IMPLEMENTASI STRATEGI
A. Transisi dari Formulasi Strategi ke Implementasi Strategi
Konsep dan alat perumusan strategi tidak berbeda jauh untuk organisasi kecil, besar,
nirlaba, atau nirlaba. Namun, implementasi strategi sangat bervariasi di antara
berbagai jenis dan ukuran organisasi. Menerapkan strategi memerlukan tindakan
seperti mengubah wilayah penjualan, menambah departemen baru, menutup fasilitas,
mempekerjakan karyawan baru, mengubah strategi penetapan harga organisasi,
mengembangkan anggaran keuangan, mengembangkan tunjangan karyawan baru,
menetapkan prosedur pengendalian biaya, mengubah strategi periklanan, membangun
fasilitas baru, melatih karyawan baru, memindahkan manajer antar divisi, dan
membangun sistem informasi manajemen yang lebih baik. Jenis kegiatan ini jelas
sangat berbeda antara manufaktur, jasa, dan organisasi pemerintah.
Berikut perbandingan Formulasi Strategi dan Implementasi Strategi
Tujuan tahunan adalah pencapaian yang diinginkan organisasi yang perlu dicapai
untuk memastikan keberhasilan implementasi strategi. Tujuan tahunan sangat penting
untuk implementasi strategi karena lima alasan utama:
Banyak waktu dan upaya harus dicurahkan untuk memastikan bahwa tujuan tahunan
dipahami dengan baik, konsisten dengan tujuan jangka panjang, dan mendukung
strategi yang akan diterapkan. Partisipasi aktif dalam menetapkan tujuan tahunan
diperlukan untuk alasan-alasan yang disebutkan sebelumnya.
Tujuan tahunan harus didukung oleh kebijakan yang dinyatakan dengan jelas. Penting
untuk mengikat penghargaan dan sanksi dengan tujuan tahunan sehingga karyawan
dan manajer memahami bahwa mencapai tujuan sangat penting untuk implementasi
strategi yang sukses. Tujuan tahunan yang jelas tidak menjamin keberhasilan
implementasi strategi, tetapi meningkatkan kemungkinan bahwa tujuan pribadi dan
organisasi dapat dicapai. Penekanan yang berlebihan pada pencapaian tujuan dapat
mengakibatkan perilaku yang tidak diinginkan, seperti memalsukan angka,
mendistorsi catatan, dan membiarkan tujuan menjadi tujuan itu sendiri. Manajer harus
waspada terhadap potensi masalah ini.
Kebijakan atau policy dalam suatu organisasi merupakan pedoman umum untuk
melakukan kegiatan ataupun keputusan dari orang-orang yang ada dalam organisasi
tersebut. Kebijakan biasanya berupa suatupernyataan yang dapat memberikan
pedoman kepada anggota organisasitentang bagaimana hendaknya mereka bertindak
dalam suatu situasi tertentu. Suatu situasi yang spesifik sering kali membuat
seseorang sulit untuk mengambil langkah secara pasti jika tidak ada ketentuan dari
pihak atasan yang bisa digunakan karena menyangkut aktivitas bisnis perusahaan
secara keseluruhan. Adanya pedoman semacam itu amatlah diperlukan.
Pendefinisian bisnis berkaitan dengan pertanyaan yang mendasar bagi para manajer
senior tentang apa sebenarnya yang menjadi bisnis perusahaan. Pertanyaan ini
membawa pemikiran pihak manajer untuk melihat ruang lingkup aktivitas organisasi,
membuat refleksi tentang jenis organisasi apa yang mereka yakini paling tepat, dan
secara spesifik mengetahui kebutuhanpara konsumen yang ingin dilayani secara
memuaskan. Studi tentang strategi dan kebijakan bisnis berkaitan dengan proses
menentukan strategi yang relevan melalui kekuatan dan tujuan yang menjadi curahan
perhatian. Manajemen strategi dan kebijakan bisnis merupakan upaya untuk
menentukan arah masa depan organisasi berikut implementasi dari keputusan yang
ingin dicapai. Di samping bisa dihindari adanya kesalahan langkah yang bisa
mengancam eksistensi organisasi, dengan strategi dan kebijakan bisnis juga bisa
diperoleh kepastian tentang prospek kemajuan yang kelak mampu digapai perusahaan
di masa mendatang.
Penyebaran sumber-sumber
Keputusan penentuan alokasi sumber-sumber perusahaan yang meliputi uang, fasilitas
dan daya manusia kepada divisi-divisi, departemen-departemen atau unit-unit bisnis.
Pengembangan kebijakan
Kebijakan adalah kumpulan keputusan yang :
- Menentukan secara teliti tentang bagaimana strategi yang dipilih akan
dilaksanakan jadi merupakan pedoman pelaksanaan tindakan atau kegiatan
tertentu.
- Mengatur suatu mekanisme tindakan lanjutan untuk membuat yakin atas
strategi yang dipilih dan kebijakan yang diputuskan akan dilaksanakan.
-
Ahli strategi harus waspada terhadap sejumlah faktor yang dapat menghambat alokasi
sumber daya yang efektif, termasuk proteksi terhadap sumber daya yang berlebihan,
penekanan yang terlalu besar pada keuangan jangka pendek, politik organisasi, target
strategi yang tidak jelas, keengganan untuk mengambil risiko, dan kurangnya
pengetahuan yang memadai.
2) Mengelola Konflik
Perbedaan pendapat yang jujur, perlindungan wilayah, dan persaingan untuk sumber
daya yang terbatas tidak dapat dihindari dapat menyebabkan konflik. Konflik dapat
didefinisikan sebagai ketidaksepakatan antara dua pihak atau lebih pada satu atau
lebih masalah. Menetapkan tujuan tahunan dapat menyebabkan konflik karena
individu memiliki harapan, persepsi, jadwal, tekanan, kewajiban, dan kepribadian
yang berbeda. Konflik harus dikelola agar implementasi strategi berhasil. Mengelola
konflik adalah isu strategis di sebagian besar organisasi.
Menetapkan tujuan dapat menyebabkan konflik karena manajer dan ahli strategi harus
membuat trade-off, seperti apakah akan menekankan keuntungan jangka pendek atau
pertumbuhan jangka panjang, margin keuntungan atau pangsa pasar, penetrasi pasar
atau pengembangan pasar, pertumbuhan atau stabilitas, risiko tinggi atau risiko
rendah, dan responsif sosial atau maksimalisasi keuntungan. Trade-off diperlukan
karena tidak ada perusahaan yang memiliki sumber daya yang cukup untuk mengejar
semua strategi yang akan menguntungkan perusahaan.
Konflik tidak selalu buruk. Tidak adanya konflik dapat menandakan ketidakpedulian
dan sikap apatis. Konflik dapat berfungsi untuk memberi energi pada kelompok yang
berlawanan untuk bertindak dan dapat membantu manajer mengidentifikasi masalah.
Berbagai pendekatan untuk mengelola dan menyelesaikan konflik dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu:
Penghindaran (avoidance)
Penghindaran mencakup tindakan seperti mengabaikan masalah dengan
harapan bahwa konflik akan selesai dengan sendirinya.
Penyatuan (defusion)
Defusi dapat mencakup mengecilkan perbedaan antara pihak-pihak yang
berkonflik sambil menonjolkan kesamaan dan kepentingan bersama,
berkompromi sehingga tidak ada pemenang atau kalah yang jelas,
menggunakan aturan mayoritas, mengajukan banding ke otoritas yang lebih
tinggi.
Konfrontasi (confrontation)
Konfrontasi dicontohkan dengan bertukar anggota pihak yang berkonflik
sehingga masing-masing dapat memperoleh apresiasi dari sudut pandang
yang lain atau mengadakan pertemuan di mana pihak yang berkonflik
menyampaikan pandangan mereka dan bekerja melalui perbedaan mereka.
Strategi adalah suatu penentuan sasaran dan tujuan dasar jangka panjang dari suatu
organisasi (perusahaan) serta pengadopsian seperangkat tindakan serta alokasi
sumber-sumber yang perlu untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut (Chandler, 1992).
Pengertian tersebut mengarahkan kita kepada dua hal, yaitu perencanaan dan pola.
Perencanaan identik dengan bagaimana kita menghadapi keadaan di masa depan.
Dengan adanya perencanaan gerak organisasi akan menjadi lebih terpola terutama
dalam kaitannya dengan pengalokasian sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi.
Strategi dan struktur merupakan dua hal penting yang harus ada di dalam sebuah
organisasi. Tanpa keduanya sebuah komunitas tidak akan bisa disebut sebagai
organisasi karena pada dasarnya organisasi merupakan berhimpunnya sekelompok
orang yang memiliki kesamaan harapan dan keinginan untuk mencapai tujuan
bersama. Jika tidak didukung oleh struktur yang baik maka organisasi akan megalami
kebingungan di dalam pergerakannya. Sementara itu jika organisasi tidak memiliki
strategi yang bagus maka organisasi tersebut akan mengalami inefektifitas di dalam
geraknya.
Pembahasan mengenai strategi dan struktur organisasi ini telah dikemukakan oleh
Alfred Chandler pada tahun 1962. Alfred Chandler menjelaskan bahwa hubungan
antara strategi dan struktur ini merupakan hasil penelitiannya terhadap hampir 100
perusahaan-perusahaan terbesar Amerika antara periode 1900-1950. Chandler
menyimpulkan bahwa perubahan dalam studi korporat telah mendahului dan
mengarahkan perubahan dalam struktur organisasi. Chandler telah menemukan bahwa
perusahaan-perusahaan yang ia teliti telah memulai dengan struktur yang tersentralisir
dengan karakteristik yang sangat dekat dengan sebuah mesin birokrasi (Robbins &
Barnwell, 2002: 143-144).
Hubungan erat antara strategi dan struktur organisasional pertama kali di jelaskan
oleh Chandle dalam studinya pada beberapa perusahan besar di Amerika. Setelah
menganalisa sejarah perkembangan perusahanm-perusahan seperti General Motors,
Du Pont, Standard Oil, dan Sears, Roebuck, Chandler menyimpulkan perubahan-
perubahan strategi mengakibatkan perubahan-perubahan desain organisasi. Dia
menyatakan bahwa "struktur mengikuti strategi.
Dalam pemilihan suatu strategi – dan struktur untuk mengimplementasikannya – para
manejer harus mempertimbangankan pengaruh lingkungan eksternal terhadap
organisasi. Hubungan antara strategi, struktur dan lingkungan dapat di pandang dari
dua perspektif utama. Dalam pandangan pertama, organisasi adalah reaktif terhadap
lingkungannya dimana proses perumusan strategi harus memperhatikan lingkungan
tempat organisasi tersebut beroprasi pada saat sekarang dan akan beroperasi di waktu
yang akan datang.
Pertama, dengan melihat sampel dari organisasi yang bukan merupakan cross-section
dari organisasi pada umumnyamenyebabkan banyak analis hanya melihat pada
perusahaan bisnis industrial yang sangat besar dan berkuasa serta mendominasi
industrinya.
Ketiga, dari hasil evaluasi yang dilakukan secara cermat terhadap kerja Chandler
menyatakan bahwa ketika menggunakan istilah 'strategi' maka yang dimaksud adalah
strategi pertumbuhan, bukan profltabilitas ataupun bertahan hidup.
Keempat, seperti dengan penelitian historis pada umumnya, selalu terdapat masalah
pada generalisasidari satu titik waktu ke titik waktu lainnya
Thompson (2001) dan Lynch (2003) mempunyai pendapat yang sama, bahwa pada
pendekatan intended (deliberated, prescriptive), struktur mengikuti strategi. Namun
mereka mempunyai pendapat yang tidak sama dalam melihat hubungan strategi-
struktur di dalam pendekatan emergent. Pada pendekatan emergent, Thompson
berpendapat bahwa strategi mengikuti struktur, sedangkan Lynch berpendapatan
hubungan antara strategi dan struktur terjadi dua arah pada pendekatan tersebut.