Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat pesat pada

saat ini manusia sangat dimanjakan dengan kemudahan kemudahan dalam

berbagai hal terutama ditekonologi informasi. Salah satu contoh dari

perkembangan teknologi yang dilengkapi dengan manfaat internet adalah e-

Commerce. E-Commerce merupakan perdagangan online yang penyebaran,

pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik

seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. Dengan

jumlah penduduk sebesar 255 juta jiwa, Indonesia merupakan negara yang

paling potensial di Asia, bahkan di dunia.

Melihat besarnya potensi jual - beli online di Indonesia, mendorong

perusahaan dan perorangan untuk ikut serta bersaing di industri pasar online.

Saat ini banyak sekali website yang menawarkan kemudahan dalam menjual

serta membeli produk kebutuhan sehari - hari, antara lain yang sering kita

temui yaitu Bukalapak, Lazada, Tokopedia dan lain-lain.

Praktik jual - beli online sangat erat hubungannya dengan jasa pengiriman

atau ekspedisi. Jasa pengiriman berperan penting karena dapat membantu

penjual mengirimkan barang kepada konsumen secara tepat waktu. Dengan

begitu segala sesuatu yang berhubungan dengan pengiriman barang menjadi

1
2

praktis. Penjual tidak perlu repot untuk mengantarkan barang secara langsung

kepada konsumen.

Kebutuhan terhadap jasa pengiriman akan meningkat seiring dengan

peningkatan penggunaan e-Commerce. Tidak heran jika saat ini semakin

banyak perusahaan yang bersaing dalam bidang jasa pengiriman. Antara lain

yang sering kita temui yaitu JNE, Wahana, J&T, Pos Indonesia, TIKI.

Ketatnya persaingan menyebabkan setiap perusahaan berlomba – lomba

menarik hati konsumen, salah satu cara yang paling tepat adalah

meningkatkan kualitas pelayanan.

Sicepat Ekspress merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa

pengiriman barang yang sudah berdiri dari tahun 2004. namun masih belum

memiliki pendefinisian yang jelas mengenai arsitektur data, proses, dan

jaringan dalam sistem informasi. Hal ini menyebabkan beberapa permasalahan

diantaranya adalah standar data, proses, dan teknologi yang kurang, sulitnya

analisis sistem, kurang tanggap dengan kebutuhan customer, dan kurangnya

koordinasi antar bagian. Akibat dari permasalahan tersebut Sicepat Ekspress

tidak bisa melayani customer dengan optimal, misalnya kebutuhan informasi

yang tidak cepat, redudansi data serta sistem pelaporan yang tidak

komprehensif.

Masalah tersebut diatas tidak akan terjadi jika Sicepat Ekspress memiliki

arsitektur enterprise sistem informasi. Arsitektur enterprise sistem informasi

perusahaan ini digunakan untuk membuat strategi implementasi sistem

informasi yang baik. Sistem informasi ini adalah aset yang penting dan
3

merupakan suatu keharusan yang akan menjadi salah satu faktor pendukung

kesuksesan asuransi di masa kini dan yang akan datang. Arsitektur enterprise

sistem informasi ini akan terasa penting seiring dengan perkembangan

asuransi yang makin besar dan kompleks.

Karakteristik Zachman Framework : Proses Arsitektur yang detail,

mengkategorikan deliverables dari Enterprise Architecture (EA), kegunaan

EA yang terbatas, banyak diadopsi di seluruh dunia, dan merupakan tool

untuk perencanaan. Zachman Framework melihat suatu sistem informasi

dilihat dari enam aspek utama, yaitu : Data, Function, Network, People,

Motivation, dan Time serta enam perspektif berbeda, yaitu : Planner, Owner,

Designer, Contractor, Subcontractor, dan Functioning Enterprise.

Aspek dan perspektif yang berbeda ini direpresentasikan dalam suatu

matrik 6x6 yaitu kolom merepresentasikan aspek sedangkan baris

merepresentasikan perspektif yang berbeda untuk menjelaskan lingkup dari

perusahaan yang akan dimodelkan. Pada penelitian ini akan membahas

perancangan arsitektur enterprise untuk menghasilkan cetak biru (blue print)

teknologi informasi yang selaras dengan bisnis sehingga membantu suatu

perusahaan dalam mempercepat proses menuju sasaran yang diinginkan.

Dari penjabaran di atas, maka diperlukan perancangan arsitektur

enterprise dengan menggunakan metode Zachman Framework. Dengan


4

mengambil satu judul untuk penulisan skripsi ini yaitu: “Perancangan

Arsitektur Enterprise Sistem Pengiriman Barang menggunakan Metode

Zachman Framework dengan Studi Kasus Sicepat Ekspress cabang

Ciampel”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dikaji

dalam pelaksanaan tugas akhir ini yaitu “Bagaimana merancang arsitektur

enterprise menggunakan Zachman Framework”.

Penerapan arsitektur enterprise terdiri dari beberapa hal yang harus

dipertimbangkan antara lain masalah yang ada dalam sistem informasi saat ini,

ketidaksesuaian prosedur/sistem, dan perincian kebutuhan sistem. Ketiga hal

ini akan menjadi pertimbangan untuk merancang arsitektur enterprise sistem

informasi Sicepat Ekspress cabang Ciampel.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu membuat

perancangan arsitektur enterprise menggunakan metode Zachman Framework

yang mencakup arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi di

Sicepat Ekspress cabang Ciampel.

1.4. Batasan Masalah


5

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka batasan masalah dari

penelitian ini yaitu arsitektur enterprise ini hanya menjelaskan sampai level

keempat dari Zachman Framework yaitu System Model untuk Data (What),

function (How), dan network (where) dengan sudut pandang atau perspektif

Planner, Owner, Designer dan Builder karena fokus eksplorasinya pada

penyusunan spesifikasi kebutuhan fungsionalitas dan sudah mewakili masalah

yang dibahas dalam skripsi ini.

Sistem pengiriman barang yang dibuat hanya sampai pada pengiriman

barang saja, tidak membahas tentang aspek lain diluar pengiriman barang.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1 Arsitektur Enterprise

Arsitektur enterprise memiliki 2 pengertian, yang pertama adalah

model arsitektur untuk memetakan struktur bisnis secara mendalam

(melalui arsitektur bisnis) dan memberikan spesifikasi yang jelas

bagaimana beberapa proses bisnis dan program harus memanfaatkan

teknologi informasi (secara umum, khusus, arsitektur sistem informasi dan

teknologi informasi). Kedua, adalah suatu mekanisme seperti lingkungan

arsitektur, dan perubahan perencanaan untuk membantu,

mengkoordinasikan, dan mengawasi semua bagian dari proses bisnis,

memastikan semua bagian tersebut mengarah ke tujuan yang sama.


6

Tujuannya adalah memodelkan elemen dari perusahaan yang saling

berhubungan, menggambarkan hubungan antar objek tanpa ada

ketergantungan terhadap aliran informasi

1.5.2 Zachman Framework Method

Zachman Framework merupakan sebuah framework untuk Sistem

Informasi Enterprise yang banyak digunakan dan mudah dalam

pembacaannya. Base line dari Zachman framework yaitu memperlihatkan

matriks dua dimensi yang terdiri dari artifak /elemen di kolomnya dan

perspektif/sudut pandang di setiap barisnya, semakin ke bawah maka

view nya lebih rinci dan implementatif. Kelebihan dari Zachman

framework ini mudah dalam membantu mengelompokkan elemen-

elemen yang ada di sebuah enterprise dan relatif sederhana karena hanya

memiliki dua dimensi. Namun jika dibandingkan dengan TOGAF,

Zachman framework belum memiliki dimensi yang membahas gap,

tatakelola dan manajemen perubahan serta tidak berbasiskan requirement

management..
7

Gambar 1.1 Zachman Framework

Keseluruhan baris dari enam baris pada Zachman framework pada

gambar 1, mempresentasikan enam perspektif dimana semakin ke bawah

menghasilkan artifak yang lebih rinci. Berikut ini enam baris di dalam

Zachman framework:

1. Perencana (Planner)

Sudut pandang perencana meliputi kegiatan menetapkan latar

belakang, lingkup, dan tujuan dari sistem informasi enterprise.

