Anda di halaman 1dari 64

Pelaporan

Korporasi
Kelompok 6
Julio Adrianus S (2350100006)
Kurniawan (2350100013)
Hendi Ependi (2350100019)
Yesy Arafah (2350100025)
Poin Materi

01 Definisi - Reklasifikasi 02 Pengakuan - Pengukuran

Lindung Nilai -
03 Pengungkapan 04 Kasus - Kesimpulan
01. Definisi, Klasifikasi, Reklasifikasi
A.Definisi
Klasifikasi & Pengukuran

PSAK 71 "Instrumen Keuangan" yang merupakan


adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments. Efektif Penurunan Nilai
per 1 Januari 2020. Pengganti PSAK 55.

Akuntansi Lindung Nilai

Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai Aset keuangan entitas dan
liabilitas keuangan atau instrumen keuangan ekuitas entitas lain.
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai Aset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen keuangan ekuitas entitas lain. Terdiri dari
:

Aset Keuangan Liabilitas Keuangan Instrumen Ekuitas

kas, hak kontraktual kewajiban kontraktual, kontrak yang setiap kontrak yang memberikan
(cth; deposito bank) akan atau mungkin diselesaikan hak residual atas aset atau suatu
dengan menggunakan instrumen entitas setelah dikurangi seluruh
ekuitas yang diterbitkan entitas liabilitasnya.
(Non-derivatif dan Derivatif)

Namun, investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, atau ventura bersama dikecualikan dari lingkup
Instrumen Keuangan.
Instrumen derivatif merupakan salah satu jenis instrumen keuangan yang diatur dalam PSAK, dengan karakteristik:

1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel tertentu (underlying variable) cth; suku bunga, kurs,
harga komoditas, indeks harga.
2. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dengan jumlah yang lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lain yang diperkirakan akan menghasilkan
dampak yang serupa akibat dari perubahan faktor pasar. Cth; opsi atau option, currency swa
3. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.
Hybrid Instrument merupakan instrumen gabungan. Sebagai contoh, obligasi yang dapat dikonversi merupakan
instrumen keuangan dengan opsi yang melekat untuk mengkonversi instrumen utang tersebut menjadi saham.

Dalam PSAK 71, jika kontrak hibrida mengandung kontrak utama yang merupakan aset keuangan, maka entitas
menerapkan persyaratan pengakuan aset keuangan untuk seluruh kontrak hibrida.

Namun apabila kontrak hibrida mengandung kontrak utama yg bukan merupakan aset keuangan maka derivatif melekat
dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika:

1. Karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tersebut tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomik
dan risiko dari kontrak utama.
2. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai
derivatif.
3. Kontrak hibrida tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Untuk kontrak yang mengandung derivatif melekat dan kontrak utama yang bukan merupakan aset
keuangan, entitas dapat menetapkan seluruh kontrak hibrida tersebut untuk diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi.
B. Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
B.1 Klasifikasi Aset Keuangan
Dalam PSAK 71, dasar pengukuran menentukan klasifikasi aset, terdiri dari:

PSAK 55 PSAK 71

Klasifikasi Pengukuran Pengukuran dan Klasifikasi

Aset keuangan diukur pada Nilai wajar pada laba rugi Nilai wajar pada laba rugi
nilai wajar melalui laba rugi

Tersedia untuk dijual Nilai wajar pada penghasilan Nilai wajar pada penghasilan
komprehensif lain komprehensif lain

Dimiliki hingga jatuh tempo Biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi

Pinjaman dan piutang

Dalam PSAK 55 terdapat pengecualian yaitu diperbolehkan untuk mengukur menggunakan biaya perolehan untuk
instrumen ekuitas yang tidak diperdagangkan di pasar aktif dan nilai wajar tidak dapat diukur secara andal. Pengecualian
tersebut dihapus dalam PSAK 71, dengan pertimbangan selalu dimungkinkan untuk mengestimasi nilai wajar.
Ada dua pengujian dalam menentukan pengklasifikasian aset keuangan yaitu model bisnis dan arus kas kontraktual.

1. Model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan


Beberapa tahap untuk menerapkan uji bisnis:
- Memecah aset keuangan menjadi kelompok terpisah berdasarkan bagaimana tiap kelompok dikelola
- Mengidentifikasi tujuan dari entitas dalam melakukan pengelolaan tiap kelompok
- Berdasarkan tujuan tersebut, mengklasifikasikan tujuan pengelolaan menjadi: dimiliki untuk mendapatkan arus
kas kontraktual,”dimiliki untuk dijual”, atau “tujuan lain (dimiliki untuk mendapatkan arus kas kontraktual
maupun dimiliki untuk dijual”.
- Untuk aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk ditagih, dilakukan penilaian kesesuaian kalsifikasi
dengan aktivitas masa lalu,
Uji model bisnis tersebut dilakukan di level agregat, bukan di level instrumen.

2. Karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan


Untuk uji karakteristik ini dilakukan di level instrumen. Uji ini mensyaratkan entitas untuk menentukan apakah arus kas
kontraktual aset yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang (solely payment of
principal and interest/SPPI). Oleh karena itu, hanya berlaku untuk pengaturan pinjaman dasar. Untuk pinjaman yang
bersifat kompleks, tidak memenuhi uji SPPI.
Jumlah pokok adalah nilai wajar dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Namun jumlah pokok tersebut dapat
berubah selama umur aset keuangan (misal, jika ada pelunasan jumlah pokok). Sedangkan bunga terdiri dari imbalan
untuk nilai waktu atas uang, risiko kredit terkait jumlah pokok terutang pada periode waktu tertentu, risiko, dan biaya
pinjaman standar, dan juga marjin laba.

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan SPPI:


1. Termin pembayaran apakah “tidak sah” atau “de minimis”
2. Hak jika terjadi pailit atau tidak dilakukan pembayaran
3. Denominasi dalam mata uang asing
4. Pembayaran lebih awal sebelum jatuh tempo atau perpanjangan termin.
Pepanjangan termin tidak melanggar SPPI apabila memberikan pengaruh arus kas kontraktual dalam periode
perpanjangan yang mencerminkan pembayaran atas pokok dan bunga terutang.
5. Fitur pembayaran kontijen lainnya persyaratan kontraktual mengandung pembayaran kontijensi yang akan
mengubah waktu atau jumlah arus kas kontraktual.
6. Pengaturan non-recourse
7. Nilai waktu dari uang
8. Instrumen yang terkait secara kontraktual dan tingkat bunga negatif
Sebagaimana dijelaskan di atas, uji SPPI hanya berlaku untuk pengaturan pinjaman dasar. Untuk pinjaman yang bersifat
kompleks, maka pengukuran aset keuangan menggunakan FVTPI.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengukuran aset keuangan adalah sebagai berikut:
a. Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi jika kedua kondisi, berikut terpenuhi:
- Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan dalam rangka
mendapatkan arus kas kontraktual dan
- Persyaratan kontraktual dari aset keuangan yang pada tanggal tertentu meningkatkan
a. Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain jika kondisi berikut terpenuhi:
- Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan terpenuhi dengan mendapatkan arus
kas kontraktual dan menjual aset keuangan dan
- Persyaratan kontraktual dari aset keuangan tersebut memberikan hak pada tanggal tertentu atas arus
kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang
a. Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, kecuali diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau
nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain. Laba rugi menjadi diukur pada nilai wajar dalam penghasilan
komprehensif lain jika entitas menetapkan pilihan yang tidak dapat dibatalkan saat pengakuan awal atas
investasi pada instrumen ekuitas tertentu.
PSAK 71 memberikan pilihan pada saat pengakuan awal bahwa entitas dapat
membuat penetapan yang tidak dapat dibatalkan untuk mengukur aset
keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi. Penetapan tersebut dapat dipilih
jika dapat mengeliminasi atau secara signifikan mengurangi inkonsistensi
pengukuran atau pengakuan yang timbul karena pengukuran aset atau
liabilitas atau pengakuan keuntungan dan kerugian atas aset atau liabilitas
menggunakan dasar yang berbeda.

