Anda di halaman 1dari 37

Proposal Penelitian

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER, PRODUCT QUALITY DAN


BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
BRAND LOKAL ERIGO DI SIDOARJO

Oleh :

Muhammad Aris Firmansyah

182010200441

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS, HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

OKTOBER 2021
Proposal Penelitian

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER, PRODUCT QUALITY DAN


BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
BRAND LOKAL ERIGO DI SIDOARJO

Untuk Menyusun Skripsi Pada Program


Strata Satu (S-1) Fakultas Bisnis, Hukum Dan Ilmu Sosial

Oleh :

Muhammad Aris Firmansyah

182010200441

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS, HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

OKTOBER 2021
Proposal Penelitian

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER, PRODUCT QUALITY DAN


BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
BRAND LOKAL ERIGO DI SIDOARJO

Oleh :
Muhammad Aris Firmansyah
182010200441

Disetujui Untuk Diuji :


Pada Tanggal ………..

Dosen Pembimbing

(Mas Oetarjo, SE. MM. BKP)


NIDN :0702036207

Mengetahui,
Ketua Program Studi

(Detak Prapanca, SE., MM)


NIDN : 0715028403

Proposal Penelitian
PENGARUH CELEBRITY ENDORSER, PRODUCT QUALITY DAN
BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
BRAND LOKAL ERIGO DI SIDOARJO

Oleh :
Muhammad Aris Firmansyah
182010200441

Diterima Dan Disahkan


Pada Tanggal ………….

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

(Mas Oetarjo, SE. MM. KP) (…………………………..)


NIDN :0702036207 NIDN :

Mengetahui,
Dekan Fakultas Bisnis, Hukum Dan Ilmu Sosial Ketua Program Studi

(Wisnu P. Setiyono, SE. M.Si. Ph.D) (Detak Prapanca, SE.,MM)

NIDN : 0007121301 NIDN : 0715028403


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Era globalisasi ini, tentu kehidupan masyarakat di indonesia sudah mengalami

perubahan yang sangat pesat. Hal ini ditunjukan dari bagaimana era globalisasi ini

memudahkan masyarakat indonesia, terutama kemudahan dalam menjangkau akses

internet untuk kebutuhan informasi sehari – hari. Dikutip (APJII, 2021 : 79)

menyatakan bahwa total pengguna internet di Indonesia mencapai 196 juta penduduk

atau 73,7% dari total populasi penduduk di indonesia terjangkau oleh internet.

Berkembangnya alat komunikasi seperti Smartphone membuat Sebagian besar

masyarakat Indonesia bisa mendapatkan segala macam akses yang begitu mudah,

salah satunya ialah berbelanja dirumah saja tanpa perlu meluangkan waktu untuk

mengunjungi pusat perbelanjaan, dimana faktor tersebut dapat mempersingkat waktu

setiap masyarakat Indonesia. merujuk pada kutipan (APJII, 2020 : 74) mengatakan,

marketplace favorit pengguna internet ketika hendak melakukan belanja online

adalah Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak. Dengan persentase sebanyak

68,7% merasakan keamanan dalam melakukan transaksi internet. Keamanan dalam

bertransaksi melalui internet ini menyebabkan munculnya kepercayaan penduduk

indonesia dalam hal memenuhi kebutuhan pokok sehari – hari tanpa perlu pergi ke

pusat perbelanjaan. Menurut (jurnal teknoinfo pokonya) dalam penelitian “analisis

transaksi belanja online di masa pandemic Covid-19” menunjukkan bahwa pada E-

commerce Shopee dan Tokopedia terdapat lonjakan yang signifikan pada saat kuartal
kedua di tahun 2020, bahkan menurut laporan yang diberikan oleh IPrice, terjadi

peningkatan sebanyak 38% untuk pembelian barang dari E-commerce.

Dalam kehidupan dunia yang sudah modern dan dinamis ini, menyebabkan

kebutuhan masyarakat di era tersebut sangat beragam. Diantara beberapa kebutuhan

masyarakat yang beragam, kebutuhan terhadap pakaian menjadi salah satu kebutuhan

yang perlu diperhatikan. Tentunya ini adalah peluang bagi setiap perusahaan yang

bergerak di dunia fashion, dimana ini adalah peluang (opportunity) untuk

menawarkan produk mereka dengan kualitas baik, harga terjangkau, dan produk yang

nyaman kepada masyarakat di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pakaian agar

Ketika mereka memakai produk tersebut mereka dapat bergaya, terlihat keren, dan

trendi sehingga meningkatkan kepercayaan diri mereka. Dalam dunia fashion itu

sendiri, banyak sekali trend baru yang bermunculan di kalangan masyarakat.

Terutama trend dalam memilih pakaian sesuai dengan perkembangan zaman yang

terjadi saat itu. Belakangan ini, trend “lokal pride” yang digagas oleh beberapa pegiat

fashion juga berdampak pada kebangkitan brand lokal yang ada di Indonesia. (Input

berita tentang pameran seperti Jakarta sneakers day/ Urban Sneaker Society /

jackcloth) Banyak dari kalangan anak muda di Indonesia yang anthusiast dengan

bangkitnya beberapa brand lokal di Indonesia. Tak jarang, para pegiat fashion lokal

seringkali menyelenggarakan event pameran brand lokal yang bertujuan untuk

mengenalkan produk – produk dari berbagai brand lokal di Indonesia kepada

masyarakat Indonesia.

Bagi perusahaan, merk (brand) merupakan aspek terpenting dalam sebuah

perusahaan. Dimana, brand adalah salah satu faktor bagi konsumen dalam

mempertimbangkan membeli sebuah produk. Menurut Keller (2006), merk memiliki


kemampuan untuk menyederhanakan pengambilan keputusan konsumen dalam

memilih suatu produk. Maka tak heran jika perusahaan memperhatikan aspek dari

sebuah brand untuk menawarkan produk mereka kepada konsumen. Menurut Kotler

(2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk membeli atau

tidak membeli terhadap suatu produk. Pada umumnya, ketika hendak membeli sebuah

produk, konsumen akan mempertimbangkan brand/merk apa yang menawarkan

produk berkualitas, harga yang terjangkau, dan manfaat apa saja yang akan

didapatkan dari produk tersebut, sehingga cocok untuk memenuhi kebutuhan

konsumen tersebut. Maka dari itu perusahaan juga perlu melakukan upaya strategi

pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesadaran merk, dimana

kesadaran merk (brand awereness) yang membentuk mindset/pola pikir konsumen

tentang pengetahuannya terhadap suatu produk yang hendak dibeli sehingga

konsumen dapat dengan mudah mengambil keputusan pembelian suatu produk

tertentu. Sebagian besar individu beranggapan bahwa dengan berpenampilan menarik

dinilai dapat memberikan pengakuan sosial dari kelompok sosial tertentu, selain itu

juga menambah kesan “professional” apabila hendak menghadiri sebuah acara formal

atau sedang melakukan negosiasi terkait kesepakatan kerja sama dengan klien

tertentu.

Hal itulah yang juga dilakukan oleh salah satu brand lokal asal Indonesia,

yaitu Erigo. Brand lokal asal Indonesia yang sudah ada sejak tahun 2011 oleh

Muhammad sadad ini sukses memasarkan produknya dan menjadi salah satu brand

lokal favorit seluruh masyarakat Indonesia, baik kalangan anak muda maupun orang

tua. Produk dari Erigo pun memiliki banyak variasi produk diantaranya hoodie, coach

jacket, sukajan jacket, parka, bomber jacket, crowneck, chino pants, denim pants,

jogger pants, t-shirt, flannel, dan longsleeve. Bahkan, produk Erigo sudah menembus
pasar internasional. Terlihat dari keikut sertaannya beberapa minggu yang lalu dalam

acara New York Fashion Week (NYFW) bertajuk “New York Take Over”.

Erigo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industry fashion

menerima banyak manfaat oleh adanya digital marketing. Salah satu kunci

kesuksesan Erigo dalam meraup pangsa pasar yang lebih besar ialah dengan

menggunakan strategi “celebrity endorser”, yang mana Erigo menggunakan jasa dari

beberapa influencer/selebriti/public figure ternama di Indonesia seperti Arief

Muhammad, Denny Sumargo, Rachel Venya, Gading Martin, Den Dimas, Luna

Maya, dll untuk mempromosikan atau merekomendasikan informasi mengenai produk

dari Erigo itu sendiri sehingga informasi mengenai produk tersebut bisa tersampaikan

dengan baik di benak konsumen perihal produk yang ditawarkan. Selain itu, Erigo

juga menawarkan product quality yang sesuai dengan standart, dimana produk

tersebut memiliki kualitas bahan yang baik, harga terjangkau, dan pemakaiannya pula

yang nyaman. Beberapa faktor tersebut yang membuat brand lokal Erigo banyak

diburu oleh kalangan masyarakat Indonesia.

Dalam hal ini perusahaan yang bergerak di industry fashion ini harus

memikirkan cara agar produknya memiliki tingkat penjualan yang stabil dan merata di

berbagai daerah di Indonesia dan tak hanya kota – kota besar saja, yang mana hal

tersebut bertujuan agar produk dapat dipakai oleh seluruh kalangan masyarakat di

berbagai daerah Indonesia. Sehingga mampu mendongkrak perekonomian kreatif

Indonesia dengan adanya kebanggaan masyarakat Indonesia menggunakan produk

lokal Indonesia.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, bahwa diperlukan suatu

kajian yang bersifat teoritis dan juga empiris mengenai celebrity endorser, quality

product, dan juga equity brand terhadap keputusan pembelian pada produk lokal

dengan judul penelitian PENGARUH CELEBRITY ENDORSER, QUALITY

PRODUCT DAN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BRAND LOKAL ERIGO DI SIDOARJO.

1.2. Rumusan masalah

Menurut (Sabri,2015) Keputusan pembelian ialah pola perilaku konsumen

dalam memproses, membuat keputusan dan mengikuti hasil akhir dari keputusan

tersebut untuk memenuhi kebutuhannya melalui produk, ide atau jasa. Berdasarkan

latar belakang yang telah diuraikan dapat kita ketahui bahwa pengaruh dari celebrity

endorser, quality product dan brand equity berpengaruh terhadap keputusan

pembelian brand lokal Erigo. Maka dari itu, berdasarkan uraian diatas menjadi dasar

penelitian yaitu tentang bagaimana caranya agar tingkat penjualan bisa stabil. Maka

dari itu penelitian yang akan dikembangkan adalah apakah terdapat pengaruh dari

celebrity endorser, quality product, dan brand equity terhadap keputusan pembelian

brand lokal erigo.

1. Apakah Celebrity Endorser berpengaruh terhadap keputusan pembelian brand

lokal erigo ?

2. Apakah Quality Product berpengaruh terhadap keputusan pembelian brand

lokal erigo?

3. Apakah Brand Equity berpengaruh terhadap keputusan pembelian brand lokal

erigo?
1.3. Tujuan penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh Celebrity Endorser terhadap keputusan

pembelian brnad lokal erigo.

2. Untuk menganalisis pengaruh Quality Product terhadap keputusan pembelian

brand lokal erigo.

3. Untuk menganalisis pengaruh Brand Equity terhadap keputusan pembelian

brand lokal erigo.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat diantara sebagai berikut:

1.4.1 manfaat teoritis

dengan adanya penelitian ini penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat

dijadikan wawasan baru dan menambah refrensi bagi penelitian selanjutnya.

1.4.2 manfaat praktis

dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif

kepada perusahaan tersebut, dan dapat dijadikan salah satu masukan sebagai

bahan pertimbangan untuk perencanaan strategi pemasaran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. penelitian Terdahulu

penelitian ini di dukung oleh penelitian dengan tingkat relevansi yang sama dan

sudah dilakukan oleh peneliti lain dengan konsep penulisan dan karakteristik yang

berbeda. Adapun pengembangan yang dilakukan oleh peneliti sekarang yang dapat

dijabarkan dibawah ini:

1. Mega Melina Dewi (2017). Dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Brand Awereness, Perceived Quality Of Product, Brand Association, Brand

Loyalty, Dan Brand Image Terhadap Brand Equity Erigo pada mahasiswa di

Surabaya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah

menggunakan metode kuantitatif. Dengan hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (1) Brand Awereness, Perceived Quality Of Brand, Brand

Association, Brand Loyalty Dan Brand Image Berpengaruh Positif Terhadap

Brand Equity Erigo pada mahasiswa Surabaya. Perbedaan : pada penelitian

terdahulu lokasi dalam penelitian berada pada kota Surabaya, sedangkan

lokasi yang sedang dalam proses penelitian berada di kota Sidoarjo.

Perbedaan lainnya ialah penelitian terdahulu menggunakan variable Y Brand

Equity, sedangkan dalam penelitian yang sedang dalam proses penelitian

variable Y ialah keputusan pembelian. Persamaan : penelitian terdahulu dan

penelitian yang sedang dalam proses penelitian memiliki persamaan

menggunakan metode penelitian kuantitatif, persamaan lainnya adalah

membahas tentang brand lokal Erigo. Tujuan : untuk menguji pengaruh

Variable Brand Awereness, Perceived Quality Of Brand, Brand Association,

Brand Loyalty Dan Brand Image terhadap Brand Equity Erigo.


2. Nama peneliti : Gladys Swantika Taungke Sunarti (2020). Judul penelitian :

pengaruh Celebrity Endorser Dan Electronic Word Of Mouth terhadap minat

beli dan dampaknya terhadap keputusan pembelian (Survei pada konsumen

Erigo di akun resmi Instagram Erigo). Metode penelitian : kuantitatif. Hasil

penelitian : Celebrity Endorser Dan Electronic Word Of Mouth berpengaruh

positif terhadap minat beli dan dampaknya terhadap keputusan pembelian

konsumen Erigo. Perbedaan : pada penelitian terdahulu, dilakukan survei

penelitian pada akun resmi Instagram Erigo, sedangkan penelitian yang

sedang dalam proses penelitian melakukan survei pada konsumen di Sidoarjo.

Perbedaan : pada penelitian terdahulu, variable yang diambil adalah

electronic word of mouth (pokonya X nya ada 2 ), sedangkan penelitian yang

sedang dalam proses penelitian, variable yang diambil ialah product quality

dan equity brand. Persamaan : penelitian menganalisis pengaruh celebrity

endorser terhadap keputusan pembelian brand lokal Erigo. Tujuan : untuk

mengetahui pengaruh celebrity endorser dan electronic word of mouth

terhadap minat beli dan dampaknya terhadap keputusan pembelian Erigo.

3. Nama peneliti : Achmad Syamsuddin (2017). Judul penelitian : Pengaruh

Kesadaran Merk, Asosiasi Merk dan Persepsi Kualitas terhadap keputusan

pembelian air mineral AQUA pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Sidoarjo Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Metode penelitian : metode

kuantitatif. hasil penelitian : (1) dari hasil uji simultan, terdapat pengaruh

yang signifikan variable kesadaran merk, asosiasi merk, dan persepsi kualitas

secara simultan terhadap keputusan pembelian mahasiswa universitas

Muhammadiyah sidoarjo fakultas ekonomi bisnis pada air mineral kemasan

aqua. (2) dari hasil pengujian parsial menunjukkan variable asosiasi merk dan
persepsi kualitas mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan

pembelian mahasiswa universitas Muhammadiyah sidoarjo fakultas ekonomi

dan bisnis pada air mineral kemasan aqua. Sedangkan untuk kesadaran merk

tidak memiliki pengaruh. (3) variable persepsi kualitas memiliki pengaruh

paling dominan terhadap keputusan pembelian daripada variable yang

lainnya. Perbedaan : pada penelitian terdahulu, variable yang diambil adalah

kesadaran merk dan asosiasi merk, sedangkan penelitian yang sedang dalam

proses penelitian mengambil variable celebrity endorser dan brand equity.

Persamaan : pada penelitian terdahulu sama sama mengambil variable (X)

persepsi kualitas dan variable (Y) keputusan pembelian. Tujuan : untuk

mengetahui pengaruh kesadaran merk, asosiasi merk dan persepsi kualitas

terhadap keputusan pembelian air mineral aqua pada mahasiswa universitas

Muhammadiyah sidoarjo fakultas ekonomi dan bisnis.

Tabel 2.1
Mapping Penelitian Terdahulu
No Nama peneliti & Judul Metode Hasil Perbedaan Tujuan
penelitian penelitian
1. Mega Melina Dewi (2017). kuantitat Brand pada untuk menguji
Pengaruh Brand Awereness, if. awereness, penelitian
pengaruh variable
perceived quality of product, perceived terdahulu
brand association, brand quality of lokasi dalam brand awereness,
loyalty, dan brand image brand, brand penelitian
perceived quality of
terhadap brand equity Erigo association, berada pada
pada mahasiswa di Surabaya brand kota brand, brand
loyalty dan Surabaya,
association, brand
brand image sedangkan
berpengaruh lokasi yang loyalty dan brand
positif sedang
image terhadap brand
terhadap dalam
brand equity proses equity Erigo.
Erigo pada penelitian
mahasiswa berada di
Surabaya kota
Sidoarjo.
Perbedaan
lainnya
ialah
penelitian
terdahulu
menggunak
an variable
Y brand
equity,
sedangkan
dalam
penelitian
yang sedang
dalam
proses
penelitian
variable Y
ialah
keputusan
pembelian
2. Gladys Swantika Taungke kuantitat celebrity untuk mengetahui
Sunarti (2020). pengaruh if endorser
pengaruh celebrity
celebrity endorser dan dan
electronic word of mouth electronic endorser dan
terhadap minat beli dan word of
electronic word of
dampaknya terhadap mouth
keputusan pembelian (Survei berpengaruh mouth terhadap minat
pada konsumen Erigo di positif
beli dan dampaknya
akun resmi Instagram Erigo). terhadap
minat beli terhadap keputusan
dan
pembelian Erigo.
dampaknya
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
Erigo.
3. Achmad Syamsuddin (2017). metode (1) dari pada 1. untuk
Pengaruh Kesadaran Merk, kuantitat hasil uji penelitian
Asosiasi Merk dan Persepsi if simultan, terdahulu, menge
Kualitas terhadap keputusan terdapat variable
pembelian air mineral pengaruh yang tahui
AQUA pada mahasiswa yang diambil
Universitas Muhammadiyah signifikan adalah pengar
Sidoarjo Fakultas Ekonomi variable kesadaran
Dan Bisnis. kesadaran merk dan uh
merk, asosiasi
asosiasi merk, kesada
merk, dan sedangkan
persepsi penelitian ran
kualitas yang sedang
secara dalam merk,
simultan proses
terhadap penelitian aa
keputusan mengambil
pembelian variable
mahasiswa celebrity
universitas endorser
Muhammad dan brand
iyah equity.
sidoarjo
fakultas
ekonomi
bisnis pada
air mineral
kemasan
aqua. (2)
dari hasil
pengujian
parsial
menunjukka
n variable
asosiasi
merk dan
persepsi
kualitas
mempunyai
pengaruh
secara
parsial
terhadap
keputusan
pembelian
mahasiswa
universitas
Muhammad
iyah
sidoarjo
fakultas
ekonomi
dan bisnis
pada air
mineral
kemasan
aqua.
Sedangkan
untuk
kesadaran
merk tidak
memiliki
pengaruh.
(3) variable
persepsi
kualitas
memiliki
pengaruh
paling
dominan
terhadap
keputusan
pembelian
daripada
variable
yang
lainnya

2.2. Landasan teori

2.2.1. Celebrity Endorser

a) Pengertian Celebrity Endorser

Dalam upaya strategi pemasaran yang dilakukan oleh suatu

perusahaan, tidak dapat lepas dari bagaimana perusahaan tersebut

merencanakan strategi pemasaran, salah satunya dengan perencanaan

periklanan. Pada era globalisasi ini periklanan lebih optimal jika di

diluncurkan ke social media, yang mana social media sudah menjadi

bagian dari kehidupan masyarakat. Salah satu kunci sukses dalam

merencanakan periklanan yang efektif adalah peran dari bintang iklan.

Penggunaan bintang iklan untuk membuat suatu iklan merupakan opsi


strategi yang tepat untuk mengenalkan suatu produk kepada konsumen.

Celebrity endorser adalah seorang individu yang dikenal oleh

masyarakat (actor, tokoh olahraga, comedian, dll) atas prestasi atau

kesuksesannya dibidang lain daripada kelas produk didukung

(Freidman dan Robert 1997 dalam Anggraini 2015).

Selebriti diyakini dapat menarik perhatian atas pesan iklan ditengah

banyaknya iklan lain. Selebriti juga diyakini sebagai alat untuk

mewakili segmen pasar yang menjadi target (Royan, 2005 : 12).

Endorser sering juga disebut dengan direct source (sumber langsung)

yaitu seorang pembicara yang hendak menyampaikan pesan dan atau

mendeskripsikan sebuah produk atau jasa (belch & belch, 2004 : 168).

Maka skill yang dimiliki selebriti dengan merk produk yang hendak

diiklankan harus memiliki karakteristik yang sama.

Selebriti diasumsikan memiliki kredibilitas yang lebih tinggi daripada

non celebrity. Tampilan fisik dan karakter non fisik selebriti dapat

membuat iklan lebih menarik dan diminati oleh konsumen. Performa,

citra, dan kepopuleran selebriti diyakini dapat menarik perhatian target

audience untuk menyaksikan iklan yang dapat mempengaruhi persepsi

mereka untuk mengambil keputusan pembelian.

Tugas utama para endorser adalah untuk menciptakan suatu asosiasi

yang baik antara endorser dengan produk yang hendak diiklankan

sehingga muncul sikap positif dalam benak konsumen, sehingga iklan

dapat memunculkan citra yang baik dimata konsumen. Iklan

merupakan elemen terpenting dan saling berpengaruh dalam mem-


positioning brand image kepada konsumen, seiring dengan ciri fisik

dan kualitas produk yang ditawarkan disesuaikan dengan suatu brand

tertentu. Asosiasi positif antara selebriti dengan produk yang

diiklankan dapat memunculkan minat beli konsumen pada produk

secara efektif. Perusahaan yang bergerak di bidang periklanan dapat

menciptakan asosiasi antara endorser dengan produknya sehingga citra

yang baik dari endorser bisa memberikan dampak positif terhadap

produk yang diiklankan. Selebriti memiliki charisma yang dapat

memberikan minat beli konsumen karena status sosial mereka sebagai

role model bagi sebagian masyarakat umum.

Dari definisi yang dijelaskan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan

bahwa celebrity endorser merupakan seorang individu yang dikenal

karena prestasi atau kesuksesannya dibidang tertentu yang dijadikan

sebagai media untuk menyampaikan suatu pesan dari sebuah produk

ataupun jasa yang mana berfungsi untuk menarik minat konsumen

untuk membeli produk tersebut.

b) Peran celebrity

Berikut adalah beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang bisa

digunakan perusahaan dalam membuat suatu iklan.

1) Testimoni, jika secara personal selebriti menggunakan produk

tersebut maka dapat memberikan suatu pernyataan tentang

kualitas maupun manfaat dari produk atau merk yang

diiklankan tersebut.
2) Endorsement, pada kesempatan tertentu selebriti diminta untuk

membintangi iklan produk dimana ia secara pribadi tidak

memiliki keahlian dibidang tersebut.

3) Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk

atau merk tertentu terkait pernanan yang sedang ia bintangi

dalam suatu program tayangan atau di bidang yang sedang ia

tekuni.

4) Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk, merk

suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu masuk dalam

kelompok peran spokerperson. Penampilan mereka

diasosiasikan dengan merk atau produk yang mereka wakili.

Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya

tarik yang unik. Selain memiliki keuntungan publisitas dan

kekuatan dalam memperoleh perhatian dari konsumen, selebriti

juga mempunyai kekuatan untuk membujuk, merayu, serta

mempengaruhi konsumen sasaran, yaitu dengan ketenaran atau

popularitas yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan popularitas

tersebut diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk

melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang diiklankan.

2.2.2. Quality product

Menurut Kotler dan Keller (2012:8) berpendapat bahwa, kualitas produk

memiliki beberapa dimensi sebagai berikut :


1. Kinerja (performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti

(core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan, Amanah,

dan kenyamanan dalam penggunaan.

2. Ciri – ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap tambahan.

3. Produk yang sesuai dengan spesifikasi yang dideskripsikan

(conformance to specification) ialah sejauh mana karakteristik desain

dan operasi telah memenuhi standart yang telah ditentukan

sebelumnya. Misalnya Quality Control (QC) pada standart kualitas dan

desain, yang merupakan karakterstik operasional.

4. Keandalan (Realibility) yaitu kemungkinan pada produk akan

mengalami kerusaskan kecil atau bahkan gagal pakai.

5. Daya tahan (Durability), yaitu berkaitan denagn seberapa lama produk

tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Dimensi ini

mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dari sebuah produk.

6. Estetika (Esthetica) yaitu suatu daya tarik produk yang tampak dalam

panca indera. Misalnya keunikan serta keindahan desain produk,

kombinasi warna yang pas, siluet produk yang bagus.

7. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi

konsumen terhadap keseluruhan kualitas dari suatu produk atau

kelebihan yang diberikan dari suatu produk. Pada umumnya, minimnya

edukasi konsumen tentang fitur atau ciri – ciri produk yang hendak

dibeli, maka konsumen mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga,

nama suatu merk, iklan, reputasi dari perusahaan, maupun negara yang

memproduksinya.
Dengan demikian maka bisa disimpulkan bahwa kualitas produk

adalah suatu usaha untuk memenuhi atau bahkan melebihi ekspektasi

konsumen, dimana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai

dengan standart kualitas yang telah ditetapkan, dan kuliatas merupakan

sebuah kondisi yang selalu berubah karena menyesuaikan selera atau

harapan setiap konsumen pada suatu produk yang selalu berubah.

Ada lima nilai yang dapat digambarkan nilai – nilai dari persepsi

kualitas durianto dalam pramono (2011) berikut ini :

a) Alasan untuk membeli

Membantu periklanan dan promosi yang dapat dilakukan oleh

perusahaan menjadi lebih efektif, yang berkaitan dengan

keputusan pembelian.

b) Diferensiasi atau posisi

Kualitas merk akan memiliki pengaruh yang signifikan dalam

menentukan posisi merk tersebut dalam suatu persaingan

dengan competitor.

c) Harga optimum

Penetapan harga yang optimal dapat membantu perusahaan

untuk meningkatkan persepsi kualitas dari suatu merk tersebut.

d) Minat saluran distribusi

Peedagang lebih menyukai untuk memasarkan suatu produk

yang disukai oleh konsumen, yang mana konsumen juga lebih

menyukai produk dengan persepsi kualitas yang baik dan

bagus.

e) Perluasan merk
Kebijakan dalam memperluas merk dijadikan sebagai dasar

perusahaan untuk melaksanakan persepsi kualiatas yang kuat.

f) Assisting (mendampingi)

Memberi peranan sebagai pendamping atau mentoring yang

memfasilitasi upaya yang lain dari perusahaan dalam proses

komunikasi pemasaran.

2.2.3. Brand equity (ekuitas merk)

a. Definisi ekuitas merk (Brand Equity)

Kotler & amstrong, (2008:282) berpendapat bahwa ekuitas merk

memiliki dampak positif bahwa dengan adanya pengetahuan merk yang

dikenal maka pelanggan akan merespon dengan cepat mengenai suatu

produk ataupun jasa sehingga dapat memudahkan mengingat merk di

benak konsumen. Menurut (Runtuwene, 2015) ekuitas merk adalah

seperangkat aset dan liabilitas merk yang terkait dengan suatu merk,

nama, symbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang

diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun

pada pelanggan. Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa ekuitas merk merupakan suatu merk, nama , dan symbol yang

berfungsi untuk menarik respon pelanggan dengan cepat agar dapat

menambahkan atau mengurangi value yang diberikan pada suatu produk

atau jasa.

Ekuitas merk yang tinggi memberikan keunggulan kompetitif bagi

pesaing perusahaan, dimana merk yang kuat dapat mendorong konsumen

untuk menyadari keberadaan merk dan loyal terhadap merk, yang mana

perusahaan memiliki daya tawar yang lebih tinggi dalam melakukan


penawaran kepada penjual perantara. Nama merk yang memiliki

kredibilitas tinggi, maka perusahaan tersebut dapat melakukan perluasan

merk dengan mudah , namun perlu digaris bawahi bahwa merk yang kuat

memiliki peranan yang penting karena merupakan salah satu faktor dasar

dalam membangun hubungan yang kuat dan juga mutualisme antara

perusahaan dengan pelanggan.

2.2.4. Keputusan pembelian konsumen

a. Definisi keputusan pembelian

Keputusan pembelian ialah pola perilaku konsumen dalam memproses,

membuat keputusan dan mengikuti hasil akhir dari keputusan tersebut

untuk memenuhi kebutuhannya melalui produk, ide atau jasa

(sabri,2015). Sedangkan menurut setiadi (2003:16) dalam Anggraini,

2015 berpendapat bahwa keputusan pembelian adalah suatu proses

pembelian yang secara spesifik terdiri dari uraian kejadian sebagai

berikut: pengenalan kebutuhan, penggalian informasi, evaluasi

alternative pilihan, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian.

Dan menurut (Kotler dan Amstrong, 2008:181 dalam musay) keputusna

pembelian konsumen adalah membeli produk dengan brand (merk) yang

paling digemari.

Dari definisi yang dijelaskan oleh beberapa ahli pemasaran diatas, dapat

disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah kegiatan

pembelian pembelian produk yang dilakukan oleh konsumen terhadap

sebuah barang atau jasa dengan merk tertentu yang diinginkan setelah
adanya pertimbangan tertentu yang sebelumnya sudah dipikirkan secara

matang oleh konsumen.

b. Tahapan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen

Beberapa tahap yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu proses

pengambilan keputusan. Tahapan tersebut berawal dari pengenalan akan

kebutuhan, penggalian informasi, evaluasi alternative pilihan, keputusan

pembelian dan hasil pembelian konsumen terhadap produk yang sudah

dibeli.

Menurut Kotler (2009:234), proses pengambilan keputusan pembelian

memiliki 5 tahapan, yaitu:

1) Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian bermula saat konsumen menemui suatu

masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat didasari oleh

rangsangan internal atau eksternal. Dalam sebuah kasus pertama,

salah satu kebutuhan seseorang akan lapar dan haus mencapai

batas tertentu dan mulai menjadi faktor pendorong. Dalam kasus

kedua, kebutuhan muncul dari faktor rangsangan eksternal.

2) Penggalian informasi

Setelah konsumen akan mendapatkan reaksi rangsangan terhadap

kebutuhannya sehingga terdorong untuk menggalli informasi

sebanyak – banyaknya. Rangsangan itu sendiri terbagi menjadi 2

level rangsangan yaitu penguatan perhatian adalah level

penggalian informasi yang lebih ringan. Pada level ini, konsumen

hanya sekedar mengetahui tentang informasi produk. Pada level

berikutnya, konsumen mulai menggali informasi seperti menelfon


teman/rekan kerja, bahan bacaan dari sebuah koran atau majalah,

mengunjungi store untuk mempelajari produk tertentu.

Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok

sebagai berikut :

a) Sumber pribadi yaitu, keluarga, teman, tetangga, kerabat,

rekan kerja.

b) Sumber komersial yaitu, iklan, wiraniaga, penyalur,

kemasan, pajangan di toko.

c) Sumber public yaitu, media massa, organisasi penentu

peringkat konsumen.

d) Sumber pengalaman yaitu, penangan, kajian, pemakai

produk serupa.

3) Evaluasi alternative pilihan

Setelah mendapatkan informasi yang diperoleh, konsumen akan

mengevaluasi untuk mendapatkan alternative pilihan dalam

memenuhi kebutuhannya seperti berikut ini:

a) Kamera yaitu, ketajaman gambar, kecepatan kamera,

harga, ukuran kamera.

b) Hotel yaitu, lokasi, kebersihan, harga.

c) Obat kumur yaitu, warna, efektivitas, kemampuan

membunuh kuman, harga, rasa atau aroma.

d) Ban yaitu, keselamatan, umur pemakaian, mutu Ketika

dipakai berkendara, harga.

4) Keputusan pembelian
Setelah memasuki tahap evaluasi, konsumen akan membentuk

suatu preferensi terhadap merk – merk yang tersedia di dalam

opsi pilihan. Konsumen juga mulai membangun niat untuk

membeli merk tersebut yang paling digemari. Dalam rangka

pelaksanaan pembelian tersebut, konsumen akan mengambil lima

sub – keputusan yaitu, merk, dealer atau official store, kuantitas,

waktu dan metode pembayaran. Dalam melakukan pembelian

produk sehari – hari., keputusan dan juga kebebasannya lebih

kecil. Dalam Sebagian kasus, konsumen dapat mengambil

keputusan untuk tidak mengevaluasi setiap merk secara formal.

Dalam kasus lain pula, faktor – faktor yang mengintervensi bisa

menjadi bahan pertimbangan untuk membuat keputusan final.

5) Perilaku pasca pembelian

Setelah pembelian dilaksanakan, konsumen mungkin mulai

mengalami ketidak sesuaian karena memperhatikan beberapa fitur

tertentu yang dinilai mengganggu atau mendengarkan kelebihan

lain yang menguntungkan terhadap merk lain, dan selalu siap

siaga dengan informasi yang diduga mendukung dalam keputusan

pembeliannya. Komunikasi pemasaran harus dapat meyakinkan

dan harus melakukan evaluasi yang dapat mengukuhkan pilihan

konsumen dan mendorong konsumen agar merasa nyaman

dengan merk yang telah dipilihnya.


