Keuangan : Penyajian
Disusun Oleh :
Desy Natalia Sianipar (216420024)
Roy Manchen Sidabutar (216420048)
Vicky S. Ginting (216420023)
Widya Sitepu (216420014)
Yolanda N. L. Siregar (216420041)
Kelas : 6 AA
Nama Dosen : Gracesiela Yosephine Simanjuntak
Fakultas Ekonomi
Universitas Methodits Indonesia
T.A 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pesatnya arus globalisasi dan semakin majunya perekonomian dunia saat ini, memaksa
Indonesia untuk dapat mengikuti perkembangan standar akuntansi internasional sehingga dapat
meningkatkan kewajaran, keandalan dan transparansi laporan keuangan.
Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi tak
henti-hentinya menerbitan Exposure Draft yang kemudian dimintakan tanggapannya kepada
masyarakat sehingga kemudian dapat disahkan menjadi PSAK dan menjadi aturan akuntansi
formal bagi perusahaan, perbankan, BUMN dan organisasi lain untuk mematuhinya.
Bermula pada 1998 Komite Standar Akuntansi Keuangan (KSAK) telah mengesahkan
PSAK No.50 tahun 1998 tentang Akuntansi Investasi Efek Tertentu. PSAK ini berlaku sejak
tanggal 1 Januari 1999. Kemudian dilanjutkan dengan PSAK 55 tentang Akuntansi Instrumen
Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai dikeluarkan pada tanggal 21 September 1998 dan
dinyatakan berlaku sejak 1 Januari 2000.
Karena dianggap kedua PSAK tersebut belum sesuai dengan standar Internasional, maka Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), yang dulunya disebut Komite Standar Akuntansi
Keuangan (KSAK) mengesahkan revisi atas PSAK No. 50 (1998) tersebut yaitu PSAK No.50
(revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian dan pengungkapan dan PSAK No.55
(revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan pada tanggal 16 Desember
2006. PSAK 50 & 55 revisi 2006 ini sudah mengadopsi sebagian besar aturan IFRS, berbeda
dengan PSAK No. 50 (1998) dan PSAK No. 55 (1999) yang lebih cenderung ke US GAAP.
Belum sempurna penerapan yang dilakukan perusahaan dan lembaga keuangan terhadap PSAK
tersebut, Dewan Standar Akuntansi Keuangan mengeluarkan lagi PSAK 50 (revisi 2010):
Instrumen Keuangan: Penyajian yang disahkan pada tanggal 26 November 2010 yang mana
merevisi PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:Penyajian dan Pengungkapan.
Salah satu isi pembahasan yang menarik dalam PSAK 50 mengenai Akuntansi Instrumen
Keuangan Majemuk. Salah satu contohnya yaitu Obligasi Konversi (Convertible Bond) yang
kebetulan telah dijelaskan oleh Ibu Khomsah dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan II.
Olehnya itu Penyusun tertarik untuk membahasnya dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PSAK 50 (revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian telah disahkan pada tanggal 26
Novemer 2010, dalam rangka merevisi PSAK 50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan :
Penyajian dan Pengungkapan. Alasan DSAK dan IAI merevisi ini, tidak lain karena ingin segera
‘mengejar target’, karena pada 2012 nanti Indonesia sudah harus mengadopsi seluruh standar
IFRS.
PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian mengadopsi seluruh pengaturan dalam
IAS 32 per Oktober 2009: Financial Instruments: Presentation, kecuali:
1. IAS 32 paragraf 96-97F tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi tidak diadopsi
karena tidak relevan.
2. IAS 32 paragraf 98-100 tentang penarikan tidak diadopsi karena tidak relevan.
Pada dasarnya tidak Banyak perbedaan antara PSAK 50 revisi 2010 dan 2006. Kecuali adanya
tambahan khusus tentang Puttable Instrumen, kewajiban untuk menyerahkan bagian aset neto
secara prorata saat likuidasi, dan rights, opsi, waran dikategorikan dan disajikan sebagai liabilitas
keuangan, akan tetapi dapat dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi syarat-
syarat tertentu. Selain itu dalam Revisi 2010 Pengungkapannya tidak dijelaskan pada PSAK 50
melainkan dipindahkan ke PSAK 60.
Instrumen keuangan (financial instruments) adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset
keuangan (financial assets) entitas dan liabilitas keuangan (financial liability) atau instrumen
ekuitas (equity instruments) entitas lain. Maka dari itu Instrumen keuangan dibagi menjadi tiga
yaitu :
Kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain dan untuk
mempertukarkan instrumen keuangan lain dengan kondisi yang tidak
menguntungkan entitas tersebut.
