DISUSUN OLEH :
MESY DWI PUTRI
SMAN 4 KERINCI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis dalam
bidang Lalu Lintas dengan judul “Etika Berlalu Lintas Terhadap Keselamatan Lalu
Lintas Jalan”.Walau banyak halangan dan rintangan, namun akhirnya karya tulis
ini dapat terselesaikan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi bantuan serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ini.Baik dukungan moral maupun material.
“Tiada gading yang tak retak, tiada pula yang sempurna”, demikian pula dengan
penulisan karya tulis ini ysng belum sepenuhnya sempurna.Penulis berharap
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan etika berklalu lintas
pembaca.
Penyusun
Abstraksi
Tingkat kecelakaan lalu lintas semakin hari semakin meningkat.Hal tersebut
terjadi karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran dalam berkendara bagi
masyarakat.Tidak dipungkiri bahwa kendaraan adalah suatu hal yang sudah wajar
dan wajib untuk dimiliki masyarkat demi memenuhi fasilitas mobilitas yang tinggi.
Namun, pada kenyataannya tidak dibarengi dengan sikap sadar tata tertib lalu lintas
sehingga pengendara bersikap seenaknya tanpa memerdulikan hak pengguna jalan
lain.
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui dampak dan penyebab kurangnya kesadaran peraturan berlalu
lintas bagi remaja
2. Untuk menemukan solusi kesadaran akan pentingnya menaati peraturan lalu
lintas bagi remaja
4. Manfaat Penelitian
Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan kesadaran
kepada masyarkat terutama para pelajar dan remaja dalam meningkatkan dan
memelihara ketertiban dalam berlalu lintas, serta untuk menciptakan kader-kader
penerus bangsa yang taat peraturan dan berwawasan kebangsaan.Dengan demikian
dapat melestarikan tata tertib dan keselamatan berlalu lintas dengan baik.
BAB II
KAJIAN DAN TEORI
2. Faktor-faktor pelanggaran
Faktor-faktor penyebab pelanggaran tata tertib di lalu lintas oleh remaja dibagi
menjadi dua, yaitu faktot interen dan eksteren.Faktor eksteren antara sosial budaya,
sosial ekonomi dan pendidikan serta wawasan.Sedangkan, faktor interen antara
lain psikologis, motivasi, kesadaran, paradigma dll.
Dari beberapa faktor tersebut, faktor yang sering menjadi penyebab utama
pelanggaran etika tata tertib berlalu lintas bagi remaja adalah faktor psikologis.
Faktor psikologis sangat memperngaruhi etika remaja dalam berkendara,
bagaimana sopan santun dia di jalan, moral dan kepatuhan dia pada tata tertib serta
rasa respect kepada penggunan jalan lain akan tercermin saat dia berkendara.
Psikologi dalam diri remaja tidaklah stabil, sehingga sangat sulit mengendalikan
diri mereka ketika di jalan. Masa remaja, mereka sangat ingin dilihat, dikenal dan
menonjolkan diri, mereka merasa bangga dengan mengebut dijalan, memodifikasi
kendaraan yang membahayakan karena tidak sesuai standar, dan emosi jiwa yang
kadang tidak baik sehingga mereka melampiaskannya dengan ugal-ugalan di jalan,
karena ada rasa puas setelah mereka bisa melakukan hal tersebut. Disamping itu,
mereka hanya bisa mengendarai motor tetapi tidak mengendarai motor yang baik
dan sopan.
Yogadhita Gde perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia alias WHO mencatat ada
sekitar 400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya.
Dengan rata-rata angka kematian 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya.
Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian anak-anak di dunia
dengan rentang usia 10-24 tahun. “Tingkat fatalistik anak remaja menempati posisi
kedua dalam usia kecelakaan,” bilangnya saat Konferensi Anak Indonesia tahun
lalu.
Hal yang paling serius dalam menghadapi kondisi seperti ini adalah soal kesiapan
si anak berhadapan dengan jalan raya. Karena tingkat kematangan dan pemahaman
pada usia remaja tidak lah sebaik orang-orang dewasa, sehingga rasa kesiapan itu
pun kurang dan sangat merugikan diri sendiri. Fenomena tingginya kecelakan pada
remaja dapat diterangkan secara neurosains.Otak emosional yang belum terkontrol
pada remaja merupakan penyebab utamanya. Otak manusia terdiri dari empat
lobus, yaitu lobus frontal, lobus parietal , lobus temporal , dan lobus oksipital .
