PENDAHULUAN
Dikota mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala upaya akan
melumpuhkan gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan dengan pemboikotan
yang dilakukan mereka kepada Bani Hasyim dan Bani Mutahlib. Di antara
pemboikotan tersebut adalah:
- Memutuskan hubungan perkawinan
- memutuskan hubungan jual beli
- memutuskan hubungan ziarah dan menziarah dan lain-lain
Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang di gantungkan di
kakbah dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad Saw menghentikan
gerakannya.
Nabi Muhammad Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan pusat dakwah
Islam beliau bersama zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk berdakwah ajaran itu
ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di soraki dan dikejar-kejar sambil di lempari
dengan batu. Walaupun terluka dan sakit, Beliau tetap sabar dan berlapang dada serta
ikhlas. Meghadapi cobaan yang di hadapinya.
Saat mengahadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di perintahkan
oleh Allah SWT untuk mengalami isra dan miraj ke baitul maqbis di palestina,
kemudian naik kelangit hingga ke sidratul muntaha. Kejadian isra dan miraj terjadi
pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam
waktu satu malam. Berita ini menjadi olokan kaum Quraisy kepada Nabi saw. Mereka
mengira Nabi saw telah gila. Orang pertama memperceyainya adalah Abu Bakar
sehingga diberi gelar As Siddiq. Berikut ini kami uraikan dakwah yang dilakukan
Rasulullah di Kota Madinah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Nabi Muhammad saw menyerukan kepada umat Islam agar pindah (hijrah) dari kota
Mekah menuju Yatsrib atau Madinah. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan
sebagai berikut.
Negeri Mekah yang tandus membentuk sikap penduduk Mekah yang berwatak
buruk dan tidak mampu berfikir jernih. Sedangkan Madinah mempunyai wilayah
yang subur sehingga hasil pertanian melimpah.
Dalam sejarah umat manusia, hampir seluruh nabi yang diutus Allah swt. tidak
berkembang di negeri sendiri, termasuk Nabi Muhammad saw.
Adanya ancaman, gangguan, dan tekanan golongan kafir Quraisy semakin
menjadi-jadi.
Hijrah yang dilakukan oleh umat Islam dari Mekah ke Madinah melalui tiga tahapan
sebagai berikut.
Oleh sebab itu, setelah hijrah salah satu hal yang dipikirkan Nabi Muhammad saw.
adalah bagaimana membangun kembali kegiatan ekonomi dan perdagangan. Para
sahabat yang mempunyai keahlian berdagang kemudian menekuni keahlian tersebut.
Mereka pergi ke pasar dan merintis berdagang mentega dan keju. Sedangkan untuk
mereka yang tidak bisa berdagang, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan lain-
lain menekuni bidang pertanian. Mereka menggarap tanah milik orang-orang Ansar
2
bersama-sama pemiliknya. Mereka sangat bersemangat dalam bekerja.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang
terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk
Islam dengan kemauan dan kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang
kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi
orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Isla dan umatnya dari
muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi
Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya
dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah SAW
dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang
kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi
Artinya: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha
Kuasa menolong mereka itu (Q.S. Al-Hajj, 22:39)
Artinya: Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. (Q.S. Al-Baqarah, 2:190)
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta
rampasan pernag, tetapi bertujuan untuk:
Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia
dan Romawi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negar yang
merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan dan
memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk Jazirah Arabia,
tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan
khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu, bangsa Romawi dan bangsa
Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan agamanya.
Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW dan para
pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan
bangsa Romawi, yaitu :
Perang Mutah
Peperangan Mutah terjadi sebelah utara lazirah Arab. Pasukan Islam mendapat
kesulitan menghadapi tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari Romawi
3
Melihat kenyataanyang tidak berimbang ini, Khalid ibn Walid, yang sudah masuk
Islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan untuk menarik diri dan
kembali ke Madinah.
4
Perang Tabuk
Melihat kenyataan ini, Heraklius menyusun pasukan besar di utara Jazirah Arab,
Syria, yang merupakan daerah pendudukan Romawi. Dalam pasukan besar itu
bergabung Bani Ghassan dan Bani Lachmides.
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Rasulullah SAW.
Perang Badar
Perang Badar yang merupakan perang antara kaum muslimin Madinah dan kaum
musyrikin Quraisy Mekah terjadi pada tahun 2 H. Perang ini merupakan puncak dari
serangkaian pertikaian yang terjadi antara pihak kaum muslimin Madinah dan kaum
musyrikin Quraisy. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya perdamaian yang
dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal.
Perang Uhud
Bagi kaum Quraisy Mekah, kekalahan mereka dalam perang Badar merupakan
pukulan berat. Mereka bersumpah akan membalas dendam. Pada tahun 3 H, mereka
berangkat menuju Madinah membawa tidak kurang dari 3000 pasukan berkendaraan
unta, 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid ibn Walid, 700 orang di antara
mereka memakai baju besi.
Nabi Muhammad menyongsong kedatangan mereka dengan pasukan sekitar 1000
(seribu) orang. Namun, baru saja melewati batas kota, Abdullah ibn Ubay, seorang
munafik dengan 300 orang Yahudi membelot dan kembali ke Madinah. Mereka
melanggar perjanjian dan disiplin perang.
Perang Khandaq
Perang yang terjadi pada tahun 5 H ini merupakan perang antara kaum muslimin
Madinah melawan masyarakat Yahudi Madinah yang mengungsi ke Khaibar yang
bersekutu dengan masyarakat Mekah. Karena itu perang ini juga disebut sebagai
Perang Ahzab (sekutu beberapa suku).
Pasukan gabungan ini terdiri dari 10.000 orang tentara. Salman al-Farisi, sahabat
Rasulullah SAW, mengusulkan agar kaum muslimin membuat parit pertahanan di
bagian-bagian kota yang terbuka. Karena itulah perang ini disebut sebagai Perang
Khandaq yang berarti parit.
Pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah,
antara lain :
1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri
2. Cara dakwah sesuai petunjuk Allah SWT.
3. Berdakwah itu Hukumnya wajib bagi Rasulullah saw. dan umatnya
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT. semata
5. Bertujuan membentuk masyarakat islam atau masyarakat madani di Mekah.
5
2.3 Usaha-usaha yang di tempuh Nabi Dalam Berdakwah
Setelah Nabi Muhammad saw. bersama para sahabat dari Mekah sebagai kaum
Muhajirin bertemu dengan penduduk Madinah sebagai kaum Ansar, maka dalam
pembinaan nabi menciptakan persaudaraan baru yang diikat bukan karena hubungan
darah, melainkan dengan ikatan agama. Nabi Muhammad saw. mengajak kaum
muslimin untuk membina persaudaraan semata-mata karena Allah swt. Dengan pola
persaudaraan tersebut, kaum Ansar memperlihatkan sikap sopan dan ramah dengan
saudara mereka kaum Muhajirin. Semenjak tali persaudaraan antara kaum Muhajirin
dengan kaum Ansar terbina, maka suasana kehidupan menjadi aman dan damai,
tercipta suasana kebersamaan dan kekompakan.
Setelah persaudaraan yang kuat antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar
terbangun, maka Nabi Muhammad saw. hendak meluaskan persaudaraan antar umat
beragama. Sehingga Nabi Muhammad saw. bermusyawarah bersama kaum Muhajirin
dengan kaum Ansar untuk merumuskan undang-undang yang dapat mengatur lebih
kuat hubungan dengan kaum Muhajirin, kaum Ansar, dan masyarakat Yahudi.
Undang-undang yang terbentuk secara demokratis tersebut dinamakan sebagai
Piagam Madinah. Piagam Madinah tersebut ditulis dan disahkan pada tahun 623 M
atau tahun ke-2 H.
3. Perjanjian Hudaibiyah
Perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan oleh kelompok pemuka kafir Quraisy dengan
Nabi Muhammad saw. Perjanjian ini dibuat untuk menghindari terjadinya peperangan.
Perjanjian ini dilaksana- kan di suatu kampung yang bernama Hudaibiyah 6 mil dari
kota Mekah pada tahun 6 H atau 628 M terjadi pada bulan Zulqadah. Dalam tradisi
Arab, bulan Zulqadah tersebut diharamkan untuk melakukan peperangan.
6
Perjanjian yang ditandatangani oleh Nabi Muhammad saw. dari pihak Islam
dan Suhail bin Amru dari pihak Quraisy dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut.
1. Kerinduan terhadap tempat kelahiran.
2. Adanya keinginan yang kuat untuk menunaikan ibadah haji
3. Adanya pemboikotan perjalanan oleh kafir Quraisy.
4. Adanya tekad umat Islam yang membara.
Pengaruh Perjanjian Hudaibiyah terasa pada dua suku besar di Mekah. Dua suku
besar tersebut adalah suku Khuzaah dan suku Bani Bakar. Suku Khuzaah
menyatakan bergabung dengan kekuatan Islam di Madinah. Suku Bani Bakar
menyatakan kesetiaannya bergabung dengan kekuatan kafir Quraisy. Dari
pernyataan dua suku di atas mendorong Nabi Muhammad saw. mengadakan
pembebasan kota Mekah (fathu Makkah).
Apakah yang menjadi sebab utama Nabi melakukan pembebasan kota Mekah? Ada
dua sebab yang paling utama, yaitu:
1. Adanya pembantaian suku Khuzaah oleh suku Bani Bakar
2. Adanya pembatalan perjanjian Hudaibiyah
Dengan adanya dua sebab tersebut, akhirnya Nabi Muhammad saw. bersama seluruh
pengikutnya yang setia bertekad bulat melakukan jihad untuk menegakkan panji-
panji Islam. Pemimpin delegasi Quraisy yang bernama Abu Sufyan telah melanggar
7
perjanjian Hudaibiyah yang telah disepakati bersama. Kejadian ini berarti membuka
peluang untuk berperang. Nabi Muhammad saw. mempersiapkan pasukan untuk
melawan pasukan kafir Quraisy. Nabi Muhammad saw. berhasil mengumpulkan
10.000 pasukan. Pasukan tersebut merupakan pasukan terbesar sepanjang sejarah
perjuangan Beliau. Tekad dan semangat yang bulat telah masuk dalam setiap dada
pasukan Islam. Pasukan Islam sejumlah 10.000 pasukan tidaklah ber- maksud
menghancurkan kota Mekah tetapi, hanya hendak menyampaikan misi perdamaian.
Nabi Muhammad saw. berpesan jangan sekali-kali merusak dan mengotori kota
Mekah dengan peperangan. Pasukan Islam bergerak menuju Mekah dengan pekik
gema takbir dan tahmid. Setelah sampai di kota Mekah, Nabi Muhammad saw.
pasukan Islam mendirikan tenda-tenda di tepi kota Mekah. Kota Mekah akhirnya
jatuh ke tangan pasukan Islam tanggal 1 Januari 630 M tanpa menelan korban. Dari
gerakan moral yang dilakukan pasukan Islam ternyata membuat tokoh-tokoh kafir
Quraisy masuk Islam, seperti Abbas Ibnu Abdul Muthalib dan Abu Sufyan selaku
wakil seluruh golongan kafir Quraisy dalam persoalan keselamatan dan
kemungkinan terjadinya serangan pasukan umat Islam. Nabi memberikan jaminan
keselamatan penuh kepada tiga kelompok manusia golongan kafir Quraisy. Ketiga
kelompok golongan kafir Quraisy itu adalah orang yang masuk rumah Abu Sufyan,
orang yang masuk masjid, dan orang yang menutup pintunya rapat-rapat.
Mendengarkan jaminan keselamatan nabi tersebut, akhirnya banyak masyarakat
Quraisy mengikuti langkah Abu Sufyan untuk masuk Islam. Kemudian Nabi
Muhammad saw. mengunjungi Kabah dan melakukan tawaf, selanjutnya
menghancurkan 360 berhala baik besar maupun kecil disaksikan orang-orang kafir
Quraisy. Kemudian nabi memerintah Bilal Ibnu Robah untuk mengumandangkan
azan di atas Kabah dan selanjutnya dilakukan jamaah salat bersama nabi. Nabi
tinggal di kota Mekah selama 15 hari. Beliau di sana di samping mengatur dan
menyiarkan Islam juga memberi contoh tentang cara beribadah kepada Allah swt.,
mengatur urusan kenegaraan dan pemerintahan. Pada saat itu, bagaikan air mengalir
umat manusia masuk agama Islam.
8
4. Mencintai Rasulullah saw. dg konsisten dan berkomitmen melaksanakan Al-
Qur'an dan sunah sbg bukti merawat & melestarikam ketaqwaan
5. Mensosialisasikan sunah nabi, seperti gemar menafkahkan harta di waktu lapang
6. Gemar membaca buku sejarah nabi
7. Senantiasa berjihad di jalan Allah SWT.
8. Menekuni dan mempelajari Al-Qur'an
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nabi Muhammad saw menyerukan kepada umat Islam agar pindah (hijrah)
dari kota Mekah menuju Yatsrib atau Madinah. Hal tersebut dilakukan dengan
pertimbangan sebagai berikut.
Negeri Mekah yang tandus membentuk sikap penduduk Mekah yang berwatak
buruk dan tidak mampu berfikir jernih. Sedangkan Madinah mempunyai wilayah
yang subur sehingga hasil pertanian melimpah.
Dalam sejarah umat manusia, hampir seluruh nabi yang diutus Allah swt. tidak
berkembang di negeri sendiri, termasuk Nabi Muhammad saw.
3. Perjanjian Hudaibiyah
Perjanjian yang ditandatangani oleh Nabi Muhammad saw. dari pihak Islam
dan Suhail bin Amru dari pihak Quraisy dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut. 1.
Kerinduan terhadap tempat kelahiran. 2. Adanya keinginan yang kuat untuk
menunaikan ibadah haji 3. Adanya pemboikotan perjalanan oleh kafir Quraisy. 4.
Adanya tekad umat Islam yang membara.
Melarang kepada setiap orang bergabung dengan Nabi Muhammad saw. tanpa
ada alasan yang dibenarkan. Akan tetapi apabila pengikut Nabi Muhammad saw.
bergabung dengan kelompok Quraisy terbebas dari alasan.
10
Memerintahkan rombongan Nabi Muhammad saw. kembali ke Madinah. Nabi
Muhammad saw. dan para sahabat diper- bolehkan menunaikan ibadah haji pada
tahun depan. Mereka diizinkan menetap di Mekah tetapi tidak boleh lebih dari tiga
hari.
Nabi tinggal di kota Mekah selama 15 hari. Beliau di sana di samping mengatur dan
menyiarkan Islam juga memberi contoh tentang cara beribadah kepada Allah swt.,
mengatur urusan kenegaraan dan pemerintahan. Pada saat itu, bagaikan air mengalir
umat manusia masuk agama Islam.
3.2 Saran
Saran dari kami sebagai penyusun adalah bahwa Islam mengajarkan kebaikan
dan membenci permusuhan. Keuletan dan teladan dalam iman dapat menjadi salah
satu contoh dakwah selain ceramah ataupun khotbah .
11
KATA PENGANTAR
12
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi .. ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Penulisan ..
1
1.2 Rumusan masalah ..
1
1.3 Tujuan dan Manfaat ..
BAB II PEMBAHASAN
2
2.1 Dakwah Rasulullah SAW ....................................................
3
2.2 Strategi Dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah
5
2.3 Usaha-usaha yang di tempuh ..
7
2.4 Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah
BAB III PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan .. ..
1
3.2 Saran
0
13
Makalah
: 1. Lia Marlina
2. Ayu anggita
3. Eka Ismayanti
4. Oktarini
5. Beni Gustian
14