DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
HERYATI
NANDA JULIAN
RIDHO MAULANA ALFARISI
SYARIFAH RICHA ARDIAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat,
sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali,
didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen
serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah kami dilain waktu. Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini
ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil
hikmah dari judul ini.
kelompok I
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
a. Latar belakang.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
a. Pengertian laporan audit........................................................................................3
b. Hakikat dan kebutuhan akan laporan audit............................................................4
c. Bagian-bagian dari standard laporan audit............................................................5
d. Kondisi Laporan Wajar Tanpa Pengecualian ………………………………….6
e. Tipe - tipe Laporan Audit…………………………………………...……….7
f. Materialitas Mempengaruhi Laporan Audit...…………………….…….…..8
g. Kondisi Yang Menyebabkan Penyimpangan…………………………… …9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................…10
a. Kesimpulan..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebelum mempelajari prosedur audit secara mendalam,perlu difahami lebih dahulu isi
laporan audit, agar dapat diikuti kemana auditingdiarahkan. Isi laporan audit diarahkan. Isi
laporan baku terkait pada format yang telah ditetapkan oleh ikatan Akuntasi Indonesia (IAI)
dan menyajikan isi laporan yang akan dipakai untuk menjelaskan makna setiap kalimat yang
ada di dalam laporan.
Laporan audit juga merupakan media yang dipakai oleh ouditor dalam berkomunikasi
dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut aouditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajiban laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut
disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa audit baku. Laporan ini
sangatlah penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi lainya karena laporan
menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan
yang diperolehnya. Dan suatu pandangan pemakai, laporan dianggap sebagai produk utama
yang diperoleh. Dari satu pandang pemakai laporan sebagai produk utama dari proses
atastasi. Standar profesianal akutan publik (SPAP) mengharuskan dibuatnya laporan setiap
kali laporan akuntan publik dikaitkan laporan keuangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal ini laporan akutan mepunyai dua tanggal yang pertama tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan, yang kedua tanggal terjanya peristiwa penting itu.
Standar umum auditing terdiri dari beberapa bagian yaitu:
4
Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan yang sudah
memiliki kekapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
Auditor harus melakukan sikap metal yang independen dalam semua hal yang
berhubungn dengan audit.
Auditor harus menerapkan kemahiran prefesional dalam melakukan audit dan
menyusun laporan
Sedangkan dalam standar pekerja lapang terdiri atas dari :
a. Auditor harus menyelesaikan pekerjaan secara memadai dan mengwasi semua
sistemsebagai mana mestinya.
b. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup internal, untuk menilai resiko
salah saji yang material dalam laporankeuangan karna kesalahan atau kecurangan ,
dan selanjutnya untuk merancang sifat, waktu , serta luas prosedur audit.
c. Auditor harus memperoleh cukupbukti audit dengan tepan dengan melakukan
prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyakut
laporan keuangan yang di audit.
5
lainnya. Oleh karena itu para pengguna mengingatkan laporan keuagan tersebut
memuat sebanyak mungkin data yang relevan. Kebutuhan ini diakui oleh persyaratan
pengungkapan ekstensif yang ditetapkan oleh SEC atau perusahaan-perusahaan yang
berada dibawah yurisdiksinya. Karena keputusan yang dibuat akan akan membawa
konsukensi ekonomi, sosial, dan kosekuensi lain yang signifikan maka para pengguna
laporan akan melirik pada auditor independen untuk memperoleh keyakinan bahwa
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan GAAP, termasuk semua pengungkapan
yang memadai.
c. Kompleksitas, masalah akuntansi dan proses penyusunan laporan keuangan telah
menjadi demikian kompleks. Standar akuntansi dan pelaporan untuk sewa guna usaha
(leasing), pensiun, pajak penghasilan, dan laba perlembar saham merupakan contoh-
contoh dari fakta kompleksitas yang ada dewasa ini. Dengan meningkatnya
kompleksitas, maka resiko salah interprestasi dan resiko timbulnya kesalahan yang
tidak sengaja juga ikut meningkat. Karena para pengguna merasa semakin sulit, atau
bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu laporan keuangan, maka mereka
mengandalkan auditor independent untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam
laporan keuangan.
d. Keterpencilan, para pengguna laporan, bahkan pengguna yang paling pandai
sekalipun menganggap tidak praktis lagi untuk mencari akses langsung pada catatan
akuntansi utama guna melaksanakan sendiri ferisifikasi atas asersi laporan keuangan
karena adanya faktor jarak, waktu, dan biaya. Dari pada mempercayai mutu data
keuangan begitu saja, sekali lagi para pengguna lebih mengandalkan laporan auditor
independent untuk memenuhi kebutuhannya.
e. Empat kondisi diatas secara bersama-sama membentuk adanya resiko informasi yaitu
resiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh
karena itu, dapat dikatakan audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan dengan cara menekan resiko informasi.
6
bila auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang dilaksanakan sesuai Generally
Accepted Auditing Standars (GAAS = Standar Auditing yang Berlaku Umum).
Mengingat pentingnya audit laporan keuangan, maka pemahaman yang mendasar tentang
bentuk dan isi suatu laporan standar menjadi sangat penting. Laporan dirancang agar dapat
berkomunikasi secara lebih baik dengan para pengguna laporan keuangan yang telah diaudit
tentang pekerjaan audit yang telah dilaksanakan oleh editor berikut sifat dan keterbatasan
audit.Hal yang perlu diperhatikan bahwa laporan standar memiliki tiga paragraf yang lazim
disebut paragraf pendahulu, paragraf lingkup auudit, dan paragraf pendapat. Setiap paragraf
akan dijelaskan pada bagian berikut ini :
A. Paragraf Pendahulu
Paragraf pendahulu memuat tiga hal pernyataan faktual.Tujuan utamma paragaf ini
adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Kalimat
pada paragraf pendahuluan disajikan sebagai berikut :
Kami telah mengaudit... neraca... Perusahaaan X..untuk tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut
Kalimat diatas menunjukan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan tertentu dari
peusahaan yang ditunjuk.Setiap laporan keuangan disebut satu per satu berikut tanggal
penerbitan laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
Kalimat diatas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan terletak
ditangan manajemen.Sebaliknya, kalimat tersebut dimaksudkan juga untuk menghilangkan
kesan bahwa auditor mengembangkan representasi yang mendasaari laporan keuangan.
Tanggung jawab kami adalah menyatakan... berdasarkan audit kami.
Kalimat diatas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor berperan
untuk melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan temuan-temuan. Apabila
kalimat diatas dibaca bersambung dengan kalimat kedua, akan nampak jelas perbedaan
tanggung jawab manajemen dengan tanggung jawab editor.
C. Paragraf Pendapat
Paragraf pendapat memenuhi empat standar pelaporan. Kalimat paragraf dijelaskn
sebagai berikut :
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas...
Dalam menafsirkan arti dann pentingnya kalimat ini, hendaknya disimpulkan bahwa
pendapat tersebut dinyatakan oleh orang atau orang-orang yang profesional, berpengalman
dan ahli.
...menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material... posisi keuangan... hasil
usaha dan arus kas...
Yang di maksud dalaam kata-kata menyajikan secara wajar adalah bahwa penyajian
laporan keuangan telah memadai tanpa berat sebelah.Pendapat wajar tanpa pengecualian
8
menyatakan kepercayaan auditor bahwa laporan keuangan mencapai tujuan yang ditetapkan
dengan menyajikan secara wajar posisi keuangan neraca, laporan laba rugi, laporan laba
ditahan serta laporan arus kas.
...sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum...
Kalimat ini memenuhi standar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa laporan harus
menunjukkan laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP.
10
Paragraf ini merupakan paragraf terakhir dalam laporan oudit standar, yang memuat
kesimpulan atau pendapat auditor berdasarkan hasil audit yang telah dilakukannya.
6. Nama kantor akutan public
Pada bagian ini merupak nama kantor akutan public yang telah melaksanakan audit atas
laporan keuangan kliennya.
7. Tanggal laporan audit
Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit adalah ketika audit telah
menyelesaikan keseluruhan prosedur audit di lokasi pemeriksaan (tanggal pekerjaan lapangan
diselesaikan).
Laporan audit standar wajar tanpa pengecualian diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut
ini terpenuhi:
a. Semua laporan , yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditambah,
dan laporan arus kas sedah termasuk dalam laporan keuangan.
b. Ketiga stadar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan
penugasan.
c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul , dan auditor telah dilaksanakan
penugasan audit sesuai dengan ketiga standar pekerjaan lapangan.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku
umum.
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambah kan
paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan Audit.
8. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas yang ditambahkan dalam
laporan Audit bentuk baku (Unqualified opinion explanatory language)
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor
menambahkan paragraph penjelas (atau bahasa penjelasan lain) dalam laoparan audit
miskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh
auditor.
Keadaan tersebut meliputi :
Pendapat wajar sebagaian didasaarkan atas laporan auditor indepeden lain.
Untuk mencegah agar laporan tidak menyesatkan .
Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang
adanya kesangsian.
11
Diantara dua priode akutansi terdapat suatu perubahan materialdengan penggunakan
standar akutansi atau dalam metode penerapannya.
Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan komperatif
Data keuangan akutan tertentuyang berhubungan dengan laporan audit atas laporan
keuangan komperatif.
Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh badan pengawas pasar modal
(bapepam)
Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit
secara materialtidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
12
kopeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat
tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan
sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi
keuangan untuk pengambil keputusan.
Dalam audit atas laporan keuangan, audit tidak dapat memberikan jaminan bagi klien
atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat.
Audit tidak dapat memberikan jaminan karena ia tidak memeriksa setiap transaksi yang
terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan apakah semua transaksi yang
terjadi telah dicatat, diringkas,digolongkan, dan dikompilasi secara mestinya ke dalam
laporan keuangan. Jika auditor diharuskan untuk memberikan jaminan mengenai keakuratan
laporan keuangan auditan, hal ini tidak mungkin dilakukan, karena akan memerlukan waktu
dan biaya yang jauh melebihi manfaat yang dihasilkan. Di samping itu, tidaklah mungkin
seseorang menyatakan keakuratan laporan keuangan (yang berarti ketepatan semua informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan), mengingat bahwa laporan keuangan sendiri berisi
pendapat, estimasi, dan pertimbangan tersebut tidak tepat atau akurat seratus persen.
Oleh karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan kekayakinan
berikut ini :
a. Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam
laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan
dikompilasi.
b. Auditor dapat memberikan kekayakinan bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit
kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas
laporan keuangan auditan.
c. Auditor dapat memberikan keyakinan, dalam bentuk pendapat ( atau memberikan
informasi dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai
keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena
kekeliruan dan kecurangan.
Dengan demikian ada dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh
auditor: konsep materialitas dan konsep risiko audit. Karena auditor tidak memeriksa setiap
transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, maka ia bersedia menerima beberapa
jumlah kekeliruan kecil.
Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yang dapat diterima oleh
auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. Berapa
jumlah kekeliruan atau salah saji yang auditor bersedia untuk menerimanya dalam laporan
14
keuangan, namun ia tetap dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian karena
laporan keuangan tidak berisi salah saji material. Konsep risiko audit menunjukan tingkat
risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan yang sebenarnya berisi
salah saji material.
Laporan standar dengan bahasa penjelasan, karakteristik berbeda yang ada dalam
kategori laporan ini adalah bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian, karna laporan keuangan sesuai dengan GAAP. Kondisi yang mengharuskan
auditor menambahkan paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain pada laporan standar.
Sebagai contoh, bila entitas memilih untuk mengubah prinsip-prinsip akuntansi.
Biasanya, informasi penjelasan diletakkan pada paragraf penjelasan yang mengikuti
paragraf pendapat, yang dalam beberapa hal hanya diperlukan susunan kata penjelasan. Hal
lain paragraf penjelasan diletakkan sebelum paragraf pendapat.
Jenis-jenis pendapat lain, kategori kedua penyimpangan dari laporan adalah apabila
terjadi salah satu kondisi berikut ini :
Laporan standar mengandung penyimpangan yang material dari GAAP
Auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup berkenaan dengan
satu atau lebih asersi manajemen, sehingga tidak memiliki dasar yang memadai untuk
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan secara
keseluruhan.
Dalam hal ini, auditor akan menyatakan salah satu pendapat dari jenis pendapat berikut ini :
Pendapat wajar dengan pengecualian, yang menyatakan bahwa kecuali dampak dari
hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian tersebut, laporan keuangan menyajikan
secara wajar sesuai dengan GAAP.
Pendapat tidak wajar, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
secara wajar sesuai GAAP.
15
Menolak memberikan pendapat, yang menyatakan bahwa auditor tidak memberi
pendapat atas laporan keuangan.
Penyimpangan dari GAAP, meliputi prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum,
penerapan GAAP ynag salah, dan kegagalan untuk membuat pengungkapan yang diwajibkan
oleh GAAP.Sebagai contoh, apabila laporan keuangan entitas mencerminkan perubahan
prinsip-prinsip akuntansi yang tidak dibuat sesuai dengan pendapat APB No.20, maka
laporan keuangan mengandung penyimpangan dari GAAP. Dalam kondisi ini, auditor akan
menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. Pendapat tidak
wajar hanya digunakan pada penyimpangan yang berdampak sangat material terhadap
laporan keuangan.
Pada kondisi ini auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi
untuk membuktikan satu atau lebih asersi sesuai dengan GAAP atau tidak dikenal dengan
istilah pembatasan lingkup. Auditor akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
atau menolak memberikan pendapat. Penolakkan untuk memberikan pendapat hanya
digunakan apabila terdapat pembatasan lingkup yang berkaitan dengan masalah yang dapat
memberikan dampak sangat material terhadap laporan keuangan. Apabila salah satu dari
pendapat jenis lain ini dinyatakan, pendapat tersebut harus diberikan penjelasan atau lebih
paragraf tepat sebelum paragraf pendapat. Paragraf pendapat yang diawali dengan refrensi
paragraf penjelas, diikuti dengan susunan kalimat sesuai untuk jenis pendapat yang telah
disebutkan diatas.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan
keuangan yang di audit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat
standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum.
Ada lima pokok tipe laporan Audit yang diterbikan oleh auditor adalah:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas yang ditambahkan
dalam laporan Audit bentuk baku (Unqualified opinion explanatory language)
c. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
d. Pendapat tidak wajar (adverse Opinion)
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)
Kondisi yang menyebabkan penyimpangan, kondisi-kondisi tertentu yang tidak
memungkinkan auditor menerbitkan laporan. Penyimpangan dari laporan tergolong dalam
salah satu dari dua kategori berikut :
a. Laporan standar dengan bahasa penjelasan
b. Jenis-jenis pendapat lain
17
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahku05.blogspot.com/2018/02/makalah-laporan-audit.html
18