Instrumen
Keuangan
DISCLAIMER
❑ Materi dalam slide didasarkan pada PSAK,
ISAK pada saat slide ini diperesentasikan.
❑ Materi dalam slide ini merupakan materi
pengajaran semata dan bukan ditujukan
untuk memberikan saran atas transaksi
tersebut. Perlakuan akuntansi dan pajak
akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan
atau keadaan transaksi tersebut.
❑ Jika terdapat perbedaan antara materi ini
dengan apa yang dalam standar atau
regulasi pajak terkini maka yang berlaku
adalah ketentuan dalam standar atau
peraturan terkini.
❑ Beberapa contoh, penjelasan lebih lanjut
atas standar merupakan pendapat pribadi
pembicara dan tidak berkaitan dengan
perusahaan atau tempat kerja pembicara.
Agenda
01 Instrumen
Keuangan
02
PSAK 71
03
Aspek Perpajakan
3
PENGATURAN
INSTRUMEN KEUANGAN
DALAM PSAK
4
Instrumen Keuangan PSAK 50, 71, 60
Instrumen Keuangan
Liabilitas keuangan
kontrak yang diselesaikan dengan
Kewajiban kontraktual
instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi
dengan seluruh kewajibannya
▪ Ekuitas
▪ Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya
9
Ringkasan Perubahan Poko
PSAK 71 Instrumen Keuangan
10
10
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Perubahan format mengikuti IFRS:
• Bab 1 Tujuan
• Bab 2 Ruang Lingkup
• Bab 3 Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
• Bab 4 Klasifikasi
• Bab 5 Pengukuran
• Bab 6 Akuntansi Lindung Nilai
• Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Perbedaan dengan IAS
• Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations,
• Ketentuan transisi
11
PSAK 71
KLASIFIKASI
12
Ruang Lingkup
• Diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali:
• Investasi → anak, asosiasi dan ventura bersama (PSAK 65, 4, 15)
• Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa (PSAK 73)
• Hak dan kewajiban pemberi kerja (PSAK 24)
• Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi instrumen ekuitas dalam
pencatatan entitas penerbit.
• Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi (PSAK 62)
• Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis (PSAK 22)
• Komitmen pinjaman dan provisi (PSAK 57)
• Transaksi kompensasi berbasis saham (PSAK 53)
• Hak dan kewajiban dalam ruang lingkup pendapatan (PSAK 72)
13
Referensi: PSAK 71 Instrumen Keuangan
Ruang Lingkup
• Persyaratan penurunan nilai diterapkan untuk hak berdasarkan PSAK 48
Pendapatan untuk pengakuan keuntungan dan kerugian penurunan nilai.
• Komitmen pinjaman berikut termasuk dalam ruang lingkup
• komitmen pinjaman berbentuk liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi.
• komitmen pinjaman yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau
dengan penyerahan/ penerbitan instrumen keuangan lainnya.
• komitmen untuk menyediakan pinjaman pada suku bunga di bawah bunga
pasar.
• Kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan yang dapat diselesaikan
secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya, atau dengan
mempertukarkan instrumen keuangan,
14
Referensi: PSAK 71 Instrumen Keuangan
Pengakuan Awal
Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi
keuangan, jika dan hanya jika, entitas menjadi salah satu pihak dalam
ketentuan pada kontrak instrumen tersebut.
Pada saat entitas pertama kali mengakui aset keuangan, entitas tersebut
mengklasifikasikannya sebagai aset keuangan diamortisasi dan aset keuangan
diukur dengan nilai wajar
15
Referensi: PSAK 71 Instrumen Keuangan
Pembelian atau Penjualan
Reguler Aset Keuangan
Pembelian atau penjualan reguler aset keuangan diakui dan
dihentikan pengakuannya menggunakan salah satu di antara
akuntansi tanggal perdagangan atau akuntansi tanggal
penyelesaian.
16
Referensi: PSAK 71 Instrumen Keuangan
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
• Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika:
• hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir; atau
• entitas mengalihkan aset keuangan dan pengalihan tersebut memenuhi kriteria
penghentian pengakuan.
• Entitas mengalihkan aset keuangan, jika dan hanya jika entitas :
• mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan; atau
• mempertahankan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas
yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu
kesepakatan yang memenuhi persyaratan.
• Dalam laporan keuangan konsolidasi diterapkan ketentuan konsolidasi, aset keuangan →
level konsolidasi.
• Entitas menentukan apakah penghentian pengakuan diterapkan pada bagian,
keseluruhan, kelompok aset serupa.
Keseluruhan pengalihan
18
Penghentian Pengakuan
Liabilitas Keuangan
• Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan dari laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika,
liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluwarsa.
• Pertukaran antara peminjam dan pemberi pinjaman existing atas instrumen utang dengan
persyaratan yang secara substansial berbeda dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan
awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru.
• Modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan dicatat sebagai penghapusan
liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru (PP: 10%).
• Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang berakhir atau yang dialihkan ke pihak
lain, dan imbalan yang dibayarkan, termasuk aset nonkas yang dialihkan atau liabilitas yang
ditanggung, diakui dalam laba rugi.
