Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK LAPORAN AKUNTAN


(JENIS OPINI KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN
PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM
GOING CONCERN)

OLEH:
1. IRFAN FADLI (215310400)
2. KHOIRUL AMRI (215310234)
3. KIKY HIKMAWAN (215310027)
4. ANDRI SURYA PUTRA (215310580)

AUDITING I - D

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Auditing I yang berjudul “TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK LAPORAN
AKUNTAN (JENIS OPINI KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN
PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM GOING
CONCERN)”. Serta tidak lupa pula kami panjatkan kepada junjungan alam Nabi
besar Muhammad SAW karena beliau lah yang telah menghantarkan kita semua
ke kehidupan seperti sekarang ini.

Dengan Auditing I ini, Kami mengharapkan agar makalah ini dapat


bermanfaat bagi semua pihak baik yang Menyusun, yang memanfaatkan maupun
bagi pembaca. Karena penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Auditing I, Maka kami mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan nilai
yang memuaskan. Kami juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk makalah ini.

Pekanbaru, 16 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Pengertian Akuntan Publik...................................................................................3
2.2 Tanggung Jawab Akuntan Publik........................................................................3
2.3 Pengertian dan Jenis Opini....................................................................................5
2.4 Opini Audit Atas Kemampuan Entitas Dalam Going Concern.........................10
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntan publik adalah akuntan yang menjalankan pekerjaan dibawah

suatu kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional pada

klien. Berdasarkan SK. Menkeu NO470KMK.017/1999 menyatakan bahwa

kantor akuntan publik yang selanjutnya disebut KAP adalah lembaga yang

memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam

menjalankan pekerjaannya. Jasa yang diberikan berupa jasa audir operasional,

audit kepatuhan dan audit laporan keuangan.

Pengendalian intern merupakan pengawasan terhadap kualitas kinerja

stafnya. Misalnya usaha manajemen dalam mencegah terjadinya kecurangan atau

penggelapan dana terhadap kekayaan perusahaan. Terjadinya praktek kecurangan

yang dilakukan oleh karyawan pada satu atau bagian dalam organisasi, maka dari

itu manajemen harus mengajukan permohonan audit atas laporan keuangan. Ada

dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan menurut

FASB (financial accounting standards board) yakni relevan (relevanc) dan dapat

diandalkan (reliable).

Jasa dari para akuntan yang bekerja di suatu kantor akuntan publik (KAP)

atau para auditor eksternal sangat dibutuhkan sebagai jaminan laporan keuangan

tersebut memang relevan serta dapat meningkatkan kepercayaan pihak yang

berkepintangan terhadap perusahaan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan akuntan publik?

2. Apa saja tanggung jawab akuntan publik?

3. Apa saja opini dalam laporan akuntan?

4. Bagaimana kesimpulan audit dalam laporan akuntan?

5. Jelaskan pertimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam going

concern?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian akuntan publik

2. Untuk mengetahui tanngung jawab akuntan publik

3. Untuk mengetahui laporan akuntan

4. Untuk mengetahui kesimpulan audit dalam laporan akuntan

5. Untuk mengetahui pertimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam

going concern

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntan Publik

Akuntan publik adalah akuntan yang menjalankan pekerjaan dibawah

suatu kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional pada

klien, tidak hanya mengaudit laporan keuangan, akuntan publik juga membidangi

akuntansi manajemen, pemeriksaan pajak, pemeriksaan keuangan, dan lain-lain.

Akuntan publik sebagai auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus

berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki

oleh seorang auditor yang mengaruskan auditor untuk memiliki keahlian dalam

pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan

standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal

pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan

audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan

keuangan yang di auditnya secara keseluruhan.

2.2 Tanggung Jawab Akuntan Publik

Tanggung jawab akuntan adalah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan

norma profesi dan melaporkannya temuannya, atau dengan kata lain bahwa

akuntan/auditor tidak dapat memastikan untuk menemukan kesalahan (terutama

kesalahan yang tidak disengaja) dan fraud (kecurangan). Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IAI dalam SPAP (Standar Auditing

3
Seksi 110) menyatakan : “Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan

melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah

laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh

kekeliruan atau kecurangan”.

