PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan kali ini, berdasarkan rumusan masalah diatas,
yaitu :
1. Untuk mengetahui sasaran operasional tahunan dalam implementasi
strategi
2. Untuk mengetahui pengembangan srategi fungsional
3. Untuk mengetahui pengembangan dan cara mengkomunikasikan
kebijakan
4. Untuk mengetahui pelembagaan strategi : melalui struktur, kepemimpinan,
budaya dan imbalan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pengawasan biaya, mengubah strategi iklan, membangun fasilitas baru, melatih
karyawan baru, merotasi manajer diantara divisi- divisi yang ada, dan membuat
sistem informasi manajemen yang baik.
4
karyawan atas kinerja mereka. Tujuan tahunan memberikan dasar bagi desain
organisasi.
Tujuan tahunan harus bisa diukur, konsisten, beralasan, menantang, jelas,
dikomunikasikan ke seluruh organisasi, dan dilengkapi dengan bentuk
penghargaan dan sanksi.
Tujuan tahunan yang jelas tidak menjamin implementasi strategi menjadi
sukses, namun ia meningkatkan kemungkinan tujuan seorang dan organisasi bisa
tercapai.
5
Setelah strategi tingkat bisnis ditetapkan, maka diperlukan untuk
mengembangkan strategi tingkat fungsional untuk mendukung strategi pada
tingkat yang lebih tinggi agar dapat dipastikan bahwa keseluruhan strategi dapat
berjalan dengan satu kesatuan dan konsisten pada tingkat operasional. Strategi
fungsional diperlukan untuk masing-masing fungsional dari suatu usaha atau
bisnis, di mana strategi tersebut menghasilkan tugas-tugas yang diperlukan untuk
merealisasikan strategi tingkat bisnis.
Strategi tingkat fungsional di perusahaan terdiri dari fungsi-fungsi yang
dijalankan perusahaan yang biasanya terdiri dari fungsi fungsi sebagai berikut :
a. Pemasaran.
b. Operasional.
c. Keuangan.
d. Sumber Daya Manusia
e. Riset dan Pengembangan.
Setiap fungsi tersebut harus memiliki tugas dan rencana tindakan yang
dilakukannya secara terpadu dengan strategi tingkat bisnis. Terdapat beberapa
perbedaan antara strategi fungsional dengan strategi umum dan bisnis, yaitu dari
segi cakupan waktu, Kespesifikan dan peserta dalam pengembangan. Strategi ini
merupakan kegiatan yang akan dijalankan dalam waktu dekat, lebih spesifik dan
dikembangkan oleh staff perusahaan pada tingkat yang berada pada tingkat
operasional. Bagimanakah bentuk strategi tersebut? Hal ini akan dicoba
menjelaskannya secara singkat, karena setiap strategi tersebut merupakan bahasan
yang rinci dalam bidang mata kuliah fungsional.
6
pada pasarnya berupa pengembangan dari masing-masing unsur marketing mix
yang biasa juga disebut dengan 4P yaitu Product, Price, Place dan Promotion.
1. Product : harus jelas kebutuhan pelanggan dipenuhi oleh produk/ jasa.
Menyajikan pernyataan komperhensif mengenai konsep produk/ jasa dan
pasar sasaran yang akan dilayani
2. Price : strategi harga dapat berpengaruh langsung pada permintaan/
penawaran, profitabilitas, persepsi konsumen, dan reaksi regulator
3. Promotion : menetapkan bagaimana perusahaan berkomunikasi dengan
pasar sasaran
4. Place : mengidentifikasi di mana, kapan, dan oleh siapa produk/ jasa
ditawarkan. Menyangkut keputusan mengenai saluran distribusi
(langsung atau tak langsung)
Dalam pelaksanaan STP (Segmenting, Targeting dan Positioning) harus
dipahami bagaimana manajemen perusahaan memandang pasar bisnis yang
dilayani untuk mengetahui bagaimana cara pasar dikelompokan dan menentukan
satu atau lebih pasar yang akan dijadikan sasaran pelayanan. Posisi persdaingan
dari penawaran perusahaan di pasar sasarannya juga harus diperhatikan sehingga
dapat menentukan posisitioning yang akan dilakukan bagi produk perusahaan.
STP merupakan suatu proses penentuan siapa yang akan dilayani perusahaan dan
bagaimana menempatkan produk perusahaan di dalam fikiran pasar/konsumen.