19
Klasifikasi – Instrumen Keuangan
Aset keuangan
▪ Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi - (Financial asset at Fair
Value through Profit and Loss-FVTPL)
• Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Penghasilan Komprehensif Lain
(Financial asset at Fair Value through Other Comphrehensive Income -FVOCI)
• Aset Keuangan yang diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi - (Financial asset at
Amortised Cost - AmC)
Liabilitas keuangan
▪ Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi - (Financial liabilities
at Fair Value through Profit and Loss-FVTPL)
• Liabilitas Keuangan yang diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi - (Financial liabilities at
Amortised Cost - AmC)
Derivatif melekat
• Kontrak hibrida dengan aset keuangan sebagai kontrak utama
• Kontrak lainnya
20
Klasifikasi: Aset Keuangan
Kategori Pengukuran
▪ Kategori pengukuran serupa dengan PSAK 55
PSAK 71 PSAK 55
• FVTPL • FVTPL
• Biaya perolehan diamortisasi • Loan and Receivable
• HTM
• FVOCI • FVOCI
▪ Perubahan signifikan dalam mengklasifikasikan aset keuangan
Reklasifikasi aset keuangan tunduk pada ketentuan yang sangat rigit dan diperkirakan tidak sering terjadi
*Tanpa recycling ke laba rugi. Pemilihan tidak dapat dibatalkan dan dapat dilakukan tiap instrument pada saat pengakuan awal 22
Model Bisnis
bagaimana kinerja dari model bisnis dievaluasi dan
Bukti relevan yang dilaporkan;
perlu risiko yang mempengaruhi kinerja dari model
dipertimbangkan bisnis, khususnya, cara bagaimana risiko tersebut
untuk tes model dikelola; dan
bisnis termasuk,
tetapi tidak terbatas bagaimana manajer bisnis dikompensasi (sebagai
pada: contoh, apakah kompensasi berdasarkan nilai wajar
atau arus kas kontraktual yang diperoleh).
• Model bisnis dinilai pada suatu tingkat yang mencerminkan bagaimana suatu kelompok aset
keuangan dikelola untuk mencapai tujuan bisnis tertentu.
• Analisis tidak dilakukan instrumen per instrumen; melainkan dapat dilakukan pada tingkat agregasi
yang lebih tinggi.
23
Ilustrasi Model Bisnis
Contoh Analisis
• PT. ABC memiliki portofolio pinjaman, sebagian untuk • Portofolio akan terbagi
mendapatkan arus kas kontraktual dan sebagian lainnya • sebagian dicatat sebagai model bisnis hold to
dikelola untuk dijual dalam waktu dekat. collect → Amortized,
• sebagian dicatat sebagai nilai wajar melalui laba
rugi (FVTPL)
• PT. Melati beroperasi di industri hiburan, termasuk • PT. Melati memegang obligasi untuk mengumpulkan
diantaranya stadion olahraga. arus kas kontraktual sampai uang tunai tersedia
• PT. Melati memiliki rencana jangka panjang merenovasi untuk berinvestasi di stadion.
stadion pada tahun ke-3, ke-7 dan ke-10. • PT. Melati dapat menjual obligasi tersebut jika
• Untuk mengantisipasi pengeluaran ini, menginvestasikan manajemen menganggap bahwa harga pasar naik ke
surplus kas yang dimilikinya dalam obligasi. tingkat yang secara signifikan melebihi penilaian
• Obligasi memiliki tanggal jatuh tempo yang secara mereka terhadap fundamental obligasi.
substansial melebihi waktu-waktu pengeluaran untuk • Obligasi akan dicatat di bawah model bisnis hold to
renovasi stadion. collect and sell -- FVOCI.
24
Ilustrasi Arus Kas Kontraktual
Contoh Analisis
• Instrumen X adalah instrumen • Fakta bahwa Instrumen X adalah instrument perpetual tidak dengan
perpetual tetapi penerbit dapat sendirinya berarti bahwa arus kas kontraktual terpenuhi.
membeli instrumen setiap saat • Instrumen perpetual memiliki opsi perpanjangan berkelanjutan, yang dapat
dan membayar pemilik jumlah menghasilkan arus kas kontraktual yang memenuhi ketentuan SPPI jika
par ditambah bunga terutang pembayaran bunga bersifat wajib dan harus dibayar selamanya.
saat jatuh tempo.
• Arus kas kontraktual tidak memenuhi ketentuan SPPI; karena penerbit dapat
• Penerbit instrumen X dapat menunda pembayaran bunga, dan bunga tangguhan tidak mengakui bunga
menunda pembayaran bunga tambahan. Akibatnya, jumlah bunga bukan merupakan pertimbangan atas
pasar dan pokok namun tidak time value of money terhadap jumlah pokok yang belum dilunasi.
ada bunga tambahan atas • Jika bunga tangguhan mengakui adanya bunga tambahan, arus kas
penundaan tersebut.
kontraktual dapat memenuhi arus kas yang semata dari pembayaran pokok
dan bunga (solely payments of principal and interest atau SPPI).
FVPL
25
Ilustrasi Arus Kas Kontraktual
Contoh Analisis
• Instrumen B adalah obligasi yang dapat • Arus kas kontraktual bukan merupakan pembayaran pokok
dikonversi menjadi instrumen ekuitas penerbit dan bunga karena persyaratan konversi mencerminkan imbal
dengan jumlah yang ditetapkan. hasil yang tidak konsisten dengan pengaturan pinjaman dasar,
yaitu imbal hasil terkait dengan nilai ekuitas penerbit.
• Entitas SSS memiliki aset keuangan yang • Opsi pembayaran di muka dirancang hanya untuk melancarkan
memberikan suku bunga tetap dan dibayarkan pembayaran pokok dan bunga yang seharusnya dibebankan
pada 31 Desember 20X2. pada instrumen selama masa hidupnya
• Entitas SSS dapat melunasi instrumen sebelum • Memenuhi arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan
jatuh tempo. bunga (solely payments of principal and interest atau SPPI).
• Jumlah pembayaran di muka secara substansial
mewakili jumlah pokok dan bunga yang belum
dilunasi, ditambah penalti untuk memberikan
lender kompensasi yang wajar atas terminasi dini
atas kontrak.
26
Arus Kas Kontraktual
• Manajemen harus menilai apakah arus kas kontraktual aset mewakili arus kas yang semata dari
pembayaran pokok dan bunga (solely payments of principal and interest atau SPPI).
