Anda di halaman 1dari 13

“INTEGRASI TRANS SIGINJAI DAN ANGKUTAN DESA DALAM

MENGURANGI KECELAKAAN LALU LINTAS PELAJAR DI PROVINSI


JAMBI”

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PELAJAR PELOPOR KESELAMATAN LALU


LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI JAMBI

NABIL MAKARIM

NIS : 17-11-922

MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA JAMBI

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 262 juta jiwa,
Indonesia memiliki mobilitas yang tinggi baik di kehidupan kota maupun di
kehidupan desa, mobilitas masyarakat ini didukung oleh majunya
transportasi di Indonesia, hal ini membuat masyarakat Indonesia memiliki
kendaraan pribadi yang banyak. salah satu kendaraan pribadi yang paling
mudah di jumpai di Indonesia adalah sepeda motor.
Sepeda motor memang menjadi pilihan favorit masarakat
Indonesia, karena lebih praktis, murah, bisa di bawa kemana saja, dan
dianggap paling efektif untuk menembus kemacetan. Menurut data dari
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, jumlah kendaraan roda dua di
Indonesia telah menembus angka 105,15 juta unit dan telah meningkat
8,3% dari tahun 2015 yang berjumlah 98,88 juta unit. Dengan jumlah
pertumbuhan kendaraan di Indonesia yang cukup besar, ditambah lagi
dengan kebutuhan yang yang harus dipenuhi oleh masyarakat serta
minimnya pengetahuan masyarakat mengenai lalu lintas dan angkutan
jalan menyebabkan mudahnya semua kalangan menggunkan sepeda
motor, tak terkecuali para pelajar sekolah.
Pelajar seharusnya tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan
pribadi, karena sebagian besar dari pelajar belum mempunyai SIM (Surat
Izin Mengemudi). Dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu intas pasal 77
ayat 1 telah dijelaskan bahwa “Setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai
dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan”. Adapun kewajiban
pelajar dalam berkendara :
1. Memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis kendaraan
bermotor yang dikemudikan.
2. Memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat
Tanda Coba Kendaraan.
3. Mengemudi kendaraannya dengan wajar dan penuh
konsentrasi.
4. Mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan pesepeda.
5. Mematuhi
a. Rambu perintah atau rambu larangan;
b. Marka jalan;
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. Gerakan Lalu Lintas;
e. Berhenti dan parkir;
f. Peringatan dengan bunyi dan sinar;
g. Kecepatan maksimal dan minimal dan/atau
h. Tata cara penggandengan dan penempelan dengan
kendaraan lain.
6. Menggunakan helm berstandar SNI untuk kendaraan roda dua.
7. Memakai sabuk keselamatan (Korps Lalu Lintas Polri Direktorat
Keamanan dan Keselamatan Sub Bidang Pendidikan
Masyarakat, 2018)
Namun, masih banyak pelajar yang melanggar atau tidak mematuhi
kewajibannya dalam berkendara. Salah satu akibat yang paling fatal yang
diakibatkan oleh remaja yang mengendari sepeda motor adalah kecelakaan
lalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
terduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau harta
benda (UU. RI. No. 22 Tahun 2009). Menurut data dari Korps Lalu Lintas
Polri Bidang Pembinaan Penegakan Hukum, sepanjang bulan Januari
hingga Juli 2015 pelajar masuk dalam urutan kedua terbanyak berdasarkan
klasifikasi pelaku kecelakaan. Dalam rentang waktu 7 bulan selama 2015
pelaku kecelakaan mencapai 46.394 orang, yang mana 7.079 diantaranya
adalah anak di bawah umur. Jumlah korban kecelakaan remaja sebanyak
14.141 orang atau 19,2 % dari dari 73.546 korban. Hal ini juga makin
diperkuat oleh data dari WHO (World Health Organization), terdapat 1,24
juta kematian di jalanan tiap harinya atau setara dengan 3.400 kematian
tiap harinya. Kematian paling besar berasal dari kelompok masyarakat
muda denga rentang usia 15-29 tahun. Hasil penelitian Trio Adit
Pamungkas (2012) menunjukkan bahwa faktor eksternal yang
mempengaruhi pelajar SMP mengemudikan sepeda motor tanpa memiliki
SIM antara lain tidak ada sanksi yang tegas, orang tua yang mengijinkan
dan memfasilitasi sepeda motor serta masyarakat membiarkan atau tidak
perduli. Di Indonesia sendiri pelajar yang menggunakan sepeda motor
sangatlah banyak, tak terkecuali di Provinsi Jambi.
Provinsi jambi merupakan salah satu provinsi yang terdapat di
pulau sumatera. Pelajar merupakan salah pengendara sepeda motor yang
paling sering dijumpai di Jambi, mulai dari anak SD hingga anak SMA. Tidak
hanya di pusat kota namun juga banyak di jumpai di kawasan pedesaan.
Dalam sehari minimal terjadi 3 kecelakaan di Jambi dan dalam satu bulan
minimal terjadi 30 kecelakaan1. Menurut data dari laporan Ditlantas Polda
Jambi, sepanjang bulan Januari hingga Juli 2018 pelajar menempati posisi
ketiga korban kecelakaan lalu lintas setelah korban lain-lain dan karyawan
(Direktorat Lalu Lintas Polda Jambi). Pada tahun 2017 menurut data dari
Ditlantas Polda Jambi bahwa berdasarkan pendidikan pelaku terbanyak
berasal dari SLTA sebanyak 47.111 orang (Polantas Dalam Angka, 2017).
Hal ini menunjukkan masih banyaknya pengendara pelajar yang
mengakibatkan kecelakaan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan demi
mengurangi angka kecelakaan yang terjadi pada pelajar adalah dengan
menyediakan angkutan umum, salah satunya adalah bus.
Bus menjadi salah satu angkutan umum favorit masyarakat, karena
daya tampungnya yang besar dan jumlahnya yang banyak. selain itu, bus
juga mudah dijumpai di Indonesia. Pada awal tahun 2018 Dishub Provinsi
Jambi meluncurkan bus pertama di Provinsi Jambi yang menggunakan
sistem Bus Rapid Transit (BRT) yakni Trans Siginjai. Pemerintah memilih

