KELOMPOK 1:
FAKULTAS SYARIAH
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Metodologi Studi Islam sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pegangan
dalam mempelajari materi tentang Metodologi Studi Islam. Sesuai kata pepatah “tak ada gading
yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik, khususnya dari rekan-rekan mahasiswa
dan mahasiswi. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Akhir kata, semoga segala daya
2
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
A. Kesimpulan .................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada, islam
merupakan agama rahmatal lil a’lamin untuk semua umat.Islam itu dibawakan oleh nabi
Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk mengetahui islam lebih mendalam
maka muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu sendiri
Studi Islam merupakan bagian dari sebuah kajian keislaman dengan wilayah telaah materi
ajaran agama dan fenomena kehidupan beragama. Pendekatan yang dilakukan biasanya
melalui berbagai disiplin keilmuan, baik yang bersifat kepustakaan (library research) maupun
sangat penting dalam kajian keislaman, semisal pendekatan tentang Islam dalam konteks
normatif keagamaan yang harus dijangkau oleh kaum muslimin dengan pendekatan tentang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Islam yang mengatur segala sendi kehidupan, misalnya dari segi peradaban. Peradaban
kontemporer sangat menghargai ilmu pengetahuan karena sebagai alat untuk mencapai
kebenaran. Kebenaran dapat dikatakan apabila sudah sesuai dengan yang Allah dan Rasul
contoh kan. Manusia yang ingin hidupnya terarah harus mau mengikuti aturan islam, tentunya
aturan islam ini harus dipahami dan juga harus melihat situasi serta kondisi. Islam datang
sebagai rahmatan lil a’lamin. Sesuai dengan firman allah yang artinya ”dan kami tidak
mengutus engkau (muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam juga
bukan hanya mengurusi sosial ibadah dan seluk beluk yang terkait dengannya saja, melainkan
juga ikut terlibat memberikan jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi berbagai masalah1
Namun Studi Islam secara harfiah merupakan kajian tentang hal-hal yang berhubungan atau
berkaitan dengan agama Islam baik berkaitan dengan ajaran, sejarah ataupun praktik-praktik
Salah satu ajaran islam yang harus diterapkan adalah keimanan dan ketakwaan kita terhadap
Allah. Iman serta takwa merupakan konsep yang sangat terpenting untuk diketahui serta
1
Abuddin Natta, Metodologi Studi Islam,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2010), hal:2-3
5
Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Studi islam adalah
suatu upaya membimbing untuk merubah tingkah laku individu agar menjadi pribadi yang
lebih baik yang sesuai dengan tuntunan yang ada dalam syariat islam.
Dalam adagium ushuliyah dinyatakan bahwa al-umur bi maqashidiyah, bahwa setiap tindakan
dan aktifitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan2. Adagium ini
menunjukkan bahwa pendidikan serharusnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai,
bukan semata –mata berorientasi pada sederetan materi. Sehingga tujuan study Islam terlebih
masyarakat yang semakin dinamis sebagai konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka aktualisasi nilai-nilai al-Qur’an menjadi sangat penting. Karena tanpa
aktualisasi kitab suci ini, umat Islam akan menghadapi kendala dalam upaya internalisasi nilai-
nilai al-Qur’ani sebagai upaya pembentukan pribadi umat Islam yang bertaqwa, berakhlak
mulia, cerdas, maju, dan mandiri , atau disebut dengan insane kamil. Pribadi semacam inilah
yang menjadi tujuan study Islam sebagaimana dirumuskan oleh al-Ghazali. Dalam
mewujudkan Islam kamil, pendidikan Islam ditujukan sebagai proses transfer pengetahuan
niilai(transfer of values).
Secara normative tujuan yang ingin dicapai pendidikan Islam meliputi tiga dimensi yaitu:
2
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009, hlm. 8-9
6
1. Dimensi Spiritual iman, takwa, dan akhlak mulia (yang tercermin dalam ibadah dan
muamalah). Dimensi spiritual ini tersimpul dalam satu kata yaitu akhlak mulia, yang
menurut M. Athiyah Al-Abrasyi sebagai tujuan utama study Islam. Sementara menurut
Said Aqil Husein al-Munawar, akhlak merupakan alat control psikis dan sosial bagi
individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dalam kumpulan
binatang yang tidak memliliki tata nilai dalam kehidupannya. Rasulullah saw.
