Bagaima menyikapi semarut perilaku berlalu lintas sebagai pendidik?
Kemacetan disebabkan oleh banyaknya atau bertambahnya volume kendaraan di
setiap tahunnya yang sudah tidak seimbang dengan kapasitas jalan, kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi umum juga masih kurang, hal ini disebabkan karena transportasi umum belum sepenuhnya memenuhi standar dan masih banyak yang tidak layak digunakan sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi pribadi, banyak masyarakat yang tidak tertib berlalu lintas, banyaknya PKL yang memakan badan jalan dan juga kemacetan disebabkan karena kurangnya pengaturan dari polantas pada titik kemacetan pada saat jam macet. Untuk membentuk manusia yang memiliki moral baik (good moral person) bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Ia memerlukan suatu proses panjang yang memerlukan tahap-tahap, ia membutuhkan suatu kondisi yang memungkinkan seorang individu berperilaku sebagai sosok yang memiliki moral yang diharapkan (moral action). Karenanya, ia memerlukan suatu pembiasaan (habituation) yang dalam pembiasaan itu secara implisit terdapat adanya keteladanan (modelling). Karena itu diperlukan kerjasama secara integratif dari semua komponen baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mampu membiasakan perilaku anak. Kondisi yang memang dilematis bagi masyarakat kita satu sisi orangtua yang memfasilitasi anak-anaknya dengan kendaraan bermotor, maka saatnya sekolah untuk menjadi pelopor keselamatan. Saatnya sekolah menjadi agen pembentuk karakter siswa dalam meningkatkan kesadaran pelajar dalam mematuhi peraturan lalu lintas, mengurangi resiko kecelakaan akibat perilaku sebagai pengguna jalan, menanamkan dan membangun kesadaran generasi muda melalui pelajar sebagai pelopor berprilaku tertib lalu lintas dan angkutan sebagai suatu kebutuhan serta menyebarluaskan tentang keselamatan jalan kalangan generasi muda selaku pelajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan remaja dalam berlalu lintas diantaranya pemahaman tentang tata tertib lalu lintas, Sikap remaja tentang kepatuhan tata tertib lalulintas, dan adanya program tilang dan efektivitasnya. Ketiga unsur ini sangat mempengaruhi kepatuhan remaja dalam berlalu lintas. Menyikapi fenomena yag ada aparat polisi lalu lintas diharapkan harus memahami betul tentang alasan mengapa banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran lalu lintas, baik dari segi pengetahuan, kesadaran dan kondisi pengetahuan dan latar belakang masyarakat setempat, mempertimbangkan kembali upaya yang dilakukan untuk menertibkan lalu lintas sesui dengan kondisi fisi dan psikis masyarakat dan dengan begitu akan lebih mudah bagi aparat untuk memberikan petunjuk dan menanamkan kesadaran terhadap masyarakat. Melalui program peningkatan pengetahuan masyarakat tentang lalu lintas melalui kurikulum pendidikan, untuk prospek jangka panjang keselamatan jalan. Program pendidikan ini diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan kecakapan dalam keselamatan berlalu lintas. Pendidikan berupaya menyiapkan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam menaati peraturan, menghormati, dan menjaga keselamatan diri maupun pengguna jalan lainnya, sampai kelak menjadi orang dewasa. Program kurikulum keselamatan lalu lintas dalam pendidikan harus ditentukan dengan prinsip pendidikan yang mencerminkan kebutuhan setempat. Peran kepolisian diperlukan untuk datang ke sekolah-sekolah melakukan penyuluhan dan pendekatan pada siswa maupun tenaga pendidiknya (guru). Dalam UU 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan disebutkan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan peranannya sangat penting. Sebab, lalu lintas menguasai hajat hidup orang banyak. Maka penyelenggarannya harus dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh pemerintah. Tujuan pendidikan lalu lintas di sekolah yaitu : Agar generasi muda sadar dan mampu mengimplementasikan sistem nilai, yaitu etika dan budaya berlalu lintas yang aman, santun selamat, tertib, dan lancar yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengubah perilaku pemakai jalan (road user behavior). Menurunkan pelanggaran dan kecelakaan berlalu lintas. Memberikan informasi lalu lintas.
Untuk mendukung tujuan pendidikan tersebut perlu pembelajaran secara teoritis
tentang keselamatan lalu lintas yang didukung dengan kurikulum yang terstruktur. Bentuk implementasinya berupa program-program yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari yang dilakukan siswa. Contoh, ”Perjalanan Aman ke Sekolah” atau ”Cara Aman dalam Perjalanan” sehingga dapat diimplementasikan dalam kegiatannya sehari-hari. Hal itu untuk untuk mengurangi pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. Kebanyakan siswa ke sekolah menggunakan sepeda motor dan sering melakukan pelanggaran, seperti tidak memakai helm. Padahal helm adalah kelengkapan kendaraan yang sangat penting digunakan untuk keselamatan berkendara. Maka, kegiatan sosialisasi tertib berlalu lintas di sekolah-sekolah sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman para pelajar dalam berkendara. Hal ini selain perubahan terhadap perilaku menggunakan dan mengendarai kedaraan yang benar, juga menumbuhkan kesadaran untuk menghargai para penguna jalan lainnya di jalan raya. Pendidikan berlalu lintas memiliki dampak yang sangat positif dalam menjaga keselamatan, mengurangi kecelakaan, dan menciptakan lingkungan lalu lintas yang lebih aman dan berkelanjutan bagi semua orang. Itulah mengapa pendidikan berlalu lintas dianggap sangat penting dalam masyarakat modern. Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk perilaku dan kesadaran individu tentang berlalu lintas. Mereka dapat membantu menciptakan generasi yang lebih sadar akan keselamatan lalu lintas dan berkontribusi pada mengurangi kecelakaan lalu lintas.
Abdul Rohman. (2012) . Pembiasaan sebagai Basis Penanaman Nilai-nilai Akhlak
Remaja. UIN Walisongo Masoem University. (2021). Sekolah Membentuk Karakter Berlalu Lintas . Sumedang, jawa barat Aloisius de Rozari. (2015). Faktor-faktor yang Menyebabkan Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Utama Kota Surabaya (studi kasus di jalan ahmad yani dan raya darmo Surabaya). Surabaya Vincensia Larasati. (2018). Ada Saran Tertib Talu Lintas Masuk ke Kurikulum Pendidikan, kamu setuju?. Kompas.com Yulianto S.Pd. (2011). Pendidikan Lalu Lintas di Sekolah. Kompasiana.com Feti Rakhmani. (2013). Kepatuhan Remaja dalam Berlalu Lintas. Universitas Tanjungpura Pontianak Agus Ap. (2021). Keselamatan Berlalu Lintas Lewat Pendudukan Anak. Pekalongan