Anda di halaman 1dari 36

Makalah

Seminar Akuntansi Keuangan


Instrumen Keuangan: Pengakuan & Pengukuran (PSAK 55) serta penyajian
(PSAK 50) dan kasus-kasus terkait

Oleh :
Kelompok 3

Fadhilatun Nisa 1810531014


Yandra Febriyanti 1810531018
Rahmi yanti 1810531056
Atika Gando Suri 1810532011

PROGRAM S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Intrumen keuangan adalah aset yang dapat diperjual belikan dalam bentuk
apapun, baik dalam bentuk kas, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak
kontraktual untuk menerima atau memberikan uang tunai atau instrumen keuangan
lainnya. Instrumen keuangan dari suatu entitas akan tergambarkan dalam laporan
keuangan yang diserahkan oleh entitas. Untuk itulah diperlukan pengakuan dan
pengukuran, penyajian serta pengungkapan terhadap instrument keuangan tersebut,
agar instrumen-intrumen tersebut dapat memberikan informasi mengenai kemampuan
dan kinerja dari entitas serta berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam
mengambil suatu keputusan. Dalam melakukan pengakuan dan pengukuran, penyajian
serta pengungkapan terhadap instrumen keuangan tentu harus sesuai dengan standar-
standar akuntansi yang telah ditetapkan, yaitu PSAK 50 yang membahas mengenai
instrumen keuangan : penyajian, PSAK 55 yang membahas tentang instrumen
keuangan : pengakuan dan pengukuran serta PSAK 60 yang membahas tentang
instrument keuangan : pengungkapan. Dalam makalah ini, PSAK yang dibahas hanya
PSAK 50 mengenai penyajian serta PSAK 55 mengenai pengakuan dan pengukuran.
Dimana dalam makalah ini nantinya juga akan dibahas mengenai PSAK 71 yang akan
menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya berlaku. PSAK 71 akan efektif digunakan
per tanggal 1 Januari 2020. Jika dalam PSAK 55 kewajiban pencadangan muncul
setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal bayar, maka PSAK 71
memandatkan korporasi menyediakan pencadangan sejak awal periode kredit.
BAB II

PEMBAHASAN

I. PSAK 55
Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

1. Tujuan PSAK 55
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan
pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan
item non keuangan.

2. Ruang Lingkup PSAK 55


Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis isntrumen keuangan,
kecuali untuk :
a) Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama yang
dicatat berdasarkan PSAK 65, PSAK 4, atau PSAK 15. Akan tetapi, dalam 
beberapa kasus, PSAK 65, PSAK 4, atau PSAK 15 mensyaratkan atau
mengizinkan entitas untuk mencatat penyertaan pada entitas anak, entitas
asosiasi, atau ventura bersama sesuai dengan beberapa atau seluruh
persyaratan dalam pernyataan ini. Entitas juga menerapkan pernyataan ini
untuk derivatif atas penyertaan padaentitas anak, entitas asosiasi, atau ventura
bersama kecuali jika derivative tersebut memenuhi definisi instrument ekuitas
entitas dalam PSAK 50.
b) Hak dan kewajiban dalam sewa yang diatur dalam PSAK 30, akan tetapi;
1) Piutang sewa yang diakui lessor mengikuti ketentuan penghentian
pengakuan dan penurunan nilai dalam pernyataan ini.
2) Utang sewa pembiayaan yang diakui oleh lease mengikuti ketentuan
penghentian pengakuan dalam penyataan ini.
3) Derivatif yang melekat pada sewa mengikuti ketentuan mengenai
derivative melekat dalam penyataan ini.
c) Hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang
diatur dalam PSAK 24.
d) Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi instrument
ekuitas dalam PSAK 50 atau yang diisyaratkan untuk klasifikasikan sebagai
instrument ekuitas menurut PSAK 50 paragraf 16A dan 16B atau 16C dan
16D. Akan tetapi, pemegang instrument ekuitas tersebut memenuhi
pengecualian di huru (a) diatas.
e) Hak dan kewajiban yang timbl dalam :
(i) kontrak asuransi sesuai dengan PSAK 62selain hak dan kewajiban penerbit
yang timbul dalam kontrak asuransi yang memenuhi definisi kontrak
jamninan keuangan atau,
(ii) kontrak dalam ruang lingkup PSAK 62 karena kontrak tersebut berisi fitur
partisipasi tidak mengikat.
Akan tetapi, pernyataan ini berlaku untuk derivative yang melekat pada
kontrak dalam ruang lingkup PSAK 62 jika derivative tersebut tidak dengan
sendirinya merupakan kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62.
f) Kontrak berjangka antara pengakuisisi dan pemegang saham untuk menjual
atau membeli pihak yang diakuisisi yang akan menghasilkan kombinasi bisnis.
Dalam ruang lingkup PSAK 22. Ketentuan dari kontrak berjangka tidak dapat
melebihi jangka waktu yang wajar yang biasanya dibutuhkan untuk
memperoleh persetujuan yang diisyaratkan dan untuk menyelesaikan
transaksi.
g) Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari yang dideskripsikan diparagraf
4. Penerbit komitmen pinjaman menerapkan PSAK 57.Akan tetapi, seluruh
komitmen pinjaman yang diberikan mengikuti persyaratan pengehentian
pengakuan dalam pernyataan ini.
h) Instrument, kontrak, dan kewajiban keuangan dalam transaksi pembayaran
berbass saham yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 53, kecuali kontrak
yang termasuk dalam ruang lingkup paragraph 05-07, maka pernyataan ini
diterapkan.
i) Ha katas pembayaran untuk penggantian pengeluaran entitas yang diperlukab
ntuk menyelesaikan liabilitas yang diakui sebagai provisi sesuai dengan PSAK
57, atau untuk periode yang lebih awal, diakui sebagai provisi sesuai dengan
PSAK 57.

Komitmen pinjaman yang diberikan berikut termasuk dalam ruang lingkup


pernyataan ini:
1) Komitmen pinjaman yang diberikan yang ditetapkan entitas sebagai liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Entitas yang
memiliki pengalaman masa lalu menjual aset yang dihasilkan dari komitmen
pinjaman yang diberikan segera setelah penerbitannya menerapkan pernyataan ini
pada seluruh komitmen pinjaman yang diberikan.
2) Komitmen pinjaman yang diberikan yang dapat diselesaikan secara neto dengan
kas atau dengan penyerahan atau penerbitan instrument keuangan lain. Komitmen
pinjaman yang diberikan ini adalah dervative. Komitmen pinjaman yang diberikan
tidak dianggap diselesaikan secara neto hanya semata karena pinjaman yang
diberikan dibayar secara cicilan.
3) Komitmen untuk menyediakan pinjaman yang diberikan pada tingkat suku bunga
di bawah suku bunga pasar. Pengukuran selanjutnya atas liabilitas yang timbul
dari komitmen pinjaman yang diberikan tersebut.

