Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODOLOGI STUDI ISLAM

URGENSI DAN TUJUAN STUDI ISLAM

Dosen Pengampu : Khidmatul Irfani, M.Pd

KELOMPOK 1:

Ihya Arkan Qudratullah (220204019)


Muhammad Fairuza (220204020)
Arif Rahman Hakim (220204021)
Rizka Syafira Amanda T. (220204022)
Dewi Komala Sari (220204035)

PRODI ILMU FALAK(1B)

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan

tepat waktu.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah

Metodologi Studi Islam sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

”Urgensi dan Tujuan Studi Islam”.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pegangan

dalam mempelajari materi tentang Metodologi Studi Islam. Sesuai kata pepatah “tak ada gading

yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik, khususnya dari rekan-rekan mahasiswa

dan mahasiswi. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Akhir kata, semoga segala daya

dan upaya yang kami lakukan dapat bermanfaat, amin.

Mataram, 18 Agustus 2022

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4

A. Latar Bealakang ............................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 5

A. Pengertian Studi Islam ................................................................. 5

B. Tujuan Studi Islam........................................................................ 6

C. Urgensi mempelajari Studi Islam ................................................ 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12

A. Kesimpulan .................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

KETENTUAN PENILAIAN PRESENTASI MAKALAH ........................ 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada, islam

merupakan agama rahmatal lil a’lamin untuk semua umat.Islam itu dibawakan oleh nabi

Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk mengetahui islam lebih mendalam

maka muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu sendiri

merupakan bidang kajian yang cukup lama.

Studi Islam merupakan bagian dari sebuah kajian keislaman dengan wilayah telaah materi

ajaran agama dan fenomena kehidupan beragama. Pendekatan yang dilakukan biasanya

melalui berbagai disiplin keilmuan, baik yang bersifat kepustakaan (library research) maupun

sejarah/pengalaman. Secara metodologis kedua pendekatan tersebut merupakan elemen yang

sangat penting dalam kajian keislaman, semisal pendekatan tentang Islam dalam konteks

normatif keagamaan yang harus dijangkau oleh kaum muslimin dengan pendekatan tentang

Islam yang merupakan lapangan kajian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Studi Islam?


2. Apa tujuan Studi Islam?
3. Mengapa Studi Islam penting untuk dipelajari ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Studi Islam


2. Untuk mengetahui tujuan dari adanya Studi Islam
3. Mengembangkan pemikiran pembaca, tentang pentingnya mempelajari Studi Islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Islam

Islam yang mengatur segala sendi kehidupan, misalnya dari segi peradaban. Peradaban

kontemporer sangat menghargai ilmu pengetahuan karena sebagai alat untuk mencapai

kebenaran. Kebenaran dapat dikatakan apabila sudah sesuai dengan yang Allah dan Rasul

contoh kan. Manusia yang ingin hidupnya terarah harus mau mengikuti aturan islam, tentunya

aturan islam ini harus dipahami dan juga harus melihat situasi serta kondisi. Islam datang

sebagai rahmatan lil a’lamin. Sesuai dengan firman allah yang artinya ”dan kami tidak

mengutus engkau (muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam juga

bukan hanya mengurusi sosial ibadah dan seluk beluk yang terkait dengannya saja, melainkan

juga ikut terlibat memberikan jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi berbagai masalah1

Namun Studi Islam secara harfiah merupakan kajian tentang hal-hal yang berhubungan atau

berkaitan dengan agama Islam baik berkaitan dengan ajaran, sejarah ataupun praktik-praktik

pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarah peradabannya.

Salah satu ajaran islam yang harus diterapkan adalah keimanan dan ketakwaan kita terhadap

Allah. Iman serta takwa merupakan konsep yang sangat terpenting untuk diketahui serta

dilaksanakan dalam kehidupan manusia.

1
Abuddin Natta, Metodologi Studi Islam,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2010), hal:2-3
5
Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Studi islam adalah

suatu upaya membimbing untuk merubah tingkah laku individu agar menjadi pribadi yang

lebih baik yang sesuai dengan tuntunan yang ada dalam syariat islam.

