Anda di halaman 1dari 15

PERAN INSPEKTORAT ACEH DALAM

PENCEGAHAN KORUPSI DI LINGKUNGAN


PEMERINTAH ACEH

Disampaikan Oleh
DRS. Muhammad, MM
dalam Rangka Pelatihan Pelayanan Akupresur Bagi Tenaga Kesehatan Puskesma
CURICULUM VITAE

1. Auditor Madya pada Inspektorat Aceh


2. Kepala Inspektorat Aceh
3. Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Keuangan dan
Pembangunan
4. Kepala Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh
5. Deputi Bidang Pengawasan pada BPKS Sabang
6. Deputi Bidang Komersial dan Keuangan pada BPKS
Sabang
7. Kepala Biro Perekonomian Setda Aceh
8. Kepala Bagian Verifikasi pada Biro Keuangan Setda Aceh
9. Kepala Seksi Analisa Hasil Pengawasan pada BPKP
Perwakilan Aceh
10. Kepala Seksi Penyusunan Rencana pada BPKP
Perwakilan Jambi.

2
JENIS PENGAWASAN :
1. Pengawasan Melekat (Waskat).
2. Pengawasan Fungsional (Wasnal).
3. Pengawasan Legislatif (Wasleg).
4. Pengawasan Masyarakat (Wasmas).
PERAN INSPEKTORAT :
1. Early Warning System (Peringatan
Dini).
2. Quality Assurance (Penjamin Mutu).
3. Consulting Activity (Aktivitas
Konsultasi).
Bentuk-bentuk
Kerugian Keuangan Negara

 Pengeluaran sumber/kekayaan negara/daerah yg


seharusnya tidak dikeluarkan;
 Pengeluaran sumber/kekayaan negara/daerah
lebih besar dari yg seharusnya menurut kriteria
yg berlaku;
 Hilangnya sumber/kekayaan negara/daerah yg
seharusnya diterima;
 Penerimaan sumber/kekayaan negara/daerah
lebih kecil/rendah dari yg seharusnya diterima;
Unsur-unsur yang
dapat menentukan
sesuatu dapat
dianggap sebagai
korupsi
1. Secara melawan
hukum
2. Memperkaya diri
sendiri/orang
lain/korporasi
3. Merugikan
keuangan/
perekonomian
negara/daerah
PERBUATAN YANG DIANGGAP
TINDAK PIDANA KORUPSI
• Menyuap PNS atau
penyelenggara negara
• Memberi hadiah
Pemberian • Menerima suap
suap /(Bribery) • Menerima hadiah yang
berhubungan dengan
jabatannya

• Penggelapan uang atau


membiarkan penggelapan
Penggelapan • Memalsukan buku untuk
dalam jabatan pemeriksaan administrasi
• Merusak barang bukti
(Embezzlement) • Membiarkan orang lain merusak
barang bukti dengan
jabatannya
• Suatu tindakan/perilaku
Pemalsuan untuk mengelabui orang lain
atau organisasi untuk
keuntungan dan kepentingan
(Fraud) dirinya sendiri maupun orang
lain.

• Memaksa seseorang
memberikan sejumlah
uang, barang/bentuk lain,
Pemerasan sebagai ganti dari seorang
pejabat publik untuk
(Extortion) berbuat /tidak berbuat
sesuatu yg dapat disertai
ancaman fisik ataupun
kekerasan.
Penyalahgun
aan •Mempergunakan kewenangan yang
dimiliki, untuk melakukan tindakan
Kewewenang yang memihak atau pilih kasih kepada
kelompok atau perorangan, sementara
an (Abuse of bersikap diskriminatif terhadap lainnya.

Power)

Pilih •Memberikan pelayanan yang


Kasih berbeda berdasarkan alasan
hubungan keluarga, dan golongan

(Favoritis yang bukan berdasarkan alasan


obyektif

m)
Menerima • Pejabat Publik yang
menerima sesuatu yang
Komisi bernilai, dalam bantuan
uang, barang, dll. sebagai
(Commissi syarat untuk memperoleh
pekerjaan atau hubungan
on) bisnis dengan pemerintah.

Pertentanga • Melakukan transaksi publik


dengan menggunakan
n perusahaan milik pribadi atau
keluarga, dengan cara
Kepentingan mempergunakan kesempatan
dan jabatan yang dimilikinya
(Internal untuk memenangkan kontrak
Trading) pemerintah.
CONTOH-CONTOH TEMUAN
Kasus Yang Merugikan Negara/Daerah :
Ketekoran Kas.
Uang/Barang Negara/Daerah/BUMD diambil
untuk kepentingan pribadi.
Pengeluaran Fiktif.
Harga Pengadaan Lebih Tinggi dari yang
semestinya.
DLL.
CONTOH-CONTOH TEMUAN
Berkaitan dengan Administrasi Keuangan :
Tidak Dilakukan Pengecekan secara Berkala
oleh Kepala.
Laporan Tidak Dibuat.
Laporan Salah Saji.
Bukti-bukti Pendukung Tidak Lengkap.
DLL.
AZAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang,


yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
sengaja maupun lalai.
(Pasal 1 angka 22 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara)

“Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena
perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan
kepadanya secara langsung merugikan keuangan negara, wajib mengganti
kerugian tersebut”
(Pasal 59 ayat (2) UU No.1 Thn 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Pasal 315 Permendagri No. 13 Tahun 2006)

Pasal 319 ayat (2) UU No. 1 / 2004 : “Putusan pidana atas kerugian
daerah terhadap bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara
dan pejabat lain tidak membebaskan yang bersangkutan dari
tuntutan ganti rugi”.
Pekerjaan Efektif dan Efisien adalah :

“MELAKUKAN YANG BENAR DAN DILAKUKAN DENGAN BENAR”

14
Selesai
Terima Kasih

15

Anda mungkin juga menyukai