3. Definisi & Kualifikasi


Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas
dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Aset keuangan meliputi
setiap aset yang menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau keuangan
lainnya. Liabilitas keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak untuk membayar kas
atau aset keuangan.Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak
residual atau aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Definisi Derivatif
Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan tiga karakteristik
berikut ini:
a. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan dalam suku bunga, harga
instrument keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks
harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel
lainnya yang telah ditentukan, sepanjang untuk variabel non keuangan bukan
merupakan variabel yang ditentukan secara khusus bagi para pihak dalam
kontrak tersebut
b. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto
dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan
untuk kontrak sejenis lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan pengaruh
yang sama terhadap perubahan faktor pasar. Diselesaikan pada tanggal tertentu
di masa mendatang.

Kualifikasi Instrumen Keuangan


a. Aset Keuangan
1. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba
Rugi
Aset keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.Contohnya, aset derivatif yang ivestasi dalam instrumen
utang dan ekuitas yang dimiliki dalam portofolio diperdagangkan.

2. Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo


Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh
tempo.Contohnya, investasi dalam instrumen utang yang mempuyai kuotasi
harga dimana entitas memiliki niat dan mampu memiliki hingga jautuh tempo.

3. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang


aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi harga dipasar aktif. Contohnya, piutang usaha, pinjaman
yang diberikan dan piutang wesel.

4. Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual


aset keuangan yang dirancang sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak
diklasifikasikan dalam ketiga kategori diatas. Contohnya, investasi dalam
instrumen utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kategori lain.

b. Liabilitas Keuangan
1. Liabiliats Keuangan yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan
Laba Rugi
Liabilitas keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan
pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai
wajar melalu laba rugi.Contohnya, liabilitas derivatif dan liabilitas
diperdagangkan lainnya.

2. Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi


Semua liabilitas lainya selain daripada liabilitas yang dinilai pada nilai wajar
melalui laba rugi. Contohnya, utang usaha, utang wesel dan efek utang yang
diterbitkan.

c. Tainting
Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu
dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi yang dimiliki
hingga jatuh tempo dalam jumlah yag lebih dari jumlah yang tidak signifikan
sebelum jatuh tempo. Terdapat pengecualian atas aturan tainting tersebut jika
penjualan atau reklasifikasi tersebut :
1. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal
pembelian kembali. Contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo.
2. Terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansialseluruh jumlah
pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah
memperoleh pelunasan dipercepat.
3. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas, tidak
berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.

4. Definisi derivatif Melekat


Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen campiran atau
instrumen yang digabungkan dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama
nonderivatif, yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen yang
digabungkan bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. Derivatif melekat
menyebabkan sebagian atau seluruh kas yang dipersyaratkan dalam kontrak,
dimodifikasi menurut variabel yang telah ditentukan, antara lain suku bunga, harga
instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau
suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya. Untuk variable
non keuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak.
Derivatif yang dilekatkan pada instrument keuangan tetapi dalam kontraknya dapat
dipindah tangankan secara terpisah dari instrumen keuangannya, atau dimiliki oleh
pihak lawan yang berbeda dari instrumen keuangannya, bukan merupakan derivatif
melekat, tetapi merupakan instrument keuangan terpisah.
Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai
derivatif berdasarkan pernyataan ini jika dan hanya jika :
a) Karakteristik ekonomi dan resiko dari derivatif melekat tdak berkaitan erat
dengan karakteristik ekonomi dan resiko dari kontrak utama.
b) Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif
melekat memenuhi definisi sebagai derivatif.
c) Instrumen campuran tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (dengan
kata lain derivatif yang melekat pada aset keuangan atau liabilitas yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan).
Jika derivatif melekat dipisahkan, maka kontrak utamanya harus dicatat berdasarkan
Pernyataan ini jika kontrak utamanya merupakan instrument keuangan, namun jika
kontrak utamanya bukan merupakan instrumen keuangan, maka harus dicatat
berdasarkan Pernyataan lain yang sesuai. Pernyataan ini tidak mengatur apakah
derivatif melekat disajikan secara terpisah dalam laporan keuangan.
Jika kontrak memiliki satu atau lebih derivatif melekat, entitas dapat menetapkan
keseluruhan kontrak dari instrument yang digabungkan atau instrumen campuran
sebagai asset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, kecuali:
a. Derivatif melekat tersebut tidak memodififikasi secara signififikan arus kas
yang dipersyaratkan oleh kontrak; atau
b. Terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis ketika instrumen yang
digabungkan atau instrumen campuran yang serupa pertama kali
dipertimbangkan bahwa pemisahan derivatif melekat tidak diperkenankan,
seperti opsi pelunasan lebih awal yang melekat dalam pinjaman yang
memungkinkan pemegangnya untuk melunasi lebih awal pinjamannya
sebesar kurang lebih biaya yang diamortisasi.
Jika entitas diisyaratkan oleh pernyataan ini untuk memisahkan derivative melekat
dari kontrak utamanya, tetapi tidak dapat mengukur derivatif melekat secara
terpisah, baik pada saat perolehan ataupun pada akhir periode pelaporan berikutnya,
maka entitas memperlakukan keseluruhan kontrak dari instrument campuran
(kombinasi) tersebut sebagai aset keuangan atau liabilitas keuangan yang ditetapkan
untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Serupa dengan hal tersebut, jika
entitas tidak dapat mengukur secara tersendiri derivatif melekat yang akan
dipisahkan pada reklasifikasi kontrak campuran (kombinasi) tetap diklasifikasikan
sebagai untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi secara keseluruhan.

5. Pengukuran Instrumen Keuangan


a. Pengukuran Awal
Pada saat pengukuran awal, entitas pada umumnya mengukur aset keuangan
menggunakan akuntansi tanggal transaksi pada nilai wajar ditambah biaya
transaksi kecali aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.Aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada awalnya hanya
diakui pada nilai wajar.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya tambahan seperti biaya pendaftaran dan
komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada penasehat hukum,
akuntan, dan penasehat profesional lain, biaya percetakan dan materai.
Biaya transaksi ini meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen,
konsultan, perantara efek dan pedagang efek berupa pungutan wajib yang
dilakukan oleh pihak regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan
atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premium dan
diskonto utang, biaya pendanaan.Biaya penyimpanan maupun administrasi.
Jurnal untuk mencatat biaya transaksi yang dibayar tunai dan berkaitan dengan
instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar adalah:
biaya transaksi XXX
kas XXX

b. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai
wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi
apakah nilai wajar dapat ditentuka dengan andal. Pengukuran awal dan
pengukuran berikutnya atas instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas
perubahan nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum
direalisasi) diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang
diselesaikan, termasuk biaya transaksi. Setelah perolehan awal, hanya satu tipe
instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan yaitu investasi dalam
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif dan nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan
dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki
kuotasi harga dipasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.

2. Biaya Perolehan Diamortisasi


Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif dilaporan posisi keuangan.Investasi yang dimiliki hingga jatuh
tempo seperti pinaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan
lainnya.
Biaya perolehan diamortisasi adalah biaya perolehan dan aset atau liabilitas
setelah disesuaikan jika layak untuk mencapai suatu suku bunga efektif yang
konstan selama umur aset atau liabilitas. Dengan kata lain, biaya perolehan
diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dikurangi pembayaran
pokok, ditambah dan dikurangi dengan akumulasi amortisasi berdasarkan
metode suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak
dapat ditagih.

3. Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar. Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan
pada umumnya diukur pada nilai wajar dilaporan posisi keuangan seperti aset
keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi, aset keuangan tersedia untuk
dijual, dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.

c. Reklasifikasi
Instrumen keuangan yang sebelumnya termasuk dalam HTM atau AFS yang
memiliki nilai fair value yang meningkat kemudian manajemen
mereklasifikasinya sebagai trading sehingga dampak dari kenaikan tersebut
langsung dapat dinikmati perusahaan sebagai income pada tahun berjalan (karena
apabila masih duduk sebagai HTM kenaikan atau laba hanya dapat dibukukan saat
telah jatuh tempo, sedangkan AFS laba dapat dibukukan saat terjadi penjualan
saja.
Sedangkan apabila terjadi kenaikan atau penurunan nilai fair valuenya maka
hanya akan dicatat sebagai bagian dari ekuitas (biasanya dicatat dalam laba rugi
yang belum direalisasi atas penurunan atau kenaikan nilai wajar efek yang tersedia
untuk dijual).
Terdapat tiga aturan tambahan dalam PSAK 55 (revisi 2006) yang mengatur
mengenai masalah ini, yaitu:
a) Reklasifikasi dari kelompok klasifikasi manapun dari atau ke financial
asset at fair value profit or loss tidak diperbolehkan.
b) Reklasifikasi loan and receivable dari atau ke held to maturity dan
financial asset at fair value throught profit or loss tidak diperbolehkan.
c) Reklasifikasi dari available for sale menjadi loan and receivable tidak
diperbolehkan.

d. Penurunan Nilai
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai apabila:
a) Nilai tercatat atau biaya perolehan diamortisasi lebih besar daripada nilai
yang dapat diperoleh kembali
b) Evaluasi atas apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai harus
dilakukan pada setiap tanggal neraca.
Bila terdapat bukti objektif penurunan nilai, maka harus dilakukan estimasi nilai
yang dapat diperoleh kembali dan mengakui kerugian penurunan nilai.

6. Penghentian Pengakuan
a. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika :
1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir.
2. Entitas mentransfer aset keungan yang memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
b. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan dari neracanya, jika dan hanya jika
kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan
dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

7. Lindung Nilai
Lindung nilai merupakan derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai;
atau aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah
ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan
nilai tukar mata uang asing), yang nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat
saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung
nilai.
a. Penetapan Item yang Dilindung Nilai
1) Jika item yang dilindung nilai merupakan aset nonkeuangan atau liabilitas
nonkeuangan, maka item tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung
nilai (a) terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan
nilainya terhadap seluruh risiko, karena adanya kesulitan untuk memisahkan
dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar
yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.
2) Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai
sebuah kelompok hanya jika secara individual aset atau liabilitas dalam
kelompok tersebut memiliki eksposur risiko yang ditetapkan sebagai risiko
yang dilindung nilai.
3) Entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan
nilai wajar atau perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau
kelompok instrumen serupa yang melindung nilai) dengan item yang
dilindung nilai (atau kelompok item serupa yang dilindung nilai).

b. Akuntansi Lindung Nilai


1. Lindung Nilai Atas Nilai Wajar
Merupakan lindung nilai terhadap :
- Perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui.
- Komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi
dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat
diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat memengaruhi laporan laba
rugi.
Dicatat sebagai:
- keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen
lindung nilai pada nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai derivatif) atau
komponen mata uang asing dari nilai tercatat yang diukur berdasarkan
PSAK diakui pada laba rugi .
- keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan nilai
tercatat item yang dilindung nilai dan diakui pada laba rugi.
- Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada
biaya perolehan.
- Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada risiko
yang dilindung nilai pada laba rugi diterapkan jika item yang dilindung
nilai merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual.

2. Lindung Nilai Atas Arus Kas


Merupakan lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang:
- Dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau
kewajiban yang telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian .
- Pembayaran bunga di masa depan atas utang dengan suku bunga variabel)
atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan
prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, dan
- Dapat memengaruhi laporan laba rugi.

Lindung nilai arus kas dicatat sebagai:


- bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang
ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam pendapatan
komprehensif lain; dan
- bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen
lindung nilai diakui dalam laba rugi.
Jika suatu lindung nilai kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset
atau liabilitas keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang
sebelumnya diakui pendapatan komprehensif direklasifikasi dari ekuitas ke
laba rugi sebagai penyesuaian.Untuk aset non keuangan dimasukkan sebagai
haga perolehan.

3. Lindung Nilai Atas Investasi Neto Pada Operasi di Luar Negeri


- Hal ini sama seperti lindung nilai pada arus kas
- Lindung nilai yang efektif untuk diungkapkan dalam modal ekuitas
- Lindung nilai yang tidak efektif untuk diungkapkan dalam laporan laba rugi
- Operasi asing di bidang mata uang asing

c. Kriteria Lindung Nilai


1. Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan pendokumentasian
formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta
strategi pelaksanaan lindung nilai.
2. Lindung nilai diharapkan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas
perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas.
3. Untuk lindung nilai atas arys kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan
subjek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemugkinan terjadi dan terdapat
eksposur perubahan arus kas yang dapat memengaruhi laporan laba rugi.
4. Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal.
5. Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa
efektifitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan dimana
lindung nilai tersebut ditetapkan.

d. Item Yang Dilindung Nilai


1. Penerbitan utang dengan suku bunga tetap yang telah diantisipasi.
2. Derivatif.
3. Deposito inti tak berwujud.
4. Aliran pendapatan dalam mata uang asing dimasa datang.

e. Instrumen Lindung Nilai


1. Lindung nilai menggunakan aset atau liabilitas keuangan non derivatif.
2. Lindung nilai internal.
3. Lindung nilai terhadap eksposur nilai wajar dari obligasi mata uang asing.
4. Akuntansi lindung nilai : penggunaan opsi yang diterbitkan dalam instrume
lindung nilai yang digabungkan.
5. Kontrak derivatif internal yang saling hapus digunakan untuk mengelola risiko
suku bunga.

II. PSAK 50
Instrumen Keuangan : Penyajian

PENDAHULUAN
1) Tujuan PSAK 50
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian instrumen
keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan
liabilitas keuangan. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pernyataan ini
melengkapi prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas dalam
PSAK 55 :Intrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran, dan pengungkapan
informasi mengenai aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut yang terdapat
dalam PSAK 60 : Instrumen Keuangan : Pengungkapan.

2) Ruang Lingkup PSAK 50


1) Diterapkan oleh seluruh entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan,
kecuali :
a) Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi, atau ventura
b) Hak dan kewajiban pemberi kerja
c) Kontrak asuransi
d) Instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62
e) Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran
berbasis saham
2) Diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan yang
dapat diselesaikan :
a) Secara neto dengan kas atau instrument keuangan lain, atau;
b) Dengan mempertukarkan instrumen keuangan, seolah-olah kontrak
tersebut adalah instrument keuangan, dengan pengecualian untuk kontrak
yang disepakati dan dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan untuk
menerima atau menyerahkan item nonkeuangan sesuai dengan persyaratan
pembelian, penjualan, atau penggunaan yang diperkirakan oleh entitas.

3) Pengertian Istilah-istilah dalam PSAK 50


1. Aset Keuangan
Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk :
a. Kas
b. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain
c. Hak kontraktual :
- Untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain; atau
- Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan
entitas tersebut
d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan :
- Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas
yang diterbitkan entitas; atau
- Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan
entitas.
2. Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual
atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
3. Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset
keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas
lain.
4. Puttable Instrument (instrumen yang mempunyai fitur opsi jual)
Puttable instrument adalah instrumen keuangan yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit
dan memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual
kembali kepada penerbit pada saat terjadinya pada saat terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti di masa depan atau kematian atau purnakarya
dari pemegan instrumen.
5. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa :
a. Kewajiban kontraktual :
- Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas
lain; atau
- Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas tersebut;
b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu :
- Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas; atau
- Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.
6. Nilai wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

PENYAJIAN
1) Liabilitas dan Ekuitas
Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,
atau instrument ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi
liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrument ekuitas
Suatu intrumen keuangan dikatakan sebagai instrument ekuitas jika, dan hanya
jika, dua kondisi berikut terpenuhi, yaitu :
a) Intrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual :
- Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
- Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit
b) Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan :
- Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya
untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas; atau
- Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah
tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas.

A. Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual


Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual mencakup
kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus
instrument tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat
melakukan eksekusi opsi jual tersebut. Instrumen keuangan yang mencakup
kewajiban tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi
fitur-fitur berikut :
a) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset neto
entitas pada saat entitas dilikuidasi.
b) Instrumen berada dalam kelas instrumen yang merupakan subordinat dari
seluruh kelas instrumen lain.
c) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang
merupakan subordinat dari seluruh kelas instrument lain memiliki fitur
yang identik.
d) Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau
menebus instrument dan menerima kas atau aset keuangan lain, instrument
tersebut tidak tersebut tidak termasuk kewajiban kontraktual untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau untuk
mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dalam kondisi dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan bagi
entitas tersebut, dan bukan suatu kontrak yang akan atau mungkin
diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
e) Jumlah arus kas yang diharapkan yang dapat diatribusikan ke instrumen
selama umur instrumen didasarkan secara substansial pada laba rugi,
perubahan dalam aset neto yang diakui atau perubahan dalam nilai wajar
aset neto entitas yang diakui atau yang belum diakui selama umur
instrumen (tidak termasuk setiap dampak dari instrument).

B. Instrumen, atau Komponen Instrumen, yang Mensyaratkan Kewajiban


kepada Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak Lain Bagian Prorata aset
Neto Entitas Hanya pada saat Likuidasi
Beberapa instrumen keuangan termasuk kewajiban kontraktual bagi
entitas penerbit untuk menyerahan kepada entitas lain bagian prorata aset neto
hanya pada saat likuidasi. Kewajiban timbul karena likuidasi pasti terjadi dan
berada di luar kendali entitas (sebagai contoh, umur entitas yang terbatas) atau
tidak pasti terjadi namun berdasarkan opsi dari pemegang instrument. Sebagai
pengecualian dari definisi liabilitas keuangan, suatu instrument yang
mencakup kewajiban tersebut diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika
memiliki seluruh fitur berikut:
a) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata aset neto
entitas pada saat entitas dilikuidasi.
b) Instrumen berada pada kelas instrument yang merupakan subordinat dari
seluruh kelas instrument lain.
c) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang
merupakan subordinat dari seluruh kelas instrumen lain harus memiliki
kewajiban kontraktual identik bagi entitas penerbit untuk menyerahkan
bagian prorate aset neto pada saat likuidasi.

C. Reklasifikasi Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi Jual dan Instrumen


yang Mensyaratkan Kewajiban Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak
Lain Bagian Prorata Aset Neto Entitas Hanya pada Saat Likuidasi.
Ekuitas mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai instrument
ekuitas sejak tanggal ketika instrumen memiliki seluruh fitur dan memenuhi
kondisi yang telah ditentukan. Entitas mereklasifikasi instrumen keuangan
sejak tanggal ketika instrumen tidak lagi memiliki seluruh instrument tanpa
opsi jual yang diterbitkan dan setiap instrument yang mempunyai fitur opsi
jual yang masih beredar memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang
telah ditentukan.
Entitas menghitung reklasifikasi instrumen sebagai berikut:
a) Entitas mereklasifikasi instrumen ekuitas sebagai liabilitas keuangan sejak
tanggal ketika instrumen tidak lagi memiliki seluruh fitur. Liabilitas
keuangan diukur pada nilai wajar instrumen tersebut pada tanggal
reklasifikasi. Entitas mengakui dalam ekuitas setiap perbedaan antara
jumah tercatat dan instrument ekuitas dan nilai wajar liabilitas keuangan
pada tanggal reklasifkasi.
b) Entitas mereklasifikasi liabilitas keuangan sebagai ekuitas sejak tanggal
ketika instrumen memiliki seluruh fitur. Instrumen ekuitas diukur pada
jumlah tercatat liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi.

D. Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk Menyerahkan Kas atau Aset


Keuangan Lain
Fitur penting dalam membedakan antara liabilitaskeuangan dan
instrumen ekuitas adalah adanyakewajiban kontraktual salah satu pihak dari
instrumen keuangan (penerbit), untuk menyerahkan kas atau aset keuangan
lain kepada pihak lain (pemegang), atau untuk mempertukarkan aset keuangan
atau liabilitas keuangan dengan pemegang instrumen ekuitas dalam kondisi
yang berpotensi tidak menguntungkan pihak penerbit. Meskipun pemegang
instrumen ekuitas mungkin berhak menerima dividen atau bentuk distribusi
ekuitas lain secara prorata, penerbit tidak memiliki kewajiban kontraktual
untuk melakukan distribusi tersebut karena penerbit instrumen ekuitas
tidakdiwajibkan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak
lain.

E. Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan Entitas


Suatu kontrak bukan merupakaninstrumen ekuitas hanya semata-mata
karena kontrak tersebut menyebabkan entitas menerimaatau menyerahkan
instrumen ekuitas yang diterbitkannya. Entitas mungkin memiliki hak atau
kewajiban kontraktual untuk menerima atau menyerahkan saham yang
diterbitkan atau instrumen ekuitas lain dalam jumlah yang bervariasi sehingga
nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas yang akan diterima
atau diserahkan tersebut setara dengan nilai hak atau kewajiban
kontraktualnya. Hak atau kewajiban kontraktual tersebut dapat berupa nilai
yang telah ditetapkan atau nilai yang berfluktuasi, baik sebagian maupun
seluruhnya, bergantung pada perubahan variabelnya selain dari harga pasar
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut (contohnya tingkat suku
bunga, harga komoditas, atau harga instrumen keuangan).