Pada lobus frontal memiliki fungsi untuk memecahkan masalah,
mempertimbangkan sesuatu, menghambat perilaku, merencanakan sesuatu,
memantau diri sendiri, kepribadian, emosi, mengatur sesuatu, memperhatikan,
berkonsentrasi, mental-flexibility, berbicara, awareness of abilities, mengendalikan
diri, dan “melakukan sesuatu yang benar”. Kegiatan menyetir dapat dilakukan atas
kerja pada otak bagian:
Sehingga beberapa hal yang membedakan otak remaja dan dewasa adalah :
Menurut Irjen Pudji Hartanto, Kepala Korprs Lantas Polri, pada tahun 2011
kematian anak akibat kecelakaan lalu lintas meningkat tajam. Peringkat pertama
pada usia 5-29 tahun. Tingkat kedua pada usia 5-14 tahun dan peringkat ketiga
30-44 tahun.
3. Bentuk-bentuk pelanggaran
1) Mengebut di jalan
2) Tidak memiliki SIM, STNK, STUJ (surat tanda uji kendaraan)
3) Tidak mengenakan sarana prasaran yang lengkap
4) Memodifikasi motor yang tidak sesuai standar
5) Melanggar marka jalan
6) Melanggar rambu-rambu
7) Tidak menyalakan lampu sein, riting, lampu hazard
8) Pelanggaran terhadap ketentuan dan muatan yang diijinkan
9) Berkendara dalam keadaan mabuk, telpon, sms dan berbicara
10) Belum terampil dalam berkendara (frekuensi tertinggi adalah 0-18 bulan setelah
kepemilikan SIM)
11) Mengebut di jalan raya (yang dilakukan oleh 38% remaja laki-laki dan 25%
remaja perempuan)
12) Menumpang pada teman sebaya (nebeng)
13) Menyetir pada malam hari (pada Pk. 21.00-Pk. 06.00)
14) Menyetir dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan
15) Kondisi kendaraan yang tidak baik (sabuk pengaman yang tidak memadai atau
mobil lama/old car)
16) Menggunakan telepon seluler pada saat menyetir (memiliki risiko 4x untuk terjadi
kecelakaan).
4. Upaya
Bagi pihak pemerintah, diharapkan secara tegas menindak lanjuti terhadap para
remaja yang melanggar ketertiban lalu lintas.
Pihak polri harus tegas dengan tidak menerbitkan SIM sebelum usia 17 tahun,
karena hal tersebut sangat beresiko tinggi serta harus di tindak lanjut tegas bagi
para remaja yang melanggar tata tertib.
Diharapakan DISHUB akan sering memberikan penyuluhan dan acara seminar
serta pemilihan pelajar Pelopor keselamatan berlalu lintas demi melestarikan
budaya tertib lalu lintas dan juga senantiasa menyediakan fasilitas bagi pengguna
jalan yang memadai.
Pihak polri, dishub juga diharapkan berkerja sama dengan Diknas untuk
memberikan kurikulum Safety Riding sebagai pembelajaran sejak dini tentang
tertib berlalu lintas.
Penanaman karakter sadar hukum dan tata tertib pun harus ditanamkan pertama
kali dan sejak dini oleh pihak keluarga sebagai penanaman karakter yang baik
dimasa depan, selain itu diharapakan orang tua tidak memberikan motor sebelum
anak mereka usia 17 tahun. Apabila, usia anak sudah memenuhi syarat untuk
mendapat SIM dan ingin untuk bisa mengendarai kendaraan maka harap orang tua
memasukkan nya kepada Riding Course supaya mereka berkendara secara tertatur
dan terarah dan jangan sampai mencoba-coba berlatih sendiri tanpa didasari teori
dan praktek yang mendasar dan pasti. Orang tua juga harus dekat dengan anak
sehingga bisa memantau segala aktifitas anak untuk menghindari dari hal-hal yang
tidak diinginkan.