B. Tujuan Studi Islam

Dalam adagium ushuliyah dinyatakan bahwa al-umur bi maqashidiyah, bahwa setiap tindakan

dan aktifitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan2. Adagium ini

menunjukkan bahwa pendidikan serharusnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai,

bukan semata –mata berorientasi pada sederetan materi. Sehingga tujuan study Islam terlebih

dahulu harus dirumuskan, sebelum komponen-komponen lainnya. Sesuai perkembangan

masyarakat yang semakin dinamis sebagai konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, maka aktualisasi nilai-nilai al-Qur’an menjadi sangat penting. Karena tanpa

aktualisasi kitab suci ini, umat Islam akan menghadapi kendala dalam upaya internalisasi nilai-

nilai al-Qur’ani sebagai upaya pembentukan pribadi umat Islam yang bertaqwa, berakhlak

mulia, cerdas, maju, dan mandiri , atau disebut dengan insane kamil. Pribadi semacam inilah

yang menjadi tujuan study Islam sebagaimana dirumuskan oleh al-Ghazali. Dalam

mewujudkan Islam kamil, pendidikan Islam ditujukan sebagai proses transfer pengetahuan

(transfer of knowledge), transfer metode (transfer of methodology), dan transfer nilai-

niilai(transfer of values).

Secara normative tujuan yang ingin dicapai pendidikan Islam meliputi tiga dimensi yaitu:

2
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009, hlm. 8-9
6
1. Dimensi Spiritual iman, takwa, dan akhlak mulia (yang tercermin dalam ibadah dan

muamalah). Dimensi spiritual ini tersimpul dalam satu kata yaitu akhlak mulia, yang

menurut M. Athiyah Al-Abrasyi sebagai tujuan utama study Islam. Sementara menurut

Said Aqil Husein al-Munawar, akhlak merupakan alat control psikis dan sosial bagi

individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dalam kumpulan

binatang yang tidak memliliki tata nilai dalam kehidupannya. Rasulullah saw.

Merupakan sumber akhlak yang hendaknya diteladani oleh orang mukmin, seperti

tercermin dalam sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia”.

2. Dimensi Budaya yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini secara universal menitik beratkan pada

pembentukan kepribadian muslim sebagai individu yang diarahkan kepada

peningkatan dan pengembangan factor dasar (bawaan) dan factor ajar (lingkungan)

dengan berpedoman kepada nilai-nilai keislaman.

3. Dimensi kecerdasan yang membawa kemajuan, yaitu cerdas, aktif, disiplin, inovatif,

produktif, dan sebagainya. Dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan

sebuah proses yang mencakup tiga hal:

analisis, kreatifitas, dan praksis. Upaya yang dilakukan dalam study Islam tentunya

tidak cukup di ruang kelas atau disekolah saja. Sebab lembaga yang mempunyai peran

sesungguhnya adalah keluarga. Sebagai unit masyarakat terkecil, keluarga memiliki

dampak langsung terhadap kehidupan peserta didik dan masyarakat itu sendiri.

7
Disinilah anak mendapatkan imu pengetahuan pertama kalinya sebelum mendapatkan

dari lembaga lain. Studi islam sebagai sebuah kajian secara sistematis terhadap islam

memiliki sebuah tujuan kegiatan apapun, apalagi studi islam, akan lebih mudah tercapai

manakala ditetapkan tujuannya secara konkret. Secara garis besar tujuan studi islam

adalah:

1. Mempelajari secara mendalam tentang hakikat islam, bagaimana posisinya dengan


agama lain, dan bagaimana hubungannya dengan dinamika perkembangan yang terus
berlangsung.

2. Mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama islam yang tetap
abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.

3. Mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan
bagaimana operasionalisasinya dalam pertumbuhan budaya dan peradaban islam
sepanjang sejarah.

4. Mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran


islam dan bagaimana perwujudannya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini3

Dengan menyimak tujuan tersebut, studi islam diharapkan tidak sekedar sebagai sebuah
wawasan normatif, tetapi juga konstektual, aplikatif, dan memberikan kontribusi konkret
terhadap dinamika dan perkembangan yang ada.

3
Muhaini, Pengantar Studi Islam, (Banda Aceh: Yayasan PeN A, 2013), h. 23-25
8
C. Urgensi Mempelajari Studi Islam

Perkembangan Studi Islam Studi agama Islam di dunia lebih menarik diperbincangkan,karena

Islam sebagai sebuah ajaran yang telah menyebar luas yang pemeluknya banyak di dunia tidak

hanya di Negara-negara yang mayoritas berpenduduk muslim, Islam juga semakin berkembang

di Negara-negara yang penduduk muslimnya masih minoritas.Studi Islam di Negara-Negara

muslim telah lama ada. Ditandai dengan sebuah perguruan Tinggi (PT) Nizhamiyah di

Baghdad yang berdiri pada tahun 435 H/1063 M.

Bagi umat Islam, studi keislaman tentu memiliki urgenitas yang sangat tinggi, terutama masih

banyak umat Islam, yang hanya mengaku Islam tetapi kehidupan sehari-harinya masih jauh

dari nilai-nilai ajaran Islam. Hadirnya teknologi informasi membawa dampak tidak hanya

positif tetapi juga negative. Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi umat Islam

sendiri. Dengan demikian, studi keislaman menjadi sangat penting terutama dalam menghadapi

budaya modern yang cenderung berkiblat ke Barat, yang terus mengerus nilai-nilai keislaman

masyarakat muslim. Derasnya arus informasi dan komunikasi serta modernisasi dan

westernisasi tentunya tidak ada yang dapat menduga karena hal itu pasti terjadi. Urgensi Studi

Islam dapat di pahami dan bahkan dapat di uraikan sebagai berikut ini :

1. Munculnya Perbedaan Pandangan Antara Insider dan Outsider

Insider adalah para pengkaji agama yang berasal dari agamanya sendiri (orang

dalam).Sedangkan Outsinder adalah pengkaji Non-Muslim yang mempelajari islam dan

menafsirkannya dalam berbagai analisis dan pembacaan dengan metodologi tertentu(orientalis)

yang banyak dipengaruhi secara sosiologis oleh cara pandang dan pengalaman orang

barat,metodologi orientalis tersebut secara perlahan memengaruhi metodologi studi islam4

4
M. Arfan muammar, Abdul Wahid Hasan dkk, Studi Islam Prespektif Insider/Outsider, Yogyakarta: IRCiSoD,
2012
9
2. Umat islam saat ini Berada Dalam Kondisi Problematik

Problematis Umat Islam berada dalam posisi yang terpinggirkan dan lemah dalam berbagai

aspek kehidupan, sementara di sisi lain dunia terus berkembang dengan modernisasinya. Dalam

kondisi tersebut, umat Islam dituntut untuk melakukan gerakan pemikiran yang diharapkan

dapat menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang untuk mampu bersaing dengan

perkembangan globalisasi. Saat ini umat islam masih berada dalam posisi marginal dan lemah

dalam segala bidang kehidupan sosial budaya. jika umat Islam hanya berpegang pada ajaran-

ajaran Islam dari hasil penafsiran ulama terdahulu yang dianggap sebagai ajaran yang sudah

sempurna, dan paten, serta tidak ada keberanian untuk melakukan kajian ulang, berarti umat

Islam mengalami kemandegan intelektual dan akan berdampak pada masa depan yang suram.

Sementara jika mereka bersikap kritis dan berani melakukan pembaharuan rasional guna

menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman,mereka akan dituduh sebagai umat yang

tidak lagi setia dengan ajaran Islam dari pendahulunya. Melalui pendekatan yang bersifat

objektif rasional, studi Islam diharapkan mampu memberikan alternatif pemecahan masalah

atau jalan keluar dari kondisi yang problematik tersebut. Studi Islam diharapkan dapat

mengarah dan bertujuan untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dan pemikiran kembali

ajaran-ajaran Islam, agar mampu beradaptasi dan menjawab tantangan serta tuntutan zaman,

dengan tetap berpegang teguh pada sumber dasar ajaran Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.

3. Umat Manusia dan Peradabannya Berada dalam Suasana Globalisasi

Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah

membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia, yang dikenal

dengan era globalisasi. Pada era ini di tandai dengan semakin dekatnya hubungan komuniksi

antar bangsa dan budaya umat manusia.

10
Dengan demikian, manusia modren pun berada dalam kondisi yang serba problematis. Jika

ilmu pengetahuan dan ilmu modern dibiarkan berkembang terus secara bebas tanpa kontrol dan

pengarahan, maka akan menyebabkan terjadinya kehancuran malapetaka yang mengancam

kelangsungan hidupnya dan peradaban manusia itu sendiri.

Karena itu, islam harus bisa menawarkan nilai-nilai norma-norma, dan aturan-aturan yang

bersifat manusiawi dan universal itu kepada dunia modern, dan diharapkan dapat memberikan

alternatif-alternatif pemecahan terhadap problematis. Disinilah letak urgensi studi islam, untuk

menggali kembali ajaran-ajaran islam yang murni, dan yang bersifat manusiawi dan universal,

dan yang mempuyai daya untuk mewujudkan dirinya sebagai rahmatan lil alamin.

4. Dalam pembahasan studi Islam juga termasuk tentang keberadaan Allah yang disebut

Al Khalik.5 Dialah yang menciptakan manusia, hidup dan alam semesta, dan Allah tidak

hanya menciptakan segala sesuatu dimuka bumi, namun juga sang maha Mengatur serta

Maha Bijaksana. Merujuk kepada surah Al Baqarah ayat 208, studi islam juga

mencakup segala aspek pembahasan dan penerapan Islam itu sendiri, tidak tertinggal

dalam hal membangun negara atau berpolitik. Seperti yang disampaikan oleh

Djamaluddin Al Afghani bahwa “Islam dan Politik memiliki keterkaitan yang erat

sebagai bagian dari kewajiban seorang muslim dalam menjalankan syari’at Nya secara

Kaffah/Keseluruhan”.6

5
Taquyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup Dalam Islam (Jakarta: Pustaka Fikrul Islam, 2019), hal.11
6
Siti Mahmudah, Jurnal Islam, Islamisme: Kemunculan dan Perkembangannya di Indonesia, Juni 2018
11
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Studi Islam mencerminkan gagasan tentang pemikiran dan praktis yang berrnuara pada

kedudukan Allah Swt. Yang Maha Esa, selamat di dunia akhirat dan berdamai dengan makhluk

lain. Dengan demikian studi Islam tidak hanya bermuara pada wacana pemikiran tetapi juga

pada praktis kehidupan yang berdasarkan pada perilaku baik dan benar dalam kehidupan. Allah

memerintahkan kepada hamba-hamba Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan

Rasul-Nya, agar berpegang kepada seluruh tali Islam dan syari’atnya, mengerjakan perintah-

Nya, serta menjauhi semua larangan-Nya sekuat tenaga dan senantiasa mengusahakan

kehidupan kita bertolok ukur atas peraturan dari Allah.

Tidak mengambil aturan yang diberikan oleh Allah hanya sebahagian namun

mengambilnya secara keseluruhan. Itulah bentuk bahwa kita mengetahui seruan Allah dalam

berislam secara Kaffah atau keseluruhan. Dalam pembelajaran studi islam kita juga harus

mengetahui bahwa, keberadaan islam sebagai agama yang paling sempurna, dan agama yang

diridhai oleh Allah hanyalah islam. Juga tentang keberadaan Allah yang disebut Al Khalik.

Dialah yang menciptakan manusia, hidup dan alam semesta, dan Allah tidak hanya

menciptakan segala sesuatu dimuka bumi, namun juga sang maha Mengatur serta Maha

Bijaksana.

Melalui Urgensi Studi Islam, maka kesimpulan yang mungkin terlihat paling urgen

dengan kondisi kehidupan yang kita rasakan adalah, cara pandang Islam yang seharusnya tidak

hanya doktrin, tetapi juga aspek sosial budaya di mana perkembangan zaman membutuhkan

pemahaman Islam yang sesuai tetap pada jalan Islam, sebagaimana tetap sesuai dengan Al-

Qur’an dan As-Sunnah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Natta, Metodologi Studi Islam,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2010), hal:2-3

Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009, hlm. 8-9

Muhaini, Pengantar Studi Islam, (Banda Aceh: Yayasan PeN A, 2013), h. 23-25

M. Arfan muammar, Abdul Wahid Hasan dkk, Studi Islam Prespektif Insider/Outsider,

Yogyakarta: IRCiSoD, 2012

Taquyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup Dalam Islam (Jakarta: Pustaka Fikrul Islam, 2019),

hal.11

Siti Mahmudah, Jurnal Islam, Islamisme: Kemunculan dan Perkembangannya di Indonesia,

Juni 2018

13
KETENTUAN PENILAIAN PRESENTASI MAKALAH

PENILAIAN SANGAT BAIK CUKUP KURANG SANGAT


BAIK KURANG
Kesiapan kelompok dalam
menyiapkan materi makalah
Kesesuaian Makalah (isi dan
judul makalah)
Keberlangsungan
Pelaksanaan Presentasi
Kemampuan kelompok
dalam menjawab pertanyaan

14

Anda mungkin juga menyukai