F. Ketentuan Penyelesaian Kontijensi


Instrumen keuangan dapat mensyaratkan entitas untuk menyerahkan
kas atau aset keuangan lain atau jika tidak, menyelesaikannya sebagaimana
jika instrumen tersebut merupakan liabilitas keuangan, dalam keadaan terjadi
atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa depan (atau hasil
dari keadaan yang tidak pasti) yang berada di luar kendali penerbit maupun
pemegang instrumen, seperti perubahan dalam indeks pasar modal, indeks
harga konsumen, suku bangsa atau ketentuan perpajakan, atau pendapatan,
laba neto, atau rasio uang terhadap modal penerbit dimasa depan. Penerbit
instrumen tersebut tidak memiliki hak tanpa syarat untuk tidak menyerahkan
kas atau aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikan seperti jika
instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan bagi penerbit, kecuali jika:
a) Bagian dari penyelesaian kontinjensi yang mensyaratkan penyelesaian
secara kasnatau melalui penyerahan aset keuangan lain
b) Penerbit dapat disyaratkan untuk menyelesaikan kewajibannya dengan
atau penyerahan aset keuangan lain
c) Instrumen tersebut memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang
telah ditentukan

G. Pilihan Penyelesaian
Jika instrumen keuangan derivatif memberi kepada salah satu pihak
pilihan cara penyelesaian (contohnya penerbit atau pemegang instrumen
saham dengan kas), maka instrumen tersebut adalah aset keuangan atau
liabilitas keuangan, kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada
menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.
2) Intrumen Keuangan Majemuk
Penerbit instrument keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan
instrumen keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung
komponen liabilitas dan ekuitas.
Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang :
a) Menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
b) Memberikan opsi bagi pemegang instrument untuk mengkonversi instrumen
keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

3) Saham Tresuri
Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka instrumen
tersebut (saham tresuri) dikurangkan dari ekuitas.Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrument ekuitas
entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi. Saham tresuri tersebut dapat
diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain
dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau
diterima diakui secara langsung di ekuitas.

4) Bunga, Dividen, dan Keuntungan

Bunga, dividen, dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan atau
komponen yang merupakan liabilitas keuangan diakui sebagai pendapatan atau
beban dalam laba rugi. Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas diakui oleh
entitas secara langsung dalam ekuitas.Biaya transaksi yang timbul dari transaksi
ekuitas, dicatat sebagai pengurang ekuitas, setelah dikurangi dampak pajak
penghasilan terkait.
Klasifikasi instrumen keuangan sebagai liabilitas keuangan atau instrument
ekuitas menentukan apakah bunga, dividen, kerugian dan keuntungan terkait
dengan instrument tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan
laba rugi. Jadi, pembayaran dividen atas saham yang sepenuhnya diakui sebagai
liabilitas, diakui sebagai beban sebagaimana pembayaran bunga atas obligasi.
Demikian juga, keuntungan dan kerugian yang terkait dengan penebusan atau
pembiayaan kembali liabilitas keuangan diakui dalam laporan laba/rugi,
sedangkan penebusan atau pembiayaan kembali instrument ekuitas diakui sebagai
perubahan ekuitas.

5) Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan


Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai netonya
disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas :
a) Saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
b) Berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan\
Dalam akuntansi untuk pengalihan aset keuangan yang tidak memenuhi
kualifikasi penghentian pengakuan, entitas tidak dapat melakukan saling hapus
aset keuangan yang dialihkan dan liabilitas terkait.
Pernyataan ini mensyaratkan penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan
secara neto jika penyajian tersebut mencerminkan arus kas masa depan yang
diharapkan entitas dari penyelesaian dua atau lebih instrument keuangan terpisah.
Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diakui dan
penyajian jumlah neto berbeda dengan penghentian pengakuan aset keuangan atau
liabilitas keuangan.
Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak hukum debitur, baik dalam
bentuk kontrak maupun cara lain, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi
seluruh atau sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditur dengan cara
membandingkan jumlah yang harus dibayarkan dan piutang kepada kreditur yang
bersangkutan. Adanya hak yang dapat dipaksakan untuk saling hapus atas aset
keuangan dan liabilitas keuangan mempengaruhi hak dan kewajiban yang terkait
dengan aset keuangan dan liabilitas keuangan, serta mungkin mempengaruhi
eksposur entitas atas resiko kredit dan resiko likuiditas.
Kondisi ketika aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan
nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan umumnya tidak dapat
dipenuhi dan saling hapus biasanya tidak tepat jika :
a) Beberapa instrument keuangan yang berbeda digunakan untuk meniru fitur
yang terdapat dalam instrument keuangan tunggal (instrumen sintetis)
b) Aset keuangan dan liabilitas keuangan timbul dari instrumen keuangan dengan
eksposur risiko utama yang sama
c) Aset keuangan atau aset lain dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas
keuangan yang bersifat non-recourse
d) Aset keuangan ditempatkan oleh debitur dalam wali amanat untuk keperluan
pelunasan kewajiban tanpa aset keuangan tersebut diterima oleh kreditur pada
saat penyelesaian kewajiban
e) Kewajiban yang timbul akibat dari kejadian yang menyebabkan kerugian
diperkirakan dapat dipulihkan melalui pihak ketiga dengan klaim kontrak
asuransi.

CONTOH KASUS-KASUS YANG TERKAIT :

Contoh penerapan psak 50: penyajian dan psak 55: pengakuan dan pengukuran atas
cadangan kerugian penurunan nilai pada pt. Bank Central Asia (persero) tbk.

PT. Bank Central Asia Tbk telah memiliki banyak unit cabang yang tersebar di
wilayah Indonesia, khususnya PT. Bank Central Asia Tbk - Kantor Cabang Umum (KCU)
Manado yang beralamat di Jl. Sam Ratulangi No. 17-19 Manado yang terus meningkatkan
kualitas produk dan layanan perbankan guna memberikan manfaat bagi para pengguna jasa
keuangan.
PT. Bank Central Asia Tbk merupakan salah satu bank penyedia fasilitas kredit
terbesar di Indonesia dengan eksposur portofolio kredit yang cukup berimbang disegmen
konsumer, UKM, komersial dan korporasi. BCA memberikan pinjaman kepada nasabah
sesuai ketentuan yang ada dalam kontrak pinjaman. Seringkali dalam pemberian pinjaman
kredit, BCA mengalami masalah karena pemberian pinjaman kredit yang diberikan bagi
nasabah mengalami penurunan nilai yang berpengaruh terhadap arus kas masa depan
perbankan.
Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya
peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah
pengakuan awal kredit tersebut dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada
estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat
diestimasi secara andal (Bank Indonesia, 2008:178).
PT. Bank Central Asia Tbk harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku sesuai
dengan peraturan terbaru yang disetujui oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).
Bank Indonesia berinisiatif melakukan kerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
untuk menyusun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 50 mengenai instrumen
keuangan “Penyajian” adopsi dari IAS 32 Financial Instrumens: Presentation dan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 55 mengenai instrumen keuangan “Pengakuan dan
Pengukuran” yang mengadopsi seluruh ketentuan dalam IAS 39 mengenai Financial
Instrumens “Recognation and Measurement”.

Perbandingan Penyajian CKPN Berdasarkan PSAK 50 dengan PT. Bank Central Asia
Tbk

PT. Bank Central Asia Tbk menyajikan:

1. Laporan posisi keuangan kelompok aset lancar sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 50.

2. Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan
kerugian penurunan nilai sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 50.

3. Catatan atas laporan keuangan menjelaskan kebijakan akuntansi bank, aset keuangan
diukur pada nilai wajar, penjelasan mengenai pinjaman yang diberikan dan klasifikasi
cadangan kerugian penurunan nilai sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 50.

Perbandingan Pengakuan CKPN Berdasarkan PSAK 55 dengan PT. Bank Central Asia
Tbk

PT. Bank Central Asia Tbk mengakui :

1. Evaluasi disetiap tanggal neraca untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penurunan


nilai yang timbul atas aset keuangan sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 55. ISSN 2303-
1174 D.C. Pulumbara. J.J. Sondakh. A. Wangkar. Analisis Penerapan PSAK… Jurnal EMBA
1357 Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1350-1358

2. Kredit yang diberikan pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk
memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif sesuai dengan yang diatur
dalam PSAK 55.

3. Memperhitungkan pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai yang terutama hasil
dari pembayaran kembali sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 55.
4. Mengakui setiap kerugian akibat penurunan nilai sebelum laporan keuangan diterbitkan
berdasarkan datadata dan informasi yang diperoleh sesuai dengan yang diatur dalam PSAK
55.

Perbandingan Pengukuran CKPN Berdasarkan PSAK 55 dengan PT. Bank Central


Asia Tbk

PT. Bank Central Asia Tbk mengukur :

1. Metode pengukuran pencatatan penurunan nilai yaitu menghapusbukukan saldo aset


keuangan dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait pada saat bank menentukan bahwa
aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 55.

2. Evaluasi penurunan nilai dilakukan secara individual dan kolektif sesuai dengan yang
diatur dalam PSAK 55.

3. Aset keuangan yang telah dikelompokkan dan penurunan nilainya dievaluasi secara
kolektif, bank menerapkan formula sebagai berikut: Probability of Default × Loss Given
Default × Amortized Cost sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 55.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Deisye ((2014) Penerapan PSAK 50 dan


PSAK 55 atas Cadangan Kerugian Penurunan Nilai oleh PT. Bank Central Asia Tbk telah
sesuai dengan standar yang berlaku. Penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi diukur menggunakan suku bunga efektif awal instrumen tersebut
karena pendiskontoan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku akan berdampak seakan
aset keuangan tersebut diukur berdasarkan nilai wajar dan bukan berdasarkan biaya perolehan
diamortisasi. Sedangkan pada proses pengukuran evaluasi penurunan nilai dilakukan secara
individual dan kolektif. Arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan yang penurunan
nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah
dialami. Piutang disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai diamortisasi dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan ketentuan dalam standar akuntansi berlaku.

Contoh Penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2011) atas Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar
di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dan kawan-kawan pada Desember 1895 dengan
nama De Poerwokerto Hulp-en Spaarbank derIndlansche Hoofden (Bank Priyayi
Poerwokerto). Pada tahun 1898 dengan bantuan pemerintah Hindia Belanda didirikan
Volksbanken atau Bank Rakyat, dikota wilayah nusantara atau Hindia Belanda pada waktu
itu. Kemudian pada tahun 1934, didirikan Algemene Volkscrediet Bank (AVB) yang berstatus
badan hukum Eropa. Pada zaman pendudukan Jepang, berdasarkan UU No. 39 tanggal 3
Oktober 1942 AVB di Pulau Jawa diganti namanya Syamin Ginko (Bank Rakyat). Peraturan
pemerintah No. 1-1946 tanggal 22 Februari 1946 tentang aturan “Bank Rakyat Indonesia”
menetapkan berdirinya BRI yang merupakan kelanjutan dari Syamin Ginko. Pada masa
pendudukan oleh Nederlan Indie Civil Administration bank ini ditutup, namun setelah
perjanjian Roem-Royen, BRI kembali menjadi milik Negara 1945

Perbandingan pengakuan CKPN berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2011) dengan PT. Bank
Rakyat Indonesia.

No Berdasarkan Berdasarkan Bank Kesimpulan


PSAK 55 (Revisi 2011) Rakyat Indonesia (BRI)
1 Penurunan nilai aset keuangan Penurunan nilai aset Sesuai. Karena baik
yang dicatat pada biaya keuangan diakui biaya menurut PSAK dan
perolehan diamortisasi diukur perolehan dengan Perusahaan,
menggunakan suku bunga menggunakan suku bunga penurunan
efektif awal instrumen efektif. nilai harus diakui
tersebut karena pendiskontoan biaya perolehan
menggunakan suku bunga pasar dengan
yang berlaku akan berdampak menggunakan suku
seakan aset keuangan tersebut bunga efektif.
diukur berdasarkan nilai wajar
dan bukan berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi.
2 Perhitungan nilai kini dari Estimasi kas masa depan Sesuai. Karena dalam
estimasi arus kas masa diakui berdasarkan nilai mengestimasi kas
depan atas aset keuangan agunan dikurangi biaya- masa depan sama-
dengan agunan mencerminkan biaya yang terjadi dalam sama diakui
arus kas yang dapat dihasilkan proses pengambil alihan berdasarkan nilai
dari pengambilalihan agunan dan penjualan agunan. aguna dikurangi
dikurangi biaya-biaya untuk biaya-biaya yang
memperoleh dan menjual tejadi dalam proses
agunan. pengambilan alihan
dan penjualan
agunan.
Perbandingan Pengukuran CKPN berdasarkan PSAK 55 (revisi 2011) dengan PT.
Bank Rakyat Indonesia.

No Berdasarkan Berdasarkan Bank Kesimpulan


PSAK 55 (Revisi 2011) Rakyat Indonesia (BRI)
1 Arus kas masa depan dari Aset keuangan yang telah Sesuai. Karena aset
kelompok asset keuangan yang dikelompokan dan di keuangan dievaluasi
penurunan nilainya dievaluasi evaluasi secara kolektif secara kolektif
secara kolektif, diestimasi diukur berdasarkan diukur berdasarkan
berdasarkan kerugian historis kerugian historis atas aset kerugian historis
yang pernah dialami atas aset- keuangan. yang pernah dialami
aset yang memiliki karakteristik perusahaan.
risiko kredit yang serupa
dengan karakteristik risiko
kredit kelompok tersebut.
Metodologi dan asumsi yang Estimasi kerugian atas aset Sesuai. Karena
digunakan dalam mengestimasi dimasa yang akan dating metodologi dan
arus kas masa depan dikaji dikaji secara berkala, sumsi yang
ulang secara berkala untuk demi meminimalisr digunakan dalam
mengurangi perbedaan antara perbedaan antara perkiraan mengestimasi
estimasi jumlah kerugian jumlah kerugian dengan kerugian atas aset
dengan jumlah kerugian jumlah kerugian yang yang akan datang
aktualnya. benar-benar terjadi. dikaji secara berkala.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ekaputri (2013) Dalam pengakuan dan pengukuran
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang diterapkan PT.Bank Rakyat Indonesia.
Tbk telah sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2011). Proses pengakuan CKPN oleh PT.Bank
Rakyat Indonesia. Tbk dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur menggunakan suku
bunga efektif awal instrumen, serta mempertimbangkan seluruh eksposur pinjaman yang
diberikan, bukan hanya yangberkualitas rendah dalam proses estimasi terhadap penurunan
nilai. Sedangkan pada proses pengukuran CKPN oleh PT. Bank Rakyat Indonesia. Tbk, aset
keuangan dievaluasi secara kolektif diukur berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami
perusahaan, yaitu membandingkan tingkat kerugian historis aset keuangan tersebutdengan
tingkat kerugian historis dengan aset serupa yang telah diobservasi.

Contoh penerapan psak 50 dan 55 atas impairment piutang pada Pt. Putra karangetang.
PT. Putra Karangetang adalah perusahaan yang bergerak dibidang industry makanan seperti
tepung kelapa. Sebagaimana diatur dalam PSAK 50 (revisi 2014) instrument keuangan :
Penyajian paragraph 13-14 kontrak dan kontraktual mengacu pada suatu perjanjian antara dua
pihak atau lebih yang memiliki kosekuensi ekonomik yang jelas dan kecil peluangnya akan
diabaikan oleh pihak - pihak yang terlibat, umumnya karena pemenuhan perjanjian ini dapat
dipaksakan secara hukum. Entitas termaksud perusahaan perorangan, persekutuan, badan
hukum, wali amanah dan institusi pemerintah. PSAK 55 (revisi 2014) instrument keuangan :
Pengakuan dan Pengukuran paragraph 05 pada kontrak pembeli atau penjual item
nonkeuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrument keuangan lain
seolah – olah kontrak tersebut adalah instrument keuangan, dengan pengecualian untuk
kontrak yang disepakati dan dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan untuk
menerima dan menyerahkan item nonkeuangan sesuai persyaratan pembelian, penjualan atau
penggunaan yang diperkirakan.

Perbandingan PSAK 50 & 55 Penurunan Nilai pada PT. Putra Karangetang.


No Berdasarkan PSAK 50 Berdasarkan Kesimpulan
& 55 (revisi 2014) PT. Putra Karangetang
1 Pengakuan Laporan Perusahaan melakukan Sesuai. Karena Perusahan
Keuangan penyajian posisi nilai piutang melakukan cara
pada laporan keuangan. penyajikan piutang
pembiayaan dan
cadangan penurunan nilai
piutang pada laporan
posisi keuangan.
2 Penurunan nilai yaitu Pada setiap akhir periode Sesuai. Karena
kondisi yang terdapat Penurunan nilai diukur Perusahaan melakukan
bukti obyektif terjadinya berdasarkan besarnya nilai evaluasi individual dan
peristiwa yang merugikan. tercatat dengan jumlah terdapat bukti objektif
terpulihkan. bahwa memang benar
piutang tersebut
mengalami penurunan
nilai.
3 Mengestimasi jumlah Proses penilaian penurunan Sesuai. Karena penilaian
kerugian penurunan nila nilai diakui dengan penuruan nilai diakui
terjadi. mempertimbangkan dengan
pengalaman untuk mempertimbangkan
menyesuaikan data yang dokumen yang diberikan.
dapat diobservasi dan
mempertimbangkan
dokumen
yang diberikan oleh debitur.
Derivatif melekat terhadap Aset keuangan diakui Sesuai. Karena dalam
penurunan nilai, aset berdasarkan karakteristik pengakuan aset keuangan
keuangan dikelompokan resiko kredit atau sama-sama didasarkan
harus memiliki kemampuan debitur dalam pada karakteristik resiko
kesamaan karakteristik memenuhi hutangnya yang kredit yang
resiko kredit yang akan jatuh tempo sesuai mengidentikasikan
mengidentikasikan perjanjian kontrak kemampuan debitur untuk
kemampuan debitur untuk membayar seluruh hutang
membayar seluruh utang sesuai perjanjian kontrak
yang jatuh tempo sesuai
persyaratan kontrak.
Penilian Arus kas dimasa Penurunan nilai yang telah Sesuai. Karena Penurunan
depan dari kelompok aset dikelompokan dan dievaluasi nilai yang telah
keuangan yang penurunan secara kolektif berdasarkan dikelompokan dan
nilainya dievaluasi secara kerugian historis atas aset dievaluasi secara kolektif
kolektif, diestimasi keuangan. berdasarkan kerugian
berdasarkan kerugian historis yang pernah
kerugian historis yang diamai perusahaan.
pernah dialami.

Berdasarkan peneitan yang dlakukan oleh Ismi, dkk (2017) menyatakan bahwa Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 55 (revisi 2014) dapat disimpulkan bahwa selama
3 (tiga ) tahun terakhir telah terjadi penurunan nilai piutang sesuai dengan standar yang
berlaku. Karena PT. Putra Karangetang nilai piutangnya terjadi penurunan nilai pertahun
maka hal itu akan baik bagi perusahaan.
1. Penyajian, PT. Putra Karangetang sudah melakukan cara apa yang harus dipakai
perusahaan dalam penyajikan piutang di laporan posisi keuangan. Perusahaan
melakukan cara penyajikan piutang pembiayaan dan cadangan penurunan nilai
piutang pada laporan posisi keuangan.
2. Pengakuan, PT. Putra Karangetang mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan
dalam laporan posisi keuangan. Perusahaan melakukan penilaian setiap tanggal neraca
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penurunan nilai yang timbul atas aset
keuangan.
3. Pengukuran, Dalam proses estimasi penurunan nilai mempertimbangkan eksposur
pinjaman yang diberikan dan bukan hanya yang berkualitas rendah. Metode yang
dipakai untuk pengukuran pencatatan penurunan nilai adalah metode pencadangan
dan asumsi yang digunakan dalam estimasi aset dimasa depan akan dikaji ulang
secara berkala untuk mengurangi jumlah kerugian. Untuk proses penyajian,
pengakuan, pengukuran telah sesuai dengan PSAK 50 & 55 (revisi 2014).
Contoh Penerapan psak 50 dan psak 55 atas Cadangan kerugian penurunan nilai (studi
kasus pada pt. Bank NTB)

Penerapan PSAK 50 (Penyajian) Revisi 2010 pada Bank NTB


Adapun kriteria berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2010) mengenai penyajian piutang yaitu :
a. Piutang disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai diamortisasi dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai. Penerapan di PT. Bank NTB adalah Penyisihan
Penghapusan Aset yang untuk selanjutnya disebut PPA adalah cadangan yang harus
dihitung sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas aset. Sedangkan Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai yang untuk selanjutnya disebut CKPN, adalah penyisihan
yang dibentuk apabila nilai tercatat aset keuangan setelah penurunan nilai kurang dari
nilai tercatat awal. Nilai CKPN yang tercantum pada laporan keuangan yang telah di
audit PT. Bank NTB di tahun 2014 adalah Rp. 49.772.000.000 dan di tahun 2013
adalah Rp. 53.029.000.000, ini berarti piutang disajikan dalam neraca setelah
dikurangi dengan CKPN. Sehingga dalam penerapannya pada PT. Bank NTB telah
sesuai dengan PSAK 50.
b. Catatan atas laporan keuangan menjelaskan kebijakan akuntansi, rincian piutang
menurut jenis, rekonsiliasi cadangan kerugian piutang dan informasi khusus terkait
piutang dijaminkan dan penjelasan rinci debitur tertentu diukur dengan nilai wajar.
PT. Bank NTB dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen
dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari
estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized
financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan
agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas
apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi
diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan
kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami
penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk
mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai.
Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian
penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus
dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Ini
berarti penerapan pada PT. Bank NTB telah sesuai dengan PSAK 50.
c. Piutang disajikan dalam kategori kredit atau pijaman yang diberikan, dalam hal ini
PT. Bank NTB disajikan dineraca dalam aset lancar yang terdiri dari Kredit yang
Diberikan Pihak Berelasi dan dari Pihak Ketiga. Ini berarti penerapan pada PT. Bank
NTB telah sesuai dengan PSAK 50.

Penerapan PSAK 55 (Pengakuan) Revisi 2011 pada Bank NTB :


Kriteria berikutnya mengenai pengakuan atas CKPN berdasarkan PSAK 55 pada PT. Bank
NTB yaitu:
a. Jika pihak yang mentransfer memberikan agunan bukan kas (seperti instrumen utang
atau instrumen ekuitas) pada pihak penerima transfer, maka akuntansi untuk pihak
yang mentransfer dan pihak penerima transfer atas jaminan tersebut bergantung pada
apakah pihak penerima transfer memiliki hak untuk menjual atau menjaminkan
kembali jaminan tersebut, dan apakah pihak yang mentransfer telah wanprestasi.
Dengan kata lain terdapat hak untuk menjual atas jaminan atau menjaminkan kembali
jaminan tersebut. Dimana pada PT. Bank NTB kredit yang diberikan dijamin dengan
agunan, yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual dan
jaminan lain umumnya diterima oleh bank. Ini berarti penerapan pada PT. Bank NTB
telah sesuai dengan PSAK 55 (pengakuan) dalam penyusunan laporan keuangan.
b. Penurunan nilai diukur berdasarkan Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan
atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang
diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau
dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang
dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi
penurunan (baik secara langsung maupun menggunakan perkiraan cadangan) untuk
penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pada saat pengakuan awal pada
PT. Bank NTB, kredit yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan
dalam kelompok kredit yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi
komprehensif dan dilaporkan sebagai “pendapatan bunga”. Ini berarti penerapan pada
PT. Bank NTB telah sesuai dengan PSAK 55 (pengakuan) dalam penyusunan laporan
keuangan.
c. Pada setiap tanggal pelaporan entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti yang
objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan
nilai. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. PT. Bank NTB mengevaluasi
apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan
diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika,
terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari
satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa
yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi
arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat
diestimasi secara handal. Adapun Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk
menentukan bukti objektif dari penurunan nilai diantaranya adalah sebagai berikut:
a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam;
b. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan
pembayaran pokok bunga;
c. pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan
dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan
keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika
pihak peminjam tidak mengalami kesulitan;
d. terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
e. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; dan data
yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur
atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak
pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat
diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset
tersebut, termasuk: 1. memburuknya status pembayaran pihak peminjam
dalam kelompok tersebut; dan 2. kondisi ekonomi nasional atau lokal yang
berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Ini berarti penerapan pada PT. Bank NTB telah sesuai dengan PSAK 55
(pengakuan) dalam penyusunan laporan keuangan.

Perhitungan nilai kini estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang seruapa.
PT. Bank NTB menerapkan perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas
aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang
dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan
menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Ini
berarti penerapan pada PT. Bank NTB telah sesuai dengan PSAK 55 (pengakuan) dalam
penyusunan laporan keuangan.

Penerapan PSAK no. 55 (Pengukuran) Revisi 2011 pada Bank NTB


Kriteria berikutnya mengenai pengukuran atas CKPN berdasarkan PSAK 55 pada PT. Bank
NTB yaitu :
a. Pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai definisi paragraf 07, yang diukur pada
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Pengukuran terhadap piutang yang dilakukan PT. Bank NTB yaitu kredit yang
diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif. Ini berarti penerapan pada PT. Bank NTB telah sesuai dengan
PSAK 55 (pengukuran) dalam penyusunan laporan keuangan.
b. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya
perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan
pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing
akun tersebut. Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan. Dasar
pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan pada PT. Bank NTB adalah konsep
biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan
pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing
akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual kecuali Laporan Arus
Kas. Ini berarti penerapan pada PT. Bank NTB telah sesuai dengan PSAK 55
(pengukuran) dalam penyusunan laporan keuangan.
c. Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan
pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Dalam
hal terjadi penurunan nilai pada PT. Bank NTB, kerugian penurunan nilai diakui
sebagai “cadangan kerugian penurunan nilai” sebagai komponen pengurang dari nilai
tercatat dari aset keuangan dalam kelompok kredit yang diberikan dan piutang. Bank
dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan
menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari estimasi
arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial
asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan
dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Ini berarti penerapan pada PT.
Bank NTB telah sesuai dengan PSAK 55 (pengukuran) dalam penyusunan laporan
keuangan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Herawati, dkk (2015) menyatakan bahwa
penerapan berdasarkan PSAK 50 (Penyajian) dan PSAK 55 (Pengakuan & Pengukuran) atas
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai pada PT. Bank NTB telah sesuai dengan standar.
Dimana penyataan standar yang telah dipatuhi seperti piutang disajikan dalam laporan posisi
keuangan sebesar nilai diamortisasi dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai, Catatan
atas laporan keuangan menjelaskan kebijakan akuntansi, rincian piutang menurut jenis,
rekonsiliasi cadangan kerugian piutang dan informasi khusus terkait piutang dijaminkan serta
piutang disajikan dalam kategori kredit atau pijaman yang diberikan dan standar-standar
pengakuan berdasarkan PSAK 55.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia.2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Ikatan Akuntansi


Indonesia.
Penyajian Kieso, D. E., Jerry J. Weiganndt & Tery D. Warfield.(2007). Akuntansi
Intermediate. Jakarta: Penerbit Erlangga.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/5841/5374 (diakses pada 30 Agustus
2019).
http://mohmadian.blogspot.com/2018/05/perbedaan-utama-psak-55-vs-psak-71.html (diakses
pada 31 Agustus 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Instrumen_keuangan
http://trihariyana.blogspot.co.id/2011/06/instrumen-keuangan-penyajian-dan.html
https://www.academia.edu/9208025/PSAK_50_revisi_2010_Instrumen_Keuangan_
https://www.academia.edu/13639717/PSAK_55
https://www.slideshare.net/SriApriyantiHusain/psak-
55pengakuaninstrumenkeuanganias3918122013pokok-43262875
http://elsasylvia.blogspot.co.id/2017/06/pengungkapan.html
http://staff.blog.ui.ac.id/martani
https://www.google.co.id/amp/s/marieffauzi.wordpress.com/2013/11/16/resume-psak-55-
instrumen-keuangan-pengakuan-dan-pengukuran-2/amp
http://iaiglobal.or.i
http://hedgeaccounting.wordpress.com/2012/09/05/akuntansi-lindung-nilai-hedging/
http://rezwan-rizki.blogspot.com/2013/05/akuntansi-untuk-instrumenkeuangan.html

Anda mungkin juga menyukai