Selain itu, khusus untuk investasi di instrumen ekuitas, saat pengakuan


awal, entitas dapat membuat pilihan (yang tidak dapat dibatalkan) untuk
menyajikan perubahan nilai wajar dari investasi tersebut dalam
penghasilan komprehensif lain.
B.2 Klasifikasi Liabilitas Keuangan

Yang relatif tidak berubah dibadingkan PSAK 55, yaitu:


1. Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2. Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Pengecualian:
1. Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas tersebut, termasuk derivatif yang merupakan
liabilitas, selanjutnya akan diukur pada nilai wajar.
2. Liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan yang tidak memenuhi syarat penghentian
pengakuan atau ketika pendekatan keterlibatan berkelanjutan diterapkan
3. Kontrak jaminan keuangan
4. Komitmen untuk menyediakan pinjaman dengan suku bunga di bawah pasar
5. Imbalan kontijensi yang diakui oleh pihak pengakuisisi dalam kombinasi bisnis (PSAK 22 kombinasi bisnis)
Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan dapat ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (dan penetapan
ini tidak dapat dibatalkan) apabila:
1. Mengeliminasi atau secara signifikan mengurangi inkonsistensi pengukuran atau pengakuan yang dapat timbul dari
pengukuran aset atau liabilitas atau pengakuan keuntungan dan kerugian atas aset atau liabilitas dengan dasar
yang berbeda-beda; atau
2. Sekelompok liabilitas keuangan atau aset keuangan dan liabilitas keuangan dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar (sesuai manajemen risiko atau strategi investasi yang terdokumentasi), dan informasi
dengan dasar nilai wajar tersebut disediakan untuk personil manajemen kunci entitas.

PSAK 71 juga mengatur bahwa perubahan nilai wajar dari liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai
wajar, yang terkait dengan perubahan dalam risiko kredit atas liabilitas disajikan dalam penghasilan komprehensif lain,
kecuali;
1. Penyajian di penghasilan komprehensif lain mengakibatkan atau memperbesar terjadinya accounting mismatch
dalam laporan laba rugi, atau
2. Liabilitas tersebut merupakan komitmen pinjaman atau kontrak jaminan keuangan.
C. Reklasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

PSAK 71 hanya memperbolehkan reklasifikasi aset keuangan apabila terjadi perubahan model entitas. Sedangkan
untuk reklasifikasi liabilitas keuangan tidak diperbolehkan.

Perubahan model bisnis ditentukan oleh manajemen senior sebagai hasil dari perubahan eksternal atau internal dan
harus signifikan pada kegiatan operasi entitas dan dapat dibuktikan pihak eksternal. Perubahan pada model bisnis bisa
terjadi apabila entitas memulai atau berhenti untuk melaksanakan aktivitas yang signifikan terhadap kegiatan
operasinya, seperti ketika entitas telah memperoleh, melepaskan, atau mengakhiri lini bisnis.
Berikut adalah perlakuan akuntansi jika terdapat reklasifikasi keuangan:

Dari Klasifikasi Menjadi Klasifikasi Perlakuan Akuntansi

FVTPL Biaya Diamortisasi Nilai wajar pada tanggal Reklasifikasi menjadi nilai tercatat
baru.

Biaya Diamortisasi FVTPL Menggunakan nilai wajar pada tanggal Reklasifikasi dan
mengakui selisih antara nilai wajar dan biaya diamortisasi
dalam laba rugi.

FVTPL FVOCI Aset tetap diukur pada nilai wajar, namun keuntungan atau
kerugian berikutnya diakui di OCI bukan dalam laba rugi.

FVOCI FVTPL Aset tetap diukur pada nilai wajar, namun keuntungan atau
kerugian kumulatif yang sebelumnya di OCI direklasifikasi
dari ekuitas ke laba rugi.

Biaya Diamortisasi FVOCI Menggunakan nilai wajar pada tanggal reklasifikasi dan
mengakui selisih antara nilai wajar dan biaya diamortisasi
dalam OCI.

FVOCI Biaya Diamortisasi Keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya di


