Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Disusun Oleh:

Kelompok :8

Nama : Nunumg Nurdiana

: Indah Mulia

: Refina R,

Program Studi : Ekonomi Syariah

Semester/Unit : VII/U+

Dosen Pembimbing : Rafiza Zuliani, S.HI., M.A.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LANGSA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Tuhan seru sekalian alam,

berkat hidayah dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah

llimpahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para

pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan.

Penulis yakin bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan,

baik secara metodologinya maupun dalam pemaparan kata-kata dan isinya. Untuk itu, kritik

yang membangun dari pembaca selalu penulis harapkan. Segala kekeliriuan dan kesalahan

dalam makalah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Langsa, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Aspek Ekonomi dan Keuangan.......................................................................................2
B. Biaya Kebutuhan Investasi..............................................................................................3
C. Sumber-Sumber Dana......................................................................................................4
B. Penggunaan Dana.............................................................................................................5
E. Asas Pembelanjaan...........................................................................................................5
G. Perkiraan Profit...............................................................................................................8
H. Dampak Aspek Ekonomi.................................................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
Kesimpulan.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para
investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang
memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka
untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui
tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih
menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian,
pemerataan kesempatan kerja, dan lain-lain.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka
diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena didalam studi kelayakan terdapat
beberapa aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi
tersebut dapat digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak
dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.
Dalam menyusun suatu kelayakan bisnis, sebagai titik tolak untuk melakukan analisis,
diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan
luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman bagi rencana bisnis, selain itu juga
untuk mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi lingkungan luar
jika bisnis telah direalisasikan. Berhubungan dengan kemanfaatan dan biaya terhadap
lingkungan luar, kedalam dan keluasan analisis yang akan dilakukan tergantung pada kriteria-
kriteria yang telah ditentukan untuk menilai suatu proyek.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Aspek Ekonomi Dan Keuangan Pada Analisis Kelayakan Bisnis?
2. Darana Saja Sumber-Sumber Dana Yang Diperoleh?
3. Bagaimana Proses Perputaran Keuangan Dan Analisis BEP?
4. Bagaimana Dampak Dari Aspek Perekonomian Masyarakat?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Ekonomi dan Keuangan


Menurut Ibrahim aspek ekonomi dan keuangan adalah aspek yang menyangkut dengan
biaya investasi, modal kerja, titik pulang pokok (break even point), perhitungan keuntungan
(profit), maupun yang berhubungan dengan dampak usaha terhadap perekonomian
masyarakat secara keseluruhan.
1. Biaya investasi adalah biaya yang dalam pembangunan usaha terdiri dari pengadaan
tanah, gedung, mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi, peralatan, biaya
pemasangan dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan usaha.
2. Modal kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha setelah
pembangunan usaha siap, terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost). Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik
turunnya hasil produksi yang dihasilkan seperti biaya tenaga kerja tidak langsung,
penyusutan, bunga bank, biaya asuransi. Sedangkan biaya tidak tetap (variable cost)
adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah atau bahan pembantu,
upah tenaga kerja langsung, biaya transportasi dan biaya pemasaran.
3. Titik Pulang Pokok (Break Even Point) adalah titik keseimbangan antara total
penerimaan dengan total pengeluaran atau TR = TC. Semakin lama waktu pencapaian
TR = TC maka semakin lama pula usaha tersebut mencapai keuntungan dan semakin
besar pula saldo kerugian yang merupakan beban terhadap biaya-biaya operasional
yang dikeluarkan.
4. Perhitungan keuntungan (profit) adalah tujuan utama dalam menjalankan usaha,
semakin besar keuntungan yang diterima maka semakin layak usaha tersebut untuk
dikembangkan. Perhitungan keuntungan yang peroleh suatu usaha didasarkan jumlah
produksi, sehingga dapat diketahui pada jumlah produksi berapa usaha tersebut
mendapatkan keuntungan maksimal dan pada jumlah produksi berapa pula usaha
tersebut mendapat kerugian.
5. Dampak usaha terhadap perekonomian masyarakat dapat dilihat dari segi penyerapan
tenaga kerja, peningkatan masyarakat dan dampak usaha terhadap kegiatan ekonomi
masyarakat lainnya dalam sektor pertanian, sektor perdagangan sektor lainnya.

2
B. Biaya Kebutuhan Investasi
Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan
dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi
meliputi:
a. Biaya pra investasi
b. Biaya akhir tetap
c. Biaya operasi
Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut:
a. Biaya pra investasi terdiri dari:
1) Biaya pembuatan study
2) Biaya pengurusan izin-izin
b. Biaya pembelian aktiva tetap seperti:
1) Aktiva tetap berwujud antara lain:
a) Tanah
b) Mesin-mesin
c) Bangunan
d) Peralatan
e) Inventaris kantor
f) Aktiva berwujud lainnya
2) Aktiva tetap tidak berwujud antara lain:
a) Good will
b) Hak cipta
c) Lisensi
d) Merk pedagang
b. Biaya operasional yang terdiri dari:
1) Upah dan gaji karyawan
2) Biaya listrik
3) Biaya telpon dan air
4) Biaya pemeliharaan
5) Pajak
6) Premi asuransi
7) Biaya pemasaran
8) Biaya-biaya lainnya.

3
C. Sumber-Sumber Dana
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi maka biasanya diperlukan dana yang relative
cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yan ada seperti dari
modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal
sendiri atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang
dibutuhkan dari kebijakan pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya
jika menggunakan salah satu modal atau dengan modal gabungan
Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi 2 (dua) macam, yaitu:
a. Modal asing (modal pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar 
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman.
Sumber dana dari modal asing dapat siperoleh antara lain:
1) Pinjaman dari dunia perbankan
2) Pinjaman darilembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura,
asuransi, leasing, dana pension, atau lembaga keuangan lainnya.
3) Pinjaman dari perusahaan nonbank.
b. Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham baik tertutup atau terbubuka.
Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari:
1) Setoran dari pemegang saham.
2) Dari cadangan laba.
3) Atau dari laba yang belum dibagi.

D. Proses Perputaran Keuangan


1. Pembelanjaan
Pembelanjaan merupakan salah satu fungsi perusahaan selain personalia, pemasaran
dan produksi. Pengertian pembelanjaan selalu berubah dari waktu kewaktu, sedangkan
pengertian lama pembelanjaan adalah menyediakan dana. Akan tetapi setelah perekonomian
berkembang terus maka konsep pembelanjaan juga berubah. Pengertian pembelanjaan
menurut Bambang Riyanto dalam Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan adalah suatu usaha
menyangkut bagaimana mendapatkan dana, bagaimana menggunakan dana dan bagaimana
laba perusahaan akan didistribusikan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
pembelanjaan perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut:

4
a. Mendapatkan atau menaikkan tambahan dana perusahaan.
b. Menggunakan dana secara efisien.
c. Mendistribusikan laba perusahaan kepada yang berhak.

B. Penggunaan Dana
Penggunaan dana setelah ada di perusahaan, sebagai manajer keuangan berusaha untuk
menggunakan secara efisien demi tercapainya tujuan perusahaan. Pada dasarnya penggunaan
dana dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:
a. Penggunaan dana dalam jangka pendek : Kas, surat-surat berharga, piutang dan
persediaan.
b. Penggunaan dana dalam jangka panjang : Investasi aktiva tetap termasuk tanah,
bangunan dan peralatan.
Mengelola penggunaan dana perusahaan baik untuk jangka pendek atau jangka panjang
berkaitan erat dengan masalah efisiensi, karena kalau masalah efisiensi tercapai berarti
manajer keuangan berhasil dalam mengelola dana dalam arti pengalokasian dana perusahaan
tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan dapat dengan mudah
menelusuri bagian-bagian mana yang menghasilkan laba perusahaan. Efisiensi penggunaan
dana sehari-hari dalam kegiatan operasional perusahaan dapat di ketahui dengan
membandingkan pendapatan bersih perusahaan selama jangka waktu tertentu dengan dana
atau modal yang dipakai perusahaan dalam memperoleh pendapatan tersebut. Kemampuan
perusahaan dalam memperoleh pendapatan dari sejumlah modal yang dipergunakan disebut
Rentabilitas. Jadi rentabilitas yang semakin tinggi dapat diartikan bahwa kemampuan
perusahaan juga tinggi, hal ini berarti rentabilitas yang tinggi juga mencerminkan efisiensi
yang dicapai perusahaan baik.
Rentabilitas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Laba/pendapatan bersih
Rentabilitas (RE) = X 100 % Modal Kerja
Laba bersih dapat dilihat perinciannya secara lebih jelas dan lengkap kalau kita
membaca pada laporan rugi laba, yang kemudian juga dicantumkan pada neraca akhir
perusahaan.

E. Asas Pembelanjaan
Dalam garis besarnya, ada empat azas terpenting dalam pembelanjaan perusahaan.

5
1. Likwiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban baik untuk
mempertahankan kelangsungan operasi perusahaan maupun untuk membayar hutang-
hutangnya tanpa mengganggu kelancaran jalannya operasi perusahaan. Likwiditas
mempunyai dua segi yaitu
a. Likwiditas Extern. Perusahaan mampu membayar kewajiban-kewajibannya kepada
pihak luar.
b. Likwiditas Intern. Perusahaan mampu membayar kebutuhan-kebutuhannya untuk
kelancaran operasi perusahaan. Untuk menjamin likwiditas sesuatu perusahaan maka
kebutuhan untuk modal tetap haruslah dibelanjai dengan modal sendiri atau dari dana
yang berasal dari kredit  investasi atau kredit jangka panjang.
2. Solvabilitas, ialah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban
kepada pihak luar melalui proses likwidasi. Agar solvabilitas suatu perusahaan dapat
dipelihara maka harus dijaga agar seluruh nilai harta kekayaan perusahaan harus  dapat
menutup seluruh kewajiban-kewajiban kepada pihak luar, baik berupa kredit jangka
pendek maupun kredit jangka panjang. Solvabilitas merupakan perbandingan antara
seluruh jumlah aktiva dengan seluruh jumlah pinjaman. Jadi misalnya : Solvabilitas
dinyatakan 300% bilamana jumlah seluruh aktiva tiga kali lipat dari jumlah seluruh
penjaman.
3. Rentabilitas, kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari proses produksinya.
Rentabilitas sangat penting namun suatu perusahaan tidak hanya diarahkan  kepada laba
tetapi lebih penting adalah dapat hidup terus (survival). Namun bila perusahaan
menginginkan tambahan dana dari pihak luar, maka suatu hal harus diusahakannya
/ditunjukkannya kepada calon kreditur ialah kemampuan rentabilitasnya di dalam
operasi serta kegiatan-kegiatannya.
4. Soliditas, kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan baik terhadap manager
perusahaan (soliditas moril) atau kepercayaan pemenuhan janji-janji dalam kegiatan
perusahan (soliditas komersil) maupun kepercayaan pihak luar akan utuhnya modal
yang dipercayakannya kepada perusahaan (soloditas finansiil)

F. Analisis BEP
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut
dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume

6
penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan
hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan
menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana
pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan
diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm
mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang diperoleh.

1. Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).


Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam
pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan,
atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
b. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume
penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini
akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi
atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
c. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap,
yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya:
Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 43
salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.

7
2. Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas
Mathematical Approach
BEP-Rupiah = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit)
BEP-Unit = Biaya Tetap / (Harga Per Unit / Biaya Variabel Per Unit)
BEP untuk produk ganda = FC/ [(1-v/c)xWi]
Keterangan :
• Biaya Tetap(FC) adalah biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang
berproduksi seperti biaya gaji karyawan, biaya penyusutan peratalan usaha, biaya
asuransi. Dll.
• Biaya Variable (VC) adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah produksi. Misalnya bahan baku, bahan bakar, biaya listrik dll.
• Harga per unit adalah harga jual barang atau jasa yang dihasilkan.
• Biaya Variable per unit adalah total biaya variable dibagi dengan jumlah unit yang di
produksi atau dengan kata lain biaya rata-rata per unit.
• Margin Kontribusi per unit adalah selisih harga jual per unit dengan biaya variable per
unit.
• Wi: presentasi dari total penjualan (Rp) tiap produk, disebut bobot kontribusi margin.

G. Perkiraan Profit
Perkiraan laba rugi (profit and loss accounts) terdiri atas perkiraan pendapat
operasional, harga pokok penjualan, beban operasional, pendapatan, dan beban di luar
operasional dari pos luar biasa.
1. Menurut SAK ETAP
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon
penjualan dan potongan volume. Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan
barang jika semua kondisi berikut terpenuhi.
i. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang
kepada pembeli.
ii. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik ketertiban manajerial sampai
kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun contol efektif atas
barang yang terjual.
iii. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

8
iv. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir masuk ke dalam entitas.
v. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara
andal.
Jika hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui
pendapat kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi masing-
masing sebagai pendapat dan beban uang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas
kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai metode persentase
penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua
kondisi berikut.
a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
b. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi
akan mengalir kepada entitas.
c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal.
d. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penylesaian transaksi dapat diukur secara
andal.
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat
penyelesaian, biaya masa depan dan kolektibilitas tagihan yang andal.
Etimasi harus menentukan tingkat (penyelesaian dari suatu transaksi atau kontrak dengan
menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal sebagaian besar pekerjaan yang
dilaksanakan. Metode yang mungkin meliputi berikut ini.
a. Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang talah diselesaikan sampai sekarang
dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah
diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang berhunbungan dengan
aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau pembayaran di muka.
b. Survei atas pekerjaaan yang telah diselesaikan.
c. Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.

H. Dampak Aspek Ekonomi


1. Dampak Postif dari Aspek Ekonomi dengan Adanya Suatu Proyek atau Usaha

9
1) Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui :
a) Terbukanya kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekaligus mengurangi
angka pengangguran.
b) Tersedianya sarana dan prasarana umum yang kelak akan bisa berguna untuk
masyarakat banyak juga pemerintah berupa : jalan raya, listrik, sekolah,masjid dan lain-
lain.
c) Tersedianya beragam produk barang dan jasa di masyarakat, sehingga meningkatkan
persaingan dalam menciptakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
2) Menggali, mengatur dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui :
a) Penggunaaan lahan yang efisien dan efektif
b) Peningkatan sumber daya alam yang belum terjamah
c) Pemilikan dan penguasaaan sumber daya alam yang teratur.
3) Meningkatkan perekonomian pemerintah yaitu:
a) Menambah peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat.
b) Pemerataan pendistribusian pendapatan.
c) Meningkatkan devisa negara.
d) Memperoleh pendapatan berupa pajak dari sumber-sumber yang dikelola oleh
perusahaan.
e) Memberikan nilai tambah proses manufaktur.
f) Menambah jenis dan jumlah aktivitas ekonomi nonformal di masyarakat.
g) Menimbulkan efek ganda ekonomi.
4) Pengembangan Wilayah
a) Meningkatkan pemerataan pembangunan (dengan prioritas daerah tertentu)
b) Membuka isolasi wilayah dan cakrawala pemikiran masyarakat dengan masuknya
pembanguan.

2. Dampak Negatif dari Aspek Ekonomi dengan Adanya Suatu Proyek atau Usaha
1) Eksplorasi sumberdaya yang berlebihan.
2) Masuknya pekerja dari luar yang mengurangi kesempatan atau peluang kerja bagi
masyarakat sekitar.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Aspek ekonomi memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi
pemerintah akan memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.Dalam Aspek ekonomi perlu ditelaah apakah keberadaaan suatu
proyek atau usaha akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak atau sebaliknya.

Aspek ekonomi memiliki 2 sisi yaitu sisi negatif dan sisi positif. Dari segi negatif,
aspek ekonomi yaitu penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, pengangguran yang
semakin bertambah banyak karena masuknya masyarakat luar. Dari segi positif, aspek
ekonomi yaitu pendapatan yang masuk dari pemerintah. tujuan menganalisis aspek keuangan
dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui
perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran
dan pendapatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan


Publik. Salamba Empat, Jakarta.

Husein, Umar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis.   Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kasmir dan Jakfar. 2008, Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.

Tanjung, Baharuddin Nur. 2005, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan
Tesis). Kencana Prenada Media Group, Medan:.

12

Anda mungkin juga menyukai