Anda di halaman 1dari 19

Makalah Metodologi Studi Islam

Pendahuluan Mengenai Studi Islam


Dosen Pengampu : Abdul Ghani, M.Ed

Disusun oleh :

Azzahara Guskhairi

NIM: 12160120205

Program Studi Psikologi

Jurusan Psikologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

2021

1
Kata Pengantar

Assalamualikum Wr. Wb

Puji syukur senatiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi persyaratan penilaian UTS pada mata kuliah
Metodologi Studi Islam dan juga untuk khalayak ramai serta sebagai bahan
penambah ilmu pengtahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Dalam
pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk
itu saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Abdul Ghani, M.Ed selaku
dosen pegampu. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu.

Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan saya dan semaksimal
mungkin. Namun, saya menyadari bahwa dalam makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu saya
sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran, dan pesan dari semua yang
membaca makalah ini, terutama dosen mata kuliah Metodologi Studi Islam yang
saya harapkan dapat membantu memberikan bahan koreki untuk saya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Pekanbaru, November 2021

Penyusun

Daftar Isi

2
Kata Pengantar.......................................................................................................2

Daftar Isi.................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan............................................................................................4-5

A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................5

BAB II Pembahasan..........................................................................................6-
16

A. Pengertian Studi Islam...............................................................................6-


8
B. Tujuan dan Urgensi Studi Islam..............................................................8-
14
C. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Indonesia...................................14-
16

BAB III
Penutupan...............................................................................................17

Daftar Pustaka......................................................................................................18

3
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kajian Metodologi Studi Islam menjadi mata kuliah wajib di Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam, sehingga sangat penting bagi setiap dosen dan
mahasiswa memahami sejauh mana ruang lingkup kajian mata kuliah ini.
Sebagaimana definisi Metodologi Studi Islam yang ada, maka ruang
lingkupnya sangat luas dengan mencakup segala aspek kehidupan
manusia. (Rohimat, 2018:4). Karena Metodologi Studi Islam sendiri
sangat lah penting dalam kehidupan manusia, agar terjamin di dunia
maupun di akhirat. Metodologi Studi Islam juga sangat penting bagi
kehidupan bermasyarakat, agar menciptakan kehidupan yang damai dan
juga aman tanpa adanya rasa takut maupun cemas.
Menurut Abraham Kaflan yang dikutip Abuy Sodikin (dalam Rohimat
2018:2) menjelaskan bahwa metodologi bisa dipahami sebagai pengkajian
dengan penggambaran (deskripsi), penjelasan (explanasi) dan pembenaran
(justifikasi). Merujuk definisi tersebut, metodologi mengandung unsur-
unsur:
1. Pengkajian (study)
2. Penggambaran (deskripsi)
3. Penjelasan (ekplanasi)
4. Pembenaran (justifikasi)

Hal-hal di atas lah yang membuat saya tertarik untuk menyusin


makalah ini. Dan diharapkan makalah ini akan menambah wawasan
dan informasi kepada para pembaca dan menjadi amal jariyah untuk
saya.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Studi Islam?
2. Apa saja tujuan dan urgensi Studi Islam?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Studi Islam di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari Studi Islam.
2. Untuk mengetahui tujuan dan urgensi Studi Islam.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Studi Islam di Indonesia.

5
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Studi Islam


Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab
Dirasah Islamiyah. Sedangkan Studi Islam di Barat dikenal dengan istilah
Islamic Studies.1 Maka dapat dikatakan secara harfiah adalah kajian
mengenai hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan Islam. Kajian
tentang Islam bukan hanya dilakukan oleh orang-orang Islam, namun juga
dilakukan oleh orang-orang di luar Islam. Islam itu dibawakan oleh Nabi
Muhammad Saw yang menerima wahyu dari Allah. Untuk mengetahui
Islam lebih mendalam maka muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam
akan tetapi Studi Islam itu sendiri merupakan bidang kajian yang
relatif lama. Ia sudah ada beserta dengan adanya kepercayaan Islam
maka dari itu Studi Islam menimbulkan aneka macam perseteruan
yang awam di antaranya: apa pengertian studi Islam, apa ruang
lingkup, atau objek studi Islam, apa tujuan studi Islam, bagaimana
pendekatan serta metodologi dalam studi Islam.2 Studi Islam diarahkan
pada kajian keIslaman yang mengarah pada tiga hal:
1. Islam yang bermuara pada ketundukan atau berserah diri,
2. Islam dapat dimaknai yang mengarah pada keselamatan dunia dan
akhirat, sebab ajaran Islam pada hakikatnya membimbing manusia
untuk berbuat kebajikan dan menjauhi semua larangan,

1
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
1.
2
Rozali M, Studi Islam Dalam Prespectives Multydisiplin Keilmuan (Depok: Rajawali Buana
Pustaka, 2020), 1.

6
3. Islam bermuara pada kedamaian.3

Studi Islam meliputi kajian agama Islam dan tentang aspekaspek


keislaman masyarakat dan budaya Muslim. Atas dasar pembedaan ini,
diidentifikasi tiga pola kerja berbeda yang masuk dalam ruang studi
Islam. Pertama, pada umumnya kajian normarif agama Islam
dikembangkan oleh sarjana Muslim untuk memperoleh ilmu
pengetahuan atas kebenaran keagamaan Islam. kajian ini banyak
berkembang di masjid, madrasah, dan berbagai lembaga pendidikan
lainnya. Kedua, kajian non-normatif agama Islam, biasanya kajian
dalam jenis ini dilakukan berbagai universitas dalam bentuk
penggalian secara lebih mendalam dari suatu ajaran Islam. Ketiga,
kajian non-normatif atas berbagai aspek keislaman yang berkaitan
dengan kultur dan masyarakat Muslim. Dalam lingkup yang lebih luas,
kajian ini tidak secara langsung terkait dengan Islam sebagai sebuah
norma.4

Adapun secara istilah (terminologi), ditemukan adanya sejumlah


pengertian yang disampaikan oleh para ahli tentang Studi Islam
(Kajian Islam). Tim Penulis IAIN Sunan Ampel menyampaikan
rumusan definisi Studi Islam sebagai “kajian secara sistematis dan
terpadu untuk mengetahui, memahami dan menganalisis secara
mendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam, baik yang
menyangkut sumber-sumber ajaran Islam, pokok-pokok ajaran Islam,
sejarah Islam, maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan”. 5
Dan sementara itu Muhaimin, Abdul Mujib dan Mudzakkir
menyampaikan pendapatnya bahwa Studi Islam merupakan “usaha
sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas
secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan

3
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
1.

4
Rozali M, Studi Islam Dalam Prespectives Multydisiplin Keilmuan (Depok: Rajawali Buana
Pustaka, 2020), 3.
5
Tim Penulis IAIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam,1.

7
dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun
praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari, sepanjang sejarahnya”.6 Syamsul Arifin, dengan merujuk Nur A.
Fadhil Lubis, memberikan pengertian Studi Islam sebagai “usaha
untuk mempelajari halhal yang berhubungan dengan agama Islam
melalui berbagai bentuk empirisnya, serta ajaran-ajaran idealnya”.7

Memperhatikan sejumlah definisi tersebut dapat ditegaskan bahwa


agama Islam merupakan objek atau sasaran dalam Studi Islam (Studi
Islam). Keberadaan agama Islam yang diposisikan sebagai objek atau
sasaran kajian di dalam Studi Islam adalah dalam makna luasnya,
ajaran idealnya dan elaborasi teoritisnya serta aplikasinya dalam
kehidupan masyarakat Islam. Berdasarkan penjelasan ringkas ini
kemudian dapat diberikan suatu penegasan sekaligus sebagai suatu
kesimpulan bahwa Studi Islam adalah: “Suatu usaha sistematis
membahas agama Islam, baik mengenai ajaran-ajaran ideal dan
elaborasi teoritis serta aplikasi-praksisnya agar diperoleh pemahaman
yang benar tentang agama Islam untuk kemudian diamalkan”.

B. Tujuan dan Urgensi Studi Islam


1. Tujuan Studi Islam
Studi Islam memiliki tujuan untuk menunjukkan relasi Islam
dengan berbagai aspek kehidupan manusia, menjelaskan spirit
(jiwa) berupa pesan moral dan value yang terkandung di dalam
berbagai cabang studi Islam, respon Islam terhadap berbagai
paradigma baru dalam kehidupan sebagai akibat dari kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta munculnya filsafat dan
ideologi baru serta hubungan Islam dengan visi, misi dan tujuan
ajaran islam.8 Studi Islam, merupakan usaha untuk mempelajari
secara mendalam tentang Islam dan segala seluk-beluk yang

6
Muhaimin, Mujib dan Mudzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, 1.
7
Syamsul Arifin, Agus Purwadi, Khoirul Habib, Spiritualitas Islam dan Peradaban Masa Depan
(Yogyakarta: SIPRESS, 1996), 85.
8
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 9.

8
berhubungan dengan agama Islam, sudah tentu mempunyai tujuan
yang jelas, yang sekaligus menunjukkan kemana studi Islam
tersebut diarahkan. Dengan arah dan tujuan yang jelas itu, maka
dengan sendirinya studi Islam akan merupakan usaha sadar dan
tersusun secara sistematis.9 Adapun arah dan tujuan studi Islam
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya
(hakikat) agama Islam itu, dan bagaimana posisi serta
hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan
budaya manusia.10 Dengan hal ini dapat dikatakan bahwa, studi
Islam dilaksanakan berdasarkan asumsi bahwa sebenarnya
agama diturunkan Allah Swt, adalah untuk membimbing dan
mengarahkan serta menyempurnakan pertumbuhan dan
perkembangan agama-agama dan budaya umat manusia di
muka bumi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ajaran
agama Islam telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan
perkembangan akal pikiran dan budi daya manusia tersebut
untuk mewujudkan suatu kehidupan budaya dan peradaban
yang Islami.11
2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran
agama Islam yang asli, dan bagaimana penjabaran serta
operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan
budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarahnya. 12 Studi ini
berasumsi bahwa agama Islam adalah agama fitrah sehingga
pokok-pokok isi ajaran Islam tentunya sesuai dengan fitrah
manusia.13 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ajaran

9
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
3.
10
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
3.
11
Rozali M, Studi Islam Dalam Prespectives Multydisiplin Keilmuan (Depok: Rajawali Buana
Pustaka, 2020), 6.
12
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
3.
13
Rozali M, Studi Islam Dalam Prespectives Multydisiplin Keilmuan (Depok: Rajawali Buana
Pustaka, 2020), 7.

9
Islan telah beradabtasi dan berinteraksi dengan setiap sistem
kehidupan dan lingkungan budaya yang dijumpainya, dan akan
berkembang bersama hal-hal yang ada didekatnya. Dengan kata
lain, pokok-pokok isi ajaran agama Islam tersebut mempunyai
daya adaptasi dan integrasi yang kuat terhadap sistem hidup
dan lingkungan budaya yang dimasuki dan dijumpainya.14
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran
agama Islam yang tetap abadi dan dinamis, dan bagaimana
aktualisasinya.15 Agama islam sebagai agama samawi terkhir
membawa ajaran-ajaran yang berifat final dan mampu
memecahkan masalah-maslah kehidupan manusia, menjawab
tantangan dan tuntutannya sepanjang zaman. Permasalahan dan
tantangan dan tuntutan hidup manusiapun bertumbuh-kembang
menjadi kompleks dan menimbulkan pertumbuhan dan
perkembangan system kehidupan budaya dan peradaban
manusia yang semakin maju dan modern.16
4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-
nilai dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana realisasinya
dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol
perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman
modern ini.17 Nilai dan prinsip dasar ajaran agama islam
diharapkan menjadi alternative  yang mampu mengarahkan,
mengontrol, dan mengendalikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern serta factor dinamika
lainnya dari system budaya dan peradaban manusia menuju
terwujudnya kondisi kehidupan yang adil dan makmur.18

14
Rozali M, Studi Islam Dalam Prespectives Multydisiplin Keilmuan (Depok: Rajawali Buana
Pustaka, 2020), 7.
15
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
3.
16
http://sujudhku.blogspot.com/2013/01/pengertian-urgensi-dan-tujuan-study.html
17
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
3.
18
http://sujudhku.blogspot.com/2013/01/pengertian-urgensi-dan-tujuan-study.html

10
Dengan tujuan-tujuan tersebut diharapkan agar studi Islam akan
bermanfaat bagi peningkatan usaha pembaruan dan pengembangan
kurikulum pendidikan Islam pada umumnya, dalam usaha
transformasi kehidupan sosial budaya serta agama umat Islam
sekarang ini, menuju kehidupan sosial-budaya modern pada
generasigenerasi mendatang, sehingga misi Islam sebagai rahmatan
lil′alamin dapat terwujud dalam kehidupan nyata di dunia global.19

2. Urgensi Studi Islam


Pada saat ini, umat Islam sedang menghdapi tantangan dari
kehidupan dunia dan budaya modern, studi keIslaman menjadi
sangat urgen. Urgensi studi Islam dapat dipahami dan diuraikan
sebagai berikut:
1. Umat Islam saat ini Berada Dalam Kondisi Problematis.
Umat islam pada saat ini berada pada masa yang lemah dalam
segala aspek kehidupan social budaya  yang mana harus
berhadapan dengan dunia modern yang serba psraktis dan
maju. Oleh karena itu, umat islam tidak boleh terjebak pada
romantisme, artinya menyibukkan diri untuk membesar-
besarkan kejayaan masa lalu yang terwujud dalam sejarah
islam, sementara saat ini islam masih silau menghadapi masa
depannya. umat islam memang berada dalam suasana
problematic. Jika sekarang umat islam masih berpegang teguh
pada ajaran-ajaran islam hasil penafsiran ulama terdahulu
yang   dianggap sebagai ajaran  yang mapan  dan sempurna
serta paten , berarti mereka memiliki intelektual sebatas itu saja
yang pada akhirnya menghadapi masa depan suram. Di sisi
lain, jika umat Islam melakukan usaha pembaruan dan
pemikiran kembali secara kritis dn rasional terhadap ajaran-
ajaran agama Islam guna menyesuaikan terhadap tuntutan
perkembangan zaman dan kehidupan modern, maka akan

19
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
3.

11
dituduh sebagai umat yang meninggalkan atau tidak setia lagi
terhadap ajaran Islam warisan ulama‘ terdahulu yang
dianggapnya sudah mapan dan sempurna tersebut. Melalui
pendekatan yang bersifat rasional-obyektif, studi Islam
diharapkan: a) Mampu memberikan alternatif pemecahan
masalah atau jalan keluar dari kondisi yang problematis
tersebut; b) Dapat mengarah kepada dan bertujuan untuk
mengadakan usaha-usaha pembaharuan dan pemikiran kembali
ajaran agama Islam agar mampu beradaptasi dan menjawab
tantangan zaman dan dunia modern denga tetap berpegang
teguh pada sumber ajaran agama Islam yang asli, yaitu Al-
Qur‘an dan as-Sunnah; c) Mampu memberikan pedoman dan
pegangan hidup bagi umat Islam, agar tetap menjadi seorang
muslim sejati, yang mampu menjawab tantangan pada era
globalisasi ini.20 Studi islam juga dapat diharapkan mampu
memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat islam
agar tetap menjadi seorang muslim sejati yang hidup dalam dan
mampu menjawab tantangan serta tuntutan zaman modern
maupun era global sekarang. Dan Dalam satu hadistnya
Rosulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya bani Israil ( kaum yahudi dan nasrani )telah
berpecah belah menjadi 72 aliran,dan umatku akan berpecah
belah menjadi 73 aliran.Mereka semua akan masuk neraka
kecuali satu aliran saja.Para sahabat bertanya,”Siapakah dia
itu wahai Rosulullah?” Beliau menjawb, “siapa yang
mengikuti jejakku dan para sahabatku.” ( HR.tirmidzi al-
Hakim dan al-Aajurri,diharuskan oleh al-Albani)
2. Umat Manusia dan Peradabannya Berada dalam Suasana
Globalisasi.
Perkembangan IPTEK telah membuka era baru dalam
perkembangan budaya dan peradaban umat manusia. Dunia
20
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
4.

12
tampak sebagai suatu system yang saling memiliki
ketergantungan  Oleh karenanya, umat manusia tentunya
membutuhkan aturan, norma serta pedoman dan pegangan
hidup yang dapat diterima oleh semua bangsa. Dengan
demikian, manusia modern pun berada dalam kondisi yang
serba problematis. Jika ilmu pengetahuan dan tekhmologi
modern dibiarkan berkembang terus secara bebas tanpa kontrol
dan pengarahan, maa akan menyebabkan terjadinya kehancuran
dan malapetaka yang mengancam kelangsungan hidupnya dan
peradaban manusia itu sendiri.  Umat manusia dalam sejarah
peradaban dan kebudayaannya telah berhsil menemukan aturan,
nilai, norma sebagai pegangan dan pedoman yang  berupa:
agama, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat manusia
pada masa yang serba canggih semakin menjadikan manusia-
manusia modern kehilangan identitas serta kemanusiaannya
(sifat-sifat manusiawinya). Islam, sebagai agama
yang rahmatullah lil ‘alamin,  tentunya mempunyai konsep
atau ajaran yang bersifat manusiawi dan universal, yang dapat
menyelamatkan umat manusia dan alam semesta dari
kehancurannya. Akan tetapi , umat islam sendiri saat ini berada
dalam situasi yang serba problematic. Kondisi kehidupan social
budaya dan peradaban umat islam dalam keadaaan lemah dan
tidak berdaya berhadapan dengan budaya dan peradaban
manusia dan dunia modern. Disinilh urgensi nya studi islam,
yaitu untuk menggali ajaran-ajaran islam yang asli ndan murni,
dan yang bersifat manusiawi. Dari situlah kemudian dididikkan
dan ditransformasikan kepada generasi penerusnya yang bisa
menawarkan alternative pemecahan permaslahan yang dihadapi
oleh umat manusia dalam dunia modern.21
3. Situasi keberagamaan di Indonesia cenderung menampilkan
kondisi keberagmaan yang leglistik-formalistik.

21
http://sujudhku.blogspot.com/2013/01/pengertian-urgensi-dan-tujuan-study.html

13
Situasi legalistik-formalistik menjadikan agama harus
dimanifestasikan dalam bentuk ritual formal, sehingga muncul
formalisme keagamaan yang lebih mementingkan “bentuk”
daripada “isi”. Kondisi seperti itu, menyebabkan agama kurang
dipahami sebagai dasar moral dan etika yang bertujuan
membebaskan manusia dari kebodohan, ataupun kebobrokan
moral. Di samping itu, formalisme keagamaan yang cenderung
induvidualistik daripada kesatuan sosial mengakibatkan
munculnya sikap negatif seperti nepotisme, kolusi dan korupsi.
Oleh karenanya, signifikasi studi Islam di Indonesia adalah
mengubah pemahaman dan penghayatan keIslaman masyarakat
Muslim-Indonesia secara khusus, dan masyarakat agama pada
umumnya.22
4. Munculnya Perbedaan Pandangan Antara Insider dan Outsider
yang Memerlukan Jalan Tengah.
Insider adalah para pengkaji agama yang berasal dari agamanya
sendiri (orang dalam). Sedangkan outsider adalah para pengkaji
non-Muslim yang mempelajari Islam dan menafsirkannya
dalam berbagai analisis dan pembacaan dengan metodologi
tertentu (orang luar). Problem insider dan outsider muncul
pasca jatuhnya kejayaan Islam, lalu ilmu pengetahuan pindah
ke Barat. Dari sini orang-orang Barat kemudian mulai
mempelajari Islam yang pada akhirnya muncul kajian
orientalisme. Pada saat itu studi Islam di Barat didorong oleh
kebutuhan akan kekuasaan koloni untuk belajar dan memahami
masyarakat yang mereka kuasai, sehingga studi Islam di Barat
juga perlu diuji.23

C. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Indonesia

22
Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2016),
6.
23
Rozali M, Studi Islam Dalam Prespectives Multydisiplin Keilmuan (Depok: Rajawali Buana
Pustaka, 2020), 22.

14
Masuknya dan berkembangnya agama Islam di Indonesia sendiri
disebabkan oleh dua faktor yang cukup dominan. Pertama, karena letak
geografis Indonesia yang berada di pertengahan jalan Internasional dari
jurusan Timur Tengah menuju Tiongkok. Kedua, karena kesuburan
tanah yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan
oleh bangsa lain, misalnya rempah-rempah yang begitu berlimpah di
Indonesia, yang akhirnya Indonesia ditinggali oleh para pedagang manca
negara. 24 Perkembangan studi Islam di Indonesia dapat digambarkan
demikian. Bahwa lembaga / sistem pendidikan Islam di Indonesia mulai
dari sistem pendidikan langgar, kemudian sistem pesantren, kemudian
berlanjut dengan sistem pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya
muncul sistem kelas. Maksud pendidikan dengan sistem langgar adalah
pendidikan yang dijalankan di langgar, surau, masjid atau di rumah guru.
Kurikulumnya pun bersifat elementer, yakni mempelajari abjad huruf arab.
Dengan sistem ini dikelola oleh ′alim, mudin, lebai. Mereka ini umumnya
berfungsi sebagai guru agama atau sekaligus menjadi tukang baca do‘a.
pengajaran dengan sistem langgar ini dilakukan dengan dua cara. Pertama,
dengan sorongan, yakni seorang murid berhadapan secara langsung
dengan guru dan bersifat perorangan. Kedua, adalah dengan cara halaqah,
yakni guru dikelilingi oleh murid-murid. Adapun sistem pendidikan di
pesantren, dimana seorang kyai mengajari santri dengan sarana masjid
sebagai tempat pengajaran / pendidikan dan didukung oleh pondok sebagai
tempat tinggal santri. Di pesantren juga berjalan dua cara yakni sorongan
dan halaqah. Hanya saja sorongan di pesantren biasanya dengan cara si
santri yang membaca kitab sementara kyai mendengar sekaligus
mengoreksi jika ada kesalahan Sistem pengajaran berikutnya adalah
pendidikan dikerajaan-kerajaan Islam, yang dimulai dari kerajaan
Samudera Pasai di Aceh. Adapun materi yang diajarkan di majlis
ta‘limdan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh mazhab al-Syafi‘i. Pada
akhir abad ke 19 perkembangan pendidikan Islam di Indonesia mulai lahir
sekolah model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Vernahuler. Sekolah

24
https://dikdasmenhidayatullah.id/artikel/54/Dinamika-Studi-Islam-di-Indonesia.html

15
khusus bagi ningrat Belanda, sekolah Vernahuler khusus bagi warga
negara Belanda. Di samping itu ada sekolah pribumi yang mempunyai
sistem yang sama dengan sekolah-sekolah Belanda tersebut, seperti
sekolah Taman Siswa. Kemudian dasawarsa kedua abad ke 20 muncul
madrasahmadrasah dan sekolah-sekolah model Belanda oleh organisasi
Islam seperti Muhammadiyah, NU, Jama‘at al-Khair, dan lain-lain.
Selanjutnya, dalam sistem pendidikan di kerajaan Islam ini dilakukan
secara resmi oleh lembaga yang ditunjuk oleh kerajaan. Sedangkan untuk
sistem yang kelas ini dipelopori oleh sistem pendidikan yang
dikembangkan oleh pemerintah Belanda. Sistem pendidikan ini mengikuti
perkembangan model pada saat itu. Ketika pemerintah Belanda memiliki
kebijakankebijakan dalam hal pendidikan, hal ini diikuti juga oleh
pendidikan Islam. Semua sistem inilah yang kemudian mengalami
perkembangan sampai saat ini. Pendidikan pesantren tetap bertahan
sampai sekarang, begitu juga sistem pendidikan di kerajaan dan kelas yang
kemudian berkembang menjadi lembaga-lembaga pendidikan saat ini,
seperti sekolah-sekolah Islam, perguruan tinggi Agama Islam, dan
sebagainya. Dampak dari campur tangan pihak kolonial Belanda
menjadikan adanya dualisme atau dikotomi pendidikan di Indonesia.
Dikotomi atau dualisme yaitu adanya pemisahan antara pendidikan agama
dan pendidikan umum. Kebijakan inilah yang masih dirasakan sampai
sekarang. Dari masalah dikotomi tersebut, kemudian menjadikan para
pemikir Islam untuk berusaha mengintegrasikan dua jenis pendidikan
tersebut.25 Kemudian pada level perguruan tinggi dapat digambarkan
bahwa berdirinya perguruan tinggi Islam tidak dapat dilepaskan dari
adanya keinginan umat Islam Indonesia untuk memiliki lembaga
pendidikan tinggi Islam sejak zaman kolonial. Pada bulan April 1945
diadakan pertemuan antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama, dan
cendekiawan. Setelah persiaapan cukup, p/ada tanggal 8 Juli 1945 atau
tanggal 27 Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra‘ dan Mi‘raj diadakan

25
https://www.academia.edu/29575312/Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia , diunduh
pada 4 November 2021

16
acara pembukaan resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari sinilah
sekarang kita mengenal UII, IAIN, UIN, STAIN dsb.

BAB III

Penutuan

Kesimpulan

Studi keislaman atau islamic studies adalah usaha untuk mempelajari hal-hal yang


berhubungan dengan islam secara empiris dan ajaran-ajarannya. Pengertian
semakna adalah usaha-usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk dan hal-hal
yang berhubungan dengan ajaran islam dalam ajaran, sejarah maupun praktek
pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Arah studi islam
adalah fenomena agama dengan berbagai pandangan dan bukan untuk
mempersempit makna agama pada persoalan ketuhanan, kepercayaan, kredo dan
ibadah. Pendekatan studi yang digunakan adalah disiplin keilmuan yang bersifat
historis empiris bukan doktrinal normatif-historis. Lemahnya penguasaan
metodologi studi agama serta kelengahan umat islam menyebabkan menjamurnya
aliran-aliran baru yang dianggap ‘sesat’ baik dari dalam islam sendiri maupun
agama-agama lain. Cara pandang yang keliru mengenai islam akan menimbulkan
sebuah pandangan dan pengertian yang keliru pula tentang islam. Islam selain
sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, juga sebagai faktor penunjang
maju pesatnya ilmu pengetahuan, karena Al Qur’an adalah sumber ilmu
pengetahuan yang tertinggi. Adapun arah dan tujuan studi Islam dapat dirumuskan
sebagai berikut: 1) Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya
(hakikat)agama Islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan
agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia; 2) Untuk mempelajari
secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang asli, dan bagaimana
penjabaran serta operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan
budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarahnya; 3) Untuk mempelajari secara
mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis, dan
bagaimana aktualisasinya; 4) Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip
dan nili-nilai dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam
membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan

17
peradaban manusia pada zaman modern ini. Selanjutnya dengan tujuan-tujuan
tersebut diharapkan agar studi Islam akan bermanfaat bagi peningkatan usaha
pembaruan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam pada umumnya,
dalam usaha transformasi kehidupan sosial budaya serta agama umat Islam
sekarang ini, menuju kehidupan sosial-budaya modern pada generasi-generasi
mendatang, sehingga misi Islam sebagai rahmah lil ‘alamin dapat terwujud dalam
kehidupan nyata di dunia global.

Daftar Pustaka

Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana Prenada Media


Group, 2011)

Bakhtiar Nurhasanah dan Marwan, Metodologi Studi Islam (Pekanbaru: Cahaya


Firdaus, 2016), 6.

https://dikdasmenhidayatullah.id/artikel/54/Dinamika-Studi-Islam-di-
Indonesia.html

http://sujudhku.blogspot.com/2013/01/pengertian-urgensi-dan-tujuan-study.html

https://www.academia.edu/29575312/Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia

Muhaimin, Mujib dan Mudzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam

Rozali M, Studi Islam Dalam Prespectives Multydisiplin Keilmuan (Depok:


Rajawali Buana Pustaka, 2020)

Syamsul Arifin, Agus Purwadi, Khoirul Habib, Spiritualitas Islam dan


Peradaban Masa Depan (Yogyakarta: SIPRESS, 1996)

Tim Penulis IAIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam

18
19

Anda mungkin juga menyukai