Kesadaran tertib berlalu lintas harus dimulai dari diri sendiri dimana di masa
remaja adalah masa transisi dan masa dimana pencarian jati diri walau emosioanal
kadang tidak dapat stabil maka diharapkan untuk menangani kelabilan perasaan itu
bisa mendekatkan dengan Tuhan YME, memperdalam ilmu agama, sadar hukum,
niat dan motivasi yang kuat, menaati tata tertib, mengisi kegiatan yang positif
seperti ikut organisasi dan menyalurkan hobinya ke arah positif dan prestasi untuk
menghindarkan dari perilaku negatif dan membuang-buang waktu
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
2. Sampel
Sampel adalah bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih
besar. Pada penelitian ini diambil sampel :
SMA : 2 Orang
C. etode penelitian
M
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,
metode kualitatif dilakukan dengan cara :
1. Observasi lapangan
2. Pengumpulan dara
3. Wawancara
4. Library Research (Internet)
5. Dokumentasi
1. Observasi Lapangan
Observasi langsung dilakukan dengan cara mengunjungi jalan raya di Kota
Salatiga.
Adapun alat dan bahan untuk menjalankan prosedur kerja yang akan dilakukan
dalam melakukan observasi langsung adalah sebagai berikut :
1. Camera Canon A2200
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan foto-foto hasil pengamatan di
Bundaran sampai pasar blauran dan data wawancara.
3. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua orang atau lebih dengan maksud untuk
menggali informasi baik berupa fakta atau pendapat seseorang untuk tujuan
tertentu.
4. Library Research
Kajian pustaka yang dilakukan adalah mengambil data dari buku-buku terkait
mengenai remaja dan lalu lintas serta mengunjungi website-website penyedia
informasi mengenai lalu lintas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari kelompok kami menyatakan bahwa etika remaja dalam
berkendara di kabupaten kerinci masih banyak yang didapati melanggar dan dari
hasil wawancara dengan 2 murid SMA di sulak, kerinci, jambi, mereka
menyatakan bahwa di sekolah mereka hampir seluruh anak belum mendapatkan
SIM tetapi sudah mengendarai motor ke sekolah dan juga ada sekitar kurang lebih
40 anak yang motor mereka tidak sesuai standar. Dan hampir seluruh anak tidak
memakai HELM karena alasan “sekolah dekat”
B. Pembahasan
Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan ternyata sebagian pelajar SMA di
kabupaten kerinci terutama di SMAN 4 kerinci banyak yang melakukan
pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan kerugian pada dirinya
sendiri maupun orang lain.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut antara lain; tidak memiliki SIM, tidak memakai
helm SNI, motor di modifikasi, nomor polisi tidak asli, tidak memakai helm,
melanggar marka jalan, tidak menyalakan lampu, tidak menyalakan riting saat mau
membelok, menyalip dari sebelah kiri, telepon saat berkendara, ugal-ugalan di
jalan, menerobos lampu merah.
Hal-hal seperti itu sangat merugikan bagi pengendara lain dan memicu adanya
kecelakaan lalu lintas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku remaja terkenal dengan perilakunya yang tidak aman dan tidak tertib.
Seperti mengemudi lebih dari dua orang, memodifikasi motor yang tidak sesuai
standar, tidak memakai kelengkapan berkendara, tidak memiliki SIM dan
kendaraan yang tidakmemiliki kelenhkapan surat dll.
Dimana masa remaja mereka masih sangat ingin mengespresikan diri mereka
terhadap hal-hal baru tanpa ada pengarahan khusus dan pemahan yang mendasar.
Banyak kecelakaan terjadi pada remaja dan etika remaja dalam berkendara yang
tidak mengindahkan aturan, dapat menjadi bayangan suram akan masa depan
bangsa ini sendiri. Dimana, kesuksesan bangsa dan negara tergantung pada
pemudanya.
B.Saran
Perlunya penanaman etika berlalu lintas atau pendidikan berlalu lintas sejak dini,
karena daya rekam anak masih tinggi dan peka serta anak – anak itu memiliki
potensi yang luar biasa.
Berdasarkan data-data tersebut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi tingginya angka kecelakaan, antara lain:
yaitu dengan cara mengadakan operasi SIM, perlengkapan kendaraan dan helm.