Manajemen bertanggung jawab atas laporan keuangan yang disajikannya.

Atas dasar laporan keuangan yang disajikan manajemen, akuntan publik dengan

kemahiran jabatannya melaksanakan pemerikasaan, laporan keuangan yang

dihasilkan dan yang secara terperinci tercermin dalam transaksi-transaksi yang

tentunya selalu diketahui dan diawasi manajemen. Pengetahuan akuntan hanya

dibatasi kepada apa yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung. Oleh karena

itu tanggung jawab utama akuntan publik adalah terbatas pada pemberian atau

pernyataan pendapat terhadap laporan keuangan tersebut.

Menurut SPA 700 tentang perumusan suatu opini dan pelaporan atas

laporan keuangan berbunyi demikian: ”tanggung jawab editor adalah untuk

menyatakan opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan auditnya. Auditor

melaksanakan auditnya berdasarkan standar perikatan audit. Standar tersebut

menharuskan editor mematuhi etika merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari

kesalahan penyajian material“. Dalam SPAP seksi 300, bahwa tanggung jawab

kode etik adalah seperti tanggung jawab terhadap klien, tanggung jawab rekan

seprofesi,dan tanggung jawab praktik lain.

Pernyataan Opini Auditor atas laporan keuangan secara keselurahan dalam

sebuah laporan audit disyaratkan dalam standar audit. Laporan auditor harus

4
memuat suatu pernyataan pendapat laporan keuangan secara keseluruhan atau

memuat asersi, bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya

harus dikemukakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,

maka laporan auditor memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit

yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab dipikul auditor (PSA

No.29, SA seksi 508, paragraf 4)

Opini Auditor terdapat dalam laporan audit yang merupakan pernyataan

pendapat auditor terhadap kewajaran laporan keuangan berdasarkan atas audit

yang dilaksanakan dengan menggunakan standar audit dan atas temu-temuannya.

Terdapat 5 opini yaitu : Pendapat wajar tanpa pengecualian, Pendapat wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa penjelas yang ditambahkan dalam laporan audit

buku, Pendapat wajar dengan pengecualian, Pendapat tidak wajar, Pernyataan

tidak memberikan pendapat.

2.3 Pengertian dan Jenis Opini

Opini atau pernyataan pendapat merupakan kesimpulan auditor

berdasarkan hasil audit dan diberikan atas pertimbangan profesional akuntan yang

telah diatur dalam SPAP. Auditor mempunyai fungsi meningkatkan mutu

penyajian laporan keuangan perusahaan kepada masyarakat, yaitu dengan cara

melaksanakan audit atas kewajaran laporan keuangan ditinjau dari kesesuaian

dengan prinsip akuntansi berterima umum. Selain itu, auditor juga memberikan

sumbangan kepada masyarakat dalam menjadikan laporan keuangan berbagai

perusahaan dapat diperbandingkan, sehingga masyarakat dapat

5
mempertimbangkan dengan baik keputusan yang akan diambil dalam

menginvestasikan dananya.

Ada lima jenis opini yang bisa diberikan oleh auditor setelah selesai

melakukan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien. Kelima jenis

opini tersebut adalah :

1. Unqualified Opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian)

Opini ini diberikan oleh auditor setelah menyelesaikan proses audit sesuai

dengan standar auditing, dan tidak ditemukan adanya pembatasan dalam lingkup

audit, tidak ada pengecualian yang signifikan tanpa kewajaran dalam penyusunan

laporan keuangan dan konsistensi penerapan prinsip akuntan berterima umum.

Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah

laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak, antara lain klien, pemakai

informasi keuangan maupun oleh auditor. Pendapat wajar mempunyai arti bebas

dari keraguan dan ketidakjujuran serta lengkapnya informasi. Pendapat ini jugak

tidak terbatas pada jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam

laporan keuangan, tetapi juga berdasarkan ketepatan penggolongan informasi.

Kewajaran penyajian laporan keuangan tentang posisi keuangan dan hasil

usaha suatu organisasi, dan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima

umum, jika memenuhi kondisi sebagai berikut :

a. Laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi

berterima umum

b. Adanya penjelasan jika terjadi perubahan penerapan prinsip akuntansi

berterima umum

6
c. Adanya penjelasan cukup mengenai informasi dalam catatan-catatan yang

mendukung dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi

berterima umum.

2. Unqualified Opinion With Explanatory Language (pendapat wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa penjelas)

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan

oleh auditor sesuai degan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai

dengan prinsip akuntansi berterima umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi

tertentu yang memerlukan penjelas. Tetapi laporan keuangan tetap menyajikan

secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Apabila terdapat hal-hal

yang memerlukan penjelasan, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku

ditambah dengan bahasa penjelasan. Paragraf penjelasan dicantumkan setelah

paragraf pendapat.

Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan

antara lain sebagai berikut :

a. Pendapat auditor sebagai didasarkan atas laporan auditor independen

lain

b. Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh

profesi atau pihak yang berwewenang

c. Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material

d. Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya

7
e. Auditor menemukan adanya sesuatu peruabahan material dalam

penggunaan prinsip dan metode akuntansi

Dalam keadaan tertentu, auditor mungkin mempunyai keinginan untuk

menekankan hal-hal tertentu tentang laporan keuangan, meskipun auditor

bermaksud untuk menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Informasi

penjelasan tersebut harus dicantumkan dalam paragraf terpisah dilaporan audit.

3. Qualifed Opinion (Pendapat wajar dengan pengecualian)

Dengan pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan

disajikan secara wajar, dalam semua hal material,posisi keuangan,hasil usaha dan

arus kas entitas sesuai degan prinsip akuntansi berterima umum, kecuali untuk

dampak hal-hal yang dikecualikan.

Pendapat ini diberikan apabila :

a. Tidak ada bukti yang kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup

audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara

keseluruhan yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa auditor tidak

dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian

b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip

akuntansi berterima umum dan berdampak material tetapi mempengaruhi laporan

keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan

yang tidak memadai maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.

8
4. Adverse Opinion (Pendapat tidak wajar)

Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan

secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip

akuntansi berterima umum. Auditor harus menjelaskan alasan yang mendukung

pendapat tidak wajar dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pemberian

pendapat tidak wajar.

Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika limgkup auditnya tidak

dibatasi, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk

mendukung pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan, berarti informasi yang

disajikan klien dalam laporan keunagan tidak dapat dipercaya, sehingga tidak

dapat dipakai untuk pengambilan keputusan oleh pemakai informasi keuangan.

5. Disclainer of opinion (Tidak memberikan pendapat)

Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat

adalah adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun karena

kondisi tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tentang

kewajaran laporan auditnya dan adanya hubungan istimewa antara auditor dengan

kliennya.

Pernyataan auditor tidak memberikan pendapat ini dapat diberikan kepada

auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi

berterima umum. Auditor harus menyatakan alasan mengapa auditinya tidak

berdasarkan standar yang ditetapkan oleh otoritas yang berwewenang. Apabila

auditor menyatakan tidak memberikan pendapat atau pendapat tidak wajar atas

9
laporan keuangan secara keseluruhan, maka auditor boleh memberikan pendapat

tidak penuh, yaitu pendapat atas unsur tertentu dalam laporan keuangan.

2.4 Opini Audit Atas Kemampuan Entitas Dalam Going Concern

Going Concern adalah suatu dalil yang menyatakan bahwa kesatuan usaha

akan menjalankan terus Operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama untuk

mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta aktivitas-aktivitasnya tidak

berhenti. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap akan

mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang, tidak

akan dilikuidasi (untuk perusahaan perbankan) dalam jangka waktu pendek.

