Oleh :
Kelompok 4
Suci Febriani (3022019060)
Nina Indria (3022019076)
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puja dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam,
berkat hidayah dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya,
dan para yang setia hingga hari pembalasan.
Dalam melaksanakan tugas ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi, namun
berkat semangat dan kerja keras penulis serta dorongan berbagai pihak, maka kesulitan
dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis yakin bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat keselahan-
kesalahan, baik secara metodologinya maupun dalam pemaparan kata-kata dan isinya.
Untuk itu, kritik yang membangun dari pembaca selalu penulis harapkan. Segala
kekeliruan dan kesalahan dalam makalah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Umayyah.......................................................2
B. Basis Pemerintahan Umayyah................................................................................4
BAB III PENUTUP.......................................................................................................13
Kesimpulan....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daulah Bani Umayyah berdiri pada tahun 41 H/661 M. Didirikan oleh
Mu’awiyyah bin Abi Sufyan. Ia adalah gubernur Syam pada masa pemerintahan Umar
bin Khattab dan Utsman bin Affan. Selama ia menjabat gubernur, ia telah membentuk
kekuatan militer yang dapat memperkuat posisinya di masa-masa mendatang. Ia tidak
segan-segan menghamburkan harta kekayaan untuk merekrut tentara bayaran yang
mayoritas adalah keluarganya sendiri. Bahkan pada masa Umar bin Khattab, ia
mengusulkan untuk mendirikan angkatan laut, tetapi Umar menolaknya. Dan angkatan
lautnya berhasil didirikan ketika masa pemerintahan Utsman bin Affan.
Bani Umayah adalah sebuah nama yang diadopsi dari nama salah seorang tokoh
kabilah Quraisy pada masa jahiliyyah, yaitu Umayyah ibn Abd Al-Syam ibn Abd
Manaf ibn Qusay Al-Quraisyi Al-Amawiy. Dinasti Umayyah dinisbatkan
kepadaMu’awiyah ibn Abi Sofyan ibn Harb ibn Umayyah ibn Abd Al-Syams yang
merupakan pembangun dinasti Umayyah dan juga khalifah pertama yang
memindahkan ibu kota kekuasaan Islam dari Kufah ke Damaskus.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendirian Dinasti Bani Umayyah?
2. Bagaimana pola pemerintahan Dinasti Bani Umayyah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
yaitu Abu Mikhnaf Lut bin Yahya dan Abu Janab al-Kalbi. Abu Mikhnaf seorang yang
dha’if. Al-Bukhari dan Abu Hatim berkata: Yahya bin al-Qattan mendha’ifkannya.
Uthman al-Darimi dan al-Nasa’i mengatakan dia dha’if. Ada tiga perkara yang
dikesani pada matannya. Pertama, berkaitan dengan perselisihan antara Ali dan
Mu’awiyah yang menjadi puncak kepada peperangan antara mereka berdua. Kedua,
persoalan jawatan Ali dan Mu’awiyah. Ketiga, kepribadian Abu Musa al-Asy’ari dan
Amr bin al-‘Ash.
Latar belakang lahirnya Dinasti Umayyah ialah dalam kondisi dan situasi di
tengah-tengah terjadinya pertentangan politik antara golongan, yaitu: golongan Syi’ah,
golongan Khawarij, golongan Jami’iyah, dan golongan Zubaer. Dari pertentangan
polotik antar golongan itu, kelompok Bani Umayyah yang
dipelopori Mu’awiyyah muncul sebagai pemenangnya yang selanjutnya berdirilah
pemerintah Daulat Bani Umayyah.
Corak politik suatu negara umumnya akan dipengaruhi oleh latar belakang
berdirinya negara yang bersangkutan dan dipengaruhi oleh situasi saat berdirinya
negara tersebut. Daulat Bani Umayyah yang lahir dikelilingi oleh musuh- musuhnya
dari berbagai golongan, maka kebijaksanaan politiknya menggunakan pendekatan
keamanan (militer) agar kekuasaannya menjadi korban dan berwibawa.
Muawiyah bin Abi Sufyan sudah terkenal sifat dan tipu muslihatnya yang licik.
Dia adalah kepala angkatan perang yang mula-mula mengatur angkatan laut, dan ia
pernah dijadikan sebagai amir “Al-Bahar”. Ia mempunyai sifat panjang akal, cerdik
cendikia lagi bijaksana, luas ilmu dan siasatnya terutama dalam urusan dunia, ia juga
pandai mengatur pekerjaan dan ahli hikmah.
Muawiyah bin Abi Sufyan dalam membengun Daulah Bani Umayyah
mengunakan politik tipu daya, meskipun pekerjaan itu bertentangan dengan ajaran
Islam. Ia tidak gentar melakukan kejahatan. Pembunuhan adalah cara biasa, asal
maksud dan tujuannya tercapai Abu Sufyan ini baru memeluk Islam dan tunduk
kepada Nabi Muhammad saat Fathu Makkah. Meskipun begitu Nabi Muhammad saw.,
tetap memerankan Abu Sufyan sebagai pemimpin Makkah. Pada saat itu ketika seluruh
penduduk Makkah merasa ketakutan, Nabi Muhammad berkata, bahwa barang siapa
yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ian akan selamat. Artinya bahwa
keberadaan Abu Sufyan adalah tetap pemimpin Makkah, meskipun ia tunduk kepada
3
kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Pada masa kepemimpinan Rasulullah dan
Khulafaur Rasyidin, Bani Umayah tidak lagi sebagai pempimpin bangsa Arab. Pada
saat itu kepemimpinan Islam dan bangsa Arab, tidak memperhatikan asal-usul kabilah
dan kesukuan. Proses rekrutmen pempimpin didasarkan pada kemampuan dan
kecakapan.
Meskipun Usman bin Affan adalah dari keluarga Bani Umayyah, tetapi ia tidak
pernah mengatasnamakan diri sebagai Bani Umayyah. Begitu juga Mu’awiyah bin Abi
Sufyan diangkat oleh Umar bin Khattab sebagai gubernur Syiria adalah karena
kecakapannya. Ambisi Bani Umayyah untuk memimpin kemabali muncul ketika
mereka sudah mempunyai kekuatan besar. Dengan berbagai upaya, mereka menyusun
kekuatan dan merebut kekhalifahan umat Islam. Usaha ini akhirnya berhasil setelah
Hasan bin Ali mengundurkan diri dari jabatannya sebagai khalifah dan
menyerahkannya kepada Mu’awiyah bin Abi Sufyan, yang dikenal dengan istilah
Amul Jama’ah.
4
‘Khalifah Allah”dalam pengertian “penguasa” yang diangkat Allah dalam memimpin
umat dengan mengaitkannya kepada al-Qur’an (Q.S. al-Baqarah/2:30). Atas dasar ini
Dinasti menyatakan bahwa keputusan-keputusan Khalifah berdasarkan atas kehendak
Allah, siapa yangmenentangnya adalah kafir(Suyuti Pulungan. J., 1997:167- 168).
Dengan kata lain pemerintahan Dinasti Bani Umayyah bercorak teokratis,
yaitupenguasa yang harus ditaati semata-mata karena iman. Seseorang selama menjadi
mukmin tidak boleh melawan khalifahnya, sekalipun ia beranggapan bahwa
Khalifahadalah seseorang yang memusuhi agama Allah dan tindakan-tindakan Khalifah
tidaksesuai dengan hukum-hukum syariat. Dengan demikian, meskipun pemimpin
Dinasti ini menyatakan sebagai Khalifah akantetapi dalam prakteknya memimpin umat
Islam sama sekali berbeda dengan Khalifah yang empat sebelumnya, setelah
Rasulullah.
5
Adapun urut-urutan Khalifah Daulah Bani Umayyah ada lah sebagai berikut:
1) Muawiyah bin Abi Sufyan (661- 681 M)
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umay- yah dan menjabat
sebagai Khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari Madinah al-Munawarah ke
kota Damaskus dalam wilayah Suriah. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan
perluasan wilayah kekuasaan Islam yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan
Ali. Disamping itu, ia juga mengatur ten- tara dengan cara baru dengan meniru aturan
yang ditetapkan oleh tentara di Bizantium, membangun administrasi pemerintahan dan
juga menetapkan aturan kiriman pos. Muawiyah meninggal Dunia dalam usia 80 ta-
hun dan dimakamkan di Damaskus di pemakaman Bab Al-Shagier.
6
barisanpelayan rumah tangga khalif didalam istana.Ia Meninggal pada tahun 64
H/683 M dalam usia 38 tahun dan masapemerintahannya ialah tiga tahun dan
enam bulan.
7
Masa pemerintahan Walid bin Malik adalah masa ketentraman, kemakmuran
dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya
tercatat suatu peristiwa besar, yaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara
menuju wilayah Baratdaya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Per- luasan
wilayah kekuasaan Islam juga sampai ke Andalusia (Spanyol) dibawah pimpinan
panglima Thariq bin Ziad. Perjuangan panglima Thariq bin Ziad mencapai
kemenangan, se- hingga dapat menguasai kota Kordova, Granada dan Toledo.
Selain melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melakukan
pembangunan besar-besaran selama masa pemerintahannya un tuk kemakmuran
rakyatnya. Khalifah Walid bin Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam
se- jarahDaulah Bani Umayyah dan merupakan puncak kebesaran Daulah tersebut.
8
dengan Syi’ah. Ia juga membari kebebasan kepada penganut agama lainuntuk
beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan. Kedudukan
mawali (orang Islam yang bukan dari Arab) disejajarkan dengan Muslim Arab.
Pemerinta- hannya membuka suatu pertanda yang membahagiakan bagi rakyat.
Ketakwaan dan keshalehannya patut menjadi teladan. Ia selalu berusaha meningkatkan
kesejahteraan rakyat- nya. Ia meninggal pada tahun 720 M dalam usia 39
tahun,dimakamkan di Deir Simon.
9
kemajuan. Dua ta- hun sesudahpenaklukan pulau Sisily pada tahun 743 M, ia wafat
dalam usia 55 tahun. Masapemerintahannya berlangsung selama 19 tahun, 9 bu- lan.
Sepeninggal Hisyam, Khalifah- Khalifah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga
bermoral buruk. Hal ini makinmempercepat runtuhnya Daulah Bani Ummayyah.
10
14) Marwan bin Muhammad (745- 750 M)
Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahla- wan. Beberapa
pemberontak dapat ditumpas, tetapi dia tidak mampu mengahadapi gerakan
BaniAbbas- iyah yang telah kuat pendukungnya. Marwan bin Muhammad melarikan
diri ke Hurah, terus ke Damaskus. NamunAbdullah bin Ali yang di- tugaskan
membunuh Marwan oleh Abbas As-Syaffah selalu mengejarn ya. Akhirnya sampailah
Marwan di Mesir. Di Bushair, daerah al Fayyun Mesir,dia mati terbunuh oleh Shalih
bin Ali, orang yang menerima penye- rahan tugas dariAbdullah. Marwan terbunuh pada
tanggal 27 Dzulhijjah 132 H\5 Agustus 750 M. Dengan- demikian tamatlah kedaulatan
Bani Umayyah, dan sebagai tindak lanjut- nya dipegang olehBani Abbasiyah.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bani Umayyah merupakan penguasa Islam yang telah merubah sistem
pemerintahan yang demokra- tis menjadi monarki (sistem pemerintahan yang berbentuk
kera- jaan). Kerajaan Bani Umayyah di- peroleh melalui kekerasan, diplomasi dan tipu
daya, tidak dengan pemili- han atau suara terbanyak sebagaima- na dilakukan oleh
pemimpin sebe- lumnya, yaitu khulafaur rasyidin. Meskipun mereka tetap
menggunakan istilah Khalifah, na- mun mereka memberikan interpretasi baru untuk
mengagungkan jabatannya. Mereka menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian
“penguasa” yang diangkat oleh Allah.
Kekuasaan Bani Umayyah berlangsung selama 90 tahun (680- 750 M). Dinasti ini
dipimpin oleh 14 Khalifah, dengan urutan raja sebagai berikut yaitu: Muawiyah, Yazid
bin Muawiyah, Muawiyah bin Yazid, Marwan bin Hakam, Abdul Malik bin Marwan,
Walid bin Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz, Yazid bin
Abdul Malik, Hisyam bin Abdul Malik, Walid bin Yazid, Yazid bin Walid (Yazid III),
Ibrahim bin Malik dan Marwan bin Muhammad.
Pada masa Daulah Bani Umayyah banyak kemajuan yang telah dicapai. Ekspansi
yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali dilanjutkan oleh Dinasti ini. Sehing-
ga kekuasaan Islam betul-betul sa- ngat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol,
AfrikaUtara, Syria, Palesti na, jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia,
Afganistan, dae- rah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan Kirgis di
Asia Tengah. Di samping melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Bani
Umayyah juga berjasa dalam bi- dang pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan,
misalnya mendirikan dinas pos, menertibkan angkatan bersenjata, mencetak mata uang.
Ilmu naqli, yaitu filsafat dan ilmu eksakta mulai dirintis. Ilmu tafsir al-Qur’an
berkembang dengan pesat, karena orang Muslim membutuhkan hukum dan undang-
undang, yang bersumber pada al-Qur’an. Apabila menemui kesulitan dalam melakukan
penafsiran, mereka men- carinya dalam al-Hadits. Karena banyaknya hadits palsu, maka
tim- bullah usaha untuk mencari riwayat dan sanad al-Hadits, yang akhirnya menjadi
ilmu hadits dengan segala cabang-cabangnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13