OCI dikeluarkan dari ekuitas dan nilai wajar pada tanggal
reklasifikasi disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian
kumulatif.
02. Pengakuan & Pengukuran
Pengakuan dan Pengukuran Awal
Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi
keuangan, jika entitas menjadi salah satu pihak dalam kontrak instrumen
keuangan.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada
nilai wajar ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang terkait
perolehan aset keuangan dan liabilitas keuangan.
Kecuali untuk yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, hanya diukur pada
nilai wajar, sedangkan biaya transaksi langsung dibebankan.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal
umumnya adalah harga transaksi.
Apabila nilai wajar pada saat pengakuan awal berbeda dengan harga transaksi,
maka jika nilai wajar adalah harga dari kuotasi di pasar aktif (yaitu level 1) atau
berdasarkan teknik penilaian menggunakan data dari pasar yang dapat
diobservasi, maka perbedaan antara nilai wajar dengan harga transaksi tersebut
diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
Namun untuk kondisi lain selisih tersebut harus ditangguhkan.
Akuntansi Tanggal Perdagangan dan Akuntansi Tanggal Penyelesaian
Seluruh aset keuangan harus diakui dengan menggunakan akuntansi tanggal
perdagangan.
PSAK 71 Mensyaratkan bahwa metode yang digunakan harus diterapkan secara
konsisten untuk semua pembelian dan penjualan aset keuangan yang menjadi
bagian dari kelompok aset keuangan serupa.
•Dalam transaksi pembelian aset, aset yang akan diterima dan liabilitas untuk
membayar aset tersebut (dengan asumsi aset dibeli secara kredit) akan diakui
pada tanggal komitmen transaksi perdagangan dibuat.
•Dalam transaksi penjualan aset, perlakuan akuntansinya adalah sebagai
berikut :
•Aset yang dijual akan diberhentikan pengakuannya pada tanggal komitmen
transaksi perdagangan dibuat; dan
•Setiap keuntungan atau kerugian dari penjualan serta piutang dari pembeli aset
tersebut (dengan asumsi dibeli secara kredit) akan diakui pada tanggal komitmen
transaksi perdagangan dibuat.
•Tanggal penyelesaian adalah tanggal dimana aset diserahkan kepada atau oleh
entitas.
•Ketika akuntansi tanggal penyelesaian diterapkan, entitas harus mengakui setiap
perubahan atas nilai wajar aset dalam periode antara tanggal perdagangan dan
tanggal penyelesaian sesuai kelompok aset tersebut.
•Untuk aset yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi, perubahan dalam nilai wajar diakui dalam laba rugi.
•Aset keuangan yang tersedia untuk dijual, perubahan nilai wajarnya akan diakui
dalam penghasilan komprehensif lainnya.
•Tidak ada pengakuan perubahan nilai wajar untuk aset yang diukur pada biaya
perolehan atau biaya perolehan diamortiasi
Pengukuran setelahnya
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dasar pengukuran aset keuangan dan
liabilitas keuangan menentukan klasifikasinya.
Aset keuangan, sebagaimana dibagian klasifikasi, yaitu :
1. Biaya perolehan di amortisasi
2. Nilai Wajar melalui penghasilan komprehensif lainnya
3. Nilai Wajar melalui laba rugi
Pertimbangan Dalam Pengukuran Nilai Wajar
PSAK 68 dan PSAK 71
Pasar Aktif Tersedia – Harga Kuotasi di pasar aktif
Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga kuotasi di pasar aktif. Instrumen
keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif jika harga yang dikuotasikan
tersedia sewaktu waktu dan dapat diperoleh secara rutin dan harga tersebut
mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi
yang wajar (arm’s lenght)

Pasar Aktif Tidak Tersedia – Teknik Penilaian


Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, maka entitas
menentukan nilai wajar dengan menggunakan Teknik penilaian.
PENGHENTIAN PENGAKUAN ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS
KEUANGAN

Penghentian terkait bagian aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset
keuangan serupa) apabila memenuhi salah satu dari tiga kriteria berikut :
•Bagian tersebut hanya terdiri atas arus kas dari aset keuangan (atau
kelompok aset keuangan serupa) yang diidentifikasi secara spesifik
•Bagian tersebut hanya terdiri atas bagian proporsional penuh (prorata) atas
arus kas dari aset keuangan (atau kelompok aset keuangan yang serupa)
•Bagian tersebut terdiri atas bagian proporsional penuh atas arus kas dari aset
keuangan (atau kelompok aset serupa) yang diidentifikasi secara spesifik
Entitas hanya dapat menghentikan pengakuan aset keuangan apabila :
1.Hak Kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir;
atau
2.Entitas mengalihkan aset keuangan dan pengalihan tersebut memenuhi
kriteria penghentian pengakuan.
Uji Risiko dan Manfaat
Apabila transaksi telah memenuhi uji pengalihan aset keuangan, entitas
diharuskan untuk mengevaluasi sejauh mana entitas tetap memiliki risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut sebelum entitas memutuskan
untuk menghentikan aset keuangan yang dimaksud.
Tidak ada pedoman kuantitatif spesifik yang tersedia untuk menentukan kriteria
signifikan atau tidak signifikan. Analisis harus didasarkan pada seluruh fakta dan
kondisi yang ada serta mempertimbangkan seluruh risiko yang berkaitan
dengan aset keuangan tersebut.
Uji Pengendalian
Berdasarkan hasil uji risiko dan manfaat, apabila entitas menyimpulkan bahwa
entitas tersebut secara substansial tidak mengalihkan serta tidak pula memiliki
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, maka
entitas harus menentukan apakah entitas masih memiliki pengendalian atas
aset keuangan tersebut.
1. Jika entitas tidak lagi memiliki Pengendalian, maka entitas menghentikan
pengakuan aset keuangan tersebut;
2. Jika entitas masih memiliki pengendalian, maka entitas tetap mengakui aset
keuangan tersebut.
Penghentian pengakuan Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan (atau bagian dari liabilitas keuangan) dihentikan
pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir (yaitu dilepaskan,
dibatalkan, atau kedaluwarsa). Hal ini dapat terjadi apabila :
1.Debitur melakukan pembayaran kepada kreditur,
2.Debitur dibebaskan dari tanggung jawab utamanya atas liabilitas keuangan
tersebut (atau bagian dari liabilitas keuangan), baik secara hukum maupun
oleh kreditur.
3.Terdapat pertukaran diantara debitur dan kreditur atas istrumen utang
dengan persyaratan yang berbeda secara substansial atau terdapat modifikasi
secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada.
PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN

PSAK 71 Mengharuskan entitas untuk mengakui penyisihan kerugian untuk


kerugian kredit ekspetasian (expected credit losses) pada aset keuangan.
Tujuan dari persyaratan penurunan nilai adalah untuk mengakui kerugian
kredit ekspetasian sepanjang umurnya atas semua instrumen keuangan yang
telah mengalami peningkatan risiko kredit secara signifikan sejak pengakuan
awal baik dinilai secara individu atau kolektif – dengan mempertimbangkan
semua informasi yang wajar dan terdukung, termasuk informasi yang bersifat
perkiraan masa depan (forward-looking) pendekatan ini berbeda dengan PSAK
55 yang menggunakan pendekatan Incurred credit losses.
Pendekatan umum di PSAK 71 mengakui penurunan nilai berdasarkan tiga tahap
berikut yang mencerminkan penurunan kualitas kredit dari Instrumen keuangan :
•Tahap 1 : Mencakup instrumen keuangan yang belum mengalami penurunan
kualitas kredit yang signifikan sejak pengakuan awal
•Tahap 2 : mencakup instrumen keuangan yang telah mengalami penurunan
kualitas kredit yang signifikan sejak pengakuan awal
•Tahap 3 : mencakup instrumen keuangan yang menunjukan adanya bukti terjadi
kerugian kredit.
03. Lindung Nilai

Lindung nilai dalam psak 71 ditujukan untuk mengatasi kelemahan dalam


model lindung nilai psak 55 yang dianggap masih kompleks, tidak
mencerminkan aktivityas manajemen risiko, dan terlalu rule based. Dalam
psak 71 model akuntansi lindung nilai lebih menyelaraskan akuntansi lindung
dengan aktivitas manajemen risiko sehingga dapat memberikan informasi
yang berguna. Dan psak 71 lebih principle based.
Item Yang Di Lindung Nilai
Item yang dilindung nilai dapat berupa asset atau liabilitas yang diakui, komitmen pasti yang belum diakui, perkiraan transaksi, atau investasi
neto pada kegiatan usaha luar negri.

