Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODOLOGI STUDI ISLAM

Dosen Pembimbing

Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag

OLEH:

 NADA SEPTIAULYA (210501065)


 MUHAMAD ADRIAN (210501072)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

EKONOMI SYARIAH

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., yang mana telah memberikan kepada kita selaku
hambanya yang selalu bersyukur atas nikmat dan karunianya yang senantiasa selalu bisa di
amalkan dalam kehidupan sehari-hari sehinggah atas nikmatnyalah kami dapat membuat tugas
makalah ini secara baik dan benar, semoga dalam pembuatan makalah ini bisa bermanfaat dan
juga bisa di pahami oleh si pembaca dan si pendengar.

Mataram, 5 September 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
A. Pengertian Studi Islam..........................................................................................................3
B. Objek dan Ruang Lingkup Studi Islam................................................................................5
C. Manfaat dan Tujuan Studi Islam...........................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Kritik dan Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penututp semua agama yang telah ada , islam
merupakaan agama rahmatal lil alamin untuk semuia umat islam. Islam itu di bawakan oleh nabi
Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah . Ajaran islam yang di bawah oleh nabi
Muhammad SAW dari Allah SWT berisi pedoman hidup yang mengatur hubungan mannusia
dengan tuhannya, dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesamanya, dengan makhluk
bernyawa lainnya, dengan benda mati, dan denngan alam semesta. Ajaran ini dapat di yakini
sebagai ajaran yang di turunkan Allah SWT untuk kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di
akhirat. untuk mengetahui islam lebih mendalam maka munculah ilmu yang di namakan studi
islam. Pada zaman saat ini islam sudah berkembang sangat pesat dibeberapa negara. Bila
dibandingkan dari islam yang dahulu dan sekarang tentunya sangatlah berbeda, tentunya yang
berbeda bukanlah ajarannya akan tetapi ranah atau ruang lingkup islam itu sendiri. Dahulu islam
hanya dianut oleh masyarakat sekitar jazirah arab saja atau dalam skala kecil. Berbeda dengan
saat ini, islam sudah dikenal oleh masyarakat seluruh dunia. Bahkan dinegara yang mayoritas
penganut non islam pun, pasti terdapat orang yang memeluk agama islam walaupun minoritas.

Karena saking familiarnya islam ditelinga masyarakat dunia dan agama yang ajarannya
masih sangat murni, artinya tak berubah-ubah dari pada agama selain islam. Hal itu membuat
daya tarik tersendiri bagi semua kalangan untuk mengklaim akan keabsahan agama ini. ditambah
kehadiran sang misionary agama islam yakni manusia mulia yang bernama Muhammad SAW.
Sosoknya yang sederhana, murah hati, menghargai sesama, tidak gampang marah, dan akhlaq
yang sangat mulia, membuat banyak para pemikir atau cendekia eropa yang memberikan
peringkat tertinggi atau nomor satu sebagai manusia yang paling berpengaruh. Turunnya al-
qur’an juga membawa rahmat tersendiri bagi islam, karena saat ini banyak para ilmuan-ilmuan
eropa yang memilih masuk islam sebab al-qur’an yang memiliki kesesuaian dengan sains.

Maka dari itu, dewasa ini banyak orang yang ingin mengkaji islam, mengetahui islam.
Bahkan orang yang bukan pemeluk islam sekalipun. Dieropa islam sudah dikaji dan dipelajari

1
tanpa harus memasuki agama islam. Hal ini sering disebut dengan filologi. Dan mempelajari
islam itu dinegara eropa sering disebut dengan islamic study. Sebagai agama yang komprehensif,
fleksibel tentu islam memberikan seluas-luasnya kepada siapa saja yang ingin mempelajari
agama islam. Banyaknya bangsa non islam yang mepelajari agama islam, tentu membuat
tantangan tersendiri bagi pemeluk agama islam sejati untuk lebih giat lagi mempelajari islam
secara mendalam. Karena biar bagaimanapun juga kita sebagai umat islam sejati harus bisa
mengawal islam, memberikan proteksi terhadap tersebarnya agama islam secara universal.
Sehingga hal-hal yang akan menyimpangkan, membelokkan, merubah, dan menyesatkan agama
islam bisa terbantahkan dengan mudah.

Maka dari hal diatas, timbul sebuah pertanyaan mendasar; apa pengertian studi islam, ruang
lingkup studi islam, tujuan studi islam, dan pendekatan serta metodologi seperti apa yang
digunakan dalam studi islam. Dalam makalah ini akan membahas permasalahan-permasalahan
itu semua secara lebih spesifik. mata kuliah ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa
memahami aspek-aspek ajaran islam secara mendasar. Dengan hadirnya mata kuliah ini,
mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami islam secara utuh, komprehensif dan
inklusif.

B. Rumusan Masalah

a. Pengertian studi islam


b. Objek dan ruang lingkup studi islam
c. Manfaat dan tujuan studi islam

C. Tujuan Pembahasan

a. Memberikan penjelasan secara terperinci terkait dengan studi islam


b. Menjelaskan objek dan ruang lingkup studi islam
c. Menjelaskan akan manfaat dan tujuan studi islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Islam

Studi merupakan sebuah bahasa terapan dari kata belajar, artinya studi adalah belajar. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dianggap belajar
sesuatu jika dia bisa menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang
terpenting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Definisi lain
tentang belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Jadi belajar juga bisa diartikan
sebagai suatu aktifitas yang didalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu,
tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
Hamalik (1993:27) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku berkat pelatihan dan pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan bukan semata-mata
hasil yang hendak dicapai. Proses itu sendiri terjadi melalui serangkaian pengalaman sehingga
terjadi modifikasi tingkah laku seseorang atau terjadi penguatan pada tingkah laku yang dimiliki
sebelumnya. Sedangkan menurut winkel (2005:59), belajar merupakan suatu aktivitas mental
atau psikis, yang berlangsung aktif dalam interaksi lingkungan, yang menghasilkan sejumlah
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu
meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, serta mencakup hal-hal
yang bersifat eksternal seperti keterampilan motorik dan berbicara dalam bahasa asing. Slameto
(2003:2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Lain halnya dengan islam, jika ditinjau dari segi bahasa islam berasal dari kata aslama,
yuslimu, islaman, yang berarti submission (ketundukan), resignation (pengunduran), dan
reconciliation (perdamaian)1. Kata aslama ini berasal dari kata salima yang berarti peace, yaitu

1
Lihat John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Opcit., hlm. 47; Lihat pula Hans Wehr, A
Dictionary of Modern Written Arabic, hlm. 462.

3
damai, aman dan sentosa2. Pengertian islam yang seperti itu sejalan dengan ajaran agama islam
sendiri, yaitu mendorong manusia sebagai hamba untuk patuh dan tunduk secara totalitas kepada
tuhan, sehingga terwujud keselamatan, kedamaian, aman dan sentosa, serta sejalan pula dengan
misi ajaran islam, yaitu menciptakan perdamaian dimuka bumi dengan cara mengajak manusia
untuk tunduk dan patuh kepada tuhan. Islam yang sedemikian itu sejalan dengan islam yang
dibawa oleh para nabi, dari sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW.
Islam juga bisa diartikan sebagai agama. Para ahli membagi pengertian agama menjadi dua
sisi, yakni sisi etimologis dan terminologis. Secara etimologis kata agama berasal dari kata ad-
din dan religi. Ada pula yang mengartikan agama dalam bahasa sansekerta, a dan gama. A
artinya tidak, sedangkan gama artinya pergi. Jadi agama adalah tidak pergi, tetap ditempat,
langgeng, diwariskan secara turun temurun.
Soekanto menyebutkan pengertian agama ada tiga macam;
1. Kepercayaan atau keyakinan yang mendalam terhadap hal-hal sspiritual.
2. Perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spritual yang dianggap sebagai tujuan
tersendiri.
3. Ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural.3
Dari hal diatas, jadi islam juga bisa didefinisikan sebagai agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan oleh tuhan untuk umat manusia melalui rasulnya, Muhammad SAW. 4 Islam dari
pengertian agama ini, selain mengemban misi sebagaimana dibawa para nabi sebelumnya, dan
sebagaimana tersebut diatas, juga merupakan agama yang ajarannya lebih complete dan perfect
jika dibandingkan dengan agama-agama sebelumnya yang dibawa oleh para nabi.
Adapun Studi Islam, secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab yaitu
Dirosah Islamiyah. Sedangkan studi Islam di barat dikawasan benua Eropa ataupun Amerika
dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Makna ini sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi
pengertian terminologis tentang studi Islam dalam kajian yang sistematis dan terpadu. (Moh.
Nawafil, Dkk., 2017:01) mengemukakan bahwa Studi Islam adalah sebuah proses usaha sadar
dan tersistematisasi yang dilakukan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, terhadap agama yang damai dan sempurna sebagai wahyu dari Tuhan yang

2
Lihat Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, hlm. 426
3
Lihat Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1977), cet. Ke-1, hlm 25.
4
Lihat Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1977), cet. Ke-1, hlm 45.

4
disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW agar seluruh umat manusia
patuh dan tunduk terhadap-Nya baik larangan ataupun anjuran-Nya. dengan perkataan lain, Studi
islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas
secara mendalam tentang seluk beluk atau hal-hal yang berhubungan agama Islam, baik
berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari sepanjang sejarahnya.5

B. Objek dan Ruang Lingkup Studi Islam

Ruang lingkup Mata Kuliah Studi Islam di Perguruan Tinggi secara umum mencakup tentang
tema-tema yang berkaitan dengan keagamaan, dan keislaman. Pembahasannya lebih terfokus
pada konsep agama islam, pendekatan dan metode agama islam, studi ijtihad, studi al-Qur’an,
studi tafsir, studi hadits, studi akhlaq, studi akidah, fiqh dan syari’ah islam. Pemilihan tema-tema
tersebut didasarkan pada pemikiran akan pentingnya mempelajari (studi) islam dari berbagai
aspek.6

Menurut Taufik Abdullah, agama sebagai sasaran kajian dapat dikategorikan menjadi tiga,
yaitu agama sebagai doktrin, dinamika dan struktur masyarakat yang dibentuk oleh agama, dan
sikap masyarakat pemeluk terhadap doktrin.

1. Mempersoalkan substansi ajaran, dengan segala refleksi pemikiran terhadap ajaran


agama. Namun, yang menjadi sasaran penelitian agama sebagai doktrin adalah
pemahaman manusia terhadap doktrin-doktrin tersebut.
2. Meninjau agama dalam kehidupan sosial dan dinamika sejarah.
3. Usaha untuk mengetahui corak penghadapan masyarakat terhadap simbol dan ajaran
agama.

Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya islam dapat menjadi
obyek studi. Dalam konteks studi islam, ada beberapa aspek tertentu dari islam yang dapat
menjadi obyek studi, yaitu:

5
Rosihon Anwar, Badruzzaman M. Yusuf dan Saehudin, Pengantar Studi islam, Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 
2009, hlm. 25.
6
Dede Ahmad Ghazali, Heri Gunawan, Studi Islam Suatu Pengantar Dengan Pendekatan Interdesipliner, Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015, hlm. 16.

5
1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang keabsahannya bagi pemeluknya sudah final. Dalam
artian dapat diterima apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam

Menurut Muhammad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah keilmuan agama islam yang
dapat menjadi obyek studi islam :

1. Wilayah praktek keyakianan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah


diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat pada
umumnya. Wilayah praktek ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan penjernihan
teoritik keilmuan yang di pentingkan disisni adalah pengalaman.
2. Wilayah tori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan metodologinya
oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang kajiannya masing-masing. Apa
yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah “teori-teori”
keilmuan agama islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau teks-teks wahyu, maupun
secara induktif dari praktek-praktek keagamaan yang hidup dalam masyarakat era
kenabian, sahabat, tabi’in maupun sepanjang sejarah perkembangan masyarakat muslim
dimanapun mereka berada.
3. Telaah teoritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sejarah perkembangan
jatuh bangunnya teori-teori yang disusunoleh kalangan ilmuan dan ulama pada lapis
kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks dan sophisticated inilah yang
sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu keislaman.

Sedangkan menurut M.Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian islam adalah substansi
ajaran-ajaran islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam aspek ini agama lebih bersifat
penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam ini merupakan salah
satu bentuk doktrin yang dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah
melalui proses penawaran dan perenungan secara mendalam.

6
C. Manfaat dan Tujuan Studi Islam

Bagi umat islam studi keislaman tentu memiliki urgensitas yang sangat tinggi, terutama
masih banyak orang islam yang hanya mengaku islam tetapi kehidupan sehari-harinya masih
jauh dari nilai-nilai ajaran islam. Hadirnya tekhnologi informasi membawa dampak tidak hanya
positif tetapi juga negatif. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi umat islam
tersendiri. Dengan demikian studi islam menjadi sangat penting terutama dalam menghadapi
budaya modern yang cenderung berkiblat kebarat, yang terus menggerus nilai-nilai keislaman
masyarakat muslim.

Derasnya arus informasi dan komunikasi serta modernisasi dan westernisasi tentunya tidak
ada yang dapat membendung karena hal itu pasti terjadi. Maka disini letak urgensitasnya,
mempelajari agama islam lebih jauh, sebagai benteng dan filterisasi dalam penerimaan informasi
yang bersumber dari dunia Barat tersebut. tentunya dalam rangka tabayyun atau kroscek,
meluruskan dan islamisasi.

Muhaimin, Dkk., (2012:3-8) menjelaskan sangat rinci tentang urgensitas Studi Islam-
terutama kita sebagai umat islam-. Menurutnya studi islam diperlukan karena kondisi saat ini
umat islam masih terjebak dalam nuansa romantisme sejarah keemasan islam pada masa lalu,
padahal yang akan dihadapi umat islam adalah masa yang akan datang. Hal tersebut hanya akan
menyibukkan diri dengan kebanggaan masa lalu, sementara realitas kehidupan selalu maju dan
semakin canggih.

Pemahaman ajaran agama islam yang tidak utuh akan menyebabkan kerancuan sehingga
dalam pegaplikasiannya hanya akan dilihat dari satu aspek sisi saja. Hal tersebut disebabkan oleh
kehidupan beragama, masyarakat yang kompleks tidak mungkin dapat diselesaikan melalui satu
disiplin ilmu saja, tetapi harus bisa mengintegrasikan dengan disiplin ilmu lainnya. Muhaimin,
Dkk. Mengemukakan bahwa arah dan tujuan studi islam dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mempelajari secara mendalam apa sebenarnya (hakikat) agama Islam itu, dan
bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya
manusia. Sehubungan dengan hal ini, studi islam dilaksanakan berdasarkan asumsi bahwa
sebenarnya agama diturunkan Allah adalah untuk membimbing dan mengarahkan serta
menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya umat

7
manusia di muka bumi. Agama-agama yang pada mulanya tumbuh dan berkembang
berdasarkan pengalaman dan penggunaan akal serta budi daya manusia, diarahkan oleh
Islam menjadi agama monothisme yang benar. Sementara itu, Allah telah menurunkan
ajaran Islam sejak fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan akal dan budi daya
manusia tersebut. Kemudian silih berganti Rasul-Rasul telah diutus Allah, untuk
menyampaikan ajaran agama Islam, guna meluruskan dan menyempurnakan
perkembangan akal dan budi daya manusia serta agama mereka menjadi agama tauhid.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ajaran agama Islam telah tumbuh dan
berkembang sejalan dengan perkembangan akal dan pikiran dan budi daya manusia serta
agama mereka menjadi agama tauhid. Dengan demikian, dapat  dikatakan bahwa ajaran
agama Islam telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan akal  pikiran
dan budi daya manusia tersebut  untuk mewujudkan suatu  kehidupan budaya dan
peradaban yang Islami. Sepanjang sejarah perkembangannya, tidak ada pertentangan
antara alam pikiran dan budi daya manusia dengan agama Islam. Kalau pada suatu masa
tampak adanya pertentangan  antara  ajaran islam dengan alam pikiran dan budi daya
manusia, dapat diduga bahwa telah terjadi kemacetan atau penyimpangan dalam
perkembangannya. Dengan menggali kembali hakikat agama Islam, akan dapat
digunakan sebagai alat analisis terhadap kemacetan atau penyimpangan akal pikiran dan
budaya manusiawi serta ajaran agama Islam sekaligus.

2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang asli, dan
bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan
budaya dan paradaban islam sepanjang sejarahnya dari dahulu.
Studi ini berasumsi bahwa agama Islam adalah agama fitrah sehingga pokok-pokok isi
ajaran Islam tentunya sesuai dengan fitrah manusia. Fitrah adalah potensi dasar,
pembawaan yang ada dan tercipta dalam proses penciptaan manusia. Potensi fitrah inilah
yang menyebabkan manusia hidup, tumbuh, dan berkembang, sehingga didalam dirinya
mempunyai kemampuan untuk mengatur perikehidupannya,berbudaya,dan
membudidayakan lingkungan hidupnya. Dari potensi fitrah inilah, manusia mampu
mengatur dan menyusun suatu sistem kehidupan dan lingkungan budaya yang mewadahi
kehidupan dan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup bersama masyarakatnya.

8
Sebagai agama fitrah, pokok-pokok isi ajaran agama islam tersebut akan tumbuh dan
berkembang secara operasional dan serasi bersama dengan pertumbuhan dan
perkembangan fitrah manusia tersebut. Dengan demikian, pokok-pokok isi ajaran agama
islam yang telah berkembang tersebut akan beradaptasi dan berinteraksi dengan setiap
sistem hidup dan lingkungan budaya yang dijumpainya, dan akan berkembang
bersamanya. Dengan kata lain, pokok-pokok isi ajaran agama Islam tersebut mempunyai
daya adaptasi dan integrasi yang kuat terhadap sistem hidup dan lingkungan budaya yang
dimasuki dan dijumpainya.
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi
dan dinamis, dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya dan peradaban islam sepanjang sejarahnya. Studi ini berdasarkan
asumsi bahwa agama islam sebagai agama samawi terakhir membawa ajaran-ajaran yang
bersifat final dan mampu memecahkan masalah-masalah kehidupan manusia, menjawab
tantangan dan tuntutannya sepanjang zaman. Sumber dasar ajaran agama islam akan tetap
aktual dan fungsional terhadap permasalahan hidup dan tantangan serta tuntutan
perkembangan zaman tersebut. Sementara itu, seiring dengan pertumbuhan dan dan
perkembangan zaman yang berlangsung terus-menerus dan berkelanjutan, permasalahan
dan tantangan serta tuntutan hidup manusia pun bertumbuh kembang menjadi semakin
kompleks dan menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan sistem kehidupan budaya
dan peradaban manusia yang semakin maju dan modern. 

Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama islam,
dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol
perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini yang realitas
kehidupannya lebih kompleks dan cenderung individualistis dengan tekhnologi informasi dan
komunikasinya yang juga sangat canggi diberbagai negara.
Asumsi dari studi islam adalah bahwa agama islam yang diyakini mempunyai misi sebagai
Rahmatan lil alamin tentunya mempunyai nilai-nilai dan prinsi-prinsip dasar yang bersifat
universal, yang mempunyai daya dan kemampuan untuk membimbing, mengarahkan,
mengontrol dan mengendalikan faktor-faktor potensial dari pertumbuhan dan perkembangan
sistem budaya dan peradaban modern. Di dalam era globlal, umat manusia semakin
membutuhkan nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat universal, yang diterima oleh seluruh

9
umat manusia untuk mengontrol, dan mengendalikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih. Karena itu nilai dan prinsip dasar ajaran agama islam tersebut
diharapkan menjadi alternatif yang mampu mengarahkan, mengontrol, dan mengendalikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta fakor dinamika lainnya dari sistem
budaya dan peradaban manusia modern, menuju terwjudnya kondisi kehidupan yang adil
makmur, aman, dan sejahtera diantara bangsa-bangsa dan umat manusia yang berada diseluruh
negara belahan bumi.                                                  

  Dengan mengemukakan tujuan-tujuan tersebut, tampaklah karakteristik dari studi Islam


yang selama ini dikembangkan di perguruan tinggi tidak bersifat konvensional, tetapi lebih
bersifat memadukan antara studi Islam di kalangan umat Islam sendiri ( yang bersifat subjektif
doktriner ) dan kalangan luar Islam yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu, tampilannya lebih
banyak diwarnai oleh analisis kritis terhadap hasil-hasil studi dari kedua usaha studi islam
tersebut. Selanjutnya, dengan tujuan-tujuan tersebut, studi Islam diharapkan akan bermanfaat
bagi peningkatan usaha pembaharuan dan pengembangan kurikulum pendidikan islam pada
umumnya, dalam usaha transformasi kehidupan sosial budaya serta agama umat Islam sekarang
ini, menuju kehidupan sosial budaya modern pada generasi mendatang, sehingga misi islam
sebagai Rahmatan lil alamin dapat terwujud dalam kehidupan nyata di dunia global.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Moh. Nawafil, Dkk., (2017:01) mengemukakan bahwa Studi Islam adalah sebuah proses
usaha sadar dan tersistematisasi yang dilakukan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, terhadap agama yang damai dan sempurna sebagai wahyu dari
Tuhan yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW agar seluruh
umat manusia patuh dan tunduk terhadap-Nya baik larangan ataupun anjuran-Nya. Sedangkan
Ruang lingkup Mata Kuliah Studi Islam di Perguruan Tinggi secara umum mencakup tentang
tema-tema yang berkaitan dengan keagamaan, dan keislaman. Pembahasannya lebih terfokus
pada konsep agama islam, pendekatan dan metode agama islam, studi ijtihad, studi al-Qur’an,
studi tafsir, studi hadits, studi akhlaq, studi akidah, fiqh dan syari’ah islam. Pemilihan tema-tema
tersebut didasarkan pada pemikiran akan pentingnya mempelajari (studi) islam dari berbagai
aspek. Berikutnya, Muhaimin, Dkk., (2012:3-8) menjelaskan sangat rinci tentang urgensitas
Studi Islam-terutama kita sebagai umat islam-. Menurutnya studi islam diperlukan karena
kondisi saat ini umat islam masih terjebak dalam nuansa romantisme sejarah keemasan islam
pada masa lalu, padahal yang akan dihadapi umat islam adalah masa yang akan datang.

B. Kritik dan Saran


Demikianlah  makalah ini kami susun, kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Kesempurnaan hanya
milik Allah SWT dan Rasulnya SAW semata, tiada kelebihan ilmu yang kami tuangkan dalam
makalah ini. Semoga apa yang kami sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Amin, (2006) Islamic Studies di Perguruan Tinggi, Pendekatan Integratif


Interkonektif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Abuddin Nata, (2010) Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Prenada Media Group.
Abuddin Nata, (2016) Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana.
Ali, Mukti HA., (1991) Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam, Bandung, Mizan.
Departemen Agama, (1999) Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, Departemen Agama.
Djalal, Abdul, (2000) Ulum Al-Qur’an, Surabaya, Dunia Islam.
Dede Ahmad Ghazali, Heri Gunawan, (2015) Studi Islam Suatu Pengantar Dengan Pendekatan
Interdesipliner, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Harun Nasution, (1997) Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta, UI Press.
Kadar M Yusuf, (2012) Studi Al-Qur’an, Jakarta, Amzah.
Muhaimin Dkk, (2102) Pengantar Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta:
Kencana.
Rosihon Anwar, Badruzzaman M. Yusuf dan Saehudin, (2009) Pengantar Studi islam, Bandung:
CV. Pustaka Setia.

12

Anda mungkin juga menyukai