Merupakan sumber akhlak yang hendaknya diteladani oleh orang mukmin, seperti
2. Dimensi Budaya yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini secara universal menitik beratkan pada
peningkatan dan pengembangan factor dasar (bawaan) dan factor ajar (lingkungan)
3. Dimensi kecerdasan yang membawa kemajuan, yaitu cerdas, aktif, disiplin, inovatif,
analisis, kreatifitas, dan praksis. Upaya yang dilakukan dalam study Islam tentunya
tidak cukup di ruang kelas atau disekolah saja. Sebab lembaga yang mempunyai peran
dampak langsung terhadap kehidupan peserta didik dan masyarakat itu sendiri.
7
Disinilah anak mendapatkan imu pengetahuan pertama kalinya sebelum mendapatkan
dari lembaga lain. Studi islam sebagai sebuah kajian secara sistematis terhadap islam
memiliki sebuah tujuan kegiatan apapun, apalagi studi islam, akan lebih mudah tercapai
manakala ditetapkan tujuannya secara konkret. Secara garis besar tujuan studi islam
adalah:
2. Mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama islam yang tetap
abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
3. Mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan
bagaimana operasionalisasinya dalam pertumbuhan budaya dan peradaban islam
sepanjang sejarah.
Dengan menyimak tujuan tersebut, studi islam diharapkan tidak sekedar sebagai sebuah
wawasan normatif, tetapi juga konstektual, aplikatif, dan memberikan kontribusi konkret
terhadap dinamika dan perkembangan yang ada.
3
Muhaini, Pengantar Studi Islam, (Banda Aceh: Yayasan PeN A, 2013), h. 23-25
8
C. Urgensi Mempelajari Studi Islam
Perkembangan Studi Islam Studi agama Islam di dunia lebih menarik diperbincangkan,karena
Islam sebagai sebuah ajaran yang telah menyebar luas yang pemeluknya banyak di dunia tidak
hanya di Negara-negara yang mayoritas berpenduduk muslim, Islam juga semakin berkembang
muslim telah lama ada. Ditandai dengan sebuah perguruan Tinggi (PT) Nizhamiyah di
Bagi umat Islam, studi keislaman tentu memiliki urgenitas yang sangat tinggi, terutama masih
banyak umat Islam, yang hanya mengaku Islam tetapi kehidupan sehari-harinya masih jauh
dari nilai-nilai ajaran Islam. Hadirnya teknologi informasi membawa dampak tidak hanya
positif tetapi juga negative. Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi umat Islam
sendiri. Dengan demikian, studi keislaman menjadi sangat penting terutama dalam menghadapi
budaya modern yang cenderung berkiblat ke Barat, yang terus mengerus nilai-nilai keislaman
masyarakat muslim. Derasnya arus informasi dan komunikasi serta modernisasi dan
westernisasi tentunya tidak ada yang dapat menduga karena hal itu pasti terjadi. Urgensi Studi
Islam dapat di pahami dan bahkan dapat di uraikan sebagai berikut ini :
Insider adalah para pengkaji agama yang berasal dari agamanya sendiri (orang
yang banyak dipengaruhi secara sosiologis oleh cara pandang dan pengalaman orang
4
M. Arfan muammar, Abdul Wahid Hasan dkk, Studi Islam Prespektif Insider/Outsider, Yogyakarta: IRCiSoD,
2012
9
2. Umat islam saat ini Berada Dalam Kondisi Problematik
Problematis Umat Islam berada dalam posisi yang terpinggirkan dan lemah dalam berbagai
aspek kehidupan, sementara di sisi lain dunia terus berkembang dengan modernisasinya. Dalam
kondisi tersebut, umat Islam dituntut untuk melakukan gerakan pemikiran yang diharapkan
dapat menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang untuk mampu bersaing dengan
perkembangan globalisasi. Saat ini umat islam masih berada dalam posisi marginal dan lemah
dalam segala bidang kehidupan sosial budaya. jika umat Islam hanya berpegang pada ajaran-
ajaran Islam dari hasil penafsiran ulama terdahulu yang dianggap sebagai ajaran yang sudah
sempurna, dan paten, serta tidak ada keberanian untuk melakukan kajian ulang, berarti umat
Islam mengalami kemandegan intelektual dan akan berdampak pada masa depan yang suram.
Sementara jika mereka bersikap kritis dan berani melakukan pembaharuan rasional guna
menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman,mereka akan dituduh sebagai umat yang
tidak lagi setia dengan ajaran Islam dari pendahulunya. Melalui pendekatan yang bersifat
objektif rasional, studi Islam diharapkan mampu memberikan alternatif pemecahan masalah
atau jalan keluar dari kondisi yang problematik tersebut. Studi Islam diharapkan dapat
mengarah dan bertujuan untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dan pemikiran kembali
ajaran-ajaran Islam, agar mampu beradaptasi dan menjawab tantangan serta tuntutan zaman,
dengan tetap berpegang teguh pada sumber dasar ajaran Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah
membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia, yang dikenal
dengan era globalisasi. Pada era ini di tandai dengan semakin dekatnya hubungan komuniksi
10
Dengan demikian, manusia modren pun berada dalam kondisi yang serba problematis. Jika
ilmu pengetahuan dan ilmu modern dibiarkan berkembang terus secara bebas tanpa kontrol dan
Karena itu, islam harus bisa menawarkan nilai-nilai norma-norma, dan aturan-aturan yang
bersifat manusiawi dan universal itu kepada dunia modern, dan diharapkan dapat memberikan
alternatif-alternatif pemecahan terhadap problematis. Disinilah letak urgensi studi islam, untuk
menggali kembali ajaran-ajaran islam yang murni, dan yang bersifat manusiawi dan universal,
dan yang mempuyai daya untuk mewujudkan dirinya sebagai rahmatan lil alamin.
4. Dalam pembahasan studi Islam juga termasuk tentang keberadaan Allah yang disebut
Al Khalik.5 Dialah yang menciptakan manusia, hidup dan alam semesta, dan Allah tidak
hanya menciptakan segala sesuatu dimuka bumi, namun juga sang maha Mengatur serta
Maha Bijaksana. Merujuk kepada surah Al Baqarah ayat 208, studi islam juga
mencakup segala aspek pembahasan dan penerapan Islam itu sendiri, tidak tertinggal
dalam hal membangun negara atau berpolitik. Seperti yang disampaikan oleh
Djamaluddin Al Afghani bahwa “Islam dan Politik memiliki keterkaitan yang erat
sebagai bagian dari kewajiban seorang muslim dalam menjalankan syari’at Nya secara
Kaffah/Keseluruhan”.6
5
Taquyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup Dalam Islam (Jakarta: Pustaka Fikrul Islam, 2019), hal.11
6
Siti Mahmudah, Jurnal Islam, Islamisme: Kemunculan dan Perkembangannya di Indonesia, Juni 2018
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Studi Islam mencerminkan gagasan tentang pemikiran dan praktis yang berrnuara pada
kedudukan Allah Swt. Yang Maha Esa, selamat di dunia akhirat dan berdamai dengan makhluk
lain. Dengan demikian studi Islam tidak hanya bermuara pada wacana pemikiran tetapi juga
pada praktis kehidupan yang berdasarkan pada perilaku baik dan benar dalam kehidupan. Allah
Rasul-Nya, agar berpegang kepada seluruh tali Islam dan syari’atnya, mengerjakan perintah-
Nya, serta menjauhi semua larangan-Nya sekuat tenaga dan senantiasa mengusahakan
Tidak mengambil aturan yang diberikan oleh Allah hanya sebahagian namun
mengambilnya secara keseluruhan. Itulah bentuk bahwa kita mengetahui seruan Allah dalam
berislam secara Kaffah atau keseluruhan. Dalam pembelajaran studi islam kita juga harus
mengetahui bahwa, keberadaan islam sebagai agama yang paling sempurna, dan agama yang
diridhai oleh Allah hanyalah islam. Juga tentang keberadaan Allah yang disebut Al Khalik.
Dialah yang menciptakan manusia, hidup dan alam semesta, dan Allah tidak hanya
menciptakan segala sesuatu dimuka bumi, namun juga sang maha Mengatur serta Maha
Bijaksana.
Melalui Urgensi Studi Islam, maka kesimpulan yang mungkin terlihat paling urgen
dengan kondisi kehidupan yang kita rasakan adalah, cara pandang Islam yang seharusnya tidak
hanya doktrin, tetapi juga aspek sosial budaya di mana perkembangan zaman membutuhkan
pemahaman Islam yang sesuai tetap pada jalan Islam, sebagaimana tetap sesuai dengan Al-
12
DAFTAR PUSTAKA
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009, hlm. 8-9
Muhaini, Pengantar Studi Islam, (Banda Aceh: Yayasan PeN A, 2013), h. 23-25
M. Arfan muammar, Abdul Wahid Hasan dkk, Studi Islam Prespektif Insider/Outsider,
Taquyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup Dalam Islam (Jakarta: Pustaka Fikrul Islam, 2019),
hal.11
Juni 2018
13
KETENTUAN PENILAIAN PRESENTASI MAKALAH
14