungan birokrasi
pemerintah yg memiliki peranan penting, penegak hukum,
pejabat bea cukai dan pajak.
Contoh :
• Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara;
• Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada advokat untuk
menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk
mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan,
berhubung dengan perkara
3. Penggelapan dalam jabatan
• Penggelapan  proses, cara atau perbuatan menggelapkan/
penyelewengan yg dilakukan u/ menutupi atau membuat fakta
mjd tidak nyata.
• Kasusnya adl penyelewengan atau korupsi yg mengakibatkan
kerugian keuangan negara yg berkedok pada kedudukan dan
jabatan .
• Penggelapan jabatan  penyalahgunaan wewenangkrn
jabatan / kedudukanyayg bersangkutan melakukan perbuatan
yg bertentangan dgn hak dan kewajibannya.
Contoh :
• Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara
waktu, dengan sengaja:
a. menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya,
atau uang/surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain
atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut
b. memalsu buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan
adminstrasi
c. menggelapkan, merusakkan atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta,
surat atau daftar yang digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan di
muka pejabat yang berwenang, yang dikuasai karena jabatannya
d. membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut;
4. Pemerasan
• Pemerasan meminta uang dan sejenisnya dgn ancaman.
• Contoh :
a. Pegawai negeri/penyelenggara negara yg dengan maksud
menguntungkan diri sendiri/ orang lain secara melawan
hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar,
atau menerima pembayaran dengan potongan atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri
b. Pegawai negeri/ penyelenggara negara yang pada waktu
menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan
atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang
kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut
bukan merupakan utang
5. Perbuatan Curang
• Perbuatan curang identik dgn ketidakjujuran dan licik .
• Sikap ini membuat seseorang serakah, tamak, dan tidka
mempedulikan nasil orang lain .
Contoh :
• Pemborong, ahli bangunan yg pada waktu membuat
bangunan/ penjual bahan bangunan yg pada waktu
menyerahkan bahan bangunan, melakukan perbuatan curang
yg dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau
keselamatan negara dalam keadaan perang.
• Dalam pembuatan mi basah dgn menggunakan bahan tepung
kadaluwarsa atau dgn bahan yg tidak menyehatkan demi
mendapatkan keuntungan yg besar.
6. Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan
• Artinya keikutsertaan seorang pegawai negeri/ penyelenggara
negara baik langsung/ tidak langsung , dlm pemborongan,
pengadaan atau persewaan shn mempengaruhi tjd nya
kerugian negara.
• Contoh
Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung
maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
pemborongan, pengadaan atau persewaan yang pada saat
dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan
untuk mengurus atau mengawasinya.
7. Gratifikasi
• Gratifikasi  Penerimaan hadiah/ bonus/ gratifikasi diartikan
uang hadiah kpd pegawai diluar gaji yg di tentukan .
• Setiap gratifikasi kpd pegawai negeri atau penyelenggara
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
tugasnya.
• Sebuah pemberian yg diberikan atas diperolehnya suatu
bantuan atau keuntungan.
Bentuk Gratifikasi
a. Gratifikasi positif : pemberian hadiah
dilakukan dengan niat yang tulus dari
seseorang kepada orang lain tanpa
pamrih artinya pemberian dalam bentuk
“tanda kasih” tanpa mengharapkan
balasan apapun.
b. Gratifikasi negatif : pemberian hadiah
dilakukan dengan tujuan pamrih,
pemberian jenis ini yang telah
membudaya dikalangan birokrat maupun
pengusaha karena adanya interaksi
kepentingan.
• Contoh Bentuk Gratifikasi
 Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu;
 Hadiah atau sumbangan dari rekanan yang diterima pejabat pada saat
perkawinan anaknya
 Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat/pegawai negeri atau keluarganya
untuk keperluan pribadi secara cuma-cuma;
 Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat/pegawai negeri untuk
pembelian barang atau jasa dari rekanan;
 Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat/pegawai
negeri;
 Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat/pegawai negeri pada saat
kunjungan kerja;
 Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat/pegawai negeri pada saat hari
raya keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya;
 Pembiayaan kunjungan kerja lembaga legislatif, karena hal ini dapat
memengaruhi legislasi dan implementasinya oleh eksekutif
 Cideramata bagi guru (PNS) setelah pembagian rapor/kelulusan;
 Pungutan liar di jalan raya dan tidak disertai tanda bukti dengan
tujuan sumbangan tidak jelas, oknum yang terlibat bisa jadi dari
petugas kepolisian (polisi lalu lintas), retribusi (dinas pendapatan
daerah), LLAJR dan masyarakat (preman). Apabila kasus ini
terjadi KPK menyarankan agar laporan dipublikasikan oleh
media massa dan dilakukan penindakan tegas terhadap pelaku
 Uang retribusi untuk masuk pelabuhan tanpa tiket yang
dilakukan oleh Instansi
 Pelabuhan, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pendapatan Daerah;
 Parsel ponsel canggih keluaran terbaru dari pengusaha ke
pejabat;
 Perjalanan wisata bagi bupati menjelang akhir jabatan;
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