Going Concern sebagai asumsi bahwa perusahaan dapat mempertahankan

hidupanya. (going concern) secara langsung akan mempengaruhi laporan

keuangan. Laporan keuangan yang disiapkan pada asumsi bahwa perusahaan tidak

going concern. Laporan keuangan yang disampaikan pada dasar going concern

akan mengasumsikan bahwa perusahaan akan bertahan melebihi jangka waktu

pendek.

Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang

tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan yang berlawanan. Biasanya

informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi

kelangsungan hidup suatu usaha adalah berhubungan dengan ketidak mampuan

suatu uasaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakuakan

penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa,

restrukturasi tentang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan

serupa yang lain (PSA No 30).

10
Beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup

(Going Concern) yaitu :

a. Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal

kerja.

b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada

saat jatuh tempo dalam jangka pendek

c. Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak

diasuransikan seperti gempa bumi atau banjir atau masalah

perburuan yang tidak biasa

d. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang

sudah terjadi yang dapat membahayakan kemampuan perusahaan

untuk beroperasi

11
Contoh laporan audit Opini wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Contoh laporan audit dengan opini wajar dengan pengandalian (Qualified


opinion)

12
Contoh laporan audit dengan opini tidak memberikan pendapat (Disclaimer of
Opinion)

13
14
Contoh laporan audit dengan opini tidak wajar (Adverse Opinion)

B
A
B
III

PE

UP

3.1

KESIMPULAN

Terdapat lima jenis pendapat atau opini penting audit atas laporan yang

diauditnya, yaitu :

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas

15
3. Pendapat wajar dengan pengecualian

4. Pendapat tidak wajar

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat

Pendapat atau opini audit wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion),

diberikan apabila laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan pendapat atau opini wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa panjelas (Unqualified Opinion With Explanatory

Language), diterbitkan apabila penyusunan dan penyajian laporan keuangan

sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi ada kondisi

yang perlu penjelasan khusus. Pendapat atau opini audit yang lain adalah pendapat

wajar dengan pengecualian atau Qualified Opinion.

Pendapat ini diberikan apabila ada pembatasan ruang lingkup audit atau

adanya penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan dari prinsip akuntansi

yang berlaku umum. Pendapat tidak wajar atau Adverse Opinion diberikan apabila

laporan keuangan yang disajikan tidak wajar dan tidak sesuai dengan prinsip

akuntansi yang seharusnya. Dan yang terakhir adalah tidak memberikan pendapat

atau Disclaimer Opinion. Pernyataan auditor ini diberikan karena auditor tidak

memperoleh bukti yang cukup tentang kewajaran dari laporan keuangan yang

diauditnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alichia, Y.P. (n.d.). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan Dan


Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Pada Bursa Efek
Indonesia. 1-15.
Arma, E.U. (n.d.). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi
Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Pada Bursa Efek
Indonesia). 1-26.
Jesika, M.l., Ramot P. S., Salmon, S. (2015). Independensi Dan Tanggung Jawab
Auditor Dan Pengaruhnya Terhadap Opini Auditor (Studi Kasus Pada

17
Kantor Akuntan Publik Diwilayah Jakarta Selatan). Jurnal Ilmiah Buletin
Ekonomi, 19(3), 1410-3842.
Nainggolan, E.P., Ikhsan, A. (2016). Pengaruh Akuntabilitas, Objektivitas
Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel
Moderasi Study Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan.
HUMAN FALAH, 3(1), 94-112.
Nugraha, I.B.S.A., I, W.R. (2015). Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi Dan
Pelatihan Auditor Terhadap Kinerja Auditor Pada Akuntan Publik DiBali.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13(3), 916-943.
Setiyanti, S.W. (2012). Jenis-Jenis Pendapat Auditor (Opini Auditor). JURNAL
STIE SEMARANG, 4(2), 19-28.
Wiratama, W.J., Ketut, B. (2015). Pengaruh Indepedensi, Pengalaman Kerja, Due
Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. E-jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 10(1), 91-106.

18

Anda mungkin juga menyukai