Anda di halaman 1dari 22

PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

PENGERTIAN KORUPSI

UNIVERSITAS SUMATERA BARAT


(UNISBAR)
Kompetensi Dasar :
• Mahasiswa mampu menjelaskan arti kata dan definisi korupsi secara tepat dan benar;
• Mahasiswa mampu menjelaskan sejarah korupsi dan pemberantasan korupsi di Indonesia
dengan benar;
• Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk korupsi dan perilaku koruptif dengan benar;
• Mahasiswa mampu membedakan bentuk tindak pidana korupsi dan perilaku koruptif;
• Mahasiswa mampu menganalisis perbuatan korupsi dan perilaku koruptif di masyarakat;
• Mahasiswa mampu mengevaluasi dan memahami berbagai bentuk tindak korupsi dan
perilaku koruptif.
Pokok Bahasan

Pengertian Korupsi.

Sub Pokok Bahasan


• Definisi Korupsi;
• Bentuk-bentuk Korupsi;
• Sejarah Korupsi.

Pengertian Korupsi
• Istilah korupsi berasal dari
bahasa latin “corrumpere”,
“corruptio” atau
“corruptus”
• Dari bahasa latin tersebut
kemudian diadopsi oleh
beberapa bangsa di dunia
• Beberapa bangsa di dunia
memiliki istilah tersendiri
mengenai korupsi
Korupsi secara Etimologi
Korup = busuk, palsu, suap (kamus besar bahasa
indonesia, 1991)
Korup = suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang/barang milik perusahaan
atau negara, menerima uang dengan
menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi
(kamus hukum, 2002)
Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian (the
lexicon webster dictionary, 1978)

Beberapa terminologi korupsi


David M. Chalmers:
• Tindakan-tindakan manipulasi
dan keputusan mengenai
keuangan yang membahayakan
ekonomi (financial manipulations
and decision injurious to the
economy are often libeled
corrupt).
J.J. Senturia:
• Penyalahgunaan kekuasaan
pemerintahan untuk keuntungan
pribadi (the misuse of public
power for private profit).
Syed Husein Alatas:
• Tindakan yang meliputi penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan
nepotisme.
Transparency International:
• Penyalahgunaan kekuasaan (a misuse of power), kekuasaan yang dipercayakan
(a power that is entrusted), dan keuntungan pribadi (a private benefit) baik
sebagai pribadi, anggota keluarga, maupun kerabat dekat lainnya.

Subekti dan Tjitrosoedibio


• yang dimaksud corruptie adalah korupsi, perbuatan curang, perbuatan curang,
tindak pidana yang merugikan keuangan negara

Terminology
• Dengan demikian arti kata korupsi adalah
sesuatu yang busuk, jahat dan merusak,
berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan
korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat
amoral, sifat dan keadaan yang busuk,
menyangkut jabatan instansi atau aparatur
pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam
jabatan karena pemberian, menyangkut faktor
ekonomi dan politik dan penempatan keluarga
atau golongan ke dalam kedinasan di bawah
kekuasaan jabatan
Material benefit
(Mendapatkan
Betrayal of trust Abuse of power keuntungan
(Pengkhianatan (Penyalahgunaan material yang
kepercayaan) kekuasaan) bukan haknya
melalui
kekuasaan)

3 TINGKATAN KORUPSI
• Penghianatan merupakan bentuk korupsi
paling sederhana
• Semua orang yang berkhianat atau
mengkhianati kepercayaan atau amanat yang
diterimanya adalah koruptor.
• Amanat dapat berupa apapun, baik materi
maupun non materi (ex: pesan, aspirasi
rakyat)
• Anggota DPR yang tidak menyampaikan
aspirasi rakyat/menggunakan aspirasi untuk
kepentingan pribadi merupakan bentuk
korupsi

Pengkhianatan terhadap kepercayaan


(betrayal of trust)
• Abuse of power merupakan
korupsi tingkat menengah
• Merupakan Segala bentuk
penyimpangan yang dilakukan
melalui struktur kekuasaan, baik
pada tingkat negara maupun
lembaga-lembaga struktural
lainnya, termasuk lembaga
pendidikan, tanpa mendapatkan
keuntungan materi.

Penyalahgunaan kekuasaan
(abuse of power)
• Penyimpangan kekuasaan untuk
mendapatkan keuntungan material
baik bagi dirinya sendiri maupun
orang lain.
• Korupsi pada level ini merupakan
tingkat paling membahayakan
karena melibatkan kekuasaan dan
keuntungan material.
• Ini merupakan bentuk korupsi yang
paling banyak terjadi di indonesia

Penyalahgunaan kekuasan untuk


mendapatkan keuntungan material
(material benefit)
1. Kerugian Keuangan Negara
• Secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau korporasi; Dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada.

BENTUK-BENTUK KORUPSI :
1. Kerugian Keuangan Negara
• Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Pegawai Negeri
atau penyelenggara negara dengan maksud supaya berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya;
• Memberi sesuatu kepada Pegawai Negeri atau penyelenggara
negara karena atau berhubungan dengan kewajiban,
dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya;
• Memberi hadiah atau janji kepada Pegawai Negeri dengan
mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada
jabatan atau kedudukannya atau oleh pemberi hadiah/janji
dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut;
• Bagi Pegawai Negeri atau penyelenggara negara yang
menerima pemberian atau janji;

2. Suap Menyuap
• Bagi Pegawai Negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah,
padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan
sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya;
• Bagi Pegawai Negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah
atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan
dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan
hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya;
• Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara;
• Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada advokat untuk menghadiri
sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau
pendapat yang akan diberikan, berhubung dengan perkara;
• Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk memepengaruhi
putusan perkara
• Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan
umum secara terus menerus atau untuk sementara
waktu, dengansengaja menggelapkan uang atau
surat berharga yang disimpan karena jabatannya,
atau uang/surat berharga tersebut diambil atau
digelapkan oleh orang lain atau membantu dalam
melakukan perbuatan tersebut;
• Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan
umum secara terus menerus atau untuk sementara
waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau
daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan
administrasi
3. Penggelapan dalam Jabatan
• Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan, merusakkan
atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat atau daftar
yang digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan di muka
pejabat yang berwenang, yang dikuasai karena jabatannya;
• Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja membiarkan orang lain
menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat
tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut;
• Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja membantu orang lain
menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat
tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut;
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau
dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan
potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan
tugas, meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang, seolah-
olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal
tersebut bukan merupakan utang;
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan
tugas, meminta atau menerima atau memotong pembayaran kepada
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kepada kas
umum, seolaholah Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain
atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui
bahwa hal tersebut bukan merupakan utang.

4. Pemerasan
• Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan,
atau penjual bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan
bangunan, melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan
keamanan orang atau barang, atau keselamatan negara dalam
keadaan perang;
• Setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau
menyerahkan bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan
curang
• Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan TNI
atau Kepolisian Negara RI melakukan perbuatan curang yang dapat
membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang;
• Setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan
TNI atau Kepolisian Negara RI melakukan perbuatan curang dengan
sengaja membiarkan perbuatan curang.

5. Perbuatan Curang
• Pegawai negeri atau penyelenggara negara
baik langsung maupun tidak langsung
dengan sengaja turut serta dalam
pemborongan, pengadaan atau persewaan
yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk
seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
mengurus atau mengawasinya.

6. Benturan Kepentingan Dalam


Pengadaan
• Setiap gratifikasi kepada pegawai
negeri atau penyelenggara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan
dengan jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban
tugasnya.

7. Gratifikasi
• 1. Korupsi dapat terjadi dimana saja? Berikan contohnya.
• 2. Di kantor : Pegawai memalsukan buku untuk
pemeriksaan administr asi.
• 3. Bagaimana Bentuk Korupsi di berbagai lingkunga n
tersebut?
• 4. Kerugian Keuangan Negara, Suap Menyuap,
Penggelap an dalam Jabatan, Pemerasa n, Perbuatan
Curang, Benturan Kepenting an dalam Pengadaa n,
Gratifikasi

Anda mungkin juga menyukai