Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dikota mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala upaya akan
melumpuhkan gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan dengan pemboikotan
yang dilakukan mereka kepada Bani Hasyim dan Bani Mutahlib. Di antara
pemboikotan tersebut adalah:
- Memutuskan hubungan perkawinan
- memutuskan hubungan jual beli
- memutuskan hubungan ziarah dan menziarah dan lain-lain
Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang di gantungkan di
kakbah dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad Saw menghentikan
gerakannya.
Nabi Muhammad Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan pusat dakwah
Islam beliau bersama zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk berdakwah ajaran itu
ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di soraki dan dikejar-kejar sambil di lempari
dengan batu. Walaupun terluka dan sakit, Beliau tetap sabar dan berlapang dada serta
ikhlas. Meghadapi cobaan yang di hadapinya.
Saat mengahadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di perintahkan
oleh Allah SWT untuk mengalami isra dan miraj ke baitul maqbis di palestina,
kemudian naik kelangit hingga ke sidratul muntaha. Kejadian isra dan miraj terjadi
pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam
waktu satu malam. Berita ini menjadi olokan kaum Quraisy kepada Nabi saw. Mereka
mengira Nabi saw telah gila. Orang pertama memperceyainya adalah Abu Bakar
sehingga diberi gelar As Siddiq. Berikut ini kami uraikan dakwah yang dilakukan
Rasulullah di Kota Madinah

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana Dakwah Nabi di
Madinah?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Kaspul Anwar, S.Ag dan untuk mengetahui Dakwah Nabi di Kota Madinah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dakwah Rasulullah SAW


Dakwah Rasulullah SAW di Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni
dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya
Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah,
selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode
Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis
periode Madinah. Adapaun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran Islam
tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-
orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-
orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para
penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk
bangsa Arab.

Nabi Muhammad saw menyerukan kepada umat Islam agar pindah (hijrah) dari kota
Mekah menuju Yatsrib atau Madinah. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan
sebagai berikut.

Negeri Mekah yang tandus membentuk sikap penduduk Mekah yang berwatak
buruk dan tidak mampu berfikir jernih. Sedangkan Madinah mempunyai wilayah
yang subur sehingga hasil pertanian melimpah.
Dalam sejarah umat manusia, hampir seluruh nabi yang diutus Allah swt. tidak
berkembang di negeri sendiri, termasuk Nabi Muhammad saw.
Adanya ancaman, gangguan, dan tekanan golongan kafir Quraisy semakin
menjadi-jadi.

Hijrah yang dilakukan oleh umat Islam dari Mekah ke Madinah melalui tiga tahapan
sebagai berikut.

Tahap pertama, hijrah dilakukan oleh umat Islam secara sembunyi-sembunyi.


Tahap kedua, hijrah dilakukan oleh Umar bin Khattab secara terang-terangan.
Tahap ketiga, hijrah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama Abu Bakar as-
Siddiq, pada hari Jumat, tanggal 16 Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 8 Juni
tahun 622 M. Hijrah Nabi Muhammad saw. dan para sahabat dari Mekah ke
Madinah sekaligus juga membawa dampak hilangnya mata pencaharian yang
selama ini telah mereka lakukan di Mekah.

Oleh sebab itu, setelah hijrah salah satu hal yang dipikirkan Nabi Muhammad saw.
adalah bagaimana membangun kembali kegiatan ekonomi dan perdagangan. Para
sahabat yang mempunyai keahlian berdagang kemudian menekuni keahlian tersebut.
Mereka pergi ke pasar dan merintis berdagang mentega dan keju. Sedangkan untuk
mereka yang tidak bisa berdagang, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan lain-
lain menekuni bidang pertanian. Mereka menggarap tanah milik orang-orang Ansar
2
bersama-sama pemiliknya. Mereka sangat bersemangat dalam bekerja.

2.2 Strategi Dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah

Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang
terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk
Islam dengan kemauan dan kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang
kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi
orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Isla dan umatnya dari
muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi
Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya
dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah SAW
dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang
kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi
Artinya: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha
Kuasa menolong mereka itu (Q.S. Al-Hajj, 22:39)
Artinya: Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. (Q.S. Al-Baqarah, 2:190)
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta
rampasan pernag, tetapi bertujuan untuk:

Membela diri, kehormatan, dan harta.

Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang


hendak menganutnya.

Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia
dan Romawi.

Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negar yang
merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan dan
memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk Jazirah Arabia,
tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan
khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu, bangsa Romawi dan bangsa
Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan agamanya.
Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW dan para
pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan
bangsa Romawi, yaitu :

Perang Mutah
Peperangan Mutah terjadi sebelah utara lazirah Arab. Pasukan Islam mendapat
kesulitan menghadapi tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari Romawi

3
Melihat kenyataanyang tidak berimbang ini, Khalid ibn Walid, yang sudah masuk
Islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan untuk menarik diri dan
kembali ke Madinah.

4
Perang Tabuk
Melihat kenyataan ini, Heraklius menyusun pasukan besar di utara Jazirah Arab,
Syria, yang merupakan daerah pendudukan Romawi. Dalam pasukan besar itu
bergabung Bani Ghassan dan Bani Lachmides.
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Rasulullah SAW.

Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti:

Perang Badar
Perang Badar yang merupakan perang antara kaum muslimin Madinah dan kaum
musyrikin Quraisy Mekah terjadi pada tahun 2 H. Perang ini merupakan puncak dari
serangkaian pertikaian yang terjadi antara pihak kaum muslimin Madinah dan kaum
musyrikin Quraisy. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya perdamaian yang
dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal.

Perang Uhud
Bagi kaum Quraisy Mekah, kekalahan mereka dalam perang Badar merupakan
pukulan berat. Mereka bersumpah akan membalas dendam. Pada tahun 3 H, mereka
berangkat menuju Madinah membawa tidak kurang dari 3000 pasukan berkendaraan
unta, 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid ibn Walid, 700 orang di antara
mereka memakai baju besi.
Nabi Muhammad menyongsong kedatangan mereka dengan pasukan sekitar 1000
(seribu) orang. Namun, baru saja melewati batas kota, Abdullah ibn Ubay, seorang
munafik dengan 300 orang Yahudi membelot dan kembali ke Madinah. Mereka
melanggar perjanjian dan disiplin perang.

Perang Khandaq
Perang yang terjadi pada tahun 5 H ini merupakan perang antara kaum muslimin
Madinah melawan masyarakat Yahudi Madinah yang mengungsi ke Khaibar yang
bersekutu dengan masyarakat Mekah. Karena itu perang ini juga disebut sebagai
Perang Ahzab (sekutu beberapa suku).
Pasukan gabungan ini terdiri dari 10.000 orang tentara. Salman al-Farisi, sahabat
Rasulullah SAW, mengusulkan agar kaum muslimin membuat parit pertahanan di
bagian-bagian kota yang terbuka. Karena itulah perang ini disebut sebagai Perang
Khandaq yang berarti parit.

Pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah,
antara lain :
1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri
2. Cara dakwah sesuai petunjuk Allah SWT.
3. Berdakwah itu Hukumnya wajib bagi Rasulullah saw. dan umatnya
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT. semata
5. Bertujuan membentuk masyarakat islam atau masyarakat madani di Mekah.

5
2.3 Usaha-usaha yang di tempuh Nabi Dalam Berdakwah

Setelah berhijrah ke Madinah, Nabi Muhammad saw melaksanakan dakwah


penyebaran ajaran agama Islam.
1. Merekatkan Hubungan Sahabat Muhajirin dan Ansar

Setelah Nabi Muhammad saw. bersama para sahabat dari Mekah sebagai kaum
Muhajirin bertemu dengan penduduk Madinah sebagai kaum Ansar, maka dalam
pembinaan nabi menciptakan persaudaraan baru yang diikat bukan karena hubungan
darah, melainkan dengan ikatan agama. Nabi Muhammad saw. mengajak kaum
muslimin untuk membina persaudaraan semata-mata karena Allah swt. Dengan pola
persaudaraan tersebut, kaum Ansar memperlihatkan sikap sopan dan ramah dengan
saudara mereka kaum Muhajirin. Semenjak tali persaudaraan antara kaum Muhajirin
dengan kaum Ansar terbina, maka suasana kehidupan menjadi aman dan damai,
tercipta suasana kebersamaan dan kekompakan.

2. Membina Hubungan Umat Islam dengan Non-muslim

Setelah persaudaraan yang kuat antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar
terbangun, maka Nabi Muhammad saw. hendak meluaskan persaudaraan antar umat
beragama. Sehingga Nabi Muhammad saw. bermusyawarah bersama kaum Muhajirin
dengan kaum Ansar untuk merumuskan undang-undang yang dapat mengatur lebih
kuat hubungan dengan kaum Muhajirin, kaum Ansar, dan masyarakat Yahudi.
Undang-undang yang terbentuk secara demokratis tersebut dinamakan sebagai
Piagam Madinah. Piagam Madinah tersebut ditulis dan disahkan pada tahun 623 M
atau tahun ke-2 H.

Piagam Madinah tersebut berisi 4 hal pokok, yaitu:


Kaum Muslimin dan kaum Yahudi hidup secara damai, bebas memeluk dan
menjalankan ajaran agamanya masing-masing.
Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka mereka wajib membantu
pihak yang diserang
Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong dalam melaksanakan
kewajiban untuk kepentingan bersama.
Muhammad Rasulullah adalah pemimpin umum seluruh penduduk Madinah.
Bila timbul perselisihan antara kaum muslimin dan kaum Yahudi, maka
penyelesaiannya dikembalikan kepada keadilan Nabi Muhammad saw.

3. Perjanjian Hudaibiyah

Perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan oleh kelompok pemuka kafir Quraisy dengan
Nabi Muhammad saw. Perjanjian ini dibuat untuk menghindari terjadinya peperangan.
Perjanjian ini dilaksana- kan di suatu kampung yang bernama Hudaibiyah 6 mil dari
kota Mekah pada tahun 6 H atau 628 M terjadi pada bulan Zulqadah. Dalam tradisi
Arab, bulan Zulqadah tersebut diharamkan untuk melakukan peperangan.

6
Perjanjian yang ditandatangani oleh Nabi Muhammad saw. dari pihak Islam
dan Suhail bin Amru dari pihak Quraisy dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut.
1. Kerinduan terhadap tempat kelahiran.
2. Adanya keinginan yang kuat untuk menunaikan ibadah haji
3. Adanya pemboikotan perjalanan oleh kafir Quraisy.
4. Adanya tekad umat Islam yang membara.

Perjanjian Hudaibiyah yang disepakati kedua belah pihak memutuskan empat


hal pokok sebagai berikut.
Selama 10 tahun tidak melakukan peperangan.
Memberi kebebasan kepada umat manusia untuk bergabung atau menjalin
perjanjian baik dengan Nabi Muhammad saw. maupun kelompok Quraisy.
Melarang kepada setiap orang bergabung dengan Nabi Muhammad saw.
tanpa ada alasan yang dibenarkan. Akan tetapi apabila pengikut Nabi Muhammad
saw. bergabung dengan kelompok Quraisy terbebas dari alasan.
Memerintahkan rombongan Nabi Muhammad saw. kembali ke Madinah.
Nabi Muhammad saw. dan para sahabat diper- bolehkan menunaikan ibadah haji
pada tahun depan.
Mereka diizinkan menetap di Mekah tetapi tidak boleh lebih dari tiga hari.
Perjanjian ini terasa merugikan umat Islam. Akan tetapi sebenarnya perjanjian ini
menguntungkan perjuangan Nabi Muhammad saw.

Keuntungan itu sebagai berikut.


Secara tidak langsung mengakui status Nabi Muhammad saw. sebagai pucuk
pimpinan umat Islam dan pimpinan negeri Madinah. Masa jeda tidak boleh perang
sepuluh tahun memberikan peluang yang amat baik bagi umat Islam bersama Nabi
Muhammad saw. untuk menyebarkan Islam karena tidak disibukkan dengan perang.
Kearifan Nabi Muhammad saw. dalam proses perjanjian Hudaibiyah semakin
menarik simpati orang-orang Quraisy. Banyak yang masuk Islam, seperti orang
Quraisy Amru Ibnu Ash dan Khalid Ibnu Walid. Jumlah umat Islam bertambah
banyak dari 1.400 orang menjadi 10.000 orang.

Pengaruh Perjanjian Hudaibiyah terasa pada dua suku besar di Mekah. Dua suku
besar tersebut adalah suku Khuzaah dan suku Bani Bakar. Suku Khuzaah
menyatakan bergabung dengan kekuatan Islam di Madinah. Suku Bani Bakar
menyatakan kesetiaannya bergabung dengan kekuatan kafir Quraisy. Dari
pernyataan dua suku di atas mendorong Nabi Muhammad saw. mengadakan
pembebasan kota Mekah (fathu Makkah).

Apakah yang menjadi sebab utama Nabi melakukan pembebasan kota Mekah? Ada
dua sebab yang paling utama, yaitu:
1. Adanya pembantaian suku Khuzaah oleh suku Bani Bakar
2. Adanya pembatalan perjanjian Hudaibiyah

Dengan adanya dua sebab tersebut, akhirnya Nabi Muhammad saw. bersama seluruh
pengikutnya yang setia bertekad bulat melakukan jihad untuk menegakkan panji-
panji Islam. Pemimpin delegasi Quraisy yang bernama Abu Sufyan telah melanggar

7
perjanjian Hudaibiyah yang telah disepakati bersama. Kejadian ini berarti membuka
peluang untuk berperang. Nabi Muhammad saw. mempersiapkan pasukan untuk
melawan pasukan kafir Quraisy. Nabi Muhammad saw. berhasil mengumpulkan
10.000 pasukan. Pasukan tersebut merupakan pasukan terbesar sepanjang sejarah
perjuangan Beliau. Tekad dan semangat yang bulat telah masuk dalam setiap dada
pasukan Islam. Pasukan Islam sejumlah 10.000 pasukan tidaklah ber- maksud
menghancurkan kota Mekah tetapi, hanya hendak menyampaikan misi perdamaian.
Nabi Muhammad saw. berpesan jangan sekali-kali merusak dan mengotori kota
Mekah dengan peperangan. Pasukan Islam bergerak menuju Mekah dengan pekik
gema takbir dan tahmid. Setelah sampai di kota Mekah, Nabi Muhammad saw.
pasukan Islam mendirikan tenda-tenda di tepi kota Mekah. Kota Mekah akhirnya
jatuh ke tangan pasukan Islam tanggal 1 Januari 630 M tanpa menelan korban. Dari
gerakan moral yang dilakukan pasukan Islam ternyata membuat tokoh-tokoh kafir
Quraisy masuk Islam, seperti Abbas Ibnu Abdul Muthalib dan Abu Sufyan selaku
wakil seluruh golongan kafir Quraisy dalam persoalan keselamatan dan
kemungkinan terjadinya serangan pasukan umat Islam. Nabi memberikan jaminan
keselamatan penuh kepada tiga kelompok manusia golongan kafir Quraisy. Ketiga
kelompok golongan kafir Quraisy itu adalah orang yang masuk rumah Abu Sufyan,
orang yang masuk masjid, dan orang yang menutup pintunya rapat-rapat.
Mendengarkan jaminan keselamatan nabi tersebut, akhirnya banyak masyarakat
Quraisy mengikuti langkah Abu Sufyan untuk masuk Islam. Kemudian Nabi
Muhammad saw. mengunjungi Kabah dan melakukan tawaf, selanjutnya
menghancurkan 360 berhala baik besar maupun kecil disaksikan orang-orang kafir
Quraisy. Kemudian nabi memerintah Bilal Ibnu Robah untuk mengumandangkan
azan di atas Kabah dan selanjutnya dilakukan jamaah salat bersama nabi. Nabi
tinggal di kota Mekah selama 15 hari. Beliau di sana di samping mengatur dan
menyiarkan Islam juga memberi contoh tentang cara beribadah kepada Allah swt.,
mengatur urusan kenegaraan dan pemerintahan. Pada saat itu, bagaikan air mengalir
umat manusia masuk agama Islam.

2.4 Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah


Beberapa Hikmah yang dapat di ambil dari dakwah dan pengembangan Islam dalam
periode Madinah, antara lain :

1. Terjalinnya persaudaraan yang dapat memberikan rasa aman, tenteram serta


memperkuat ukhuwah islamiah.
2. Menjadikan perjuangan rasulullah saw. sbg sumber inspirasi dan motivasi
3. Sikap menjaga persatuan dan saling tolong menolong antara yang kuat dengan
yang lemah.

8
4. Mencintai Rasulullah saw. dg konsisten dan berkomitmen melaksanakan Al-
Qur'an dan sunah sbg bukti merawat & melestarikam ketaqwaan
5. Mensosialisasikan sunah nabi, seperti gemar menafkahkan harta di waktu lapang
6. Gemar membaca buku sejarah nabi
7. Senantiasa berjihad di jalan Allah SWT.
8. Menekuni dan mempelajari Al-Qur'an

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nabi Muhammad saw menyerukan kepada umat Islam agar pindah (hijrah)
dari kota Mekah menuju Yatsrib atau Madinah. Hal tersebut dilakukan dengan
pertimbangan sebagai berikut.

Negeri Mekah yang tandus membentuk sikap penduduk Mekah yang berwatak
buruk dan tidak mampu berfikir jernih. Sedangkan Madinah mempunyai wilayah
yang subur sehingga hasil pertanian melimpah.

Dalam sejarah umat manusia, hampir seluruh nabi yang diutus Allah swt. tidak
berkembang di negeri sendiri, termasuk Nabi Muhammad saw.

Adanya ancaman, gangguan, dan tekanan golongan kafir Quraisy semakin


menjadi-jadi.

Setelah berhijrah ke Madinah, Nabi Muhammad saw melaksanakan dakwah


penyebaran ajaran agama Islam.

1. Merekatkan Hubungan Sahabat Muhajirin dan Ansar

2. Membina Hubungan Umat Islam dengan Non-muslim

3. Perjanjian Hudaibiyah

Perjanjian yang ditandatangani oleh Nabi Muhammad saw. dari pihak Islam
dan Suhail bin Amru dari pihak Quraisy dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut. 1.
Kerinduan terhadap tempat kelahiran. 2. Adanya keinginan yang kuat untuk
menunaikan ibadah haji 3. Adanya pemboikotan perjalanan oleh kafir Quraisy. 4.
Adanya tekad umat Islam yang membara.

Perjanjian Hudaibiyah yang disepakati kedua belah pihak memutuskan empat


hal pokok sebagai berikut.

Selama 10 tahun tidak melakukan peperangan.

Memberi kebebasan kepada umat manusia untuk bergabung atau menjalin


perjanjian baik dengan Nabi Muhammad saw. maupun kelompok Quraisy.

Melarang kepada setiap orang bergabung dengan Nabi Muhammad saw. tanpa
ada alasan yang dibenarkan. Akan tetapi apabila pengikut Nabi Muhammad saw.
bergabung dengan kelompok Quraisy terbebas dari alasan.

10
Memerintahkan rombongan Nabi Muhammad saw. kembali ke Madinah. Nabi
Muhammad saw. dan para sahabat diper- bolehkan menunaikan ibadah haji pada
tahun depan. Mereka diizinkan menetap di Mekah tetapi tidak boleh lebih dari tiga
hari.

Nabi tinggal di kota Mekah selama 15 hari. Beliau di sana di samping mengatur dan
menyiarkan Islam juga memberi contoh tentang cara beribadah kepada Allah swt.,
mengatur urusan kenegaraan dan pemerintahan. Pada saat itu, bagaikan air mengalir
umat manusia masuk agama Islam.

3.2 Saran

Saran dari kami sebagai penyusun adalah bahwa Islam mengajarkan kebaikan
dan membenci permusuhan. Keuletan dan teladan dalam iman dapat menjadi salah
satu contoh dakwah selain ceramah ataupun khotbah .

11
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi


Rabbi karena berkat rahmat,taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang Dakwah Nabi di Kota Madinah.
Kami dari Kelompok 2 telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala
kemampuan menyusun makalah ini, namun kami juga menyadari bahwa tidak ada
yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan sebagai masukan dan
perbaikan
Akhirnya kami berdoa semoga isi dari materi makalah ini dapat membawa
manfaat dan semoga Allah SWT selalu menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat, bukan jalan orang-orang yang
tersesat.Amin Ya Rabbal Alamin.

Muara Tembesi, September 2016


Penyusun,
Kelompok 2

12
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi .. ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Penulisan ..
1
1.2 Rumusan masalah ..
1
1.3 Tujuan dan Manfaat ..
BAB II PEMBAHASAN
2
2.1 Dakwah Rasulullah SAW ....................................................
3
2.2 Strategi Dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah
5
2.3 Usaha-usaha yang di tempuh ..
7
2.4 Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah
BAB III PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan .. ..
1
3.2 Saran
0

13
Makalah

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW


DI KOTA MADINAH

Disusun Oleh : Kelompok 2

Ketua : Alan Winardi

: 1. Lia Marlina

2. Ayu anggita

3. Eka Ismayanti

4. Oktarini

5. Beni Gustian

Guru Pembimbing : Kaspul Anwar, S.Ag

MAN MUARA TEMBESI


TAHUN AJARAN 2016/2017

14

Anda mungkin juga menyukai