Anda di halaman 1dari 4

Civil Apparatus

Policy Brief
Badan Kepegawaian Negara

POLICY BRIEF
Nomor: 030-April 2019 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian

PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI ZUHUD


DI LINGKUNGAN ASN

PENDAHULUAN mempelancar kepentingannya. Maka tidaklah


Masalah korupsi dilingkungan instansi mengherankan yang paling banyak melakukan
pemerintahan merupakan masalah urgen yang korupsi termasuk gratifikasi adalah pada level
perlu diberantas dan diselesaikan secara tuntas. pimpinan birokrasi pemerintah karena mempunya
Pada umumnya korupsi untuk memengaruhi atau strategis dalam kebijakan pemerintah. Di instansi
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pemerintah perbuatan korupsi selain dilakukan
berupa keuntungan tertentu ataupun untuk ASN juga dilakukan oleh aparatur lainnya seperti
para penegak hukum yaitu Polisi, Jaksa, Hakim,
Ringkasan Eksekutif dan lain sebagainya.
• Budaya korupsi dan gratifikasi dilingkungan Salah satu bentuk tindak pidana korupsi adalah
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan mas- gratifikasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
alah krusial yang sudah lama berkembang, na- seperti penerimaan pegawai, promosi, mutasi,
mun belum mendapatkan perhatian serius dalam bahkan saat ini telah merambah ke sektor lainnya
pemberantasannya secara tuntas. seperti jual beli jabatan. Masalah korupsi sudah
• Tindakan seseorang yang menyalahgunakan menjadi masalah multi dimensional karena telah
kepercayaan dalam suatu masalah atau organisasi menjalar masalah etika, moral, hukum, ekonomi
untuk mendapatkan keuntungan adalah korupsi. bahkan keamanan masyarakat. Oleh katena itu
• Korupsi dan gratifikasi merupakan wujud  korupsi harus segera dicegah dan dilakukan
perbuatan immoral dari dorongan untuk pemberantasan, bagaimana metode atau caranya
mendapatkan sesuatu menggunakan metode untuk pemberantasan korupsi guna mempersempit
penipuan dan pencurian.
peluang terjadinya tindak pidana korupsi pada
• Perilaku atau perbutan zuhud diperlukan untuk lingkungan birokrasi serta memperlancar pelayanan
menghindari dan mencegah terjadinya korupsi kepada masyarakat yang lebih baik (excellent
dan grafitasi dikalangan ASN
service).
• Zuhud untuk menjaga agar harta dan jabatan Selain dinilai sebagai tindakan khianat
tidak melalaikan seseorang dalam mengabdikan dan merusak, korupsi juga disebut fasad
diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
(ifsad) dan ghulul. Menurut Undang-Undang
Penulis : Satia Supardy
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Penanggungjawab : Achmad Slamet Hidayat Tindak Pidana Korupsi, korupsi adalah setiap
Pimpinan Redaksi : Ajib Rakhmawanto orang yang dikategorikan melawan hukum,
Editor : Arina Tantya Asianti
Design Grafis : Santosa
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
Sekretariat : Heri Noviyanto menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
Sirkulasi : Hamid Munawan suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan
Alamat : Jl. Letjend Sutoyo No.12 Cililitan
Jakarta Timur maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya
Telp/e-mail : 021-80887011/puslitbang_bkn@yohoo.com karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian

1
Policy Brief
negara. Korupsi merupakan wujud  perbuatan (bahasa Inggris) ialah “promised to subject in order
immoral dari dorongan untuk mendapatkan sesuatu to get him to do something (often something wrong)
menggunakan metode penipuan dan pencurian. in favour of the gift”.
Poin penting yang harus perlu diketahui bahwa
nepotisme dan korupsi otogenik itu merupakan BAHAYA TINDAKAN KORUPSI
bentuk korupsi. Korupsi merupakan permasalahan yang
Gratifikasi merupakan bentuk kesadaran paling rumit dalam birokrasi pemerintahan. Korupsi
bahwa yang dapat mempunyai dampak yang negatif memiliki implikasi negatif dan buruk terhadap
dan dapat disalahgunakan, khususnya dalam rangka pegawai ASN secara khusus dan keberlangsungan
penyenggaraan pelayanan publik, sehingga unsur penyelenggararaan negara. Pejabat yang korup
ini diatur dalam perundang-undangan mengenai lebih menyukai proyek umum lainnya serta lebih
tindak pidana korupsi. Menurut Pasal 12 B UU menyukai investasi publik dibanding private
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas (Ackerman, 2019:42). Lebih luas korupsi sangat
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang berbahaya bagi seluruh kehidupan manusia, sebab
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bahwa dapat mempengaruhi aspek kehidupan ekonomi,
gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, politik, ketahanan, sosial-budaya, dan agama.
yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat Secara eksplisit bahaya tersebut yakni:
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket 1. Terhadap bidang ekonomi, korupsi merusak
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, perkembangan ekonomi suatu negara. Jika
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.  Di suatu aktivitas ekonomi dijalankan dengan
lingkungan birokrasi pemerintahan gratifikasi unsur-unsur korupsi termasuk gratifikasi,maka
adalah pemberian sesuatu dari seseorang kepada pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak
orang lain atau penyelenggara Negara terkait tugas akan tercapai.
jabatannya. Dalam praktek, pemberian gratifikasi 2. Terhadap bidang politik, kekuasaan yang
kerap dijadikan modus untuk membina hubungan dicapai dengan korupsi akan menghasilkan
baik dengan pejabat. Bila seorang pegawai pemerintahan yang tidak sehat. Pemerintah yang
tersangkut suatu masalah terkait kewenangan berkuasa cenderung menjadikan alat kuasanya
pejabat pemerintah, kepentingan pegawai itu sudah untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya
terlindungi karena ada gratifikasi. dari apa yang bisa didapatkannya dari tampuk
Ketentuan mengenai gratifikasi ini mengikat kekuasaan. Akibatnya proses pemerintahan
untuk semua warga negara termasuk aparatur bersifat transaksional yang mementingkan
negara seperti ASN. Dalam Pasal 12B ayat (1) pihak-pihak yang berkuasa.
UU No.31/1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001, 3. Terhadap bidang keamanan, ketahanan, dan
berbunyi bahwa setiap gratifikasi kepada Pegawai keadilan sosial, korupsi termasuk gratifikasi
Negeri atau penyelenggara negara dianggap menyebabkan tidak efisiennya ketiga bidang
pemberian suap, apabila berhubungan dengan tersebut pada suatu wilayah. Dengan berorientasi
jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau pada keuntungan terhadap kelompok tertentu di
tugasnya. Aturan mengenai gratifikasi ini telah tampuk kekuasaan, menjadikan keamanan dan
memperkenalkan istilah gratifikasi yang terkait ketahanan tak lagi diperhatikan.
dengan suap. Aturan mengenai suap sebenarnya 4. Terhadap budaya dan kehidupan sosial, korupsi
telah lama diatur dalam perundang-undangan termasuk gratifikasiyang merajalela dan menjadi
nasional sejak dulu. Bentuk korupsi yang paling kebiasaaan akan menjadikan masyarakat kacau,
umum tersebut (suap) tidak terbatas pada uang, dan tidak ada saling percaya antara satau
tetapi dapat berbentuk lain, seperti mobil, tanah, sama lainnya. Berakibat juga pada kualitas
perhiasan, rumah, seks, makanan dan minuman, moral dan intelektual masyarakat. Terhadap
emas atau perak, saham, dan hal lain yang bidang keagamaan, korupsi dan gratifikasi juga
umumnya dihargai oleh sipenerima. Suap sendiri menimbulkan kekacauan.
mempunyai arti, yakni berasal dari kata “bribery”

2
Policy Brief
PENYEBAB GRATIFIKASI Aspek perilaku individu seperti digambarkan
Perbuatan memberikan uang pelincin, diatas yang meliputi:
semacam gratifikasi dari masyarakat kepada • Gaya hidup yang konsumtif.
penyelenggara negara, merupakan penyebab • Sifat tamak/rakus.
asal terjadinya tindak pidana korupsi.Menurut • Moral yang lemah.
pendapat Tunggal (2000:29) organisasi menjadi Faktor Eksternal terdiri dari aspek sikap
korban korupsi karena membuka peluang atau masyarakat terhadap korupsi, aspek ekonomi,
kesempatan terjadinya korupsi.Gratifikasi menjadi aspek pilitik, dan aspek organisasi seperti
perbuatan pidana, khususnya pada seorang digambarkan dibawah ini:
Penyelenggara Negara atau ASN, bila menerima
suatu gratifikasi atau pemberian hadiah dari pihak
manapun, sepanjang pemberian tersebut diberikan FAKTOR
berhubungan dengan jabatan ataupun pekerjaannya. EXTERNAL

Dalam pemerintahan, gratifikasi menjadi potensi


besar perbuatan korupsi di berbagai kalangan,
terlebih lagi diantara Penyelenggara Negara atau
ASN.Maka terjadinya gratifikasi dikalangan ASN 1. Aspek sikap
4. Aspek masyarakat
penyebab timbulnya keinginan. Organisasi terhadap
Secara umum faktor penyebab gratifikasi korupsi

dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Faktor Internal


dan Faktor Eksternal. Faktor Internal terdiri dari
aspek sosial dan aspek perilaku individu yaitu:
a. Aspek Sosial
Keluarga dapat menjadi pendorong seseorang
untuk berperilaku koruptif.Menurut kaum
bahviouris, lingkungan keluarga justru dapat 3. Aspek Politis
2. Aspek
Ekonomi
menjadi pendorong seseorang bertindak korupsi,
mengalahkan sifat baik yang sebenarnya telah
menjadi karakter pribadinya. Lingkungan
justru memberi dorongan bukan hukuman atas
tindakan koruptif seseorang. Aspek sikap masyarakat, pada umumnya selalu
b.  Aspek Perilaku Individu menutupi tindak korupsi yang dilakukan oleh
segelintir oknum dalam organisasi. Aspek
ekonomi, yaitu pendapatan tidak mencukupi
kebutuhan, dimana dalam rentang kehidupan
ada kemungkinan seseorang mengalami
situasi terdesak dalam hal ekonomi, adanya
keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang
untuk mengambil jalan pintas  diantaranya
dengan melakukan korupsi. Aspek politis, yaitu
politik uang (money politics) pada pemilihan
umum adalah contoh tindak korupsi, dimana
seseorang atau golongan yang membeli suatu
atau menyuap para pemilih/anggota partai agar
dapat memenangkan pemilu. Aspek organisasi,
yaitu merupakan sistem yang dapat digunakan
sebagai sumber atau cara untuk melakukan
korupsi termasuk gratifikasi.