2.3. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual parsial

Celebrity
endorser

Quality Keputusan
product pembelian

Brand equity
Kerangka konseptual simultan

Celebrity
endorser

Quality
product Keputusan pembelian

Brand equity

2.4. Hipotesis

H1 : terdapat pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian konsumen

H2 : terdapat pengaruh quality product terhadap keputusan pembelian konsumen

H3 : terdapat pengaruh brand equity terhadap keputusan pembelian konsumen

H4 terdapat pengaruh celebrity endorser, Quality product dan brand equity terhadap

keputusan pembelian.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. jenis penelitian


Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan untuk mengkaji ialah

menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019 : 14) pendekatan

kuantitatif adalah metode penelitian yang berbasis pada filsafat positivism, yang

mana digunakan untuk meneliti populasi atau sample tertentu, yang pada umumnya

sample diambil secara random, dan data dikumpulkan menggunakan instrument

penelitian, lalu dianalisis secara kuantitatif/statistic dengan tujuan menguji hipotesis

yang telah ditetapkan

3.2. lokasi penelitian

pada penelitian ini, dipastikan bahwa penelitian ini dilakukan di salah satu kota yang

ada di Jawa Timur, yaitu di kota Sidoarjo untuk menguji Analisa terkait populasi

pemakai produk dari brand lokal erigo.

3.3. Definisi operasional, identifikasi variable, dan indikator variable

A. Variable Celebrity Endorser (X1)

Celebrity Endorser (X1) merupakan seorang individu yang dikenal

karena prestasi atau kesuksesannya dibidang tertentu yang dijadikan sebagai

media untuk menyampaikan suatu pesan dari sebuah produk ataupun jasa

yang mana berfungsi untuk menarik minat konsumen untuk membeli produk

tersebut.

B. Variable Quality Product (X2)

kualitas produk (X2) adalah suatu usaha untuk memenuhi atau bahkan

melebihi ekspektasi konsumen, dimana suatu produk tersebut memiliki

kualitas yang sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan, dan

kuliatas merupakan sebuah kondisi yang selalu berubah karena menyesuaikan

selera atau harapan setiap konsumen pada suatu produk yang selalu berubah.

C. Variable Brand Equity (X3)


Brand Equity (ekuitas merk) (X3) merupakan suatu merk, nama , dan

symbol yang berfungsi untuk menarik respon pelanggan dengan cepat agar

dapat menambahkan atau mengurangi value yang diberikan pada suatu

produk atau jasa.

D. Variable keputusan pembelian (Y)

keputusan pembelian merupakan sebuah kegiatan pembelian

pembelian produk yang dilakukan oleh konsumen terhadap sebuah barang

atau jasa dengan merk tertentu yang diinginkan setelah adanya pertimbangan

tertentu yang sebelumnya sudah dipikirkan secara matang oleh konsumen.

3.4. Populasi dan sample

A. Populasi

Menurut (Djarwanto, 1994 : 420) Populasi adalah jumlah dari

keseluruhan satuan – satuan atau individu – individu yang mana

karakteristiknya hendak dilakukan sebuah penelitian. Objek ini berupa

manusia, institusi, benda, dll. Dalam penelitian ini populasinya ialah

konsumen yang menggunakan produk dari brand lokal Erigo di wilayah kota

sidoarjo.
B. Sample

Menurut (Djarwanto, 1994 : 43), sampel adalah Sebagian dari populasi

yang karakteristiknya hendak dilakukan sebuah penelitian. Pada penelitian

ini, sample yang akan diambil adalah sample dari kalangan anak muda di

wilayah kota Sidoarjo. Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi serta

Nasution menyebutkan jumlah sample penelitian tidak boleh kurang dari

10%, sedangkan Arikunto (2006:112) menyebutkan apabila subjeknya kurang

dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

populasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau

15-25% atau lebih.

3.5. Jenis dan sumber data

A. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data kuantitatif dimana

data kuantitatif merupakan bentuk data yang berbentuk statistic atau angka

yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti

( Sugiyono, 2011 : 17)

B. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari (…….)

3.6. Teknik pengumpulan data

A. Kuisioner

(Sugiyono, 2011 : 37) berpendapat bahwa Teknik pengumpulan data

digunakan untuk menghasilkan kualitas instrumen penelitian dan kualitas data

yang diperoleh dari lapangan. Adapun Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner, dimana


Teknik ini merupakan salah satu Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan beberapa pertanyaan secara tertulis kepada

konsumen untuk mendapatkan jawaban yang valid sehingga menghasilkan

informasi yang akurat ( Sugiyono, 2011 : 142)

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert, dimana

skala tersebut berfungsi untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang terhadap suatu fenomena sosial. Adapun skala litker yang

ditunjukan sebagai berikut:

1. SS : sangat setuju skor (5)

2. ST : Setuju skor (4)

3. RG : Ragu – ragu skor (3)

4. TS : Tidak setuju skor (2)

5. STS : Sangat tidak setuju skor (1)

Random sampling

B. Dokumentasi

3.7. Teknik analisis data

A. Analisis regresi linier sederhana

Dalam mencapai regresi linier yang baik harus memenuhi syarat uji asumsi

klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik diperlukan sebelum melaksanakan

analisis regresi. Uji asumsi klaksik yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari uji normalitas, uji heterosekedasitas, uji multikolinierity, uji

linieritas dan uji autokorelasi. Berikut ini adalah penjelasan uji asumsi klasik

dibawah ini:

1. Uji normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui informasi

mengenai data – data dalam variable yang akan digunakan dalam

penelitian mengalami kelayakan dan baik, sehingga data tersebut

dapat dikatakan sebagai berdistribusi normal (Sujarweni, 2016:68-72).

Pada penelitian ini untuk menguji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-smirnov. Adapun ketentuan yang digunakan untuk

mengambil keputusan dibawah ini:

a) Jika Kolmogorov-smirnov dengan sig > 0,05 menunjukkan

data berdistribusi normal

b) Jika Kolmogorov-smirnov dengan sig < 0,05 menunjukkan

data tidak berdistribusi normal

2. Uji linierity

Pengujian linierity digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan sesuai dengan garis linier atau tidak. Dimana peningkatan

atau penurunan kuantitas dari variable lainnya (Sarjono & Julianita,

2013:74-80). Berdasarkan pengungkapan diatas Adapun penentuan

keputusan dalam uji linierity sebagai berikut:

a) Jika Sig Deviation from linierity > 0,05, maka hubungan antar

variable adalah linier

b) Jika Sig Deviation from linierity < 0,05, maka hubungan antar

variable adalah tidak linier

3. Uji heterosekedasitas

Pengujian heterosekedasitas digunakan untuk mengetahui nilai

absolud residual terhadap variable bebas. Adapun cara yang


digunakan untuk mengukur heterosekedasitas pada penelitian ini

menggunakan uji kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Jika nilai Sig > 0,05 maka dapat diartikan tidak terjadi

heterosekedasitas

b) Jika nilai Sig < 0,05 maka dapat diartikan terjadi

heterosekedasitas

4. Uji multikolonierity

Pengujian multikolonierity digunakan untuk mengetahui ketersediaan

variable independent yang dimiliki kemiripan antar variable

independen dalam suatu model (Sujarweni, 2016:230). Adapun

pengambilan keputusan mengenai pengujian secara parsial masing –

masing independent terhadap variable dependen jika nilai VIF yang

diperoleh diantara 1-10 maka apat diartika tidak terjadi

multikolonierity, sedangkan jika nilai VIF yang diperoleh > 10 maka

dapat diartika terjadi multikolonierity.

5. Uji autokorelasi

Autokorelasi dalam regresi digunakan untuk mengetahui tentang ada

atau tidaknya korelasi antara variable pengganggu pada periode

tertentu dengan variable sebelumnya adapun pengukuran autokorelasi

dengan menggunakan nilai Durbin Watson (DW) (Sujawerni,

2016:231-232). Adapun ketentuan yang digunakan untuk mengambil

keputusan pada uji autokorelasi sebagai berikut :

a) Jika 0 < d < dL berarti ada autokorelasi positif

b) Jika 4 – dL < d < 4 berartii ada autokorelasi negative


c) Jika dL < d <dU atau dU < d < 2 berarti tidak ada autokorelasi

positif dan negative

d) Jika dL < d < dU atau 4-dU < d < 4-dL diartikan tidak ada

autokorelasi

6. Regresi linier berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan pengujian data dengan

menentukan satu variable independent (Sujarweni, 2016:18).

Pengujian regresi linier berganda ini menggunakan bantuan aplikasi

SPSS (Statistical Products And Solution Service) dengan versi XX.0.

Adapun rumus formulasi yang digunakan untuk mengukur pengujian

regresi linier berganda, ditunjukkan dibawah ini:

7.

B. Uji persyaratan analisis


DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). pengaruh price perceived dan quality perceived terhadap impulsive buying pada pembelian di
dashiki store secara online. Retrieved october 2021

Dewi, M. M. (2017). Pengaruh Brand Awareness, Perceived Quality of Brand, Brand Association,
Brand Loyalty, dan Brand Image Terhadap Brand Equity Erigo Menurut Mahasiswa di
Surabaya.

Hidayat, A. (2012, october 14). Populasi dan Sampel: Pengertian Populasi Adalah? Retrieved from
statiskian: https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-sampel.html

Krisnan. (2021, March 22). Berikut Ini 4 Pengertian Metode Kuantitatif Menurut Para Ahli. Retrieved
from meenta.net: https://meenta.net/metode-kuantitatif/

Mubarak, N., DH, A. F., & Nuralam, I. P. (Eds.). (2018, September). PENGARUH CELEBRITY ENDORSER
PADA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Online pada
Konsumen Produk Erigo Jakarta melalui Instagram). Jurnal Administrasi Bisnis Universitas
Brawijaya.

Ningsih, T. S., & Putri, S. L. (Eds.). (2020, July). Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Pada Produk Erigo Melalui Instagram).

pengaruh brand image, attractiveness dan kredibilitas valentino rossi sebagai celebrity endorser
terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor yamaha. (n.d.). Retrieved october
2021

Pengaruh Ekuitas merk, kualitas pelayanan dan faktor iklan terhadap keputusan pembelian pizza hut
di giant sun city sidoarjo. (n.d.). Retrieved october 2021
pengaruh kesadaran merk, kualitas produk, perceyaan merk terhadap keputusan pembelian sepatu
yongki komaladi di sidoarjo. (n.d.). Retrieved october 2021

Pratama, F. (2021). PENGARUH PROMOSI, PERSEPSI HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU COMPASS (Study pada mahasiswa?i Yogyakarta). In
PENGARUH PROMOSI, PERSEPSI HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN SEPATU COMPASS (Study pada mahasiswa?i Yogyakarta). Yogyakarta.

Survei Pengguna Internet APJII 2019-QS 2020 : Ada kenaikan 25,5 Juta pengguna Internet Baru di RI.
(2020, November). Buletin APJII.

Taungke, G. S. (Ed.). (2020, January). PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN ELECTRONIC WORD OF
MOUTH TERHADAP MINAT BELI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Survei pada konsumen Erigo di Akun Resmi Instagram Erigo). Jurnal Administrasi Bisnis
Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai