Dosen Pembina:
Disusun oleh:
Kelas E
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PSAK 50 55 dan 60
(Instrumen Keuangan)”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Seminar Akuntansi
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu
Inayah Adi Sari S.E, M.Si selaku dosen yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Semoga Allah SWT akan senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta taufik-
Nya kepada kita semua. Amin.
PENDAHULUAN
Sebelum dikeluarkan PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) yang merupakan adopsi dari IAS
32 dan IAS 39, perlakuan akuntansi terhadap instrumen keuangan mengacu pada PSAK
50 (1998) dan PSAK 55 (1999) yang diadopsi dari SFAS 115 dan SFAS 133. Beberapa
perbedaan mendasar dari standar tersebut antara lain yaitu definisi, klasifikasi, kewajiban
keuangan, pengakuan, pengukuran, reklasifikasi, penurunan nilai, dan pilihan nilai wajar.
PEMBAHASAN
merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya asset keuangan bagi satu entitas dan
PSAK revisi 2006 baru berlaku tahun 2008 tetapi penerapannya tahun 2010,
keuangan: penyajian dan pengungkapan yang diterbitkan tahun 2006). PSAK 50 (revisi
2010) diadopsi dari IAS 32 versi Oktober 2009. PSAK 50 (2014) membahas tentang :
Isi dari PSAK 50 yang sudah direvisi yaitu tujuan, Ruang Lingkup, Penyajian
yang berisikan tentang Liabilitas dan Ekuitas, Instrumen Keuangan Majemuk, Saham
yang Diperoleh Kembali, Saham, Deviden, Kerugian dan Keuangan, Saling Hapus antar
Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (revisi 2013), Pedoman Penerapan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSAK 50. Berikut merupakan standar
akuntansi yang mengatur tentang instrumen keuangan :
Kewajiban kontraktual:
- Untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lainnya kepada entitas lain;
- Untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan yang
persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi perusahaan; atau
kontrak yang akan atau bisa diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas
sendiri dan berupa:
Instrumen Ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas asset
suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Entitas harus mengakui aset keuangan ketika entitas tersebut menjadi bagian
dalam provisi kontrak dari instrumen keuangan tersebut. Hal ini berarti bahwa entitas
mengakui semua hak kontraktual yang menimbulkan aset keuangan dalam neracanya.
Transaksi yang direncanakan terjadi di masa datang meskipun dalam kemungkinan yang
sangat besar tidak dapat dicatat sebagai aset keuangan karena entitas tersebut belum
diakui sebagai bagian dari kontrak
Penghapusan :
Sesuai IAS 39 penghapusan aset keuangan dilakukan jika salah satu dari kriteria
berikut terpenuhi:
1. Hak kontraktual atas arus kas dari aset keuangan telah kadaluarsa, atau
2. Aset keuangan telah dialihkan (dijual) dan pengalihannya pengalihan
tersebut
memenuhi kriteria penghapusan yang didasarkan pada evaluasi pengalihan
risiko pengalihan dan imbalan dari kepemilikan atas aset keuangan.
Kriteria pertama di atas mudah untuk dilihat misalnya karena konsumen telah
membayar atau menggunakan opsinya, dll. Namun kriteria kedua lebih rumit karena
harus dilakukan penilaian atas pengalihan resiko dan imbalan (risk and reward) atas
kepemilikan aset. Apabila entitas secara substansial telah mengalihkan semua resiko dan
imbalan kepemilikan maka entitas akan melakukan penghapusan atas aset keuangan
perusahaan.
Pengukuran :
1) Pengukuran awal (initial measurement), yaitu :
Ketika aset keuangan diakui dalam neraca maka harus dicatat pertama kali
dengan nilai wajarnya. Nilai wajar merupakan harga transaksi actual atau yang
diestimasi pada saat berlangsungnya transaksi antara pihak-pihak yang tidak
memiliki hubungan istimewa yang memiliki pengetahuan yang cukup atas aset
keuangan yang diukur.
2) Pengukuran selanjutnya (subsequent measurement), yaitu :
Pengukuran selanjutnya dari aset keuangan menggunakan salah satu di antara
tiga metode yaitu metode biaya (cost), biaya teramortisasi (amortized cost) dan
nilai wajar (fair value).
Subsequent measurement menggunakan metode cost ketika suatu instrumen tidak
dapat diukur pada nilai wajarnya sehingga laba rugi yang belum terealisasi tidak akan
dicatat/diakui namun laba/rugi akan diakui ketika investasi dalam kategori ini dijual atau
dihapus.
Tujuan
Signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas; dan
Jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana
entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan
bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.
Prinsip-prinsip dalam Pernyataan ini melengkapi prinsip-prinsip untuk
pengakuan, pengukuran dan penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam
PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK 55 (revisi 2006):
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
i. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
menunjukkan secara terpisah:
ii. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi pada saat pengakuan awal; dan
vi. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
menunjukkan secara terpisah;
vii. Liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi pada saat pengakuan awal; dan
Aset Keuangan atau Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui
Laporan Laba Rugi
Jika entitas telah menetapkan pinjaman yang diberikan atau piutang (atau
kelompok pinjaman yang diberikan atau kelompok piutang) untuk diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, maka entitas mengungkapkan:
- jumlah perubahan nilai wajar dari derivatif kredit yang terkait atau
Jika entitas telah menetapkan suatu liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi sesuai PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran paragraf 8, maka entitas mengungkapkan:
(a) jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, nilai wajar liabilitas
keuangan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas liabilitas yang
ditentukan diantara:
a. sebagai jumlah perubahan dalam nilai wajar yang tidak dapat diatribusikan
pada perubahan kondisi pasar yang meningkatkan risiko pasar (lihat Lampiran
B paragraf B4)
Entitas mengungkapkan:
♯ Metode yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pada paragraf 9(c) dan 10(a).
♯ Jika entitas meyakini bahwa pengungkapan yang memenuhi persyaratan pada
paragraf 9(c) atau 10(a) tidak menyajikan secara jujur perubahan nilai wajar aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko
kredit, alasan-alasan yang menghasilkan kesimpulan tersebut dan faktor-faktor
relevan yang dipercayai entitas.
Reklasifikasi
Jika entitas telah mereklasifikasi aset keuangan (sesuai dengan paragraf 52-55
PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran) dengan satu
pengukuran:
♪ Pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, dan bukan nilai wajar; atau
♪ Pada nilai wajar; dari pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, maka
entitas mengungkapkan jumlah yang direklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan
alasan reklasifikasi
Penghentian-Pengakuan
1. jenis aset;
2. jenis risiko dan manfaat atas kepemilikan yang tetap berada pada entitas;
3. saat entitas melanjutkan pengakuan seluruh aset jumlah nilai tercatat aset dan
liabilitas yang terkait
Agunan
Entitas mengungkapkan:
a) jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas atau
liabilitas kontinjensi, termasuk jumlah yang telah direklasifikasi sesuai dengan
paragraf 37(a) PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran;
Ketika entitas memiliki agunan (aset keuangan atau aset nonkeuangan) dan
diijinkan untuk penjual atau menjaminkan kembali tanpa didahului wanprestasi oleh
pemilik agunan, maka entitas mengungkapkan:
B. nilai wajar dari setiap agunan yang dijual atau dijaminkan kembali, dan apakah entitas
berkewajiban untuk mengembalikan agunan tersebut; dan
Ketika aset keuangan mengalami penurunan nilai karena kerugian kredit dan
entitas mencatat penurunan nilai dalam pos terpisah (misalnya pos penyisihan digunakan
untuk mencatat penurunan nilai individual atau pos serupa yang digunakan untuk
mencatat penurunan nilai kolektif atas aset keuangan) daripada secara langsung
mengurangi nilai tercatat
a) rincian setiap wanprestasi selama periode dari pokok, bunga, dana pelunasan (sinking
fund), atau syarat penarikan atas pinjaman diterima tersebut;
b) jumlah tercatat pinjaman diterima yang mengalami wanprestasi pada akhir periode
pelaporan
c) apakah wanprestasi telah diselesaikan, atau syarat pinjaman diterima telah dinegosiasi
ulang, sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan.
Jika, selama periode, terdapat pelanggaran atas syarat perjanjian pinjaman selain
yang diuraikan pada paragraf 18, maka entitas mengungkapkan informasi yang sama
seperti yang disyaratkan pada paragraf 18 jika pelanggaran tersebut memungkinkan
pemberi pinjaman untuk meminta percepatan pembayaran kembali (kecuali pelanggaran
telah diselesaikan, atau syarat pinjaman telah dinegosiasi ulang, pada atau sebelum akhir
periode pelaporan).
Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi, yang menunjukkan secara terpisah aset keuangan atau liabilitas
keuangan yang telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi pada saat pengakuan awal, dan aset keuangan atau liabilitas keuangan yang
dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55
(revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;
Aset keuangan tersedia untuk dijual, yang menunjukkan secara terpisah jumlah
keuntungan atau kerugian yang diakui pada pendapatan komprehensif lain selama
periode, dan jumlah yang dipindahkan dari ekuitas ke dalam laporan laba rugi
b) Total pendapatan bunga dan total beban bunga (dihitung dengan menggunakan
metode suku bunga efektif) untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
c) Pendapatan dan beban imbalan (selain jumlah yang termasuk dalam penentuan suku
- Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
- Aktivitas wali amanat dan aktivitas gadai lainnya yang mengakibatkan kepemilikan
atau investasi aset atas nama individu, wali amanat, program manfaat pensiun, dan
institusi lain;
d) Pendapatan bunga dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang diakru
(b) uraian instrumen keuangan yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan nilai
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi Instrument Keuangan (Financial Instrument) menurut IAS 32 yaitu
merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya asset keuangan bagi satu entitas dan
kewajiban keuangan atau instrument ekuitas bagi entitas lainnya.
Pada tahun 2006 diberlakuan revisi pada PSAK mengenai Instrument keuangan
ini namun pada pelaksanaanya PSAK 50, 55,60 baru berlaku tahun 2008 tetapi
penerapannya tahun 2010, kemudian PSAK revisi 2010 merevisi PSAK 50 (sebelumnya
mengenai instrumen keuangan: penyajian dan pengungkapan yang diterbitkan tahun
2006). PSAK 50 (revisi 2010) diadopsi dari IAS 32 versi Oktober 2009.
Isi dari PSAK 50 yang sudah direvisi yaitu tujuan, Ruang Lingkup, Penyajian
yang berisikan tentang Liabilitas dan Ekuitas, Instrumen Keuangan Majemuk, Saham
yang Diperoleh Kembali, Saham, Deviden, Kerugian dan Keuangan, Saling Hapus antar
Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (revisi 2013), Pedoman Penerapan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSAK 50.
DAFTAR PUSTAKA
http://rizanirwansyah.blogspot.com/2011/05/normal-0-false-false-false.html
http://pecintakamar.blogspot.com/2011/05/psak-no60-instrumen-keuangan.html
http://trihariyana.blogspot.com/2011/06/instrumen-keuangan-penyajian-dan.html