Aset keuangan (financial asset) adalah kas, investasi ekuitas dari perusahaan lain (misalnya,
saham biasa atau saham preferen), atau hak kontraktual untuk menerima kas dari pihak lain
(misalnya pinjaman, piutang, dan obligasi). Beberapa pengguna laporan keuangan mendukung
pengukur tunggal nilai wajar untuk semua asset keuangan.
INVESTASI UTANG
Investasi utang (debt invetements) ditandai dengan pembayaran kontraktual pada tanggal
tertentu dari pokok dan bunga atas jumlah pokok terutang. Perusahaan mengukur investasi
utang pada biaya perolehan diamortisasi jika tujuan dari model bisnis perusahaan adalah untuk
memiliki asset keuangan untuk menerima arus kas kontraktual (dimiliki untuk ditagih-held for
collection). Biaya perolehan diamortisasi (amortized cost)adalah jumlah pengakuan awal dari
investasi dikurangi pembayaran kembali, ditambah atau dikurangi amortisasi komulatif dan
setelah dikurangi dengan pengurangan dari tidak tertagihnya. Jika kriteria untuk pengukuran
pada biaya perolehan diamortisasi tidak terpenuhi, maka investasi utang dinilai dan dicatat
sebesar nilai wajarnya. Nilai wajar (fair value) adalah jumlah dimana asset dapat ditukar antara
pihak yang berpengetahuan dalam transaksi yang wajar.
Untuk mengilustrasikan akuntansi untuk investasi utang pada biaya perolehan diamortisasi,
asumsikan bahwa Robinson Company membeli obligasi Evermaster Corporation senilai
$100,000 dengan tingkat diskonto 8% pada tanggal 1 Januari 2011 , dengan membayar
$92,278. Obligasi akan jatuh tempo tanggal 1 Januari 2016, dan yield sebesar 10%; bunga
dibayarkan setiap 1 Juli dan 1 Januari. Robinson mencatat investasi sebagai berikut.
1 Januari 2011
Kas 92.278
Dampak dari amortisasi diskonto pada pendapatan bunga yang dicatat Robinson setiap periode
untuk investasinya pada obligasi Evermaster.
Perhitunngan :
Robinson mencatat penerimaan pembayaran bunga setengah tahunan pertama pada 1 Juli
2011
1 Juli 2011
Kas 4000
Oleh karena Robinson menggunakan dasar tahun kalender, maka bunga yang masih harus
dibayar dan mengamortisasi diskonto pada tanggal 31 Desember 2011, sebagai berikut.
31 Desember 2011
Robinson melaporkan investasi dalam obligasi Evermaster pada laporan keuangan tanggal 31
Desember 2011, sebagai berikut.
Aset Lancar
Terkadang perusahaan menjual investasi obligasi sebelum jatuh tempo. Misalnya, Robinson
Company dapat menjual efek sebagai bagian dari perubahan strategi investasi untuk berpindah
dari investasi utang lima tahun, seperti obligasi Evermaster untuk berinvestasi pada obligasi
jangka pendek. Strategi seperti itu akan memungkinkan obligasi sering mengalami perubahan
harga sebagai respons terhadap perubahan suku bunga. Bila 1 November 2013 Robinson
menjual investasi obligasi Evermaster dengan harga 99 ¾ plus bunga berjalan. Amosrtisasi
diskonto dari 1 Juli 2013 sampai 1 November 1 November 2013 adalah $522 ( 4/6 x $783).
Robinson mencatat amortisasi diskonto ini sebagai berikut.
1 November 2013
1 November 2013
Kas 102.417
Dalam beberapa kasus, perusahaan mengelola dan mengevaluasi kinerja investasi dengan nilai
wajar. Dalam situasi ini, investasi dikelola dan dievaluasi berdasarkan dokumentasi manajemen
risiko atau strategi investasi berdasarkan informasi nilai wajar. Misalnya, beberapa perusahaan
sering memiliki investasi utang dengan tujuan untuk menjualnya dalam waktu yang singkat.
Investasi utang ini sering disebut sebagai investasi perdagangan (tranding investement) karena
perusahaan sering membeli dan menjual investasi tersebut untuk menghasilkan keuntungan
dalam jangka pendek dari selisih harga.
Perusahaan yang menghitung dan melaporkan investasi utang pada nilai wajar
mengikuti jurnal akuntansi yang sama dengan investasi utang yang dimiliki untuk ditagih selama
periode pelaporan. Artinya, investasi utang tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Namun, pada setiap tanggal pelaporan, perusahaan menyesuaikan biaya perolehan
diamortisasi ke nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian akibat pemilikan yang belum
direalisasi dilaporkan sebagai bagian dari laba neto (metode nilai wajar-fair value method).
Keuntungan atau kerugian akibat pemilikan yang belum direlisasi (unrealized holding gain or
loss) adalah perubahan neto nilai wajar pada investasi utang dari satu periode ke periode
lainnya.
Contoh : Investasi Utang pada Nilai Wajar (Efek Tunggal)
Untuk mengilustrasikan akuntansi untuk investasi utang pada biaya perolehan diamortisasi,
asumsikan bahwa Robinson Company membeli obligasi Evermaster Corporation senilai
$100,000 dengan tingkat diskonto 8% pada tanggal 1 Januari 2011 , dengan membayar
$92,278. Obligasi akan jatuh tempo tanggal 1 Januari 2016, dan yield sebesar 10%; bunga
dibayarkan setiap 1 Juli dan 1 Januari. Robinson mencatat investasi sebagai berikut.
1 Januari 2011
Kas 92.278
1 Juli 2011
Kas 4000
31 Desember 2011
Penggunaan nilai wajar efek memungkinkan Robinso untuk membuat pencatatan pada biaya
perolehan diamortisasi dalam akun tesebut. Oleh karena akun penilaian memiliki saldo debit,
dalam hal ini nilai wajar investasi utang Robinson lebih tinggi dari biaya perolehan diamortisasi.
Investasi
Aset Lancar
Pada tanggal 31 Desember 2012, asumsikan bahwa nilai wajar dari investasi utang Evermaster
adalah $94.000. Robinson mencatat kerugian akibat pemilikan yang belum direalisasi sebesar
$2.388 , sebagai berikut.
INVESTASI UTANG
31 DESEMBER 2012
Investasi Biaya Nilai Wajar Keuntungn (Kerugian)
Perolehan yang Belum
Diamortisasi Direalisasi
Obligasi 10% Evermaster Corporation $94.925 $94.000 $(925)
Dikurangi : Saldo penyesuaian nilai
wajar efek sebelumnya (Dr.) 1.463
Penyesuaian nilai wajar efek (Cr.) $(2.3880)
Nilai wajar dari investasi utang saat ini kurang dari biaya perolehan diamortisasi sebesar $925.
Robinson telah mencatat kerugian sebesar $2.388 ($925 + $1.463), yang menyaling hapus
keuntungan yang dicatat pada tahun 2011, mengakibatkan kredit pada akun penyesuaian nilai
wajar efek sebesar $925. Robinson membuat jurnal berikut.
Keuntungan atau kerugian akibat pemilikan yang belum direalisasi-Laba Rugi 2.388
Robinson melaporkan investasinya dalam obligasi Evermaster pada laporan keuangan tanggal
31 Desember 2012, sebagai berikut.
Investasi
Aset Lancar
Karena Obligasi tidak lagi dimiliki oleh Robinson, maka akun penyesuaian Nilai Wajar Efek harus
dilaporkan sebesar nol. Robinson membuat jurnal untuk mencatat penghapusan dari akun
penilaian sebagai berikut.
Asumsikan bahwa Webb Corporation memiliki dua investasi utang yang dihitung pada nilai
wajar. Seperti berikut.
Jika perusahaan menjual obligasi sebagai nilai wajar investasi sebelum tanggal jatuh tempo,
maka harus membuat jurnal untuk menghapus akun Investasi Utang atas biaya perolehan di
amortisasi dari obligasi yang dijual.
1 Juli 2012
Kas 90.000
31 Desember 2012
Keuntungan atau kerugian akibat pemilikan yang belum direalisasi-Laba Rugi 4.537
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Investasi
Aset Lancar
Dalam beberapa situasi, perusahaan yang memenuhi kriteria untuk menggunakan akuntansi
untuk investasi utang pada biaya perolehan diamortisasi, tetai ada yang menggunakan
akuntansi untuk investasi pada nilai wajar, dengan semua keuntungan dan kerugian yang
terkait dengan perubahan nilai wajar yang dilaporkan dalam laba rugi. Perusahaan memiliki
opsi untuk melaporkan sebagian besar asset keuangan pada nilai wajar. Opsi ini diterapkan atas
dasar instrument per instrument yang umumnya hanya tersedia pada saat perusahaan pertama
kali melakukan pembelian asset keuangan atau terjadinya liabilitas keuangan. Jika perusahaan
memilih untuk menggunakan opsi nilai wajar, instrumen ini diukur pada nilai wajar sampai
perusahaan tidak memiliki kepemilikan.
Berikut ilustrasinya : Hardy Company membeli obligasi yang dikeluarkan oleh Bank Central
Jerman. Hardy berencana untuk memiliki investasi utang sampai tanggal jatuh tempo selama 5
tahun. Pada tanggal 31 Desember 2011, nilai yang diamortisasi €100,000; dan mempunyai
nilai wajar €113,000. Bila Hardy memilih untuk menggunakan opsi nilai wajar, maka
pencatatan tanggal 31 Desember 2011:
INVESTASI EKUITAS
Investasi ekuitas (equity investement) menunjukkan kepemilikan saham biasa, saham preferen
atau saham modal lainnya.
Tingkat dimana salat satu perusahaan (investor) memperoleh hak dalam saham
perusahaan lain (Investee) umumnya menentukan perlakuan akuntansi untuk investasi setelah
akuisisi. Klasifikasi investasi tersebut tergantung pada presentase hak suara investee yang
dipegang oleh investor.
1. Kepemilikan kurang dari 20% (metode nilai wajar)-investor memiliki hak pasif.
2. Kepemilikan antara 20% dan 50% (metode ekuitas)-investor memiliki pengaruh
signifikan.
3. Kepemilikan lebih dari 50% (laporan konsolidasian)-investor memiliki kepentingan
pengendali.
Beberapa investasi ekuitas dimiliki intuk tujuan selain diperdagangkan misalnya, prusahaan
mungkin perlu untuk memiliki investasi ekuitas untuk menjual produknya di daerah tertentu.
Pada tanggal 3 November 2011, Republic Corporation membeli saham biasa dari tiga
perusahaan, setiap investasi mencerminkan kepemilikan kurang dari 20%.
Biaya Perolehan
Burberry $259.700
Nestle 317.500
3 November 2011
Kas 718.550
Pada tanggal 6 Desember 2011, Republic menerima dividen tunai sebesar €4.200 untuk
investasi pada saham biasa Nestle. Dividen tunai tersebut dicatat sebagai berikut.
6 Desember 2011
Kas 4.200
Dalam hal ini, Republic membuat jurnal jurnal penyesuaian dengan mendebit akun keuntungan
atau kerugian akibat pemilik yang belum direalisasi-Laba Rugi dan mengkredit akun
penyesuaian nilai wajar efek untuk mencatat penurunan nilai wajar dan mencatat kerugian
sebagai berikut.
31 Desember 2011
Pada tanggal 23 Januari 2012, Republic menjual seluruh saham biasa Bruberry, dan menerima
€287.220. Republic mencatat penjualan sebagai berikut.
23 Januari 2012
Kas 287.220
Jurnal akuntansi untuk mencatat investasi ekuitas tidak diperdagangkan adalah sama seperti
investasi ekuitas yang diperdagangkan, kecuali untuk mencatat keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi. Untuk investasi ekuitas tidak diperdagangkan, perusahaan melaporkan
keuntungan atau kerugian akibat pemilikan yang belum direalisasi sebagai penghasilan
komprehensif lain. Dengan demikian, akun berjudul keuntungan atau kerugian akibat pemilikan
yang belum direalisasi-Ekuitas yang digunakan.
10 Desember 2011
Kas 20.750
Pada tanggal 27 Desember 2011, Republic menerima dividen tunai sebesar €450 untuk investasi
pada saham biasa Hawthorne Company. Dividen tunai dicatat sebagai berikut.
27 Desember 2011
Kas 450
Mirip dengan akuntansi untuk investasi yang diperdagangkan, ketika investor memiliki kurang
dari 20% saham biasa perusahaan lain, dianggap bahwa investor memiliki pengaruh relatif
sedikit terhadap investee. Oleh karena itu, investor memperoleh laba saat investee
mengumumkan dividen tunai.
Pada tanggal 31 Desember 2011, investasi Republic pada Hawthorne memiliki nilai
tercatat dan nilai wajar
31 Desember 2011
Republic melaporkan investasi ekuitas pada laporan keuangan tanggal 31 Desember 2011
Investasi
Ekuitas
Pada tanggal 20 Desember 2012, Republic menjual seluruh saham biasa Hawthorne Company,
menerima hasil neto sebesar €22.500.
Republic mencatat penjualan sebagai berikut.
20 Desember 2012
Kas 22.500
Oleh karena Republic tidak lagi memegang investasi ekuitas, maka dibuat jurnak untuk
mengeliminasi akun penyesuaian Nilai Wajar Efek
METODE EKUITAS
Bila investasi sebesar 20% atau lebih (langsung maupun tidak langsung ) dimana mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap investee. Pencatatan menggunakan metode equity.
Dalam metode ekuitas (equity method), investor dan investee mengakui hubungan ekonomi
yang substansif. Perusahaan ini awalnya mencatat investasi pada biaya perolehan saham, tetapi
kemudian menyesuaikan jumlah setiap periode perubahan dalam asset neto investee. Artinya,
bagian proporsional dari laba (rugi) investee secara berkala meningkatkan (menurunkan)
jumlah tercatat investasinya. Semua dividen yang diterima oleh investor dari investee juga
dapat menurunkan jumlah tercatat investasi. Metode ekuitas mengakui bahwa laba investee
meningkatkan asset neto investee, dan bahwa kerugian investee dan dividen menurunkan asset
neto.
Metode ekuitas dan membandingkannya dengan metode nilai wajar, asumsikan bahwa Maxi
Company membeli kepemilikan 20% pada Mini Company. Untuk menerapkan metode nilai
wajar dalam contoh ini, asumsikan bahwa Maxi tidak memiliki pengaruh signifikan dn
megklasifikasikan investasi sebagai yang dapat diperdagangkan. Jika contoh ini menerapkan
metode ekuitas, asumsikan bahwa kepentingan 20% memungkinkan Maxi memiliki pengaruh
signifikan.
Perbandingan Metode Nilai Wajar dan Metode Ekuitas
Pada 2 Januari 2011, Maxi Company membeli 48.000 saham (20% saham biasa Mini Company)
dengan biaya perolehan sebesar $10 per saham.
Kas 480.000
Selama tahun 2011, Mini Company melaporkan laba neto sebesar $200.000 saham Maxi
Company adalah 20% atau $40.000
Pada tanggal 31 Desember 2011, sebanyak 48.000 saham Mini Company memiliki nilai wajar
(harag pasar) sebesar $12 per saham , atau $576.000.
Pada tanggal 28 Januari 2012, Mini Company mengumumkan dan membayarkan dividen tunai
sebesar $100.000 Mini Company menerima 20% atau $20.000
Kas 20.000
Selama tahun 2012, Mini Company melaporkan kerugian neto sebesar $50.000 saham Mini
Company adalah 20% atau $10.000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, sebanyak 48.000 Saham Mini Company memiliki nilai wajar
(harga pasar) sebesar $11, atau $528.000
Pada 2 Januari 2011, Maxi Company membeli 48.000 saham (20% saham biasa Mini Company)
dengan biaya perolehan sebesar $10 per saham.
Kas 480.000
Selama tahun 2011, Mini Company melaporkan laba neto sebesar $200.000 saham Maxi
Company adalah 20% atau $40.000
Pendapatan dari
Investasi 40.000
Pada tanggal 31 Desember 2011, sebanyak 48.000 saham Mini Company memiliki nilai wajar
(harag pasar) sebesar $12 per saham , atau $576.000.
Pada tanggal 28 Januari 2012, Mini Company mengumumkan dan membayarkan dividen tunai
sebesar $100.000 Mini Company menerima 20% atau $20.000
Kas 20.000
Selama tahun 2012, Mini Company melaporkan kerugian neto sebesar $50.000 saham Mini
Company adalah 20% atau $10.000.
KONSOLIDASI
Jika salah satu perusahaan mangkuisisi hak kepemilikan lebih dari 50% pada perusahaan lain,
maka dikatakan memiliki kepentingan pengendali (controlling interest). Dalam hubungan
tersebut, perusahaan investor disebut sebagai entitas induk (parent) dan perusahaan investee
sebagai entitas anak (subsidiary). Perusahaan menyajikan investasi dalam saham biasa entitas
anak sebagai investasi jangka panjang pada laporan keuangan tersendiri dari entitas induk. Jika
entitas induk memperlakukan entitas anak sebagai investasi, maka entitas induk umumnya
membuat laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements). Laporan keuangan
konsolidasi memperlakukan entitas induk dan entitas anak sebagai satu entitas ekonomik.
Isu-isu yang terkait dengan akuntansi untuk investasi adalah sebagai berikut.
1. Penurunan nilai.
2. Pengalihan antarkategori.
3. Kontroversi nilai wajar.
1. PENURUNAN NILAI
Untuk investasi utang, jika investasi turun nilainya, perusahaan harus mengukur
kerugian yang disebabkan oleh penurunan nilai (impairment). Rugi penurunan nilai ini dihitung
sebagai selisih antara jumlah tercatat ditambah bunga yang masih harus dibayar (accrued
interest) dengan mendiskontokan arus kas masa depan yang diharapkan pada suku Bungan
efektif historis dari investasi tersebut.
Contoh : Rugi Penurunan Nilai
Pada tanggal 31 Desember 2010, Mayhew Company memiliki investasi utang pada Bellovary
Inc, yang dibeli pada nilai pari sebesar $200.000. Investasi tersebut memiliki jangka waktu
empat tahun, dengan pembayaran bunga tahunan sebesar 10% yang akan dibayarkan pada
setiap akhir tahun (suku bunga efektif historis adalah 10%). Investasi utang ini diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk ditagih. Sayangnya, Bellovary mengalami kesulitan kuangan yang
signifikan dan menunjukkan bahwa Bellovary tidak akan mampu untuk melakukan seluruh
pembayaran sesuai dengan persyaratan kontraktual. Mayhew menggunakan metode nilai yang
persyaratkan. Berikut arus kas yang disiapkan.
31 Des Arus Kas Kontraktual Arus Kas yang Kerugian Arus Kas
Diharapkan
2011 $20.000 $16.000 $4000
2012 20.000 16.000 4000
2013 20.000 16.000 4000
2014 220.000 216.000 4000
Total arus kas $280.00 $264.000 $16.000
Dikurangi Nilai sekarang dari $200.000, jatuh tempo 4 tahun pada 10%
Nilai sekarang dari $16.000 bunga yang akan diterima setiap tahun
Pengalihan investasi dari satu klasifikasi yang lain harus terjadi jika model bisnis untuk
mengelola investasi juga berubah.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa British Sky Broadcasting Group plc memiliki
portofolio investasi utang yang diklsifikasikan sebagai perdagangkan (tranding); yaitu investasi
utang yang tidak memiliki untuk ditagih, tetapi dikelola untuk mendapatkan keuntungan dari
perubahan suku bunga. Hal ini mengakibatkan British Sky mencatat investasi tersebut sebesar
nilai wajar. Pada tanggal 31 Desember 2010, British Sky memiliki saldo yang terkait dengan efek
tersebut sebagai berikut.
Investasi £1.200.000
British Sky membuat jurnal untuk mengalihkan efek tersebut ke klasifik dimiliki untuk ditagih,
sebagai berikut.
1 Januari 2011
Dalam model ini, beberapa investasi utang dihitung pada biaya perolehan diamortisasi dan
lainnya pada nilai wajar. Pihak lainnya mendukung pengukuran nilai wajar untuk semua asset
keuangan, dengan keuntungan atau kerugian dicatat sebagai laba rugi. Pada bagian ini, akan
ditunjukkan beberapa isu utama yang belum terpecahkan.
Perusahaan menilai investasi utang pada nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi,
tergantung pada model bisnis untuk mengelola investasi tersebut. Beberapa pihak percaya
bahwa kerangka kerja ini memberikan informasi yang lebih revelan tentang kinerja dari
investasi tersebut. Beberapa pihak lainnya tidak setuju, mereka menyatakan bahwa dua
investasi utang yang sama dapat dilaporkan dengan cara yang berbeda dalam laporan
keuangan.
Keuntungan Perdagangan
Investasi utang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk ditagih akan dilaporkan pada biaya
perolehan diamortisasi; keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi pada investasi ini tidak
diakui sebagai laba rugi.
Dengan mengakui perubahan nilai hanya pada satu sisi dari laporan posisi keuangan (sisi asset),
tingkat volatilitas yang tinggi dapat terjadi pada jumlah laba rugi dan ekuitas. Lebih lanjut,
lembaga keuangan terlibat dalam manajemen asset dan liabilitas (tidak hanya manajemen
asset).
Informasi nilai wajar untuk asset keuangan dan liabilitas keuangan memberikan informasi yang
lebih berguna dan relevan dibandingkan dengan sistem berbasis biaya, karena nilai wajar
mencerminkan setara kas terkini dari instrument keuangan dibandingkan biaya transaksi masa
lalu.