3. Instrumen Ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya.
Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal harus mengklasifikasikan instrumen
tersebut atau komponen-komponennya sebagai kewajiban keuangan, aset keuangan atau
instrumen ekuitas sesuai substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan, aset
keuangan dan instrumen ekuitas.
Contoh obligasi konversi yang dapat dikonversi oleh para pemegangnya menjadi menjadi
saham biasa yang telah ditetapkan. Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua
komponen: liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lainnya) dan instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya
selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa
dengan jumlah yang telah ditetapkan).
Ketika nilai tercatat awal suatu instrumen keuangan majemuk dialokasikan pada
komponen ekuitas dan kewajiban, maka komponen ekuitas yang dialokasikan adalah nilai sisa
dari nilai wajar instrumen keuangan secara keseluruhan dikurangi dengan nilai komponen
kewajiban yang ditetapkan secara terpisah. Tidak ada keuntungan atau kerugian yang
ditimbulkan dari pengakuan awal komponen-komponen instrumen secara terpisah.
Nilai tercatat komponen kewajiban ditentukan dengan mengukur nilai wajar kewajiban
serupa yang tidak memiliki komponen ekuitas. Nilai tercatat instrumen ekuitas yang ditunjukkan
oleh opsi untuk mengonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa ditetapkan dengan cara
mengurangkan nilai wajar kewajiban keuangan dari nilai wajar instrumen keuangan majemuk
secara keseluruhan.
Pada saat dilakukan konversi atas instrumen yang dapat dikonversi pada saat jatuh tempo,
entitas menghentikan pengakuan komponen kewajiban dan mengakuinya sebagai ekuitas.
Komponen awal dari ekuitas tetap sebagai ekuitas (meskipun komponen tersebut mungkin
dipindahkan dari satu pos ke pos lainnya dalam ekuitas). Tidak terdapat pengakuan keuntungan
atau kerugian pada saat dilakukan konversi saat jatuh tempo. (PA42.)
Ketika entitas menghapuskan instrumen yang dapat dikonversi sebelum jatuh tempo
melalui penebusan atau pembelian kembali secara dini yang tidak mengubah hak konversi
semula, maka pada tanggal transaksi entitas mengalokasikan jumlah yang dibayarkan serta biaya
transaksi untuk pembelian kembali atau penebusan secara dini tersebut ke dalam komponen
liabilitas dan komponen ekuitas instrumen tersebut. Metode yang digunakan untuk
mengalokasikan jumlah yang dibayarkan dan biaya transaksi pada setiap komponen yang
terpisah harus konsisten dengan metode yang digunakan untuk alokasi awal pada setiap
komponen yang terpisah atas hasil yang diperoleh dari penerbitan instrumen yang dapat
dikonversi tersebut, sesuai ketentuan paragraf 31-35. (PA43.)
Sekali alokasi pembayaran tersebut dilakukan, maka setiap keuntungan atau kerugian
yang timbul diperlakukan sesuai prinsip akuntansi yang dapat diterapkan pada komponen terkait,
sebagai berikut: (a) jumlah keuntungan atau kerugian yang terkait dengan komponen kewajiban
diakui dalam laporan laba rugi; dan (b) jumlah pembayaran yang terkait dengan komponen
ekuitas diakui dalam ekuitas.( PA44.)
Entitas dapat mengubah persyaratan instrumen yang dapat dikonversi untuk mendorong
dilakukannya konversi dini, contohnya dengan menawarkan rasio konversi yang lebih menarik
atau menawarkan pembayaran ekstra jika konversi dilakukan sebelum tanggal yang ditetapkan.
Perbedaan, pada tanggal dilakukan perubahan persyaratan, antara nilai wajar dari pembayaran
yang diterima pemegang instrumen pada saat dilakukan konversi berdasarkan persyaratan yang
telah diubah dan nilai wajar dari pembayaran yang akan diterima pemegang instrumen
berdasarkan persyaratan awal diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. (PA45)
c. Akuntansi Instrumen Keuangan Majemuk
CI35. Sebuah entitas menerbitkan obligasi yang dapat dikonversi sejumlah 2.000 lembar
pada awal Tahun 1. Obligasi tersebut berjangka waktu tiga tahun dan dijual sesuai nilai
nominalnya, yaitu Rp1.000 per obligasi, dengan hasil sebesar Rp2.000.000. Bunga dibayarkan di
muka setiap tahunnya ber- dasarkan tingkat bunga nominal yaitu 6%. Tiap obligasi dapat
dikonversikan setiap saat hingga saat jatuh temponya menjadi 250 lembar saham biasa. Ketika
obligasi tersebut diterbitkan, tingkat bunga pasar untuk utang sejenis tanpa hak konversi sebesar
9%.
CI36. Komponen liabilitas harus diukur terlebih dahulu, dan selisih antara hasil yang
diterima dengan nilai wajar kom- ponen liabilitas dialokasikan sebagai komponen ekuitas. Nilai
wajar komponen liabilitas dihitung menggunakan tingkat bunga diskonto 9 %, yang merupakan
tingkat bunga pasar untuk ob- ligasi sejenis yang tidak memiliki hak konversi, sebagaimana yang
disajikan berikut ini:
Contoh 10: Pemisahan Instrumen Keuangan Majemuk yang Memiliki fitur Derivatif
Melekat Berganda
CI38. Diasumsikan bahwa hasil (proceeds) yang diterima dari penerbitan selembar
callable convertible bond adalah Rp60. Nilai obligasi sejenis tanpa opsi beli atau konversi
ekuitas adalah Rp57. Berdasarkan model penetapan harga opsi (option pricing model), harga dari
sebuah fitur opsi beli yang dilekatkan pada sebuah obligasi tanpa opsi konversi ekuitas adalah
Rp2. Pada kasus ini, nilai yang dialokasikan kepada komponen liabilitas berdasarkan Paragaraf
34 adalah Rp55 (Rp57-Rp2) dan nilai yang dialokasikan pada komponen ekuitas adalah Rp5
(Rp60-Rp55).
CI40. Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah 10% - debenture yang dapat
dikonversi dengan nilai nominal Rp1.000 dan jatuh tempo pada 31 Desember 2008. Debenture
ini dapat dikonversi menjadi saham biasa Entitas A dengan harga konversi Rp25 per lembar.
Bunga dibayar tunai tiap setengah tahun. Pada tanggal penerbitannya, Entitas A dapat
menerbitkan instrumen utang berjangka sepuluh tahun dengan tingkat bunga kupon 11
persen.(Debenture – obligasi tanpa jaminan)
CI41. Dalam laporan keuangan Entitas A, nilai tercatat debenture pada saat
penerbitannya dialokasikan sebagai berikut
Rp
Komponen Liabilitas
Nilai kini dari nilai nominal Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 10 tahun
dengan tingkat bunga diskonto sebesar 11% majemuk setengah tahunan ____343
940
Komponen Ekuitas
(selisih antara Rp1000 – total hasil dan Rp940 – hasil alokasi di atas) _____60
llustration: Roche Group (DEU) mengeluarkan 2,000 lembar obligasi konversi pada awal 2011.
Jangka waktu 4 tahun dengan bunga nominal 6%, dan dikeluarkan pada nilai nominal sebesar
€1,000 per obligasi. Bunga diabayar tahunan setiap tanggal 31 Desember. Setiap obligasi dapat
dikonversi menjadi 250 lembar saham biasa dengan nominal €1. Tingkat bunga pasar obligasi
non konversi 9%.
Jurnal Entri
Kas 2,000,000
Dilunasi saat jatuh tempo . Obligasi tidak dikonversi sehingga harus dilunasi saat jatuh tempo.
Pencatatan:
Kas 2,000,000
NOTE: Jumlah yang dialokasikan ke ekuitas sebesar €194,384 tetap di rekening Agio saham –
Ekuitas Konversi atau ditransfer ke rekening Agio saham biasa .
Pencatatan:
NOTE: Jumlah yang dialokasikan ke ekuitas sebesar €194,374 ditransfer ke rekening Agio
saham biasa .Konversi sebelum jatuh tempo
Dikonversi sebelum jatuh tempo. Asumsii obligasi dikonversi menjadi saham pada 31 Desember
Perbedaan antara nilai pasar komponen utang dengan nilai buku komponen utang
merupakan laba/rugi pelunasan.
Perbedaan anatar nilai pasar yang mengandung komponen utang dan komponen ekuitas
dengan nilai pasar komponen utang merupakan pengurang dari ekuitas
Bila fair value dari obligasi konversi (termasuk komponen utang dan ekuitas),
berdasarkan harga pasar pada tanggal 31 Desember 2012, adalh €1,965,000.
Fair value dari komponen utang adalah €1,904,900. Jumlah ini dihitung dari present
value obligasi non konversi dengan jangka waktu 2 tahun (jangka waktu pelunasan )
Kas 1,965,000