Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwr.wb
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta
Alam. Atas karunia hidayah serta inayah-Nya makalah ini dapat tersusun dan
terselesaikan tepat waktu. Tak lupa kami panjatkan sholawat serta salam kepada
junjungan nabi besar nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari jaman
jahiliah menuju jalan yang terang benderang. Semoga syafaatnya dapat bermanfaat bagi
kita semua kelak.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini untuk mengetahui dan
menjelaskan pembahasan tentang Pengantar Studi Islam Dan Pembagiaannya. Untuk itu
penting bagi kita selaku penulis untuk mengucap banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada bapak
Prof. Dr. H. M. Suyudi, M.Ag. selaku dosen pada mata kuliah Pengantar Studi Islam.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas. Kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Kami
memohon kepada dosen pengampu untuk memberikan beberapa masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang mendatang dan kami juga sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Wassalamualaikumwr.wb

Surabaya, 27 Agustus 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3

1.Pengertian Studi Islam....................................................................................................................3

2. Ruang Lingkup Studi Islam...........................................................................................................4

3. Tujuan Studi Islam.........................................................................................................................6

4. Pendekatan dan Metodologi Studi Islam........................................................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................................................12

B. Saran........................................................................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang sangat mengutamakan ilmu pengetahuan dan


telah berhasil melahirkan banyak sumbangan keilmuan pada dunia (Basya, 2015).
Keutamaan ilmu dalam Islam telah di firmankan oleh Allah Swt. pada surah Al-
Mujadilah (58) ayat 11 mengenai Allah yang akan meninggikan derajat orang-
orang yang berilmu. Untuk itu, orang-orang terutama mereka yang beragama
Islam senantiasa berlomba-lomba dalam mendapatkan ilmu yang banyak. Dalam
agama Islam, terdapat suatu ranah ilmu pengetahuan yang membahas mengenai
keilmuan dalam Islam, yaitu Studi Islam.

Dalam sebuah definisi studi Islam yaitu kajian komperehensif yang


sistematis untuk memahami isu-isu yang berkaitan dengan Islam, juga
menyangkut pokok-pokok ajaran Islam dan implementasinya (Tim Penulis IAIN
Sunan Ampel, 2002). Namun, bidang kajian dalam studi Islam saat ini, atau kerap
disebut dengan studi Islam kontemporer tidak hanya sebatas pada pemahaman
agama Islam saja, melainkan juga dapat mengkaji bidang keilmuan lain, salah
satunya gvadalah ilmu hubungan internasional. Walaupun ilmu hubungan
internasional ini di dominasi oleh perspektif Barat, bidang keilmuan ini juga dapat
dikaji melalui perspektif kajian studi Islam.

Islam tidak akan dapat dipahami dengan universal dan humanis tanpa
mendekatinya dengan pendekatan sosiologis. Beberapa gejala dalam masyarakat
kaum muslimin, selain juga bisa didekati dengan beberapa pendekatan lain, tentu
menyediakan ruang untuk dikaji dengan pendekatan sosiologis. Karena banyak
bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat
apabila menggunakan jasa bantuan sosiologi, di sini letaknya sosiologi sebagai
salah satu instrumen dalam memahami ajaran agama.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pengantar Studi Islam ?


2. Apa saja ruang lingkup dalam pemabahasan Studi Islam?
3. Apa tujuan adanya Studi Islam ?
4. Pendekatan dan Metodologi apa saja yang digunakan dalam Studi Islam ?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui pengertian dari Studi Islam


2. Agar mengetahui apa saja ruang lingkup yang dibahas dalam Studi Islam
3. Agar mengetahui tujuan adanya Studi Islam
4. Agar mengetahui Model Pendekatan dan Metodologi apa saja yang dapat
digunakan dalam Studi Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Islam

Istilah Studi Islam dalam bahasa Inggris adalah Islamic Studies dan
dalam bahasa Arab adalah Dirasat al-Islamiyah. Dari segi pengertiannya, Studi
Islam secara sederhana dipahami sebagai “Kajian Islam”. Pengertian Studi Islam
sebagai kajian keislaman memang mempunyai arti dan pengertian yang sangat
luas. Karena para penafsir dalam memberikan makna mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda, baik itu pendidikan, latar belakang keilmuan, pengalaman
atau perbedaan lainnya, maka susunan kata dan makna yang mereka berikan
juga akan berbeda. Apalagi kata Studi Islam sendiri merupakan gabungan dari
dua kata yaitu kata Studi dan kata Islam. Kata Studi mempunyai banyak arti.
Rumus Lester Crow dan Alice Crow menyatakan bahwa studi adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dengan tujuan memperoleh informasi,
memperoleh wawasan, atau meningkatkan suatu keterampilan. Pada saat yang
sama, kata Islam sendiri mempunyai arti dan konotasi yang jauh lebih kompleks.
Kata Islam berasal dari kata Aslama yang berarti bepatuh dan berserah diri. Kata
tersebut berasal dari kata silm yang berarti keamanan, kemakmuran dan
kedamaian. Pemahaman islam secara terminologi yang dikembangkan oleh para
ulama dan cendekiawan sangat bervariasi tergantung sudut pandang yang
digunakan. Salah satu rumusan definisi Islam adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Studi Islam di Barat
dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara sederhana dapat diartikan sebagai
upaya mengkaji persoalan-persoalan yang berkaitan dengan agama Islam. Upaya
mempelajari Islam nyatanya tidak hanya dilakukan oleh umat Islam, namun
juga oleh orang-orang di luar komunitas Islam.
Studi Islam di kalangan umat Islam sendiri tentu saja sangat berbeda
tujuan dan motifnya dengan kajian yang dilakukan oleh pihak-pihak di luar umat
Islam. Bagi umat Islam, Studi Islam bertujuan untuk memahami, menemukan

3
dan mendiskusikan ajaran Islam agar dapat mengambil dan mengamalkannya
dengan baik. Adapun di luar kalangan umat Islam, Studi Islam bertujuan untuk
mempelajari seluk-beluk agama dan praktik keagamaan yang berlaku di
kalangan umat Islam, yang hanya sekedar ilmu. Namun sebagaimana halnya
dengan ilmu-ilmu Islam dan amalan keagamaan yang kompleks, keduanya dapat
dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan tertentu, baik bersifat positif maupun
negatif.
Menurut sejarahnya, Islam merupakan agama yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW untuk diwariskan kepada seluruh umat manusia sejak
zaman Nabi Muhammad SAW di Gua Hira dan berlanjut selama hampir 23
tahun sejak zaman Nabi Muhammad SAW di Mekkah hingga Madinah. Setiap
kali Nabi Muhammad menerima wahyu, dia akan menyampaikannya kepada
para sahabatnya. Terkadang Nabi Muhammad (saw) menjelaskan makna ayat-
ayat ini, terkadang tidak, kecuali diminta oleh para sahabatnya. Selama ini para
sahabat Nabi jarang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang hal-hal
yang disampaikan Nabi. Mereka menjalankan setiap perintah tanpa bertanya
terlalu banyak, dan hanya meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad (saw)
saja sudah cukup.
Ketika terjadi perselisihan di kalangan para sahabat dalam memahami isi
kandungan wahyu, Nabi Muhammad saw segera menyelesaikan segala
permasalahan itu, sehingga perselisihan yang muncul dapat segera diselesaikan
dengan baik. Tapi setelah Nabi Muhammad saw wafat dan islam mulai
melakukan kontak dengan dunia luar, perbedaan pemahaman di kalangan umat
islam tidak dapat dikendalikan seiring dengan semakin tajamnya perbedaan
kehidupan sosialnya perbedaan itulah yang melahirkan keragaman pemahaman
di kalangan umat islam.

4
B. Ruang Lingkup Studi Islam

Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya


Islam dapat menjadi obyek studi. Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa
aspek tertentu dari Islam yang dapat menjadi obyek studi, yaitu:

1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah
final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.

Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah


keilmuan agama Islam yang dapat menjadi obyek Studi Islam:

1. Wilayah praktek keyakianan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah


diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat
pada umumnya. Wilayah praktek ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan
penjernihan teoritik keilmuan yang di pentingkan disisni adalah pengalaman.
2. Wilayah teori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan
metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang
kajiannya masing-masing. Apa yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak
lain dan tidak bukan adalah “teori-teori” keilmuan agama islam, baik secara
deduktif dari nash-nash atau teks-teks wahyu , maupun secara induktif dari
praktek-praktek keagamaan yang hidup dalam masyarakat era kenabian,
sahabat, tabi’in maupun sepanjang sejarah perkembangan masyarakat muslim
dimanapun mereka berada.
3. Telaah teritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sejarah
perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusun oleh kalangan
ilmuan dan ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang

5
kompleks dan sophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat
ilmu-ilmu keislaman.

Menurut Atho' Mudzhar, objek kajian Islam adalah isi ajaran Islam,
seperti kalam, fiqh, dan tasawuf. Dalam hal ini, agama lebih merupakan kajian
budaya, karena ilmu Islam semacam ini merupakan suatu bentuk doktrin yang
dirumuskan oleh para pengikutnya, hasil wahyu Tuhan melalui proses
penawaran.
Agama sebagai objek kajian dapat digolongkan menjadi tiga kategori:
agama adalah doktrin, dinamika dan struktur masyarakat yang dibentuk oleh
agama dan sikap para pengikutnya. Mempertanyakan hakikat ajaran, dengan
segala refleksi ajaran agama. Namun tujuan mempelajari agama sebagai suatu
doktrin adalah pemahaman manusia terhadap doktrin-doktrin tersebut.
Pertimbangkan agama dalam kehidupan sosial dan dinamika sejarah. Upaya
menggali pola persepsi masyarakat terhadap simbol dan ajaran agama.
Tidak semua aspek agama, termasuk Islam, dapat dipelajari. Dalam
kerangka kajian Islam, aspek-aspek tertentu dari Islam yang dapat dijadikan
objek kajian, yaitu Islam adalah doktrin Tuhan yang kebenarannya bagi para
pengikutnya bersifat final, dalam arti mutlak dan diterima apa adanya. Ataupun
Sebagai tanda kebudayaan, berarti segala sesuatu yang dibuat oleh manusia yang
berkaitan dengan agama, termasuk pemahaman manusia terhadap ajaran
agamanya. Karena interaksi sosial adalah realitas umat Islam.
Ada kedua bidang keilmuan agama Islam yang dapat menjadi subjek kajian
Islam, yaitu:
1. Bidang pengamalan keyakinan dan pemahaman wahyu telah ditafsirkan
demikian oleh para ulama yang menjadi teladan bagi masyarakat luas.
Bidang praktek ini seringkali dilakukan tanpa perlu klarifikasi dan
klarifikasi dari segi teori ilmiah, yang penting disini adalah pengalaman.
2. Bidang teori ilmiah, ini dirancang dan dikembangkan secara sistematis
dan metodis oleh para ilmuwan, ahli, dan cendekiawan sesuai dengan
bidang studinya masing-masing. Apa saja yang ada di kawasan ini

6
sebenarnya tak lain hanyalah “teori-teori” ilmiah agama Islam, baik yang
disimpulkan dari nash-nash wahyu maupun secara induktif dari praktik-
praktik Islam.

C. Tujuan Studi Islam


Adanya studi islam yakni bertujuan untuk mempelajari secara mendalam
tentang agama Islam dan semua hal yang berhubungan dengan agama Islam.
Dengan adanya tujuan yang jelas tersebut maka semua yang dituntunkan oleh
agama akan menjadi jelas, serta tidak menimbulkan kebingungan kepada para
pengikutnya. Selain itu, tujuan dari kajian Islam adalah untuk memberikan
pemahaman mendalam mengenai ajaran agama Islam, agar muslim pada
khususnya dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan
bagi kalangan non-Muslim, kajian Islam memiliki tujuan untuk mempelajari
seluk-beluk agama dan praktik-praktik agama yang berlaku dikalangan umat
islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan.1

Adapun arah dan tujuan Studi Islam dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang hakikat agama Islam, dan


bagaimana tempat serta hubungannya dengan agama lain dalam kehidupan
sehari-hari dan budaya manusia. Adanya studi islam itu berdasarkan pendapat
bahwa sebenarnya agama islam itu diturunkan oleh Allah untuk menuntun dan
mengarahkan umatnya, serta menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan
agama-agama lain di muka bumi,
2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok agama islam yang orisinil
(asli), kemudian untuk menjelaskan bagaimana cara melaksanakan ajaran
tersebut dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya islam sepanjang
sejarahnya. Studi ini berpendapat bahwa Islam merupakan agama yang cocok
atau sesuai dengan fitrah manusia.

1
Fitri Choiri Hidayati, “Pengantar Studi Islam”,
http://fitrichoirihidayati.blogspot.com/2013/04/tujuan-studi-islam.html (Kamis, 24 Agustus
2023, 20.18)

7
3. Untuk mempelajari secara mendalam apa saja sumber dasar dari adanya ajaran
agama islam, sehingga dapat tetap abadi, dan dinamis. Studi ini berdasarkan
pada pendapat bahwa agama islam merupakan agama samawi yang dapat
memecahkan masalah yang terjad pada setiap zamannya. Dengan seperti ini
maka sumber dasar ajaran agama Islam akan tetap aktual dan fungsional
terhadap permasalahan hidup dan tantangan serta tuntutan perkembangan zaman
tersebut.
4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip yang diajarkan oleh agama
islam, dan bagaimana hubunganya dalam mengarahkan dan membiming para
penganutnya agar dapat sesuai dengan perkembangan budaya dan peradaban
manusia di zaman milenial ini. Pendapat ini berdasar pada bahwa agama islam
merupakan agama yang rahmah lil ‘alamin, yang berarti bahwa agama islam
memiliki prinsip yang universal, sehingga dapat disesuiakna dalam kondisi
apapun, dan zaman apapun.

D. Pendekatan dan Metodologi Studi Islam

Banyaknya dinamika pemikiran, kajian, dan studi dalam islam adalah


sebuah keniscayaan. Selain itu juga banyaknya pertentangan, persoalan, dan
tantangan merupakan sesuatu yang harus dihadapi. Adapun kesenjangan antara
idealitas islam sebagai agama yang cinta akan perdamaian, namun ternyata
kenyataan berkata lain, justru berbagai peristiwa kekerasan dan kondisi
ketertinggalan umat islam yang terjadi saat ini merupakan fakta yang tidak bisa
kita pungkiri, dan harus benra-benra diselesaikan. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa dalam memahami ajaran islam (wahyu) itu sangat mungkin
terjadi yang namanya perbedaan, terutama di kalangan umat islam itu sendiri.
Maka dari itu diperlukan beberapa metode dan pendekatan yang dapat
memberikan oandangan yang jelas tentang islam.
Berikut akan diuraikan beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam studi
islam:

8
1. Pendekatan Historis

Pendekatan historis adalah melihat suatu permasalahan dari sudut


pandang sejarah, dan menjawab permasalahan, serta menganalisisnya dengan
menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau Historis adalah studi yang
berhubungan dengan peristiwa atau kejadian masa lalu yang menyangkut
kejadian atau keadaan sebenarnya. Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak
untuk mengingat kembali apa yang terjadi dari alam idealis kealam yang bersifat
empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya
kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam Idealis dengan di
alam Empiris dan Historis.

2. Pendekatan Filosofis

Yang dimaksudkan pendekatan Filosofis adalah melihat suatu


permasalahan dari sudut pandang filsafat dan berusaha untuk menjawab dan
memecahkan permasalahan itu dengan menggunakan pemikiran yang rasional.
Yang dimaksud filsafat disini adalah berpikir secara sistematis, radikal dan
universal. Di samping itu, filsafat mempunyai bidang (objek yang dipikirkan)
sendiri, yaitu bidang atau permasalahan yang bersifat Filosofis yakni bidang
yang terletak diantara dunia ketuhanan yang ghaib dengan dunia ilmu
pengetahuan yang nyata. Dengan demikian filsafat yang menjembatani
kesenjangan antara masalah-masalah yang bersifat keagamaan semata-mata
dengan masalah yang bersifat ilmiah.

3. Pendekatan Ilmiah

Yang dimaksud pendekatan Ilmiah adalah meninjau dan menganalisis


suatu permasalahan atau objek studi dengan menggunakan metode ilmiah.
Diantara ciri utama dari pendekatan ilmiah adalah terjaminnya objektifitas dan
keterbukaan dalam studi. Objektifitas suatu studi akan terjamin jika
kebenarannya bisa dibuktikan dan didukung oleh data empiris, konkret, dan

9
rasional. Sedangkan keterbukaan suatu studi terjadi jika kebenaran bisa dilacak
oleh siapa saja. Disamping itu,pendekatan ilmiah selalu siap dan terbuka
menerima kritik terhadap kesimpulan studinya.

4. Pendekatan Doktriner

Adapun pendekatan Doktriner atau pendekatan studi islam secara


konvensioanal merupakan pendekatan studi di kalangan umat islam yang
berlangsung adalah bahwa agama islam sebagai objek studi diyakini sebagai
sesuatu yang suci dan merupakan doktrin-doktrin yang berasal dari illahi yang
mempunyai nilai (kebenaran) absolut, mutlak dan universal.

5. Pendekatan Normatif

Pendekatan Normatif adalah studi Islam yang memandang masalah dari


sudut legal formal dan atau normatifnya. Maksud legal formal adalah
hubungannya dengan halal dan haram, boleh atau tidak dan sejenisnya.
Sementara normatif adalah seluruh ajaran yang terkandug dalam nash. Dengan
demikian, pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat luas. Sebab
seluruh pendekatan yang digunakan oleh ahli ushul fiqih (usuliyin), ahli hukum
Islam (fuqoha), ahli tafsir (mufassirin), dan ahli hadist (muhadditsin) yang
berusaha menggali aspek legal-formal dan ajaran Islam dari sumbernya adalah
ternasuk pendekatan normatif.

6. Pendekatan Filolog

Pendekatan ini ada pada abad ke-19, dimana kajian islam pada masa ini
lebih menekankan pada tardisi filolog. Yakni para pengkaji di bidang ini berasal
dari kalangan pakar bahasa, dan ahli teks-teks kunci klasik, sehingga mereka
hanya memahami gagasan-gagasan dan konsep-konsep utama yang membentuk
umat islam, tanpa memahami konteks.

10
7. Pendekatan Sains

Para penganjur pendekatan sain ini berpendapat bahwa kajian tentang


masyarakat harus diusahakan melalui metode sains seperti para ilmuwan social.
Pendekatan ini berdasarkan pada sebuah keyakinan bahwa semua msyarakat
akan mengalami proses perkembangan historis.2

Ketujuh pendekatan tersebut dimaksudkan bukanlah sebagai pendekatan-


pendekatan yang dilaksanakan secara terpisah satu dengan yang lainnya,
melainkan merupakan satu kesatuan sistem yang dalam pelaksanaannya secara
serempak yang satu melengkapi lainnya (complement. Dalam hubungannya
dengan Studi Islam, metodologi berarti membahas kajian-kajian seputar berbagai
macam metode yang bisa digunakan dalam Studi Islam.

Adapun metode studi Islam secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Metode Ilmu Pengetahuan

Metode Ilmu Pengetahuan atau metode ilmiah adalah cara yang harus dilalui
oleh proses ilmu sehingga dapat mencapai kebenaran.

2. Metode Diakronis

Suatu metode yang mempelajari islam dengan menonjolkan aspek sejarah.


Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai
penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam islam, sehinggga umat
islam memiliki pengetahuan yang relevan, hubungan sebab akibat dan kesatuan
integral. Metode diakronis disebut juga metode sosiohistoris, yakni suatu metode
pemahaman terhadap suatu kepercayaan, sejarah atau kejadian dengan melihat

2
Dr. Hammis Syafaq, M.Fil.I dkk, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: Nuwailah Ahsana,

2021), 11-12.

11
suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat,
kebudayaan, golongan, dan lingkungan dimana kepercayaan, sejarah atau
kejadian itu muncul.

3. Metode Sinkronis-Analistis

Suatu metode yang mempelajari Islam dengan memberikan kemampuan analisis


teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimananan dan mental intelek
umat islam. Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi aplikatif praktis,
tetapi juga mengutamakan telaah teoritis.

4. Metode Problem Solving (hill al-musykilat)

Suatu metode yang mempelajari Islam dengan mengajak pemeluknya untuk


berlatih menghadapi berbagai masalah dari satu cabang Ilmu Pengetahuan
dengan solusinya. Metode ini merupakan cara penguasaan ketrampilan dari pada
pengembangan mental-intelektual, sehingga memiliki kelemahan, yakni
perkembangan pemikiran umat Islam mungkin hanya terbatas pada kerangka
yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistis.

5. Metode Empiris

Suatu metode yang mempelajari Islam dengan memungkinkan umat Islam


mempelajari ajarannya melalui proses realisasi, dan internalisasi norma dan
kaidah islam dengan satu proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi
sosial, kemudian secara deskriptif proses interaksi dapat dirumuskan dan suatu
norma baru.

6. Metode Deduktif (al-Manhaj al-Isthinbathiyah)

Suatu metode yang memahami Islam dengan cara menyusun kaidah secara logis
dan filosofis dan selanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk menuntukan
masalah yang dihadapi. Metode ini dipakai untuk sarana meng-istinbatkan

12
hukum-hukum syara’, dan kaidah-kaidah itu benar bersifat penentu dalam
masalah-masalah furu’ tanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan paham
mazhabnya.

7. Metode Induktif (al-Manhaj al-Istiqraiyah)

Suatu metode yang memahami islam dengan cara menyusun kaidah hukum
untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu’ yang disesuaikan dengan
madzhabnya terlebih dahulu. Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-
masalah khusus, lalu dianalisis, kemudian disusun kaidah hukum dengan catatan
setelah terlebih dahulu disesuaikan dengan paham mazhabnya.3

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebelum


mempelajari Studi Islam kita harus mengetahui makna dan tujuan dari adanya Studi
Islam rersebut. Selain itu agar lebih mudah dalam mempelajari Studi Islam
diperlukan metode dan pendekatan. Adapun pengertian dari Studi Islam yakni
kajian yang membahas ajaran-ajaran agama islam secara mendalam, agar kita dapat
mengetahui bagaimana cara melaksanakan ajaran-ajaran agama islam secaa baik
dan benar, serta tentunya sesuai dengan situasi dan kondisi. Selain itu agar kita bisa
memahami bahwa ajaran agama islam itu sangat menyeluruh atau universal, sesuai
dengan pendapat bahwa agama islam merupakan agama yang rahmah lil ‘alami.
Adapun ruang lingkup yang akan dibahas pada Studi islam ini adalah Islam sebagai
doktrin dari Tuhan, sebagai gejala nudaya, dan sebagai interaksi social. Selain itu,
tujuan dari adanya studi Islam ini yakni diantaranya: untuk mempelajari hakikat

3
Liputan6.com, “Pengertian Kajian Islam, Tujuan Ruang Lingkup, dan metode Yang
Digunakan”, https://www.liputan6.com/hot/read/5192516/pengertian-kajian-islam-berikut-
tujuan-ruang-lingkup-dan-metode-yang-digunakan (Kamis, 24 Agustus 2023, 15.44).

13
agama islam, pokok-pokok agama islam, sumber ajaran agama islam, serta apa saja
prinsip-prinsipnya. Selanjutnya yakni dalam mempelajari Studi Islam maka
dibutuhkan metode dan pendekatan, diantranya yakni: pendekatan historis,
filosofis, ilmiah, doktriner, normative, filolog, dan sains. Adapun metodenya yakni:
Metode ilmu pengetahuan, diakronis, sinkronis analistis, problem solving, empiris,
deduktif, dan induktif.

B. Saran

Hendaknya bagi seluruh pembaca terutama civitas akademika UIN Sunan


Ampel, lewat tulisan ini dapat mengetahui dan memahami apa saja pengantar dalam
pembelajaran studi islam. Semoga adanya penulisan tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat untuk para pembaca, khususnya untuk penulis sendiri. Penulis
meminta maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam tulisan ini, maka penulis
menerima dengan lapang adanya kritikan ataupun saran yang membangun, agar
tulisan ini menjadi semakin baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin. Islamic Studies dalam Paradigma Integrasi Interkonesi.


Yogyakarta:Suka Press.2007
As-Siddiqie ,Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ulum al-Hadist,Jakarta: Bulan
Bintang, 1998
Dr. Hammis Syafaq, M.Fil.I dkk, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: Nuwailah
Ahsana, 2021), hal 11-12
Fitri Choiri Hidayati, Pengantar Studi Islam,
http://fitrichoirihidayati.blogspot.com/2013/04/tujuan-studi-islam.html diakses pada
Kamis, 24 Agustus 2023 pukul 20.18
Liputan6.com, “Pengertian Kajian Islam, Tujuan Ruang Lingkup, dan metode
Yang Digunakan”, https://www.liputan6.com/hot/read/5192516/pengertian-kajian-i
slam-berikut-tujuan-ruang-lingkup-dan-metode-yang-digunakan diakses pada Kamis, 24
Agustus 2023 pukul 15.44.
Naim Ngainun, Pengantar Studi Islam,Yogyakarta: Teras 2009.
Nasution Khoirudin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta:Academia + Tazzafa,
2009.
Syukur M.Amin dkk, Metologi Studi Islam ,Semarang:Gunung Jati, 1998.

15

Anda mungkin juga menyukai