Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI TOPIK KHUSUS

PSAK(PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN) 55 : INSTRUMEN


KEUANGAN

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

oleh

DEWI SARTIKA SIANTURI 219410091

PROGRAM S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mulai mengadopsi IFRS
karenaperusahaan-perusahaan di Indonesia sudah memasuki persaingan pasar global, dengan
tujuanmenarik investor asing. Agar tujuan tersebut dapat terlaksana maka Standar
AkuntansiKeuangan yang berlaku di Indonesia harus disesuaikan dengan standar
akuntansiinternasional (IFRS). Revisi demi revisi dilakukan terhadap PSAK dalam mengadopsi
IFRS.Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa
Indonesiamelakukan adopsi penuh IFRS per 1 Januari 2012.IFRS mulai mendapat perhatian dan
menjadi suatu fenomena yang menarik diIndonesia. Revisi demi revisi dilakukan terhadap PSAK
dalam mengadopsi IFRS. Duadiantaranya yaitu PSAK No.50 dan PSAK No.55, Ikatan
Akuntansi Keuangan (IAI) padabulan September 2006 mengeluarkandraf paparan(ED) PSAK 50
dan 55 (revisi 2006)tentang instrument keuangan, yang merupakan adopsi dari IAS 32 dan IAS
39 yang telahberlian. PSAK 50 (Revisi 2014) mengatur tentang Prinsip penyajian
instrumenkeuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan
liabilitaskeuangan, sedangkan PSAK 55 (Revisi 2014) mengatur tentang pengakuan dan
pengukuraninstrumen keuangan hingga terbitnya PSAK 2018. PSAK 55 secara
mengubahmetode pengukuran dan pengakuan.Salah satu perubahan adalah pengakuan aset
keuangan. PSAK 55 membagi asetkeuangan menjadi empat klasifikasi yaitu; aset keuangan yang
ditetapkan untuk ukuran padanilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi yang dimiliki hingga
jatuh tempo, kredit yang dimemberikan atau piutang dan aset untuk dijual. Salah satu klasifikasi
aset keuangan adalahkredit yang diberikan atau piutang. Diharapkan dengan adanya penyajian
danpencapaian instrumen keuangan tersebut dapat ditemukan oleh para pengguna
laporankeuangan. Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar
yangmemerlukan penggunaan estimasi akuntansi. Perubahan nilai wajar aset dan
liabilitaskeuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi perusahaan,
olehkarena itu PSAK tersebut sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan.
BAB II

PEMBAHASAN

PSAK 55 INSTRUMEN KEUANGAN : PENGUKURAN DAN PENGAKUAN

1. Tujuan PSAK 55

Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran
aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan.

2. Klasifikasi Instrumen Keuangan

• Jenis Instrumen Keuangan

• Kategori Aset Keuangan

• Instrumen Keuangan

• setiap kontrak yang menambah nilai:

► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)

► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.

► Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai wajar ditambah
dengan biaya transaksi kecuali untuk instrumen yang diukur dengan menggunakan nilai
wajar.

► Penghapusan (dererecognition) aset keuangan didasarkan atas kombinasi “risk and


reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi atas risk and reward diakukan sebelum
evaluasi atas transfer pengendalian

► Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas keuangan ketika


utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term) yang berbeda dengan utang lama.

► Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial term dapat


menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas baru.

• Empat kategori aset keuangan:


• Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi;

• Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;

• Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan

• Aset keuangan tersedia untuk dijual.

• Dua kategori liabilitas keuangan

• Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

• Kewajiban lain

• Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar dalam arti luas

• Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi derivatif majemuk.

3. Defenisi Instrumen Keuangan

Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Aset keuangan meliputi setiap aset yang
menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau keuangan lainnya.Liabilitas keuangan
meliputi setiap kewajiban kontrak untuk membayar kas atau aset keuangan.Instrumen ekuitas
adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atau aset suatu entitas setelah dikurangi
dengan seluruh liabilitasnya.

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah harga
penawaran(bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga
permintaan (asking price).

• Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi, premium dan diskon


dimartisasi dengan menggunakan effective interest rate.

• Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang didesain untuk tujuan hedging

• Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan selama 2 tahun tidak boleh
melakukan transfer antar kategori investasi.
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

► Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan penilaiannya dilakukan setiap
tanggal laporan keuangan.

► Instrumen keuangan signifikan secara individu

► Tidak signifikan atau signifikan tetapi tidak mengalami penurunan nilai

► Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif

► Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS instrumen utang dapat
dilakukan jika memenuhi kriteria.

Ruang Lingkup

Diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali untuk:

 Investasi  anak, asosiasi dan joint venture (PSAK 65, 15 dan 12 & 66)

 Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa (PSAK 30)

 Hak dan kewajiban pemberi kerja (PSAK 24)

 Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi instrumen ekuitas

 Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi (PSAK 62)

 Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis (PSAK 22)

 Komitmen pinjaman dan provisi (PSAK 57)

 Transaksi kompensasi berbasis saham (PSAK 52)

4. Definisi derivatif Melekat

Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen campiran atau instrumen yang
digabungkan dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama nonderivatif, yang
mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen yang digabungkan bervariasi
seperti derivatif yang berdiri sendiri. Derivatif melekat menyebabkan sebagian atau seluruh kas
yang dipersyaratkan dalam kontrak, dimodifikasi menurut variabel yang telah ditentukan, antara
lain suku bunga, harga isntrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks
harga atau suku bunga.

Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai derivatif
berdasarkan pernyataan ini jika dan hanya jika :

a. Karakteristik ekonomi dan resiko dari derivatif melekat tdak berkaitan erat dengan
karakteristik ekonomi dan resiko dari kontrak utama.
b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat
memenuhi definisi sebagai derivatif.
c. Instrumen campuran tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (dengan kata lain
derivatif yang melekat pada aset keuangan atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi tidak dipisahkan).

Akuntansi Derivatif

a. Dicatat dalam neraca sebagai aset atau kewajiban.


b. Pada nilai wajar.
c. Perubahan atas nlau derivatif dicatat melalui laporan laba rugi kecuali net investment
hedge.

Definisi Derivatif

• Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan karakteristik :

– nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan (sering
disebut dengan variabel yang mendasari), antara lain: suku bunga, harga instrumen keuangan,
harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat
kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya.

Untuk variabel nonkeuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam
kontrak;

– Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam
jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa
lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan
faktor pasar; dan

– diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.


5. Kualifikasi Instrumen Keuangan

a.Aset Keuangan

1. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

Aset keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.Contohnya, aset derivatif
yang ivestasi dalam instrumen utang dan ekuitas yang dimiliki dalam portofolio diperdagangkan.

2.Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo.Contohnya, investasi dalam instrumen utang yang mempuyai kuotasi
harga dimana entitas memiliki niat dan mampu memiliki hingga jautuh tempo.

3.Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi
harga dipasar aktif. Contohnya, piutang usaha, pinjaman yang diberikan dan piutang wesel.

4.Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual

aset keuangan yang dirancang sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan
dalam ketiga kategori diatas. Contohnya, investasi dalam instrumen utang dan ekuitas yang tidak
termasuk dalam kategori lain.

b. Liabilitas Keuangan

1. Liabiliats Keuangan yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

Liabilitas keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada saat
pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalu laba
rugi.Contohnya, liabilitas derivatif dan liabilitas diperdagangkan lainnya.

2. Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi


Semua liabilitas lainya selain daripada liabilitas yang dinilai pada nilai wajar melalui laba rugi.
Contohnya, utang usaha, utang wesel dan efek utang yang diterbitkan.

c. Taining

Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi yang dimiliki hingga
jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah
menjual atau mereklasifikasi investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yag lebih
dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo. Terdapat pengecualian atas aturan
tainting tersebut jika penjualan atau reklasifikasi tersebut :

1. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian
kembali. Contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo.
2. Terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansialseluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah memperoleh pelunasan
dipercepat.
3. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas, tidak berulang, dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.

6. Pengukuran Instrumen Keuangan

a. Pengukuran Awal

Pada saat pengukuran awal, entitas pada umumnya mengukur aset keuangan menggunakan
akuntansi tanggal transaksi pada nilai wajar ditambah biaya transaksi kecali aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi pada awalnya hanya diakui pada nilai wajar.

Biaya transaksi adalah biaya-biaya tambahan seperti biaya pendaftaran dan komisi lain yang
ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional
lain, biaya percetakan dan materai.

Biaya transaksi ini meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen, konsultan, perantara
efek dan pedagang efek berupa pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak regulator dan bursa
efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi
tidak termasuk premium dan diskonto utang, biaya pendanaan.Biaya penyimpanan maupun
administrasi.

b. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, biaya
perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi apakah nilai wajar dapat
ditentuka dengan andal. Pengukuran awal dan pengukuran berikutnya atas instrumen keuangan
dan perlakuan akuntansi atas perubahan nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang
belum direalisasi) diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Biaya Perolehan

Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang diselesaikan, termasuk
biaya transaksi. Setelah perolehan awal, hanya satu tipe instrumen keuangan yang diukur pada
biaya perolehan yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga
dipasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait
dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi
harga dipasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.

2. Biaya Perolehan Diamortisasi

Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dilaporan posisi
keuangan.Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo seperti pinaman yang diberikan dan piutang
serta liabilitas keuangan lainnya.

Biaya perolehan diamortisasi adalah biaya perolehan dan aset atau liabilitas setelah disesuaikan
jika layak untuk mencapai suatu suku bunga efektif yang konstan selama umur aset atau
liabilitas. Dengan kata lain, biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas
keuangan dikurangi pembayaran pokok, ditambah dan dikurangi dengan akumulasi amortisasi
berdasarkan metode suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat
ditagih.

Penurunan nilai kolektif aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan
diamortisasi meliputi:

• Kelompok aset keuangan sejenis yang tidak signifikan secara individual; dan

• Aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai
berdasarkan evaluasi secara individual;

Penurunan Nilai Kolektif – Aset Keuangan - Biaya Perolehan Diamortisasi

• Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi
arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut
• Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos
cadangan.

• Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi.

Penurunan Nilai Kolektif – Aset Keuangan - Biaya Perolehan Diamortisasi

• Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan.

• Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi
biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal
pemulihan dilakukan. • Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.

Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan

• Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat
pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa

• Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.

• Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual

• Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti
objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui
pada laporan laba rugi

• Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi instrumen
ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh
dipulihkan melalui laporan laba rugi.

• Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan
dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus
dipulihkan melalui laporan laba rugi.

3. Nilai Wajar

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.Kategori aset
keuangan dan liabilitas keuangan pada umumnya diukur pada nilai wajar dilaporan posisi
keuangan seperti aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi, aset keuangan tersedia untuk
dijual, dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.

7. Penghentian Pengakuan

a. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan

Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika :

1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir.
2. Entitas mentransfer aset keungan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan.

b. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan

Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan dari neracanya, jika dan hanya jika kewajiban
keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan
atau dibatalkan atau kadaluarsa.

8. Lindung Nilai

Lindung nilai merupakan derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai; atau aset
keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan
lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar mata uang asing), yang
nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau
arus kas dari item yang dilindung nilai.

a. Penetapan Item yang Dilindung Nilai

1. Jika item yang dilindung nilai merupakan aset nonkeuangan atau liabilitas
nonkeuangan, maka item tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai (a) terhadap
risiko perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan nilainya terhadap seluruh risiko, karena
adanya kesulitan untuk memisahkan dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas
atau nilai wajar yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.

2. Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai sebuah
kelompok hanya jika secara individual aset atau liabilitas dalam kelompok tersebut memiliki
eksposur risiko yang ditetapkan sebagai risiko yang dilindung nilai.
3. Entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan nilai wajar
atau perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau kelompok instrumen serupa yang
melindung nilai) dengan item yang dilindung nilai (atau kelompok item serupa yang dilindung
nilai).

b. Akuntansi Lindung Nilai

1. Lindung Nilai Atas Nilai Wajar

Merupakan lindung nilai terhadap :

 Perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui.
 Komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset,
kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu
dan dapat memengaruhi laporan laba rugi.

Dicatat sebagai:

 keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen lindung nilai
pada nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai derivatif) atau komponen mata uang asing
dari nilai tercatat yang diukur berdasarkan PSAK diakui pada laba rugi .
 keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada
risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan nilai tercatat item yang dilindung nilai
dan diakui pada laba rugi.
 Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada biaya perolehan.
 Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung
nilai pada laba rugi diterapkan jika item yang dilindung nilai merupakan aset keuangan
yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

2. Lindung Nilai Atas Arus Kas

Merupakan lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang:

 Dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau kewajiban yang
telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian .
 Pembayaran bunga di masa depan atas utang dengan suku bunga variabel) atau yang
dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang
kemungkinan besar terjadi, dan
 Dapat memengaruhi laporan laba rugi.

Lindung nilai arus kas dicatat sebagai:


 bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan
sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam pendapatan komprehensif lain; dan
 bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai
diakui dalam laba rugi.

Jika suatu lindung nilai kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset atau liabilitas
keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang sebelumnya diakui pendapatan
komprehensif direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian.Untuk aset non
keuangan dimasukkan sebagai haga perolehan.

3. Lindung Nilai Atas Investasi Neto Pada Operasi di Luar Negeri


 Hal ini sama seperti lindung nilai pada arus kas
 Lindung nilai yang efektif untuk diungkapkan dalam modal ekuitas
 Lindung nilai yang tidak efektif untuk diungkapkan dalam laporan laba rugi
 Operasi asing di bidang mata uang asing

c. Kriteria Lindung Nilai

1. Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan pendokumentasian formal atas
hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan
lindung nilai.
2. Lindung nilai diharapkan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai
wajar atau perubahan arus kas.
3. Untuk lindung nilai atas arys kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan subjek dari
suatu lindung nilai harus bersifat kemugkinan terjadi dan terdapat eksposur perubahan
arus kas yang dapat memengaruhi laporan laba rugi.
4. Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal.
5. Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa efektifitasnya
sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan dimana lindung nilai tersebut
ditetapkan.

d. Item Yang Dilindung Nilai

1. Penerbitan utang dengan suku bunga tetap yang telah diantisipasi.


2. Derivatif.
3. Deposito inti tak berwujud.
4. Aliran pendapatan dalam mata uang asing dimasa datang.

e. Instrumen Lindung Nilai

1. Lindung nilai menggunakan aset atau liabilitas keuangan non derivatif.


2. Lindung nilai internal.
3. Lindung nilai terhadap eksposur nilai wajar dari obligasi mata uang asing.
4. Akuntansi lindung nilai : penggunaan opsi yang diterbitkan dalam instrume lindung nilai
yang digabungkan.
5. Kontrak derivatif internal yang saling hapus digunakan untuk mengelola risiko suku
bunga.

f. Karakteristik Hedging

• Tujuan lindung nilai untuk mengurangi risiko.

• Lindung Nilai Sempurna: lindung nilai yang secara sempurna (efektifitasnya 100%)
menghilangkan risiko  dalam praktik, lindung nilai ini jarang.

• Lindung nilai bertujuan untuk mengambil posisi menetralkan risiko, sehingga dilakukan
dengan melakukan kontrak dalam posisi lawan.

– Lindung nilai jual (short), memiliki aset dan akan memastikan harga jual aset terebut.
Akan menghasilkan keuntungan jika Pt (harga aktual pada tanggal kontrak) lebih rendah
dibandingkan dengan harga kontrak. Misal Kontrak 12.000, realisasi 11.500

– Lindung nilai beli (long), memiliki komitmen untuk membeli di masa depan sehinga
kontrak lindung nilai dilakukan untuk memastikan harga beli. Akan menghasilkan keuntungan
jika Pt (harga aktual pada tanggal kontrak) lebih tinggi dibandingkan harga kontrak. Misal
Kontrak 12.000, realisasi 12.700

g. Mengapa Hedging

• Argumen perlunya lindung nilai :


– tidak mempunyai kemampuan atau keahlian khusus dalam memprediksi variabel-variabel
seperti tingkat bunga, kurs valas, dan harga komoditas.

– Perusahaan dapat memfokuskan aktivitas-aktivitas utamanya sesuai dengan kemampuan


dan keahlian khususnya.

• Argumen tidak perlunya lindung nilai :

– Para pemegang saham dapat, (jika mereka mau), melindung nilai dirinya sendiri.

– Mereka tidak membutuhkan perusahaan melakukannya untuk mereka.

– Argumen mengasumsikan bahwa:

1. Para pemegang saham mempunyai banyak informasi tentang risiko yang dihadapi oleh
perusahaan, seperti manajemen perusahaan;

2. tidak ada biaya-biaya komisi dan transaksi.

3. Pemegang saham dapat melakukan perlindungan atas risiko melalui portfolio investasi.

h. Tujuan Akuntansi Hedging

• Akuntansi Lindung Nilai

• Akuntansi Lindung Nilai

• Item yang Dilindung Nilai • Kualifikasi Akuntansi Lindung Nilai

i. Kriteria & Dokumentasi

• Kriteria

– Terdapat kebijakan tertulis, tujuan manajemen risiko & strategi lindung nilai.

– Hubungan lindung nilai diharapkan efektif utk saling menghapuskan perubahan nilai
wajar.

• Dokumentasi

– Identifikasi hedged items vs hedging instruments.

– Sifat risiko yang dilindungi

– cara yang akan digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai
tersebut dalam rangka saling hapus eksposur yang berasal dari perubahan dalam nilai wajar item
yang dilindung nilai atau perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung
nilai.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Informasi akuntansi harus memiliki relevansi nilai yang bermanfaat bagi investor dalam
mengambil keputusan investasi. Penggunaan informasi akuntansi yang akurat oleh pengguna
laporan keuangan (investor, kreditor, dan calon kreditor) memiliki peran yang besar yaitu
sebagai dasar pertimbangan apakah investasi yang akan dilakukan nantinya akan mendapatkan
keuntungan dan kerugian dari kegiatan investasi. Sehingga pada proses penyajian dan
pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standar-standar akuntansi yang berlaku
yaitu PSAK No.55 tentang pengakuan dan pengukuran.

Definisi instrument keuangan menurut PSAK 55 adalah setiap kontrak yang menambah
nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas entitas lain. Di dalam
PSAK 55 juga akan dinyatakan definisi derivatif melekat, kualifikasi instrumen keuangan,
pengukuran instrument keuangan, penghentian pengakuan hingga lindung nilai. Definisi
instrumen keuangan yang dinyatakan PSAK 55 sama dengan yang dinyatakan oleh PSAK 50.
Dalam PSAK 50 terdapat pernyataan mengenai penyajian instrumen keuangan, mulai dari
liabilitas dan ekuitas hingga saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia.2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Ikatan Akuntansi

Indonesia.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/5841/5374 (diakses pada 30 Agustus


2019).

http://mohmadian.blogspot.com/2018/05/perbedaan-utama-psak-55-vs-psak-71.html (diakses
pada 31 Agustus 2019).

https://id.wikipedia.org/wiki/Instrumen_keuangan

• Intermediate Accounting

Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley

• Standar Akuntansi Keuangan

Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

• International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material

The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

Anda mungkin juga menyukai