Cinta
untuk siswaku
Assalamu'alaikum wr.wb.
Anak -anakku yang Ibu sayangi,
Biasanya kita awali pertemuan pada minggu pertama dengan langsung
masuk pada materi pelajaran, tetapi kali ini izinkan Ibu untuk mengirim
surat kepada kalian dari hati yang terdalam. Bukan karena Ibu ingin
dimengerti, melainkan Ibu ingin belajar lebih mengerti kalian. Karena
disadari atau tidak ada banyak orang yang mengenal kita tetapi sangat
sedikit yang mengerti kita.
Presensi pagi di elearning, presensi sore, daftar hadir mapel yang wajib
diisi, belum lagi deadline pekerjaan rumah (PR) yang menumpuk, tugas
mencatat (TM), tugas mengerjakan soal (TMS) yang merepotkan,
Ulangan Harian, UTS, UAS, Tugas Akhir, dan istilah – istilah
mengesalkan lainnya, yang semua terpusat di elearning, membuat stres
sampai asam lambung yang naik tak bisa terhindarkan.
Kalian sudah mencoba memenuhi semua tuntutan tetapi hasil selalu saja
tidak memuaskan.
Boleh jadi alasannya bias dari banyak hal, tapi satu yang pasti bahwa
dunia yang sakit ini yang bisa menyembuhkan adalah kalian, generasi
harapan bangsa ini.
Oleh karena itu, mari letakkan ego sejenak, dan buang segala benci
untuk kita bisa mulai dari awal lagi hubungan ini.
Ibu tidak ingin lagi menjadi yang tak mau mengerti bagaimana
hidupmu, tak tahu bagaimana kesulitanmu, apasaja yang sudah
kalian lewati dan bisanya hanyalah menilai saja.
Ada saatnya kita bicara, ada saatnya kita mendengar. Kita bicara
agar orang lain dapat mengerti, kita mendengar agar kita bisa
memahami.
Kita tidak selalu membutuhkan nasihat, terkadang yang kita butuhkan
hanyalah pegangan tangan, telinga yang mau mendengarkan, dan
hati untuk memahaminya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.