• Instrumen dengan arus kas kontraktual yang bersifat SPPI atas jumlah pokok terutang konsisten
dengan basic lending arrangement.
• PSAK 71 memberikan panduan menilai arus kas kontraktual bersifat SPPI ketika elemen time
value of money telah dimodifikasi ("the modified time value of money element").
• Ketika menilai elemen time value of money yang dimodifikasi, entitas harus membandingkan
aset keuangan tersebut dengan instrumen “benchmark” (yaitu, arus kas yang akan timbul jika
elemen time value of money tidak diubah).
If a ‘modification’ results in cash flows that are significantly different from the
benchmark cash flows, the instrument fails the SPPI test
Source: PwC
27
Pengujian SPPI dan Model Bisnis
Kesalahan pengujian SPPI dan model bisnis dapat berdampak terhadap pengukuran pada Laporan
Keuangan
Pengujian SPPI model bisnis mengandung judgement sehingga diperlukan governance yang meregulasi
Diperlukan batasan-batasan yang mengatur kritera penjualan yang diperbolehkan tiap model bisnis
Tidak ada reklasifikasi aset keuangan tanpa perubahan model bisnis (bukan kesalahan berdasarkan
PSAK 25)
28
Aset Keuangan (FVOCI)
29
Aset Keuangan (FVTPL)
• Aset keuangan diukur pada:
• nilai wajar melalui laba rugi
• biaya perolehan diamortisasi atau
• nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.
30
Opsi Klasifikasi – Aset Keuangan
Opsi untuk Menetapkan Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi
31
Klasifikasi: Liabilitas Keuangan
Kategori Pengukuran
▪ Ketentuan PSAK 55 sebagian besar masih dipertahankan
▪ Biaya perolehan diamortisasi
▪ FVTPL
32
Ketentuan Jumlah Pokok dan Bunga
33
liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.
Klasifikasi – Liabilitas Keuangan Liabilitas tersebut, termasuk derivatif yang merupakan
liabilitas, selanjutnya akan diukur pada nilai wajar.
35
Klasifikasi Derivatif Melekat
Definisi dan panduan PSAK 55 tentang pemisahan Jika host contract adalah aset keuangan dalam ruang
derivatif melekat dan akuntansi untuk instrumen lingkup PSAK 71, derivatif melekat tidak dipisahkan dari
hibrida diteruskan ke PSAK 71 untuk instrumen di host. Sebaliknya, instrumen hibrida dinilai untuk klasifikasi
mana host contract bukan aset keuangan dalam ruang secara keseluruhan menggunakan persyaratan klasifikasi
lingkup PSAK 71. untuk aset keuangan.
Instumen Hibrida
Aset Keuangan
Seluruh instrumen hibrida harus diukur sebagai Jika host = aset keuangan di luar lingkup PSAK 71 (yaitu kontrak layanan, kontrak
satu dan tidak dipisahkan. sewa). Pemisahan derivatif melekat diperlukan ketika kondisi terpenuhi.
Reklasifikasi
• Perubahan pada model bisnis diperkirakan sangat
jarang terjadi
Aset Keuangan • Perubahan ditentukan oleh manajemen senior
entitas sebagai akibat dari perubahan eksternal atau
• Reklasifikasi hanya dapat internal dan harus merupakan suatu perubahan yang
dilakukan jika entitas mengubah signifikan terhadap operasi entitas dan dapat
model bisnis untuk pengelolaan dibuktikan kepada pihak eksternal.
aset keuangan • Perubahan pada model bisnis akan terjadi hanya jika
entitas memulai atau berhenti melaksanakan
aktivitas yang signifikan terhadap kegiatan
Liabilitas Keuangan operasinya, contohnya ketika entitas telah
memperoleh, melepaskan, atau mengakhiri lini
• Reklasifikasi tidak diizinkan. bisnis.
• Reklasifikasi dilakukan secara prospektif sejak tanggal
reklasifikasi.
37
Ilustrasi Reklasifikasi (1)
• Obligasi, nilai nominal 2.000.000
• Nilai wajar pada tanggal reklafikasi sebesar 1.960.000
• Jika diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau FVOCI segera sebelum reklasifikasi,
penyisihan kerugian pada tanggal reklasifikasi adalah 24.000 (mencerminkan peningkatan
risiko kredit secara signifikan sejak pengakuan awal dan juga pengukuran terhadap
kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya).
• Kerugian kredit ekspektasian untuk 12 bulan pada tanggal reklaisfikasi 16.000
38
Ilustrasi Reklasifikasi (2)
• Obligasi, nilai nominal 2.000.000
• Nilai wajar pada tanggal reklafikasi sebesar 1.960.000
• Jika diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau FVOCI segera sebelum reklasifikasi,
penyisihan kerugian pada tanggal reklasifikasi adalah 24.000 (mencerminkan peningkatan
risiko kredit secara signifikan sejak pengakuan awal dan juga pengukuran terhadap
kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya).
• Kerugian kredit ekspektasian untuk 12 bulan pada tanggal reklaisfikasi 16.000
39
PSAK 71
PENGUKURAN
40
PENGUKURAN
Pengukuran awal
Penghapusan
Penurunan nilai
41
41
Pengukuran Awal
Instrumen Keuangan
43
Suku Bunga Efektif
• Suku bunga yang menyamakan antara nilai
awal aset dengan nilai kini dari pembayaran
yang diterima di masa mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya
transaksi dan biaya lain terkait dengan
perolehan/penerbitan aset/liabilitas
keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan
suku bunga yang ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk
menghitung amortisasi premium atau diskon
44
PSAK 71
PENURUNAN NILAI
INSTRUMEN
KEUANGAN
45
Perubahan utama Penurunan Nilai dari PSAK 55
PSAK 55 PSAK 71
Kerugian
Kerugian yang telah terjadi
Tipe model ekspektasian
(incurred loss)
(expcedted loss)
Jumlah model Beberapa Satu
Pertimbangan
Meningkat
(judgement)
* AFS – Available for sale
46
46
Ruang Lingkup Penurunan Nilai
Dalam ruang lingkup Di luar ruang lingkup
• Aset keuangan yang merupakan instrumen utang yang • Investasi dalam instrumen
diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau FVOCI ekuitas.
(misalnya: piutang dagang, instrumen utang).
• Komitmen pinjaman dan
• Komitmen pinjaman yang diterbitkan yang tidak diukur jaminan yang diterbitkan
pada FVTPL. yang diukur pada FVTPL.
• Kontrak jaminan keuangan* yang diterbitkan yang masuk • Instrumen keuangan
dalam ruang lingkup PSAK 71 (yang tidak diukur pada lainnya yang diukur pada
FVTPL). FVTPL.
• Piutang sewa dalam ruang lingkup PSAK 30.
• Aset kontrak dalam ruang lingkup PSAK 72.
47
Pendekatan umum
• Prinsip umum, menerapkan salah satu dari dua basis pengukuran berikut:
• Kerugian kredit ekspektasian 12 bulan; atau
• Kerugian kredit sepanjang umurnya.
• Basis pengukuran bergantung pada apakah telah terjadi peningkatan risiko kredit
secara signifikan sejak pengakuan awal.
48
Penurunan nilai – model baru
Kejadian masa lalu
Informasi
Kondisi sekarang
yang
dicakup
Perkiraan kondisi ekonomi
masa depan
49
Sumber data dalam mengukur penurunan nilai
Peringkat
internal/eksternal Data
makroekonomik
Pengalaman
kerugian kredit
Faktor spesifik-
entitas lainnya
peminjam
Pengalaman
kerugian Informasi
historis lainnya
Informasi yang wajar dan terdukung yang tersedia tanpa upaya dan biaya berlebihan.
50
Model Umum Penurunan Nilai
Penurunan kualitas kredit sejak pengakuan awal (tidak absolut risiko kredit)
Pendapatan bunga/laba:
51
Pengakuan bunga
Kerugian Kenaikan risiko kredit Aset menjadi memburuk
Pengakuan awal
penurunan nilai secara signifikan (credit-impaired)
Kerugian kredit
ekspektasian 12 bulan Kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur
Bunga atas aset yang Suku bunga efektif (EIR) diterapkan EIR diterapkan pada jumlah biaya
telah turun nilainya terhadap jumlah bruto perolehan diamortisasi (neto)
pada pengakuan awal
Bunga atas aset yang EIR yang disesuaikan dengan kredit (credit-adjusted EIR) diterapkan pada
telah turun nilainya pada
pengakuan awal biaya perolehan diamortisasi (neto)
* Biaya perolehan diamortisasi dari suatu aset keuangan = jumlah tercatat bruto – penyisihan kerugian.
52
Perhitungan Penurunan Nilai
Perhitungan ECL PSAK 71 akan berdampak pada strategi yang akan dilakukan oleh entitas
sebagai berikut:
𝑷𝑫 × 𝑳𝑮𝑫 × 𝑬𝑨𝑫
[Expected credit losses = exposure at default * 𝑬𝑪𝑳 =
probability of default * loss given default] (𝟏 + 𝑬𝑰𝑹)𝒏
Strategi Collecton menjadi lebih cepat saat tunggakan
PD
Kriteria penerima pinjaman diperketat
Kerugian kredit
Kerugian yang timbul dari seluruh kemungkinan peristiwa gagal
ekspektasian
sepanjang umurnya bayarsepanjang prakiraan umur instrumen keuangan.
Peningkatan risiko
kredit secara Tidak didefinisikan.
signifikan
54
Praduga 30 hari
Risiko kredit telah meningkat secara signifikan sejak
pengakuan awal jika pembayaran kontraktual telah
tertunggak lebih dari 30 hari.
• Diasumsikan sebagai titik terakhir di mana kerugian kredit
ekspektasian sepanjang umur diakui:
• Delinquency merupakan salah satu lagging indicator.
• Kenaikan signifikan dalam risiko kredit biasanya terjadi
sebelum aset menunggak.
• Jika tersedia informasi yang lebih bersifat forward-looking
(misalnya, atas dasar suatu portofolio aset) maka
informasi tersebut harus digunakan.
55
Pendekatan pengukuran ganda – menerapkan
definisi gagal bayar
Terdapat praduga (rebuttable presumption) bahwa peristiwa gagal bayar tidak terjadi
sebelum aset keuangan 90 hari menunggak.
56
Penilaian kenaikan risiko kredit signifikan
• Penilaian didasarkan pada perubahan risiko gagal bayar sejak pengakuan awal.
• Tidak didasarkan pada perubahan dalam jumlah kerugian kredit ekspektasian.
• Berdasarkan seluruh informasi yang wajar dan terdukung, termasuk informasi
perkiraan masa depan (forward-looking information), yang tersedia tanpa biaya
atau upaya berlebihan, misalnya:
• Perubahan peringkat kredit internal/eksternal secara aktual atau ekspektasian.
• Data makroekonomik aktual/perkiraan.
• Perubahan harga atau indikator pasar atas risiko kredit.
• Perubahan aktual/ekspektasian dalam hasil operasi/lingkungan bisnis peminjam.
57
▪ Tidak dapat dilakukan dengan sekedar membandingkan
perubahan secara absolut atas risiko gagal bayar.
▪ Risiko gagal bayar cenderung menurun seiring
berjalannya waktu.
▪ Jika risiko gagal bayar tidak menurun seiring
berjalannya waktu, dapat mengindikasikan
kenaikan risiko kredit.
Penilaian kenaikan risiko ▪ Asumsi di atas tidak berlaku jika kewajiban
kredit signifikan – pembayaran yang signifikan pada periode
RISIKO GAGAL BAYAR mendekati jatuh tempo.
▪ Penilaian kuantitatif merupakan indikator utama, dan
biasanya didasarkan pada ukuran probabilitas gagal bayar
sepanjang umur (lifetime probability of default/PD).
▪ Indikator kualitatif dipertimbangkan, jika tepat digunakan
(sebagai ‘watch list’).
58
Pendekatan khusus: Aset keuangan yang dibeli atau
berasal dari aset keuangan memburuk (‘POCI’* assets)
▪ Suatu aset keuangan yang telah memburuk (credit-impaired) jika telah terjadi
salah satu atau lebih peristiwa yang memiliki dampak merugikan atas estimasi
arus kas masa depan dari aset tersebut.
▪ Serupa dengan peristiwa merugikan (loss events) dalam PSAK 55.
▪ Pengakuan awal:
▪ Kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur dimasukkan dalam
perhitungan suku bunga efektif (EIR**).
▪ Tidak ada penyisihan kerugian yang diakui.
▪ Pengukuran selanjutnya:
▪ Perubahan kerugian ekspektasian sepanjang umur diakui di laba rugi
dan merupakan penyisihan kerugian.
59
Pengecualian Risiko Kredit Rendah
Instrumen keuangan memiliki risiko gagal bayar yang rendah.
Peminjam memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban arus kas kontraktual
dalam jangka waktu dekat
• Kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban dalam jangka waktu dekat
Memburuknya kondisi ekonomik dan bisnis dalam jangka panjang mungkin, namun
tidak selalu, menurunkan kemampuan peminjam untuk memenuhi kewajiban arus kas
kontraktual.
• Perubahan yang memburuk tidak selalu mengurangi kemampuan untuk memenuhi kewajiban
60
Pengecualian Risiko Kredit Rendah
• Jika risiko kredit rendah – dapat diasumsikan bahwa
risiko kredit belum meningkat secara signifikan sejak
pengakuan awal.
• Penilaian dilakukan dengan dasar instrumen-per-
instrumen.
• Instrumen dengan peringkat rating eksternal
“investment grade” adalah salah satu contoh
instrumen yang dapat dianggap memiliki risiko kredit
rendah.
• Jika instrumen tidak lagi berisiko rendah,
tidak secara otomatis diasumsikan bahwa
risiko telah meningkat secara signifikan.
61
Piutang dagang dan piutang sewa dan aset kontrak
Pendekatan umum
Pendekatan disederhanakan
62
Pendekatan umum atau pendekatan
disederhanakan untuk piutang dagang
Perlu menelusuri perubahan
risiko kredit sejak pengakuan
awal.
Membutuhkan sistem
Dampak memilih manajemen risiko kredit yang
pendekatan umum lebih canggih.
64
Basis Individu Vs Kolektif
▪ Relevan untuk:
▪ Menilai apakah terdapat kenaikan risiko
kredit secara signifikan; dan
▪ Mengukur penurunan nilai.
▪ Tidak ada panduan umum mengenai
pendekatan mana yang paling sesuai.
▪ penilaian secara kolektif diperlukan:
▪ Untuk mengidentifikasi kenaikan risiko
kredit secara signifikan, jika tidak
tersedia informasi lain yang sifatnya
spesifik-peminjam.
▪ Jika tidak tersedia informasi untuk
mengukur penurunan nilai dengan
basis individu.
65
PSAK 71
LINDUNG NILAI
66
Ikhtisar
Item kualifikasian: Item
tunggal atau sekelompok Instrumen Costs of
item (termasuk posisi kualifikasian: hedging
neto), porsi, proporsi, Derivatif dan
komponen risiko dan nonderivatif yang
Terdapat opsi nilai
risiko gabungan diukur pada FVTPL
wajar: Untuk Hubungan
menetapkan suatu ekonomik,
eksposur kredit pada ‘rebalancing’, dan
FVTPL perubahan atas rasio
lindung nilai
PSAK 71 Entitas dapat memilih kebijakan
menyelaraskan akuntansi untuk tetap menerapkan
akuntansi lindung PSAK 55 untuk akuntansi lindung
nilai dengan strategi nilai - sampai standar untuk makro
manajemen risiko hedging berlaku efektif di masa
depan
67
Instrumen lindung nilai
Instrumen lindung nilai nonderivatif yang memenuhi kualifikasi:
68
Penetapan sebagian dari instrumen
lindung nilai
Bagian yang diperkenankan
untuk dikecualikan Perlakuan akuntansi
69
Item lindung nilai-eksposur tambahan
yang memenuhi kualifikasi
4 Eksposur gabungan
70
Komponen risiko dari item
nonfinansial
Kriteria penetapan (komponen risiko finansial dan nonfinansial)
71
Sekelompok item (termasuk posisi neto)
72
Eksposur Gabungan
Eksposur gabungan = eksposur nonderivatif + derivatif
Eksposur
Gabungan Penilaian
efektivitas
Eksposur Instrumen
nonderivatif lindung nilai
Vs.
derivatif
Pengukuran
Derivatif
ketidakefektifan
73
Eksposur Gabungan
Contoh eksposur gabungan:
Suatu eksposur gabungan mungkin, atau tidak mungkin, menjadi item lindung nilai, bergantung pada
manajemen risiko.
74
Investasi dalam ekuitas yang diukur pada FVOCI
75
Rebalancing
Rebalancing: Meneruskan penerapan akuntansi lindung nilai dengan
menyesuaikan rasio lindung nilai.
Memutakhirkan
Strategi manajemen
Dapat menjadi dokumentasi lindung
risiko vs. tujuan
kompleks. nilai pada saat
manajemen risiko.
melakukan
Penghentian yang
rebalancing. bersifat sukarela tidak
diperkenankan.
76
Penilaian Efektivitas Lindung Nilai
Dikeluarkan Dimasukkan
Uji 80% – 125% Kualitatif, forward-looking
77
Penilaian Efektivitas Lindung Nilai
78
Kontrak untuk penggunaan sendiri
(own-use)
Apakah kontrak dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau Tidak Kontrak eksekutori
instrumen keuangan lainnya, atau dengan mempertukarkan
instrumen keuangan?
Ya
Apakah kontrak dilakukan dan dimaksudkan untuk terus dimiliki Tidak
untuk keperluan pembelian, penjualan atau penggunaan yang Derivatif
diperkirakan oleh entitas?
Ya
Apakah akuntansi FVTPL akan menghilangkan atau mengurangi Tidak
secara signifikan accounting mismatch yang dapat timbul?
Ya
Tidak
Apakah entitas telah memilih penetapan FVO?
Ya
FVTPL
FVTPL = Fair value through profit and loss
FVO = Fair value option
79
Opsi nilai wajar (FVO) untuk eksposur kredit
tertentu
80
Pengungkapan
Ketentuan pengungkapan baru yang ekstensif, misalnya:
Penjelasan ▪ Bagaimana entitas menentukan kapan risiko kredit telah
mengenai meningkat secara signifikan.
bagaimana ▪ Definisi gagal bayar dan alasan untuk memilih definisi
pertimbangan tersebut.
digunakan ▪ Input dan asumsi yang digunakan dalam penurunan nilai.
82
ASPEK
PERPAJAKAN
PAJAK – INSTRUMEN KEUANGAN
84
Implikasi Standar Akuntansi - Perpajakan
• Standar akuntansi mengatur tentang pelaporan keuangan dan tidak secara spesifik digunakan untuk
tujuan pelaporan pajak.
• Ketentuan dalam UU Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan:
• Penjelasan pasal 28 (Pembukuan) ayat 7: “….pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau
sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali
peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
• Implikasinya jika tidak ada pengaturan khusus dalam regulasi perpajakan, akan mengikuti ketentuan
dalan SAK dan jika ada ketentuan khusus perpajakan akan mengikuti ketentuan perpajakan.
• Pengaturan perubahan standar dalam perpajakan
• Peraturan perpajakan tidak mengenal konsep penyajian kembali laporan keuangan.
• Perubahan kebijakan akuntansi terkadang berdampak pada perubahan laba tahun sebelumnya yang
berimplikasi pajak lebih besar atau lebih kecil di masa lalu.
• Dalam pajak dikenal istilah pembetulan SPT yang biasanya terjadi karena kesalahan tulis, hitung dan
kekeliruan penerapan ketentuan peraturan, namun pembetulan karena penyajian kembali laporan
keuangan berpotensi menimbulkan dispute.
85
KLASIFIKASI
Akuntansi
• Klasifikasi FVPL untuk instrument ekuitas dan utang
• Klasifikasi FVOCI
• Klasifikasi AMC → amortisasi dengan Bunga efektif
Fiskal
• FVOCI → penghasilan komprehensif bukan obyek pajak
• Perubahan nilai wajar atas instrumen ekuitas untuk saham yang diperdagangkan di pasar modal
• Pajak tidak mengakui perubahan nilai wajar → pengenaan pajak final saat dijual → koreksi fiskal atas
perubahan nilai wajar yang belum direalisasi.
• Ekuitas yang tidak diperdagangkan di pasar modal → diukur pada nilai wajar → pajak tidak mengakui
perubahan nilai wajar → koreksi fiskal atas perubahan nilai wajar yang belum direalisasi.
• Instrumen utang jika menggunakan nilai wajar maka perubahan nilai wajar tidak diakui secara fiskal → koreksi
fiskal
• Amortized cost → perhitungan bunga menggunakan bunga efektif → berbeda dengan bunga yang dibayarkaan
→beban bunga tidak sama dengan dasar perhitungan bunga withholding → ekualisasi
• Reklasifikasi aset keuangan dapat memunculkan keuntungan dan kerugian → pajak tidak mengakui → terjadi
karena perubahan nilai yang belum direalisasi → koreksi fiskal
86
PENDAPATAN DAN BEBAN BUNGA & DIVIDEN
▪ Perhitungan pajak di akuntansi dengan suku bunga efektif, untuk pajak tidak dijelaskan menggunakan
suku bunga apa, sehingga penggunaan bunga efektif, seharusnya juga diterapkan untuk pajak
▪ Pengenaan pajak withholding bagi pihak pemotong (membayarkan pendapatan bunga bagi pihak lain →
dasarnya bunga yang dibayarkan. Proses ekualisasi antara beban bunga dengan Pph 23 atau PPh final
atas bunga karena penggunaan bunga efektif dan bunga dibayarkan → tidak equal
▪ Pendapatan bunga
▪ Beberapa pendapatan bunga: obyek pajak, dikenakan pajak final atau bukan obyek pajak
▪ Pendapatan dividen
▪ Pendapatan dividen bukan obyek pajak (aturan lama jika kepemilikan > 25%)
▪ Dividen dari luar negeri ada persyaratan dan batasan
87
PENDAPATAN DIVIDEN
▪ Bukan obyek pajak dividen atau penghasilan lain dengan ketentuan sebagai berikut:
1. dividen yang berasal dari dalam negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak:
a) orang pribadi dalam negeri sepanjang dividen tersebut diinvestasikan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam jangka waktu tertentu; dan/atau
b) badan dalam negeri;
2. dividen yang berasal dari luar negeri dan penghasilan setelah pajak dari suatu bentuk usaha tetap di luar
negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak badan dalam negeri atau Wajib Pajak orang pribadi dalam
negeri, sepanjang diinvestasikan atau digunakan untuk mendukung kegiatan usaha lainnya di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu tertentu, dan memenuhi persyaratan berikut:
a) dividen dan penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan tersebut paling sedikit sebesar 30% (tiga
puluh persen) dari laba setelah pajak; atau
b) dividen yang berasal dari badan usaha di luar negeri yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek
diinvestasikan di Indonesia.
(ketentuan detil dividen dari luar negeri)
88
PENDAPATAN DIVIDEN
89
Perbandingan Utang dan Modal
169/PMK.010/2015
92
PIUTANG YANG NYATA –NYATA TIDAK TERTAGIH
UU PPh Pasal 6 ayat 1 huruf h
h. Piutang yang nyata – nyata tak dapat ditagih, dengan syarat:
• Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
• Daftar piutang yang tidak dapat ditagih telah diserahkan kepada Ditjen Pajak;
• Telah diserahkan perkara penagihannya kepada PN atau BUPLN;
• Ada perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/ pembebasan utang antara
kreditur dan debitur;
• Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum dan khusus.
▪ Tidak semua penyisihan piutang menimbulkan aset pajak tangguhan. Jika penyisihan piutang
tersebut akhirnya menjadi piutang yang dihapuskan, namun persyaratan pajak tidak dipenuhi
maka akan menjadi perbedaan permanen.
▪ Aset pajak tangguhan atas penyisihan piutang harus direview
93
PIUTANG YANG NYATA –NYATA TIDAK TERTAGIH
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 105/PMK.03/2009 TENTANG PIUTANG YANG
NYATA-NYATA TIDAK DAPAT DITAGIH YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO adalah
sebagai berikut:
1. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2. Wajib Pajak itu harus membuat daftar piutang yang tidak dapat ditagih dan menyerahkan daftar
piutang yang tidak dapat ditagih kepada Kantor Pajak tempat wajib pajak terdaftar pada saat
pelaporan SPT Tahuanan PPh Badan; dan
3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri; atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan;
atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus jadi maksudnya disini dipublikasikan
didalam surat kabar; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk
jumlah utang tertentu;
4. Tetapi untuk syarat nomor 3 ini tidak berlaku untuk penghapusan kepada debitur kecil Ini ada
syaratnya kalau batasan debitur kecil ini batasannya tidak lebih dari Rp. 5 juta
94
CADANGAN PENYISIHAN PIUTANG PAJAK
• Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219/PMK.011/2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.03/2009 maka besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk bank
umum yang melaksanakan kegiatan usaha konvensional adalah sebagai berikut:
• 1% (satu persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan lancar, tidak termasuk Sertifikat Bank
Indonesia dan Surat Utang Negara;
• 5% (lima persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan dalam perhatian khusus setelah
dikurangi nilai agunan;
• 15% (lima belas persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan kurang
lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan;
• 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan
diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan
• 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas yang digolongkan macet setelah dikurangi dengan
nilai agunan.
95
CADANGAN PENYISIHAN PIUTANG PAJAK
• pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
• 1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan
pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang yang dihitung
berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dengan batasan
tertentu setelah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan
96
ILUSTRASI
97
Contoh - 1
• PT Mawar memiliki piutang dagang senilai Rp200.000 yang jatuh tempo dalam
waktu 3 bulan.
• PT Mawar memperkirakan bahwa skenario yang paling mungkin adalah bahwa
jumlah total akan dibayar tepat waktu.
• PT Mawar mengestimasi bahwa terdapat: 2% probabilitas bahwa debitor sama
sekali tidak membayar; dan 98% probabilitas bahwa jumlah total akan dibayar pada
saat jatuh tempo.
• PT Mawar mengukur kerugian ekspektasian sebesar 2% dari jumlah kekurangan kas
sebesar Rp200.000. Karena piutang jangka-pendek tidak memiliki tingkat bunga
kontraktual, hal ini menyiratkan bahwa suku efektif (EIR) adalah nol dan
pendiskontoan umumnya tidak diperlukan.
• Kerugian ekspektasian = Rp200.000 x 2% + (Rp0 x 98%) = Rp4.000
98
Contoh - 2
• PT Melati memiliki pinjaman senilai Rp200.000.000 yang jatuh tempo dalam waktu 8 tahun,
bunga dibayarkan setahun sekali dan suku bunga kupon = suku bunga efektif sebesar 5%.
• PT Melati menyimpukan tidak ada kenaikan risiko kredit sehingga pengakuan kerugian kredit
ekspektasian dihitung untuk 12-bulan
• Pinjman tersebut memiiki probability of default (PD) 12 bulan sebesar 0,5%
• Loss given default (LGD) – merupakan estimasi jumlah kerugian jika pinjaman gagal bayar
adalah 25% dan akan timbul dalam 12 bulan jika pinjaman gagal bayar
• PT Melati mengukur kerugian ekspektasian 12 bulan sebesar 250.000 dihitung dari (nilai
terutang kontrak x PD x LGD) kemudian didiskontokan dengan bunga 5%
• Nilai terutang kontrak 5% x 200.000.000 = 10.000.000
• LGD = 25% x 210.000.000 = 52.500.000
• LGD x PD = 50.250.000 x 0,5% = 262.500
• PV 5% dari 262.500 = 250.000
• Kerugian ekspektasian = 250.000
99
Contoh - 3
• PT. Merapi beroperasi hanya di satu lokasi geografis, dan memiliki portofolio piutang
dagang senilai Rp70 juta pada 31 Desember 20X1.
• Basis pelanggan terdiri atas berbagai pelanggan kecil.
• Piutang dagang miliki karakteristik risiko yang serupa dan tidak memiliki komponen
pendanaan signifikan.
• PT. Merapi menggunakan matriks penyisihan untuk menghitung penurunan nilai.
• Matriks penyisihan didasarkan pada:
• Tingkat gagal bayar historis selama umur yang diharapkan dari piutang dagang; dan
• Mencakup penyesuaian atas estimasi yang bersifat forward-looking.