1
Hasil wawancara bersama bapak Oktavianus Lase, S.H
menggunakan sistem BRT ini karena dianggap lebih efisien karena
pembangunannya lebih singkat jika dibandingkan dengan angkutan umum
massal lainnya seperti kereta api.
Trans Siginjai merupakan angkutan berbasis Bus Rapid Transit
(BRT) yang sudah digunakan di berbagai wilayah di Indonesia. Mobilisasi
Trans Siginjai hanya terbatas di wilayah Telanaipura yang merupakan pusat
perkantoran Provinsi Jambi hingga daerah Mendalo dan Pijoan yang
merupakan kawasan pendidikan yang mana disana terdapat Universitas
Jambi dan Universitas Islam Negeri (UIN) Jambi dengan waktu tunggu bus
30-60 menit. Trans Siginjai baru hanya terdiri dari lima armada dan 21 unit
halte. Untuk menggunakan angkutan ini penumpang dikenakan biaya
sebesar Rp3.000 setiap sekali jalan2. Namun, walaupun pemerintah telah
menyediakan Trans Siginjai masih banyak masyarakat terutama pelajar
tidak mau menggunakannya. Mereka malas menggunakannya dengan
alasan kurangnya armada bus, kurangnya halte, jadwal keberangkatan bus
tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, dan letak halte yang
jauh dari rumah mereka. Letak halte memang menjadi salah satu faktor
utama pelajar yang tidak mau menggunakan Trans Siginjai, hal ini karena
letak halte yang hanya terletak di sepanjang jalan raya dan tidak sampai
ke jalan desa.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan, maka peneliti
memandang perlu di adakannya penelitian agar pelajar tidak mengendarai
motor dan beralih ke kendaraan umum khususnya pelajar yang terdapat di
wilayah Pijoan, Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilakukan dengan
harapan untuk mengurangi angka kecelakaan yang terjadi pada pelajar
yang diakibatkan mengendari kendaraan pribadi sekaligus memberikan
saran kepada pemerintah untuk bertindak secara nyata dalam mengurangi
pengendara peajar dan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar. Oleh
karen itu peneliti mengambil judul “Integrasi Trans Siginjai dan
Angkutan Desa Dalam Upaya Mengurangi Kecelakaan Lalu Lintas
Pelajar Di Provinsi Jambi”.

