Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI SMP/MTs

HAMIDI,S.Pd
KORUPSI
Definisi
Asal kata  Corruptio  Corruption  Korruptie

KORUPSI

Busuk, Buruk, Jahat, Rusak, Suap,


Tdk Bermoral, Penyimpangan,
illegal, khianat, tipu  Hal-hal yang
dipandang buruk dan merugikan
Lanjutan >>>>>>>
Secara umum :
Korupsi adalah “ Tindakan yang
melanggar norma-norma hukum baik
yang tertulis maupun tidak tertulis yang
berakibat rusaknya tatanan hukum,
politik, administrasi, manajemen, sosial
dan budaya serta berakibat pula
terhadap terampasnya hak-hak rakyat
yang semestinya didapat “
Lanjutan
UU No. 31 Tahun 1999
Pasal 2
Korupsi adalah setiap orang yang secara melawan
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri dan orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara

Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara
PERBUATAN YANG DIANGGAP TINDAK PIDANA KORUPSI
1. Pemberian suap / sogok (Bribery)
• Menyuap PNS atau penyelenggara negara
• Memberi hadiah
• Menerima suap
• Menerima hadiah yang berhubungan dengan
jabatannya
2. Penggelapan dalam jabatan (Embezzlement)
• Penggelapan uang atau membiarkan penggelapan
• Memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi
• Merusak barang bukti
• Membiarkan orang lain merusak barang bukti
dengan jabatannya
Lanjutan >>>>>>>>>
3. Pemalsuan (Fraud)
Suatu tindakan atau perilaku untuk mengelabui
orang lain atau organisasi untuk keuntungan dan
kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain.

4. Pemerasan (Extortion)
Memaksa seseorang untuk membayar atau
memberikan sejumlah uang atau barang atau
bentuk lain, sebagai ganti dari seorang pejabat
publik untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti
dengan ancaman fisik ataupun kekerasan.
Lanjutan >>>>>>>>>>>

5. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang (Abuse of


Power)
Mempergunakan kewenangan yang dimiliki, untuk
melakukan tindakan yang memihak atau pilih kasih
kepada kelompok atau perorangan, sementara
bersikap diskriminatif terhadap kelompok atau
perorangan lainnya.

6. Pilih Kasih (Favoritism)


Memberikan pelayanan yang berbeda berdasarkan
alasan hubungan keluarga, afiliasi partai politik, suku,
agama dan golongan yang bukan berdasarkan alasan
obyektif seperti kemampuan, kualitas, rendahnya
harga, profesionalisme kerja.
7. Menerima Komisi (Commission)
Pejabat Publik yang menerima sesuatu yang
bernilai, dalam bantuan uang, saham, fasilitas,
barang, dll. sebagai syarat untuk memperoleh
pekerjaan atau hubungan bisnis dengan
pemerintah.

8. Pertentangan Kepentingan / memiliki Usaha


Sendiri (Internal Trading)
Melakukan transaksi publik dengan menggunakan
perusahaan milik pribadi atau keluarga, dengan
cara mempergunakan kesempatan dan jabatan
yang dimilikinya untuk memenangkan kontrak
pemerintah.
lanjutan

9. Nepotisme (Nepotism)
Tindakan untuk mendahulukan sanak
keluarga, kawan dekat, anggota partai politik
yang sepaham, dalam penunjukkan atau
pengangkatan staf, panitia pelelangan atau
pemilihan pemenang lelang.

10. Kontribusi atau Sumbangan Ilegal (Illegal


Constribusion)
Hal ini terjadi apabila partai politik atau
pemerintah yang sedang berkuasa pada waktu
itu menerima sejumlah dana sebagai suatu
konstribusi dari hasil yang dibebankan kepada
kontrak-kontrak pemerintah.
Bentuk-bentuk
Kerugian Keuangan Negara
 Pengeluaran sumber/kekayaan negara/daerah yg
seharusnya tidak dikeluarkan;
 Pengeluaran sumber/kekayaan negara/daerah lebih besar
dari yg seharusnya menurut kriteria yg berlaku;
 Hilangnya sumber/kekayaan negara/daerah yg seharusnya
diterima;
 Penerimaan sumber/kekayaan negara/daerah lebih
kecil/rendah dari yg seharusnya diterima;
Bentuk-bentuk
Kerugian Keuangan Negara ............lanjutan

 Timbulnyakewajiban negara/daerah yg
seharusnya tidak ada;
 Timbulnya kewajiban negara/daerah yg lebih
besar dari yg seharusnya;
 Hilangnya hak negara/daerah yg seharusnya
dimiliki/diterima menurut aturan yg berlaku;
 Haknegara/daerah yg diterima lebih kecil dari yg
seharusnya diterima
CPA FORMULA

Corruption
C = P Power
A
Accountability
Konflik Pertanggungjawaban
Kewenangan
Kepentingan Amanah
Desentralisasi
Suap Transparan
Diskresi Kebijakan
Gratifikasi Akuntabel
Penggunaan
Ekonomi Sumber Daya Partisipatif
Biaya Tinggi
Taat Hukum
Power (Kekuasaan) yang tidak disertai dengan Sistem Akuntabilitas yang
andal, cenderung Korupsi

Formula ini disarikan dari


EXECUTIVE ROADMAP TO FRAUD PREVENTION AND INTERNAL CONTROL, by Martin T. Biegelman and Joel T. Bartow (John Willey 2006) 12
Penyebab Korupsi

 Penegakan hukum tidak konsisten;


 penyalahgunaan wewenang/kekuasaan;
 Rendahnya integritas dan profesionalisme;
 Kurangnya keteladanan dan kepemimpinan elit bangsa;
 Langkanya lingkungan yang anti korupsi;
 rendahnya pendapatan penyelenggara negara;
 Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah;
 Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah dari pada
keuntungan korupsi;
 Gagalnya pendidikan agama dan etika.
MENGAPA KORUPSI TERJADI

Tiga Aspek :

Administrasi/hukum

Manusia

KORUPSI

Sosial/Budaya
Sisi Ekonomi :
Akan menyebabkan tidak terdistribusinya
sumber daya secara merata dan adil, harga
kebutuhan pokok tinggi (pungutan liar),
Sangat kemiskinan
besar
terhadap Sisi Sosbud :
rusaknya Akan menyebabkan perubahan pola perilaku
tatanan masyarakat yaitu membangun mental penipu
DAMPAK dan penjilat
KORUPSI ekonomi,
sosial
Sisi Politik :
budaya,
politik Akan menyebabkan proses pengambilan
kebijakan berjalan tertutup dan tidak
dan melibatkan partisipasi masyarakat dan
hukum pelayanan mahal

Sisi Hukum :
Akan menyebabkan diskriminasi dalam
penegakan hukum
APAKAH YG ANDA INGINKAN SETELAH
MENJADI PEJABAT ????? ?
TAHUN I
TAHUN 2
TAHUN 3
TAHUN 4
POLIGAMI
TAHUN 5
PENJARA
SEKIAN SEMOGA

MENGIKUTI
TIDAK
MATERI
NGANTUK
SELANJUTNYA

UNTUK

Anda mungkin juga menyukai