100
Contoh – 3
Perhitungan penurunan nilai
101
Contoh - 4
• Pada 31 Desember 20X1, PT A memberikan pinjaman untuk periode 4 tahun
dengan nilai Rp 200 juta yang diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya
perolehan diamortisasi. Bunga dibayarkan setiap tahun. Tingkat bunga kupon
dan tingkat bunga efektif (EIR) = 5%.
• PT A menyimpulkan bahwa tepat untuk mengakui kerugian kredit
ekspektasian 12 bulan.
• Pinjaman tersebut memiliki PD (probability of default) 12 bulan sebesar 0,5%.
• Tabel di samping menunjukan arus kas kontraktual dan probabilitas
tertimbang arus kas yang diperkirakan jika pinjaman tersebut gagal bayar
dalam 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
• Pertanyaan: Berapa jumlah penyisihan kerugian atas pinjaman tersebut pada
31 Desember 20X1?
102
Tanggal jatuh tempo
Contoh - 4 31/12/20X5
Pokok 200,000,000
Suku buku efektif awal 5.00 %
Probability of default (12 bulan) 0.5%
Arus kas
Arus kas yang Kekurangan kas
Tanggal kontraktual Nilai kini (5%)
diperkirakan (B) (A-B)
(A)
31/12/20X2 10,000,000 - 10,000,000 9,523,810
31/12/20X3 10,000,000 14,000,000 (4,000,000) -3,628,118
31/12/20X4 10,000,000 14,000,000 (4,000,000) -3,455,350
31/12/20X5 210,000,000 80,000,000 130,000,000 106,951,322
31/12/20X6 - 80,000,000 (80,000,000) -62,682,093
46,709,570
Nilai kini dari kekurangan kas 46,709,570
x Probability of default (12 bulan) 0.5%
Kerugian kredit ekspektasian 233,548
Jurnal pada tanggal 31 Desember 20X1: Debit Kredit
Pinjaman – jumlah tercatat bruto 200,000,000
Kas 200,000,000
Kerugian penurunan nilai 233,548
Pinjaman – penyisihan kerugian kredit ekspektasian 233,548
103
Contoh - 5
• Melanjutkan contoh #2, pada 31 Desember 20X2, PT A menyimpulkan bahwa
tepat untuk mengakui kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur. PT A
mengestimasi pinjaman tersebut memiliki PD (probability of default) sepanjang
umur sebesar 20%.
• Jika pinjaman gagal bayar kapan pun selama periode pinjaman, nilai kini sisa
kekurangan kas sebesar Rp 89.283.800 pada 31 Desember 20X2.
• Pada contoh #4, penyisihan kerugian kredit pada 31 Desember 20X1 sebesar
Rp233.548.
• Pertanyaan:
Berapa jumlah
Apa jurnal pada penyisihan kerugian Apa jurnal pada
tanggal 31 Desember kredit yang diakui pada tanggal 31 Desember
20X1? tanggal 31 Desember 20X2?
20X2?
104
Contoh - 5
Pertanyaan #2
Nilai kini sisa kekurangan kas 89,283,800.00
Probability of default sepanjang umur 20%
Kerugian kredit ekspektasian 17,856,760.00
Pertanyaan #3
Kerugian kredit ekspektasian - 31 Desember 20X1 233,548
Kerugian kredit ekspektasian - 31 Desember 20X2 17,856,760.00
Tambahan kerugian kredit ekspektasian - tahun 20X2 17,623,212.15
Misal:
Piutang yang belum jatu tempo pada bulan Jan 2020 sebesar 5.000.000, dari jumlah
tersebut yang masih belum tertagih pada Feb 2020 sebesar Rp1.000.000 sehingga roll
rate rasio sebesar 20% → dihitung dalam jangka waktu 1 tahun, untuk kemudian
dihitung nilai rata-ratanya
107
Roll Rate Method
108
Roll Rate Method
Bulan/tahun Current 1-30 hari 31-60 hari 61-180 hari 181-365 hari > 365 hari
109
Roll Rate Method
% Penurunan
Umur Piutang Nilai Perhitungan
Current 2.48% 22.50%*40,50%*50.50%*65.50%*80.00%*100%
1-30 hari 11.04% 40.50%*50.50%*65.50%*80.00%*100%
31-60 hari 27.27% 50.50%*65.50%*80.00%*100%
61-180 hari 54.00% 65.50%*80.00%*100%
181-365 hari 80.00% 80.00%*100%
> 365 hari 100.00% 100.00%
Nilai roll rate rata-rata per tahun digunakan untuk menentukan nilai piutang tidak
tertagih untuk masing-masing umur piutang dengan mengalikan prosentase tidak
tertagih pada periode tersebut dan setelahnya → digunakan untuk menentukan
penurunan nilai piutang secara kolektif
110
ECL
• Hasil Roll Rate menunjukkan kondisi penurunan piutang
berdasarkan data masa kini dan masa lalu.
• Data ini akan diperbaharui dengan data baru setiap tanggal
pelaporan.
• Untuk menghitung ECL, nilai Roll rate diadjust dengan faktor
forward looking:
• Meregresikan data roll rate bulanan beberapa tahun
terakhir 1-2 tahun dengan beberapa variabel makro yang
diprediksi berpengaruh. Hasil regresi akan menentukan
variabel yang akan digunakan. Setelah itu lakukan estimasi
untuk data bulan sebelum tanggal pelaporan untuk
menghitung berapa error dari model. Jika errornya kecil
maka model dapat digunakan untuk melakukan prediksi.
• Menggunakan analisis sensitivitas dengan menetapkan
beberapa scenario kondisi makro berdasarkan data historis
111
Dwi Martani - +6281318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
http://dwimartani.com
112