Faktor internal merupakan


penyebab korupsi yang datang dari
diri pribadi
Faktor penyebab terjadinya korupsi
karena sebab – sebab dari luar
PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR INTERNAL

1. Sifat tamak manusia


2. Moral yang kurang kuat
menghadapi godaan
3. Gaya hidup konsumtif
4. Tidak mau ( malas )
bekerja
( Menurut Isa Wahyudi,
2007)
PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR INTERNAL

1. Aspek perilaku individu


2. Aspek organisasi
3. Aspek masyarakat tempat individu dan
organisasi berada
( M. Arifin, 2000 )
PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR EKSTERNAL

1. Kurang keteladanan dan kepemimpinan elite Bangsa


2. Rendahnya gaji Pegawai
3. Negeri Sipil
4. Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum
dan peraturan perundangan
5. Rendahnya integritas dan profesionalisme
6. Mekanisme pengawasan internal di semua lembaga
perbankan, keuangan, dan birokrasi belum mapan
7. Kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan, dan lingkungan
masyarakat, dan
8.ErryLemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, moral dan etika.
Riyana Hardjapamekas
(2008)
PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR EKSTERNAL

1.Faktor politik
2.Faktor hukum
3.Faktor ekonomi dan
birokrasi
4.Faktor Transnasional

• Menurut Indonesian Corruption Watch


( ICW )
1. FAKTOR POLITIK

• Perilaku korup seperti penyuapan, politik uang


merupakan fenomena yang sering terjadi. Terkait
dengan hal itu Terrence Gomes (2000) memberikan
gambaran bahwa politik uang ( money politik) sebagai
use of money and material benefits in the pursuit of
political influence.
• Politik uang (money politics) merupakan tingkah laku
negatif karena uang digunakan untuk membeli suara
atau menyogok para pemilih atau anggota-anggota
partai supaya memenangkan pemilu si pemberi uang.
2. FAKTOR HUKUM

Tidak baiknya substansi hukum,


Faktor hukum bisa di lihat pada 2 sisi, mudah di temukan dalam aturan2
satu sisi berdasarkan perundang – yang diskriminatif dan tidak
undangan dan sisi lain adl lemahnya adil;rumusan yg tidak jelas-tegas shg
penegakan hukum multi tafsir;kontradiksi dan overlaping
dgn peraturan lain .

Praktik penegakan hukum juga masih dililit berbagai permasalahan yg menjauhkan


hukum dari tujuanya. Secara kasat mata , publik dapat melihat banyak kasus yg
menunjukkan adanya diskriminasi dalam proses penegakan hukum termasuk
putusan2 pengadilan
Lanjutan…
• Selaras dengan hal itu Susila (dalam Hamzah: 2004)
menyebutkan tin-dakan korupsi mudah timbul karena ada
kelemahan di dalam peraturan perundangundangan, yang
mencakup:
(a) adanya peraturan perundang-undangan yang bermuatan
kepentingan pihakpihak tertentu
(b) kualitas peraturan perundang-undangan kurang memadai
(c) peraturan kurang disosialisasikan
(d) sanksi yang terlalu ringan
(e) penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang bulu
(f) lemahnya bidang evalusi dan revisi peraturan perundang
undangan.
3. FAKTOR EKONOMI

Faktor ekonomi juga merupakan


penyebab terjadinya korupsi. Hal
tersebut dapat dijelaskan dari
pendapatan atau gaji yg tidak
mencukupi kebutuhan
Namun menurut teori kebutuhan Maslow,
korupsi seharusnya hanya dilakukan oleh
orang untuk memenuhi dua
kebutuhan yang paling bawah dan logika
lurusnya hanya dilakukan oleh komunitas
masyarakat yang pas-pasan yang bertahan
hidup. Namum saat ini korupsi dilakukan
oleh
orang kaya dan berpendidikan tinggi
(Sulistyantoro : 2004).
Terkait faktor ekonomi dan terjadinya korupsi, banyak
pendapat menyatakan bahwa kemiskinan merupakan akar
masalah korupsi. Pernyataan demikian tidak benar
sepenuhnya, sebab banyak korupsi yang dilakukan oleh
pemimpin Asia dan Afrika, dan engan demikian korupsi
bukan disebabkan oleh kemiskinan, tapi justru sebaliknya,
kemiskinan disebabkan oleh korupsi (Pope : 2003).
4. FAKTOR ORGANISASI

Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang


luas, termasuk sistem pengorganisasian lingkungan
masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di
mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi
karena membuka peluang atau kesempatan untuk terjadinya
korupsi (Tunggal 2000).
Aspek-aspek penyebab terjadinya
korupsi dari sudut pandang organisasi
ini meliputi:
1. kurang adanya teladan dari
pimpinan
2. tidak adanya kultur organisasi yang
benar
3. sistem akuntabilitas di instansi
pemerintah kurang memadai
4. manajemen cenderung menutupi
korupsi di dalam organisasinya.
TERIMAKASIH …

Anda mungkin juga menyukai