2
Wawancara bersama pak Endy Syafeti,
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan di atas, untuk mengetahui integrasi Trasiginjai
dan angkutan desa dalam mengurangi kecelakaan lalu lintas pelajar di
Provinsi Jambi, digunakan rumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana pelaksanaan integrasi Trasn siginjai dan angkutan
desa dalam mengurangi kecelakaan lalu lintas pelajar di Provinsi
Jambi ?”
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Dari rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat disimpulakn
tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
“Mendeskripsikan cara pelaksanaan integrasi Trasn siginjai dan
angkutan desa dalam mengurangi kecelakaan lalu lintas pelajar
di Provinsi Jambi.”
Dengan adanya penelitian ini, maka peneliti berharap agar
penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas remaja di
Provinsi Jambi.
2. Sebagai rujukan Pemda untuk membuat Transportasi umum di
Provinsi Jambi.
3.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian kajian pustaka ini berisi tentang pembahasan dan penjelasan
mengenai konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian dan penelitian terkait.

2.1. Pengertian Konsep-Konsep Penelitian


1. Pengertian Integrasi

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti


keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Integrasi adalah pembauran
hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat (. Secara harfiah integrasi
berlawanan dengan perpisahan, suatu sikap yang meletakkan tiap-tiap bidang
dalam kotak-kotak yang berlainan3.

Integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau


penggabungan, dari dua objek atau lebih. Sebagaimana dikemukakan oleh
poerwandarminta, yang dikutip Trianto, bahwa integrasi adalah penyatuan supaya
menjadi satu atau kebulatan yang utuh4. Integrasi menurut Sanusi adalah suatu
kesatuan yang utuh, tidak terpecah belah dan bercerai berai. Integrasi meliputi
kebutuhan atau kelengkapan anggota-anggota yang membentuk suatu kesatuan
dengan jalinan hubungan yang erat, harmonis dan mesra antara anggota kesatuan
itu5.

Istilah integrasi dapat dipakai dalam banyak konteks yang berkaitan


dengan hal pengaitan dan penyatuan dua unsur atau lebih yang dianggab berbeda,
baik dari segi sifat, nama jenis dan sebagainya. Maksud integrasi dalam penelitian
ini adalah perpaduan atau kerja sama Trans Siginjai dan angkutan desa dalam
upaya mengurangi angka kecelakaan pelajar.

2. Pengertian Trans Siginjai

Trans Siginjai adalah angkutan umum yang menggunakan sistem Bus


Rapid Transit (BRT). Trans Siginjai merupakan salah satu wujud dari pemenuhan
pemerintah yang tertuang dalam UU No. 22 tahun 2009 pasal 213 ayat 2 bagian
b yang berbunyi “membangun dan mengembangkan sarana dan Prasarana Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang ramah lingkungan” (UU No. 22 tahun 2009) 6.

3
Zainal Abiding Bagir, Integrasi Imu Dan Agama, (Bandung: Mizan Pustaka, 2010) 2010.
4
Triaanto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007) 2017.
5
Novianti Muspiroh, Integrasi Nilai Islam Dalam Pembelajaran IPA, Jurnal Kebijakan Pendidikan
Vol. Xxviii No. 3. 2013/1435
6
Wawancara bersama Pak Endy Syafeti.
Trans siginjai mulai beroprasi sejak awal tahun 2018, dengan setiap
harinyaTrans Siginjai beroperasi pukul 06.00-17.30, dengan enam rit7. Saat ini
Trans Siginjai hanya melayani satu koridor saja, yang terdapat sepanjang jalan
telanaipura sampai ke pijoan. Trans Siginjai sekarang memiliki lima aramada bus
dan 21 unit halte. Dengan rencana akan ditambah lima bus tambahan yang akan
didatangkan dari Jakarta pada akhir 2018 dan akan dioperasikan pada awal tahun
20198.
3. Pengertian Angkutan Desa

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia angkutan desa atau disebut


juga Angdes atau Angkudes adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain
dalam satu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek
angkutan kota yang berada dalam wilayah ibu kota kabupaten dengan
mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat
dalam trayek. Angkutan pedesaan merupakan sarana pendukung wilayah yang
penting disamping prasarana jalan, telekomunikasi, serta prasarana lainnya
seperti listrik dan air (Wikipedia, 2018,
https://id.wikipedia.org/wiki/Angkutan_pedesaan, 28 Agustus 2018).

Maksud angkutan desa dalam penelitian ini adalah angkutan umum


yang mobilisasinya di desa-desa tempat para pelajar tinggal, dan digunakan
pelajar untuk pergi berangkat ke sekolah.
4. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas menurut UU No.22 tahun 2009 adalah suatu


peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan
dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda (UU No. 22 tahun 2018).
Kecelakaan lalu lintas dalam penelitian ini adalah peristiwa yang tidak
disengaja yang terjadi di jalanan dan melibatkan pelajar serta menimbulakan
kerugian baik korban manusia maupun harta benda.

7
1 rit sama dengan satu kali jalan, contohnya dari telanaipura menuju pijoan sama dengan satu
rit, dan satu kali bolak balik sama dengan dua rit.
8
Wawancra dengan bapak Endy
2.2. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang
menjadi objek permasalahan penelitian. Kerangka berfikir ini disusun
berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang terkait.
Kerangka berfikir merupakan suatu argumentasi dalam merumuskan
hipotesis dan berfungsi untuk membantu peneliti dalam menentukan
hipotesis (Usman, 2008).

Gambar 1.1 kerangka berfikir peneliti.


2.3. Penelitian Terkait
1. Cahyo Nugroho (2013)
Penelitian ini berjudul “AKSESIBILITAS HALTE DAN KUALITAS
PELAYANAN TRANS JOGJA DENGAN KEPUTUSAN PENGGUNA”.
Penelitian ini menghasilkan bahwa semakin tinggi tingkat aksesibilitas
halte dan kualitas pelayanan Trans Jogja semakin tinggi pula keputusan
pengguna.
2. Kurnia Wahyu Astuti (2012)
Penelitian ini berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT MASYARAKAT DALAM MEMILIH ANGKUTAN TRANS JOGJA DI
MALIOBORO”. Hasil penelitian ini menyatakan persepsi masyarakat
terhadap adanya Trans Jogja sangat antusias karena banyak kelebihan
dari Trans Jogja itu sendiri dari sarana dan prasarananya yang cukup
memadai dan harga terjangkau. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat masyarakat memilih Trans Jogja karena fasilitas
yang sangat nyaman. Faktor-faktornya yaitu, faktor pendukung karena
adanya tarif yang ekonomi serta sarana dan prasarana yang cukup
memadai selain itu juga terdapat jandran yang bertugas mengatur lalu
lintas demi kelancaran dan menjaga keamanan. Faktor penghambat
juga sering terjadi adanya keterlambatan bus, kurangnya halte-halte
sehingga masyarakat sulit untuk menjangkaunya. Selain itu tidak
adanya jalur sendiri untuk Trans Jogja menghambat seseorang
menggunakan Trans Jogja karena, terjebak macet sehingga
menimbulkan ketidakefisienan waktu dalam menuju tempat tujuan.
3. Filipus Puspa Kelana Enggar Jati (2009)
Penelitian ini berjudul “ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS
JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA Studi
Kasus Halte Bus Trans Jogja”. Penelitian ini menghasilkan bahwa alasan
harga, sistem pembayaran, fisik bus, keamanan dan fasilitas
mempunyai pengaruh yang sigifikan terhadap alasan konsumen
memilih bus trans Jogja sebagai sarana transportasi kota Yogyakarta.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode


pendekatan deskriptif-kualitatif. Penelitian ini akan mendeskripsikan bagaimana
cara mengintegrasikan Trans Siginjai dan angkutan desa dalam upaya mengurangi
kecelakaan lalu lintas pelajar di Provinsi Jambi.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sepanjang Jalur Trans Siginjai yang bertempat di


Kelurahan Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
Alasan peneliti memilih Kelurahan Pijoan adalah disini masih banyak para pelajar
yang mengendarai kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dan juga dekat dengan
tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan mobilitas peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian.

3.3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan sepanjang bulan Agustus sampai Agustus tahun
2018 yang mencakup dari serangkaian pelaksanaan penelitian yang terdiri dari
tahap persiapan, penelitian hingga analisis data dan pelaporan, yang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Agustus Juli
No. Kegiatan
penelitian 1 5 15 18 19 20 21 22 25 28 29 30 31 1 2 3 4
1. Persiapan
a.Penentuan
ide
b.Observasi
c.Penulisan
Proposal
2. Penelitian
Pengambilan
data
penelitian
3. Analisis data
dan
pelaporan
a.Analisis data
b.menyusun
laporan
penelitian
c.revisi
laporan
penelitian
d.presentasi
karya

3.4. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang didapatkan secara langsung melalui orang pertama
(informan). Adapaun data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan
wawancara mengenai Integrasi Trans Siginjai dan Angkutan Desa dalam upaya
mengurangi kecelakaan lalu lintas pelajar di Provinsi Jambi.

Data sekunder dari penelitian ini adalah Integrasi Trans Siginjai dan
Angkutan Desa dalam upaya mengurangi kecelakaan lalu lintas pelajar di Provinsi
Jambi. Sumber di didapatkan dari Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Ditlantas
Polda Jambi, buku-buku atau jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan tiga


metode yaitu obsevasi, wawancara, dandokumentasi.

Observasi

Penelitian diawali terlebih dahulu dengan melakukan observasi


dengan tujuan untuk mendapatkan data yang valid terkait integrasi trans
siginjai dan angkutan desa dalam upaya mengurangi angka kecelakaan
pelajar di Provinsi Jambi. Adapun hal-hal yang di observasi adalah :

1. Lokasi penempatan halte trans siginjai.


2. Para pelajar yang bersekolah sepanjang jalur trans siginjai.
3. Perilaku para pelajar yang bersekolah sepanjang jalur trans siginjai.
4. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi
kecelakaan pelajar.

Wawancara

Dalam penelitian ini juga peneliti menggunakan metode wawancara


mendalam. Tujuannya, untuk mendapatkan data lebih terbuka dan
mendalam. Saat melakukan wawancara responden dimintai keterangan
dan pandangannya mengenai permasalahan penelitian. Dalam melakukan
wawancara peneliti memakai alat bantu seperti kamera dan alat perekam
suara agar informasi yang diberikan bisa disimpan dengan baik.
Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung


dari penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-
peraturan,laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan
penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang (Sudaryono, 2017).

3.6. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Penelitian deskriptif


merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan (Suliban, 2010). Pada penelitian ini, tujuan dari
teknik deskriptif kualitatif adalah untuk menjelaskan secara mendalam mengenai
cara mengintegrasikan trans siginjai dan angkutan desa dalam upaya mengurangi
angka kecelakaan lalu lintas pelajar di Provinsi Jambi.

Anda mungkin juga menyukai