Pada perpektif ini di definisikan arah dan tujuan bisnis enterprise.

2. Pemilik (Owner)

Sudut pandang pemilik berkaitan dengen penerima atau

pemekai/jasa akhir dari enterprise. Pada perspektif ini digambarkan

model-model terkait dengan kebutuhan bisnis, produk, jasa dari

pemilik.

3. Perancang (Designer)

Sudut pandang perancang berkaitan dengan aktivitas perantara

perantara antara apa yang diinginkan pemilik dan apa yang dapat

dicapai secara teknis dan fisik. Pada perpektif ini dibutuhkan suatu

model yang menggambarkan secara detail proses bisnis yang ada.

Pada perspektif ini digambarkan model teknis perancangan yang

menjadi dasar pedoman implementasi sistem informasi enterprise

yang akan dibangun.

4. Pembangun (Builder)
8

Sudut pandang pembangun berkaitan dengan pembangunan

arsitektur sistem informasi enterprise berdasarkan model

rancangan yang telah ditetapkan. Pada perspektif ini digambarkan

model teknis perancangan aplikasi dan data.

5. Pelaksana (Integrator)

Sudut pandang pelaksana berkaitan dengan model-model yang

menggambarkan bagian- bagian yang akan dimasukan ke dalam

produk akhir atau produk jadi dari berbagai elemen dalam suatu

sistem informasi enterprise.

6. Pengguna (User)

Sudut pandang pengguna merupakan perspektif implementasi dari

suatu sistem informasi enterprise. Perspektif ini berkaitan dengan

hasil akhir berupa produk software dari sistem yang telah

dikembangkan, termasuk antarmuka software yang menentukan

sejauh mana software digunakan sebagai pendukung proses bisnis.

Sedangkan keenam kolom masing-masing menggambarkan jenis artifak,

berikut ini keenam kolom tersebut:

1. What

Kolom ini berfokus pada entitas data,dan memberi gambaran

tentang kebutuhan enterprise terhadap informasi. Selain itu juga

membahas hubungan antar entitas, efisiensi penyimpanan data,

dan teknologi database yang digunakan.

2. How
9

Kolom ini sangat penting karena berhubungan dengan proses

bisnis yang berjalan di sebuah enterprise. Serta menentukan

sistem informasi seperti apa yang cocok untuk mencapai visi dan

misi enterprise.

3. Where

Kolom ini fokus pada gambaran bagaimana sebaran informasi

dan proses dalam sebuah enterprise.

4. Who

Kolom ini fokus pada siapa yang berkontribusi terhadap

pekerjaan yang terkait dan menggambarkan bagaimana

hubungan antara pekerjaan dan struktur tanggung jawab serta

otoritas dalam suatu enterprise.

5. When

Kolom ini berfokus pada waktu dan siklus, serta digunakan

untuk mendesain relasi antar event.

6. Why

Kolom ini berfokus pada sasaran dan tujuan serta strategi atau

metode bagaimana pengelolaan suatu sistem enterpise bisa

berjalan sesuai tujuan di awal

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini secara garis besar meliputi 5

bagian yaitu :
10

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan Masalah, Metode Penelitian

dan Sistematikan Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori umum

yang berkaitan dan mendukung dalam penulisan.

BAB III : PERANCANGAN DAN PEMODELAN

Bab ini berisi analisis kebutuhan dalam membangun

program.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang penjelasan dalam pengoperasian

program secara bertahap dan tampilan layout program yang dibuat

dalam tugas akhir.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian

yang dilakukan beserta saran-saran yang diajukan kepada pihak

yang terkait.
11

Anda mungkin juga menyukai