Item lindung nilai berupa :


a. Suatu item tunggal
b. Kelompok dari item
Psak 71 memperbolehkan tambahan eksposur untuk ditetapkan sebaai item lindung nilai :
a. Komponen risiko dari item non keuangan
b. Posisi neto dan komponen lapisan
c. Eksposure agregar (gabungan dari eksposur non derivatif dan derivative)
Instrumen Lindung Nilai
Kontrak dengan pihak eksternal berikut memenuhi kualifikasi sebagai instrument lindung nilai :
a. Semua derivative kecuali :
· Written option yang tidak ditetepkan sebagai offsets atas purchased options
· Derivative melekat dalam kontrak campuran yang dilakukansecara terpisah
b. Asset keuangan atau liabilitas keuangan non derivative yang di ukur pada nilai wajar pada laba rugi kecuali
:
· Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar pada laba rugi yang mana jumlah dari perubahan
nilai wajar akibat perubahan risiko kredit disajikan di penghasilan komprehensif lain
c. Untuuk lindung nilau atras risiko mata uang asing, komponen risiko mata uang asing dari asset keuangan
atau liabilitas keuangan non derivatif, kecuali :
· Investasi di instrument ekuitas yang entitas memilih untuk mengukur pada nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain (FVOCI)
Jenis Lindung Nilai
Lindung nilai atas nilai wajar (fair value hedge)
Lindung nilai atas nilai wajar ialah suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar asset atau liabilitas yang telah diakui oleh komitment
pasti yang belum diakui atau bagian yang telah di identifikasi dari asset, liabilitas, atau komitment pasti, yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu
dan dapat mempengaruhi laba rugi.
Perlakuan akuntansi untuk lindung nilai atas nilai wajar, Keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran Kembali instrument lindung nilai
pada nilai wajar harus diakui secara langsung dalam laporan laba rugi dan Keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai harus menyesuaikan nilai tercatat item yang dilindung nilai dan diakui secara langsung dalam laporan
laba rugi.
Penerapan lindung nilai atas nilai wajar dihentikan apabila instrument lindung nilai kadaluarsa, dihentikan, dijual atau dilksanakan, penetapannya
dibatalkan, atau Ketika lindung nilai tidak lagi efektif. Setiap penyesuaian terhadap nilai tercatat instrument keuangan berupa interst bearing financial
unstrument yang dilindung nilai yang di hitung menggunakan metode suku bunga efektif diamortisasi pada laba rugi sehingga pada saat jatuh tempo,
nilai penyesuaian ini habis teramortisasi.
Lindung nilai arus kas (cash flow hedge)
Suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yag dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan
asset atau liabilitas yang telah diakui, misalnya seluruh atau Sebagian pembayaran bunga dimasa depan atas uatang dengan
suku bunga variable atau yang kemungkinan besar terjadi yaitu penjualan atau pembelian dimasa mendatang, oleh karena
itu lindung nilai dilakukan untuk melindungi entitas terhadap pengaruh yang tidak menguntungkan atas arus kas akibat
adanya perubahan dalam tingkat bunga atau nilai tukar.
Contoh entitas yang memiliki utang dengan suku bunga variable akan membayar bunga lebih tinggi apabila suku bunga
naik.
Contoh dari lindung nilai nilai atas arus kas antara lain :
a. Penggunaan interest rate swap untuk melindung nilai instrument utang dengan suku bunga variable
b. Lindung nilai terhadap perubahan harga bahan baku yang terkait dengan komitment kontraktual yang belum diakui oleh
membelinya pada harga yang telah ditetapkan
c. Lindung nilai terhadap risiko perubahan nilai tukar yang terkait komitment kontraktual untuk membeli asset pada harga
yang didenominasi dalam mata uang asing.
Untuk lindung nilai atas arus kas psak 71 menyatakan
1. Bagian dari keuntungan atau kerugian atas pengukuran Kembali instrument lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui
dalam penghasilan komprehensif lain,
2. Saldo yang pada awalnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain ditransfer dari ekuitas ke laba rugi pada periode yang sama Ketika arus kas dari
item yang dilindung nilai terjadi, dan
3. Bagian yang tidak efektif atas keuntingan atau kerugian dari instrument lindung nilai diakui dalam laba rugi
Bagian efektif dari keuntungan atau kerugian yang timbul dari instrument lindung nilai akan dicatat secara langsung ke ekuitas akan dipulihkan Ketika
perkiraan transaksi tersebut terjadi, dan akan diakui tergantung pada apakah perkiraan transaksi tersebut akan mengakibatkan pengakuian instrument
keuangan atau instrument non kleuangan. Apabila yang timbul adalah pengakuan asset atau liabilitas keuangan, maka keuntungan atau kerugian yang
awalnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain akan direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi. Apabila yang timbul adalah pengakuan asset atau
kiabilitas non keuangan, maka keuntungan atau kerugian yang awalnya diakui dalam pengahasilan komprehensif lain dapat di pilih untuk diperlakukan
sebagai berikut ;
1. Dimasukan sebagai bagian dari biaya perolehan awal atau nilai tercatat lain dari asset atau liabilitas tersebut, atau
2. Direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi pada periode yang sama atau periode dimana asset yang diperoleh atau liabilitas yang ditanggung
mempengaruhi laba rugi, contoh apabila asset tersebut disusutkan atau di jual.
Lindung nilai atas investasi neto dioperasi luar negri ( hedge of net investment in foreign operation)

Penyajian

Psak 50 instrumen keuangan : penyajian menggatur beberapa masalah penyajian diantaranya :

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Psak 50 mensyaratkan penerbit instrument keuangan mengklasifikasi instrument tersebut, atau komponen-komponen lainnya, sebagai liabilitas, asset atau
ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, asset keuangan, dan instrument ekuitas, klasifikasi tersebut akan
dipertahankan hingga instrument keuangan dihentikan pengakuannya.

Instrumen keuangan majemuk

Instrument keuangan yang memiliki komponen liabilitas dan ekuitas sekaligus. Contohnya obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham oleh pemegangnya
pada tanggal tertentu atau hingga tanggal tertentu. Psak 50 mensyaratkan pengakuan terpisah atas komponen liabilitas dan ekuitas yang terdapat dalam
instrument keuangan majemuk dan bisa di sebut split accounting.
Transaksi dalam instrument ekuitas yang diterbitkan sendiri oleh entitas

Ketika entitas membeli Kembali saham yang diterbitkan sendiri, maka saham tersebut merupakan pengurang komponen ekuitas pada
laporan posisi keuangan. Psak 50 tidak memperkenankan pengakuan keuntungan atau kerugian Ketika entitas membeli Kembali
instrument ekuitas yang diterbitkannya.