7
Adapun stretegi fungsional kunci dalam bidang produksi/operasional adalah :
1. Fasilitas dan peralatan.
2. Pembelian.
3. Perencanaa dan pengendalian operasi.
8
g. Bagaimana pengaturan struktur keuangan
h. Bagaimana memilih sumber modal
9
penting sekali perannya bagi perusahaan yang menekankan pada inovasi dalam
menjalankan bisnisnya.
Terdapat dua orientasi keputusan R/D perusahaan yaitu apakah bersifat
offensif atau defensif. Jika ofensif maka perusahaan menjalankan strategi inovasi
yang kuat dan selalu berusaha untuk menjadi yang pertama (first mover) di dalam
industrinya. Sedangkan orientasi defensif lebih mengarh pada pengembangan
yang bersifat rnodifikasi dari produk yang sudah ada, baik dari dalam maupun
produk pesaing.
Sasaran riset dan pengembangan dapat juga dikelompokan menjadi dua
yaitu apakah pada produk atau proses. Jika perusahaan/bisnis yang mengarah pada
strategi differensiasi tentunya akan memberikan penekanan pada riset produk dan
jika strategi bisnisnya adalah keunggulan biaya tentunya riset diarahkan pada
proses. Selain itu riset juga bisa diarahkan pada riset dasar ataukah riset
pengembangan produk tergantung pada orientasi jangka waktu, apakah jangka
panjang atau pendek.
https://senyummu13.wordpress.com/2012/03/27/implementasi-strategi/
10
Beberapa isu yang mungkin membutuhkan kebijakan manajemen adalah :
a. Untuk bernegosiasi secara langsung atau tidak langsung dengan serikat
pekerja
b. Untuk menawarkan imbalan yang besar atau sedikit untuk karyawan
c. Untuk mencegah pelecehan seksual
d. Untuk mencegah aktivitas merokok ditempat kerja
e. Untuk mencegah insider trading
f. Untuk mencegah penggunaan informasi internal bagi kepentingan pribadi
Struktur Fungsional :
Mendesain struktur berdasar fungsi-fungsi yang ada dalam suatu
organisasi/ divisi/ sub divisi. Misal: fungsi niaga, fungsi SDM dan fungsi teknik.
Tipe ini memiliki kelebihan seperti berikut:
a. Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi
b. Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas
c. Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis
Dan tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti lingkungan yang
stabil, tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan yang terjadi mengutamakan
efisiensi dan kapabilitas fungsional.
11
Namun tipe fungsional juga memiliki sejumlah keterbatasan, seperti :
a. Menekankan pada rutinitas tugas, kurang memperhatikan aspek strategis
jangka panjang
b. Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit.
c. Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi.
Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat
koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan.
Output-based Structure
Mendesain struktur berdasar output/
produk yang dihasilkan oleh unit/ bagian organisasi yang bersangkutan.
Tipe ini memiliki kelebihan seperti berikut :
1. Mendorong akuntabilitas yang lebih besar terhadap hasil akhir (output
yang dihasilkan).
2. Memungkinkan terjadinya diversifikasi ketrampilan (cross functional
skills).
3. Koordinasi antar fungsi didalam tiap posisi menjadi lebih mudah.
Tipe seperti ini relevan untuk situasi seperti lingkungan tidak stabil,
ukuran organisasi relatif besar, mengutamakan spesialisasi produk/output dan
inovasi.
Kekurangan:
1. Berpeluang menggunakan ketrampilan dan sumber daya secara tidak
efisien.
2. Menuntut adanya ‘multiple role’ pada para karyawan sehingga dapat
menimbulkan work stress.
3. Hanya terpaku pada satu produk tertentu (output).
12
3. Menumbuhkan koordinasi dan integrasi yang kohesif.
Tipe seperti ini relevan untuk situasi seperti, dorongan untuk
mendistribusikan dan membagi sumber daya/ kapabilitas, dan fokus pada dual
perspectives (keahlian fungsional dan keandalan output).
Kekurangan :
1. Berpeluang menumbuhkan role ambiguity.
2. Tanpa keseimbangan wewenang antara manajer fungsional dengan
output-based coordinator, kinerja akan terganggu.
3. Memberi kesempatan bagi inkonsistensi permintaan antara fungsional
dan output-based people.
B. Kepemimpinan Strategis
Kepemimpinan strategis berkenaan dengan penentuan arah perusahaan
dengan mengembangkan dan mengkomunikasikan visi kedepat serta memotivasi
dan inspirasi para anggota organisasi untuk mengarah pada visi tersebut Terdapat
tiga elemen yang melekat pada kepemimpinan, yaitu mengajak dan memandu
orang untuk mencapai tujuan, melibatkan kelompok orang yang diarahkan
sehingga terdapat interaksi antar personal dan merupakan penggerak yang dapat
memberikan arti atau nili yang lebih bagi bawahannya.
Kepemimpinan pada suatu organisasi yang melayani masyarakat luas
dikembangkan sistem kepegawaian yang mantap dengan pengembangan karier
yang berdasarkan prestasi kerja, kemampuan yang profesional, keahlian dan
ketrampilan, serta kemantapan sikap mental aparat melalui upaya pendidikan
pelatihan, penugasan, bimbingan dan konsultasi, serta melalui pengembangan
motivasi, kode etik, dan disiplin kedinasan yang sehat, didukung oleh sistem
informasi kepegawaian yang mantap serta, didukung oleh sistem informasi
kepegawaian yang mantap serta, dilengkapi dengan sistem pemberian
penghargaan yang wajar.
Efektivitas organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi
tidak terlepas dari peranan pemimpin. Kepemimpinan merupakan tulang
punggung pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik akan
13
sulit untuk mencapai tujuan organisasi, bahkan untuk beradaptasi dengan
perubahan yang sedang terjadi di dalam maupun di luar organisasi. Hal ini
disebabkan karena setiap pemimpin dapat memberikan pengaruh terhadap
bawahannya, misalnya terhadap kepuasan kerja, komitmen, produktivitas, kinerja
dan lain-lain.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin suatu organisasi dapat
menentukan berhasil tidaknya tujuan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena
itu dalam upaya meningkatkan peran anggota organisasi, maka pelaksanaan
prinsip-prinsip komunikasi perlu lebih ditingkatkan dan gaya kepemimpinan perlu
diperhatikan. Hubungan yang harmonis antara karyawan dan pimpinan
merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan jika dihubungkan dengan
tingkat kepuasan kerja.
C. Budaya Organisasi
Seperti halnya pengertian motivasi dan kepemimpinan, pengertian budaya
organisasi banyak diungkapkan oleh para ilmuwan yang merupakan ahli dalam
ilmu budaya organisasi, namun masih sedikit kesepahaman tentang arti konsep
budaya organisasi atau bagaimana budaya organisasi harus diobservasi dan diukur
(Brahmasari, 2004). Lebih lanjut Brahmasari mengemukakan bahwa hal tersebut
dikarenakan oleh kurangnya kesepahaman tentang formulasi teori tentang budaya
organisasi, gambarannya, dan kemungkinan hubungannya dengan dampak kinerja.
Marcoulides dan Heck (1993) mengemukakan bahwa budaya organisasi
sebagai suatu konsep dapat menjadi suatu sarana untuk mengukur kesesuaian dari
tujuan organisasi, strategi dan organisasi tugas, serta dampak yang dihasilkan.
Proses pembentukan budaya organisasi melalui 4 (empat) tahapan, yaitu tahap
pertama terjadinya interaksi antar pimpinan atau pendiri organisasi dengan
kelompok/perorangan dalam organisasi. Pada tahap kedua adalah dari interaksi
menimbulkan ide yang ditransformasikan menjadi artifak, nilai, dan asumsi.
Tahap ketiga adalah bahwa artifak, nilai, dan asumsi akan
diimplementasikan sehingga membentuk budaya organisasi. Tahap terakhir adalah
bahwa dalam rangka mempertahankan budaya organisasi dilakukan pembelajaran
(learning) kepada anggota baru dalam organisasi.
14
Hofstide (1997) mengemukakan bahwa budaya organisasi mempunyai 5 (lima)
ciri-ciri pokok yaitu:
1. Budaya organisasi merupakan satu kesatuan yang integral dan saling
terkait,
2. Budaya organisasi merupakan refleksi sejarah dari organisasi yang
bersangkutan,
3. Budaya organisasi berkaitan dengan hal-hal yang dipelajari oleh para
antropolog, seperti ritual, simbol, ceritera, dan ketokohan,
4. Budaya organisasi dibangun secara sosial, dalam pengertian bahwa budaya
organisasi lahir dari konsensus bersama dari sekelompok orang yang
mendirikan organisasi tersebut,
5. Budaya organisasi sulit diubah.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
http://karangtangis.blogspot.co.id/2010/06/implementasi-strategi-
kepemimpinan.html
17