Penegakan hokum harus tegas untuk mambuat pelanggar jera.Penegakan hukum
sesuai Undang-Undang No. 22 Tahun 2009. Berikut ini beberpa contoh aturan
yang tertera pada Undang-Undang No. 22 Tahun 2009, antara lain:
● Pasal 106 Ayat 1 “setiap orang yang mengemudi ranmor di jalan wajib
mengemudikan dengan wajar dan penuh konsentrasi”
● Pasal 106 Ayat 8 “setiap orang yang mengemudikan ranmor dan penumpang
sepeda motor wajib mengenakan helm yang mengenakan hekm yang
berstandar nasional”
● Pasal 107 Ayat 2 “sepeda motor wajib menyalakan lampu utama pada siang
hari”
● Pasal 106 Ayat 4 “setiap orang yang mengemudi kendaraan bermotor dijalan
wajib memenuhi ketentuan rambu perintah atau rambu larangan; marka
jalan, aalt pemberi isyarat lalin, gerakan lalin, berhenti dan parkir,
peringatan dengan bunyi dan sinar, kecepatan, tata cara penggandengan”
● Pasl 285 Ayat 1 “mengemudikan sepeda motor wajib memenuhi persyaratan
teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu
rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan,
knalpot, dan kedalaman alur ban”
● Pasal 292 “pengemudi sepeda motor yang membonceng penumpang lebih
dari 1 orang tanpa kereta samping tidak diperbolehkan”
● Pasal 77 Ayat 1 Jo 281 “setiap orang mengemudi kendaraan bermotor
dijalan wajib memiliki SIM sesuai jennies kendaraan bermotor yang
dikemudikan”, dsb.
● Untuk para pengemudi hilangkan keegoisan, utamakan keselamatan. Seperti
dalam pepatah Jawa “alun-alun sing penting kelakon”. Kebanyakan dalam
beberapa kejadian kecelakaan yang terjadi disebabkan karena pengemudi
ugal-ugalan ingin cepat sampai tanpa memperhatikan etika berlalu lintas.
● Patuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada
Hal ini penting karena dalam rambu lalu lintas merupakan simbol yang dapat
menunjukan kepada kita tentang etika berlalu lintas. Memang kelihatannya sepele
namu dampaknya bila kita tidak mematuhinya akan sangat membahayakan
keselamatan.
Hal ini sangat mambahayakan karena alkohol dan obat-obatan dapat menimbulkan
efek halusinasi ataupun tidak sadar diri.Hal ini sangat membahayakan saat
berkendara karena menghilangkan konsentrasi kita dalam berkendara.
DAFTAR PUSTAKA
http://spjchild.blogspot.com/2012/05/pelanggaran-lalulintas-karya-ilmiah.html
http://www.merdeka.com/otomotif/remaja-putri-berkendara-lebih-berbahaya-darip
ada-pria.html
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/03/09274437/Perilaku.Kekerasan.da
n.Kesehatan.Tidur.Remaja
http://boerhunt.wordpress.com/tag/dampak-pelanggaran-lalu-lintas/
http://www.medikaholistik.com/medika.html?xmodule=document_detail&xid=301
&ts=1366327133&qs=health
http://id.prmob.net/sekolah-mengemudi/driver-pendidikan/jalankan-dipukul-di-179
8874.htmlhttp://kuncoromm.blogdetik.com/2012/05/10/emosional-remaja-membua
t-bahaya-saat-berkendara/
DAFTAR ISI
1. Kata
Pengantar……………………………………………………………………
…
2. Daftar
Isi……………………………………………………………………………
…
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang………………………………………………………………………
2. Maksud dan
Tujuan……………………………………………………………….
3. Manfaat
Penelitian………………………………………………..…………………
1. Tata tertib
berkendara………………………………………………………………..
2. Faktor faktor
pelanggaran…………………………..………………………………….
3. Bentuk
pelanggaran…………………………..………………………………….
4. Upaya…………………………..………………………………….
1. Hasil
penelitian……………………………………………………………………
………..
2. Pembahasan…………………………………………..………………………
…………………
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan…………………………………………………………………
…………..
2. Saran…………………………………………………………………………
…..
3. Daftar
pustaka………………………………………………………………………
……..
Area parkir SMAN 4 Kerinci,dimana banyak kendaraan yang tidak lengkap dengan
atribut seperti spion.
Kendaraan-kendaraan yang tidak menggunakan nomor polisi (BH) dan spion.
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL :”ETIKA REMAJA DALAM BERKENDARA”