Klasifikasi bunga, dividen, keuntungan, dan kerugian

Klasifikasi bunga, dividen, keuntungan, dan kerugian harus konsisten dengan klasifikasi instrument keuangan atau komponen instrument
keuangan terkait. Apabila saham preferen diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan, maka seluruh pembayaran kepada pemegangnya
akan diperlakukan sama seperti beban bunga, bukan sebagai dividen.
Saling hapus antara asset keuangan dan liabilitas keuangan.

Asset dan liabilitas tidak boleh saling hapus, Ketika entitas menjual ke satu pihak dan membeli dari pihak lainnya, piutang usaha
dan utang usaha yang terjadi akibat transaksi tersebut harus disajikan secara terpisah dalam posisi laporan keuangan. Jika entitas
tersebut menjual dan membeli dari pihak yang sama dan berniat untuk menyelesaikan sekaligus, jumlah utang dan piutang
dengan pihak tersebut harus saling hapus. Psak 50 menetapkan bahwa asset keuangan dan liabilitas keuangan harus saling hapus
nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika entisa:
a. Saat memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut.
b. Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan asset dengan menyelesaikan liabilitasnya secara
simultan.
Contoh 1: Lindung nilai arus kas
PT. ABC adalah sebuah perusahaan manufaktur yang menggunakan bahan baku impor. PT. ABC membeli bahan
baku impor senilai USD100.000 setiap bulannya. PT. ABC khawatir dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS. Oleh karena itu, PT. ABC melakukan lindung nilai dengan membeli opsi beli dolar AS dengan nilai
nominal USD100.000.
Pada tanggal pembelian opsi beli, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah Rp14.000/USD. Oleh karena itu,
harga pembelian opsi beli adalah Rp1.400.000.
Pada tanggal jatuh tempo opsi beli, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah Rp15.000/USD. Oleh karena itu, PT.
ABC dapat menggunakan opsi beli tersebut untuk membeli USD100.000 dengan harga Rp14.000/USD.
Dengan demikian, PT. ABC dapat menghemat biaya impor sebesar Rp100.000, yaitu selisih antara harga beli
USD100.000 dengan kurs spot pada tanggal jatuh tempo opsi beli.
Perhitungan:
• Harga beli opsi beli = Rp1.400.000
• Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tanggal jatuh tempo opsi beli = Rp15.000/USD
• Biaya impor tanpa lindung nilai = Rp15.000.000
• Biaya impor dengan lindung nilai = Rp14.000.000
• Penghematan biaya impor = Rp1.000.000
Contoh 2: Lindung nilai nilai wajar
PT. DEF adalah sebuah perusahaan investasi yang memiliki investasi dalam saham PT. ABC. PT. DEF
khawatir dengan penurunan harga saham PT. ABC. Oleh karena itu, PT. DEF melakukan lindung nilai
dengan membeli opsi beli saham PT. ABC.
Pada tanggal pembelian opsi beli, harga saham PT. ABC adalah Rp1.000 per lembar. Oleh karena itu,
harga pembelian opsi beli adalah Rp100.000.
Pada tanggal jatuh tempo opsi beli, harga saham PT. ABC adalah Rp900 per lembar. Oleh karena itu,
PT. DEF dapat menggunakan opsi beli tersebut untuk membeli 100 lembar saham PT. ABC dengan
harga Rp1.000 per lembar.
Dengan demikian, PT. DEF dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp10.000, yaitu selisih antara harga
beli 100 lembar saham PT. ABC dengan harga pasar saham PT. ABC pada tanggal jatuh tempo opsi
beli.
Perhitungan:
• Harga beli opsi beli = Rp100.000
• Harga saham PT. ABC pada tanggal jatuh tempo opsi beli = Rp900 per lembar
• Harga beli 100 lembar saham PT. ABC = Rp90.000
• Keuntungan dari lindung nilai = Rp10.000
Lindung nilai adalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengurangi risiko yang dihadapinya. Lindung nilai dapat dilakukan
dengan menggunakan instrumen keuangan derivatif, seperti opsi,
swap, atau futures.
Perhitungan lindung nilai tergantung pada jenis lindung nilai yang
dilakukan. Lindung nilai arus kas bertujuan untuk melindungi
perusahaan dari perubahan nilai tukar, suku bunga, atau harga
komoditas. Lindung nilai nilai wajar bertujuan untuk melindungi
perusahaan dari perubahan nilai wajar aset atau liabilitas keuangan.
Pengungkapan
Saling hapus asset keuangan dan liabilitas keuangan

Psak 50 menetapkan bahwa asset keuangan dan liabilitas keuangan harus saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam posisi
keuanganjika entitasnya :
a. Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut
b. Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan asset dan menyelesaikan liabilitasnya secara
simultan.
Ketika asset keuangan saling hapus dengan liabilitas keuangan secara esensi kedua akun tersebut masih ada dalam
pembukuan entitas yag bersangkutan, kecuali untuk penyajian laporan posisi keuangan, keduanya saling hapus dan
disajikan sebagai satu pos.
Laporan posisi keuangan
Kategori asset keuangan dan liabilitas keuangan adalah seperti yangdiuraikan dalam psak 55. Psak 60 mensyaratkan pengungkapan atas
nilai tercatat masing-masing kategori asset keuangan dan liabilitas keuangan.
a. Asset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Psak 60 mensyaratkan pengungkapan spesifik atas setiap asset keuangan atau kelompok asset keuangan yang ditetapkan entitas untuk
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
b. Reklasifikasi
Entitas mereklasifikasi sutu asset keuangan yang diukur pada biaya perolehan, biaya perolehan yang diamortisasi, atau pada
nilai wajar, maka psak 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan jumlah yang direklasifikasi kedalam atau yang
dihapus dari masing-masing kategori serta alasan reklasifikasi.
c. Penghentian pengakuan
Jika entitas mentransfer asset keuangan yang mengakibatkan Sebagian atau seluruh asset keuangan itu tidak memenuhi syarat
penghentian pengakuan
Agunan
Jika terdapat agunan collateral, psak 60 mensyaratkan bahwa entitas mengungkapkan hal hal sebagai berikut :
1. Nilai tercatat dari asset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas atau liabilitas kontijensi, termasuk
saldo yang telah direklasifikasi sebagmana diatur oleh psak 55 terkait instrument keuangan dalam hal pengakuan dan
pengukuran
2. Syarat dan kondisi yang terkait dengan penjamin, apabila suatu entitas memiliki anggunan untuk asset keuangan atau
asset non keuangan dan diperbolehkan untuk menjual atau menjaminkan Kembali anggunan jika tidak ada wanprestasi
default dari pemilik agunan, maka entitas mengungkapkan:
· Nilai wajar agunan yang dimiliki
· Nilai wajar dari setiap agunan yang dijual atau dijaminkan Kembali, dan apakah entitas berkewajiban untuk
mengembalikan agunan tersebut.
· Syarat dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan agunan tersebut
a. Penyisihan kerugian kredit
Apabila asset keuangan mengalami penurunan nilai karena kerugian kredit dan entitas mencatatnya dalam akun tersendiri,
misalnya akun cadangan yang digunakan untuk mencatat masng-masing penurunan nilai atau akun serupa yang digunakan
untuk mencatat penurunan nilai kolektif atas asset keuangan, dan tidak secara langsung mengurangi nilai tercatat asset, psak 60
mensyaratkan pengungkapan rekonsiliasi perubahan akun tersebut selama periode berjalan untuk setiap kelas asset keuangan.
b. Instrument keuangan majemuk dengan beberapa derivative melekat
Apabila entitas menerbitkan instrument yang mengandung komponen liabilitas dan ekuitas dan instrument memiliki beberapa
derivatif melekat yang nilainya saling bergantung satu sama lain, seperti instrument utang yang dapat dikonversi atau callable
convertible debt instrument maka entitas harus mengungkapkan fitur tersebut.
c. Wanprestasi dan pelanggran
Psak 60 mensyaratkan entitas utuk mengungkapkan secara detail mengenai wanprestasi atau pelanggaran atas pinjaman yang
diterima loan payable yang diakui pada tanggal pelaporan. Pengungkapan ini mencakup detail mengenai apakah wanprestasi
telah diselesaikan dengan cara negosiasi ulang sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan.
Laporan laba rugi komprehensif

