Anda di halaman 1dari 23

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (PSAK 55 & PSAK 71 serta


Penyajiannya PSAK 50)”

Dosen Pengampu:
Dr. Yuskar, S.E., MA., Ak., CA.

Oleh:
Kelompok 4
Asyifa Wikha Wulan Sari (1910531047)
Fathir Aulia Bufi (1910532022)
Shinta Nabila (1910532030)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, karena berkat rahmat dan KaruniaNya lah kami selaku
penyaji dapat menyelesaikan makalah dengan topik “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran (PSAK 55 & PSAK 71 serta Penyajiannya PSAK 50)” tepat pada waktunya.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan.

Dalam penyelesaian makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan serta dukungan berbagai
pihak dan sumber yang telah kami gunakan sebagai bahan acuan dalam pembuatan makalah ini.
Kami mohon maaf jika ada kekurangan atau kesalahan dalam isi atau struktur kebahasaan selama
pembuatan makalah ini, sehingga karya ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritikan yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan laporan
yang penulis buat ini. Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan bisa
digunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 5 Oktober 2022

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Intrumen keuangan adalah aset yang dapat diperjual belikan dalam bentuk apapun,
baik dalam bentuk kas, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk
menerima atau memberikan uang tunai atau instrumen keuangan lainnya. Instrumen
keuangan dari suatu entitas akan tergambarkan dalam laporan keuangan yang diserahkan
oleh entitas. Untuk itulah diperlukan pengakuan dan pengukuran, penyajian serta
pengungkapan terhadap instrument keuangan tersebut, agar instrumen-intrumen tersebut
dapat memberikan informasi mengenai kemampuan dan kinerja dari entitas serta berguna
bagi para pemakai laporan keuangan dalam mengambil suatu keputusan. Dalam melakukan
pengakuan dan pengukuran, penyajian serta pengungkapan terhadap instrumen keuangan
tentu harus sesuai dengan standar- standar akuntansi yang telah ditetapkan, yaitu PSAK 50
yang membahas mengenai instrumen keuangan: penyajian, PSAK 55 yang membahas
tentang instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran serta PSAK 60 yang membahas
tentang instrument keuangan: pengungkapan.
Dalam makalah ini, PSAK yang dibahas hanya PSAK 50 mengenai penyajian serta
PSAK 55 mengenai pengakuan dan pengukuran. Dimana dalam makalah ini nantinya juga
akan dibahas mengenai PSAK 71 yang akan menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya
berlaku. PSAK 71 akan efektif digunakan per tanggal 1 Januari 2020 nanti. Jika dalam
PSAK 55 kewajiban pencadangan muncul setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan
risiko gagal bayar, maka PSAK 71 memandatkan korporasi menyediakan pencadangan
sejak awal periode kredit.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diperoleh rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian insrumen keuangan?
2. Apa tujuan dari PSAK 55, PSAK 50 dan PSAK 71?
3. Bagaimana ruang lingkup PSAK 55, PSAK 50 dan PSAK 71?
4. Bagaimana jenis instrumen keuangan?
5. Bagaimana bentuk pengukuran dan penyajian instrumen keuangan?
6. Apa perbedaan utama dalam PSAK 55 dan PSAK 71?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian instrumen keuangan.
2. Untuk mengetahui tujuan PSAK 55, 50 dan 71.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup PSAK 55, 50 dan 71.
4. Untuk mengetahui jenis instrumen keuangan.
5. Untuk mengetahui bentuk pengukuran serta penyajian instrument keuangan.
6. Untuk mengetahui perbedaan utama PSAK 55 dan PSAK 71.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PSAK 55
2.1.1 Tujuan PSAK 55
Untuk mengatur prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas
keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan.
2.1.2 Ruang Lingkup PSAK 55
Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan,
kecuali untuk :
a. Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama.
b. Hak dan kewajiban dalam sewa.
c. Hak dan kewajiban pemberi kerja.
d. Instrumen keuangan terbitan entitas.
e. Hak dan kewajiban yang timbul dalam kontrak asuransi.
f. Kontrak antara pengakuisisi dan penjual dalam kombinasi bisnis.
g. Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari yang dijabarkan.
2.1.3 Definisi Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas
dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Aset keuangan meliputi setiap
aset yang menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau keuangan lainnya.
Liabilitas keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak untuk membayar kas atau aset
keuangan. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atau aset
suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
2.1.4 Jenis Instrumen Keuangan
1. Aset Keuangan
a. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Aset keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan
awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Diperdagangkan:
 Diperoleh/dimiliki untuk tujuan dijual/dibeli kembali dalam waktu dekat
(trading);
 Bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang memiliki pola ambil
untung dalam jangka pendek; atau
 merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen
lindung nilai dan efektif).
Contohnya, aset derivatif yang investasi dalam instrumen utang dan ekuitas yang
dimiliki dalam portofolio diperdagangkan.
b. Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya
telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk
memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Contohnya, investasi dalam
instrumen utang yang mempuyai kuotasi harga dimana entitas memiliki niat dan
mampu memiliki hingga jatuh tempo.
c. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi harga dipasar aktif. Contohnya, piutang usaha, pinjaman yang
diberikan dan piutang wesel.
d. Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual
Aset keuangan yang dirancang sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak
diklasifikasikan dalam ketiga kategori diatas. Contohnya, investasi dalam
instrumen utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kategori lain.
2. Liabilitas Keuangan
a. Liabiliats Keuangan yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Liabilitas keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada
saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar
melalu laba rugi. Contohnya, liabilitas derivatif dan liabilitas diperdagangkan
lainnya.
b. Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi
Semua liabilitas lainya selain daripada liabilitas yang dinilai pada nilai wajar
melalui laba rugi. Contohnya, utang usaha, utang wesel dan efek utang yang
diterbitkan.
3. Instrumen Derivatif
Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan karakteristik:
- Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan
(sering disebut dengan variabel yang mendasari), antara lain: suku bunga, harga
instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga
atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya.
Untuk variabel nonkeuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak
dalam kontrak;
- Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam
jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk
kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa
sebagai akibat perubahan faktor pasar;
- Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.
Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen campuran atau instrumen yang
digabungkan dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama nonderivatif, yang
mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen yang digabungkan
bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. Derivatif melekat menyebabkan
sebagian atau seluruh kas yang dipersyaratkan dalam kontrak, dimodifikasi menurut
variabel yang telah ditentukan, antara lain suku bunga, harga instrumen keuangan,
harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau suku bunga.
Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai derivatif
berdasarkan pernyataan ini jika dan hanya jika :
- Karakteristik ekonomi dan resiko dari derivatif melekat tdak berkaitan erat dengan
karakteristik ekonomi dan resiko dari kontrak utama.
- Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat
memenuhi definisi sebagai derivatif.
- Instrumen campuran tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (dengan kata
lain derivatif yang melekat pada aset keuangan atau liabilitas yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan).
4. Instrumen Lindung Nilai
a. Lindung nilai atas nilai wajar
Suatu lindung nilai terhadap:
- perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui.
- komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari
aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat diatribusikan pada
risiko tertentu dan dapat memengaruhi laporan laba rugi
b. Lindung nilai atas arus kas
Suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang:
- dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau kewajiban
yang telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran bunga di masa
depan atas utang dengan suku bunga variabel) atau yang dapat diatribusikan
pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan
besar terjadi, dan
- dapat memengaruhi laporan laba rugi.
c. Lindung nilai atas investasi neto pada operasi di luar negeri
- Hal ini sama seperti lindung nilai pada arus kas.
- Lindung nilai yang efektif untuk diungkapkan dalam modal ekuitas
- Lindung nilai yang tidak efektif untuk diungkapkan dalam laporan laba rugi
- Operasi asing di bidang mata uang asing

2.1.5 Pengukuran Instrumen Keuangan


1. Pengukuran Awal
Pada saat pengukuran awal, entitas pada umumnya mengukur aset keuangan
menggunakan akuntansi tanggal transaksi pada nilai wajar ditambah biaya transaksi
kecuali aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada awalnya hanya diakui pada nilai
wajar.
Nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga
yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya tambahan seperti biaya pendaftaran dan komisi
lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada penasehat hukum, akuntan, dan
penasehat profesional lain, biaya percetakan dan materai. Biaya transaksi ini meliputi
fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen, konsultan, perantara efek dan
pedagang efek berupa pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak regulator dan bursa
efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya
transaksi tidak termasuk premium dan diskonto utang, biaya pendanaan. Biaya
penyimpanan maupun administrasi.
2. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai
wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi apakah
nilai wajar dapat ditentuka dengan andal. Pengukuran awal dan pengukuran berikutnya
atas instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas perubahan nilai wajar
(keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi) diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang diselesaikan,
termasuk biaya transaksi. Setelah perolehan awal, hanya satu tipe instrumen
keuangan yang diukur pada biaya perolehan yaitu investasi dalam instrumen ekuitas
yang tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat
diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui
penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif
tersebut, diukur pada biaya perolehan.
b. Biaya Perolehan Diamortisasi
Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif
dilaporan posisi keuangan.Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo seperti
pinaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan lainnya.
Biaya perolehan diamortisasi adalah biaya perolehan dan aset atau liabilitas setelah
disesuaikan jika layak untuk mencapai suatu suku bunga efektif yang konstan
selama umur aset atau liabilitas. Dengan kata lain, biaya perolehan diamortisasi dari
aset keuangan atau liabilitas keuangan dikurangi pembayaran pokok, ditambah dan
dikurangi dengan akumulasi amortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif dan
dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.
c. Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar. Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan pada umumnya
diukur pada nilai wajar dilaporan posisi keuangan seperti aset keuangan pada nilai
wajar melalui laba rugi, aset keuangan tersedia untuk dijual, dan liabilitas keuangan
pada nilai wajar melalui laba rugi.
2.1.6 Penghentian Pengakuan
Nilai piutang dan pinjaman tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan.
a. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika :
1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir.
2. Entitas mentransfer aset keungan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan.
b. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan dari neracanya, jika dan hanya jika
kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam
kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

2.2. PSAK 50
2.2.1. Tujuan PSAK 50
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan
sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
2.2.2. Ruang Lingkup PSAK 50
1. Diterapkan oleh seluruh entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali :
a. Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi, atau ventura
b. Hak dan kewajiban pemberi kerja
c. Kontrak asuransi
d. Instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62
e. Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran berbasis
saham
2. Diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan yang dapat
diselesaikan:
a. Secara neto dengan kas atau instrument keuangan lain, atau;
b. Dengan mempertukarkan instrumen keuangan, seolah-olah kontrak tersebut adalah
instrument keuangan, dengan pengecualian untuk kontrak yang disepakati dan
dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan untuk menerima atau
menyerahkan item nonkeuangan sesuai dengan persyaratan pembelian, penjualan,
atau penggunaan yang diperkirakan oleh entitas.
2.2.3. Istilah-Istilah dalam PSAK 50
1. Aset Keuangan
Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk :
a. Kas
b. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain
c. Hak kontraktual :
- Untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain; atau
- Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas
lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut
d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan :
- Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas;
atau
- Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu
instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.
2. Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset
suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
3. Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
4. Puttable Instrument (instrumen yang mempunyai fitur opsi jual)
Puttable instrument adalah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh kas
atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada
saat terjadinya pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa depan atau
kematian atau purnakarya dari pemegan instrumen.
5. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa :
a. Kewajiban kontraktual :
- Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
- Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas
lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut;
b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu :
- Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
- Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
6. Nilai wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga
yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
2.2.4. Penyajiannya
1. Liabilitas dan Ekuitas
Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau
instrument ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas
keuangan, aset keuangan, dan instrument ekuitas.
Suatu intrumen keuangan dikatakan sebagai instrument ekuitas jika, dan hanya
jika, dua kondisi berikut terpenuhi, yaitu :
a) Intrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual :
- Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
- Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas
lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit
b) Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan :
- Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
- Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah
tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas.
A. Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual
Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual mencakup kewajiban
kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrument tersebut
dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan eksekusi opsi jual
tersebut. Instrumen keuangan yang mencakup kewajiban tersebut dikategorikan
sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi fitur-fitur berikut :
a) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset neto entitas pada
saat entitas dilikuidasi.
b) Instrumen berada dalam kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh
kelas instrumen lain.
c) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang merupakan
subordinat dari seluruh kelas instrument lain memiliki fitur yang identik.
d) Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus
instrument dan menerima kas atau aset keuangan lain, instrument tersebut tidak
tersebut tidak termasuk kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain, atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau
liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam kondisi dalam kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan suatu kontrak
yang akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.
e) Jumlah arus kas yang diharapkan yang dapat diatribusikan ke instrumen selama
umur instrumen didasarkan secara substansial pada laba rugi, perubahan dalam
aset neto yang diakui atau perubahan dalam nilai wajar aset neto entitas yang
diakui atau yang belum diakui selama umur instrumen (tidak termasuk setiap
dampak dari instrument).
B. Instrumen, atau Komponen Instrumen, yang Mensyaratkan Kewajiban kepada
Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak Lain Bagian Prorata aset Neto Entitas
Hanya pada saat Likuidasi
Beberapa instrumen keuangan termasuk kewajiban kontraktual bagi entitas
penerbit untuk menyerahan kepada entitas lain bagian prorata aset neto hanya pada
saat likuidasi. Kewajiban timbul karena likuidasi pasti terjadi dan berada di luar
kendali entitas (sebagai contoh, umur entitas yang terbatas) atau tidak pasti terjadi
namun berdasarkan opsi dari pemegang instrument. Sebagai pengecualian dari definisi
liabilitas keuangan, suatu instrument yang mencakup kewajiban tersebut
diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur berikut:
a) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata aset neto entitas pada
saat entitas dilikuidasi.
b) Instrumen berada pada kelas instrument yang merupakan subordinat dari seluruh
kelas instrument lain.
c) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang merupakan
subordinat dari seluruh kelas instrumen lain harus memiliki kewajiban kontraktual
identik bagi entitas penerbit untuk menyerahkan bagian prorate aset neto pada saat
likuidasi.
C. Reklasifikasi Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi Jual dan Instrumen yang
Mensyaratkan Kewajiban Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak Lain
Bagian Prorata Aset Neto Entitas Hanya pada Saat Likuidasi.
Ekuitas mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai instrument ekuitas sejak
tanggal ketika instrumen memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang telah
ditentukan. Entitas mereklasifikasi instrumen keuangan sejak tanggal ketika instrumen
tidak lagi memiliki seluruh instrument tanpa opsi jual yang diterbitkan dan setiap
instrument yang mempunyai fitur opsi jual yang masih beredar memiliki seluruh fitur
dan memenuhi kondisi yang telah ditentukan. Entitas menghitung reklasifikasi
instrumen sebagai berikut:
a) Entitas mereklasifikasi instrumen ekuitas sebagai liabilitas keuangan sejak tanggal
ketika instrumen tidak lagi memiliki seluruh fitur. Liabilitas keuangan diukur pada
nilai wajar instrumen tersebut pada tanggal reklasifikasi. Entitas mengakui dalam
ekuitas setiap perbedaan antara jumah tercatat dan instrument ekuitas dan nilai
wajar liabilitas keuangan pada tanggal reklasifkasi.
b) Entitas mereklasifikasi liabilitas keuangan sebagai ekuitas sejak tanggal ketika
instrumen memiliki seluruh fitur. Instrumen ekuitas diukur pada jumlah tercatat
liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi.
D. Tanpa Kewajiban Kontraktual untukMenyerahkan Kas atau Aset Keuangan
Lain
Fitur penting dalam membedakan antara liabilitaskeuangan dan instrumen ekuitas
adalah adanyakewajiban kontraktual salah satu pihak dari instrumen keuangan
(penerbit), untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak lain
(pemegang), atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan pemegang instrumen ekuitas dalam kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan pihak penerbit. Meskipun pemegang instrumen ekuitas mungkin
berhak menerima dividen atau bentuk distribusi ekuitas lain secara prorata, penerbit
tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk melakukan distribusi tersebut karena
penerbit instrumen ekuitas tidakdiwajibkan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan
lain kepada pihak lain.
E. Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan Entitas
Suatu kontrak bukan merupakaninstrumen ekuitas hanya semata-mata karena
kontrak tersebut menyebabkan entitas menerimaatau menyerahkan instrumen ekuitas
yang diterbitkannya. Entitas mungkin memiliki hak atau kewajiban kontraktual untuk
menerima atau menyerahkan saham yang diterbitkan atau instrumen ekuitas lain dalam
jumlah yang bervariasi sehingga nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas yang akan diterima atau diserahkan tersebut setara dengan nilai hak atau
kewajiban kontraktualnya. Hak atau kewajiban kontraktual tersebut dapat berupa nilai
yang telah ditetapkan atau nilai yang berfluktuasi, baik sebagian maupun seluruhnya,
bergantung pada perubahan variabelnya selain dari harga pasar instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas tersebut (contohnya tingkat suku bunga, harga komoditas, atau
harga instrumen keuangan).
F. Ketentuan Penyelesaian Kontijensi
Instrumen keuangan dapat mensyaratkan entitas untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain atau jika tidak, menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen tersebut
merupakan liabilitas keuangan, dalam keadaan terjadi atau tidak terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti di masa depan (atau hasil dari keadaan yang tidak pasti)
yang berada di luar kendali penerbit maupun pemegang instrumen, seperti perubahan
dalam indeks pasar modal, indeks harga konsumen, suku bangsa atau ketentuan
perpajakan, atau pendapatan, laba neto, atau rasio uang terhadap modal penerbit
dimasa depan. Penerbit instrumen tersebut tidak memiliki hak tanpa syarat untuk tidak
menyerahkan kas atau aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikan seperti
jika instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan bagi penerbit, kecuali jika:
a) Bagian dari penyelesaian kontinjensi yang mensyaratkan penyelesaian secara
kasnatau melalui penyerahan aset keuangan lain
b) Penerbit dapat disyaratkan untuk menyelesaikan kewajibannya dengan atau
penyerahan aset keuangan lain
c) Instrumen tersebut memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang telah
ditentukan
G. Pilihan Penyelesaian
Jika instrumen keuangan derivatif memberi kepada salah satu pihak pilihan cara
penyelesaian (contohnya penerbit atau pemegang instrumen saham dengan kas), maka
instrumen tersebut adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan, kecuali jika seluruh
alternatif penyelesaian yang ada menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.
2. Intrumen Keuangan Majemuk
Penerbit instrument keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen
keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen
liabilitas dan ekuitas. Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan
yang :
a) Menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
b) Memberikan opsi bagi pemegang instrument untuk mengkonversi instrumen
keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan
3. Saham Tresuri
Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka instrumen tersebut
(saham tresuri) dikurangkan dari ekuitas.Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrument ekuitas entitas tersebut
tidak diakui dalam laba rugi. Saham tresuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh
entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha yang
dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung di
ekuitas.
4. Bunga, Dividen, dan Keuntungan
Bunga, dividen, dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan atau
komponen yang merupakan liabilitas keuangan diakui sebagai pendapatan atau beban
dalam laba rugi. Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas diakui oleh entitas
secara langsung dalam ekuitas.Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas,
dicatat sebagai pengurang ekuitas.
5. Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai netonya
disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas :
a) Saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
b) Berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan\
Dalam akuntansi untuk pengalihan aset keuangan yang tidak memenuhi
kualifikasi penghentian pengakuan, entitas tidak dapat melakukan saling hapus aset
keuangan yang dialihkan dan liabilitas terkait. Pernyataan ini mensyaratkan penyajian
aset keuangan dan liabilitas keuangan secara neto jika penyajian tersebut
mencerminkan arus kas masa depan yang diharapkan entitas dari penyelesaian dua
atau lebih instrument keuangan terpisah. Saling hapus antar aset keuangan dan
liabilitas keuangan yang diakui dan penyajian jumlah neto berbeda dengan
penghentian pengakuan aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak hukum debitur, baik dalam
bentuk kontrak maupun cara lain, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi seluruh
atau sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditur dengan cara membandingkan
jumlah yang harus dibayarkan dan piutang kepada kreditur yang bersangkutan.
Adanya hak yang dapat dipaksakan untuk saling hapus atas aset keuangan dan
liabilitas keuangan mempengaruhi hak dan kewajiban yang terkait dengan aset
keuangan dan liabilitas keuangan, serta mungkin mempengaruhi eksposur entitas atas
resiko kredit dan resiko likuiditas.
Kondisi ketika aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai
netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan umumnya tidak dapat dipenuhi dan
saling hapus biasanya tidak tepat jika :
a) Beberapa instrument keuangan yang berbeda digunakan untuk meniru fitur yang
terdapat dalam instrument keuangan tunggal (instrumen sintetis)
b) Aset keuangan dan liabilitas keuangan timbul dari instrumen keuangan dengan
eksposur risiko utama yang sama
c) Aset keuangan atau aset lain dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas keuangan
yang bersifat non-recourse
d) Aset keuangan ditempatkan oleh debitur dalam wali amanat untuk keperluan
pelunasan kewajiban tanpa aset keuangan tersebut diterima oleh kreditur pada saat
penyelesaian kewajiban
e) Kewajiban yang timbul akibat dari kejadian yang menyebabkan kerugian
diperkirakan dapat dipulihkan melalui pihak ketiga dengan klaim kontrak
asuransi.
2.3. PSAK 71
PSAK 71 tentang Instrumen Keuangan yang diadopsi dari IFRS 9 Financial
Instruments telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 26 Juli 2017 yang berlaku efektif 1 Januari 2020.
PSAK 71 nantinya akan menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya berlaku.
Latar belakang diadopsinya PSAK 71 ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
diantaranya:
- Kompleksitas dan rule based dalam penentuan klasifikasi instrumen keuangan.
- Penentuan impairment dianggap terlambat dan tidak merefleksikan fakta saat kondisi
krisis ekonomi.
- Tidak fleksibel dan tidak merefleksikan strategi manajemen risiko.
Dalam PSAK 71, selain membahas mengenai klasifikasi aset keuangan, salah satu
poin penting dalam PSAK 71 adalah soal pencadangan atas penurunan nilai aset keuangan
yang berupa piutang, pinjaman atau kredit. PSAK 71 berdampak signifikan terhadap laba
entitas, khususnya di bidang perbankan, yaitu pembentukan cadangan kerugian penurunan
nilai (CKPN) yang lebih besar dari sebelumnya.
Standar baru ini mengubah secara mendasar metode penghitungan dan penyediaan
cadangan untuk kerugian akibat pinjaman yang tak tertagih. Jika dalam PSAK 55
kewajiban pencadangan muncul setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal
bayar, maka PSAK 71 memandatkan korporasi menyediakan pencadangan sejak awal
periode kredit. Kini, dasar pencadangan adalah ekspektasi kerugian kredit (excpected
credit loss) dimasa mendatang berdasarkan berbagai faktor, termasuk didalamnya proyeksi
ekonomi dimasa mendatang. Berdasarkan standar akuntansi baru ini, artinya korporasi
harus menyediakan cadangan kerugian atas penurunan nilai kredit (CKPN) untuk seluruh
kategori kredit atau pinjaman baik itu yang berstatus lancar maupun macet. Untuk kredit
lancar misalnya, korporasi menyediakan CKPN berdasarkan ekspektasi kerugian kredit
dalam 12bulan mendatang. Yang artinya korporasi harus menyediakan nilai pencadangan
atas kredit atau piutang tak tertagih lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Berikut beberapa perbedaan utama PSAK 55 (revisi 2014) dengan PSAK 71 (2017):
Poin PSAK 71 PSAK 55
Penentuan Berdasarkan model bisnis Berdasarkan intensi
Klasifikasi Aset dengan SPPI(Solely Payments manajemen
dan Liabilitas of Principal & Interest test)
Keuangan
Klasifikasi Aset - Fair Value - Held to Maturity (HTM)
Keuangan through Profit/Loss (FVPL) - Fair Value
- Fair Value through Other through Profit/Loss Loa
Comprehensive Income (F n and Receivables (LR)
VOCI) - Available for Sale (AFS)
- Amortised Cost (AC)

Reklasifikasi Aset Apabila terdapat perubahan Diperbolehkan, untuk


Keuangan model bisnis Perusahaan kondisi tertentu (tidak
terkena tainting rules)
Tainting Rules Dihapuskan Berlaku untuk reklasifikasi
kategori HTM ke AFS
melebihi batas material
Hedge Accounting - Persyaratan dan - Persyaratan
dokumentasi lebih dan dokumentasi lebih ri
sederhana. nci.
- Berhubungan langsung den - Tidak ada hubungan lang
gan strategi sung dengan
manajemen risiko. strategi manajemen risik
- Penilaian efektivitas sesuai o Bank
dengan tujuan - Penilaian efektivitas 80
manajemen risiko % ‐ 125%
Pendekatan Expected Credit Loss (ECL) Incurred Loss
Impairment
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Informasi akuntansi harus memiliki relevansi nilai yang bermanfaat bagi investor
dalam mengambil keputusan investasi. Penggunaan informasi akuntansi yang akurat oleh
pengguna laporan keuangan (investor, kreditor, dan calon kreditor) memiliki peran yang
besar yaitu sebagai dasar pertimbangan apakah investasi yang akan dilakukan nantinya
akan mendapatkan keuntungan dankerugian dari kegiatan investasi. Sehingga pada proses
penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standar-
standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK No.55 tentang pengakuan dan pengukuran dan
PSAK No.50 tentang penyajian. Yang mana nantinya ditahun mendatang akan
disempurnakan oleh PSAK 71 yang akan menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya
berlaku.
Definisi instrument keuangan menurut PSAK 55 adalah setiap kontrak yang
menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas
entitas lain. Di dalam PSAK 55 juga akan dinyatakan definisi derivatif melekat, kualifikasi
instrumen keuangan, pengukuran instrument keuangan, penghentian pengakuan hingga
lindung nilai. Definisi instrumen keuangan yang dinyatakan PSAK 55 sama dengan yang
dinyatakan oleh PSAK 50. Dalam PSAK 50 terdapat pernyataan mengenai penyajian
instrumen keuangan, mulai dari liabilitas dan ekuitas hingga saling hapus aset keuangan
dan liabilitas keuangan.
PSAK 71 merupakan PSAK yang akan menggantikan PSAK 55 yang membahas
tentang Instrumen Keuangan yang diadopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang telah
disahkan oleh DSAK IAI. Di dalam PSAK 71, selain pembahasan mengenai klasifikasi
aset keuangan, salah satu poin penting dalam PSAK 71 adalah mengenai pencadangan atas
penurunan nilai aset keuangan yang berupa piutang, pinjaman atau kredit.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Ikatan Akuntansi
Indonesia.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/5841/5374 (diakses pada 30 September
2022).
http://mohmadian.blogspot.com/2018/05/perbedaan-utama-psak-55-vs-psak-71.html (diakses
pada 30 September 2022).

Anda mungkin juga menyukai