Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“MASLAHATUL UMMAH”
Dosen Akademik : Rinwanto,S .Sy.,MH

Disusun Oleh :

1. Sujai
2. Yogi Sucipto
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
TAHUN 2021

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Maslahatul Ummah”
untuk memenuhi tugas mata kuliah Aswaja.
Kami juga ucapkan terimakasih kepada bapak Rinwanto,S.Sy.,MH selaku dosen
mata kuliah Aswaja, dengan adanya tugas ini kami bisa mengetahui dan mengerti
tentang konsep dari malahatul ummah. Dan kami ucapkan terimakasih juga
kepada pihak yang telah membantu terselesaikanya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk
itu kami mengharapkan kritika dan saran dari berbagai pihak demi sempurnanya
makalah in. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.

Tubsn,20 November 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................................... i
Kata Pengantar. ................................................................................................... ii
Daftar isi ............................................................................................................. iii

BAB I.
PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................2


A. Pengertian Maslahatul Mursalah .......................................................................2
B. Konsep Maslahatul Mursalah ...........................................................................3
1. Penguatan Ekonomi................................................................................5
2. Pendidikan..............................................................................................6
3. Pelayanan Sosial......................................................................................7

BAB III. PENUTUP ...........................................................................9


KESIMPULAN.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9

III
IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muktamar (kongres) Nahdlatul Ulama ke-13 tahun 1935. Yang berisi,


bahwa kendala utama yang menghambat kemampuan umat melaksanakan amar
ma’ruf nahi munkar dan menegakkan agama adalah karena kemiskinan atau
lemahnya perekonomian. Maka muktamar mengamanatkan PBNU untuk
mengadakan pergerakan penguatan ekonomi. Dan para pemimpin NU
menyimpulkan kelemahan ekonomi berawal dari lemahnya sember daya manusia.

Maslahatul ummah ini ada karena berawal dari masalah perekonomian,


pendidikan, dan sosial yang sangat kritis dizaman dahulu. Dan harapan maslahatul
ummah ini ingin mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera dibidang
apapun.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Maslahatul Ummah ?
2. Konsep Maslahatul Ummah ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Maslahatul Ummah


1. Pengertian Maslahatul Ummah
Maslahatul ummah terdiri dari dua kata dalam bahasa Arab,
yaituMaslahatun dan Ummatun yang mempunyai arti:

Maslahatun merupakan bentuk masdar dari kata Soliha-


Yusolihu yangberarti baik, sejahtera. Sedangkan Maslahatun berarti
kebaikan, kesejahteraan.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, sejahtera berarti aman,


sentosa dan makmur, selamat (terlepas) dari segala macam gangguan,
kesukaran dan sebagainya.

Ummatun merupakan Bahasa Arab dari kata Ama-Yuimu yang


berarti menuju, menumpu dan meneladani. Kata umat terselip makna-
makna yang cukup dalam. Umat yang mengandung arti gerak dinamis,
arah, waktu, jalan yang jelas serta gaya dan cara hidup. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata umat diartikan sebagai penganut atau
pengikut suatu agama, mahluk manusia. Dengan demikian kesejahteraan
umat merupakan keadaan masyarakat yang sejahtera, yang diwujudkan
melalui hubungan timbal balik antar manusia dengan saling memberi dan
menerima.

Kesejahteraan umat yang dilakukan oleh manusia sebanarnya


merupakan usaha manusia mencapai pada tingkat ketakwaan dan
keimanan yang sudah digariskan oleh Alloh SWT. Kesejahteraan umat ini
dalam keharmonisan, serta keseimbangan sehingga masyarakat dapat
merasakan kenikmatan yang secara adil.1

Diturunkannya syariat di tengah kehidupan umat manusia adalah untuk


mewujudkan keamanan dan kesejahteraan (kemaslahatan) umat manusia di
dunia dan di akhirat.

َ‫ك ِإاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل َعالَ ِمين‬


َ ‫َو َما َأرْ َس ْلنَا‬

”Kami mengutus engkau hanya bertujuan memberi rahmat bagi alam


semesta.” (QS. Al-Anbiya': 107)

1
https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:rH2ZYiF7SnYJ:scholar.google.com/
+maslahatul+ummah&hl=id&as_sdt=0,5

2
ْ ُ‫اختَلَف‬
َ‫وا فِي ِه َوهُدًى َو َرحْ َمةً لِّقَوْ ٍم يُْؤ ِمنُون‬ َ ‫>< َو َما َأنزَ ْلنَا َعلَ ْيكَ ْال ِكت‬
ْ ‫َاب ِإالَّ لِتُبَيِّنَ لَهُ ُم الَّ ِذي‬
  2

”Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur'an) ini,


melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
(QS. AI-Nahl: 64)

Oleh sebab itu, agar keamanan dan kesejahteraan (kemaslahatan) umat


manusia di dunia dan di akhirat dapat terwujud maka segala ikhtiar yang
dilakukan umat manusia di muka bumi harus selalu sejalan dengan tuntunan
syariat. Untuk memenuhi tuntutan dan kepentingan manusia serta merespon
berbagai dinamika kehidupan, maka setiap pengambilan keputusan harus
memenuhi kriteria kepentingan umum (maslahah ‘ammah) yang dibenarkan
oleh syara'. Penggunaan maslahah ‘ammah sebagai tolok ukur dan
pertimbangan untuk menetapkan suatu kebijaksanaan sangat diperlukan untuk
menghindari kemungkinan penggunaan maslahah ‘ammah tidak pada
tempatnya, seperti untuk menuruti hawa nafsu, kesewenang-wenangan dan
menuruti kepentingan pribadi atau ke1ompok tertentu dengan menggunakan
dalih untuk kepentingan umum Dengan menggunakan maslahah ‘ammah
sebagai pertimbangan untuk menetapkan setiap kebijakan, maka setiap
kebijakan yang ditetapkan tidak akan menimbulkan kerugian atau menyalahi
kepentingan umat manusia secara luas.

Masalah Dalam suasana pembangunan yang berkembang sangat dinamik


dewasa ini, selalu ditemukan istilah ‘kepentingan umum’. Meskipun disadari
bahwa tujuan pembangunan pada hakikatnya adalah untuk menciptakan
kesejahteraan masyarakat luas dan dilakukan dengan sebanyak mungkin
menyediakan sarana dan fasilitas untuk kepentingan umum, diakui atau tidak,
ternyata dalam pelaksanaan pembangunan, batasan untuk kepentingan umum
ini sering menjadi tidak jelas dan tidak sesuai dengan pengertian yang
sesungguhnya. Kepentingan umum akhirnya berkembang dalam perspektif
yang beragam; ada kepentingan umum menurut versi pengambil keputusan
(umara), atau kepentingan umum menurut ‘selera’ sebagian kedl kelompok
masyarakat, dan kepentingan umum yang dipersepsi oleh masyarakat.
Kenyataan yang demikian membawa akibat dan dampak negatif dalam
pembangunan. Pemakaian alasan "untuk kepentingan umum" tanpa
berpedoman pada maslahah ‘ammah yang dibenarkan oleh syara' akan
melahirkan bentuk penyimpangan terhadap hukum syariat dan tindakan
sewenang-wenang terhadap kelompok masyarakat lemah oleh golongan
masyarakat yang kuat.

ِ ُ‫ق َواَل تَتَّبِ ِع ْالهَ َوى فَي‬


ِ ‫ضلَّكَ عَن َسبِي ِل هَّللا‬ ِّ ‫اس بِ ْال َح‬
ِ َّ‫فَاحْ ُكم† بَ ْينَ الن‬

“Maka tegakkanlah hukum di antara manusia secara benar dan janganlah


Anda mengikuti hawa nafsu, yang akan menjerumuskan Anda pada
kesesatan, jauh dari jalan Allah. "(QS. Shad: 26)
2
https://islam.nu.or.id/syariah/fasal-tentang-maslahah-amp8216ammah-kepentingan-umum-1-
SXPto

3
‫فََأ َّما† َمن طَغَى َوآثَ َر ْال َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا فَِإ َّن ْال َج ِحي َم ِه َي ْال َمْأ َوى‬

“Maka siapa saja yang bertindak tirani dan memilih kehidupan dunia,
maka neraka jahim layak untuk menjadi tempat tinggalnya.” (QS. An-Nazi’at:
27-28)

  ‫ات َواَأْلرْ ضُ َو َمن فِي ِه َّن‬ ِ ‫ق َأ ْه َواءهُ ْم لَفَ َس َد‬


ُ ‫ت ال َّس َما َو‬ ُّ ‫ َولَ ِو اتَّبَ َع ْال َح‬3
4

“Andaikan kebenaran mengikuti keinginan mereka, niscaya langit, bumi


dan segala isinya akan binasa/rusak/hancur.” (QS Al-Mukminun: 71)

Kedudukan maslahah ‘ammah sebagai dasar pertimbangan pengambilan


kebajikan perlu diaktualisasikan sebagai landasan untuk menyikapi masalah
sosial yang berkembang di tengah masyarakat. Penggunaan maslahah
‘ammah dirasakan sudah menjadi kebutuhan untuk memperkaya dan
melengkapi landasan pembuatan keputusan dan kebijaksanaan dari berbagai
kasus sosial yang berkaitan dengan dalih kepentingan umum –khususnya
dalam pelaksanaan pembangunan yang sering terjadi selama ini. Untuk
menghindari kemudharatan dan dampak negatif pembangunan, maka
maslahah ‘ammah dipandang penting dijadikan acuan untuk menyamakan
persepsi tunggal terhadap wujud dan makna kepentingan umum dalam
konteks pembangunan. Dengan maslahah ‘ammah berarti masyarakat telah
merealisasikan tujuan syariat.

2. Ruang Lingkup Maslahah Mursalah


Maslahah ‘ammah adalah sesuatu yang mengandung nilai manfaat
dilihat dari kepentingan umat manusia dan tiadanya nilai madharat yang
terkandung di dalam, baik yang dihasilkan dari kegiatan jalbul manfa'ah
(mendapatkan manfaat) maupun kegiatan daf’ul mafsadah (menghindari
kerusakan). Maslahah ‘ammah harus selaras dengan tujuan syariat, yaitu
terpeliharanya lima hak dan jaminan dasar manusia (al-ushul al-khamsah),
yang meliputi: keselamatan keyakinan agama, keselamatan jiwa (dan
kehormatan), keselamatan akal, keselamatan keluarga dan keturunan, dan
keselamatan hak milik.  
Dalam kitab Al-Mustashfa I: 284-286 ditegaskan bahwa maslahah
pada intinya adalah ungkapan tentang penarikan nanfaat dan penolakan
bahaya. Maksudnya adalah proteksi (perlindungan) terhadap tujuan hukum
(syara'). Tujuan hukum bagi manusia itu ada lima; yaitu agar hukum
memproteksi jiwa, akal, keturunan, dan harta mereka. Segala indakan
memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta mereka, segala tindakan

4
https://islam.nu.or.id/syariah/fasal-tentang-maslahah-amp8216ammah-kepentingan-umum-1-
SXPto

4
yang menjamin terlindunginya lima prinsip tujuan hukum di atas itu disebut
"maslahah". Sedangkan semua tindakan yang mengabaikan lima prinsip
tujuan tersebut itu disebut kerusakan (mafsadah) dan menolak kerusakan itu
juga maslahah". Maslahah ‘ammah harus benar-benar untuk kepentingan
umum, tidak untuk kepentingan khusus (perorangan). Adapun sesuatu yang
membawa manfaat dan meniadakan madharat hanya menguntungkan ltau
untuk kepentingan pihak-pihak tertentu bukanlah termasuk maslahah
‘ammah.
Maslahah ‘ammah tidak boleh mengorbankan kepentingan umum lain
yang sederajat apalagi yang lebih besar. Maslahah ‘ammah harus bersifat
haqiqiyah (nyata) dan tidak wahmiyah (hipotesis). Karena itu, untuk
menentukan maslahah ‘ammah harus dilakukan melalui kajian yang cermat
atau penelitian, musyawarah dan ditetapkan secara bersama-sama.   
Maslahah ‘ammah tidak boleh bertentangan dengan al-Qur' an, hadis, ijma'
dan qiyas. Karena itu, setiap kebijakan yang diambil dengan dalih untuk
kepentingan umum tetapi bertentangan dengan landasan tersebut di atas harus
ditolak.5

B. Konsep Maslahah Mursalah


1. Penguatan Ekonomi
Dalam kilasan sejarahnya, Nahdlatul Ulama awalnya terbentuk
dari para pedagang muslim yang berkeinginan untuk menjadi
masyarakat yang mandiri. Maka sebelum NU berdiri, telah berdiri
terlebih dahulu Nahdlah al-Tujjar. Nahdlah al-Tujjar ini tidak lain
adalah cikal bakal NU. Keinginan ini tidak terlepas dari nilai-nilai
agama Islam yang memerintah setiap umatnya agar dapat membantu
sesama umat manusia. Kaum Nahdliyin hampir mayoritas berasal dari
kalangan masyarakat agraris. Kini masyarakat Nahdliyin harus
berhadapan dengan perkembangan dunia industri yang sangat pesat.
Otomatis, keahlian dan kemandirian masyarakat Nahdliyin di sektor
agraria harus siap dan akrab dengan industrialisasi, modernisasi,
komersialisasi, dan manajerialisasi produk-produk agraria.
Dengan terjadinya perubahan itu, NU setidaknya memerlukan
sebuah penguasaan baru dalam masalah ekonomi. Perubahan ini bukan
dimaksudkan untuk mengubah pola hidup masyarakat, melainkan
meningkatkan kemampuan dan keahlian masyarakat NU di berbagai
bidang seperti pertanian, perkebunan, nelayan, dan sector usaha kecil
5
https://islam.nu.or.id/syariah/fasal-tentang-maslahah-amp8216ammah-
kepentingan-umum-1-SXPto

5
menengah lainnya guna meningkatkan nilai tambah beberapa sector
yang sesuai dengan standar usaha yang berlaku saat ini.
Sementara itu, kalangan Nahdliyin yang berada di perkotaan
menjalin komunikasi dan relasi dengan perusahaan dan birokrasi guna
membuka peluang pangsa pasar bagi warga NU yang hidup di pedesaan
yang menggantungkan hidupnya dari sector usaha kerakyatan.
Dengan pola hubungan dua arah ini, yakni pelaku usaha dan
perusahaan dengan warga Nahdliyin di perkotaan, pelaku usaha NU
tidak saja dapat memperoleh peningkatan ekonomi semat, tetapi juga
dapat membuka kesempatan kepada warga NU untuk belajar dan
mengembangkan hasil-hasil produksinya menjadi produk-produk
unggul dan meningkatkan keahlian pelaku-pelaku usaha NU dalam
mengelola sektor usaha kerakyatan, termasuk informasi di seputar jenis
usaha apa yang saat ini dicari oleh perusahaan. Dengan demikian,
pelaku-pelaku usaha NU tidak saja akan mampu meningkatkan
pendapatan, tapi juga akan mengetahui perkembangan di seputar usaha.

2. Pendidikan
a. Pendidikan Pengajaran Formal
sebuah organisasi kemasyarakatan yang turut serta
mencerdaskan bangsa, Nahdlatul Ulama sangat memiliki
perhatian besar terhadap dunia pendidikan. Pondok pesantren
yang semula tradisional diformat membentuk kelas berjenjang
yang lambat laun menjadi madrasah. Madrasah dan pondok
pesantren merupakan kontribusi nyata warga NU terhadap tegak
dan kemajuan bangsa ini. Karena itu, di tengah perubahan
orientasi hidup masyarakat, pendidikan tidak saja berfungsi
sebagai bekal bagi warga NU untuk bisa membaca dan menulis.
Akan tetapi lembaga-lembaga pendidikan NU harus bisa
bersaing dengan lembaga pendidikan di luar NU. Kemajuan
teknologi dan era industrialisasi tidak saja mensyaratkan warga
NU bisa membaca dan menulis, melainkan juga memahami dan
menguasai ilmu pengetahuan yang terus berkembang pesat
nyaris tanpa batas.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi,
model pendidikan di pesantren tidak semata-mata bersifat
diniyyah (mengajarkan materi keagamaan) saja, tetapi juga
duniawi. Karena dengan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan informasi , maka kualitas keilmuan yang
diberikan oleh lembaga-lembaga NU juga bisa disejajarkan
dengan lembaga pendidikan di luar NU. Disadari atau tidak,

6
pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi
menjadi syarat untuk bisa bersaing di masa globalisasi.
Sehingga, dunia pendidikan NU harus pula tanggap dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi
dengan cara membenahi kemampuan pengelola lembaga
pendidikan, guru, dan murid serta sarana pembelajaran terhadap
teknologi informasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan
mutakhir.

b. Pengajaran Lingkungan
Sejak dulu hingga kini, Nahdlatul Ulama memahami
bahwa pendidikan dan sekolah merupakan sebuah kewajiban,
namun pendidikan itu tidak terbatas oleh waktu dan tempat.
Bagi NU, pendidikan harus berlangsung sejak dari buaian ibu
hingga ke liang lahat. Artinya, pendidikan tidak semata-mata
dilakukan di sekolah, namun juga di masyarakat. Baik buruknya
seseorang juga dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan
sekitarnya. Karena itu, peran ulama menjadi sangat penting bagi
pendidikan di luar sekolah. Ulama tidak saja mendidik santri
agar menjadi generasi penerus bangsa yang berguna, tapi juga
ngayomi lan ngayemi masyarakat umum. Untuk itu, pengajaran
dan pendidikan tentang dampak lingkungan juga menjadi
perhatian NU. Sebab, hal ini mengandung konsekuensi bagi NU
untuk senantiasa memberikan keteladanan atau uswah kepada
masyarakat luas.6

3. Pelayanan Sosial
Salah satu motivasi kelahiran Nahdlatul Ulama adalah karena
kesadaran buruknya pelayanan masayarakat, terutama rakyat kecil
tempat mayoritas warga NU berada. Kemiskinan yang terus menjadi
beban negeri ini, kebanyakan adalah dialami warga NU, buruknya gizi
dan kesehatan mayoritas diderita warga NU, rendahnya tingkat
pendidikan hampir seluruhnya juga disandang warga NU. Itu kenyataan
yang harus diakui.
Namun bahkan dari kesadaran itu Nahdlatul Ulama harus
memprioritaskan program dan usahanya dalam bidang pengentasan
kemiskinan, perbaikan kesehatan, dan perbaikan tingkat pendidikan.
6
Muchtar.masyhudi.2007.Aswaja An-Nahdliyah. Hal 41-42

7
Seberapapun kemampuan, tiap warga NU harus berusaha menjadi
pelayan bagi pengentasan penderitaan masyarakat. Mereka yang
berkemampuan harus berusaha sekuatnya untuk mengangkat saudara-
saudaranya yang terus terjerat kemiskinan, kekurangan gizi dan
kesehatan, dan rendahnya tingkat pendidikan.
Orang yang berkemampuan itu di kalangan NU saat ini
sesungguhnya makin banyak. Dan kesadaran untuk itu juga mulai
tumbuh. Terbukti sekarang di lingkungan NU sudah makin banyak
lembaga-lembaga pendidikan yang cukup berkelas, panti asuhan bagi
yatim dan yang terlantar, rumah-rumah sakit atau balai kesehatan, dan
lembaga-lembaga perekonomian dan koperasi yang berusaha
mengangkat derajat hidup warga NU. Itu semua patut dihargai, tapi itu
masih jauh dari kebutuhan. Karena itu kesadaran untuk terus
memperbaiki pelayanan social harus terus ditumbuhkan dan diupayakan.
7

BAB III
7
Muchtar.Masyhudi.2007. Aswaja An-Nahdliyah. Hal 43

8
PENUTUP
Kesimpulan
Maslahah ‘ammah adalah sesuatu yang mengandung nilai manfaat dilihat
dari kepentingan umat manusia dan tiadanya nilai madharat yang terkandung di
dalam, baik yang dihasilkan dari kegiatan jalbul manfa'ah (mendapatkan manfaat)
maupun kegiatan daf’ul mafsadah (menghindari kerusakan).
Kesejahteraan umat yang dilakukan oleh manusia sebanarnya merupakan
usaha manusia mencapai pada tingkat ketakwaan dan keimanan yang sudah
digariskan oleh Alloh SWT. Kesejahteraan umat ini dalam keharmonisan, serta
keseimbangan sehingga masyarakat dapat merasakan kenikmatan yang secara
adil.

Daftar Pustaka
Muchtar.Masyhudi.2007. Aswaja An-Nahdliyah.Surabaya. Lajnah Ta’lif Wan
Nasyr NU Jawa Timur
http://www.makalah.co.id/2016/09/makalah-maslahah-mursalah-lengkap.html
https://islam.nu.or.id/syariah/fasal-tentang-maslahah-amp8216ammah-
kepentingan-umum-1-SXPto
https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/maslahah-mursalah-dalam-kedudukannya-
sebagai-sumber-hukum-islam

Anda mungkin juga menyukai