Laba atau rugi neto dalam

1. Jumlah pendapatan bunga dan jumlah beban bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku
bunga efektif untuk asset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar mealui
laporan laba rugi
2. Penghasilan dan beban jasa selain dari saldo yang diakui dalam menentukan suku bunga efektif
3. Pendapatan bunga atas asset keuangan yang engalami penurunan nilai yang masih harus dibayar
berdasarkan psak 55
4. Saldo kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas asset keuangan
Pengungkapan risiko

Seluruh nilai akan terekpose terhadap berbagai jenis risiko secara umum dapat di kategorikan sebagi risiko bisnis atau risiko keuangan. Instrument
keuangan terutama dervatif biasanya digunakan oleh entitas untuk membantu mengelola beberapa risiko, penggunaan instrument keuangan dapat
menciptakan risiko baru bagi entitas. Maka psak 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi sifat dan tingkat rsiko yang muncul akibat instrument keuangan yang dihadapi entitas pada tanggal pelaporan. Risiko itu
biasanya meliputi
a. Risiko kredit
b. Risiko likuiditas
c. Risiko pasar
Psak 60 secara khusus mensyaratkan pengungkapan biak informasi kualitatif maupun kuantitatif.
Pengungkapan kualitatif

Untuk masing-masing jenis risiko yang munculk akibat instrument keuangan, entitas
disyaratkan untuk mengungkapkan hal-hal berikut:
a. Risiko yang dihadapi dan bagaimana risiko itu muncul
b. Tujuan, kebijakan, dan proses yang dilakukan untuk mengelola risiko serta metode
yang digunakan untukmengukur risiko tersebut.
c. Segala perubahan butir 1 atau 2 dari periode sebelumnya.
Pengungkapan kuantitatif

Pengungkapan minimal yang dipersyaratkan oleh psak 60 dari sisi kuantitatif adalah pengungkapan terkait risiko kredit, risiko lukuiditas, risiko
pasar, dan transfer asset keuangan. Psak 60 mensyaratkan pengungkapan mengenai ikhtisar dan kuatitatif mengenai eksposur entitas terhadap setiap
risiko yang muncul dari instrument keuangan yang dimiliki. Pengungkapan tersebut didasarkan pada informasi yang disajikan secara internal kepada
personel manajemen kunci dari entitas, misalnya direksi. Apabila informasi tersebut belum mencakup seluruh risiko material, maka pengungkapan
tambahan harus diberikan. Apabila konsentrasi risiko belum juga terungkap dari hal diatas, maka entitas harus membuat pengungkapan secara terpisah.
Risiko pasar
Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan dari asset keuangan akan berfluktuasi karen perubahan
harga pasar. Risiko pasar terdiri dari risiko kurs, risiko tingkat bunga, dan risiko harga lain. Psak 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan analisis
sensitivitas terkait risiko pasar yang di hadapi entitas.
Pengungakapan risiko pasar lainnya
Apabila analisis sensitivitas yang diungkapkan berdasarkan psak 60 tidak menunjukan risiko yang melekat pada instrument keuangan conytoh
karena risiko akhir tahun tidak mencerminkan risiko selama tahun berjalan, maka entitas harus mengungkapkan fakta tersebut dan alasan analisis yang
diyakini representatif.
Contoh Kasus
Contoh Definisi Instrumen Keuangan

Kontrak yang mewajibkan entitas untuk menyerahkan saham dengan nilai Rp. 5.000.000.
Apabila pada tanggal penyerahan nilai wajar saham tersebut adalah Rp. 1.000/lembar
saham, maka entitas harus menyerahkan 5.000 lembar saham. Apabila nilai wajar saham
pada tanggal penyerahan adalah Rp. 5.000/lembar, maka entitas harus meyerahkan 1.000
lembar. Kontrak semacam ini bukan merupakan instrument ekuitas, melainkan liabilitas
keuangan. Kasus akan berbeda apabila entitas berkomitmen untuk menyerahkan 1.000
lembar saham pada tanggal penyerahan, terlepas dari berapapun nilai wajarnya pada saat
itu. Kasus semacam ini merupakan instrument ekuitas.
Contoh Pengakuan dan Pengukuran Awal

Pada tanggal 1 Januari 20X1, PT F memberikan pinjaman sebesar Rp. 50.000.000 dengan jangka waktu 3 tahun
kepada PT S. Tingkat bunga atas pinjaman tersebut adalah 4% per tahun sementara tingkat bunga pasar atas
pinjaman sejenis adalah 6%.
Dalam kasus ini, pada pengakuan awal PT F harus mengakui pinjaman yang diberikan pada nilai wajarnya. Nilai
wajar pinjaman yang diberikan oleh PT F dapat diestimasi sebagai nilai kini dari seluruh arus kas pinjaman tersebut
yang didiskontokan menggunakan Tingkat bunga pasar. Oleh karena itu, nilai wajar pinjaman yang diberikan PT F
dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Arus Kas Faktor Diskonto Nilai Kini
20X1 2.000.000 1+(1+6%)1 1.886.792
20X2 2.000.000 1+(1+6%)2 1.779.993
20X3 2.000.000 1+(1+6%)2 1.679.239
20X3 50.000.000 1+(1+6%)3 41.980.964
Total nilai kini arus kas masa depan 47.326.988

Jurnal yang dibuat oleh PT F pada pengakuan awal pinjaman yang diberikan tersebut adalah:
Dr. Pinjaman yang diberikan 47.326.988
Dr. Keuntungan atau Kerugian 2.673.012
Cr. Kas 50.000.000

Selain itu, khusus untuk piutang dagang (sesuai PSAK 71 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan) diukur
sesuai harga transaksi jika piutang dagang tersebut tidak mengandung komponen pendanaan yang signifikan.
Contoh Uji Resiko dan Manfaat

Pada tanggal 30 Desember 20X1, PT K (dengan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember) menjual investasinya dalam instrumen ekuitas kepada PT L seharga
Rp20.000.000.000 dengan ketentuan bahwa PT K memiliki kewajiban untuk membeli kembali investasi tersebut seharga Rp21.000.000.000 pada atau sebelum 30
Desember 20X2.

Dalam contoh ini, karena eksposur PT K terhadap variabilitas dalam nilai kini atas arus kas neto yang berasal dari investasi tersebut tidak berubah, PT K secara substansial
dianggap tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan sekuritas tersedia untuk dijual ini. Akibatnya, PT K tidak boleh menghentikan pengakuan aset
keuangannya. Berdasarkan substansi mengungguli bentuk, transaksi harus dicatat sebagai transaksi pembiayaan, dan bukan transaksi penjualan. Oleh karena itu, jurnal yang
dibuat oleh PT K (dengan asumsi bahwa PT K membeli kembali investasinya pada 30 Desember 20X2) adalah sebagai berikut:

30 Desember 20X1

Kas 20.000.000.000

Utang Pinjaman 20.000.000.000

30 Desember 20X2

Utang Pinjaman 20.000.000.000

Beban bunga 1.000.000.000

Kas 21.000.000.000

Di sisi lain, entitas secara substansial telah mengalihkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan asset keuangan jika eksposur entitas terhadap variabilitas tersebut
sudah tidak signifikan lagi dibandingkan dengan total perubahan nilai kini arus kas neto masa depan yang berasal dari aset keuangan tersebut.
Pada tanggal 30 April 20X1, PT A menjual investasinya dalam sekuritas ekuitas dengan model bisnis diperjualbelikan, yang dicatat dalam bukunya sebesar Rp7.000.000,
kepada PT Y seharga Rp10.000.000.

Dalam contoh ini PT A tidak lagi terekspos dengan perubahan nilai kini arus kas neto investasi tersebut. Oleh karena itu, PT A secara substansial telah mentransfer seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan sekuritas tersebut kepada PT Y. Akibatnya, PT A harus menghentikan pengakuan atas investasinya tersebut.

Jurnal yang dibuat oleh PT A pada tanggal 30 April 20X1 adalah:

Dr. Kas 10.000.000

Cr. Investasi di instrumen ekuitas 7.000.000

Cr. Keuntungan atas pelepasan investasi 3.000.000

Pada tanggal 5 September 20X1, PT Z menjual investasinya dalam sekuritas ekuitas, yang dicatat dalam bukunya sebesar Rp12.000.000, kepada PT C seharga Rp14.000.000.
PT Z diberikan pilihan untuk dapat

membeli kembali investasinya sebesar nilai wajarnya pada atau sebelum 31 Desember 20X2.

Dalam contoh ini, karena eksposur PT Z terhadap variabilitas dalam nilai kini arus kas neto investasi tersebut sudah tidak signifikan lagi jika dibandingkan dengan total
variabilitas, PT Z secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan sekuritas diperdagangkan kepada PT C. Akibatnya, PT harus
menghentikan pengakuan atas investasinya tersebut. Jurnal yang dibuat oleh PT Z pada tanggal 5 September 20X1 adalah:

Dr. Kas 14.000.000

Cr. Investasi di instrumen ekuitas 12.000.000

Cr. Keuntungan atas pelepasan investasi 2.000.000


Contoh Pengalihan yang tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan

PT Berdikari melepas salah satu aset keuangan yang berupa instrumen utang kepada PT Mandiri sebesar Rp350.000.000 dan memberikan jaminan kepada PT Mandiri untuk
mengganti seluruh kemungkinan gagal bayar pihak penerbit instrumen utang tersebut.

Dalam kasus ini, jaminan yang diberikan oleh PT Berdikari menjadikan entitas tersebut dianggap secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan instrumen utang itu. Dengan demikian, transfer semacam ini tidak memenuhi kualifikasi sebagai penghentian pengakuan dan mengharuskan PT Berdikari
untuk tetap mengakui instrumen utang tersebut pada laporan posisi keuangannya. Pembayaran yang diterima dari PT Mandiri akan dicatat sebagai berikut:

Kas 350.000.000

Liabilitas Keuangan 350.000.000


Contoh Liabilitas Terkait

Pada tanggal 5 April 2018, PT A melepas instrumen ekuitas Panda Group yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dengan ketentuan sebagai berikut:
· Apabila nilai wajar saham Panda Group adalah Rp1.980/lembar saham, PT A akan melepas seluruh investasinya di saham Panda Group sebesar
Rp2.000/lembar saham dan secara bersamaan menerbitkan opsi jual dengan jangka waktu 1 tahun yang memiliki harga eksekusi Rp2.050/lembar saham.
· Pada tanggal pelaporan, nilai wajar saham Panda Group menjadi Rp2.100/lembar saham.
· PT A dianggap masih memiliki pengandalian atas aset yang ditransfer tersebut.

Dalam kasus ini, PT A tetap mengakui aset yang ditransfer sebesar keterlibatan berkelanjutan atas aset tersebut serta mengakui liabilitas keuangan terkait. Berdasarkan
ketentuan dalam PSAK 55, aset yang ditransfer dan liabilitas terkait akan diukur berdasarkan jumlah yang mencerminkan hak dan kewajiban yang masih dimiliki oleh
PT A. Ketika PT A melepas saham Panda Group dan secara bersamaan menerbitkan opsi jual, maka PT A secara substansi dianggap sedang melakukan kegiatan
pembiayaan. Jurnal yang dicatat oleh PT A adalah sebagai berikut:

Kas 2.000

Cadangan investasi tersedia untuk dijual 50

Keuntungan atas pelepasan investasi 2.050

Perbedaan antara harga eksekusi dan harga jual saham Panda Group, yaitu sebesar Rp50, mencerminkan beban pembiayaan yang harus diakui sepanjang jangka waktu
opsi jual, atau dalam hal ini dapat dipersamakan dengan periode pembiayaan. PT A tidak memiliki hak untuk mengakui peningkatan nilai wajar saham di atas harga
eksekusinya. Oleh karena itu, nilai saham pada tanggal pelaporan harus diukur dengan membandingkan mana yang yang terendah antara (a) harga eksekusi, dan (b) nilai
wajar saham. Karena pada tanggal pelaporan harga eksekusi saham lebih rendah daripada nilai wajarnya, maka harga eksekusi itu harus digunakan untuk mengukur
saham tersebut dalam laporan posisi keuangan. Oleh karena itu, PT A akan membuat jurnal berikut untuk menyesuaikan saldo aset keuangannya:

Investasi tersedia untuk dijual (Rp2.050-Rp1.980) 70

Cadangan investasi tersedia untuk dijual 70


Contoh Penurunan Nilai Aset Keuangan

PT ABC memiliki aset keuangan yang berdasarkan kontrak akan menyebabkan arus kas masuk ke PT ABC sebesar
Rp1.000.000 (sudah didiskontokan menggunakan suku bunga efektif). Apabila pada tanggal 31 Desember 2018,
berdasarkan informasi forward looking diestimasi terdapat probabilita gagal bayar (probability of default) adalah
1,5% dan estimasi arus kas masa depan yang akan diterima dalam kondisi tersebut adalah Rp200.000, maka
kerugian yang harus diakui PT ABC adalah:

Estimasi arus kas awal Rp1.000.000

Estimasi arus kas jika terjadi gagal bayar Rp 200.000

Selisih Rp 800.000

Probabilita gagal bayar 1,5%

Kerugian Rp 12
Contoh Pendekatan Disederhanakan

PT Arwana mempunyai basis pelanggan yang terdiri dari banyak pelanggan skala kecil. Pada tanggal 31 Desember 2018, PT Arwana memiliki saldo piutang dagang sebesar
Rp500 juta. Termin kredit adalah 30 hari dan tidak ada bunga, sehingga tidak terdapat komponen pendanaan yang signifikan sesuai PSAK 72.

Pelanggan perusahaan umumnya berasal dari sector konstruksi dan makanan, serta berlokasi di Jakarta dan Medan. Pola kerugian dari piutang tidak tertagih perusahaan dapat
berbeda untuk pelanggan dari segmen yang berbeda serta lokasi pelanggan. Terkait implementasi PSAK 71, perusahaan mengobservasi tingkat gagal bayar di masa lulu untuk
pelanggannya sebagai berikut:

Tingkat gagal bayar untuk pelanggan di Jakarta

Konstruksi Makanan

Belum jatuh tempo 1,30% 0,60%

1-30 hari lewat jatuh tempo 2,80% 1,95%

31-60 hari lewat jatuh tempo 5,1% 3,20%

>60 hari lewat jatuh tempo 8,30% 7,65%

Tingkat gagal bayar untuk pelanggan di Medan

Konstruksi Makanan

Belum jatuh tempo 1,25% 0,20%

1-30 hari lewat jatuh tempo 2,70% 1,45%

31-60 hari lewat jatuh tempo 5,00% 2,80%

>60 hari lewat jatuh tempo 8,25% 5,75%


Lanjutan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan perusahaan menilai bahwa tingkat gagal bayar historis bervariasi tergantung status jatuh tempo. Tingkat gagal
bayar historis juga bervariasi berdasarkan lokasi pelanggan untuk sector makanan. Faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat gagal bayar di kedua daerah
tersebut mirip untuk sektro konstruksi dan diekspektasi akan berlanjut di masa depan. Perusahaan menyimpulkan bahwa sektor konstruksi di kedua lokasi
tersebut dapat digabung menjadi satu.

Berikutnya perusahaan mempertimbangkan informasi di masa depan, termasuk prakiraan faktor ekonomi dan melakukan penyesuaian atas tingkat gagal
bayar di masa lalu. Terdapat prakiraan bahwa kondisi ekonomi di masa depan yang akan lebih memburuk disbanding tahun sebelumnya dan kondisi tersebut
terutama akan berdampak ke sektor konstruksi dan berpengaruh minimal ke sektor makanan di Medan.

Berdasarkan hal tersebut, perusahaan mengestimasi tingkat tisiko gagal bayar per 31 Desember 2018 sebagai berikut:
Konstruksi di Makanan di Makanan di

Jakarta dan Medan Jakarta Medan

Belum jatuh tempo 2,75% 0,95% 0,30%

1-30 hari lewat jatuh tempo 5,80% 3,20% 2,10%

31-60 hari lewat jatuh tempo 8,80% 4,90% 3,00%

>60 hari lewat jatuh tempo 13,10% 9,00% 6,10%


Lanjutan

Saldo tercatat bruto dari piutang dagang per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
Konstruksi di Makanan Makanan di Total

Jakarta dan di Jakarta Medan

Medan

Belum jatuh tempo 150.000.000 15.500.000 15.000.000 180.500.000

1-30 hari lewat jatuh tempo 75.000.000 12.000.000 7.500.000 27.000.000

31-60 hari lewat jatuh tempo 24.000.000 4.600.000 7.700.000 36.300.000

>60 hari lewat jatuh tempo 9.000.000 4.600.000 4.000.000 17.600.000

Kerugian penurunan nilai:

Konstruksi di Makanan di Makanan di Total

Jakarta dan Jakarta Medan

Medan

Belum jatuh tempo 4.125.000 147.250 45.000 4.317.250

1-30 hari lewat jatuh tempo 4.350.000 384.000 157.500 4.891.500

31-60 hari lewat jatuh tempo 2.112.000 225.400 231.000 2.568.400

>60 hari lewat jatuh tempo 1.179.000 414.000 244.000 1.837.000

Total 13.614.150
Kesimpulan
Instrumen keuangan adalah kontrak yang memberikan hak atau kewajiban kepada satu pihak untuk menerima atau
membayar kas atau aset keuangan lainnya dari pihak lain, atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas
keuangan dengan pihak lain.Instrumen keuangan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Liabilitas keuangan adalah instrumen keuangan yang menimbulkan kewajiban bagi entitas. Contoh: obligasi, hutang,
dan pinjaman.
2. Ekuitas adalah instrumen keuangan yang menunjukkan kepemilikan suatu entitas. Contoh: saham biasa, saham
preferen, dan cadangan.
3. Instrumen keuangan hybrid adalah instrumen keuangan yang memiliki karakteristik dari both debt dan equity. Contoh:
obligasi konversi, saham preferen, dan sukuk.
Pengukuran instrumen keuangan didasarkan pada model penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik instrumen
keuangan tersebut. Model penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur instrumen keuangan antara lain:Nilai wajar
melalui laba rugi (FVPL)Nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (FVOCI)Biaya perolehan diamortisasi (amortized
cost)Pemilihan model penilaian untuk instrumen keuangan harus dilakukan secara hati-hati, dengan mempertimbangkan
semua faktor yang relevan.
Kesimpulan

Instrumen keuangan dapat digunakan oleh perusahaan untuk berbagai tujuan, antara lain:
Untuk mendapatkan pendanaan Untuk mengelola risikoUntuk investasi Perusahaan dapat
menggunakan instrumen keuangan untuk mendapatkan pendanaan dengan menerbitkan
instrumen utang, seperti obligasi, atau dengan menjual saham.
Perusahaan dapat menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko dengan
melakukan lindung nilai (hedging).
Perusahaan dapat menggunakan instrumen keuangan untuk investasi dengan membeli
instrumen keuangan lain, seperti saham atau obligasi.Instrumen keuangan dapat memiliki
dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
perlu mengelola instrumen keuangannya dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan semua
faktor yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai