Anda di halaman 1dari 7

Pendidikan Keselamatan Berkendara Anak Usia DIni

(Sosialisasi Tertib Lalulintas)


Oleh
Bagas Ary Pradana
Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
bagasarypradana@gmail.com

Abstrak
Saat ini, hampir semua orang dapat mengendarai kendaraan bermotor,
tapi tidak semua orang memahami cara berkendara yang baik dan benar.
Banyaknya kecelakaan yang melibatkan para pengendara sepeda motor karena
minimnya pengetahuan masyarakat dalam berlalu lintas. Selain itu pelanggaran
rambu-rambu lalu lintas dari hari ke hari semakin memprihatinkan. Di desa
Mranggen sendiri banyak anak usia Sekolah Dasar yang banyak mengendarai
sepeda motor tanpa pengaman dan pengawasan orang tua, sedangkan di daerah
Mranggen terdapat jalan utama bagi kendaraan niaga yang sebagian besar
merupakan kendaraan bermuatan curah. Namun hanya sedikit warga desa
Mranggen yang kurang memahami tentang keselamatan berlalulintas, terutama
anak-anak. Oleh karena itu diadakan sosialisasi keselamatan berlalulintas di SDN
Mranggen sebagai bekal siswa-siswa dalam melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan jalan raya agar aman dan selamat.
Sosialisasi keselamatan berlalu lintas ini dilakukan di SD N Mranggen 2
yang diikuti kelas 5 dan 6 dengan jumlah 43 peserta. Peserta sosialisasi sangat
antusias dalam mengikuti sosialisasi karena metode yang digunakan
menyenangkan dan interaktif.
Dengan adanya sosialisasi tertib lalulintas tersebut peserta memahami
pentingnya pengetahuan mengenai keselamatan berlalulintas yang berupa
pengenalan rambu – rambu lalu lintas dalam kehidupan sehari – hari.

Kata kunci : pendidikan, usia dini, lalu lintas, keselamatan


A. PENDAHULUAN
Saat ini, hampir semua orang dapat mengendarai kendaraan bermotor, tapi
tidak semua orang memahami cara berkendara yang baik dan benar.
Banyaknya kecelakaan yang melibatkan para pengendara sepeda motor karena
minimnya pengetahuan masyarakat dalam berlalu lintas. Selain itu
pelanggaran rambu-rambu lalu lintas dari hari ke hari semakin
memprihatinkan. Kecenderungan berkurangnya ketertiban pengguna jalan bisa
kita lacak dari maraknya surat-surat pembaca di media masa yang
mengeluhkan akan keadaan ini. Di desa Mranggen sendiri banyak anak usia
Sekolah Dasar yang banyak mengendarai sepeda motor tanpa pengaman dan
pengawasan orang tua, sedangkan di daerah Mranggen terdapat jalan utama
bagi kendaraan niaga yang sebagian besar merupakan kendaraan bermuatan
curah. Namun hanya sedikit warga desa Mranggen yang kurang memahami
tentang keselamatan berlalulintas, terutama anak-anak. Oleh karena itu
diperlukan pengetahuan tentang keselamatan berlalulintas terhadap anak-anak
guna mengurangi resiko kecelakaan di desa Mranggen. Selain itu karena
lokasi sekolah merupakan lokasi yang dilalui oleh angkutan-angkutan curah,
maka diperlukan pengetahuan mengenai keselamatan di jalan raya mengingat
banyaknya mobilitas anak-anak di sekitar sekolah yang juga dekat dengan
jalan raya. Oleh karena itu diadakan sosialisasi keselamatan berlalulintas di
sekolah dasar negeri Mranggen sebagai bekal dalam melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan jalan raya agar aman dan selamat.
Berdasarkan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat, terjadi
peningkatan jumlah pelanggar lalu lintas, sebesar 3,13% dalam periode April
dibanding Maret 2018. Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan
Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto
mengatakan, jumlah pelanggar lalu lintas pada Maret sebanyak 142.111,
sedangkan bulan April 146.558, meningkat 3,13%. Ia menyampaikan, sepeda
motor mendominasi jumlah pelanggaran lalu lintas pada bulan Maret
sebanyak 87,746 unit, sementara bulan April 89,969 unit, naik 2,53%.
Faktanya, masih banyak pengendara sepeda motor dan mobil di Indonesia
dikendalikan oleh anak di bawah umur. Masalah ini kerap diabaikan oleh
keluarga, dalam hal ini orang tua sebagai sosok yang seharusnya melindungi
anak, bukan justru menjerumuskannya ke kondisi jalan yang berbahaya. Boro-
boro SIM, ada juga mereka yang mengendarai kendaraan bermotor belum
punya Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan ini masalah. Buktinya, jika melihat
dari golongan pengemudi di jalan, kelompok anak usia di bawah umur
ternyata juga berkontribusi atas jumlah angka kecelakaan. Jumlahnya juga
tidak bisa disepelekan, mencapai ribuan anak di bawah umur meninggal dunia
setiap tahun di jalan. “Pengendara dengan rentang usia tersebut, menyumbang
5 persen sebagai pelaku kecelakaan. Jika dihitung angka totalnya, setiap
tahun, setidaknya rata-rata ada 4.000-an anak terlibat dalam kecelakaan lalu
lintas jalan,“ ujar Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan
Jalan (Jarak Aman) kepada KompasOtomotif, Kamis (6/10/2016).
Kecenderungan cara berpikir manusia yang seperti itu lah yang
menyebabkan banyaknya terjadi pelanggaran di jalan raya. Selama ini kita
sering mendengar dari petugas ataupun tokoh masyarakat bahwa sangat sulit
untuk mengubah sikap mental pengendara kendaraan bermotor menjadi
pengguna jalan yang tertib dan perlu bertahun tahun untuk mengubah sikap
mental tersebut. Tentu saja mengubah sikap mental pengendara kendaraan
bermotor akan lebih sulit dari pada mengajarkan kepada anak-anak untuk
tertib dalam berlalu lintas.
Proses perkembangan perilaku anak sebenarnya merupakan proses belajar
dari bagaimana tindakan atau sikapnya dihargai oleh orang lain. Ia akan
mengembangkan perilaku yang membuahkan balasan positif dari orang di
sekitarnya. Sehingga dalam membentuk sikap anak-anak untuk dapat
berperilaku tertib berlalu lintas dapat dilakukan lebih mudah. Sedangkan para
pengendara kendaraan yang cenderung sudah dewasa, sikap perilakunya telah
terbentuk sejak lama sehingga akan sulit untuk mengubahnya. Maka perlu
dilakukannya pendidikan berlalu lintas sejak masih kanak-kanak.
B. METODE
Metode yang digunakan adalah melalui sosialisasi yang diawali dengan
penyampaian peraturan berlalu lintas serta pentingnya dalam kehidupan
sehari-hari. Kegiatan sosialisasi dibagi ke dalam beberapa tahapan, tahap
pertama penyampaian peraturan lalu lintas secara umum, kedua pengenalan
terhadap rambu-rambu lalu lintas dan yang ketiga memberikan contoh akibat
dari melakukan pelanggaran peraturan berlalu lintas melalui sebuah video
interaktif. Langkah terakhir melakukan tanya jawab secara individu dan
memberikan hadiah bagi yang dapat menjawabnya.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut agar dapat terlaksana dengan baik,
dilakukan beberapa persiapan. Persiapan yang dilakukan antara lain
berkoordinasi dengan beberapa pihak yang akan terlibat, pemilihan sasaran
sosialisasi dan penyiapan materi sosialisasi yang tepat sesuai tingkat umur
sasaran.
C. PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
Sosialisasi Keselamatan berlalulintas dilakukan di SD Negeri Mranggen 2.
Sosialisasi ini dilakukan pada hari Senin, 13 Agustus 2018 pada pukul 13.00-
15.00. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan sasaran anak-anak sekolah
dasar dengan rentan umur untuk anak kelas 5 sampai 6. Dengan maksud
pemilihan sasaran adalah tingkat mental anak pada umur antara 11 sampai 12
tahun sudah mulai berkembang dan dapat dengan mudah menerima informasi.
Kegiatan dilakukan setelah proses belajar mengajar selesai. Hal ini sesuai
dengan permintaan dari pihak sekolah agar tidak mengganggu proses
pembelajaran dan agar siswa tidak ketinggalan materi pelajaran. Pihak sekolah
juga sudah menginformasikan kepada orang tua siswa sehingga pada saat
pelaksanaan tersebut siswa-siswa membawa bekal makanan. Penyampaian
sosialisasi yang terbilang interaktif dapat menarik perhatian dan lebih
cenderung akan memiliki kesan dalam memori anak-anak akan apa yang telah
disampaikan. Dengan diberikan informasi yang dapat membentuk sikap
perilaku yang tertib lalu lintas diharapkan anak yang nantinya akan semakin
tumbuh dewasa dapat memiliki sikap tersebut. Selama kegiatan sosialisasi
ditayangkan pula sebuah video yang memperlihatkan sebuah pelanggaran lalu
lintas serta konsekuensinya.
Kegiatan selanjutnya yaitu memberikan pembelajaran ataupun pengenalan
rambu-rambu lalu lintas kepada anak-anak melalui sebuah aplikasi android.
Dengan sebuah interface yang menarik serta penggunaan yang cukup mudah
dapat menarik perhatian peserta. Dengan bentuk pengenalan yang berupa
games memiliki keuntungan yang lebih baik dalam menarik minat peserta.
D. HASIL
Adapun hasil dari kegiatan sosialisasi adalah peserta yang hadir pada
kegiatan sosialisasi ada 43 siswa yang terdiri dari kelas 5 dan 6 SD Negeri
Mranggen 2. Selama berlangsungnya sosialisasi Nampak bahwa peserta
sangat antusias dalam mengikuti karena metode yang digunakan cukup
interaktif. Selain itu dalam penyampaian materi juga diselingi pemutaran
video yang cukup edukatif dan juga menghibur serta peserta juga
mendapatkan makanan sehingga tetap focus dan semangat. Dan hasilnya
ketika pemateri memberi umpan balik ke siswa, siswa secara aktif
menanggapi dengan semangat.
Pun pada akhir sesi, untuk melihat apakah anak – anak memperhatikan
selama materi diberikan maka diadakan sesi evaluasi yang berbentuk kuis.
Dan hasilnya peserta dapat menjawab semua kuis yang diberikan oleh
pemateri.

Gb. Pemberian hadiah kuis Gb. Sesi materi

Gb. Guru mempersilahkan mahasiswa


E. PENUTUP
Kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
membangun sikap perilaku tertib berlalu lintas sejak usia dini. Dengan
harapan dilakukan sejak dini agar lebih membuahkan hasil walau diperlukan
waktu yang cenderung lama. Dari pada mengubah cara pandang orang dewasa
akan lebih mudah untuk mengembangkan sikap tertib berlalu lintas anak-anak
sejak dini. Pemberian sosialisasi/pengenalan dengan menggunakan sarana
games dirasa paling tepat untuk sasaran usia kanak-kanak, karena dapat lebih
menarik perhatian anak-anak.
F. DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Nayari, Ghulam. 2016. “Pengendara di Bawah Umur Sumbang
Ribuan Kecelakaan.”
https://otomotif.kompas.com/read/2016/10/10/070100015/pengendara.d
i.bawah.umur.sumbang.ribuan.kecelakaan
Marhaenjati, Bayu. 2018. “Jumlah Pelanggar Lalu Lintas Meningkat 3%
Periode Maret-April 2018”,
http://www.beritasatu.com/megapolis/493649-jumlah-pelanggar-lalu-
lintas-meningkat-3-periode-maretapril-2018.html
Media Rakyat. 2016. “Pengenalan Rambu Lalu Lintas Sejak Usia Dini”,
http://www.mediarakyat99.com/2016/02/pengenalan-rambu-lalu-lintas-
sejak-usia-dini.html.

Anda mungkin juga menyukai