Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

"RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN STUDI ISLM (Agama, Ibadah, Aqidah,


Ilmu dan kebudayaan,Pendidikan)"

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah : Studi Islam

Dosen Pengampu :

YULMIATI, S.Pdi., M. Pdi

Disusun Oleh:

RISKA YANTI.B (20.1.1.0626.0003)

IRMA (20.1.1.0626.0005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


(PIAUD)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUL DA'WAH WAL IRSYAD
POLEWALI MANDAR
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan Allah SWT, karena dengan berkat rahmat dan hidayahNya,
makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu dosen Yulmiati Latif, S. Pd.I., M. Pd.I yang
telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami, dan tidak luput juga kami ucapkan terima
kasih banyak kepada teman-teman yang ikut menyumbang pikirannya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami memohon maaf kepada ibu dosen Yulmiati Latif, S. Pd,. M.Pd khusunya dan umumnya
kepada para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam penulisan makalah ini,
baik dari segi bahasanya maupun isinya, kami mengharap kritik dan sarannya yang bersifat
membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya makalah ini.

Polewali Mandar, 5 Desember 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iii

A.BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

B.BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2

a.Pengertian Studi Islam ...................................................................................................................... 2

b.Ruang Lingkup Studi Islam .............................................................................................................. 3

C.Pembidangan Studi Islam ................................................................................................................ 5

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... . 6

a. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 6

b. Saran ............................................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 7


BAB I

PENDAHULUAN

Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada, islam
merupakan agama rahmatal lil a’laminuntuk semua umat.Islam itu dibawakan oleh nabi Muhammad
SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk mengetahui islam lebih mendalam mak muncullah
ilmu yang dinamakan Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu sendiri merupakan bidang kajian yang
cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya agama islam maka dari itu Studi Islam menimbulkan
berbagai permasalahn yang umum diantaranya : apa penertian Studi Islam, apa ruang lingkup, atau
objek Studi Islam, apa tujuan Studi Islam, bagaimana pendekatan dan metodologi dalam Studi Islam.

Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari Studi Islam
dapat melalui segala hal, berkaitan dengan persoalan tentang mempelajari Studi Islam, islam
memberikan kesempatan secara luas kepada manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara
maksimal untuk mempelajarinya, namun jangan sampai penggunaannya melampaui batas dan keluar
dari rambu-rambu ajaran Allah SWT.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Islam

Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah Islamiyah.
Sedangkan Studi Islam di barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka studi Islam secara
harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Makna ini sangat umum
sehingga perlu ada spesifikasi pengertian terminologis tentang studi Islam dalam kajian yang
sistematis dan terpadu. Dengan perkataan lain, Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk
mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk- beluk atau hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik
pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.

Islam secara harfiyah berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti selamat, sentosa dan
damai. Arti pokok Islam adalah ketundukan, keselamatan dan kedamaian. Maka studi Islam diarahkan
pada kajian keislaman yang mengarah pada 3 hal :

1. Islam yang bermuara pada ketundukan/berserah diri, berserah diri artinya pengakuan yang
tulus bahwa Tuhan satu-satunya sumber ntoritas yang serba mutlak. Keadaan ini membawa timbulnya
pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap
fitrah dirinya sendiri.

2. Islam dapat dimaknai yang mengarah kepada keselamatan dunia dan akhirat sebab ajaran
Islam pada hakekatnya membina dan membimbing manusia untuk berbuat kebajikan dan menjauhi
semua larangan dalam kehidupan di dunia termasuk kehidupan akhirat.

3. Islam bermuara pada kedamaian manusia harus hidup berdampingan dengan makhluk
hidup yang lain bahkan berdampingan dengan alam raya. Dengan demikian kedamaian harus
dilakukan secara utuh dan multi dimensi.

Dari 3 dimensi di atas studi Islam mencerminkan gagasan tentang pemikiran dan praktis yang
berrnuara pada kedudukan Tuhan, selamat di dunia dakhirat dan berdamai dengan makhluk lain.
Dengan demikian studi Islam tidak hanya bermuara pada wacana pemikiran tetapi juga pada praktis
kehidupan yang berdasarkan pada perilaku baik dan benar dalam kehidupan.

Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh
kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam.
Studi keislaman di kalangan umat Islam sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dam motivasinya
dengan yang dilakukan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. Di kalangan umat Islam, studi
keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar
mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan di luar kalangan umat
Islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik
keagamaan yang berlaku di kalangan mat Islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan
(Islamologi). Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya, maka ilmu
pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan Islam tersebut bisa
dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat positif maupun
negative.
Para ahli studi keislaman di luar kalangan umat Islam tersebut dikenal dengan kaum orientalis
(istisyroqy), yaitu orang-orang Barat yang mengadakan studi tentang dunia Timur, termasuk di
kalangan dunia orang Islam. Dalam praktiknya, studi Islam yang dilaukan oleh mereka, terutama pada
masa-masa awal mereka melakukan studi tentang dunia Timur, lebih mengarahkan dan menekankan
pada pengetahuan tentang kekurangan-kekurangandan kelemahan-kelemahan ajaran agama Islam dan
praktik-praktik pemgalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari uamat Islam. Namun,
pada masa akhir-akhir ini banyak juga di antara para orientalis yang memberikan pandangan-
pandangan yang objektif dan bersifat ilmiah terhadap Islam dan umatnya. Tentu saja pandangan-
pandangan yang demikian itu kan bisa bermanfaat bagi pengembangan studi-studi keislaman di
kalangan umat Islam sendiri.

Kenyataan sejarah menunjukkan (terutama setelah masa keemasan Islam dan umat Islam
sudah memasuki masa kemundurannya) bahwa pendekatan studi Islam yang mendominasi kalangan
umat Islam lebih cenderung bersifat subjektif, apologi, dan doktriner, serta menutup diri terhadap
pendekatan yang dilakukan orang luar yang bersifat objektif dan rasional. Dengan pendekatan yang
bersifat subjektif apologi dan doktriner tersebut, ajaran agama Islam yang bersumber dari al-Qur’an
dan hadits – yang pada dasarnya bersifat rasional dan adaptif terhadap tuntutan perkembangan zaman-
telah berkembang menjadi ajaran-ajaran yang baku dan kaku

erta tabu terhadap sentuhan-sebtuhan rasional, tuntutan perubahan, dan perkembangan zaman.
Bahkan kehidupan serta keagamaan serta budaya umat Islam terkesan mandek, membeku dan
ketinggalan zaman. Ironisnya, keadaan yang demikian inilah yang menjadi sasaran objek studi dari
kaum orientalis dalam studi keislamannya.

B. Ruang Lingkup Studi Islam

 Pembahasan kajian keislaman mengikuti wawasan dan keahlian para pengkajinya, sehingga
terkesan ada nuansa kajian mengikuti selera pengkajinya, secara material, ruang lingkup studi islam
dalam tradisi sarjana barat, meliputi pembahasan mengenai ajaran, doktrin, teks sejarah dan instusi-
instusi keislaman pada awalnya ketertarikan sarjana barat terhadap pemikiran islam lebih karena
kebutuhan akan penguasaan daerah koloni. Mengingat daerah koloni pada umumnya adalah Negara-
negara yang banyak didomisili warga Negara yang beragama islam, sehingga mau tidak mau mereka
harus faham budaya lokal. Kasus ini dapat dilihat pada perang aceh sarjana belanda telah mempelajari
islam terlebih dahulu sebelum diterjunkan dilokasi dengan asumsi ia telah memahami budaya dan
peradapan massyarakat aceh yang mayoritas beragama islam.

Ruang lingkup Islam juga merupakan produk sejarah misalnya tentang fiqh/mazhab,
tasawuf/sufi, filsafat/kalam, seni/arsitektur Islam, budaya/tradisi Islam. Dalam beberapa dasawarsa
terakhir ini kita melihat semakin tumbuh dan maraknya kesadaran dikalangan kaum muslim untuk
lebih patuh kepada ketentuan-ketentuan hukum Islam. Gejala ini untuk konteks Indonesia misalnya,
terlihat pada kebangkitan Jilbab, busana muslim, tuntunan pencantuman label halal-haram pada
makanan, penerapan sistem ekonomi dan perbankan Islam dan sebagainya. Bangunan pengetahuan
kita pada wilayah Islam tersebut adalah produk sejarah yang dapat dijadikan sasaran penelitian.

 Sejak tahun 1970-an penelitian agama mulai diperkenalkan oleh beberapa pakar dan ilmuan
kepermukaan Indonesia. Mukti Ali misalnya, mengemukakan bahwa pentingnya sebuah penelitian
terhadap masalah-masalah keagamaan. Tidak saja penting, penelitian keagamaan merupakan bagian
yang memperkukuh dasar dan pondasi agama itu sendiri. Tanpa upaya demikian, agama hanya akan
menjadi urusan yang bersifat individual, eksklusif dan komunal.

Islam dipahami dari sisi ajaran, doktrin dan pemahaman masyarakat debngan asumsi dapat
diketahui tradisi dan kekuatan masyarakat setempat. Setaelah itu pemahaman yang telah menjadi
input bagi kaum orentalis diambil sebagai dasar kebijakan oleh penguasa colonial yang tentunya lebih
menguntungkan mereka ketimbang rakyat banyak diwilayah jajahanya. Hasil studi ini sesungguhnya
lebih menguntungkan kaum penjajah tatas dasar masukan ini para penjajah colonial dapat mengambil
kebijakan didaerah koloni dengan mempertimbangkan budaya lokal. Atas masukkan ini, para
penjajah mampu membuat kekuatan social, masyarakat terjajah sesuai dengan kepentingan dan
keutunganya. Setelah mengalami keterpurukan, dunia islam mulai bangkit memalui para pembaru
yang telah dicerahkan. Dari kelompok ini munculah gagasan agar umat islam mengejar
ketertinggalanya dari umat lain.

Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari segi sisi:

1. Agama Sebagai doktrin dari Tuhan Agama Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya
bagi para pemeluknya sudah final dalam arti absolute, dan diterima apa adanya. Kata doktrin berasal
dari bahasa inggris doctrineyang berarti ajaran.

Dari kata doctrineitu kemudian dibentuk kata doktina;, yang berarti yang berkenaan dengan
ajaran atau bersifat ajaran.

Sedangkan al-Sunnah telah terkodifikasi sejak tahun tiga ratus hijrah. Sekarang ini kalau kita
ingin lihat al-Sunnah atau al-Hadist, kita dapat lihat di berbagai kitab hadist. Misalnya kitab hadist
Muslim yang disusun oleh Imam Muslim, kitab hadist Shaleh Bukhari yang ditulis Imam al-Bukhari,
dan lain-lain.

Dari kedua sumber itulah, al-Qur`an dan al-Sunnah, ajaran Islam diambil. Namun meski kita
mempunyai dua sumber, sebagaimana disebut diatas, ternyata dalam realitasnya, ajaran Islam yang
digali dari dua sumber tersebut memerlukan keterlibatan tersebut dalam bentuk ijtihad.

Dengan ijtihad ini, maka ajaran berkembang. Karena ajaran Islam yang ada di dalam dua
sumber tersebut ada yang tidak terperinci, banyak yang diajarkan secara garis besar atau global.
Masalah-masalah yang berkembang kemudian yang tidak secara terang disebut di dalam dua sumber
itu di dapatkan dengan cara ijtihad. Dengan demikian, maka ajaran Islam selain termaktub pula di
dalam penjelasan atau tafsiran-tafsiran para ulama melalui ijtihad itu.

Hasil ijtihad selama tersebar dalam semua bidang, bidang yang lain. Semua itu dalam bentuk
buku-buku atau kitab-kitab, ada kitab fiqih, itab ilmu kalam, kitab akhlaq, dan lain-lain.

Sampai disini jelaslah, bahwa ternyata ajaran Islam itu selain langsung diambil dari al-Qur`an
dan al-Sunnah, ada yang diambil melalui ijtihad. Bahkan kalau persoalan hidup ini berkembang dan
ijtihad terus dilakukan untuk mencari jawaban agama Islam terhadap persoalan hidup yang belum
jelas jawabannya di dalam suatu sumber yang pertama itu. Maka ajaran yang diambil dari ijtihad ini
semakin banyak.

Studi Islam dari sisi doctrinal itu kemudian menjadi sangat luas, yaitu studi tentang ajaran
Islam baik yang ada di dalam al-Qur`an maupun yang ada di dalam al-Sunnah serta ada yang menjadi
penjelasan kedua sember tersebut dengan melalui ijtihad. Jadi sasaran studi Islam doctrinal ini sangat
luas. Persoalannya adalah apa yang kemudian di pelajari dari sumber ajaran Islam itu.

2. Sebagai gejala budaya,

yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk
pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.

Pada awalnya ilmu hanya ada dua Suatu penemuan yang dihasilkan seseorang pada suaktu-
waktu mengenai suatu gejala sifat alam. Agama merupakan kenyataan yang dapat dihayati. Sebagai
kenyataan, berbagai aspek perwujudan agama bermacam-macam, tergantung pada aspek yang
dijadikan sasaran studi dan tujuan yang hendak dicapai oleh orang yang melakukan studi. Cara-cara
pendekatan dalam mempelajari agama dapat dibagi ke dalam dua golongan besar, yaitu model studi
ilmu-ilmu social dan model studi budaya.

Tujuan mempelajari agama Islam juga dapat dikategorikan ke dalam dua macam, yang
pertama, untuk mengetahui, memahami, menghayati dan mengamalkan. Kedua, untuk obyek
penelitian. Artinya, kalau yang pertama berlaku khusus bagi umat Islam saja, baik yang masih awam,
atau yang sudah sarjana.

Akan tetapi yang kedua berlaku umum bagi siapa saja, termasuk sarjana-sarjana bukan
Isalam, yaitu memahami. Akan tetapi realitasnya ada yang sekedar sebagai obyek penelitian saja.
Untuk memahami suatu agama, khususnya Islam memang harus melalui dua model, yaitu tekstual dan
konstektual. Tekstual, artinya memahami Islam melalui wahyu yang berupa kitab suci. Sedangkan
kontekstual berarti memahami Islam lewat realitas social, yang berupa perilaku masyarakat yang
memeluk agama bersangkutan. Studi budaya di selenggarakan dengan penggunaan cara-cara
penelitian yang diatur oleh aturan-aturan kebudayaan yang bersangkutan.

Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai mahkluk
social yang isinya adalah perangkat-perangkat model-model pengetahuan yang secara selektif dapat
digunakan untuk memahami dan menginterprestasi lingkungan yang di hadapi, dan untuk mendorong
dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan.

3. Sebagai interaksi social,

yaitu realitas umat Islam.Bila islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi islam
dapat dibatasi pada tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas
kebenaran teks wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya. Melalui pendekatan
antropologi hubungan agama dengan berbagai masalh kehidupan manusia, dan dengan itu pula agama
terlihat akrab dan fungsional dan berbagai fenomena kehidupan manusia.

 Islam sebagai sasaran studi social ini dimaksudkan sebagai studi tentang Islam sebagai gejala
social. Hal ini menyangkut keadaan masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur, lapisan
serta berbagai gejala social lainnya yang saling berkaitan. Dengan demikian yang menjadi obyek
dalam kaitan dengan Islam sebagai sasaran studi social adalah Islam yang telah menggejala atau yang
sudah menjadi fenomena Islam.
C. Pembidangan Studi Islam

Dari berbagai kepustakaan tentang islam yang ditulis para tokoh tersebut dapat diketahui bahwa
islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenal melalui konsepsinya dalam berbagai
bidang, seperti:

a. Bidang Agama
Dalam bidang agama, islam mengakui adanya pluaralisme.Pluaralisme menurut Cak Nur
adalah sebuah aturan ( sunnah Allah) yang tidak akan berubah, sehingga tidak mungkin
dilawan atau di ingkari.
b. Bidang Ibadah
Manusia diciptakan oleh Allah, hanya untuk beribadah kepada-Nya. Secara harfiah ibadah
dapat diartikan sebagai rasa tunduk( thaat), melakukan pegabdian ( tanassuk),
merendahkahkan diri (tadzallul) dan istikhanah.
c. Bidang Aqidah
Krakteristik islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini bahwa akidah islam bersifat
murni,baik dalam isinya maupun prosesnya, Akidah dalam islam meliputi keyakinan dalam
hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapkan dengan lisan dalam bentuk
dua kalimat syahadat, yaitu menyatakan tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW
adalah utusan Allah. Akidah demikian mengandung arti bahwa pada orang yang beriman,
tidak ada rasa dalam hati atau ucapan di mulut dan perbuatan, melainkan secara keseluruhan
menggambarkan iman kepada Allah.
d. Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodif dan
selektif.
e. Bidang Pendidikan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang , laki-laki atau perempuan
dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidan pendidikan islam memiliki rumusan yang
jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan sebagainya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengertian studi islam adalah pengetahuan yang dirumuskan dari agama islam yang
dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedang pengetahuan agama adalah pengetahuan
yang sepenuhnya diambil dari ajaran-ajaran Allah dan rosul-Nya secara murni tanpa dipengaruhi
sejarah, seperti ajaran tentang akidah,ibadah, membaca al-qur’an dan akhlak.

 studi islam juga memiliki tujuan yaitu untuk menunjukkan relasi islam dengan berbagai
aspek kehidupan manusia, menjelaskan spirit( jiwa ) berupa pesan moral dan value yang terkandung
di dalam berbagai cabang studi islam, respons islam terhadap berbagai paradigm baru dalam
kehidupan sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta munculnya filsafat
dan ideologi baru serta hubungan islam dengan visi, misi dan tujuan ajaran islam.

Studi islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenal melalui konsepsinya dalam
berbagai bidang, seperti: Bidang Agama, ibadah, aqidah, ilmu dan kebudayaan, pendidikan.

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum adanya kesempurnaan di
dalam pembahasanya, maka dari itulah penulis berharap adanya suatu kritik dan saran yang dapat
membangun bagi penulis dalam menyelesaikan makalah yang akan ditulis berikutnya.

Sebelum dan sesudahnya penulis mohon maaf dalam penulisan masih banyak kekurangan dan
salah penulisan dalam makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azra,Azyumardi,Konteks Berteologi di Indonesia, (Jakarta: Paramadina,1999) Muhaimin,
et.al. Kawasan dan Wawasan Studi iSlam,(Jakarta: Kencana,2005) Mudzhar, Atho ,Pendekatan Studi
Islam(Yogyakarta: pustaka pelajar,2007 MundzirinYusuf, dkk. 2005. Islam dan Budaya Lokal .
Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Nata, Abuddin, Metodologi studi islam(Jakarta:
Rajawali pres, 2012).

Anda mungkin juga menyukai