3
Policy Brief
GAYA HIDUP ZUHUD sederhana (zuhud). Jika gerakan ini menjadi spirit
Sebagaimana dikatakan Syukur (2000:1) moral yang hidup pada setiap jiwa ASN tidak
secara etimologis, zuhud berarti raghaba ‘ansyai’in mustahil korupsi termasuk gratifikasi akan terusir
wa tarakahu, artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dengan sendirinya. Hidup zuhud diterapkan untuk
dan meninggalkannya. Zahada fi al-dunya, berarti menolak sesuatu dan mengandalkan perbuatan
mengosongkan diri dari kesenangan dunia untuk positif. Maka siapa yang meninggalkan kelebihan
ibadah. Orang yang melakukan zuhud disebut zahid, dunia dan menolaknya dengan selalu berharap
zuhdan atau zahidun. Zahidah jamaknya zuhdan pada kehidupan akhirat, maka ia pun disebut zahid
yang artinya kecil atau sedikit. Adapun makna di dunia. Adapun derajat zuhud tertinggi ialah
zuhud secara terminologis menurut Ibnu Jauzy bila ia tidak menginginkan segala sesuatu selain
mengatakan, Az-Zuhd merupakan ungkapan tentang Allah Subhanahu Wata’ala. Zuhud harus disertai
pengalihan keinginan dari sesuatu kepada sesuatu pengetahuan bahwa tujuan hidup yang hakiki lebih
lain yang lebih baik darinya. Dalam pemberantasan baik dari pada sekedar hidup di dunia.
korupsi perlu menumbuhkan karakter idealis yang
bersih, sederhana dan keteladanan yang tentunya REKOMENDASI
dipengaruhi pendidikan kedua orang tua serta
lingkungan. Hanya orang-orang yang bersifat • Konsep fakta integrasi agar diberikan
“zuhud” yang tidak akan berperilaku korupsi, pemahaman kepada setiap ASN bukan sekedar
dan pembentuk karakter seperti ini membutuhkan formalitas.
pembinaan sejak usia dini.Sedang menurut Simuh
(1997: 56-57) zuhud merupakan salah satu maqam • Pemberantasan korupsi dan gratifikasi
yang ada dalam tasawuf dijadikan maqam dalam jadikan tanggungjawab bersama untuk
upaya melatih diri dan menyucikan hati untuk pencegahannya.
melepas ikatan hati dengan dunia.
Melihat kehidupan ini tidak lagi dari aspek • Hidup zuhud (sederhana) harus menjadi
zahiriah dan material, tetapi lebih kepada bathiniyah kebutuhan pokok setiap individu ASN secara
dan hakikat  kehidupan. Mengedepankan tradisi menyeluruh.
kesederhanaan (zuhud), keikhlasan dan sifat-
sifat sufistik lainnya. Untuk mewujudkan itu • Model tindakan di Paksa, Terpaksa dan Biasa
semua tentu tidak semudah membalikkan telapak untuk tidak korupsi dan gratifikasi.
tangan, dibutuhkan usaha dan doa yang keras agar
maqam tertinggi tersebut dapat diraih. Dengan
menerapkan konsepzuhud secara totalitas untuk
bersikap menjauhkan diri dari segala sesuatu yang DAFTAR PUSTAKA
berkaitan dengan mendapat harta dari hasil korupsi. Ackerman, Susan Rose. 2010. Korupsi dan
Seorang ASN yang zuhud seharusnya hatinya tidak Pemerintahan: Sebab Akibat dan
terbelenggu atau hatinya tidak terikatoleh hal-hal Reformasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
yang bersifat duniawi dan tidak menjadikannya
sebagai tujuan.Hanya sarana untuk mencapai Al Ghazali, Imam. 2007. Ringkasan Ihya’
derajat ketakwaan yang merupakan bekal untuk Ulumuddin, Terjemahan. Zein Husein Al-
akhirat tanpa tertipu perbuatan korupsi. Menurut Hamid. Jakarta: Pustaka Amani.
Imam Al- Ghazali (2007: 381) hakikat zuhud adalah Simuh. (1997). Tasawuf dan Perkembangannya
menolak sesuatu dan mengandalkan yang lain. dalam Islam. Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
PENUTUP Syukur, Amin.(2000). Zuhud di Abad Modern.
Sudah saatnya khususnya dikalangan ASN (Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
harus bersama-sama terlibat dalam pemberantasan Tunggal, Amin Widjaja. (2000). Auditing Suatu
korupsi termasuk gratifikasi melalui konsep hidup Pengantar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai